Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengadukan
merupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan
yang mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam
suatu cairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat seperti propeller. Pola
aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk,
karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat.
Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama adalah terjadinya
pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi yang bertujuan mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi
pencampuran.
Percobaan ini ditujukan untuk memperkenalkan suatu cara melaksanakan
suatu proses pengadukan fluida dengan menggunakan tangki berpengaduk dan
menunjukkan pengaruh beberapa variabel operasi dari pengadukan itu sendiri
terhadap kerja sistem dalam operasi yang akan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui besarnya power impeller yang diperlukan dalam tangki.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hubungan waktu pencampuran terhadap aliran pengadukan.
2. Menentukan hubungan daya pencampuran terhadap aliran pengadukan.
3. Menentukan hubungan viskositas terhadap aliran pengadukan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengadukan
Pengadukan (agitation) merupakan suatu operasi yang menimbulkan gerakan
pada suatu bahan (fluida) di dalam sebuah tangki, yang mana gerakannya
membentuk suatu pola sirkulasi. Fungsi utama operasi pengadukan adalah sebagai
sarana pencampuran, yang bertujuan untuk menyeragamkan suatu campuran bahan.
Fungsi lainnya adalah untuk menyelenggarakan reaksi, mempercepat perpindahan
panas, mempercepat perpindahan massa, serta menyebarkan atau mendispersikan
gas di dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil (McCabe, 1993).
Sedangkan pencampuran (mixing) merupakan suatu peristiwa menyebarnya
bahan-bahan secara acak, yang mana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan
yang lain dan sebaliknya. Sebelum adanya pencampuran, bahan-bahan yang akan
dicampur terpisah dalam satu fasa atau berbeda fasa. Misalnya, zat yang berfasa
padat yang dicampurkan ke dalam air (berfasa cair) di dalam suatu bejana.
Pencampuran biasanya didukung oleh suatu operasi pengadukan agar pencampuran
bahan lebih sempurna.
Pengadukan berbeda dengan pencampuran. Tidak semua operasi
pengadukkan melibatkan pencampuran. Akan tetapi, proses pencampuran biasanya
melibatkan pengadukan. Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup penting
dalam berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair dapat dibagi dalam dua
kelompok. Pertama, pencampuran antara cairan yang saling tercampur (miscible),
dan kedua adalah pencampuran antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur
sebagian (immiscible) (Geankoplis, 1993).
2.2 Alat-alat Pengadukan
Menurut (Timmy Siagian, 2012) peralatan yang digunakan didalam proses
pengadukan yaitu :
1. Tangki
Berfungsi sebagai alat untuk menampung fluida yang diaduk. Selain itu
merupakan tempat untuk pencampuran. Bentuk tangki yaitu berbentuk silinder
dengan bagian bawah melengkung (dome) atau datar. Desain atap pada tangki dapat
tertutup ataupun terbuka tergantung penggunaannya.

2
2. Pengaduk (Impeller)
digunakan untuk mengaduk campuran. Terdapat banyak jenis dari pengaduk.
Penggunaan pengaduk harus disesuaikan pada sifat dari zat yang akan
dicampurkan.
Adapun jenis-jenis dari pengaduk yaitu :
a) Propeller
Merupakan bentuk impeller yang digunakan untuk larutan berviskositas
rendah dengan kecepatan pengadukan 400 hingga 1750 rpm (revolution per
minute). Impeller jenis ini membangkitkan pola sirkulasi aksial, yaitu sejajar
dengan sumbu impeller.
b) Paddle
Bentuknya seperti dayung. Berbagai jenis paddle yang sering digunakan
memiliki kecepatan antara 20 hingga 200 rpm. Salah satu jenis paddle sering
digunakan adalah jenis paddle berdaun dua (two-blade) dan berdaun empat
(four-blade). Jenis impeller ini membangkitkan pola sirkulasi radial, yaitu
tegak lurus terhadap sumbu impeller. Anchor atau gate-paddle juga sering
digunakan untuk larutan yang berviskositas tinggi.
c) Turbine
Digunakan pada kecepatan pengadukan yang cukup tinggi dan untuk
larutan yang rentang viskositasnya cukup luas. Turbine terbagi atas berbagai
macam bentuk, diantaranya flat six-blade turbine, disk turbine, dan pitched-
blade turbine. Impeller jenis ini membangkitkan pola sirkulasi aksial atau
radial.
d) Helical-ribbon
Impeller jenis ini digunakan untuk larutan dengan viskositas tinggi dan
kecepatan rendah dan membangkitkan pola sirkulasi tangensial yaitu
mengelilingi sumbu tangki.
3. Penyekat (Baffles)
Berbentuk batang yang diletakkan dipinggir tangki berguna untuk
menghindari vortex dan digunakan untuk mengubah pola aliran menjadi turbulen.
Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.

