Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Karbohidrat merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh manusia.
Karbohidrat adalah zat kimia yang dinamakan dari proses pemanasaannya
yang menghasilkan air serta kabon. Karbohidrat dibutuhkan dalam proses
metabolisme hayati, sehingga identifikasi karbohidrat diperlukan. Proses yang
dapat dilakkan antara lain uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji iodin, uji
saliwanoff dan isolasi karbohidrat.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan percoban ini yaitu mengidentifikasi senyawa-senyaw karbohidrat,
mengetahui reaksi-reasi yang terjadi dan menentukan senyawa-senyawa
karbohidrat secara kualitatif maupun kuantitatif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan zat kimia ang dinamakan dari proses pemanasannya
yang menghasilkan air serta karbon (karbon yang terhidrasi). Karbohidrat dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yakni monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Monosakarida hanya tersusun dari satu polihidroksi aldehid atu keton, contohnya
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Mono sakarida dapat diklasifikasikan berdasar
julah atom karbonnya. Monosakarida yang memiliki tiga atom (disebut triose,
empat atom disebut tetrase). Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari
dua monosakarida yang menyatu, contohnya maltosa dan sukrosa. Polisakarida
merupakan jenis karbohidrat ang terdiri dari tiga atau lebih monosakarida,
contohnya glikogen dan selulosa (Senger, 2015).

Metode analisis karbohidrat pada satu bahan uji dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Yang pertama adalah teknik spektroskopi yang dapat digunakan
untuk analisis makanan atau bahan uji secara kualitatif maupun kuantitatif. Kedua
teknik kromatografi gas (GC). Selain itu masih terdapat beberapa teknik, antara
lain High Performance Liquid Chromatography (HPLC), elektoforesis kapiler dan
glikomik (Hertero, 2012).

Prinsip kerja spektrofotometer uv –vis yaitu diawali dengan suatu sumber


cahaya yang dipancarkan monokromator. Monokromator menguraikan sinar yang
masuk menjadi pita-pita panjang gelombang yang dingikan untuk pengukuran
suatu zat tertentu, yang menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor mempunyai
panjang gelombang yang berbeda. Dari monoktomator, cahaya diteruskan untuk
diserap oleh larutan yang akan dimasukan kedalam kuvet. Kemudian jumlah
cahaya yang diserap menghasilkan sinyal elektronik pada detektor. Besar sinar
elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat dari angka yang muncul (Triyanti,
2009).
Karbohidrat dapat diuji dengan cara yakni uji molisch, benedict, barfoed dan
saliwanoff. Uji molisch dapat digunakan untuk menguji seluruh karbohidrat
dengan menggunakan α-naftol. Uji benedict menggunakan larutan fehling sebagai
penguji, gula perduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali
sukrosa. Uji saliwanoff membedakan aldosa denfan ketosa dengan menggunakan
HCl sebagai agen dehidrasi dan reconcinol sebagai reagen kondensasi (Bougazici,
2014).

Spektoskopi serapan uv-vis adalah spektroskopi absobsi di wilayah spektral


ultraviolet-kasat mata dimana atom atau molekul melalui transisi elektonik. Ini
adalah metode yang memiliki berbagai aplikasi termasuk pengukuran selama
proses agregasi larutan polimer terkonjugasi [1-3]. Ini mengukur penyerapan
foton dalam transisi dari kondisi dasar ke kondis tereksitasi. Transisi elektronik
melalu perkiraan Born-Oppenheimer dari inti stationer atau bergerak lambat dan
elektrin yang bergerak cepat mengikuti prinsip Frank-Condon. Absorbansi spektra
uv-vis umumnya mengikuti hukum Lambert-Beer, yang meyatakan bahwa
absorbansi proporsional terhadap konsentrasi (Sun, 2019).
BAB 3
METODOLOGI
3.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan karbohidrat ini adalah tabung
reaksi, saringan, penangas air, neraca analitik, pipet, kertas saring, blender,
labu takar, gelas kimia, dan corong buchner.

