Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang.

Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

pengarang. Imajinasi yang diciptakan dari diri sendiri berhubungan dengan

kondisi psikologis yang dialami oleh pengarang. Hal tersebut sangat berpengaruh

bagi cerita yang akan dituliskan. Pengaruh terbesar dari kondisi psikis pengarang

yaitu pada tokoh cerita. Kebanyakan orang beranggapan bahwa tokoh utama

merupakan tokoh yang sama dengan pengarangnya, apalagi jika tokoh tersebut

memiliki jenis kelamin yang sama. Imajinasi yang diciptakan dari lingkungan

sekitar pengarang dapat diartikan bahwa kondisi lingkungan, peristiwa, dan

tempat mampu memberi hasrat bagi seorang penulis untuk mengabadikannya ke

dalam sebuah tulisan yaitu karya sastra.

Selain berasal dari imajinasi pengarang, karya sastra juga dapat dihasilkan

dengan adanya proses kreatif pengarang dalam mendeskripsikan ide-ide yang

dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang dengan menggunakan bahasa sebagai

mediumnya. Ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh pengarang berhubungan

dengan manusia dan kehidupan yang melingkupinya. Proses kreatif sangat

menentukan baik buruknya sebuah karya sastra yang nantinya akan disuguhkan

kepada pembaca. Sebagai karya kreatif, karya sastra harus mampu melahirkan

suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan manusia akan

1
 
2
 

keindahan dengan pemilihan diksi yang tepat, sehingga pembaca mampu

menafsirkan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat karya sastra

tersebut.

Karya sastra yang ditulis oleh penulis pada dasarnya menampilkan kejadian

atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra

dihidupkan oleh tokoh-tokoh yang memegang peran penting dalam cerita. Melalui

tokoh inilah seorang pengarang menciptakan peristiwa-peristiwa yang melukiskan

kehidupan manusia yang berbeda karena setiap manusia memiliki karakter yang

berbeda dengan manusia lainnya. Perbedaan itulah yang menyebabkan adanya

kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam karya sastra. Kejadian atau peristiwa

tersebut berhubungan dengan konflik, baik konflik dengan orang lain, konflik

dengan lingkungan, konflik dengan diri sendiri , maupun konflik dengan Tuhan.

Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang

memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan. Dengan

kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan

kehidupan, tidak terkecuali aspek kejiwaan atau psikologi. Hal ini tidak terlepas

dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri

atas jiwa dan raga. Karena itu, penelitian yang menggunakan pendekatan

psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran

karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong dengan adanya tokoh dalam

karya sastra yang dimanusiakan, tokoh dalam karya sastra semua diberi jiwa dan

mempunyai raga.

Karya sastra yang dianggap baik oleh pembaca adalah karya yang mampu
3
 

menyedot perhatian si pembaca dengan cerita-cerita yang mampu menghipnotis

pembacanya. Pembaca seperti merasakan langsung setiap peristiwa yang

disuguhkan dalam cerita. Pembaca merasa larut dan terbuai dalam cerita sehingga

enggan untuk berhenti membaca. Karya sastra yang baik juga memiliki manfaat

bagi si pembaca. Tidak hanya nilai hiburan yang ditonjolkan, melainkan harus

memunculkan manfaat-manfaat positif bagi pembacanya. Dengan ini dapat

dikatakan bahwa karya sastra mempunyai prinsip dulce et utile (Budianta dkk,

2002: 19) yang artinya bahwa sebuah karya sastra itu tidak hanya menghibur

karena sastra menjawab kebutuhan emosional pembaca lewat kegembiraan,

kesenangan, kesedihan dan air mata tapi juga memberikan manfaat dari segi nilai-

nilai yang terdapat dalam cerita tentang moral, kebaikan, keburukan, dan agama.

