Anda di halaman 1dari 14

LAB.

AKUNTANSI KUANGAN LANJUTAN

Disusun Oleh:
1. Hesti Regita Cahyani (A0CO17064)
2. Ida Apriani (A0CO17072)
3. Indy Hayati (A0C017079)
4. Marwa (A0CO17105)

DIII AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2019
BAB I
PERSEKUTUAN DAN FIRMA

A. PERSEKUTUAN

1. Pengertian dan Karakteristik Persekutuan


1.1. Pengertian Persekutuan
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau lebih
untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan keuntungan
atau laba.

1.2. Karakteristik Persekutuan


Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu :
a. Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)
b. Jangka waktu terbatas (Limited life)
c. Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability )
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a Partnership)
e. Pengembalian bagian keuntungan persekutuan

2. Bentuk-Bentuk Persekutuan dan Perjanjian dalam Persekutuan


2.1. Bentuk-Bentuk Persekutuan
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :

a. Persekutuan Perdagangan
Adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan, pembelian, dan penjualan barang
dagangan.

b. Persekutuan Jasa-jasa
Adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-jasa karena keahliannya, misalnya
persekutuan antara akuntan, advokat dll.
Selain itu persekutuan dapat pula dibedakan antara :
a. Persekutuan Umum
Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya dapat bertindak atas nama
perusahaan dan kepadanya dapat diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban
persekutuan. Masing-masing anggota disebut sekutu umum.

A. Persekutuan Terbatas
Suatu persekutuan dimana aktivitas angota tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung jawab
masing-masing anggota akan dibatasi samapi jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi
yag telah diberikannya. Angota tersebut disebut sekutu terbatas.

c. Join Stock Companies


Adalah bentuk persekutuan dimana struktur modalnya berupansaham-saham yang dapat dipindah
tangankan. Perpindahan hak atas saham-saham tersebut tidak boleh mengganggu kontinuitas
usaha persekutuan. Tanggung jawab para anggota tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan
umum.

2.2. Perjanjian Dalam Persekutuan


Dalam persekutuan tentu harus da perjanjian sebagai dasar pijakan pembentukan persekutuan
tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi tentang, nama persekutuan, anggota, tanggal berdiri,
sifat serta bidang usaha, dan beberapa hal yang harus ada yaitu a;
- Besarnya investasi dari masing-masing anggota
- Hak dan kewajiban anggota
- Buku-buku catatan dan laporan keuangan
- Pembagian keuntungan
- Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa
tertentu diantara para anggota.
- Penarikan kembali modal yang disetor
- Asuransi jiwa kematian salah satu anggota
- Penyelesaian apabila ada perselisihan ddiantara para anggota dan lain-lain.

2.3. Pembagian Laba dalam Persekutuan


Dalam perjanjian pembentukan persekutuan biasanya dicantumkan tata cara pembagian
laba bagi para anggota sekutu. Tetapi apabila tata cara ini tidak terdapat dalam perjanjian, maka
pembagian laba bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Laba dibagi sama
2. Dengan perbandingan atas dasar kesepakatan bersama
3. Dengan perbandingan penyertaan modal
4. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya di bagi atas dasar
perjanjian.
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktif bekerja,
sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
6. Mula-mula ditetpkan bunga modal dari angota, kemudian gaji untuk anggota-angota yang
dianggap berjasa sisanya dibagi atas dasar perjanjian.

B. FIRMA

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang
antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha
untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama
bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut
Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan
suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.

Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun
bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami
kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma
dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma
terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan
menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta
pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang
ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.

Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat
dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ),
sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu
sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu
atau partner. Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan.
Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor
konsultan hukum, dan akuntansi politik.

Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi
tentang hal-hal berikut:

