Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM

GENERAL KARGO
MV. KAMANG 131

DISUSUN OLEH :

NAMA : AFIF MAULANA GHIFARI


NRP : 0317040001
JURUSAN : TEKNIK PERMESINAN KAPAL
PROGRAM STUDI : D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL

SURABAYA, 26 Maret 2019


MAHASISWA

AFIF MAULANA GHIFARI


NRP. 0317040001

DAN DISETUJUI OLEH :

DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2


I. PENDAHULUAN

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam
penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud
seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure
(bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak
jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan
pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan
permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan
yang baik pula.
Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan
dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem
instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan
yakni :
 Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil
mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
 Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan
mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa
semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk
keperluan tambat kapal.
 Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

Tahapan Penyusunan Rencana umum untuk mata kuliah tugas sistim bongkar muat dan
rencana umum ini ialah sebagai berikut :
setelah bentuk dari rencana garis kapal telah ditentukan dan disetujui maka mahasiswa
melakukan perhitungan dan penentuan untuk selanjutnya menggambakan:
1. Perhitungan Tahanan Kapal
2. Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
3. Perhitungan Konstruksi yang meliputi :
a. Perencanaan Sekat dan Jarak Gading
b. Perhitungan Jarak Ganda
4. Penentuan Awak dan Perlengkapan
a. Penentuan jumlah awak kapal
b. Penentuan ruangan dan perlengkapan akomodasi awak kapal
c. Penentuan Kebutuhan peralatan Navigasi
d. Penentuan ukuran dan peletakan kabin, pintu dan jendela
5. Penentuan volume tangki dan ruang muat
6. Perhitungan Permesinan Geladak
a. Penentuan ukuran rudder
b. Penentuan kebutuhan daya untuk Steering Gear
c. Penentuan Spesifikasi Jangkar dan anchor winch
d. Penentuan spesifikasi rantai jangkar dan tali tambat
e. Penetuan kebutuhan daya anchor winch
7. Perhitungan Kebutuhan Sistim Bongkar Muat kapal
a. Perhitungan Kebutuhan daya Crane Cargo
b. Perhitungan Dimensi hatch cover dan hatch coaming
c. Penentuan sistim perpipaan bongkar muat untuk kapal tangker jenis product oil
dan crude oil
d. Perhitungan daya kebutuhan pompa cargo oil
8. Penentuan spesifikasi dan kelengkapan perlengkapan keselamatan sesuai SOLAS
a. Penentuan spesifikasi dimensi sekoci
b. Penentuan jalur perpipaan air pemadam untuk masing masing ruang akomodasi
pada anjungan ( Fire water system extinguisher for Accomodation deck)
2.PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL dan P

A. Perhitungan Tahanan
LPP = 98 m
LWL = 99.96 m
Ldisp = 69.7 m
H = 8.4 m
T = 6.58 m
B = 17 m
Vs = 11.2 knot = 5.761778 m/s
CB = 0.75
Cp = 0.767
CM = 0.9961
CWP = 0.798

1.Metode Harvald
1. Menghitung Volume Displacement
𝛻 = 99.96 x 17 x 6.58 x 0.75
= 8384.864 m3
2. Menghitung Berat Displacement
∆= 8384.864x 1.025
= 8594.4856 ton
3. Menghitung Luas Permukaan Basah (S)
S= 1.025 x 98 x (0.75x17 + 1.7x5.68)
= 2421.4477 m2
4. Menentukan Bilangan Froude Number (Fn)
5.76
Fn=
√9.81𝑥99.96.
= 0.18
5. Menghitung Bilangan Reynold
5.6589𝑥99.96
Rn= 0.000001188

= 484.6399x106
6. Mencari Koefisien Tahanan Gesek (Cf)
0.075
Cf=(𝑙𝑜𝑔 484.6399𝑥106 −2)2

= 1.678x10−3
7. Menentukan Harga Cr (Koefisien Tahanan Sisa) Dari Diagram
φ = 0.75
L 99.96
1 =3 =4.92
√8384.864
∇3
Fn = 0.18
L L
Maka didapat dari interpolasi 1 = 5.0 dan 1 = 5.5, nilai 103CR = 1.0288
∇3 ∇3
 Koreksi menurut Rasio B/T
B/T = 2.58
103CR = 1.037 + 0.16(2.58 – 2.5)

CR = 1.0288x10−3

 Penyimpangan LCB

LCBstandar = 1.5%Lwl ke Afterbody (Maka tidak perlu koreksi).

 Anggota badan kapal

a.Bos Baling-baling

CR = (1+5%)CR

= 1.08024x10−3

b.Braket dan Poros Baling-baling

CR = (1+7%)CR

= 1.100816x10−3

8. Menghitung Tahanan Tambahan


CA = 0.000559
9. Koefisien Tahanan Udara dan Kemudi
CAAir=0,00007
CASteer=0,00004
10. Menghitung Tahanan Total Kapal
CT = CR+Cf+CA+CAA+CAS
= 3.2168x10−3

RT = (0.5 x 𝜌 air laut x Vs2 x S) x CT


= 132.45 kN
RT DINAS = (1+15%)RT
= 152.3175 kN
11. Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
a. EHP
EHP = RT dinas.Vs
= 877.62 kW
= 1176.91 HP (1 kW = 1.34102 HP)
b. Wake friction
w = 0.5Cb – 0.05
= 0.325
c. Thrust deduction factor
t= k x w (digunakan k = 0.9)
= 0.2925
d. Speed Advance (Va)
Va= (1-w) x Vs
= 3.8892 m/s
12. Menghitung Efisiensi Propulsif
a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηRR)

ηRR = 1.03
b. Efisiensi Propulsi (ηP)

ηP = 0.45
c. Efisiensi Lambung (ηH)

ηH = 1.042857
d. Koefisien Propulsif (Pc)
Pc = ηRR x ηP x ηH
= 0.483364
13. Menghitung DHP
DHP = EHP/Pc
= 1895.213 HP
= 1413.262 kW
14. Menghitung THP
THP = EHP/ ηH
= 878.4307 HP
= 655.0467 kW
15. Menghitung SHP
SHP = DHP/0.98
= 1933.819 HP
= 1442.104 kW
16. Menghitung BHP
a. BHPscr
BHPscr = SHP/0.98
= 1973.358 HP
= 1471.535 kW
b. BHPmcr
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 2321.597 HP
= 1731.217 kW
2.Metode Holtrop

1. Menghitung Volume
𝛻 = 𝐿𝑤𝑙 × 𝐵 × 𝑇 × 𝐶𝑏 … m3
= 8384.864 m3
2. Menghitung Displacement
∆= 𝐿𝑤𝑙 × 𝐵 × 𝑇 × 𝐶𝑏 × 𝜌 … kg atau ton
= 8602 ton
3. Menghitung Frictional Resistance berdasarkan rumus ITTC (RF)
a. Menghitung LR
0.06𝐶𝑝𝐿𝐶𝐵
LR = Lwl(1 - Cp + )
4𝐶𝑝−1