Karya sastra, khususnya novel, pasti menyuguhkan cerita-cerita yang

memuat tentang konflik, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan

lingkungan, konflik dengan diri sendiri, maupun konflik dengan Tuhan. Adanya

konflik membuat sebuah novel semakin hidup dan seru. Bentuk konflik yang erat

kaitannya dengan objek penelitian adalah konflik yang terjadi dengan diri sendiri.

Objek penelitian ini adalah novel yang berjudul Sebuah Cinta yang Menangis

karya Herlinatiens. Novel yang berjudul Sebuah Cinta yang Menangis merupakan

novel kesembilan yang ditulis oleh Herlinatiens pada tahun 2006. Novel ini

menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Farlyna. Farlyna

merupakan seorang penulis yang menyebut dirinya Bintang Kejora. Berdasarkan

cerita yang terdapat dalam novel, nama Bintang Kejora merupakan sebuah nama

yang dimiliki oleh satu orang yang memiliki split personality (kepribadian ganda),
4
 

orang yang memiliki dua sisi pada dirinya yaitu tokoh “Aku” dan “Kau”. Bentuk

kepribadian ganda dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis tidak digambarkan

secara langsung. Seorang pembaca akan mengira bahwa tokoh perempuan itu

adalah “Aku” dan “Kau”. Selain itu novel ini juga memiliki sisi psikologis tentang

seorang perempuan yang mengalami pertentangan batin tentang cinta dan

kehidupannya. Hal itulah yang membuat novel ini memiliki daya tarik pembaca

untuk membacanya secara mendalam. Tidak hanya itu, novel ini memiliki daya

spiritual yang kuat karena mampu menggabungkan tiga agama yaitu Islam, Hindu,

dan Katolik. Semua agama tersebut dipadukan secara apik oleh Herlinatiens.

Pemilihan bahan kajian dalam penelitian ini didasari dengan adanya

keunikan di dalam cerita. Isi cerita dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis

tidak jauh berbeda dengan novel yang pertama ditulis oleh Herlinatiens yaitu

Garis Tepi Seorang Lesbian. Novel ini masih menceritakan kehidupan manusia

yang berhubungan dengan masalah percintaan dan tetap dengan karakter lesbian.

Novel ini juga menyuguhkan cerita tokoh yang memiliki kepribadian ganda.

Novel Sebuah Cinta yang Menangis menggambarkan tokoh perempuan yang

memiliki kepribadian ganda namun tokoh tersebut sadar jika dirinya terbelah,

bahkan mampu berbicara antara satu dengan yang lain dalam waktu yang sama.

Novel yang berjudul Sebuah Cinta yang Menangis tidak banyak dibicarakan

seperti novel Herlinatiens yang pertama yaitu Garis Tepi Seorang Lesbian. Akan

tetapi, bukan berarti novel ini tidak memiliki nilai lebih dibanding novel

pertamanya. Nilai lebih yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis

terletak pada isi cerita yang lebih beragam, yaitu mengenai split personality,
5
 

religiusitas, dan percintaan yang semua itu mampu menimbulkan gejolak batin

pada diri seseorang baik dalam sebuah cerita maupun dalam kehidupan nyata.

Novel pertama Herlinatiens hanya berisi tentang sebuah hubungan percintaan

antara perempuan dengan perempuan yang tabu dalam masyarakat dan ditentang

oleh keluarga masing-masing.

Novel yang berjudul Sebuah Cinta yang Menangis memiliki isi cerita yang

berhubungan dengan kehidupan manusia dan perasaan yang melingkupinya.

Perasaan tersebut melingkupi perasaan kasih sayang, pergolakan batin, dan sebuah

keinginan dan pencapaiannya. Hal seperti itulah yang membuat novel ini dapat

diteliti menggunakan analisis psikologi sastra. Seperti yang diketahui bahwa

psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jiwa seseorang akan

diketahui berdasarkan tingkah laku, karakter, dan kepribadian orang tersebut

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan definisi di atas mengenai psikologi

diharapkan mampu membuka sisi psikologis novel yang ditulis oleh Herlinatiens.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bagaimana hubungan karya sastra

khususnya cerita fiksi yang berupa novel dengan psikologi. Hal tersebut

dikarenakan objek sasarannya sama-sama berhubungan dengan manusia. Manusia

nyata dan tokoh yang dimanusiakan dan diberi jiwa dalam cerita. Dapat

disimpulkan juga bahwa psikologi sastra merupakan salah satu pendekatan yang

dekat dengan kehidupan manusia.


