Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN STROKE
NON HEMORAGIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
(ICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEHADI
PRIJONEGORO SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar


Profesi Ners (Ns)

Disusun oleh :
ERNA WIJAYANTI RACHMAN
J 230 113 011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
NASKAH PUBLIKASI
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 1
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN STROKE NON


HEMORAGIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Erna Wijayanti Rachman. *


Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns., M. Kes **
Yani Indrastuti, S.Kep., Ns., M. Kep ***

Abstrak

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama.
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di
otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke masih merupakan masalah
medis yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa, nomor 3 di
Amerika Serikat, dan di Indonesia nomer 3 setelah jantung dan kanker. Sebanyak 10%
penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan perawatan.. Dari Data Rekam
Medik Rumah Sakit Umum Daerah Soehadi Prijonegoro Sragen khusunya Intensive Care
Unit (ICU), kasus stroke merupakan peringkat pertama dari bulan Januari – Juli 2012
didapati kasus stroke dengan jumlah pasien 28 orang. Tujuan umum penulisan ini adalah
menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik di
ruang intensive care unit (ICU) RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu metode
ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan
data. Asuhan keperawatan tersebut meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang muncul pada kasus klien dengan stroke non
hemoragik di ruang intensive care unit (ICU) antara lain bersihan jalan nafas tidak efektif,
gangguan perfusi serebral, kerusakan mobilitas fisik, deficit self care, dan resiko infeksi.
Kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah terjadi penurunan kesadaran pada klien
yang memerlukan perhatian khusus perawat dalam penanganannya. Untuk saran,
perawat diharapkan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dan
kesadaran masing-masing yang bertujuan untuk kesembuhan dan keselamatan pasien.

Kata Kunci : stroke, intensive care unit, neurologi


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 2
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

NURSING CARE ON Mr. S WITH NON HAEMORAGIK STROKE


IN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) IN REGIONAL GENERAL
HOSPITAL Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Abstract

Stroke is one of the main cause’s death and neurologis invalidism. Stroke is a condition
caused by an interruption of blood circulation in the brain that causes the death of brain
tissue, and then effecting people to get suffer from paralysis or death. Stroke is a medical
problem that caused illness and death on number 2 in Europe, number 3 in the United
States, and in Indonesia number 3 after cardio and cancer. At the rate of 10% of stroke
patients had the disadvantage of requiring treatment. Of medical record of the RSUD Dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen especially intensive care unit (ICU), stroke is the case of the
first rank in January-July 2012 found a number of cases of stroke patients 28 people.
The general objective of this paper is to describe the nursing care in patients with non-
hemoragic stroke in the intensive care unit (ICU) of the RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen. The method used is descriptive method with a case study approach is the
scientific method that functions is to collect data, analyze data and draw conclusions of
the data. Nursing care includes assessment, diagnosis enforcement, intervention,
implementation, and evaluation. Diagnoses that appear in the case of clients with non-
hemoragic stroke in the intensive care unit (ICU) among others, ineffective airway
clearance, impaired cerebral perfusion, physical mobility breakage, self care deficit, and
the risk of infection. The conclusion of this scientific paper is that, there is a decline in
awareness of the clients that require special attention in handling nursing. For advice,
nurses are expected to perform their duties and responsibilities in accordance with their
respective awareness aimed at healing and patient safety.

Keywords: stroke, intensive care unit, neurology.


Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 3
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