3
4. Motor
Berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi listrik menjadi gerakan yang
digunakan untuk menggerakkan batang pengaduk. Besarnya energi listrik yang
diperlukan untuk menggerakkan pengaduk disebut daya.
2.3 Pola Aliran Pengadukan
Jenis aliran dalam tangki yang sedang diaduk bergantung pada jenis
pengaduk, karakteristik fluida dan ukuran serta perbandingan (proporsi tangki),
sekat (buffle) dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki
mempunyai tiga komponen kecepatan dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki
itu, juga tergantung dari variasi ketiga komponen tersebut, dari satu lokasi kelokasi
yang lainnya. Ketiga dari jenis pola aliran tersebut antara lain (Perry, 1997):
1. Pola aliran radial
Aliran radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap dinding tabung.
2. Pola aliran tangensial
Aliran tangensial atau disebut juga rotasional yaitu yang bekerja pada arah
singgung terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros.
3. Pola aliran aksial,
Bekerja pada arah paralel (sejajar) dengan poros.
Keadaan dimana poros itu vertikal, komponen radial tagensial berada pada
suatu bidang yang horizontal dan komponen logitidinalnya vertikal. Komponen
radial dan longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk
melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal pada pusat tangki, komponen
tagensial mengikuti satu arah lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros dan
akan menimbulkan vorteks pada permukaan zat cair (Perry, 1997).
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks :
1. Pengaduk dipasang off center atau miring
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertical
3. Permukaan diffuser ring pada pengaduk jenis turbin.

4
2.4 Bilangan Reynold
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Bilangan Reynold
mengklasifikasikan karakteristik aliran dalam proses pengadukan di dalam tangki
menjadi 3, yaitu :
1. Laminar
Aliran laminar dalam pengadukan mempunyai bilangan Reynold yang
nilainya <10.
2. Transisi
Aliran transisi memiliki bilangan Reynold mulai dari 10 hingga 10.000
bergantung pada pengaduk yang digunakan.
3. Turbulen
Aliran turbulen pada tangki memiliki bilangan Reynold >10000. Pada
sistem tanpa sekat daerah turbulen ditandai dengan terjadinya vortex di
sekitar pengaduk. (Geankoplis, 1993)
Bilangan Reynold dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

 ND 2
N Re  ............................................................. (1)

Dimana,
ρ = densitas fluida (kg/m3)
µ = viskositas fluida (kg/m.det)
N = kecepatan pengaduk (rad/det)
D = diameter pengaduk (m)
2.5 Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan yang
dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi pada
permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total dan kecepatan
pengaduk. Bilangan power ini digunakan untuk menentukan besarnya daya yang
dibutuhkan untuk memutar impeller pada kecepatan tertentu. (McCabe, 1993)

