Abstrak
hampir seluruh masalah dalam kehidupan konsep dan menyelesaikan masalah yang
dapat dikaitkan dengan matematika. berkaitan dengan dimensi tiga.
Matematika adalah salah satu Berdasarkan hasil wawancara
disiplin ilmu yang mempunyai konsep dengan guru di salah satu Sekolah
yang abstrak. Berdasarkan realita yang Menengah Atas (SMA) di Madiun,
ada, semakin abstrak konsep dalam diperoleh informasi bahwa siswa masih
matematika maka akan semakin mengalami kesulitan dalam
menyulitkan siswa dalam memahami menggambarkan hasil proyeksi garis
konsep tersebut. Salah satu aspek terhadap garis, garis terhadap bidang
matematika pada satuan pendidikan SMA maupun bidang terhadap bidang,
adalah geometri. Geometri yang secara sehingga berakibat pada kesulitan siswa
harfiah berarti pengukuran tentang bumi dalam menyelesaikan permasalahan
adalah cabang dari matematika yang sudut yang dibentuk oleh beberapa kasus
mempelajari hubungan di dalam ruang tersebut. Hal tersebut menunjukkan
(Wikipedia, 2009). Salah satu pokok bahwa pada dasarnya siswa masih
bahasan geometri yang diajarkan di kesulitan mempelajari sesuatu yang
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah abstrak dan akan lebih mudah dalam
dimensi tiga yaitu pada materi jarak, belajar melalui sesuatu yang bersifat
proyeksi dan sudut. konkrit. Untuk memahami konsep
Dalam mempelajari pokok abstrak, siswa memerlukan benda-benda
bahasan dimensi tiga dibutuhkan konkrit sebagai perantara atau
konsentrasi dan pemahaman konsep yang visualisasinya. Salah satu bentuk inovasi
baik dari siswa, karena objek-objek di tersebut adalah dengan penggunanan
dalamnya bersifat abstrak. Bersifat media pembelajaran berbasis multimedia
abstrak artinya objek-objek tersebut interaktif.
merupakan benda-benda pikiran dimana Seiring dengan perkembangan
benda-benda tersebut hanya bisa ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,
dibayangkan dalam pikiran (Anggara berbagai bentuk media pembelajaran
Rustiana B, 2008: 1). Selain itu, dalam tentu saja semakin bervariasi bentuknya,
mempelajari materi dimensi tiga salah satu diantaranya adalah media
membutuhkan kemampuan dalam pembelajaran yang dikembangkan
memvisualisasikan bentuk bangun ruang. melalui teknologi komputer. Menurut
Dengan kemampuan visualisasi yang Azhar Arsyad (2004: 54) komputer dapat
baik, diharapkan siswa dapat memahami mengakomodasi siswa yang lamban
disebut dengan istilah scene (Nur tanggapan dari guru dan siswa
Hadi Waryanto, 2005). mengenai media pembelajaran yang
3. Pengembangan (development) dikembangkan. Tahap ini di awali
Pada tahap pengembangan ini, dengan penggunaan media
dilakukan proses pembuatan media. pembelajaran interaktif oleh guru dan
Kegiatan yang dilakukan meliputi siswa, kemudian guru dan siswa
mengumpulkan komponen-komponen tersebut diberi angket untuk
media, pembuatan media memberikan penilaian terhadap
pembelajaran interaktif, mengadakan media pembelajaran interaktif.
kontrol media, selanjutnya dilakukan 5. Evaluasi (evaluation)
pengkajian media oleh ahli media dan Evaluasi yang dilakukan meliputi
ahli materi. Pengkajian ini dilakukan evaluasi media pembelajaran
untuk memperoleh penilaian terhadap interaktif berdasarkan hasil angket
media pembelajaran interaktif, evaluasi dan evaluasi dampak
masukan dan saran untuk perbaikan penggunaan media pembelajaran
dan penyempurnaan media. interaktif terhadap respons siswa,
4. Implementasi (implementation) yang diperoleh dari angket respons
Media pembelajaran yang telah siswa yang diberikan kepada siswa
selesai dibuat, diujicobakan di tempat yang mengikuti uji coba.