1. Nama dan alamat firma.


2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau
manufaktur.
3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta
tugas dan wewenang anggota lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian
lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam
operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota
yang satu dengan yang lain.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi
10. Dan uraian penting lainnya.
Sifat dari Persekutuan Firma adalah:
• Keagenan atau perwakilan bersama
• Umur terbatas
• Dalam Tanggung jawab tak terbatas
• Pemilikan kepentingan
• Partisipasi (Keikutsertaan) dalam sebuah Persekutuan Firma
• Bentuk firma ini sudah digunakan baik untuk suatu kegiatan usaha berskala besar
ataupun kecil
• Bisa berupa perusahaan kecil yang menjual sebuah barang pada satu lokasi, atau
suatu perusahaan besar yang memiliki cabang atau kantor di banyak lokasi;
• Masing-masing sekutu menjadi suatu agen atau wakil dari persekutuan firma
untuk sebuah tujuan usahanya
• Pembubaran persekutuan firma akan tercipta bila terdapat salah satu anggota
mengundurkan diri atau meninggal;
• Tanggung Jawab seorang anggota tidak terbatas pada jumlah investasinya;
• Harta benda yang diinvestasikan dalam suatu persekutuan firma tidak lagi
dipunyai secara terpisah oleh masing-masing sekutu; dan
• Masing-masing sekutu berhak mendapatkan pembagian laba persekutuan firma.

Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
• Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
• Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
• Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
• Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
• Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan
harta pribadi.
• Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.
• Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota
yang lainnya.
• Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.
• Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.
• Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.
• Mudah memperoleh kredit usaha.

Kelebihan Firma
Setiap bentuk-bentuk usaha pasti mempunyai kebaikan dan keburukan. Begitu pula
Firma, pasti memiliki kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan yang harus di
pertimbangkan.
Berikut adalah kebaikan-kebaikan dari Firma, yaitu:
 Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah
untuk memperluas usahanya.
 Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang
lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
 Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara
para anggota. Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga
keputusan-keputusan menjadi lebih baik
 Tergabung alasan-alasan rasional.
 Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan.
 Prosedur pendirian relative mudah.
 Pimpinan dalam firma bisa dibagi sesuai dengan keahlian masing-masing.
 Kelangsungan pada badan usaha lebih terjamin.
 Pinjaman untuk modal lebih mudah didaptkan
 Modal firma lebih besar dibandingkan dengan sebuah usaha perorangan.

Kekurangan Firma
Selain memiliki kebaikan-kebaikan, Firma juga mempunyai keburukan-keburukan
sebagai berikut:
 Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaan.
 Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
 Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.
 Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka firma pun bubar.
 Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
 Sulit dalam mengambil suatu keputusan karena adanya suatu perbedaan pendapat
dari kedua pemimpin
 Kesalahan pada sesorang anggota harus ditanggung bersama
 Tidak adanya pemisah harta kekayaan antara hak milik dengan Firma. Bila
mengalami bangkrut, maka harta pribadi ikut dipertanggungkan.

Contoh Soal :
Akuntansi Penyertaan Modal
Tuan Nazar telah memiliki perusahaan yang sudah berjalan dan 1 Januari 2014, Tuan Anas
bermaksud menanamkan modalnya sebesar Rp.10.000.000. Neraca Perusahaan Tuan Nazar
adalah sebagai berikut:
Tuan Nazar
Neraca Per 31 Desember 2013
Kas Rp. 6.480.000 Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Piutang dagang Rp. 8.000.000
\Cad. Kerg. Piutang Rp. 480.000
Rp. 7.520.000
Persediaan Barang Dagang Rp. 8.560.000
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000
Peralatan Kantor Rp. 4.800.000 Modal Tn. Nazar Rp.16.160.000
Akum. Peny. Perltn Rp. 2.240.000
Rp. 2.560.000
Rp.25.760.000 Rp. 25.760.000

Perjanjian:
a. Seluruh Uang Kas diambil Tn. Nazar
b. Piutang Dagang
Piutang dagang sebesar Rp.400.000 dianggap tidak tertagih dan harus dihapus. Cadangan
Kerugian Piutang ditetapkan 4% dari saldo piutang yang baru.
c. Persediaan Barang Dagang
Barang dagangan yang telah dinilai atas dasar harga pokok dan dihitung dengan metode LIFO
dinilai kembali berdasar harga pasar sehingga nilainya menjadi Rp.10.640.000
d. Peralatan Kantor
Nilai Pengganti untuk Peralatan Kantor sebesar Rp.6.000.000, dan telah disusutkan sebesar 50%
dan dicatat senilai Rp.3.000.000
e. Goodwill
Kepada Tuan Nazar diberikan goodwill atas reputasi perusahaannya yang dinilai sebesar
Rp.4.000.000
Diminta:
a. Catat pada pembukuan terdahulu Tuan Nazar
b. Catat pada pembukuan baru

