Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MATA KULIAH
PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI LINGKUNGAN

“GAMBARAN UMUM ISO 14001 DAN IMPLEMENTASI ISO 14001 PADA


PERUSAHAAN”

Disusun Oleh :
Kurnia Wahyu Nengsih
Eko Hendi Saputra
Rony Setyawan

Dosen :
Dr. EFRIYELDI

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk,
bertambah dan beraneka ragamnya industri. Pengelolaan lingkungan hidup
merupakan kewajiban bersama berbagai pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan
masyarakat luas. Hal ini menjadi lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai
negara yang perkembangan industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat
dikategorikan sebagai negara semi industri (semi industrialized country).
Sebagaimana lazimnya negara yang masih berstatus semi industri, target yang
lebih diutamakan adalah peningkatan pertumbuhan output, sementara perhatian
terhadap eksternalitas negatif dari pertumbuhan industri tersebut sangat kurang.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang
menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi lingkungan
hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan kehidupan
bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-industri
sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari industri
tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
Sistem manajemen lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem
manajemen yang meliputi organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, dan
sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai,
mengevaluasi dan memelihara kebijakan lingkungan. (ISO 14001: 2004)
Pengertian lain sistem manajemen lingkungan (SML) merupakan bagian dari
sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan
menerapkan kebijakan lingkungan dan mengelola aspek lingkungan yang dituangkan
dalam ISO 14001.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penerapan ISO 14001 pada sektor industri kemudian muncul beberapa
hal yang menjadi permasalahan diantaranya :
1. Bagaimana gambaran ISO 14001.
3

2. Bagaimana penerapan ISO 14001 bagi perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup di perusahaan.
4

II. PENERAPAN SERTIFIKASI ISO 14001 PADA SEKTOR INDUSTRI DI


INDONESIA

2.1 Definisi ISO 14001


ISO adalah nama populer dari badan standarisasi internasional yang didirikan
pada tahun 1946 di Genewa, Swiss. Nama resmi ISO adalah the International
Organization for Standardization. Jadi ISO bukanlah singkatan melainkan ISO
adalah badan non-profit yang menerbitkan sertifikat seperti ISO 9001 atau ISO
14001. Sebuah perusahaan yang ingin menunjukkan komitmennya untuk menjadi
perusahaan yang terbaik harus menerapkan manajemen standar ISO. Standar-standar
ISO yang populer antara lain: ISO 9001, ISO 14001, ISO 20001, ISO 27001, dan
ISO 29001. Akan tetapi OHSAS 18001 bukanlah standar yang diterbitkan oleh ISO.
OHSAS singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series.
ISO 14000 adalah standar internasional mengenai manajemen lingkungan
yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardisation (ISO) dan
penerapannya bersifat sukarela. Standar ISO seri 14000 mulai diperkenalkan pada
awal tahun 1990-an yang merupakan suatu perkembangan aspek manajemen atau
pengelolaan mutu. Tidak semata-mata aspek teknis atau ekonomis saja.

2.2 Tujuan ISO 14001


Tujuan ISO 14000 antara lain adalah :
1. Mendorong upaya dan melakukan pendekatan untuk pengelolaan Lingkungan
hidup dan sumberdaya alam dan kualitas pengelolaannya diseragamkan pada
lingkup global.
2. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mampu memperbaiki kualitas dan
kinerja Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam.
3. Memberikan kemampuan dan fasilitas pada kegiatan ekonomi dan industri,
sehingga tidak mengalami rintangan dalam berusaha.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibentuk SAGE (Startegic Advisory Group
on the Environment). Kemudian TC 207 (Komisi Teknis) pada tahun 1993 dibentuk
oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO). Komisi ini terdiri dari
berbagai negara dan bertugas merumuskan konsep standar internasional di bidang
lingkungan.
5

Adapun pembagian tugasnya adalah sbb. :


1. Sub komisi yang menangani Environmental Management System (Sistem
pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam),
2. Sub komisi yang menangani Environmental Auditing (Odit Lingkungan),
3. Sub komisi yang menangani Environmental Labelling (Label Lingkungan),
4. Sub komisi yang menangani Environmental Performance Evaluating(Evaluasi
Kinerja Lingkungan),
5. Sub komisi yang menangani Life Cycle Analysis (Analisis Daur Hidup),
6. Sub komisi yang menangani Environemental aspect in Product Standard (Aspek
Lingkungan dalam Bakumutu Produk),
7. dan Sub komisi yang bertugas menyusun Term and Definitions(Istilah dan
Definisi)