PENDAHULUAN atau perdarahan dengan gejala


lemas, lumpuh sesaat, atau
Stroke merupakan salah gejala berat sampai hilangnya
satu penyebab kematian dan kesadaran, dan kematian.
kecacatan neurologis yang Menurut Anonim (2004)
utama. Menurut Batticaca tingkat kejadian stroke pada
(2008), stroke adalah suatu daerah perkotaan di Indonesia
keadaan yang timbul karena diperkirakan lima kali lebih besar
terjadi gangguan peredaran dari pada tingkat kejadian di
darah di otak yang daerah pedesaan. Depkes RI
menyebabkan terjadinya (2007) mengatakan bahwa hal
kematian jaringan otak sehingga ini dapat dilihat dari jumlah
mengakibatkan seseorang penderita stroke yang di rawat di
menderita kelumpuhan atau rumah sakit terutama rumah
kematian. Stroke adalah sakit tipe B yang merupakan
kehilangan fungsi otak yang rumah sakit yang berada di
diakibatkan terhentinya suplai daerah perkotaan. Pertambahan
darah kebagian otak (Smeltzer kasus stroke yang tidak
& Bare, 2002). diimbangi dengan perbaikan
Menurut Batticaca (2008) penatalaksanaan di rumah sakit
stroke masih merupakan mengakibatkan dalam sepuluh
masalah medis yang menjadi tahun akhir, stroke menjadi
penyebab kesakitan dan penyebab kematian nomer satu
kematian nomor 2 di Eropa serta di rumah sakit di Indonesia.
nomor 3 di Amerika Serikat. Menurut Depkes (2011),
Sebanyak 10% penderita stroke stroke merupakan penyebab
mengalami kelemahan yang kematian tertinggi dari seluruh
memerlukan perawatan. penyebab kematian. Dengan
Penyakit ini juga menimbulkan proporsi angka kejadian yaitu
kecacatan terbanyak pada 15,4%, disusul hipertensi,
kelompok usia dewasa yang diabetes, kanker, dan penyakit
masih produktif. Tingginya kasus paru obstruksi kronis. Penyakit
stroke ini salah satunya dipicu stroke merupakan penyebab
oleh rendahnya kepedulian kematian ketiga tersering di
masyarakat dalam mengatasi negara maju setelah penyakit
berbagai faktor resiko yang jantung dan kanker.
dapat menimbulakan stroke. Menurut Mansjoer
Penyebab stroke adalah (2000), serangan otak ini
pecahnya (ruptur) pembuluh merupakan kegawatdaruratan
darah di otak dan atau terjadinya medis yang harus ditangani
trombosis dan emboli. Gumpalan secara cepat, tepat, dan cermat.
darah akan masuk ke aliran Menurut Ginsberg (2008) stroke
darah sebagai akibat dari non hemoragik merupakan
penyakit lain atau karena adanya kedaruratan medis yang
bagian otak yang cedera dan memerlukan penanganan
menutup atau menyumbat arteri segera. Proses asuhan
otak. Secara sederhana stroke keperawatan mempunyai
didefinisikan sebagai penyakit peranan penting dalam
otak akibat terhentinya suplai keberhasilan penyelamatan
darah ke otak karena sumbatan maupun rehabilitasi klien dengan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 4
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

stroke non hemoragik di instansi LANDASAN TEORI


rumah sakit. Hasil dari proses
asuhan keperawatan dapat Stroke Non Hemoragic
sesuai dengan yang diharapkan Menurut Batticaca (2008),
bilamana dilakukan secara stroke adalah suatu keadaan yang
professional namun hasil dapat timbul karena terjadi gangguan
bertolak belakang dengan peredaran darah di otak yang
tujuan, jika proses asuhan menyebabkan terjadinya kematian
keperawatan tersebut tidak jaringan otak sehingga
dilakukan secara professional. mengakibatkan seseorang
Rumah Sakit Umum menderita kelumpuhan atau
Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro kematian. Sedangkan menurut
Sragen adalah rumah sakit kelas Ginsberg (2008), stroke adalah
B non pendidikan. Dari Data adalah sindrom yang terdiri dari
Rekam Medik Rumah Sakit tanda dan/gejala hilangnya fungsi
Umum Daerah Soehadi system syaraf pusat fokal (atau
Prijonegoro Sragen khusunya global) yang berkembang cepat
Intensive Care Unit (ICU), kasus (dalam detik atau menit). Menurut
stroke merupakan peringkat Muttaqin (2008), stroke sebagai
pertama dari bulan Januari – Juli sindrom klinis dengan gejala
2012 didapati kasus stroke gangguan fungsi otak secara fokal
dengan jumlah pasien 28 orang, yang berlangsung 24 jam atau lebih
jantung 19, dan OMI 9 orang. tanpa penyebab lain kecuali
Angka mortalitas pada bulan gangguan pembuluh darah otak.
Januari - Juli didapati pasien Jadi stroke adalah gangguan fungsi
stroke yang meninggal adalah 10 otak yang terjadi dengan cepat
orang, sedangkan pasien stroke (tiba-tiba) dan berlangsung lebih
yang pulang paksa adalah 3 dari 24 jam karena gangguan suplai
orang. Hal ini dikarenakan darah ke otak.
keterbatasan biaya dan
keinginan keluarga pasien yang A. KLASIFIKASI
ingin merawat di rumah karena Menurut Muttaqin (2008),
keluarga merasa tidak ada klasifikasi stroke berdasarkan
kemajuan dari kondisi pasien. keadaan patologis dari
Selain itu ada beberapa pasien serangan stroke meliputi:
stroke yang terpaksa dipindah ke 1) Stroke hemoragik
bangsal karena digunakan untuk Merupakan perdarahan
pasien lain seperti jantung. Hal serebral dan mungkin
ini dikarenakan keterbatasan perdarahan subaraknoid.
rumah sakit dimana ruang ICU Disebabkan oleh pecahnya
dan ICCU masih gabung menjadi pembuluh darah otak pada
satu ruangan. Hal ini area otak tertentu. Biasanya
membuktikan bahwa kurang kejadiannya saat melakukan
optimalnya manajemen di aktivitas atau saat aktif,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. namun bisa juga terjadi saat
Soehadi Prijonegoro Sragen istirahat. Kesadaran klien
dalam hal protap indiksi pasien umumnya menurun.
masuk dan pasien keluar dari 2) Stroke Non Hemoragik
ICU. Dapat berupa iskemia atau
emboli dan trombosis serebri,
umumnya terjadi saat setelah
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 5
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