Jawab:
A. Melanjutkan pembukuan perusahaan terdahulu (Tuan Nazar)
a.) Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva perusahaan Tuan Nazar, sesuai dengan
perjanjian
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 176.000
Persediaan Barang Dagang Rp.2.080.000
Akum. Penyusutan Peralatan Kantor Rp.2.240.000
Goodwill Rp.4.000.000
Piutang Dagang Rp. 400.000
Peralatan Kantor Rp.1.800.000
Modal Tuan Nazar Rp.6.296.000

Perhitungan:
Cadangan Kerugian Piutang = 4% x (Rp.8.000.000 – Rp.400.000) = Rp. 304.000
=Rp.480.000 – Rp.304.000 = Rp. 176.000
Persediaan Barang Dagang = Rp.10.640.000 – Rp 8.560.000 = Rp.2.080.000
Akum. Pnyusut. Peraltan Kantor =Rp.2.240.000
Good will = Rp.4.000.000
Piutang Dagang = Rp. 400.000
Peralatan Kantor = Rp.4.800.000 - Rp 3.000.000 = Rp.1.800.000

b) Mencatat setoran modal Tuan Anas


Kas Rp.10.000.000
Modal Tuan Anas Rp.10.000.000

c)Mencatat Penarikan Kas Tuan Nazar


Modal Tuan Nazar Rp.6.480.000
Kas Rp.6.480.000

d) Membuat Neraca Pembukaan Persekutuan Firma


Firma Tuan Nazar& Tuan Anas
NeracaPembukaan, Per 1 Januari 2013
Aktiva Hutang & Modal
Aktiva Lancar: Hutang Lancar:
Kas Rp. 10.000.000 Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Piutang Dagang Rp. 7.600.000
Cad.kerg.piutang Rp. 304.000 Jumlah Hutang Lancar Rp. 9.600.000
Rp. 7.296.000
Persediaan barang dagang Rp.10.640.000 Modal:
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000 Modal Tn. Nazar Rp.15.976.000
Jumlah aktiva lancar Rp.28.576.000 Modal Tn. Anas Rp.10.000.000
Aktiva Tetap:
Peralatan Kantor Rp. 3.000.000
Good Will Rp. 4.000.000
Jumlah Aktiva Rp.35.576.000 Jumlah Hutang & Modal Rp.35.576.000
B. Membuat pembukuan baru
a) Mencatat kekayaan bersih perusahaan Tuan Nazar, sebagai setoran modal kepada persekutuan
firma
Piutang Dagang Rp. 7.600.000
Persediaan Barang Dagang Rp.10.640.000
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000
Peralatan Kantor Rp. 3.000.000
Goodwill Rp. 4.000.000
Cad. Kerugian Piutang Rp. 304.000
Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Modal Tuan Nazar Rp.15.976.000
b) Mencatat setoran modal Tuan Anas
Kas Rp. 10.000.000
Modal Tuan Anas Rp. 10.000.000
c) Membuat Neraca Pembukaan Persekutuan Firma
Firma Tuan Nazar & Tuan Anas
NeracaPembukaan, Per 1 Januari 2013
Aktiva Lancar: Hutang Lancar:
Kas Rp. 10.000.000 Hutang Dagang Rp. 9.600.000
Piutang Dagang Rp. 7.600.000
Cad.kerg.piutang Rp. 304.000 Jumlah Hutang Lancar Rp. 9.600.000
Rp. 7.296.000
Persediaan barang dagang Rp.10.640.000 Modal:
Perlengkapan Kantor Rp. 640.000 Modal Tn. Nazar Rp.15.976.000
Jumlah aktiva lancar Rp.28.576.000 Modal Tn. Anas Rp.10.000.000
Aktiva Tetap:
Peralatan Kantor Rp. 3.000.000
Good Will Rp. 4.000.000
Jumlah Aktiva Rp.35.576.000 Jumlah Hutang & Modal Rp.35.576.000
BAB II
LIKUIDASI DAN PERSEKUTUAN – SEKALIGUS

Likuidasi persekutuan secara sekaligus (lump-sum liquidation) merupakan suatu proses


likuidasi dimana seluruh aktiva dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang sangat pendek,
kreditor eksternal dibayar, dan pembayaran tunggal secara gabungan dilakukan kepada para
sekutu atas bagian modal yang disetorkan. Likuidasi sekaligus merupakan fokus yang baik untuk
menjelaskan konsep utama likuidasi persekutuan.