2.3 Enam Prinsip Dasar ISO 14001


1. Kebijakan (dan Komitmen) Lingkungan.
Terdokumentasi dan dikomunikasikan.
2. Perencanaan.
Identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, peraturan, adanya tujuan
dan sasaran, adanya program untuk mencapai tujuan dan sasaran.
3. Penerapan dan Operasi.
Peran dan tanggung jawab, pelatihan, komunikasi internal dan external, dokumen
tertulis, SOP, tindakan darurat.
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi.
Prosedur yang memantau dan mengukur karakterisitik kunci darikegiatan dan
operasi, prosedure utk situasi ketidaksesuaian, prosedure audit.
5. Tinjauan Manajemen.
Mengkaji secara periodik oleh manajemen puncak
6. Penyempurnaan menerus.
Ukuran keberhasilan dan keuntungan:
• Diukur dari 2 parameter :
o Kesesuaian sistem manajemen (memperoleh sertifikat).
6

o Meningkatnya kemampuan organisasi dalam pengendalian terhadap


berbagai aktifitas yang mempunyai dampak terhadap lingkungan.
• Keuntungan :
o Meningkatkan efisiensi dari sumberdaya.
o Mengurangi proses yang tidak perlu.
o Mengurangi biaya.
o Menambah kesempatan bisnis baru
o Meningkatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan dan
pelanggan.
o Memastikan impak dari lingkungan diukur

2.4 Standar ISO Perusahaan (ISO 14001:2004)


ISO 14001 adalah standar sistem manajemen lingkungan (SML) dengan
nama resmi Environmental Management Systems – Requirements with guidance for
use. Tidak ada sertifikat ISO 14000. Yang ada adalah sertifikat ISO 14001.
Sertifikasi ISO 14001 merupakan salah satu penilaian dalam audit PROPER,
digunakan untuk menunjukkan komitmen organisasi terhadap pematuhan peraturan
lingkungan, perlindungan dan pencegahan pencemaran serta penghematan sumber
daya.
Sertifikasi ISO ini juga berfungsi untuk meningkatkan citra organisasi di mata
pelanggan, pesaing, pemerintah dan masyarakat. Untuk dapat menerapkan
persyaratan standar ISO 14001 secara efektif perlu memahami ISO 9000, ISO 9001,
ISO 19011 dan ISO 14004.
Riwayat revisi ISO 14001 adalah ISO 14001 : 1996 dan ISO 14001 : 2004.

2.4. SERTIFIKASI ISO 14001


Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85
industri yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah
memperoleh sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem,
jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem.
Sertifikasi atas ISO 14001 mempunyai arti bahwa sistem manajemen lingkungan dari
7

perusahaan diakses, dinilai atau dievaluasi, dan hasilnya telah memenuhi


persayaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar SML ISO 14001. Terdapat tiga
jenis sertifikasi, yaitu :
– Sertifikasi jenis I atau sertifikasi pihak ketiga
– Sertifikasi jenis II atau pernyataan diri
– Sertifikasi jenis III atau sertifikasi pihak kedua
Bila sertifikasi dilakukan oleh perusahaan atau lembaga sertifikasi sistem
manajemen lingkungan yang tidak berpihak atau yang disebut sebagai pihak ketiga
yang diakreditasi oleh badan akreditasi nasional, audit yang akan dilakukan untuk
semua komponen ISO 14000 mempunyai bobot yang paling besar. Sertifikasi pihak
kedua terjadi apabila melibatkan pemasok yang terkait dengan kontrak. Dalam hal ini
audit dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan produk atau jasa pemasok.
Sertifikasi diri atau sertifikasi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri memunyai
bobot yang paling kecil; namun hal ini masih lebih bagus daripada tidak ada
sertifikasi. Tidak peduli proses sertifikasi mana yang akan diambil, paling sedikit ada
langkah yang benar. Umumnya perusahaan memilih menggunakan pihak ketiga, dan
dalam proses sertifikasi langkah-langkah yang harus diambil adalah :
1. Perusahaan mempersiapkan diri untuk menerapkan SML yang diperlukan, yang
mencakup antara lain tentang aspek, dampak, kebijakan, tujuan, sasaran dan
program manajemen leingkungan, dan penerapan SML secara konsisten di
perusahaan sesuai dengan dokumentasi SML yang telah dibuatnya.
2. Perusahaan mempersiapkan dokumen yang diperlukan
3. Perusahaan memilih lembaga sertifikasi SML dan mengajukan permohonan
untuk memperoleh sertifikasi
4. Lembaga sertifikasi melaksanakan penilaian awal yang diikuti audit/assesmen
menyeluruh pada perusahaan
5. Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 14001
6. Adanya surveilans oleh lembaga sertifkasi untuk melihat bagaimana perusahaan
mempertahankan SML-nya.
Dalam sertifikasi ISO 14001, ada dua hal yang perlu dicatat:
1. Sertifikasi yang dilaksanakan harus berdasarkan masing-masing lokasi pabrik.
8