lama beristirahat, baru sesuai dengan perubahan


bangun tidur pada dipagi respons klien, serta
hari. Tidak terjadi perdarahan merupakan suatu pernyataan
namun terjadi iskemia yang yang menjelaskan respon
menimbulkan hipoksia, manusia (status kesehatan
kesadaran umumnya baik. atau resiko perubahan pola)
dari individu serta keputusan
METODELOGI PENELITIAN klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat
Desain tentang masalah kesehatan
Penyusunan karya aktual atau potensial, dimana
tulis ilmiah ini penulis perawat secara akuntabilitas
menggunakan metode deskriptif dapat mengidentifikasi dan
dengan pendekatan studi memberikan intervensi
kasus yaitu metode ilmiah secara pasti untuk menjaga
yang bersifat mengumpulkan status kesehatan
data, menganalisis data dan menurunkan, membatasi,
menarik kesimpulan data. mencegah, dan merubah
(Carpenito, 2000).
Tempat dan Waktu 3. Perencanaan
Karya ilmiah ini Petunjuk tertulis yang
membahas kasus di Ruang ICU menggambarkan secara
(Intensif Care Unit) RSUD Dr. tepat mengenai rencana
Soehadi Prijonegoro Sragen tindakan yang dilakukan
pada tanggal 13 Juli – 15 Juli terhadap klien sesuai
2012. dengan kebutuhannya
berdasarkan diagnosis
Langkah-Langkah penelitian keperawatan. Langkah-
1. Pengkajian langkah membuat rencana
Pengkajian dilakukan pada asuhan keperawatan
tanggal 13 Juli 2012 jam menurut Doengoes (2000):
07.00 WIB. Pengkajian a. Menetapkan urutan
adalah pemikiran dasar dari prioritas diagnosis
proses keperawatan yang keperawatan
bertujuan untuk b. Menentukan tujuan
mengumpulkan informasi asuhan keperawatan
atau data tentang klien, agar c. Menentukan rencana
dapat mengidentifikasi, intervensi
mengenali masalah-masalah, keperawatan
kebutuhan kesehatan dan d. Menuliskan rencana
keperawatan klien, baik fisik, asuhan keperawatan
mental, sosial dan lingkungan 4. Pelaksanaan
(Doenges, 2000) Pengelolaan dan perwujudan
2. Diagnosa keperawatan dari rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang telah disusun pada
berfokus pada respons atau tahap perencanaan,
reaksi klien terhadap Carpenito (2000).
penyakitnya. Berorientasi 5. Evaluasi atau penilaian
pada kebutuhan individu, bio- Perbandingan yang
psiko-sosio-spiritual, Berubah sistematik dan terencana
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 6
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

tentang kesehatan klien reduksi data dari hasil pengkajian


dengan tujuan yang telah yang kemudian akan dibandingkan
ditetapkan, dilakukan antara teori dengan kenyataan yang
dengan cara ada pada Asuhan Keperawatan
bersinambungan dengan Pada Tn. S dengan Stroke non
melibatkan klien dan tenaga hemoragik di ruang ICU RSUD
kesehatan lainnya. Serta Sragen.
untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien Keabsahan Data
secara optimal dan Untuk menghindari kesalahan atau
mengukur hasil dari proses kekeliruan data yang telah
keperawatan. terkumpul, perlu dilakukan
pengecekan keabsahan data.
Teknik pengumpulan data Pengecekan keabsahan data
Penulisan karya tulis ilmiah ini didasarkan pada kriteria derajat
mengambil sumber data dengan kepercayaan (crebility) dengan
cara: teknik trianggulasi, ketekunan
1. Wawancara yaitu dengan pengamatan, pengecekan teman
mengajukan pertanyaan sejawat (Moleong, 2004).
langsung pada
klien dan keluarga untuk Etika
menggali permasalahan klien. Sebelum melakukan pengkajian,
2. Observasi dengan cara peneliti mengajukan permohonan ijin
pengumpulan data melalui hasil kepada Kepala Instalasi Care Unit
pengamatan. (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah
3. Pemeriksaan fisik yaitu cara Soehadi Projonegoro Sragen.
pengumpulan data melalui Kemudian setelah mendapatkan
inspeksi, persetujuan barulah melakukan
palpasi, perkusi, auskultasi, dan pengambilan data dengan
dan pemeriksaan fisik lainnya. menekankan masalah etika. Menurut
4. Studi dokumentasi Nursalam (2003), secara umum
keperawatan dengan prinsip etika dalam penelitian
mempelajari dokumentasi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
klien yang terdapat dalam 1. Prinsip Manfaat :
status yang berisikan catatan a. Bebas dari penderitaan
keperawatan Penelitian harus dilakukan
klien. tanpa mengakibatkan
5. Studi kepustakaan yaitu penderitaan kepada subjek,
mempelajari literatur-literatur khususnya jika
yag berkaitan menggunakan tindakan
atau relevan dengan isi karya khusus.
tulis. b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjektif dalam
Analisa Data penelitian harus dihindarkan
Dalam penelitian ini peneliti dari keadaan yang tidak
menganalisa data dengan menelah menguntungkan. Subyek
seluruh data yang tersedia dari harus diyakinkan bahwa
berbagai sumber, yaitu wawancara, partisipasinya dalam
dan pengamatan, maka langkah penelitian atau informasi
berikutnya adalah mengadakan yang telah di berikan, tidak
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 7
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

