MATA KULIAH
PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Kurnia Wahyu Nengsih
Eko Hendi Saputra
Rony Setyawan
Dosen :
Dr. EFRIYELDI
I. PENDAHULUAN
2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga
tahun.
Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga yang
melakukan sertifikasi. Dalam audit, hal yang sering ditemukan sebagai
ketidaksesuaian sehingga belum dapat diberikannya sertifikasi adalah :
1. Kurangnya komitmen, manajemen kurang memperhatikan kebijakannya
kurangnya bukti yang menguatkan Sedangkan bidang yang sering dijumpai
adanyaa ketidaksesuaian adalah:
2. Evaluasi aspek dan dampak lingkungan – aspek yang penting tidak
terindentifikasi
3. Pelatihan – personel kunci tidak memperoleh pelatihan
4. Tujuan dan sasaran – tidak relevan dengan kebijakan lingkungan atau aspek yang
penting.
5. Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi bergantung pada besarnya perusahaan,
Sebagai gambaran, suatu lembaga sertfikasi di LN menarik biaya sertifikasi
sebesar $10.000 untuk jasa yang diberikan bagi perolehan sertifikasi ISO 14001
untuk perusahaan dengan pegawai kurang dari 100 orang. Perusahaan dengan
pegawai sampai dengan 500 orang membayar sebesar kira-kira $ 15.000, dan
perusahaan dengan 1000 orang harus membayar sebesar kira-kira $ 21.000. Biaya itu
diluar biaya perjalanan dan biaya hidup bagi para assesor atau auditor lingkungan
selama menjalankan tugasnya di perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, ada biaya
tahunan yang diperlukan untuk mempertahankan sertifikasi.
lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001 merupakan standar
yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan
hidup. Sehingga, upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan
disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya manusia, teknis,
atau finansial.
Adakalanya, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu
singkat karena keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses
bisnisnya menimbulkan limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk
menerapkan ISO 14001 di perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata
keterbatasan finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk mengelola
limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan oleh
pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru akan
mampu membangun sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira beberapa
tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan tidak akan
pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut
mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO,
maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14001.Perusahaan lain,
yang kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak
memenuhi persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14001.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO
14001 tidak berarti tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat
EMS dapat saja diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori lingkungan.
Namun, dalam EMS terdapat persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen
untuk melakukan perbaikan secara menerus (continual improvement). Dengan
perbaikan secara menerus inilah kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit
diperbaiki. Dengan kata lain ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian), bukan
performance (kinerja).
ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary).
Standar ini dapat dipergunakan oleh oleh organisasi/perusahaan yang ingin:
menerapkan, mempertahankan, dan menyempurnakan sistem manajemen
lingkungannya
11
Selain manfaat di atas, perusahaan yang berupaya untuk menerapkan ISO 14001 juga
perlu mempersiapkan biaya-biaya yang akan timbul, diantaranya:
waktu staf atau karyawan
penggunaan konsultan
pelatihan
1. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan dan tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada peraturan serta menjadi
kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
2. Perencanaan
Mencakup indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, identifikasi dan
akses terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang
terdokumentasi dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan (termasuk siapa yang bertanggung
jawab dan kerangka waktu)
3. Implementasi dan Operasi
Mencakup definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung jawab,
pelatihan yang memadai, terjaminnya komunikasi internal dan eksternal,
dokumentasi tertulis sistem manajemen lingkungan dan prosedur pengendalian
dokumen yang baik, prosedur pengendalian operasi yang terdokumentasi, dan
prosedur tindakan darurat yang terdokumentasi.
4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur karakteristik kunci
dari kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian,
prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit kenerja sistem manajemen
lingkungan
5. Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan keseluruhan untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen
lingkungan terhadap perubahan yang terjadi.
Pada prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 – Environmental Management System
diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
13
IV. PENUTUP
Dari uraian pada bab sebelumnnya dapat dilihat manfaat penerapan ISO 14001,
antara lain meningkatkan citra produk kepada dunia internasional yang kemudian
19
memperluas pangsa pasar dan daya saing produk, meningkatkan kerjasama dan
interaksi antara dunia industri dengan masyarakat, mendorong pemerintah
memberikan insentif kepada perusahaan serta kemudahan dalam mengakses sumber
pendanaan, pemenuhan kriteria sertifikasi vendor, adanya jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja serta perlindungan lingkungan, kemudahan dalam perencanaan,
operasi, kontrol dan koreksi dalam pengelolaan lingkungan yang berimbas kepada
efisiensi dan efektivitas biaya, penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan.
Dalam penerapan ISO 14001, ditemui beberapa kendala antara lain komitmen
manajemen puncak yang kurang kuat, tingkat partisipasi dan kesadaran karyawan
terhadap lingkungan yang rendah, sosialisasi yang kurang dan biaya sertifikasi yang
tinggi. Hal ini diperparah oleh kesalahan persepsi terhadap standarisasi ISO 14001
yang terkesan merupakan pemborosan bagi keuangan perusahaan.
Berdasarkan faktor manfaat dan kendala penerapan ISO 14001 di Indonesia
kemudian menunjukkan data bahwa penerapan SML dan sertifikasi ISO 14001 masih
sangat minim di adopsi. Hal ini yang tentu saja menghilangkan faktor manfaat yang
seharusnya didapat. Tidak mengherankan apabila komoditas ekspor Indonesia masih
sulit menembus pangsa pasar internasional bahkan beberapa komoditas ekspor
unggulan Indonesia tidak mendapatkan izin untuk dipasarkan di beberapa Negara
bahkan wilayah regional tertentu. Restriksi atau penolakan tersebut tentu saja
merugikan Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://hadinugroho6939.wordpress.com/2015/05/06/penerapan-iso-14001-pada-
perusahaan/ Di akses pada tanggal 27 Juni 2018.
http://asq.org/learn-about-quality/learn-about-standards/iso-14001/. Diakses tgl 29
Juni 2018.
https://www.iso.org/iso-14001-environmental-management.html. Diakses tgl 29 Juni
2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/ISO_14000. Diakses tgl 29 Juni 2018.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
ail&act=view&typ=html&buku_id=41808. Diakses tgl 29 Juni 2018.