5
Bilangan power dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
P
N Po  ............................................. (2)
N 3 D 5
Dimana,
N = kecepatan pengaduk (rad/det)
D = diameter pengaduk (m)
ρ = densitas fluida (kg/m3)
2.6 Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran merupakan lamanya operasi pada pengadukan sehingga
diperoleh keadaan yang serba sama. Pada operasi pencampuran dengan sebuah
tangki pengaduk waktu pencampuran dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu (Irvan
Sidabutar, 2013):
1. Berkaitan dengan alat
a) Ada tidaknya baffle atau cruciform baffle.
b) Bentuk dan jenis pengaduk (turbin, propeller, dan paddle)
c) Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d) Laju perputaran pengaduk.
e) Kedudukan pengaduk dalam tangki :
 Jarak terhadap dasar tangki.
 Pola pemasangan :
1. Center, vertical
2. Off center, vertical
3. Miring dari atas
4. Horizontal
f) Jumlah daun pengaduk
g) Jumlah pengaduk yang terpasang pada bagian di poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk
a) Perbandingan kerapatan (density) cairan yang diaduk.
b) Perbandingan viskositas yang diaduk.
c) Jumlah kedua cairan yang diaduk.
d) Jenis cairan yang diaduk.

6
2.7 Kecepatan Pengadukan
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran.
Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu :
1. Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar 400 rpm. Pengadukan
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental atau lumpur
dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa jika
diaduk dengan kecepatan tinggi. Jenis pengaduk ini menghasilkan
pergerakan pengaduk yang sempurna dengan sebuah permukaan fluida yang
datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan
gravitasi spesifik yang sama.
2. Kecepatan putaran sedang.
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk memecah
permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuan,
mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk
memanaskan atau mendinginkan.
3. Kecepatan putaran tinggi.
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan
permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika
waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar
(Irwansyah, 2015).

7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.1.1 Alat Percobaan
 Peralatan Tangki Pengaduk
 Stopwatch
 Piknometer 20 mL
 Gelas Takar 2000 mL
 Viskometer
3.1.2 Bahan Percobaan
 Pasta Kanji 1500 gram
 Air 40 L
B
C

A
A

Gambar 3.1 Tangki Pengaduk.


Keterangan Gambar :
A : Pengaduk / Impeller
B : Motor
C : Stop Kontak
D : Tangki Pencampuran
3.2 Variabel Percobaan
1. Volume Air : 20 L, 25 L, 30 L, 35 L, 40 L.
2. Kecepatan Pengadukan : 2 rpm, 4 rpm, 8 rpm.
3. Massa Pasta Kanji : 300 gram, 600 gram, 900 gram,
1200 gram, 1500 gram.

8
3.3 Skema Percobaan
3.3.1 Skema Percobaan Menggunakan Air

Menyiapkan alat dan bahan.

Memasukkan air kedalam tangki Sesuai variabel


yaitu 20, 25, 30, 35, 40 L.

Mengatur kecepatan pengadukan.

Mengatur Rpm alat 4, 8, dan 12 rpm.

Mengamati voltmeter dan amperemeter.

Mencatat data kuat arus dan tegangan pengadukan.

Mengulangi percobaan dengan kecepatan yang


berbeda.

Mengulangi percobaan dengan volume yang


berbeda.

Matikan dan bersihkan tangki

Gambar 3.2 Skema Percobaan Menggunakan Air

9
3.3.2 Skema Percobaan Menggunakan Air dan Pasta Kanji

Menyiapkan alat dan bahan.

Memasukkan air sebanyak 40 L.

Memasukkan air pasta kanji seberat 300, 600,


900, 1200, 1500 gram.

Mengatur kecepatan pengadukan.

Mengatur Rpm alat 4, 8, dan 12 rpm.

Mengamati voltmeter dan amperemeter.

Mencatat data kuat arus dan tegangan pengadukan.

Mengulangi percobaan dengan kecepatan yang


berbeda.

Mengulangi percobaan dengan massa pasta kanji


yang berbeda.

Matikan dan bersihkan tangki

Gambar 3.3 Skema Percobaan Menggunakan Air dan Pasta Kanji.