akan dipergunakan dalam hal 3. Prinsip Keadilan ( Right


– hal yang bias merugikan to Justice)
subyek dalam bentuk a. Hak untuk
apapun. mendapatkan
c. Risiko (benefits ratio) pengobatan yang adil
Peneliti harus hati – hati ( right in fair
mempertimbangkan resiko treatment)
dan keuntungan yang akan Subyek harus
berakibat kepada subyek diperlakukan secara
pada setiap tindakan. adil baik sebelum,
2. Pirnsip Menghargai Hak Asasi selama dan sesudah
Manusia (Respect Human keikutsertaanya
Dignity) dalam penelitian
a. Hak untuk ikut atau tidak tanpa adanya
menjadi responden. diskriminasi apabila
Subjek mempunyai hak ternyata mereka tidak
memutuskan apakah mereka bersedia atau
bersedia menjadi subjek dropped out sebagai
ataupun tidak, tanpa adanya responden.
sangsi apapun sehingga b. Hak dijaga
subyek harus diperlakukan keberhasilannya (right
secara manusiawi. to privacy). Subyek
mempunyai hak untuk
b. Hak untuk mendapatkan meminta bahwa data
jaminan dari perlakuan yang yang diberikan harus
diberikan (right to full dirahasiakan, untuk
disclosure). Dalam hal ini itu perlu adanya
peneliti menjelaskan tentang anonymity (tanpa
perbedaan jumlah jam kontak nama) dan
pada pasien moderat care confidentiality
antara perawat yang (rahasia).
berkualifikasi sarjana dan
diploma secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada
sesuatu yang terjadi pada HASIL PENELITIAN DAN
subjek penelitian. PEMBAHASAN
c. Informend consent Ruang Intensive Care Unit
Subjek harus mendapatkan (ICU) RSUD Kota Sragen berdiri
informasi lengkap tentang pada tahun 2007, dengan
tujuan penelitian yang kapasitas ruangan 6 tempat tidur
dilaksanakan, mempunyai pasien. Jumlah tenaga kerja
hak untuk bebas ruangan ICU terdiri atas 16
berpartisipasi atau menolak perawat, 1 tenaga administrasi
menjadi responden. Pada dan 1 petugas khusus.
informed consent juga perlu Berdasarkan data rekam medik
dicantumkan bahwa data pada bulan Januari sampai Juli
diperoleh hanya akan 2012 di ruang ICU Rumah Sakit
dipergunakan untuk Umum Daerah Soehadi
pengembangan ilmu. Projonegoro Sragen didapatkan
jumlah pasien Stroke, yaitu
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 8
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

