Anda di halaman 1dari 6

1.

Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum MTs. Darul
Muta'alimin yang merupakan Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar budaya
keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam menentukan
masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang dikembangkan di MTs.
Darul Muta'alimin memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan penguasaan
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan.
Oleh karena itu Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin diharapakan merupakan
kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas
pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya
melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata
pelajaran. Penyusunan Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin dikembangkan untuk
memberikan rambu-rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di
madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu
agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan
generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin dikembangkan untuk menyiapkan
perencanaan dan pengaturan pendidikan madrasah dalam menyiapkan
generasi mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi
kehidupan sosial budaya.
d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
MTs. Darul Muta'alimin dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi
kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik
peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang dalam akademik, Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Berdasarkan filosofi ini kurikulum
MTs. Darul Muta'alimin memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan
dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia.

2. Landasan Sosiologis
Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan
akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan
dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara
terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya MTs. Oleh karena itu implementasi pendidikan di MTs
yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan
mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman
konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan
melalui pembelajaran otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga
mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang hayat.

4. Landasan Yuridis
Kurikulum MTs. Darul Muta'alimin yang merupakan Kurikulum 2013
dikembangkan dengan mengacu pada peraturan perancang-undangan yang berlaku
antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang No 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang No 23 thn 2014 tentang Pemerintah Daerah;
d. PP No 19 thn 2005 tentang SPN, sebagaimana diubah dengan PP 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas PP 19/2005 sebagaimana diubah dengan PP 13 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua PP 19 Tahun 2005;
e. PP 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana diubah dengan PP Nomor 66 Tahun 2010;
f. PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kemenag;
g. PMA No 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah diubah dengan PMA Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas PMA Nomor 90 tahun 2013;
h. Permendikbud 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 15
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
Kabupaten/Kab.;
i. Permendikbud 58 Tahun Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
j. Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang KTSP pada Dikdasmen;
k. Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan Ekstrakurikuler;
l. Permendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Kepramukaan;
m. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 jo Permendikbud Nomor 45 tahun 2015
tentang Peran Guru TIK dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013;
n. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal;
o. Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
p. Permendikbud No 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013;
q. KMA Nomor 117 tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah;
r. PMA No 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
s. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti;
t. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan
Menengah;
u. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan
Menengah;
v. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah;
w. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah;
x. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar pada Kurikulum 2013;
y. Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016 tentang linearitas mata pelajaran;
z. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 4 Tahun 2018
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah;
å. Permendikbud 35 thn 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud nomor
58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
ä. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang KI
dan KD Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
ö. KMA No 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab;
aa. KMA No 103 tahun 2016 tentang Pedoman Pemenuhan Beban Kerja Guru
Madrasah Bersertifikat Pendidik;
ee. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal bahasa dan sastra Daerah pada jenjang Satuan
Dikdasmen;
ff. SE Dirjen Pendis Nomor 3459A/Dj.I/PP.01.1/08/2016 tanggal 29 Agustus 2016
tentang Penyesuaian Kode Mapel Sertifikasi Guru dan Kewenangan Mengajar
pada Madrasah;
dd. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5162 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah
Tsanawiyah;
ee. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5163 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran pada Madrasah;
ff. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada Madrasah;
gg. Surat Direktur KSKK no 360/DJ.1/DT.1.1.1/PP.00/04/2017 Tanggal 17 April
2017 Tentang Daftar Rumpun PAI dan Bahasa Arab;
kk. SK Kepala Kanwil Kemenag Prov Jawa Barat Nomor 631 tahun 2017 tentang
Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1, 2, dan 3 KTSP pada
Madrasah di Lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat (diganti);

Anda mungkin juga menyukai