10
3.3.3 Prosedur Percobaan
1. Persiapan alat dan bahan
2. Isi bahan/liquid pada tangka pengaduk sesuai variabel
3. Sambungkan ke listrik dan dinyalakan
4. Atur kecepatan pengaduk sesuai variabel dari asisten
5. Catat besarnya rus, tengangan, power, dan energi pengadukan
6. Ukur dan catat waktu pencampuran hingga homogen
7. Amati pola aliran (ada atau tidaknya vortex) dan gambar
8. Mangulang langkah no. 5 dan seterusnya sesuai variabel

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pengadukan Air
Vair n t Tegangan Arus μ
(L) (rps) (sekon) (V) (A) (kg.m/s) ρ (kg/m3)
0.0667 2 20 0.5 0.001707 996
20 0.1333 4 40 0.5 0.001439 996.3889
0.2 6 50 0.5 0.000941 997.1667
0.0667 2 25 0.5 0.001583 996.7778
25 0.1333 4 40 0.5 0.001148 996.7778
0.2 6 50 0.75 0.000941 996.7778
0.0667 2 25 0.5 0.001239 996
30 0.1333 4 50 0.75 0.001736 995.6111
0.2 6 55 1 0.000867 996.3889
0.0667 2 50 0.5 0.001006 996.3889
35 0.1333 4 45 1 0.000917 996.3889
0.2 6 60 1 0.000995 996.7778
0.0667 2 25 0.5 0.001151 995.6111
40 0.1333 4 50 1 0.001047 996.7778
0.2 6 60 1 0.000968 996.3889

12
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Pengadukan Larutan Kanji
Vair Massa n t Tegangan arus μ ρ
(L) (gram) (rps) (menit) (V) (A) (kg.m/s) (kg/m3)
0.06667 2 25 0.5 0.000984 996
40 300 0.13333 4 50 1 0.001481 996.7778
0.2 6 60 1 0.001333 996
0.06667 2 25 0.75 0.001554 996.3889
40 600 0.13333 4 50 1 0.001228 996.7778
0.2 6 60 1 0.001059 997.1667
0.06667 2 25 0.5 0.000982 995.6111
40 900 0.13333 4 50 1 0.001475 996.7778
0.2 6 60 1 0.00145 995.6111
0.06667 2 25 0.5 0.001137 997.1667
40 1200 0.13333 4 50 1 0.00098 997.5556
0.2 6 60 1 0.001271 997.9446
0.06667 2 25 0.5 0.001317 999.1113
40 1500 0.13333 4 50 1 0.001265 997.9446
0.2 6 60 1 0.00118 998.7224

13
4.2 Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Pengadukan Air
Vair n t Tegangan Arus μ ρ
(L) (rps) (sekon) (V) (A) (kg.m/s) (kg/m3) Daya Nre Npower
0.0667 2 20 0.5 0.001707 996 10 5915.99 2191192769
20 0.1333 2 40 0.5 0.001439 996.3889 20 14044.3 649972036
0.2 2 50 0.5 0.000941 997.1667 25 32224.6 367948648
0.0667 2 25 0.5 0.001583 996.7778 12.5 6385.39 2954009521
25 0.1333 2 40 0.5 0.001148 996.7778 20 17604.2 814404014
0.2 2 50 0.75 0.000941 996.7778 37.5 32224.6 552138315
0.0667 2 25 0.5 0.001239 996 12.5 8151.13 3773818736
30 0.1333 2 50 0.75 0.001736 995.6111 37.5 11628.4 1009847552
0.2 2 55 1 0.000867 996.3889 55 34965.5 879025612
0.0667 2 50 0.5 0.001006 996.3889 25 10039.6 9292669502
35 0.1333 2 45 1 0.000917 996.3889 45 22043.5 2295390374
0.2 2 60 1 0.000995 996.7778 60 30481 835620952
0.0667 2 25 0.5 0.001151 995.6111 12.5 8771.63 4062685421
40 0.1333 2 50 1 0.001047 996.7778 50 19314.3 2233793867
0.2 2 60 1 0.000968 996.3889 60 31296.3 858307837