sebesar 28 pasien. Dari data oleh dokter spesialis, klien


tersebut yang merupakan pasien disarankan untuk mendapatkan
kelolaan yaitu Tn. S, Umur 70 perawatan intensif. Lalu klien di
tahun, Agama: Islam, Alamat: bawa ke ICU.
Ngawi, Pendidikan: tidak sekolah, Keadaan umum klien: lemah ,
Pekerjaan: Tani dan Nomor Rekam tanda-tanda vital: tekanan darah:
Medis: 346036, Penanggung jawab: 190/110mmHg, nadi 106 x/menit,
Tn. S, Umur 35 tahun (Anak Klien), suhu 36,5C, respirasi 26x/menit,
Agama: Islam. Klien masuk rumah SPO2 98%, akral dingin, klien
sakit melalui IGD pada tanggal terpasang DC ukuran 18.
11 Juli 2012 jam 11.00 WIB Pemeriksaan head to toe diperoleh
dengan diagnosa medis Stroke beberapa hasil pemeriksaan fokus
Non Hemoragik. Klien dibawa ke di antaranya: pemeriksaan paru
IGD RS Sragen karena mengalami inspeksi: pengembangan dada
penurunan kesadaran. Kemudian kanan kiri sama, tidak ada bekas
klien dirawat di ruang ICU untuk luka, tidak nampak penggunaan
mendapat perawatan yang lebih otot bantu nafas dan retraksi,
intensive. Klien di pindah ke ICU palpasi: pergerakan dada simetris
tanggal 11 Juli jam 13.00 WIB. antara kanan dan kiri, perkusi:
Pengkajian dilakukan pada tanggal sonor, auskultasi: bunyi paru
13 Juli 2012 jam 07.00 WIB. terdapat ronkhi. Pemeriksaan
jantung inspeksi: ictus cordis tidak
Gambaran Kasus nampak, palpasi: ictus cordis teraba
Riwayat kesehatan pasien, di line mid clavikula sinistra
Kurang lebih 3 jam SMRS (11-7- intercosta ke V, perkusi: pekak
2012) klien mengalami penurunan seluruh lapang jantung, auskultasi:
kesadaran, keluar keringat dingin, bunyi jantung reguler S1 dan S2
badan lemas, ekstremitas kiri lemah tanpa bunyi jantung tambahan.
baik atas maupun bawah. Lalu oleh Pemeriksaan abdomen inspeksi:
keluarga klien langsung dibawa ke perut datar, tidak ada jejas, tidak
puskesmas setempat, setelah di ada luka bekas operasi, auskultasi:
puskesmas klien dirujuk ke IGD peristaltik 15x/menit, perkusi:
RSUD Sragen. Pasien baru datang tympani, palpasi: tidak ada
dari IGD dengan keluhan tidak pembesaran hepar, tidak ada nyeri
sadar sejak jam 5 pagi (11-7-2012), tekan, abdomen lunak.
kurang lebih 3 jam SMRS. Keluar Hasil pemeriksaan
keringat dingin, badan lemas, labolatorium pada tanggal 11 Juli
ekstremitas kiri lemah, kesadaran 2012 diperoleh hasil: nilai
somnolent E3V1M4, terpasang Hemoglobin 14,1 gr/dl (13-16),
infuse RL 20 tpm, terpasang DC, Leokosit 19,5 ribu/ul (4-12 ribu/ul),
terpasang O2 nasal 3 lpm. Dengan Eritrosit 43,81 juta/ul, Hematokrit
TD : 190/110 mmHg, N: 106x/mnt, 39,9 % (36-47 %), Trombosit 447
RR : 26x/mnt, S : 36,5°C. Dari IGD ribu/ul (150-400 ribu/ul), Kreatinin
klien dipindah ke ICU agar 1,3 mg/dl, Ureum 35,3 mg/dl.
mendapatkan perawatan intensif. Hasil pemeriksaan EKG pada
Klien mendapatkan terapi infuse RL tanggal 11 Juli 2012 diperoleh hasil:
20 tpm, O2 nasal 3 lpm, injeksi normal, tidak ada iskemik maupun
ceftriaxone 1 gram, injeksi ranitidine AMI. Klien dirawat di ICU mulai
25 mg. Klien terpasang NGT, DC, tanggal 11 Juli 2012 jam 11.00
dan infuse. Setelah dikonsulkan WIB. Penulis melakukan pengkajian
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 9
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

dimulai pada tanggal 13 Juli 2012 26x/menit, N : 120x/menit, S:


jam 07.00 WIB. Diagnosa yang 36,5°C. Intervensi keperawatan
muncul pada klien pada hari untuk diagnosa gangguan
pertama antara lain: perfusi cerebral yaitu setelah
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif dilakukan asuhan keperawatan
berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan
penumpukan produksi sekret. gangguan perfusi cerebral dapat
Diagnosa tersebut muncul diatasi dengan kriteria hasil TTV
didukung data bahwa terdapat dalam batas normal, perfusi
bunyi paru tambahan ronchi, , cerebral adekuat. Intervensi
nampak penumpukan sekret keperawatannya adalah: monitor
pada mulut klien berwarna putih frekuensi dan irama jantung,
kekuningan, RR: 30x/menit. observasi perubahan status
Intervensi keperawatan untuk mental, observasi warna
diagnosa bersihan jalan nafas kulit/membran mukosa, pantau
yaitu setelah dilakukan asuhan pemberian oksigen.
keperawatan selama 3x24 jam Implementasi yang dilaksanakan
diharapkan jalan nafas bersih penulis antara lain mengukur
dengan kriteria hasil suara nafas TTV, mengkaji keadaan umum
normal dan irama nafas teratur. klien mengkaji GCS, mengkaji
Intervensi keperawatannya pemberian oksigen. Evaluasi dari
adalah: buka jalan nafas, diagnosa gangguan perfusi
posisikan klien untuk serebral adalah keadaan umum
memaksimalkan ventilasi, klien lemah, kesadaran sopor,
lakukan fisioterapi dada bila GCS E3 V1 M4, ekstremitas
perlu, keluarkan sekret dengan sebelah kiri lemah, TD: 160/100
suction, auskultasi suara nafas, mmHg, N: 115x/menit, RR:
monitor respirasi dan O2. 24x/menit, S: 37°C. Dapat
Implementasi yang disimpulkan bahwa masalah
dilaksanakan penulis antara lain gangguan perfusi serebral
melakukan oral hygiene dan teratasi sebagian.
melakukan suction. Evaluasi dari 3. Kerusakan mobilitas fisik di
diagnosa bersihan jalan nafas tempat tidur berhubungan
tidak efektif adalah jalan nafas dengan penurunan kesadaran
bersih, suara nafas vesikuler, Diagnosa tersebut muncul
tidak ada suara nafas tambahan, didukung data bahwa keluarga
mulut bersih, tidak terdapat mengatakan tangan dan kaki
sekret, RR: 24x/menit. Dapat klien sebelah kiri tidak dapat
disimpulkan bahwa masalah digerakkan,keadaan umum
bersihan jalan nafas teratasi. lemah, GCS E3 V1 M4,
2. Gangguan perfusi cerebral kekuatan tonus otot ekstremitas
berhubungan dengan penurunan atas kanan 4, kiri 1, ekstremitas
aliran darah cerebral karena bawah kanan 4, kiri 1. Intervensi
adanya iskemik infark keperawatan untuk gangguan
Diagnosa tersebut muncul mobilitas fisik yaitu setelah
didukung data bahwa keluarga dilakukan asuhan keperawatan
mengatakan tangan dan kaki selama 3x24 jam diharapkan
klien tidak dapat digerakkan, sendi klien tidak kaku, tidak
GCS E3 V1 M4, kesadaran terjadi atropi, klien bisa
sopor, TD: 180/120 mmHg, RR:
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 10
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

