Anda di halaman 1dari 1

Perkembangan era globalisasi menyebabkan profesi akuntan menghadapi tantangan yang

semakin sulit, sehingga dalam menjalankan pekerjaannya akuntan dituntut untuk profesional.
Selain itu, akuntan juga harus menjaga harkat dan martabatnya serta menghindari segala
tindakan yang mencoreng nama baik profesi.Keahlian maupun keterampilan memang
diperlukan oleh suatu profesi agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha dan bekerja
secara profesional.Namun, selain keahlian dan keterampilan, suatu profesi juga memerlukan
etika yang harus dimiliki oleh pihak yang menjalankan profesi.

Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system informasi dan k
omunikasi telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system ekonomi glo
bal. Pernyataan system ekonomi global ini makin mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan
multinasional yang beroperasi melampaui batas-batas suatu negara. Kesatuan aktivitas perekono
mian ini terlihat jelas yang dicapai oleh para pemimpin negara-negara di dunia, antara lain perjan
jian ASEAN, APEC, Uni Eropa, dan terakhir perjanjian WTO, makin mendorong ke arah pernya
taan system ekonomi dunia.

a) Setiap negara masih mempunyai prinsip akuntansi dan standar audit sendiri-sendiri, yang
terkadang berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Banyak negara yang mewaji
bkan agar setiap perusahaan yang beroperasi di wilayahnya menyusun laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di negara masing-masing.

b) Profesi akuntan di dunia belum sepenuhnya serius dalam mengembangkan standar perilak
u etis profesi akuntan.

Enam manfaat dari kode etik profesi,yaitu:

1. Dapat memberikan motivasi melalui penggunaan tekanan dari rekan sejawat (peer
pressure) dengan memelihara seperangkat harapan perilaku yang diakui umum yang
harus dipertimbangkan dalam proses keputusan.

2. Dapat memberikan pedoman yang lebih stabil tentang benar atau salah daripada
mengandalkan kepribadian manusiawi atau keputusan yang selalu bersifat ad hoe.
3. Dapat memberikan tuntunan, terutama dalam menghadapi situasi yang abu-abu
(ambiguous situational).
4. Kode etik tidak saja dapat menuntun perilaku karyawan (employees), namun dapat juga
mengawasi kekuasaan otokrasi atasan (employers).
5. Kode etik dapat merinci tanggungjawab social perusahaan itu sendiri.
6. Kode etik sebenarnya untuk kepentingan bisnis itu sendiri, kalau bisnis tidak mau
mengawasi perilaku dirinya sendiri, maka pihak lain yang akan bertindak
mengawasinya.

Anda mungkin juga menyukai