= 02.847 m
b. Menentukan nilai CSTERN sesuai dengan nilai yang ditentukan pada tabel
CSTERN Bentuk Afterbody
-25 Barge shaped form
-10 V-shaped sections
0 Normal shape of afterbody
10 U-shaped sections with Hogner stern
Pilih salah satu bentuk yang mendekati.
*karena bentuk afterbody kapal mirip V-shaped, maka dipilih CSTERN = -10
c. Menghitung nilai C14
C14 = 1 + 0.011CSTERN
= 0.912
d. Menghitung nilai (1+K1)
(1+K1) = 0.93 + 0.487118C14 x (B/Lwl)1.06806 x(T/Lwl)0.46106 x(Lwl/LR)0.121563
x(L3/𝛻)0.36486 x(1-Cp)-0.604247
= 1.276
e. Menghitung nilai S
S = L(2T+B)x √CM x (0.453 + 0.4425CB - 0.2862CM - 0.003467B/T +
0.3696CWP) + 2.38ABT/CB
= 2591.424 m2
CM=Coefficient Midship
CB=Coefficient Block
CWP=Coefficient Water Plane ( didapat dari AWL Sarat Kapal / (LWL x B) )
ABT= Area of Bulbous Bow (jika tidak ada, maka = 0)
f. Menghitung nilai Rn
Rn = Vs x LWL / 𝜈
= 651008035.6
g. Menghitung nilai CF
CF = 0.075/ ((log Rn)-2)2
= 0.001616
h. Menghitung RF berdasarkan rumus ITTC
RF(1+K1) = 0.5 x 𝜌 x Vs2 x CF x (1+K1) x S
= 90.875 kN
4.Menghitung Tahanan Tambahan (RAPP)
Perkiraan nilai 1+K2
1.5-2.0 Rudder behind skeg
1.3-
Rudder behind stern
.1.5
2.8 Twin screw balance rudders
3.0 Shaft brackets
1.5-2.0 Skeg
3.0 Strut bossings
2.0 Hull bossings
2.0-4.0 Shafts
2.8 Stabilizer fins
2.7 Dome
1.4 Bilge keels
Pilih sesuai bagian yang direncanakan ada di kapal.
1+K2 Rudder = 1.5
Bossing =2
Sapp DBOSS = 0.12 x T = 0.12 x 6.58 = 0.79 m
SBOSS = 1.5 x 𝜋 x D2 = 2.937 m2
SKEMUDI = C1C2C3C4 x (1.75xLxT/100)
= 11.5104 m2
C1 = faktor tipe kapal
1.0 = untuk kapal umum
1.7 = untuk tug dan trawler
0.9 = untuk kapal bulk carrier dan tanker dengan ∆ > 50 ribu ton
C2 = faktor tipe rudder
1.0 = untuk kapal umum
0.9 = semi space rudder
0.8 = double rudder
0.7 = high lift rudder
C3 = faktor profil rudder
1.0 = untuk NACA-profil dan plat rudder
0.8 = untuk hollow profil
C4 = untuk rudder arrangement
1.0 = untuk rudder in the propeller jet
1.5 = untuk rudder outside the propeller jet
𝛴SAPP = SBOSS + SKEMUDI
= 14.4474 m2
Tipe Appendage SAPP 1+K2 SAPP(1+K2)
Rudder 11.5104 1.5 17.2656
Bossing 2.937 2 5.874
𝛴 7.944 3.5 23.1396

a. Menghitung nilai (1+K2)eq


(1+K2)eq = 𝛴(1+K2)SAPP/𝛴SAPP
= 1.602
b. Menghitung nilai RAPP
RAPP = 0.5 x 𝜌 x Vs2 x CF x (1+K2)eq x SAPP
= 0.636 kN
5.Menghitung Tahanan Gelombang (RW)
a. Menghitung nilai C7
B/L < 0.11  C7 = 0.229577(B/L)0.3333
0.11 < B/L < 0.25  C7 = B/L
B/L > 0.25  C7 = 0.5-0.0625L/B
B/L = 0.17  C7 = 0.170
b. Menghitung nilai iE
iE = 1 + 89 exp{-(L/B)0.80856x(1-CWP)0.30484x(1-CP-0.0225LCB)0.6367
x(LR/B)0.34574x(100𝛻/L3)0.16302}
= 41.768
c. Menghitung nilai C1
C1 = 2223105C73.78613 x(T/B)1.07961 x(90-iE)-1.37566
= 4.713
d. Menghitung nilai C3
C3 = 0.56ABT1.5 / { BxTx(0.31(√ABT)+T-hB)}
=0
e. Menghitung nilai C2
C2 = exp(-1.89(√C3))
=1
f. Menghitung nilai C5
C5 = 1 - 0.8AT / (BxTxCM)
=1
g. Menghitung nilai C17
C17 = 6919.3CM-1.3346 x(𝛻/L3)2.00977 x(L/(B-2))1.40692
= 7.122
h. Menghitung nilai 𝜆
L/B < 12  𝜆 = 1.446Cp - 0.03L/B =0.934
L/B > 12  𝜆 = 1.446Cp – 0.36
L/B = 6.491  𝜆 = 0.988
i. Konstanta d
d = -0.9
j. Menghitung nilai C16
Cp < 0.8  C16 = 8.07981Cp - 13.8673CP2 + 6.984388Cp3
Cp > 0.8  C16 = 1.73014 – 0.7067Cp
Cp = 0.71  C16 = 1.2459
Nilai C16=1.161
k. Menghitung nilai m1
m1 = 0.0140407(L/T) - 1.75254(𝛻1/3/L) - 4.79323(B/L) - C16
= -2.127
l. Menghitung nilai C15
L3/𝛻 < 512  C15 = -1.69385
512 < L3/𝛻 < 1726.91  C15 = -1.69385 + (L/𝛻1/3 - 8)/2.36
L3/𝛻 > 1726.91  C15 = 0
L3/𝛻 = 111.550  C15 = -1.69385
m. Menghitung nilai m2
m2 = C15Cp2 exp(-0.1Fn-2)
= -0.057
n. Menghitung nilai m3
m3 = (-7.20335) x(B/L)0.326869 x(T/B)0.605375
= -2.425
o. Menghitung nilai m4
m4 = C15 x0.4 exp(-0.034Fn-3.29)
= -0.002984
p. Menghitung nilai Tahanan Gelombang (RW)
Fn < 0.4  RW-A0.4 = C1C2C5 x 𝛻 x ρ x g exp{m1 x Fnd + m2 cos(λ Fn-2)}
0.4 < Fn < 0.55  RW = RW-A0.4 + (10Fn - 4) ( RW-B0.55 - RW-A0.4) / 1.5
Fn > 0.55  RW-B0.55 = C17C2C5 𝛻 ρ g exp{m3 Fnd + m4 cos( λ Fn-2)}
Fn = 0.214  RW = 21.448 kN
6. Menghitung Tahanan Tambahan Tekanan Bulbous Bow dekat permukaan air (RB)
a. Menghitung nilai PB
PB = 0.56√ABT / ( T - 1.5HB )
*tidak dihitung karena kapal tidak memiliki bulbous bow
b. Menghitung nilai Fni
Fni = V / √(g(T - HB - 0.25√ABT ) + 0.15V2)
*tidak dihitung karena kapal tidak memiliki bulbous bow
c. Menghitung nilai RB
RB = 0.11 exp(-3PB-2) Fni3 ABT1.5 ρ g / (1+ Fni2)
*tidak dihitung karena kapal tidak memiliki bulbous bow
7. Menghitung Tahanan Tambahan karena Imersi Transom (RTR)
a. Menghitung nilai FnT
FnT = Vs / √(2 g AT / (B + B CWP))
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat kapal
b. Menghitung nilai C6
FnT < 5  C6 = 0.2 (1 - 0.2FnT)
FnT ≥ 5  C6 = 0
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat kapal
c. Menghitung nilai RTR
RTR = 0.5ρV2ATC6
*tidak dihitung karena transom kapal tetap berada diatas sarat kapal
8. Menghitung Korelasi Tahanan Model Kapal (RA)
a. Menghitung nilai C4
T/L ≤ 0.04  C4 = T/L
T/L > 0.04  C4 = 0.04
T/L = 0.066  C4 = 0.04
b. Menghitung nilai CA
CA = 0.006(L + 100)-0.16 - 0.00205 + 0.003(√(L/7.5))CB4C2(0.04 -
C4 )
= 0.00052
c. Menghitung RA
RA = 0.5 x ρ x Vs2 x S x CA
= 22.945 kN
9. Menghitung Tahanan Total Kapal (RT)
RT = RF(1+K1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA
= 160.970 kN
Lalu ditambahkan safety margin untuk rute pelayaran seperti dibawah.
Rute Atlantik Utara (ke timur)  15-20% (summer-winter)
Rute Atlantik Utara (ke barat)  20-30% (summer-winter)
Rute Pasifik  15-30%
Rute Atlantik Selatan dan Australia  12-18%
Rute Asia Timur  15-20%
RT DINAS = (1 + 10%)RT (karena jarak pelayaran dalam negeri perairannya cukup
tenang)
= 177.067 kN
10. Menghitung perkiraan diameter propeller
DMAKS = < 2/3 T
= 4.367 m
11. Menghitung wake friction (w)
a. Menghitung nilai C8
B/T < 5  C8 = BxS / (LxDxT)
B/T > 5  C8 = Sx(7B/T - 25) / (LxDx(B/T - 3)
B/T = 2.58  C8 = 16.965
b. Menghitung nilai C9
C8 < 28  C8 = C9
C8 > 28  C9 = 32 – 16/(C8 - 24)
C8 = 16.965  C9 = C8 = 16.965Type equation here.
c. Menghitung nilai C11
T/D < 2  C11 = T/D
T/D > 2  C11 = 0.0833333(T/D)3 + 1.33333
T/D = 1.51  C11 = 1.667
d. Menghitung nilai C19
Cp < 0.7  C19 = 0.12997/(0.95 - CB) - 0.11056/(0.95 – Cp)
Cp > 0.7  C19 = 0.18567/(1.3571 - CM) - 0.71276 + 0.38648Cp
Cp = 0.767  C19 = 0.111
e. Menghitung nilai C20
C20 = 1+0.015CSTERN
= 0.988
f. Menghitung nilai Cp1
Cp1 = 1.45Cp - 0.315 - 0.0225LCB
= 0.838
g. Menghitung nilai CV
CV = (1+K)CF + CA
= 0.0026
h. Menghitung nilai w
w = C9C20CVL/T x (0.050776 + 0.93405C11CV/(1-Cp1)) + 0.27951C20
x(√(B/(L(1-Cp1))) + C19C20 (single screw)
w = 0.3095CB + 10CVCB – (0.23D/√(BxT)) (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
w = 0.160
12. Menghitung thrust deduction factor (t)
t = 0.25014(B/L)0.2896 x ((√(BxT))/D)0.2646 / (1-Cp+0.0225LCB)0.01762 +
0.0015CSTERN (single screw)
t = 0.325CB – 0.1885D/√(BxT) (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
t = 0.188
13. Menghitung Koefisien Propulsif (Pc)
a. Efisiensi Relatif Rotatif (𝜂 RR)