menggerakkan anggota secara mandiri, mandikan klien


badannya. 2x sehari, ganti baju klien setiap
Intervensi keperawatannya hari, banru klien dalam
adalah: kaji keadaan umum pemenuhan nutrisi.
klien, kaji GCS klien, kaji TTV, Implementasi yang
kaji kekuatan otot klien, kaji dilaksanakan penulis antara lain
kemampuan ROM klien, lakukan memandikan klien setiap pagi
latihan ROM aktif dan pasif, dan sore, mengganti baju klien
lakukan perubahan posisi setiap setiap hari, memberikan lotion
2 jam. Implementasi yang atau bedak pada punggung
dilaksanakan penulis antara klien. Evaluasi dari diagnosa
lainmengganti posisi klien setiap defisit self care adalah klien
2 jam, melatih ROM pasif, bersih, klien tidak bau, baju klien
memberikan posisi yang bersih, tempat tidur klien bersih.
nyaman. Evaluasi dari diagnosa Dapat disimpulkan bahwa
gangguan mobilitas fisik adalah masalah defisit self care teratasi.
keadaan umum klien lemah, 5. Resiko infeksi berhubungan
kesadaran sopor, GCS E3 V1 dengan imunitas tubuh primer
M4, ekstremitas sebelah kiri menurun
lemah, klien bisa dilakuakan Diagnosa tersebut muncul
ROM pasif, tidak ada tanda- didukung data bahwa suhu klien
tanda decubitus. Dapat 39°C, leukosit klien meningkat,
disimpulkan bahwa masalah klien terpasang alat-alat invasive
gangguan mobilitas fisik teratasi seperti NGT, DC, dan infus.
sebagian. Intervensi keperawatan untuk
4. Defisit self care berhubungan resiko infeksi yaitu setelah
dengan kerusakan fisik dan dilakukan asuhan keperawatan
motorik selama 3x24 jam diharapkan
Diagnosa tersebut muncul tidak terjadi infeksi dengan
didukung data bahwa keluarga kriteria hasil tidak ada tanda-
mengatakan kebutuhan klien tanda infeksi, tanda-tanda vital
dalam perawatan diri dilakukan dalam batas normal, status imun
oleh keluarga, keadaan umum klien adekuat, leukosit dalam
lemah, GCS E3 V1 M4, batas normal.
kesadaran sopor, klien terjadi Intervensi keperawatannya
hemiparase pada ekstremitas adalah: Bersihkan lingkungan
kiri, klien memerlukan bantuan setelah dipakai pasien lain,
ADL dengan score 0 instruksikan kepada keluarga
(ketergantungan total). Intervensi untuk mencuci tangan saat
keperawatan untuk defisit self kontak dan sesudahnya,
care yaitu setelah dilakukan gunakan sabun antiseptik untuk
asuhan keperawatan selama cuci tangan, lakukan cuci tangan
3x24 jam diharapkan kebutuhan sebelum dan sesudah tindakan
ADL klien terpenuhi dengan keperawatan, gunakan baju dan
kriteria hasil klien bersih, klien sarung tangan sebagai alat
tidak bau, baju dan tempat tidur pelindung, berikan antibiotik
klien bersih. sesuai program, monitor tanda
Intervensi keperawatannya dan gejala infeksi sistemik dan
adalah: kaji kemampuan klien lokal, monitor hitung leukosit,
untuk melakukan perawatan diri pertahankan aseptik dalam
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 11
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