14
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Pengadukan Larutan Kanji
Vair Massa n t Tegangan Arus μ ρ
(L) (gram) (rpm) (menit) (V) (A) (kg.m/s) (kg/m3) Daya Nre Npower
0.06667 2 25 0.5 0.0009 996 12.5 10263.15 4751650311
40 300 0.13333 4 50 1 0.00148 996.77 50 13647.37 1578387322
0.2 6 60 1 0.00133 996 60 22735.42 623767548
0.06667 2 25 0.75 0.00155 996.38 18.75 6500 4512305864
40 600 0.13333 4 50 1 0.00122 996.77 50 16461.03 1903801591
0.2 6 60 1 0.00105 997.16 60 28644.06 784957116
0.06667 2 25 0.5 0.00098 995.61 12.5 10283.97 4763148425
40 900 0.13333 4 50 1 0.00147 996.77 50 13702.70 1584786189
0.2 6 60 1 0.0014 995.61 60 20892.85 573438870
0.06667 2 25 0.5 0.00113 997.16 12.5 8894.73 4113278570
40 1200 0.13333 4 50 1 0.00098 997.55 50 20651.73 2386613771
0.2 6 60 1 0.00127 997.94 60 23877.55 653826303
0.06667 2 25 0.5 0.00131 999.11 12.5 7693.47 3550843083
40 1500 0.13333 4 50 1 0.00126 997.94 50 15993.69 1847587834
0.2 6 60 1 0.00118 998.72 60 25736.04 704167493

15
4.3 Pembahasan
Pada praktikum tangki berpengaduk menggunakan fluida air dan pasta kanji
sebagai media pencampuran. Tangki berpengaduk adalah suatu tempat dimana
terjadinya reaksi antara fluid – fluid, atau fluid - solid. Tangki berpengaduk
memiliki tujuan untuk mereaksikan suatu larutan dengan larutan lain atau suatu
larutan dengan padatan dengan cara diaduk.

35000

30000

25000

20000
Nre

15000

10000

5000

0
0 1 2 3 4 5 6 7

Waktu (menit)

Gambar 4.1 Grafik Waktu vs Nre pada Media Air


Pada gambar 4.1 menunjukkan grafik hubungan waktu terhadap nilai Nre
pada media air, dapat dilihat bahwa semakin besar waktu yang diperlukan dalam
pengadukan maka semakin besar pula nilai Nre yang dibutuhkan

35000
30000
25000
20000
Nre

15000
10000
5000
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (menit)

Gambar 4.2 Grafik Waktu vs Nre pada Media Air dan Pasa Kanji

16
Pada gambar 4.2 menunjukkan grafik hubungan waktu terhadap nilai Nre
pada media air dan pasta kanji, bahwa semakin banyak waktu yang dbutuhkan
dalam pengadukan maka akan semakin besar nilai Nre yang dibutuhkan. Dari
gambar 4.1 dan 4.2 hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori yang ada, lamanya
pengadukan tentu berbanding lurus dengan efek pengadukan yang diharapkan
(Didik Purwanto, 2008).

40000
35000
30000
25000
Nre

20000
15000
10000
5000
0
0 10 20 30 40 50 60 70
P (watt)

Gambar 4.3 Grafik Daya vs Nre pada Media Air


Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin besar Nre yang dihasilkan
maka semakin besar pula kebutuhan daya yang diperlukan. Hal ini disebabkan
karena adanya penambahan volume dari media air yang akan menambah beban
pada pengaduk dan penambahan kecepatan yang akan memberikan beban terhadap
rotor penggerak pengaduk sesuai kecepatan yang ditentukan. Maka dari itu setiap
penambahan volume pasti membutuhkan daya yang lebih besar. Semakin
bertambahnya kecepatan pada proses pengadukan dapat menimbulkan vorteks.
Semakin cepat pengadukan dan semakin banyak volume media dalam tangki,
vorteks yang terbentuk semakin tinggi dan menyebabkan media air sedikit demi
sedikit ke luar dari tangki yang akan mengurangi volume dalam tangki. Vorteks ini
terbentuk kemungkinan karena tidak adanya buffle di dalam tangki berpengaduk.