𝜂 RR=1,0-1,07 (single screw)


𝜂 RR≈0,98 (twin screw)
karena kapal berjenis single screw, maka
𝜂 RR = 1.03
b. Efisiensi Propulsi (𝜂 P)
Umumnya, efisiensi yang dicari adalah 45-70% (Dalam dunia kerja, jarang
sekali digunakan efisiensi 70%, hanya sampai 60%)
𝜂 P = 0.57
c. Efisiensi Lambung/Hull (𝜂 H)
1−𝑡
𝜂H =
1−𝑤
= 0.966
d. Koefisien Propulsif (Pc)
Pc = 𝜂 RR x 𝜂 P x 𝜂 H
= 0.672
14. Menghitung Effective Horse Power (EHP)
EHP = RT DINAS (kN) x Vs (m/s)
= 927.47 kW
= 1243.26 HP (1 kW = 1.34102 HP)
15. Menghitung Delivery Horse Power (DHP)
DHP = EHP/Pc
= 1380.83 kW
= 1850.97 HP
16. Menghitung Thrust Horse Power (THP)
THP = EHP/ 𝜂H
= 960.02 kW
= 1286.89 HP
17. Menghitung Shaft Horse Power (SHP)
SHP = EHP/(𝜂 S𝜂 P𝜂 H𝜂 RR)
= 1409.01kW
= 1888.75HP
18. Menghitung Brake Horse Power (BHP)
a. BHPscr
BHPscr = SHP/𝜂 G
= 1437.76 kW
= 1927.30 HP
b. BHPmcr
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 1691.48 kW
= 2267.41 HP
3.Perbandingan Data dengan Admiralty Coefficient
Data kapal pembanding
Lwl = 99.96 m
B = 17 m
T = 5.68 m
Cb = 0.75
Vs = 11.2 knot
D = 2299.362 ton
BHPmcr = 3486.66 HP
= 2600 kW
BHPscr = BHPmcr x 0.85
= 2210 kW
SHP = BHPscr x 0.98
= 2165.8 kW
Dengan menggunakan rumus Admiralty Coefficient,
2
𝐷3 ×𝑉 3
C= didapat
𝑃
C = 411.57192
 Data kapal sendiri
Lwl = 99.96 m
B = 17 m
T = 5.68 m
Cb = 0.75
Vs = 11.2 knot
D = 8384.864 ton
SHP dengan perhitungan = 1409.01 kW
BHP scr = SHP / 0.98

= 1927.30 kW

BHP mcr = BHP / 0.85

= 1691.48 Kw

Perhitungan daya kapal

𝐷 2/3 .𝑣 3
P= 𝑐

8384.8642/3 .11.23
=
411.572

= 1408.8744 KW
B.Pemilihan Mesin Kapal

Gambar 3.1 Pemilihan engine dari BHPmcr kapal.

Gambar 3.2 Pemilihan jumlah silinder berdasarkan BHPmcr.


Maker : MAN B&W
Type : 8L21/31-VBS
Cycle : 4-stroke
BHPmcr : 1720 kW
Cylinder :4
Bore : 210 mm
Piston Stroke : 310 mm
Dimension :L = 4895 mm
W = 1065 mm
H = 3354 mm
RPM : 174
Spesifikasi detail bisa dilihat pada project guide tipe tersebut.

3.7Pemilihan Reduction Gear/Gearbox


Pemilihan reduction gear dilakukan untuk mengurangi kecepatan awal yang berasal
dari motor induk menuju propeller. Umumnya, kecepatan maksimal propeller yaitu
250 RPM.
Karena pada Project Guide MAN B&W sudah dipaketkan dengan tipe gearbox yang
sesuai dengan keinginan, jadi tidak akan dibahas panjang lebar.
Gearbox series : AMG18EV
Gearbox type : 57VO18
Output shafts : one
Spesifikasi detail bisa dilihat pada project guide tipe mesin tersebut
PERHITUNGAN SEKAT SEKAT

A.Perhitungan Konstruksi

1.Jumlah Sekat Minimal


Karena panjang kapal >85 m,maka jumlah sekat ada 4 yaitu:
1.Sekat Tubrukan
2.Sekat Ruang Muat
3.Sekat Kamar Mesin
4.Sekat Buritan

2.Tinggi Double Bottom


H=350+45Xb (mm)
H=350+45X17 (mm)
H=1115 (mm)

3. Jarak Gading ( Frame Spasing )


a. Jarak antara 2 gading yang terletak antara Sekat ceruk Buritan dan sekat tubrukan
Jarak gading normal / main frame (Ao) merupakan jarak antara 2 gading yang terletak
antara Sekat ceruk Buritan dan sekat tubrukan di cari dengan rumus :

Ao = L / 500 + 0,48
= 98/500 + 0,48
= 0,676 m Harga a0 diambil sebesar 0,6319 meter

b.Jarak gading di depan sekat tubrukan dan belakang sekat ceruk buritan
Menurut BKI vol II 2006 section 9 A.1.1, di Depan sekat tubrukan dan dibelakang ceruk
buritan, jarak gading pada umumnya max 600 mm atau 0.6 m untuk Lpp<100 m.
Karena panjang kapal 98 m maka di rencanakan jarak gading di depan sekat tubrukan dan
belakang sekat ceruk buritan tetap 0,6 agar konsruksi sekat tubrukan dan sekat buritan
kapal lebih kokoh.
4.Perencanaan Letak Sekat Tubrukan dan Sekat Ceruk Buritan
a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead )
Syarat letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah (
0,05 – 0,08 ) Lpp.
Minimum= 0,05 Lpp Maksimum= 0,08 Lpp
= 0,05 x 98 m = 0,08 x 98 m
= 4.9 m = 7.84 m
Jarak Sekat Tubrukan dari Fp adalah 4.9 -7.84 m.
Diambil jarak 6 meter
b. Sekat Ceruk Buritan (Sterntube Bulkhead)
Syarat letak sekat burita di depan AP adalah 5%-15% LPP.Pada perhitungan ini
panjang sekat buritan diambil sebesar 5%LPP
5%LPP=5%x98
5.39m
Jarak Sekat Tubrukan dari Ap adalah 5.39 m.Pada perhitungan ini,diambil jarak
sebesar 4.2 meter