yang telah ditentukan yaitu di SMA Secara keseluruhan rancangan
Negeri 1 Nglames. Proses uji coba ini dalam pembuatan media dapat dilihat
bertujuan untuk memperoleh pada bagan berikut:
Analisis materi
Analisis aspek-aspek
Analisis situasi media pembelajaran Analisis karakteristik
berbasis multimedia siswa
interaktif
Penyusunan
storyboard
Pengumpulan
komponen media
Pembuatan media
dengan Adobe Flash
CS5
Media Revisi
Pembelajaran I
III Uji coba media
Evaluasi
Laporan
No Indikator Persentase
1. Materi harus sesuai dengan kompetensi dasar 100%
dan standar kompetensi yang ingin dicapai
2. Tujuan pembelajaran harus jelas 93,33%
3. Ada petunjuk penggunaan yang jelas 100%
4. Kejelasan materi 100%
5. Kebenaran konsep 100%
6. Kemudahan navigasi 93,33%
7. Kemudahan pengoperasian/penggunaan 93,33%
8. Komposisi warna tepat (tidak mencolok) 86,67%
9. Keterbacaan tulisan 86,67%
10. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami 93,33%
11. Animasi harus menarik 93,33%
12. Animasi dapat memperjelas materi 93,33%
13. Ada latihan soal 100%
14. Ada feed back (umpan balik) hasil latihan soal 100%
15. Dapat meningkatkan minat siswa 100%
16. Dapat membantu siswa dalam memahami materi 100%
Dari hasil angket, persentase sebagai kriteria untuk
setiap butir pernyataan lebih membuat media pembelajaran
dari 75%, sehingga aspek- berbasis multimedia interaktif
aspek tersebut digunakan yang baik.
Tabel 4. Hasil evaluasi media oleh ahli media dan ahli materi
a. Kualitas Media
b. Kualitas Materi
belajar siswa
17. Kemungkinan memberikan bantuan Baik Sangat baik
belajar siswa
18. Kemungkinan memberikan pemahaman Baik Sangat baik
dan penguatan konsep
Menurut dosen ahli media 5) Tombol untuk kembali ke
kualitas media pembelajaran materi awal tidak berfungsi
yang telah dibuat tergolong 6) Kalimat soal pada latihan
dalam kriteria baik. Hal ini soal perlu diperhatikan lagi
dilihat dari hasil angket dimana Menurut dosen ahli materi,
setiap butir angket dikategorikan kualitas media pembelajaran
baik dan sangat baik. Dosen ahli matematika berbasis multimedia
media juga menyatakan bahwa interaktif pada pokok bahasan
media pembelajaran hasil dimensi tiga hasil pengembangan
pengembangan layak untuk diuji tergolong dalam kriteria baik.
cobakan di lapangan dengan Dosen ahli materi menyatakan
revisi sesuai dengan masukan bahwa media pembelajaran
dan saran dari dosen ahli media. matematika berbasis multimedia
Adapun beberapa masukan dan interaktif hasil pengembangan
saran dari dosen ahli media yaitu: layak untuk diujicobakan di
1) Setiap langkah dalam bagian lapangan dengan revisi sesuai
simulasi sebaiknya diikuti dengan saran dari dosen ahli
dengan animasi pada bangun materi pembelajaran.Berikut
ruang masukan dan saran dari ahli
2) Dalam satu layar masih terlalu materi.
banyak tulisan, seperti pada 1) Ada kesalahan pada bagian
bagian petunjuk, teks simulasi untuk sub bab sudut
petunjuk perlu dipersingkat antara garis dan bidang
lagi. 2) Tombol menuju ke soal
3) Ukuran huruf pada bagian berikutnya dan sebelumnya
kompetensi diperbesar agar pada latihan soal perlu
sesuai dengan layar difungsikan
4) Warna huruf sebaiknya 3) Tombol untuk kembali ke
dibuat lebih menarik, tidak materi awal tidak berfungsi
semua hitam
= 1440
skor total
Persentase respons siswa = x100%
skor maksimal
1100
= x100 %
1440
= 75,35%
Dari data angket respons 2. Respons siswa setelah
siswa diperoleh persentase respons menggunakan media
siswa sebesar 75,35%. Hal ini pembelajaran matematika
menunjukkan bahwa setelah belajar berbasis multimedia interaktif
dengan menggunakan media yang telah dikembangkan sudah
pembelajaran interaktif, respons baik. Hal ini terlihat dari:
siswa untuk belajar matematika a. Persentase respons siswa pada
termasuk dalam kualifikasi “Tinggi” tiap butir pernyataan angket
(Suharsimi Arikunto, 2007: 18-19). respons menunjukkan
Jadi secara keseluruhan, respons persentase di atas 70%,
siswa setelah menggunakan media dengan kualifikasi “Tinggi”
pembelajaran matematika berbasis dan “Sangat Tinggi”.
multimedia interaktif pada pokok b. Persentase setiap aspek
bahasan dimensi tiga sudah baik. respons siswa juga
4. KESIMPULAN menyatakan bahwa setiap
Berdasarkan hasil penelitian aspek memperoleh persentase
dan pembahasan maka dapat diambil lebih dari 70%. Persentase
kesimpulan sebagai berikut: skor rata-rata tiap aspek
1. Pengembangan media respons siswa, yaitu:
pembelajaran berbasis 1) Rasa senang sebesar
multimedia interaktif pada pokok 79,44% dengan kriteria
bahasan dimensi tiga untuk siswa tinggi.
SMA kelas X meliputi 5 tahap 2) Semangat sebesar 71,67%
yaitu Analisis (analysis), dengan kriteria tinggi.
Perancangan (design), 3) Keingintahuan sebesar
Pengembangan (development), 76,67% dengan kriteria
Implementasi (implementation), tinggi.
Evaluasi (evaluation).