setiap tindakan, inspeksi kulit auskultasi suara napas pada


dan membran mukosa terhadap kedua paru, berikan minum
kemerahan, panas. Evaluasi dari hangat jika memungkinkan,
diagnosa resiko infeksi adalah lakukan suction. Intervensi yang
adalah suhu klien 37° C, tidak dilakukan pada gangguan perfusi
ada tanda-tanda infeksi. Dapat serebral dengan intervensi kaji
disimpulkan bahwa masalah GCS klien, monitor tanda-tanda
resiko infeksi teratasi sebagian. vital seperti tekanan darah, nadi,
suhu, dan frekuensi pernafasan,
serta memberikan terapi sesuai
KESIMPULAN DAN SARAN program. Intervensi yang
Kesimpulan dilakukan pada diagnosa
1. Dalam kasus ini pengkajian kerusakan mobilitas fisik dengan
meliputi keluhan utama klien, intervensi kaji kemampuan klien
riwayat penyakit sekarang, dalam melakukan mobilitas,
riwayat penyakit dahulu dan ubah posisi klien tiap 2 jam,
keluarga, pemeriksaan fisik head berikan perawatan bedrest care.
to toe dan uji diagnostik sudah Intervensi yang dilakukan pada
dilakukan. Dengan hasil dapat diagnosa defisit self care dengan
diketahui klien mengalami intervensi kaji kemampuan ADL
penurunan kesadaran dengan klien, hindari apa yang tidak
diagnosa medis stroke non dapat dilakukan klien dan bantu
hemoragik. bila perlu , bantu klien dalam
2. Hasil pengkajian asuhan pemenuhan kebutuhan mandi,
keperawatan pada pasien stroke dressing, toileting dan fooding.
ditemukan beberapa diagnosa. Intervensi yang dilakukan pada
Diagnosa keperawatan yang diagnosa resiko infeksi adalah
muncul antara lain bersihan jalan mengkaji suhu tubuh klien dan
nafas tidak efektif berhubungan memberikan terapi sesuai
dengan penumpukan produksi program.
sekret, gangguan perfusi 4. Implementasi penulis untuk
cerebral berhubungan dengan masalah bersihan jalan nafas
penurunan aliran darah cerebral tidak efektif adalah tindakan
karena adanya iskemik infark, suction. Untuk masalah
kerusakan mobilitas fisik di gangguan perfusi serebral
tempat tidur berhubungan penulis melakukan tindakan
dengan penurunan kesadaran, monitor tanda-tanda vital tiap
sindrom defisit self care yang jam, untuk masalah kerusakan
meliputi defisit perawatan diri mobilitas fisik di tempat tidur
makan, mandi, berpakaian, dan penulis melakukan tindakan tirah
eliminasi berhubungan dengan baring, untuk masalah defisit self
kerusakan fisik dan motorik, care penulis melakukan tindakan
resiko infeksi berhubungan memandikan klien, mengganti
dengan imunitas primer tubuh baju klien, membantu klien
menurun. toileting, dan membantu klien
3. Intervensi yang dilakukan pada dalam fooding, untuk masalah
diagnosa bersihan jalan nafas resiko infeksi penulis melakukan
tidak efektif dengan intervensi tindakan memberikan terapi
kaji keadaan jalan nafas, sesuai program dan melakukan
evaluasi pergerakan dada dan tehnik aseptic setiap tindakan ke
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 12
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

pasien serta memakai alat nosokomial pada pasien di


pelindung diri. intensive care unit (ICU).
5. Evaluasi dari setiap diagnosa c. Perawat diharapkan
yang muncul adalah sebagai melaksanakan tugasnya
berikut, bersihan jalan nafas sesuai dengan tanggung
tidak efektif diperoleh masalah jawab dan kesadaran
teratasi sebagian, gangguan masing-masing yang
perfusi serebral diperoleh bertujuan untuk kesembuhan
masalah teratasi sebagian, dan keselamatan pasien.
kerusakan mobilitas fisik di 3. Keluarga
tempat tidur diperoleh masalah Pada keluarga sebaiknya
teratasi sebagian, defisit self senantiasa mendampingi dan
care diperoleh masalah teratasi memberikan support kepada
sebagian, dan resiko infeksi pasien meskipun dalam kondisi
diperoleh masalah teratasi koma sekalipun.
sebagian. 4. Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan
Saran bisa digunakan sebagai referensi
yang menunjang pembelajaran
1. Instansi Rumah Sakit dan referensi untuk penulisan
a. Pada ruang intensive care karya tulis ilmiah selanjutnya.
unit (ICU) sebaiknya terdapat
protab perawatan DC,
dressing infuse, perawatan
DAFTAR PUSTAKA
NGT sesuai dengan waktu American Heart Assosiation. 2012.
yang ditentukan. Tatalaksana Stroke Iskemik.
b. Untuk perawat di ruang Diakses tanggal 1
intensive care unit (ICU) November 2012.
sebaiknya perawat yang http://www.scribd.com/doc/6
benar-benar terlatih dalam 2566348/Tatalaksana-
keperawatan kritis, sehingga Stroke-Iskemik
lebih peka terhadap Batticaca, B. Fransisca. 2008.
perawatan pasien di Asuhan Keperawatan Klien
intensive care unit (ICU). dengan Gangguan Sistem
2. Perawat Pernafasan. Jakarta:
a. Pasien stroke dengan Salemba Medika
bedrest dimungkinkan Brunner & Suddarth. 2002. Buku
terjadinya decubitus, Ajar: Keperawatan Medikal
sehingga perawat perlu lebih Bedah. EGC: Jakarta.
memperhatikan pasien Carpenito. 2000. Rencana Asuhan
dengan tanda-tanda Keperawatan. Edisi 6. EGC:
decubitus dan Jakarta.
penatalaksanaan decubitus. Debbie, Summers. 2009.
b. Perawat diharapkan mencuci Comprehensive Overview of
tangan sebelum dan sesudah Nursing and Interdisciplinary
kontak dengan pasien serta Care of the Acute Ischemic
memakai alat pelindung diri Stroke Patient : A Scientific
untuk mencegah terjadinya Statement From the
resiko infeksi dan infeksi American Heart Assosiation.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 13
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