17
35000
30000
25000
20000

Nre
15000
10000
5000
0
0 10 20 30 40 50 60 70
P (watt)

Gambar 4.4 Grafik Daya vs Nre pada Media Air dan Pasta Kanji
Media pasta kanji ini dibuat dengan perbandingan 1:2 dari tepung kanji dan
air. Pasta kanji di masukkan dari 300 gram dengan penambahan 300 gram hingga
berat mencapai 1.500 gram. Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar
Nre yang dihasilkan maka dibutuhkan daya dan kecepatan yang besar pula untuk
pengadukan air dengan penambahan tiap-tiap berat dari pasta kanji.
Dari gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan bahwa semakin besar daya dan
kecepatan yang dibutuhkan maka akan semakin besar pula nilai Nre yang
dihasilkan. Pernyataan tersebut berlaku dalam percobaan pada media air serta
media air dan pasta kanji.
35000
30000
25000
20000
Nre

15000
10000
5000
0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002

viskositas

Gambar 4.5 Grafik Viskositas vs Nre pada Media Air dan Pasta Kanji
Pada gambar 4.5 menunjukkan Nre berbanding lurus dengan viskositasnya
sehingga pengukuran viskositas air dan pasta kanji pada gambar 4.3 belum sesuai
dengan teori yang ada. Dimana pada teori dijelaskan bahwa semakin besar nilai
viskositas semakin kecil nilai bilangan Reynold-nya (Nre). Hal ini disebabkan

18
karena pasta kanji yang masih menggumpal di dasar tangki dan tidak tercampur
dengan air secara sempurna.
Dalam percobaan dilihat juga pola aliran yang terjadi dengan mengamati
gerak dari pasta kanji. Pada kecepatan 4 rpm pola yang terjadi adalah pola radial,
pola radial bekerja tegak lurus terhadap dinding tangki. Pada kecepatan 8 rpm pola
yang terjadi adalah pola aksial, dimana pola ini akan menimbulkan arus atau aliran
yang sejajar dengan poros. Sedangkan, pada kecepatan 12 rpm pola yang terjadi
adalah pola tangensial, pola ini bekerja pada arah singgung terhadap lintasan
lingkar disekeliling poros atau terjadinya vorteks. Pada percobaan ini, semakin
tinggi nilai kecepatan pengadukan dan berat dari pasta kanji maka akan terjadi
aliran dari radial kemudian tangensial yang mana terjadi vorteks saat pengadukan
berlangsung, hal ini dikarenakan perputaran dengan cepat mengakibatkan adanya
pusaran pada bagian poros. Udara dapat masuk ke dalam fluida karena tinggi fluida
sejajar dengan pengaduk hingga mencapai bagian atas pengaduk.
Pada proses pengadukan, kecepatan pengadukan pada umumnya akan
mempercepat homogenitas campuran (Didik, Purwanto, 2008). Namun dalam
percobaan kami, pasta kanji tidak dapat tercampur secara homogen baik dalam
kecepatan rendah maupun kecepatan tinggi, sehingga hasil yang kami peroleh tidak
mencapai kondisi optimum. Hal tersebut dapat diasumsikan kemungkinan terjadi
karena pasta kanji tidak dapat terlarut sempurna dengan menggunakan air dingin,
melainkan harus menggunakan air panas.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini :
1. Semakin lama waktu yang diberikan terhadap pengadukan maka aliran
pengadukan semakin tinggi.
2. Semakin besar daya yang diberikan maka semakin cepat pengadukan
yang diberikan.
3. Semakin besar viskositas yang terjadi maka aliran pengadukan
membutuhkan pengadukan yang semakin cepat dan daya yang lebih
besar.
5.2 Saran
Saran untuk percobaan pada tangki berpengaduk :
1. Dalam pembuatan pasta kanji sebaiknya dibuat lebih encer agar
pencampuran antara air dan pasta kanji dapat secara merata tanpa ada
pasta kanji yang menggumpal dan tertiggal di dasar tangki.
2. Terdapat buffles di dalam tangki agar tidak terjadi vorteks saat
pengadukan dengan kecepatan yang tinggi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, J. C. 1993. Transport Processes And Unit Operations. Singapore:
Simon & Schuster Asia Pte. Ltd.
Irwansyah, D. 2012. Mixing. http://pengalamanputih. com/2015/02/mixing.html.
Diakses tanggal 7 Mei 2019.
Siagian, Timmy. 2012. Laporan Mixing.
https://www.academia.edu/24028939/Laporan_Mixing. Diakses tanggal 8
Mei 2019.
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriott, P. (1993). UNIT OPERATIONS OF
CHEMICAL ENGINEERING. (B. J. Clark, Penyunt.) Singapore: McGraw-
Hill Book Co.
Perry, R. H., & Green, D. 1997. Perry’s Chemical Engineers Handbook, 7th
Edition. USA: McGraw Hill Companies Inc.
Petunjuk Praktikum Operasi Teknik kimia, Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Surabaya. 2019.
Purwanto, Didik. 2008. Pengaruh Desain Impeller, Baffle vE, dan Kecepatan Putar
Pada Proses Isolasi Minyak Kelapa Murni dengan Metode Pengadukan.
Jurusan Teknik Kimia Institit Teknologi Adh Tama Surabaya (ITATS):
Surabaya
Sidabutar, Irvan, dkk. 2013. Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia Waktu
Pencampuran. Riau: Universitas Riau.