4.Perencanaan Panjang Ruang Mesin


Jarak sekat kamar mesin diletakkan dengan mempertimbangkan banyak
hal antara lain :
 Panjang mesin
 Poros
 Jarak untuk peletakan peralatan di depan mesin induk
Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin
sesuai dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal. Sekat depan
kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk memberi kapasitas ruang
muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi sekat depan kamar mesin berjarak 17%
hingga 20% didepan AP.
Dimensi mesinMAN B&W:
 Panjang : 6186 mm
 Lebar : 1065 mm
 Tinggi : 3354 mm
Panjang sekat depan ruang mesin = 17% ~20% L
= 17% x L ~20 % x L
= 16.66 m ~ 18.13 m
Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar 16.8 m dihitung dari AP
sampai sekat kamar mesin.Jadi panjang sekat kamar mesin tanpa dari dari sekat buritan
sampai sekat kamar mesin ialah sebesar 11.4 m.Direncanakan 2x panjang mesin.Panjang
sekat ruang muat.Panjang total yang tersisa dari LPP setelah dikurangi panjang sekat
tubrukan,panjang sekat buritan dan

5.Perencanaan Panjang Sekat Ruang Muat


Panjang sekat ruang muat yang direncanakan memiliki panjang sebesar 75.2 m.
Dengan panjang sekat setiap ruang muat ialah sebesar 0.6319
PERHITUNGAN JUMLAH ABK
Perhitungan jumlah crew
Zc=Cst[Cdk(CN/1000)^1/6+Ceng(BHP/1000)^1/3+Cades]

Cst= koefisient steward deck 1.2-1.33 =1.2


Cdk= koefisient deck department 11.5-14.5 =11.5
Ceng= koefisien engine department 8.5-11.0 =8.5
BHP= tenaga mesin (HP) 2306.56 HP
Cadets=perwira tambahan 1
CN= (L*B*H)/1000 13.9944

Z=1.2[(11.5(1.552359774)+(8.5x 1.32126)+1
Z= 21.3746

Pada perhitungan ini jumlah crew yang diambil sebanyak 22 orang

Perencanaan jumlah ABK dan pembagian menurut fungsinya:

Master
Captain ( Nahkoda ) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang
2. Second Officer ( Mualim II ) :1
3.Radio operator : 1 orang
Bintara :
1. Seaman ( Kelasi ) : 1 orang
2. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 2 orang
3. Boatswain (Kepala Kelasi) : 1 orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang
2. Second Engineer : 1 orang
Bintara :
1. Mechanic : 2 orang
2. Fireman : 2 orang
3. Pumpman : 2 orang
4. Service Crew
Perwira :
1. Chief Cook : 1 orang
Bintara :
1. Assist. Cook : 2 orang
2. Steward : 1 orang
3. Boys : 2 orang +

Jumlah : 22 orang

Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar
– muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando, mengambil
keputusan dan penangung jawab secara umum.
Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd ).
Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif ( istirahat, sakit
dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan pertanggungjawaban kepada master.
Juga melakukan fungsi mengatur anak buah kapal di departementnya serta melakukan
pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah kapal yang
ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan mesin geladak,
penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal dan pengoperasian
serta perawatan peralatan keselamatan.
Radio Operator.
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak buah biasa
dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali digolongkan ke dalam
staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik dengan daratan ataupun dengan
kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus selalu sedia ( standby ).Karena itu kamar
tidur untuk markonis harus diletakkan dekat dengan tempat kerjanya dengan akses yang
harus baik.
Engineering Departement
Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau master.
Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap operasional kamar
mesin.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan permesinan
dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.
Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan untuk seluruh
anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak buah kapal dan
menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak buah
kapal, laundry dan setrika.
5.2. Crew Accomodation
Berdasarkan Ship Design and Construction oleh D’Arcangelo Amelio M., maka
direncanakan kebutuhan ruang akomodasi sebagai berikut:
- Tinggi ruang bebas minimal 1.9 m.
- Tempat ibadah formal (musholla).
a. Tempat ibadah (musholla) sebagai sarana formal untuk memenuhi rohani seperti sholat,
pembinaan hubungan batin diantara awak kapal tanpa memandang status harus tersedia
di kapal.
b. Dimensi ruangan berdasarkan pada kebutuhan untuk sholat berjamaah, yang mampu
untuk menampung minimal setengah jumlah awak kapal diatur sedemikian rupa untuk
arah kiblat yang diatur sesuai kebutuhan.

5.2.1. Ruang Akomodasi


Sebagai suatu ruangan yang akan dihuni oleh manusia, maka kapal selayaknya dapat
memenuhi persyaratan layak huni. Secara garis besar persyaratan layak huni ruangan
ruangan yang terdapat di kapal untuk ruangan akomodasi ialah sebagai berikut :
1. Sleeping room
 Kapal dengan BRT antara 800 – 7.000 ton, luas lantai ruang tidur minimal adalah
2,35 m2/orang.
 Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 cm. Menurut British
Regulation untuk kapal lebih besar atau sama dengan 1.600 BRT adalah 7 feet 6
inces atau 228,6 cm  2,3 m. Tinggi ruangan direncanakan 2,4 m.
 Jumlah pemakaian sleeping room:
- Master, chief officer, chief engineer dan radio officer masing-masing 1 kamar
tidur untuk 1 orang.
- Untuk perwira lain 1 orang 1 kamar tidur atau kalau tidak cukup maksimal 2
orang 1 kamar tidur.
- Untuk kelasi 1 ruang tidur untuk 1 orang atau kalau tidak memungkinkan dapat
dipakai maksimal untuk 2 orang.
 Untuk tempat tidur minimum 190 cm x 68 cm, direncanakan 200 cm x 120 cm.
 Susunan tempat tidur maksimum 2 tingkat, dimana tempat tidur bawah jaraknya
terhadap lantai minimal 30 cm, dan tempat tidur atas terletak di tengah-tengah
antara tempat tidur bawah dengan langit-langit.
2. Mess room
 Setiap kapal harus tersedia mess room yang cukup.
 Untuk kapal yang lebih besar dari 1.000 BRT harus tersedia mess room terpisah
untuk perwira, bintara dan kelasi.
 Mess room harus dilengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang dapat
menampung seluruh jumlah pemakai dalam waktu yang bersamaan.
3. Sanitary accomodation
 Setiap kapal harus dilengkapi dengan sanitary accomodation minimal 1 toilet, 1
wash basin, 1 bath tub/shower untuk 8 orang ABK.
 Jumlah minimum kamar kecil (WC) di atas kapal 4 buah untuk kapal dengan BRT
800 – 3.000 ton.
 Untuk kapal dengan tempat radio officer terpisah maka fasilitas sanitary harus
tersedia di sana.
 Toilet dan shower untuk deck engine dan steward department harus disediakan
secara terpisah.
 Fasilitas sanitair umum.
- 1 tub atau bath maksimal untuk 8 orang.
- 1 WC maksimal untuk 8 orang.
- 1 wash basin maksimal untuk 8 orang.
4. Provision store
 Dry provision store room.
Gudang tempat penyimpanan makanan kering dan harus diletakkan dekat dengan
galley dan pantry. Ruang dry provision store ini luasnya  13,6 m2, dengan tinggi
ruangan 2,4 m, cukup untuk menyimpan persediaan makanan  1 ton.
 Cold provision store room.
Untuk menyimpan bahan makanan yang memerlukan pendinginan agar tetap
segar dan baik selama pelayaran. Terdiri dari meat room dengan temperatur
maksimal 18 F dan vegetable room dengan temperatur maksimal 35 F.
5. Galley
 Diletakkan dekat dengan mess room.
 Tidak ada opening/hubungan langsung antara galley dan sleeping room.
 Harus terhindar dari asap, debu dan tempat penimbunan bahan bakar.
 Luas galley diperkirakan sebesar 0,5 m2/ABK, jadi luas galley diperkirakan  11
m2 .

