DK 2 Sindroma Kelly
DK 2 Sindroma Kelly
Gambar 1. Kasus pasien dengan Sindroma Kelly/Kombinasi (Klasifikasi Class I, Mod 1) [3]
Gambar 2. Gambaran Panoramik pada kasus Sindroma Kombinasi dengan resorpsi pada
gigi anterior maxilla yang parah [4]
Etiologi[7]
Rahang prognatik
Kondisi dimana gigi posterior RB tidak digantikan (apabila hilang)
Kondisi dimana gigi posterior RB tidak digantikan secara tepat
Adanya kebiasaan parafungsional
Patogenesis
Sindroma Kelly/kombinasi berjalan secara berurutan dimana dapat terjadi
melalui satu urutan berikut. [5]
Tahap I[5], [7]
a. Pasien cenderung mengkonsentrasikan tekanan oklusal terhadap
gigi yang masih tersisa (anterior RB). Oleh karena itu, gaya pada
anterior RA GT lebih besar.
b. Hal ini menyebabkan peningkatan resorpsi bagian anterior RA
membentuk jaringan ikat hiperplastik yang flabby. Kemudian
bidang oklusal miring ke atas pada anterior dan bawah pada posterior.
c. Labial phalange akan menggantikan dan mengiritasi vestibulum labial
mengarah pembentukan epulis fissuratum (secara posterior
ditandai dengan overgrowth ikatan fibrosa pada tuberositas maxilla).
d. Pergeseran bidang oklusal posterior kebawah menyebabkan resorpsi
pada perluasan daerah distal bearing area RB GT
e. Pergeseran mandibula secara anterior selama oklusi
f. Terdapat penurunan DV saat terjadi oklusi, sehingga menyebabkan
penurunan fungsi retensi dan stabilitas GT.
g. Kemiringan pada bidang oklusal disocclude gigi anterior bawah
menyebabkan supra-erupsi. Hal ini menyebabkan penuruan jaringan
periodontal pada gigi anterior.
Gambar 3. Tahap I patogenesis Sindroma Kelly/Kombinasi[7]
Tahap II[5], [7]
a. Resorpsi bertahap pada perluasan daerah distal residual ridge RB
Klasifikasi
Tata Laksana
Pencegahan[5], [8], [9]
1. Memberikan edukasi mengenai kondisi pasien sehingga membutuhkan
perawatan GT
2. Menghindari kombinasi dari gigi tiruan penuh tunggal rahang atas yang
berkontak dengan gigi rahang bawah kelas I Kennedy
3. Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga
dengan rekomendasi perawatan endodontik dan periodontik
4. Membuat overdenture pada rahang bawah
Pertimbangan kesehatan sistemik serta kesehatan gigi dan mulut
Me-review kembali riwayat kesehatan umum dan kesehatan gigi pasien
Melakukan evaluasi klinis dan radiografis terhadap jaringan keras
maupun lunak, yang terkait dengan penggunaan GT
Menyembuhkan jika terdapat kemungkinan inflamasi
Evaluasi pasien terhadap kemungkinan karies, status periodontal, dan
kondisi OH.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam gigi abutment (mis/
vitalitas gigi, perubahan
morfologi gigi, jumlah akar, bony support,
mobilitas gigi, perbandingan mahkota-akar, ada/tidak dan posisi restorasi,
posisi gigi di dalam lengkung rahang, kemampuan retensi dan guide
plane)
Perawatan[8]
Menurut Kelly[8], sebelum melakukan perawatan prostetik,
perubahan besar yang telah terjadi sebaiknya dilakukan pembedahan. Hal
ini termasuk kondisi seperti jaringan flabby, hyperplasia papilla dan
pembesaran tuberositas.
Kelly menyarankan untuk mengurangi tuberositas yang membesar
sehingga menjadikan GTSL RB dapat meluas dan harus menutupi area
retromolar pad dan area buccal shelf. Sunder et al menyarankan splinting
gigi anterior mandibula agar GTSL memiliki support, kekakuan, stabilitas
yang positif, dan meminimalisir tekanan berlebih pada gigi anterior asli
RB.[5]
Saunders et al tahun 1979 menyatakan bahwa tujuan dari
perawatan dasar dalam kasus sindroma Kelly/Kombinasi yaitu
mendapatkan skema oklusal yang lebih baik dimana terjadi penekanan
oklusal tidak berlebihan pada regio anterior RA, baik pada posisi sentris
maupun maupun eksentris. Beberapa tujuan spesifik perawatan yang
disebutkan antara lain: [5]
GTSL RB harus memberikan dukungan oklusal yang
positif dari gigi anterior yang masih tersisa dan memiliki
perlindungan maksimal terhadap basal seat yang diperluas
ke arah distal.
Desain GT harus rigid dan menyediakan stabilitas
maksimal, dengan meminimalisir stress berlebihan pada
gigi yang tersisa
Skema oklusal berada tepat saat posisi relasi sentrik dan
sesuai dengan
dimensi vertikal
Gigi-gigi anterior sebaiknya hanya digunakan untuk
kebutuhan fonetik dan estetik saja
Pada kasus skenario 12, gigi yang tersisa hanya gigi regio anterior RB (33,
32, 31, 41, 42) dan mengalami kehilangan seluruh gigi pada RA. Hal ini sesuai
dengan klasifikasi sindroma kelly/kombinasi Class I Modifikasi I. Pada kondisi
intraoral pasien, telah disebutkan beberapa gambaran klinis pada sindroma
kelly/kombinasi antara lain mukosa flabby pada regio anterior RA, perbesaran
tuberositas maksilaris, dan adanya penurunan tinggi tulang alveolar. Perawatan
yang diberikan berupa intervensi bedah (vestibulplasti dan eksisi jaringan flabby)
dilanjutkan dengan pembuatan GTP dengan basis logam pada maxilla dan
mandibular overdenture.
Referensi:
1. The Glossary of Prosthodontic Terms. The Journal of Prosthetic Dentistry.
2005;94(1):10-92. Tolstunov L.
2. Oral implantology. Glossary of implant terms. J Oral Implantol.
2007;(suppl 1):2-14.
3. Combination Syndrome: Classification and Case Report. Journal of Oral
Implantology. 2007;33(3):139-151.
4. Feng S, Liao P. Prosthodontic Treatment of a Patient with Combination
Syndrome: A Clinical Case Report. Journal of Prosthodontics and
Implantology. 2012; 1(1): 22-25.
5. Bhuminathan S, Sivakumar M, Venkataeswaran S. Combination
Syndrome - A Review. Biosci, Biotechnol Res Asia. 2014;11(1):151-154.
6. Saunders T, Gillis Jr R, Desjardins R. The maxillary complete denture
opposing the mandibular bilateral distal-extension partial denture:
treatment considerations. The Journal of Prosthetic Dentistry 1979;
41(2):124-8.
7. Veeraiyan D, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of prosthodontics. New
Delhi: Jaypee Brothers; 2003.
8. Damayanti L. Sindrom Kombinasi. Bandung: Universitas Padjajaran;
2009.
9. Rajendran S, Baburajan. Combination Syndrome. Int J Prosthodont Restor
Dent 2012;2(4):156-160.