2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga
tahun.
Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga yang
melakukan sertifikasi. Dalam audit, hal yang sering ditemukan sebagai
ketidaksesuaian sehingga belum dapat diberikannya sertifikasi adalah :
1. Kurangnya komitmen, manajemen kurang memperhatikan kebijakannya
kurangnya bukti yang menguatkan Sedangkan bidang yang sering dijumpai
adanyaa ketidaksesuaian adalah:
2. Evaluasi aspek dan dampak lingkungan – aspek yang penting tidak
terindentifikasi
3. Pelatihan – personel kunci tidak memperoleh pelatihan
4. Tujuan dan sasaran – tidak relevan dengan kebijakan lingkungan atau aspek yang
penting.
5. Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi bergantung pada besarnya perusahaan,
Sebagai gambaran, suatu lembaga sertfikasi di LN menarik biaya sertifikasi
sebesar $10.000 untuk jasa yang diberikan bagi perolehan sertifikasi ISO 14001
untuk perusahaan dengan pegawai kurang dari 100 orang. Perusahaan dengan
pegawai sampai dengan 500 orang membayar sebesar kira-kira $ 15.000, dan
perusahaan dengan 1000 orang harus membayar sebesar kira-kira $ 21.000. Biaya itu
diluar biaya perjalanan dan biaya hidup bagi para assesor atau auditor lingkungan
selama menjalankan tugasnya di perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, ada biaya
tahunan yang diperlukan untuk mempertahankan sertifikasi.

2.5. MANFAAT PENERAPAN ISO 14001


Manfaat yang didapatkan suatu perusahaan dengan diterapkannya ISO 14001 adalah:
1. Perlindungan Lingkungan SML 14001memungkinkan manusia dan lingkungan
hidup tetap eksis dengan kondisi yang baik
2. Manajemen Lingkungan yang lebih baik Standar SML 14001 memberikan
perusahaan kerangka menuju manajemen lingkungan yang lebih konsisten dan
diandalkan.
3. Mempertinggi daya saing Mempertinggi peluang untuk berusaha dan bersaing
dalam pasar bebas dalam era globalisasi.
9