5.2.2. Nagivation Space


1. Wheel house
 Pandangan dari ruang kemudi ke arah samping, depan dan belakang tidak boleh
terganggu.
 Pandangan ke arah depan/haluan harus memotong garis air, tidak boleh lebih
besar dari 1,25 panjang kapal.
 Ruang untuk wheel house dibuat secukupnya di sisi kiri dan kanan selalu ada
flying bridge sampai sisi kapal.
 Jarak dari kompas ke kemudi 500 mm.
 Jarak dari kemudi belakang adalah 600 mm.
 Pintu samping adalah pintu geser.
2. Chart room
 Terletak tepat di belakang wheel house dengan ukuran 1.5x2 m
 Antara chart room dengan wheel house dihubungkan dengan pintu geser.
3. Radio room
 Luas radio room minimal direncanakan 5.5 m2.
 Ditempatkan setinggi mungkin pada deck atas kapal dan terlindung dari gangguan
air dan gangguan suara serta harus terpisah dari kegiatan lain.
 Ruang tidur radio officer harus terletak sedekat mungkin dengan ruang radio.
4. ESEP (Emergency Source of Electrical Power)
 Sebagai pengganti sementara instalasi listrik utama apabila instalasi listrik utama
tidak berfungsi.
 Memberi jaminan aliran listrik pada kapal selama 3 jam.
 Instalasi darurat ini akan tetap bekerja dalam berbagai kondisi darurat kapal.
 Terdapat sebuah battery accumulator yang mampu menampung beban darurat
tanpa pengisian kembali atau penurunan tegangan yang berlebih.
5. Pintu dan jendela
 Ukuran pintu
- Ukuran tinggi ambang pintu di atas deck 600 mm (di luar).
- Lebar pintu 800 mm dan tinggi 1800 mm.
 Ukuran jendela
- Untuk bridge deck dan navigation deck berbentuk segi empat, sedangkan poop
deck dan main deck berbentuk lingkaran.
- Semua jendela untuk wheel house bagian depan harus membentuk sudut keluar
sebesar 15.
- Jarak pada bagian sisi bawah jendela 1,2 m – 2 m di atas deck.
6. Perencanaan flying bridge
Aturan BKI volume II tahun 1996, Bab 24 menyebutkan bahwa jalan atau gang yang
menghubungkan bangunan atas di haluan (akil) dan buritan (kimbul) diletakkan
setinggi poopdeck. Pada kapal yang tidak memiliki anjungan (bangunan atas di
tengah), perencanaan flying bridge hendaknya menyangkut faktor keamanan crew
kapal supaya dapat menjangkau seluruh bagian kapal saat melakukan pekerjaan di
atas geladak diluar area flying bridge.
Menurut Practical Ship Building seri B, terdapat beberapa persyaratan perencanaan
gang sebagai berikut, dimana ukuran ini dibuat untuk mencegah selip karena jalanan
yang licin, mengingat letak flying bridge di tempat terbuka.:
a. lebar minimum 56 cm, direncanakan lebar flying bridge 1.5 m.
b. tinggi minimum 85 cm, direncanakan tinggi flying bridge 1 m.

Sebagai contoh penempatan ruangan tersebut untuk suatu kapal ialah sebagai berikut :

1. Ruang Tidur (Sleeping Room)


 Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah / dibelakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
- Ruangan tidur seluruhnya dibelakang kapal.
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari.
- Bridge Deck terdapat ruang tidur Captain dan Chief Engineer
- Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer,2nd Officer,2nd Enginner,3rd
Engineer,Chief Cook dan Radio operator.
- Poop Deck terdapat ruang tidur Seaman,Boatswan,Mechanic dan Quarter Master
- Main Deck terdapat ruang tidur Boys,Fireman,Assistant Cook,Pumpman
 Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruangmuat,
ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint room dan drying room
(ruang pengering).
 Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal diatas 3000
BRT.
 Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.,direncanakan 240 cm
 Perabot dalam ruang tidur
a. Ruang tidur Kapten :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv,
kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed dan double bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi
 Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 200 x 100 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 120 cm
- Tingkatan lain : 200 x 100 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 900 x 50 x 100 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 120 x 75 x 80 cm.
2. Ruang Makan (Mess Room)
 Harus cukup menampung seluruh ABK.
 Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk
perwira dan bintara.
Direncanakan 2 ruang makan :
a. Ruang makan di Poop deck :
- Kapasitas 8 tempat duduk, 1 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas.
b. Ruang makan di Main deck :
- Kapasitas 14 tempat duduk, 1 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas

3. Sanitary Accomodation
 Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
 Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
tempat itu.
 Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan
terpisah.
 Fasilitas sanitary umum minimum:
- 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 4 Wc .
- 3 shower
- 3 Washbasin.
b. Di Poop Deck :
- 3 Wc
- 3 Shower
- 4 Washbasin
c. Di Boat Deck :
- 2 Wc
- 2 Shower
- 2 Washbasin
-.
d. Di Bridge Deck
- Terdapat 1 bathup,1 WC dan 1 washbasin di kamar Kapten dan Chief
Enginner.

4. Meeting Room
 Direncanakan meeting room:
- Letak di Boat Deck.
- 1 meja ukuran 250x80 cm
- 8 kursi untuk menampung perwira
- 1 televisi

5. Dry Provision and Cold Store Room


A. Dry Provision
 Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan
pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
B. Cold store
 Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan
baik selama pelayaran.
 Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :
- Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -18 C.
- Untuk menyimpan ikan suhu maximum adalah -18 C.
- Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah 4 C.
 Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8 s/d 1) m2
Untuk 22 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 17-22 m2
Perinciannya sebagai berikut :
- 1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store
- Sisanya digunakan untuk dry store.
Direncanakan Dry Store dan Cold Store :
- Letak di Main Deck dekat dapur.
- Luas 22 m2
- 1/3 ruangan untuk dry store, 2/3 untuk cold store
- Cold store terdiri dari ruang penyimpan daging dan ikan(-18 C) dan ruang penyimpan
sayur (+4 C).
6. Dapur (Galley)
 Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
 Luas lantai 0.5 m2 /ABK
 Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu
dan asap
 Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, disamping ruang makan bintara.
- Luas 12 m2
- Dilengkapi sarana lift ke pantry di Poop deck yang tepat diatas dapur.

7. Ruang Navigasi (Navigation Room)


A. Ruang Kemudi (Wheel House)

 Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping
tidak terhalang (visibility 3600)
 Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk
mempermudah waktu berlabuh.
 Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

B. Ruang Peta (Chart Room)


 Terletak didalam ruang wheel house.
 Ukuran ruang peta 3,00 m x 2,2 m.
 Ukuran meja peta 1,8 m x 11,2 m.
 Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu
dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya.
C. Ruang radio (Radio Room)
 Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan
suara.
 Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.

. Battery Room
 Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
akan mengganggu.
 Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
 Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal mengalami trim
10 0 .

9. Perencanaan Engine Casing


 Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head
station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine
casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
 Lubang pemasukan mesin
 Tempat pipa gas buang
 Lubang sinar matahari masuk
 Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:
Panjang
Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin
adalah 6186 mm maka dipakai 6500 mm.Lebar mesin 1800 mm diambil lebar 2500 m.

5.3 Perencanaan Akomodasi


Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa
persyaratan untuk crew accomodation.
BRT = 0,6 DWT
= 0,6 ( 7425,622) = 4455,37 ton
BRT =LxBxT
3,5
= ............................... BRT
5.4 Perlengkapan Navigasi
Sesuai dengan Ship Design and Construction edisi revisi sname Newyork, 1980 tentang
perlengkapan lampu navigasi.

1. Anchor Light
 Setiap kapal dengan l > 150 ft pada saat lego jangkar harus
menyalakan anchor light.
 Warna : Putih.
 Jumlah : 1 buah.
 Visibilitas : 3 mil ( minimal )
 Sudut Sinar : 3600 horisontal.
 Tinggi : 9.5 m
 Letak : Forecastle.