REALISASI AKTIVA
Pada umumnya,sebuah persekutuan mengalami kerugian ketika menjualnya assetnya.
Piutang usaha umumnya ditagihkan oleh persekutuan. Kadang kala persekutuan menawarkan
potongan tunai dalam jumlah besar untuk pembayaran piutang yang tepat waktu yang
penagihannya dapat menunda proses terminasi persekutuan. Alternatif lain adalah piutang usaha
tersebut dijual kepada perusahaan ‘anjak piutang’ (factor), yaitu perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam pembelian piutang usaha dengan segera membayar uang tunai kepada
pihak penjual piutang.
Secara umum, pihak ‘anjak piutang’ hanya membeli piutang usaha perusahaan yang
palingbaik dengan harga dibawah nilai tercatat, namun beberapa ‘anjak piutang’ masih berminat
untuk membeli seluruh piutang dan membayar dengan harga yang jauh dibawah harga nilai
tercatatnya.
Sebelum dilakukan distribusi asset kepada para sekutu ,baik kewajiban atau kreditor eksternal
harus dibayar secara penuh atau dana yang diperlukan untuk itu ditempatkan dalam sebuah akun
penampungan. Pihak penampungan biasanya adalah bank, menggunakan dana tersebut hanya
untuk pembayaran kewajiban persekutuan.

BEBAN LIKUIDASI
Proses likuidasi biasa yang dimulai dengan menjadwalkan asset dan laibilitas persekutuan
yang diketahui,nama dana alamat kreditor dan jumlah terutang dari masing-masing pihak harus
dicatat. Kreditor yang belum terjadwal akan diketahui selama proses likuidasi. Proses likuidasi
melibatkan beban dan biaya hukum dan akuntansi tambahan. Beban perusahaan
menanggungbiaya pengehentian usaha, seperti biaya iklan khusus dan biaya mencari agen
dialokasikan terhadap akun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi.
Kasus 1. Persekutuan Masih Solven dan Tidak timbul Defisit pada Akun Modal Sekutu
Laporan ini hanya berisi akun neraca dimana seluruh asset nonkas disajikan ke dalam satu akun.
Pada saat unit usaha melakukan likuidasi, akun-akun neraca merupakan akun yang relevan,
laporan laba rugi adalah untuk kelangsungan usaha. Kertas kerja mencakup seluruh proses
realisasi dan likuidasi serta merupakan dasar ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi.

Contoh soal :
Asset nonkas dijual dengan harga $ 80.000 pada tanggal 15 Mei 20X5 dengan kerugian sebesar
$10.000. Kreditor eksternal dibayar sebesar $ 40.000 pada tanggal 20 Mei dan sisa kas sebesar $
50.000 didistribusikan kepada para sekutu pada tanggal 30 Mei 20X5.
Observasi penting lainnya :
Saldo sebelum likuidasi diperoleh dari neraca saldo pada tanggal 1 Mei 20X5.
Kerugian sebesar $ 10.000 didistribusikan langsung terhadap akun modal para sekutu.
Kreditor eksternal dibayarkan sebelum terdapat asset yang didistribusikan kepada sekutu.
Secara teknis utang pinjamankepada sekutu Cha di bayarkan sebelum pembayaran saldo modal
dilakukan kepada sekutu.
Saldo pascalikuidasi sebesar 0, yang menandakan bahwa seluruh akun telah ditutup dan
persekutuan tekah benar-benar dilikuidasi dan dihentikan sepenuhnya.
Laporan realisasi dan likuidasi merupakan dasar untuk ayat jurnal yang mencatat proses likuidasi
sebagai berikut :
15 Mei 20X5
(3) Kas 80.000
Modal, Alt 4.000
Modal,Blue 4.000
Modal,Cha 2.000
Asset nonkas 90.000
Realisasi seluruh asset nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar $ 10.000 dengan
menggunakan rasio laba dan rugi.
20 Mei 20X5
(4) Laibilitas 40.000
Kas 40.000
Pembayaran kas kreditor dan eksternal
30 mei 20X5
(5) Utang pinjaman, Cha 4.000
Modal, Alt 30.000
Modal,Blue 6.000
Modal,Cha 10.000
Kas 50.000
Pembayaran sekaligus kepada para sekutu

Anda mungkin juga menyukai