4. Menjamin ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan SML ISO 14001


menjamin perusahaan yang memilikinya memenuhi perundangundangan yang
berlaku karena ada dokumen yang tertulis.
Penerapan sistem menajemen yang efektif Standar ISO 14001 menanggung
berbagai teknik manajemen yang baik, yang meliputi manajemen personel, akuntasi,
pengendalian pemasok, pengendalian dokumen, dan lain-lain yang diperlukan
Pengurangan Biaya Selain mempermudah jalan untuk memenuhi persyaratan
konsumen tanpa harus repot memenuhinya kembali, juga dapat mengurangi
pemakaian bahan kimia maupun limbah dan B3 yang harus diproses kembali. Seperti
juga pada prinsip penerapan sistem mutu ISO 9000. yaitu lakukanlah secara benar
dan baik pada kesempatan pertama.
Hubungan Masyarakat yang lebih baik Sebagian terbesar prosedur yang ada
pada ISO 14001 mensyaratkan tindakan yang proaktif. Setiap tindakan proaktif
terhadap lingkungan ini akan meningkatkan citra perusahaan dalam hal lingkungan
terhadap masyarakat.
Kepercayaan dan kepuasan langganan yang lebih baik Terkait dengan
hubungan mayarakat yang lebih baik adalah kepercayaan dan kepuasan langganan.
Bila perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 14001, pelanggan akan lebih
merasa aman karena adanya perlindungan lingkungan.
Ketika perusahaan beroperasi, maka proses bisnis yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
baik dampak positif maupun dampak negatif. Pada prinsipnya dampak yang timbul
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu dampak bio-kimia-fisik dan dampak
sosial. Contoh dari dampak bio-fisik-kimia misalnya pencemaran air, pencemaran
udara, kerusakan keanekaragaman hayati, atau pengurangan cadangan air tanah.
Semua jenis dampak ini akan memberikan resiko yang mempengaruhi bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan. Misalnya pencemaran air yang ditimbulkan oleh
aktivitas perusahaan, akan memberikan resiko pertanggungjawaban dalam bentuk
tuntutan pidana dan tuntutan perdata, apakah tuntutan tersebut dari pemerintah,
masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ketika perusahaan berupaya untuk menerapkan ISO 14001, maka perusahaan
tersebut telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara menerus kinerja
10

lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001 merupakan standar
yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan
hidup. Sehingga, upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan
disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya manusia, teknis,
atau finansial.
Adakalanya, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu
singkat karena keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses
bisnisnya menimbulkan limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk
menerapkan ISO 14001 di perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata
keterbatasan finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk mengelola
limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan oleh
pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru akan
mampu membangun sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira beberapa
tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan tidak akan
pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut
mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO,
maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14001.Perusahaan lain,
yang kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak
memenuhi persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14001.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO
14001 tidak berarti tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat
EMS dapat saja diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori lingkungan.
Namun, dalam EMS terdapat persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen
untuk melakukan perbaikan secara menerus (continual improvement). Dengan
perbaikan secara menerus inilah kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit
diperbaiki. Dengan kata lain ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian), bukan
performance (kinerja).
ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary).
Standar ini dapat dipergunakan oleh oleh organisasi/perusahaan yang ingin:
 menerapkan, mempertahankan, dan menyempurnakan sistem manajemen
lingkungannya
11

 membuktikan kepada pihak lain atas kesesuaian sistem manajemen


lingkungannya dengan standar
 memperoleh sertifikat

Beberapa manfaat penerapan ISO adalah:


 menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan
 meningkatkan kinerja lingkungan
 memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
 menurunkan resiko pertanggungjawaban lingkungan
 sebagai alat promosi untuk menaikkan citra perusahaan

Selain manfaat di atas, perusahaan yang berupaya untuk menerapkan ISO 14001 juga
perlu mempersiapkan biaya-biaya yang akan timbul, diantaranya:
 waktu staf atau karyawan
 penggunaan konsultan
 pelatihan

Standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan


pada bulan September 1996, yaitu ISO 14001dan ISO 14004. Standar ini telah
diadopsi oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi
SNI-19-14001-1997 dan SNI-19-14001-1997.
ISO 14001 adalah Sistem manajemen lingkungan yang berisi tentang
spesifikasi persyaratan dan panduan untuk penggunaannya. Sedangkan ISO 14004
adalah Sistem manajemen lingklungan yang berisi Panduan-panduan umum
mengenai prinsip, sistem dan teknik-teknik pendukung.

2.6. Elemen ISO 14001


ISO 14001 dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM)
yang berprinsip pada aktivitas PDCA (Plan – Do – Check – Action), sehingga
elemen-elemen utama EMS akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangkan
menjadi enam prinsip dasar EMS, yaitu:
 Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
 Perencanaan
 Penerapan dan Operasi
12