2. Lampu Buritan (Stern Light)


 Warna : Putih.
 Visibilitas : 2 mil ( minimal )
 Sudut Sinar : 1350 horisontal
 Jumlah : 1 buah.
 Tinggi : 3,5 meter.
 Letak : Buritan

3. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)


 Warna : Putih.
 Visibilitas : 6 mil ( minimal )
 Sudut Sinar : 2250 horisontal
 Tinggi : 5,5 meter

4. Lampu Sisi (Side Light)


 Jumlah : Starboard Side : 1 buah.
Port Side : 1 buah
 Warna : Starboard Side : Hijau
Port Side : Merah
 Visibilitas : 2 mil ( minimal )
 Sudut Sinar : 112,50 horizontal
 Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)

5. Morse Light
 Warna : putih.
 Sudut Sinar : 3600 horisontal
 Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.

6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam
keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m
harus dilengkapi dengan bel dan peluit.

7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)


Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus
dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau di ruang peta.

8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass
yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.

9. Radio Direction Finder dan Radar


Setiap kpal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan
radar yang masing-masing terletak diruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio
direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk
menghindari tubrukan
5.5 Perencanaan Tangga, Pintu Dan Jendela

1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
 Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
 Tinggi : 1600 mm
 Lebar : 900 mm
 Tinggi ambang : 600 mm
B. Pintu Dalam
 Tinggi : 1800 mm
 Lebar : 750 mm
 Tinggi ambang : 200 mm
C. Ship Non Water Tight Steel Door
 Digunakan untuk pintu gudang-gudang.
D. Ship Cabin Steel Hollow Door
 Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.

2. Ukuran Jendela

 Jendela bundar dan tidak dapat dibuka, 400 mm


 Jendela empat persegi
Panjang : 600 mm
Lebar : 400 mm
 Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship budges
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 150.
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm
3. Ladder / Tangga

A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk
menyimpannya diletakkan diatas main deck (diletakkan segaris dengan railing/miring).
Sudut kemiringan diambil 450 ‘
 Dimensi Tangga Akomodasi :
- Width of ladder : 1000 mm
- Height of handrail : 1000 mm
- The handrail : 1500 mm
- Step space : 300 mm

B. Steel Deck Ladder


Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Pada kapal ini
menggunakan deck ladder type A dengan nominal size 700 mm, lebar 700 mm. Kemiringan
terhadap hirizontal (450) iterval of treads 200 s/d 300, step space 250 mm.
C. Ship Steel Vertical Ladders
Digunakan untuk tangga yang menuju ke cargo hold dari main deck. Type A19
jarak dari dinding 150 mm, interval treads 300 s/d 340 mm, lebar tangga 250 mm.
IV . PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANGKI

1. Menghitung Volume Displacement


𝛻 = 99.96 x 17 x 6.58 x 0.75
= 8384.864 m3
2. Menghitung Berat Displacement
∆= 8384.864x 1.025
= 8594.4856 ton

Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
Wfo = BHPme . bme . S/Vs . 10-6 . C ( ton )

Dimana : BHP me = BHP mesin induk (katalog mesin) Kw


1720
b me = Spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk 181
S= jarak pelayaran (mil)
Vs = Kec.dinas (Knot)
C= Koreksi cadangan (1.3 - 1.5) Diambil = 1.5

Wfo 37.04 Ton


cadangan bahan bakar 10% = 40.743 ton

Menentukan Volume Bahan Bakar Mesin Induk


V fo = Wfo/p ( m3 ) p= 0.95 ton/m3
42.887 m3
Volume bahan bakar mesin induk ada penambahan karena:

Ø Double bottom ( 2 % )
Ø Ekspansi karena panas ( 2 % )
Vfo + 4% Vfo =
44.6 m^3

TANGKI BAHAN BAKAR 1


DI WL O FRAME 28-40
PERENCANAAN 51.46 M^3
L FS L*FS
40 4.2155 1 4.2155
39 4.0245 4 16.098
38 3.83 2 7.66
37 3.63 4 14.52
36 3.43 2 6.86
35 3.23 4 12.92
34 3.04 2 6.08
33 2.86 4 11.44
32 2.68 2 5.36
31 2.52 4 10.08
30 2.36 2 4.72
29 2.21 4 8.84
28 2.07 1 2.07
110.8635
46.7031
V= 46.7031

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu


Wmdo = (0,1 – 0,2) x Wfo (ton)
7.40775
Menentukan volume bahan bakar mesin bantu (Vmdo) :

Vwmdo = 7.7976 m3 Dimana : ρ = 0.95 ton/m3

Volume tangki bahan bakar mesin bantu ada penambahan sebesar 4% Vfb.

Vwmdo = Vwmdo + (4% x Vwmdo)


= 8.10953 m3

TANGKI MESIN BANTU


DI WL O FRAME 23-27
L FS L*FS
1.94 1 1.94
1.8273 4 7.3092
1.6976 2 3.3952
1.581 4 6.324
1.466 1 1.466
TOTAL 20.4344
A= 8.17376
V= 8.17376

TANGKI MESIN
BANTU
DI WL O FRAME
23-27
L FS L*FS
1.94 1 1.94
1.8273 4 7.3092
1.6976 2 3.3952
1.581 4 6.324
1.466 1 1.466
TOTAL 20.4344
A= 8.17376
V= 8.17376

3. Berat Minyak Pelumas


Wlo = BHPme . blo . S/Vs . 10-6 . C blo = 1.2 - 1.6
0.305586 ton

Menentukan volume minyak pelumas (lubricating oil) :

Vlo = Wlo / p Dimana : p = 0.9 ton/m3

= 0.0.33954 m3
Volume tangki minyak pelumas ada penambahan sebesar 4% Vlo karena:

Ø Double bottom ( 2 % )
Ø Ekspansi karena panas ( 2 % )
Vlo + 4% Vlo = 0.35131 m3

Perencanaan volume tangka bahan bakar


Kebutuhan 0.35 m3

Ukuran tangk : Panjang = 0.6 m


Lebar = 0.6 m
Tinggi = 1 m
Volume = 0.36 m3

4. Berat Air Tawar


a. U/ air minum
Wmn = Cmi : Koefisien pemakaian air minum (10-20) Kg/crew.hari

Wmn : 1.677827381

b. U/ cuci
Wcu = Ccu : Koefisien air mandi (80-200) kg/Crew.hari
Wcu : 12.58370536

c. U/ pendingin mesin
Wpm = Cpm : Koefisien air pendingin (2-5) Kg
Wpm : 8.6

Sehingga Berat Air Tawar = 22.86153274

di tambah sebesar 10% untuk cadangan 25.14768601


Volume Air Tawar = p= 1 ton/m3

25.14768601

TANGKI FRESH
WATER
DI WL 6.58 FRAME
2-7
PERENCANAAN
25.1477
L FS FS*L
6.01 1 6.01
5.77 4 23.08
5.52 2 11.04
TOTAL 40.13
A= 16.052
V= 29.21464

4. Berat makanan (Wp)


Wp = (Cp . jumlah ABK . S)/(24 . Vs . 1000) Cp=2-5 kg/day

0.335565476 direncanakan Cp = 4

ditambah 10% untuk persedian


0.369122024 ton

6. Berat Cadangan (Wr)


Terdiri dari peralatan di gudang :
ð Cat
ð Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK

ð Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran


Wr = ( 0,5 – 1,5 ) % x Displ (ton)
128.91735

7. Berat Crew Dan Barang Bawaan (Wcp)


a. Untuk Crew 80 Kg/Orang
b. Untuk Barang 40 Kg/Orang
Wcp=(jumlah kru*jmlah kebutuhan)/1000
Wcp= 2.64 ton

8. Berat Water Ballast


Wwb=10-17%Berat Displacement kapal 10%

Wwb= 859.449 ton


Volume tangka water ballast 838.4868 m3

9. Berat Muatan Bersih


Wpc = DWT - Berat Keseluruhan
Lwt dengan perhitungan kasar = 1/3 x Disp
2864.83 ton
Dwt = (Displ - LWT perhitungan kasar)
5729.66 ton