Diakses tanggal 24 Oktober http://stroke.ahajournals.org/


2012 content/42/12/e636.extract
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar
Dewi. 2010. Pengaruh Asuhan Keperawatan Klien
Penggunaan Suction Pump dengan Gangguan
Terhadap Keefektifan Persarafan. Jakarta :
Bersihan Jalan Nafas Klien Salemba Medika
Pasca Anastesi Umum.
Diakses pada 25 Oktober NANDA. 2009. Alih Bahasa:
2012 dari Budi Sentosa. Jakarta :
http://www.proquest.com/do Prima Medikal
c Nursing Interventions Classification
Doengoes, Marylin. 2000. Rencana (NIC).1995. Member of The
Asuhan Keperawatan. Iowa Intervention Project
Edisis 3. EGC: Jakarta Research Team, 1995. St.
Fan, J. 2004. Effect of Backrest Louis. Mosby
Position on Intracranial Rowat, A. M. 2001. Journal of
pressure and Cerebral Advanced Nursing : What
Perfussion Pressure in Do Nurses And Therapists
Individual with Brain Injury. Think About The
Diakses pada 25 Oktober Positioning. Journal of
2012 dari Advanced Stroke Patients.
http://www.proquest.com/do 36 (6), 795±803. Diakses
c tanggal 23 Oktober 2012.
Ginsberg, Lionel. 2008. Lecture http://www.proquest.com/do
Notes Neurologi, Edisi 8. c
Jakarta : Erlangga Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku
Harsono.2003. Kapita Selekta Ajar Keperawatan Medikal
Neurologi. Edisi Kedua. Bedah Jilid II. Edisi 8.
Yogyakarta : Gadjah Mada Jakarta: EGC
University Press. Stefan Schwarz. 2002. Effects of
Ignatavicius D.D., Workman M.L., Body Position on
Mishler M.A. (2003). Intracranial Pressure and
Medical Surgical Nursing, A Cerebral Perfusion in
Nursing Process Approach. Patients with Large
2nd edition, Philadelphia, Hemispheris Stroke.
W.B. Saunders Company. Diakses tanggal 24 Oktober
Lumbantobing. 2002. Stroke 2012.
Bencana Peredaran Darah http://www.proquest.com/do
di Otak. Jakarta : Fakultas c
Kedokteran Universitas Wahyono, Medika Jurnal
Indonesia Kedokteran Indonesia.
Mansjoer. A. 2000. Kapita Selekta 2011. Meropenem,
Kedokteran. Edisi III, jilid II, Monoterapi Andalan Lawan
Jakarta : Media Aeculapius Resistensi Antimikrobial.
FKUI. Diakses tanggal 1
Marian, C. Brady. 2011. Oral Health November 2012.
Care for Patients After http://www.jurnalmedika.co
Stroke. Diakses tanggal 24 m/edisi-tahun-2011/edisi-no-
Oktober 2012. 11-vol-xxxvii-2011/385-
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rumah 14
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Erna Wijayanti Rachman)

kegiatan/775-meropenem-
monoterapi-andalan-lawan-
resistensi-antimikrobial
Wilkinson, Judith. M. 2007. Buku
Saku Diagnosis
Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta:
EGC
*Erna Wijayanti Rachman:
Mahasiswa Profesi Ners FIK UMS.
Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura

** Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns.,


M. Kes.: Dosen Kepera-watan FIK
UMS. Jln A Yani Tromol Post 1
Kartasura.

*** Yani Indrastuti, S.Kep., Ns., M.


Kep : Pembimbing Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen

Anda mungkin juga menyukai