 Pemeriksaan dan tindakan koreksi


 Tinjauan manajemen
 Penyempurnaan menerus

1. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan dan tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada peraturan serta menjadi
kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
2. Perencanaan
Mencakup indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, identifikasi dan
akses terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang
terdokumentasi dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan (termasuk siapa yang bertanggung
jawab dan kerangka waktu)
3. Implementasi dan Operasi
Mencakup definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung jawab,
pelatihan yang memadai, terjaminnya komunikasi internal dan eksternal,
dokumentasi tertulis sistem manajemen lingkungan dan prosedur pengendalian
dokumen yang baik, prosedur pengendalian operasi yang terdokumentasi, dan
prosedur tindakan darurat yang terdokumentasi.
4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur karakteristik kunci
dari kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian,
prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit kenerja sistem manajemen
lingkungan
5. Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan keseluruhan untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen
lingkungan terhadap perubahan yang terjadi.
Pada prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 – Environmental Management System
diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
13

 Environmental policy (kebijakan lingkungan): Pengembangan sebuah


pernyataan komitmen lingkungan dari suatu organisasi. Kebijakan ini akan
dipergunakan sebagai kerangka bagi penyusunan rencana lingkungan.
 Environmental aspects (aspek lingkungan): Identifikasi aspek lingkungan dari
produk, kegiatan, dan jasa suatu perusahaan, untuk kemudian menentukan
dampak-dampak penting yang timbul terhadap lingkungan.
 Legal and other requirements (persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain): Mengidentifikasi dan mengakses berbagai peraturan dan
perundangan yang terkait dengan kegiatan perusahaan.
 Objectives and targets (tujuan dan sasaran): Menetapkan tujuan dan sasaran
lingkungan, yang terkait dengan kebijakan yang telah dibuat, dampak
lingkungan, stakeholders, dan faktor lainnya.
 Environmental management program (program manajemen lingkungan):
rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
 Structure and responsibility (struktur dan tanggung jawab): Menetapkan
peran dan tanggung jawab serta menyediakan sumber daya yang diperlukan
 Training awareness and competence (pelatihan, kepedulian, dan kompetensi):
Memberikan pelatihan kepada karyawan agar mampu mengemban tanggung
jawab lingkungan.
 Communication (komunikasi): Menetapkan proses komunikasi internal dan
eksternal berkaitan dengan isu lingkungan
 EMS Documentation (dokumentasi SML): Memelihara informasi EMS dan
sistem dokumentasi lain
 Document Control (pengendalian dokumen): Menjamin kefektifan
pengelolaan dokumen prosedur dan dokumen lain.
 Operational Control (pengendalian operasional): Mengidentifikasi,
merencanakan dan mengelola operasi dan kegiatan perusahaan agar sejalan
dengan kebijakan, tujuan, dan saasaran.
 Emergency Preparedness and response (kesiagaan dan tanggap darurat):
mengidentifikasi potensi emergency dan mengembangkan prosedur untuk
mencegah dan menanggapinya.
14

 Monitoring and measurement (pemantauan dan pengukuran): memantau


aktivitas kunci dan melacak kinerjanya
 Nonconformance and corrective and preventive action (ketidaksesuaian dan
tindakan koreksi dan pencegahan): Mengidentifikasi dan melakukan tindakan
koreksi terhadap permasalahan dan mencegah terulang kejadiannya.
 Records (rekaman): Memelihara rekaman kinerja SML
 EMS audits (audit SML): Melakukan verifikasi secara periodik bahwa SML
berjalan dengan baik.
 Management Review (pengkajian manajemen): Mengkaji SML secara
periodik untuk melihat kemungkinan-kemungkinan peyempurnaan
berkelanjutan.

2.7 Kendala Penerapan ISO 14001 di Indonesia


Standar ISO 14001 adalah satu-satunya standar dalam ISO seri 14000 yang
dapat dijadikan persyaratan sertifikasi, namun penerapan standar ISO 14001 tidak
secara otomatis harus mendapatkan sertifikasi. Standar ISO 14001 memuat
komponen dan proses berjalannya sistem manajemen terhadap aspek lingkungan dari
kegiatan, produk atau jasa suatu organisasi. Suatu organisasi yang menerapkan SML
mengikuti standar ISO 14001 dapat mengajukan permohonan sertifikasi ISO 14001
kepada Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. Lembaga Sertifikasi selanjutnya akan
mengevaluasi kesesuaian SML organisasi yang bersangkutan dengan standar ISO
14001 dan juga efektivitas SML tersebut.
Hingga saat ini banyak pihak mempunyai persepsi yang kurang tepat terhadap
SML dan sertifikasinya antara lain sebagai berikut :
1. Standar SML menggunakan pendekatan proses perbaikan secara sistematis
dan berkelanjutan. Standar tersebut tidak memuat tingkat kinerja
lingkungan tertentu. Oleh karena itu, sertifikasi ISO 14001 tidak senantiasa
bermakna bahwa kinerja lingkungan organisasi yang bersangkutan. lebih
baik daripada organisasi lain yang tidak mempunyai sertifikat ISO 14001.
2. Sertifikasi ISO 14001 tidak diberikan oleh pihak Pemerintah, tetapi oleh
Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang
berwenang, mengikuti aturan main yang disepakati secara internasional.
15