BERAT KESELURUHAN YANG DIRENCANAKAN

Dwt-Wpc = Whfo + Wfb + Wlo + Wfw + Wp + Wcp+Wr

212.9848696
Wpc = DWT - Berat Keseluruhan
5516.67513 ton
A. PERHITUNGAN RUDDER

1.Perencanaan Kemudi
 Bentuk

 . Profil

k2
Ahead condition Astern Condition
1.1 0.8

 . Tipe : Gantung
 . Ratio Tinggi dan Lebar : 1.3
2.Perhitungan pada Kemudi

a. Luasan Daun Kemudi

Keterangan :
 C1 : faktor dari jenis kapal
C1 = 1,0 in general
C1 = 0,9 for bulk carriers and tanker >50000
 C2 : factor for the rudder type
C2 = 1,0 in general
C2 = 0,9 for semi-spade rudders
C2 = 0,7 for high lift rudders
 C3 : factor for the rudder profile :
C3 = 1,0 for NACA-profiles and plate rudder
C3 = 0,8 for hollow profiles and mix profiles
 C4 : factor the rudder arrangements
C4 = 1,0 for rudders in the propeller jet
C4 = 1,5 for rudder outside the propeller jet

Pada perhitungan ini, nilai yang digunakan yaitu :


 LPP = 98 m
 T = 6.58 m
 C1 = 1
 C2 = 1
 C3 = 1
 C4 = 1
Nilai A = C1 x C2 x C3 x C 4 x 1.75 x LPP x T /100
= 1 x 1 x 1 x 1 x 1.75 x 98 x 6.58 / 100
= 11.05 m2
Af = Luas Balansir
Bagian dari luasan daun kemudi yang berada didepan tongkat kemudi
Maksimal 23 % dari luas daun kemudi
Af = 23% . A
= 2.541 m2
Tinggi rata-rata daun kemudi =b
Lebar rata-rata daun kemudi =c
Ratio tinggi dan lebar (b/c) direncanakan = 1.5

Pada perhitungan ini nilai A :


 b = 1,3 x c
 A=cxb
 A = c x (1,3 x c)
 A = 1,3 x c2
Sehingga :
c = (A/1,3) 0,5
= 2.714157726 m
Tinggi daun kemudi dapat dicari :
b = 1,3 x c
= 4.07 m

b. Gaya pada daun Kemudi (Cr)


CR = 132 x A x (Vs)2 x k1 x k2 x k3 x kt (N)
Keterangan :
 k1 = koefisien tergantung pada aspek rasio Λ
k1 = (Λ + 2)/3 dimana Λ tidak lebih dari 2, perencanaan ini diambil 1
k1 = 1.00
k2 = koefisien yang tergantung dari tipe rudder atau profil rudder tergantung

Pada perencanaan ini dipakai type rudder NACA-00 series sehingga nilai A head

 k3 = koefisien yang berdasarkan dari lokasi rudder


k3 = 0,8 untuk rudder diluar propeller jet
k3 = 1,00 ditempat lain,dimana termasuk juga rudder dengan propeller jet
k3 = 1,15 dimana rudder berada di belakang propeller nozzle

Pada perencanaan ini rudder terletak dibelakang propeller ,


nilai k3 adalah = 1.15

 kt = koefisien yang tergantung dari thrust coeffici


=1
 Vs = kecepatan kapal
= 11.2 knot

Nilai CR = 61255 N

c. Momen torsi pada kemudi (Qr)


QR = CR x r (Nm)
Keterangan :

r = c x (α - kb)
c = 2.714 m
 α = 0.33 untuk kondisi ahead
 0.66= untuk kondisi astern (umum)
 0.75= untuk kondisi astren (hollow profile)

Dipakai 0,66 untuk kondisi astern (general)


kb = Af / Af (luasan daun kemudi di depan rudder stock)
= 0.23
r = 1.17 m
QR = 71489.40378 Nm

d. Diameter tongkat kemudi

Keterangan :
Kr = faktor material

Karena pada perencanaan digunakan bahan St-45, dimana ReHnya sebesar 441N/mm2
sehingga menggunakan perumusan
ReH = yield stress minimum dari material
Kr =(235/ReH)0,75
Kr = 0.623694558

Nilai Dt = 148.9317069 mm
Faktor keamanan tongkat kemudi
Dt = Dt + (10% x Dt)
Dt = 163.8248776 mm

e. Tebal Plat Kemudi


Menurut BKI 2014 Vol.II Rules for Hull

t = 1,74 x a x (Prx k )^0,5 +2,5 mm

Keterangan :
 Pr = 10 x T + Cr/1000 x A
= 71.34340635 KN/m2
 A = tebal pelat yang tidak ditumpu yang terkecil (m)
= L/500 + 0,48
= 0.6719232 m
 K = 1 (untuk baja struktural lambung)
Nilai t = 12.37519785 mm
f. Kopling Kemudi
Db = 0.62 x ((( D^3) x kb )/ (kr x n xz e))
Ketarangan :
Db = diameter baut coupling
D = diamater rudder stock/
Kb = faktor material baut
Kf = Faktor material tongkat k.
n = jumlah baut
e = jarak tiap baut
Kr = Faktor material tongkat k.

Nilai Tf = 0.62 x ((( D^3) x kf)/ (kr x n x e))

= 35.35 mm

Tf min = 0.9 x db
= 31.81 mm
Tebal flange coupling diluar lubang baut tidak boleh kurang dari
T = 0.65 x Tf
= 22.9763888 mm

Tebal dari material di luar lubang baut tidak boleh kurang dari
b = 0.67 x db
= 23.68335461 mm

g. Bantalan
Tenaga pada Rudder Horn :

B1 = CR . b/c
= 91881.77928 Nm
Tenaga pada Neck Bearing :
B2 = CR - B1
= -30627.26 Nm

3. Komponen Transmisi
a. Daya motor penggerak
Daya poros kemudi (Nrs) = (Qr * 2 * a * p) / (t * 180 * 75)

Keterangan :
a = sudut putar kemudi 35 deg
t = waktu putar kemudi 28 detik

Nrs = 41.59084921 HP
= 31.01480179 kW

b. Daya motor penggerak kemudi (Nm) = Nrs/nsg

Keterangan :

nsg = effisiensi steering gear


= (0,1-0,35 untuk peralatan kemudi dengan penggerak listrik )
nsg = 0.25
Nm = 166.3633968 HP
= 124.0592072 kW
c. Torsi maksimum steering gear (Mnmax)
Tidak boleh kurang dari :
Mnmax = (Dt / 4,2) / kr
= 56.85464105 Nm

II. PERHITUNGAN WINDLASS And CAPSTAN

A. Perhitungan Windlass
1. Menentukan nilai Z

Nilai Z diperoleh dari hitungan :


Z = D2/3 + (2 x H x B) + (A / 10)
Keterangan : D : Berat Displacement kapal
H :Tinggi Kapal
B : Lebar Kapal
A :Luas bangunan di atas Air

Z = D2/3 + (2 x H x B) + (A / 10)
= 8594,4856 2/3 + (2 x 8 x 17) + (287,9272 / 10)
= 419,58 + 272 + 28,8
= 720,38

Dari Perhitungan nilai Z diatas diperoleh spesifikasi rantai dan tambat berikut :
Jumlah jangkar = 2 + (1 cadangan)
Berat jangkar = 2280 kg
Panjang rantai = 467,5 m
Diameter rantai = 48 mm
Panjang Tali Tarik = 190 m
Beban putus = 440 Kn
Panjang tali tambat =170 m
Jumlah tali tambat =4
Beban putus = 170 Kn

2. Volume Chain locker


S = 1,1x d2 x l/105
Keterangan : d = Diameter rantai
l = Panjang rantai

S = 1,1 x d2 x l /105
S = 1,1 x 48mm2 x 467,5 m / 105
S = 11.85 m2

3. Gaya Tarik jangkar


Pa = 0,0218 x dc2
= 0.0218 x 482
= 50,2272 mm

Tcl = 1,175 x (Ga+ (Paxla))


= 1,175 x (2280 kg + (50,2272 x 100 m)
= 8580,7 N

4. Perhitungan Torsi
Dcl = 13,6 x dc
= 13.6 x 48
= 0.6528 m
𝑇𝑐𝑙 𝑥 𝐷𝑐𝑙
Mcl = 2𝜋 𝑥 𝑐𝑙

8580,7 𝑥 0,6528
= 2𝑥 0,91
= 3077,74 Nm

5. Perhitungan Moment Torsi Poros Meter


Nm = 1200 rpm
Ncl = 300/dc
= 300/48
= 6,25
Ia = Nn / Ncl
= 1200 / 6,25
= 192 kg.m
ɳa = 0.85 %