3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan karbohidrat ini adalah arang
aktif, α-naftol, etil alcohol, asam sulfat pekat, glukosa, fruktosa, galaktosa,
maltose, laktosa, sukrosa, amilum, natrium sitrat, asam asetat glasial, iodine,
kalium iodide, selulosa,glikogen, inulin, asam klorida, fenol 5%, etanol 95,
kentang, jagung, pisang, dan jeruk.

3.3 METODE PERCOBAAN


3.3.1 ISOLASI KARBOHIDRAT
Proses yang dilakukan untuk mengisolasi karbohidrat pertama-tama
yaitu kentang dikupas dan dipotong. Kentang yang telah dipotong
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan. Selanjutnya kentang
ditambahkan air secukupnya kemudian diblender hingga halus.
Setelah diblender, kentang yang halus disaring dengan kain lap. Filtrat
kemudian didiamkan selama lima belas menit agar didapatkan
endapan. Setelah terbentuk endapan, endapan dipisah dari
campurannya. Endapan yang didapatkan kemudian diberi etanol 95%.
Setelah diberi etanol 95%, endapan disaring melalu kertas saring yang
telah dioven. Endapan yang telah terpisah dari filtratnya selanjutnya
dioven hingga kering.

3.3.2 UJI MOLISCH


Pertama-tama, dimasukkan larutan karbohidrat ke dalam tabung
reaksi sebanyak satu hingga 2mL. Kemudian diteteskan dua tetes reagen
molish. Terakhir, ditambahkan asam sulfat pekat ke dalam masing-masing
tabung reaksi.

3.3.3 UJI BENEDICT


Langkah pertama yang dilakukan yaitu diteteskan sebanyak enam
tetes reagen benedict ke dalam tujuh tabung reaksi. Kemudian, ke
dalam masing-masing tabung reaksi diteteskan larutan karbohidrat
sebanyak lima tetes. Larutan campuran tersebut kemudian di panaskan
dalm penangas air selama tiga menit.

3.3.4 UJI BARFOED


Untuk melakukan percobaan ini, prosedur pertama yang dilakukan
yaitu reagen barfoed dipipet sebanyak 2mL ke dalam tujuh tabung
reaksi yang berbeda. Larutan karbohidrat yaitu fruktosa, galaktosa,
maltosa, laktosa, sukrosa dan amilum kemudian ditetesakan pada
masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 mL. Tabung kemudian
dipanaskan selama satu menit sebanyak tiga kali pemanasan. Untuk
setiap pemanasan, dilakukan pengamatan.

3.3.5 UJI IODIN


Prosedur pertama yang dilakukan pada uji iodinyaitu sebanyak 1
mL larutan amilum, selulosa, inulin dan maltosa ke dalam tabung
reaksi. Kemudian larutan diasamkan dengan 3 mL HCl encer.
Terakhir, ditambahkan larutan iodin sebanyak dua tetes.

3.3.6 UJI SALIWANOFF


Langkah pertama dalam uji saliwanoff yaitu sebanyak 2mL reagen
saliwanoff dimasukkan ke dalam tujuh tabung reaksi. Tiap jenis
karbohidrat, antara lain amilum, galaktosa, laktosa, glukosa, sukrosa,
maltosa dan fruktosa, dimasukkan ke dalam tujuh tabung reaksi
sebelumnya. Ketujuh tabung yang sudah terisi campuran reagen
saliwanoff dengan masing-masing gula kemudian dioanaskan selama
lima menit dengan penangas air dan diamati perubahannya.

3.3.7 ANALISA GULA TOTAL DALAM SARI BUAH


3.3.7.1 ANALISA GULA TOTAL SARI PEPAYA
Pertama-tama pepaya dipotong-potong dan dihaluskan dengan
mortar. Pepaya yang sudah halus ditimbang dan jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian, sebanyak 1 gram
pepaya dilarutkan dengan air dalam labu ukur 100mL. Langkah
berikutnya yaitu 5mL sari buah dipipet dan diencerkan dengan air
dalam labu ukur 100mL. Selanjutnya, disiapkan 1mL fenol 5%
dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1mL larutan sampel ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5mL H2SO4 pekat ke
dalam tabung reaksi berisi sampel secara perlahan lewat dinding
dan diaduk. Setelah itu, sampel didinginkan. Sambil
mendinginkan sampel, dibuat larutan standar. Larutan sampel
yang sudah dingin kemudian ditambahkan dengan 5mL akuades.
Terakhir, absorbansi larutan standar dan larutan sampel diukur
pada panjang gelombang 490nm.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ISOLASI KARBOHIDRAT