6
 

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat

teridentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut.

1. Karakter tokoh utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis

karya Herlinatiens.

2. Latar belakang terjadinya konflik psikologis pada tokoh utama perempuan

dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

3. Tokoh-tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik psikologis yang terjadi

pada tokoh utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis

karya Herlinatiens.

4. Bentuk konflik psikologis yang dialami oleh tokoh utama perempuan dalam

novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

5. Usaha tokoh utama perempuan dalam menyelesaikan konflik psiologis yang

terjadi dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

6. Dampak dari konflik psikologis yang dialami oleh tokoh utama perempuan

dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas,pokok permasalahan akan dibatasi

pada lingkup tokoh utama perempuan yaitu sebagai berikut.

1. Karakter tokoh utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis

karya Herlinatiens.
7
 

2. Bentuk konflik psikologis yang dialami oleh tokoh utama perempuan dalam

novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

3. Usaha tokoh utama perempuan dalam menyelesaikan konflik psikologis yang

terjadi dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya Herlinatiens.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas didapatkan rumusan

masalah yang diteliti yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimanakah karakter tokoh utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta

yang Menangis karya Herlinatiens?

2. Bagaimanakah bentuk-bentuk konflik psikologis yang dialami oleh tokoh

utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya

Herlinatiens?

3. Bagaimanakah usaha-usaha tokoh utama perempuan dalam menyelesaikan

konflik psikologis dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya

Herlinatiens?

E. Tujuan Penelitian

Bedasarkan rumusan masalah yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakter tokoh utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta

yang Menangis karya Herlinatiens.


8
 

2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk konflik psikologis yang dialami oleh tokoh

utama perempuan dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya

Herlinatiens.

3. Mendeskripsikan usaha-usaha tokoh utama perempuan dalam menyelesaikan

konflik psikologis dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis karya

Herlinatiens.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu sastra Indonesia, khususnya dengan tinjauan psikologi

sastra yang berpijak pada teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund

Freud. Selanjutnya, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kajian

bacaan yang memiliki tema spilt personality (kepribadian ganda) sebagai bagian

karya sastra serta bahan rujukan bagi penelitian lebih lanjut untuk masalah sejenis.

2. Manfaat Praktis

Penelitian tentang “Konflik Psikologis Tokoh Utama Perempuan dalam

Novel Sebuah Cinta yang Menangis” ini diharapkan dapat membantu pembaca,

baik mahasiswa maupun masyarakat umum, terutama mengenai faktor-faktor

psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa manusia dan usaha

dalam menyelesaikannya. Penelitian ini diharapkan juga dapat mengungkapkan

nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta yang Menangis
9
 

karya Herlinatiens yang dapat membuka kesadaran untuk lebih mencintai karya

sastra, khususnya Sastra Indonesia.

G. Batasan Istilah

Konflik psikologis :pertarungan antara dua kekuatan yang berhubungan dengan

jiwa manusia.

Tokoh utama : tokoh yang sering muncul dalam suatu cerita dan memiliki

peran penting pada jalannya cerita.

Psikologi sastra : sebuah pendekatan yang mempelajari tentang jiwa manusia,

baik mengenai gejala-gejalanya, prosesnya maupun latar

belakangnya yang tercermin dalam tingkah laku serta

aktivitas manusia atau individu yang digambarkan pada

tokoh dalam sebuah karya sastra.

Anda mungkin juga menyukai