𝑀𝑐𝑙
Mm = 𝑖𝑎 𝑥 ɳ𝑎
3077,74
= 192 𝑥 0,85
= 18,859 Nm
6. Daya Motor Windlass
Nl =( Mmx Nm) / 716,20
= (18,859x 1200) / 716,20
= 31,6 HP
= 23,564 KW
Untuk 2 mesin = 47,128 Kw

B. PERHITUNGAN CAPSTAIN
1. Gaya Tarik pada Capstain
Twb = Rbr /6
Rbr = 170 Kn
= 17335,176 Kgf
Twb = Rbr/6
= 17335,176 / 6
= 2889,196 kgf

2. Putaran Poros Penggulung Capstain


Nw = 19,2 x Vw / (Dw + dw)
= ( 19,2x 0,25)/ (0,224+0,032)
= 18,65 rpm

3. Moent Torsi Penggulung Capstain


Mm = Twb (Dw + dw) / ( 2 x iw x ɳ𝑤)
= 2889,196 (0,224+0,032) / (2 x 64,34 x 0.75 )
= 7,66 Kgm

4. Daya Motor Capstain


Nc = Mm x Nm / 716,20
= (7,66 x 1200) / 716,20
= 12,83 Kw

III . PERHITUNGAN CRANE KAPAL

A. DATA KAPAL

 Loa = 105.6 m
 Lwl = 99.96 m
 Lpp = 98 m
 B = 17 m
 T = 6.58 m
 H = 8.4 m
 Vs = 11.2 knot
 L compartement = 25 m

B. PALKAH (HATCH)
Menurut Ing, J.P. De Haan, dalam PRACTICAL SHIPBUILDING, handbook, bahwa
panjang lubang palkah (L) 63% dari panjang kompartement ruang muat dan lebarnya(w) 60%
lebar kapal.
 Lp = 63 % x L compartment
= 15.75 m
 wp = 60% x B
= 10.2 m
Untuk penutup palkah (Hatch Cover) direncanankan menggunakan tutup palkah Mac
Gregor Steel Hatch cover type Single Pull
 Panjang penutup = Lp / n
= 5.25 m
Keterangan : n = 2 ~ 5 diambil 3
Clearance = 300~500 mm diambil 400
 Panjang stowage hatch = 0,05 x wp x n x 0,37 x panjang penutup
= 2.972025 m
 Tinggi stowage Space = panjang untuk stowage hatch + clearance
= 3.372025 m

C. PERENCANAAN WINCH KAPAL CARGO

Data Perencanaan :

 Berat max yang diankat (P) =8000 kg


 Jarak tiang mast daari tepi kapal (bt) =8.5 m
 Panjang lubang palkah (L) =15.75 m

a. Batang muat
 Panjang jangkauan batang muat
L' = 2/3 x Lpalkah + bt
= 19 m
 Panjang batang muat
L = L' / cos 45
= 36.16829374 m
b. Tiang agung (Mast)
 Modulus penampang tiang mast
W = 0,1x[(SWLx L'1)+(SWL x L'2)} Karena
SWL 1 = SWL 2; L'1 = L'2
= 0,1 x 2 x SWL x L'
= 25200 cm3
 Diameter tiang mast
D = (W/0,0157)^1/3
= 117.0847401 cm
d = 0.84 x D
d = 98.35118166 cm

c. Gaya Tarik
Keerangan : Q = berat cargo hook & shakel
= 0,0022-0,0028 P P = 8000 kg
= 0,0028P
= 22.4
np =1 katrol 0,9 ~ 0,96
= 0.95
K = jumlah katrol
=2
• Tb = (P + Q) / npk
= 8889.085873 N

d. Gaya angkat max cargo winch


 Rbr = 6 x Pg
= 53334.51524 N
e. Diameter cargo winch barrel
 Db = (16,5 ~ 18)x dr
Keterangan dr = Diameter tali cargo winch (baja)
= 0.025 m
= 18 x dr
= 0.45 m

f. Panjang cargo winch barrel


 Lb = (1,1 ~ 1,6) Db
= 1,6 x Db
= 0.72 m

g. Jumlah belokan (lilitan) sepanjang barrel

 m = Lb/dr
= 28.8
= 29 lilitan

h. Panjang tali yang tergulung


 Pada lapisan pertama z = Jumlah lapisan tali pada gelondongan

Lm1 = phi x (Db+dr) z = 5 lapis


= 43.2535 m

 Pada lapisan Kedua

Lm1 = phi x (Db+3dr)


= 47.8065 m

 Pada lapisan ketiga

Lm1 = phi x (Db+dr(2xz-1)) =


52.3595 m

 Pada lapisan keempat

Lm1 = phi x (Db+dr(2xz-1))


= 56.9125 m

 Pada lapisan kelima

Lm1 = phi x (Db+dr(2xz-1))


= 61.4655 m

i. Momen torsi pada poros barrel

 Mbd = 0,5 x (Db+ dr x (2 x z - 1)) x (Tb/nb) hb = Efisiensi winch barrel


= 3333.407202 kgm hb = 0.9

j. Diameter perencanaan barrel

 Dbd = Db+dr(2xz-1)
= 0.675 m
k. Kecepatan putar barrel

 Nbd = 60 x Vtd / phi x Dbd Vtd = Kecepatan angkat beban


= 849.2569002 rpm Vtd = 30 m/s

l. Perbandingan gigi

 iwd = nm / nbd Nm = Kecepatan motor 500~3000


= 1.413 Nm = 1200 rpm

m. Momen torsi pada motor

 Mmd = Mbd/ (iwd x nwd) hwd = Effisiensi menyeluruh 0,6~0,8


= 3145.465631 kgm hwd = 0.75

n. Daya motor penggerak

 Ne = Mmd x Nbd / 716,2


= 3729.83578 Hp
PERLENGKAPAN KESELAMATAN

9.1 Freefall Lifeboat


Persyaratan sekoci/freefall penolong:
 Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.
 Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan.
 Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati
ABK beserta perlengkapannya.
 Stabilitas dan lambung timbul yang baik.
 Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o.
 Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
 Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi.
1. Perhitungan nilai Z untuk menentukan jumlah penumpang life boat

Zc = Cst[Cdk(CN/1000)^1/6+Ceng(BHP/1000)^1/3+Cades]
Keterangan : Cst = koefisient steward deck (1.2-1.33) diambil 1.2
Cdk = koefisient deck department (11.5-14.5) diambil 11.5
Ceng = koefisien engine department (8.5-11.0) diambil 8.5
BHP = tenaga mesin (HP) 2306.56 HP
Cadets = perwira tambahan 1
CN = (L*B*H)/1000
Nilai Zc = 22
 Penambahan kapasitas 5 % kru

22 + 5% = 24 orang
jadi perlu sekoci dengan kapasitas 24 orang
2. Spesifikasi Sekoci
Kapasitas = 26 orang
Berat = 4.155 kg
Dimensi = L x B x H 6.55 x 2.46 x 315
Berat total = 6.300 kg
Tinggi Max = 20 m

5.2 Perlengkapan Apung


Pelampung penolong (Life Buoy)
Persyaratan pelampung penolong:
 Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastik )
 Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.
 Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-kurangnya
14,5 kg besi.
 Tahan pada pengaruh munyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan, keliling
pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan
pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau.
 Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 – 12 meter minimal 12 buah.
Baju Penolong (Life Jacket)
Persyaratan baju penolong:
 Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.
 Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta dilengkapi
dengan peluit.

5.3 Tanda Bahaya dengan Signal atau Radio


 Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot,
kaca dsb.
 Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur
resque signal transmitter dsb.

5.4 Alat Pemadam Kebakaran


Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa:
 Foam ( busa )
 CO2
 Air laut
 Serbuk (powder)

Gambar 9.4 sistem pemadam kebakaran dengan air laut.

Gambar 9.5 sistem pemadam kebakaran dengan CO2

Gambar 9.6 sistem pemadam kebakaran dengan busa (foam)


Gambar 9.7 sistem pemadam kebakaran dengan powder (serbuk)

Anda mungkin juga menyukai