4.1.1 RENDEMEN PATI
% Rendemen = Massa Pati/ Massa sampel x 100%
% Rendemen = 2,646/ 100,1 gram x100%
% Rendemen = 0,03%

4.1.2 ANALISA PROSEDUR


Proses yang dilakukan untuk mengisolasi karbohidrat pertama-tama
yaitu kentang dikupas dan dipotong. Kentang sebagai bahan yang akan
diisolasi kandungan karbohidratnya. Kentang yang telah dipotong
kemudian ditimbang dan disesuaikan beratnya, yaitu sebanyak 100,10
gram. Tujuan pemotongan agar proses penghalusan kentang lebih
mudah. Selanjutnya kentang ditambahkan air secukupnya kemudian
diblender hingga halus. Setelah diblender, kentang yang halus disaring
dengan kain lap sehingga dihasilkan filtrat berwarna kuning keruh.
Filtrat kemudian didiamkan selama lima belas menit agar didapatkan
endapan. Setelah terbentuk endapan berwarna putih, endapan dipisah
dari campurannya. Endapan yang didapatkan kemudian diberi etanol
95%. Etanol berfungsi sebagai larutan pensuspensi. Setelah diberi
etanol 95%, endapan tersuspensi dengan merata. Endapan disaring
melalu kertas saring yang telah dioven bermassa 0,664 gram. Endapan
yang telah terpisah dari filtratnya selanjutnya dioven hingga kering.
Massa endapan yang didapatkan sebesar 2,646 gram.

4.1.3 ANALISA HASIL


Berdasarkan Mannes (2010), isolasi karbohidrat dapat dilakukan
melalui proses pengendapan dalam air, kemudian didekantasi,
disuspensi dan dikeringkan. Dengan proses isolasi, karbohidrat pada
kentang dapat dihasilkan. Menurut Febry (2007), dalam 100 gram
kentang terdapat 19,1 gram karbohidrat. Pada percobaan dihasilkan
2,646 gram karbohidrat dengan rendemen sebesar 0,03%. Hasil yang
tidak sesuai literatur mungkin disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya pendekantasian larutan dilakukan dengan manual seta
dalam waktu yang singkat atau kesalahan pada proses penyaringan.

4.2 UJI MOLISH


Larutan karbohidrat yang diantaranya amilum, laktosa, maltosa, fruktosa,
glukosa dan galaktosa dipindahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
sebanyak satu sampai dua mililiter. Larutan karbohidrat yang akan diujikan
tidak memiliki warna. Setelah dipindahkan, masing-masing tabung ditetesi
dua tetes reagen molish, dan diperoleh larutan sedikit keruh namun tidak
berwarna. Ditambahkan asam sulfat pekat kedalam masing-masing tabung
reaksi. Reaksi yang diperoleh setelah penambahan asam sulfat pekat
diantaranya, larutan glukosa, laktosa, galaktosa dan amilum keruh serta
terbentuk cincin berwarna ungu, larutan fruktosa keruh berwarna jingga
serta terbentuk cincin merah coklat, sedangkan larutan sukrosa berwarna
jingga serta terbentuk cincin hitam. Reagen molish memberikan karbohidrat
warna spesifik, warna ngu, jika beraksi dengan karbohidrat atu senyawa
furfural. Cincin ungu terbentuk oleh hidrolisa karbohidrat oleh asam sulfat
sehingga menjadi monosakarida yang kemudian menjadi senyawa furfural.