Oleh karena itu, Lembaga Sertifikasi-lah yang bertanggungjawab langsung


menjamin ketepatan pemberian sertifikat ISO 14001.
3. Apabila ada situasi ketidaktaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan, sertifikat ISO 14001 tidak secara
otomatis dicabut oleh Lembaga Sertifikasi yang memberikan. Namun,
berdasarkan SML organisasi yang bersangkutan. harus segera melakukan
tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya ketidaktaatan tersebut.
Lembaga Sertifikasi akan mengevaluasi efektivitas proses perbaikan
tersebut.
4. Perolehan sertifikat ISO 14001 bukan merupakan tujuan akhir penerapan
SML, namun merupakan salah satu tahap awal dalam mewujudkan proses
perbaikan secara sistematis dan berkelanjutan. Organisasi yang menerapkan
SML tanpa sertifikasi pun dapat juga mewujudkan proses yang sama.
Kesalahan persepsi diatas kemudian ditambah oleh kendala-kendala lain yang
menyebabkan masih minimnya pihak industry yang menjalankan SML dan memiliki
sertifikat ISO 14001. Beberapa kendala tersebut antara lain :
 Kurangnya informasi mengenai standar ISO 14001;
 Kurangnya sumber daya manusia yang memahami dan dapat menerapkan
standar ISO 14001;
 Kurangnya sumber daya keuangan untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan
menerapkan SML;
 Masih ada anggapan bahwa mengelola lingkungan hanya pemborosan dan
pengeluaran ekstra belaka;
 Komitmen Top Manajemen yang tidak maksimal sehingga
motivasi karyawan dalam menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan
menjadi berkurang;
 Sosialisasi dari pihak manajemen terkait sistem manajemen lingkungan
masih kurang sehingga pengetahuan karyawan sangat kurang.
 Partisipasi dan kesadaran karyawan terhadap lingkungan tidak meningkat
dikarenakan masih banyak perusahaan yang masih belum mengetahui
manfaat dalam menerapkan ISO 14001;
16

 Budaya perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan masih rendah.


Ditandai dengan perilaku karyawan di dalam perusahaan masih tidak peduli
terhadap pengelolaan lingkungan;
 Biaya sertifikasi ISO 14001 yang cukup tinggi;
 Kurangnya peran pemerintah dalam sosialisasi ISO 14001 dan tidak adanya
program insentif pemerintah dalam penerapan ISO 14001.

III. PENERAPAN ISO 14001 DI PERUSAHAAN


3.1. PENERAPAN ISO 14001 DI PT PFIZER INDONESIA-PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR:
17

• Tujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan juga


meningkatkan performa perusahaan sehingga dapat bersaing secara global.
• Manfaatnya adalah peningkatan kualitas dalam hal pengolahan limbah.
• Parameter limbah cair yang dilihat sebelum dan setelah penerapan lingkungan
adalah Debit, COD, TSS dan pH.
• Menunjukkan PT Pfizer indonesia telah dapat memenuhi persyaratan yang
terdapat pada elemen-elemen ISO 14001.

3.2. PENERAPAN ISO 14001 DI PT PFIZER INDONESIA-PENGOLAHAN


LIMBAH CAIR:
• Tujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan juga
meningkatkan performa perusahaan sehingga dapat bersaing secara global.
• Manfaatnya adalah peningkatan kualitas dalam hal pengolahan limbah.
• Parameter limbah cair yang dilihat sebelum dan setelah penerapan lingkungan
adalah Debit, COD, TSS dan pH.
• Menunjukkan PT Pfizer indonesia telah dapat memenuhi persyaratan yang
terdapat pada elemen-elemen ISO 14001.