21
APPENDIKS
1. Kalibrasi Piknometer 25 mL
Diketahui :
- Piknometer kosong = 16 gram
- Piknometer isi air = 41,61 gram
- ρair = 0,996 gr/cm3
Jawab :
𝑚
𝜌=
𝑣
41,61 − 16
0,996 =
𝑣
0,996 𝑣 = 25,61
25,61
𝑣=
0,996
𝑣 = 25,71285 𝑚𝐿
2. Menghitung Densitas Larutan Kanji 300 gram dengan 4 rpm
Diketahui :
- Piknometer isi sampel = 41,61 gram
- Volume piknometer = 25,71285 mL
Jawab :
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
41,61 − 16
𝜌=
25,71285
𝜌 = 0,996 𝑔𝑟/𝑚𝐿
𝜌 = 996 𝑘𝑔/𝑚3
3. Menghitung Viskositas Larutan Kanji 300 gram dengan 4 rpm
Diketahui :
- µ0 = 1 cp
- t0 = 5 sekon
- ρ0 = 1000 kg/m3
- t = 4,94 sekon
- ρ = 996 kg/m3
Jawab :

22
𝑡𝑥𝜌
𝜇 = 𝜇0 𝑥
𝑡0 𝑥 𝜌0
4,94 𝑥 996
𝜇 = 1𝑥
5 𝑥 1000
𝜇 = 0,984 𝑐𝑝
0,984
𝜇=
1000
𝜇 = 0,0009 𝑘𝑔/𝑚. 𝑠
4. Menghitung Daya Pencampuran Larutan kanji 300 gram dengan 4 rpm
Diketahu :
- Tegangan (V) = 25 V
- Arus (A) = 0,5 A
Jawab :
𝑃=𝑉𝑥𝐼
𝑃 = 25 𝑥 0,5
𝑃 = 12,5 𝑤𝑎𝑡𝑡
5. Konversi Rpm ke Rps
𝑟𝑎𝑑 1 𝑚𝑖𝑛 𝑟𝑎𝑑
4 𝑥 = 0,6667
𝑚𝑖𝑛 60 𝑠 𝑠𝑒𝑐
6. Menghitung Nre
Diketahui :
- Diameter = 0,39 m
- N = 0,06667 rps
- ρ = 996 kg/m3
- μ = 0,0009 kg/m.s

23
Jawab :
𝐷2 𝑥 𝑁 𝑥 𝜌
𝑁𝑟𝑒 =
𝜇
0,392 𝑥 0,06667 𝑥 996
𝑁𝑟𝑒 =
0,0009
𝑁𝑟𝑒 = 10263,15
7. Menghitung Npower
Diketahui :
- Daya (P) = 12,5 watt
- Diameter = 0,39 m
- N = 0,06667 rps
- μ = 0,0009 kg/m.s
Jawab :
𝑃
𝑁𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 =
𝜇 𝑥 𝑁 3 𝑥 𝐷5
12,5
𝑁𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 =
0,0009 𝑥 0,066673 𝑥 0,395
𝑁𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 = 4751650311

24

Anda mungkin juga menyukai