4.3 UJI IODIN


Pada uji iodin, larutan amilum, selulosa, inulin dan maltosa diasamkan
dengan 1mL HCl encer.Setelah diasamkan, masing-masing larutan
ditambahkan dengan dua tetes larutan iodin. Larutan amilum, selulosa,
inulin dan maltosa mengalami perubahan warna, yang sebelumnya tidak
berwarna menjadi berwarna kuning. Namun pada amilm, pereaksian amilum
dengan iodin seharusnya menghasilkan perubahan warna pada larutan.
Larutan amilum seharusnya berwarna biru, namun hasil yang didapatkan
amilum berwarna kuning. Hal ini disebabkan oleh amilum yang direaksikan
telah melewati tanggal pemakaian.

4.4 ANALISA GULA TOTAL SARI BUAH


4.4.1 PERHITUNGAN
 KADAR GULA TOTAL
Larutan (x) Absorbansi (y) x.y X2
0 ppm 0A 0 0
10 ppm 0,089 A 0,89 100
20 ppm 0,098 A 1,96 400
30 ppm 0,218 A 6,54 900
50 ppm 0,410 A 20,5 2500
70 ppm 0,429 A 30,03 4900

 KURVA BAKU LARUTAN STANDAR


Kurva Larutan Standar
0.5
0.45
0.4
0.35
Absorbansi

0.3
0.25
0.2
y = 0,006x
0.15
R² = 0,942
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Konsentrasi

y = 0,006x
∑ 𝑥𝑦
𝑎2 =
∑ 𝑥2
59,92
𝑎2 =
8800
𝑎2 = 0,0068

Sampel A (y)
Pepaya 1,108

 KONSENTRASI PEPAYA
a. Secara teori
𝑦
𝑥=
𝑎1
1,108
𝑥=
0,006
𝑥 = 184,6 ppm
b. Secara eksperimen
𝑦
𝑥=
𝑎2
1,108
𝑥=
0,0068
𝑥 = 162,94 ppm

 KADAR GULA TOTAL PEPAYA


a. Secara teori
𝑥𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖. 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
%= 𝑥100%
105
100
184,6. 10
%= 𝑥100%
105
% = 0,0185%
b. Secara eksperimen
𝑥𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖. 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
%= 𝑥100%
105
100
162,94. 10
%= 𝑥100%
105
% = 0,0163%

4.6.2 ANALISA HASIL


Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil perhitungan kadar gula
dalam buah pepaya. Hasil perhitungan teoritis menunjukkan bahwa kadar
gula pada buah pepaya sebesar 0,0185% dalam satu gramnya. Sedangkan
pada eksperimen, hasil yang diperoleh sebesar 0,0163%. Dapat
disimpulkan bahwa hasil teoritis dengan hasil eksperimen memiliki
perbedaan yang tidak jauh. Hal ini dapat dipengaruhi oleh ketelitian saat
proses percobaan dilakukan. Analisis dengan panjang gelombang 490nm,
menghasikan nilai x sebesar 162,94 ppm. Nilai x yang tidak jauh berbeda
dengan x teoritis yaitu sebesar 184,6 ppm dapat dpengaruhi oleh berapa
faktor, mungkin terdapat zat pengotor sehingga serapan tidak sempurna,
juga ketelitian saat percobaan berlangsung, sehingga kadar gula maupun
konsentrasi sari berurang.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Uji molish, uji benedict, uji iodin, uji barfoed, analisa sari buah, isolasi
karbohidrat dapat membuktikan bahwa dalam bahan uji terdapat kandungan
karbohidrat dan juga reagen yang digunakan dapat bereaksi dengan karbohidrat.

5.2 SARAN
Diperlukan ketelitian pada setiap proses percoban serta kesediaan alat dan
bahan yang memadahi.

DAFTAR PUSTAKA
Bougazici. 2014. Qualitative Analysis of Carbohydrates. Boun, Istanbul.
Heretro, M. 2012. Advanced Analysis of Carbohydrates in Foods. CSIC, Madrid.
Senger, 2015. Human nutrition. Beijing, Elsevier.

Sun, Peiqin. 2019. A Method To Describe The Shapes Of Uv-Vis Absorbance


Spectra During The Agregation Process Of Conjugated Polymer
Quantitetively. Zhengzou, Elesevier.

Triyanti, Etty. 2009. Spektrofotometer Ultraviolet Dan Sinar Tampak. Jakarta,


Pusat Penelitian Ekologi Laut.

Anda mungkin juga menyukai