3.3. PENERAPAN ISO 14001 DI INDUSTRI MANUFAKTUR. :


• Industri ini sangan berkaitan dengan lingkungan hidup.
o Suara, getaran debu, pemakaian air yang berlebih, air buangan,
rembesan minyak/oli, kebocoran bahan bakar dll yang berpotensi
terhadap pencemaran lingkungan.
• Apabila tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat buruk pada
perusahaan, terancam pencabutan izin operasi, tuntutan dari warga
sekitar/LSM yang akan menyebabkan biaya yang dikeluarkan lebih besar dan
menutup peluang perusahaan untuk dapat memasarkan produk ke perusahaan
yang terknal ramah lingkungan.
• Dengan mengimplementasikan sisitem Manajemen Lingkungan ISO 14001
telah terbukti efektif di dunai untuk mengendalikan aspek lingkungan hidup.
• Langkah awal yang harus dilakukan adalah
18

o Intrepretasi klausa ISO 14001 pada proses kerja perusahaan. (resiko,


kendali dll).
o Penyusunan sistem dan dokumen ISO 140001 (prosedur, emergency
respond dll).
o Implementasi system (record kegiatan) dan di sarankan untuk
mempunyai tim lingkungan.-INTERNAL.
o Tinjauan manajemen Puncak, apabila selurh proses telah dijalankan
maka perusahaan dapt melanjutkan ke tahap sertifikasi Indepensi.
o Dengan diperolehnya sertifkasi ISO 14001, maka industri manufaktur
tersebut baru memasuki tahap awal (tahap compliance).
o Hasil implementasi perlu dilakukan evaluasi guna dapat senantiasa
meningkatkan perbaikan terhadap sistem manajemen lingkungan yang
telah diterapkan.

IV. PENUTUP

Dari uraian pada bab sebelumnnya dapat dilihat manfaat penerapan ISO 14001,
antara lain meningkatkan citra produk kepada dunia internasional yang kemudian
19

memperluas pangsa pasar dan daya saing produk, meningkatkan kerjasama dan
interaksi antara dunia industri dengan masyarakat, mendorong pemerintah
memberikan insentif kepada perusahaan serta kemudahan dalam mengakses sumber
pendanaan, pemenuhan kriteria sertifikasi vendor, adanya jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja serta perlindungan lingkungan, kemudahan dalam perencanaan,
operasi, kontrol dan koreksi dalam pengelolaan lingkungan yang berimbas kepada
efisiensi dan efektivitas biaya, penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan.
Dalam penerapan ISO 14001, ditemui beberapa kendala antara lain komitmen
manajemen puncak yang kurang kuat, tingkat partisipasi dan kesadaran karyawan
terhadap lingkungan yang rendah, sosialisasi yang kurang dan biaya sertifikasi yang
tinggi. Hal ini diperparah oleh kesalahan persepsi terhadap standarisasi ISO 14001
yang terkesan merupakan pemborosan bagi keuangan perusahaan.
Berdasarkan faktor manfaat dan kendala penerapan ISO 14001 di Indonesia
kemudian menunjukkan data bahwa penerapan SML dan sertifikasi ISO 14001 masih
sangat minim di adopsi. Hal ini yang tentu saja menghilangkan faktor manfaat yang
seharusnya didapat. Tidak mengherankan apabila komoditas ekspor Indonesia masih
sulit menembus pangsa pasar internasional bahkan beberapa komoditas ekspor
unggulan Indonesia tidak mendapatkan izin untuk dipasarkan di beberapa Negara
bahkan wilayah regional tertentu. Restriksi atau penolakan tersebut tentu saja
merugikan Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
20

DAFTAR PUSTAKA

https://hadinugroho6939.wordpress.com/2015/05/06/penerapan-iso-14001-pada-
perusahaan/ Di akses pada tanggal 27 Juni 2018.
http://asq.org/learn-about-quality/learn-about-standards/iso-14001/. Diakses tgl 29
Juni 2018.
https://www.iso.org/iso-14001-environmental-management.html. Diakses tgl 29 Juni
2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/ISO_14000. Diakses tgl 29 Juni 2018.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
ail&act=view&typ=html&buku_id=41808. Diakses tgl 29 Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai