GENERAL KARGO
MV. KAMANG 131
DISUSUN OLEH :
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam
penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud
seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure
(bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak
jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan
pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan
permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan
yang baik pula.
Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan
dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem
instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan
yakni :
Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil
mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam
pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan
mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa
semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk
keperluan tambat kapal.
Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
Tahapan Penyusunan Rencana umum untuk mata kuliah tugas sistim bongkar muat dan
rencana umum ini ialah sebagai berikut :
setelah bentuk dari rencana garis kapal telah ditentukan dan disetujui maka mahasiswa
melakukan perhitungan dan penentuan untuk selanjutnya menggambakan:
1. Perhitungan Tahanan Kapal
2. Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
3. Perhitungan Konstruksi yang meliputi :
a. Perencanaan Sekat dan Jarak Gading
b. Perhitungan Jarak Ganda
4. Penentuan Awak dan Perlengkapan
a. Penentuan jumlah awak kapal
b. Penentuan ruangan dan perlengkapan akomodasi awak kapal
c. Penentuan Kebutuhan peralatan Navigasi
d. Penentuan ukuran dan peletakan kabin, pintu dan jendela
5. Penentuan volume tangki dan ruang muat
6. Perhitungan Permesinan Geladak
a. Penentuan ukuran rudder
b. Penentuan kebutuhan daya untuk Steering Gear
c. Penentuan Spesifikasi Jangkar dan anchor winch
d. Penentuan spesifikasi rantai jangkar dan tali tambat
e. Penetuan kebutuhan daya anchor winch
7. Perhitungan Kebutuhan Sistim Bongkar Muat kapal
a. Perhitungan Kebutuhan daya Crane Cargo
b. Perhitungan Dimensi hatch cover dan hatch coaming
c. Penentuan sistim perpipaan bongkar muat untuk kapal tangker jenis product oil
dan crude oil
d. Perhitungan daya kebutuhan pompa cargo oil
8. Penentuan spesifikasi dan kelengkapan perlengkapan keselamatan sesuai SOLAS
a. Penentuan spesifikasi dimensi sekoci
b. Penentuan jalur perpipaan air pemadam untuk masing masing ruang akomodasi
pada anjungan ( Fire water system extinguisher for Accomodation deck)
2.PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL dan P
A. Perhitungan Tahanan
LPP = 98 m
LWL = 99.96 m
Ldisp = 69.7 m
H = 8.4 m
T = 6.58 m
B = 17 m
Vs = 11.2 knot = 5.761778 m/s
CB = 0.75
Cp = 0.767
CM = 0.9961
CWP = 0.798
1.Metode Harvald
1. Menghitung Volume Displacement
𝛻 = 99.96 x 17 x 6.58 x 0.75
= 8384.864 m3
2. Menghitung Berat Displacement
∆= 8384.864x 1.025
= 8594.4856 ton
3. Menghitung Luas Permukaan Basah (S)
S= 1.025 x 98 x (0.75x17 + 1.7x5.68)
= 2421.4477 m2
4. Menentukan Bilangan Froude Number (Fn)
5.76
Fn=
√9.81𝑥99.96.
= 0.18
5. Menghitung Bilangan Reynold
5.6589𝑥99.96
Rn= 0.000001188
= 484.6399x106
6. Mencari Koefisien Tahanan Gesek (Cf)
0.075
Cf=(𝑙𝑜𝑔 484.6399𝑥106 −2)2
= 1.678x10−3
7. Menentukan Harga Cr (Koefisien Tahanan Sisa) Dari Diagram
φ = 0.75
L 99.96
1 =3 =4.92
√8384.864
∇3
Fn = 0.18
L L
Maka didapat dari interpolasi 1 = 5.0 dan 1 = 5.5, nilai 103CR = 1.0288
∇3 ∇3
Koreksi menurut Rasio B/T
B/T = 2.58
103CR = 1.037 + 0.16(2.58 – 2.5)
CR = 1.0288x10−3
Penyimpangan LCB
a.Bos Baling-baling
CR = (1+5%)CR
= 1.08024x10−3
CR = (1+7%)CR
= 1.100816x10−3
ηRR = 1.03
b. Efisiensi Propulsi (ηP)
ηP = 0.45
c. Efisiensi Lambung (ηH)
ηH = 1.042857
d. Koefisien Propulsif (Pc)
Pc = ηRR x ηP x ηH
= 0.483364
13. Menghitung DHP
DHP = EHP/Pc
= 1895.213 HP
= 1413.262 kW
14. Menghitung THP
THP = EHP/ ηH
= 878.4307 HP
= 655.0467 kW
15. Menghitung SHP
SHP = DHP/0.98
= 1933.819 HP
= 1442.104 kW
16. Menghitung BHP
a. BHPscr
BHPscr = SHP/0.98
= 1973.358 HP
= 1471.535 kW
b. BHPmcr
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 2321.597 HP
= 1731.217 kW
2.Metode Holtrop
1. Menghitung Volume
𝛻 = 𝐿𝑤𝑙 × 𝐵 × 𝑇 × 𝐶𝑏 … m3
= 8384.864 m3
2. Menghitung Displacement
∆= 𝐿𝑤𝑙 × 𝐵 × 𝑇 × 𝐶𝑏 × 𝜌 … kg atau ton
= 8602 ton
3. Menghitung Frictional Resistance berdasarkan rumus ITTC (RF)
a. Menghitung LR
0.06𝐶𝑝𝐿𝐶𝐵
LR = Lwl(1 - Cp + )
4𝐶𝑝−1
= 02.847 m
b. Menentukan nilai CSTERN sesuai dengan nilai yang ditentukan pada tabel
CSTERN Bentuk Afterbody
-25 Barge shaped form
-10 V-shaped sections
0 Normal shape of afterbody
10 U-shaped sections with Hogner stern
Pilih salah satu bentuk yang mendekati.
*karena bentuk afterbody kapal mirip V-shaped, maka dipilih CSTERN = -10
c. Menghitung nilai C14
C14 = 1 + 0.011CSTERN
= 0.912
d. Menghitung nilai (1+K1)
(1+K1) = 0.93 + 0.487118C14 x (B/Lwl)1.06806 x(T/Lwl)0.46106 x(Lwl/LR)0.121563
x(L3/𝛻)0.36486 x(1-Cp)-0.604247
= 1.276
e. Menghitung nilai S
S = L(2T+B)x √CM x (0.453 + 0.4425CB - 0.2862CM - 0.003467B/T +
0.3696CWP) + 2.38ABT/CB
= 2591.424 m2
CM=Coefficient Midship
CB=Coefficient Block
CWP=Coefficient Water Plane ( didapat dari AWL Sarat Kapal / (LWL x B) )
ABT= Area of Bulbous Bow (jika tidak ada, maka = 0)
f. Menghitung nilai Rn
Rn = Vs x LWL / 𝜈
= 651008035.6
g. Menghitung nilai CF
CF = 0.075/ ((log Rn)-2)2
= 0.001616
h. Menghitung RF berdasarkan rumus ITTC
RF(1+K1) = 0.5 x 𝜌 x Vs2 x CF x (1+K1) x S
= 90.875 kN
4.Menghitung Tahanan Tambahan (RAPP)
Perkiraan nilai 1+K2
1.5-2.0 Rudder behind skeg
1.3-
Rudder behind stern
.1.5
2.8 Twin screw balance rudders
3.0 Shaft brackets
1.5-2.0 Skeg
3.0 Strut bossings
2.0 Hull bossings
2.0-4.0 Shafts
2.8 Stabilizer fins
2.7 Dome
1.4 Bilge keels
Pilih sesuai bagian yang direncanakan ada di kapal.
1+K2 Rudder = 1.5
Bossing =2
Sapp DBOSS = 0.12 x T = 0.12 x 6.58 = 0.79 m
SBOSS = 1.5 x 𝜋 x D2 = 2.937 m2
SKEMUDI = C1C2C3C4 x (1.75xLxT/100)
= 11.5104 m2
C1 = faktor tipe kapal
1.0 = untuk kapal umum
1.7 = untuk tug dan trawler
0.9 = untuk kapal bulk carrier dan tanker dengan ∆ > 50 ribu ton
C2 = faktor tipe rudder
1.0 = untuk kapal umum
0.9 = semi space rudder
0.8 = double rudder
0.7 = high lift rudder
C3 = faktor profil rudder
1.0 = untuk NACA-profil dan plat rudder
0.8 = untuk hollow profil
C4 = untuk rudder arrangement
1.0 = untuk rudder in the propeller jet
1.5 = untuk rudder outside the propeller jet
𝛴SAPP = SBOSS + SKEMUDI
= 14.4474 m2
Tipe Appendage SAPP 1+K2 SAPP(1+K2)
Rudder 11.5104 1.5 17.2656
Bossing 2.937 2 5.874
𝛴 7.944 3.5 23.1396
= 1927.30 kW
= 1691.48 Kw
𝐷 2/3 .𝑣 3
P= 𝑐
8384.8642/3 .11.23
=
411.572
= 1408.8744 KW
B.Pemilihan Mesin Kapal
A.Perhitungan Konstruksi
Ao = L / 500 + 0,48
= 98/500 + 0,48
= 0,676 m Harga a0 diambil sebesar 0,6319 meter
b.Jarak gading di depan sekat tubrukan dan belakang sekat ceruk buritan
Menurut BKI vol II 2006 section 9 A.1.1, di Depan sekat tubrukan dan dibelakang ceruk
buritan, jarak gading pada umumnya max 600 mm atau 0.6 m untuk Lpp<100 m.
Karena panjang kapal 98 m maka di rencanakan jarak gading di depan sekat tubrukan dan
belakang sekat ceruk buritan tetap 0,6 agar konsruksi sekat tubrukan dan sekat buritan
kapal lebih kokoh.
4.Perencanaan Letak Sekat Tubrukan dan Sekat Ceruk Buritan
a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead )
Syarat letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah (
0,05 – 0,08 ) Lpp.
Minimum= 0,05 Lpp Maksimum= 0,08 Lpp
= 0,05 x 98 m = 0,08 x 98 m
= 4.9 m = 7.84 m
Jarak Sekat Tubrukan dari Fp adalah 4.9 -7.84 m.
Diambil jarak 6 meter
b. Sekat Ceruk Buritan (Sterntube Bulkhead)
Syarat letak sekat burita di depan AP adalah 5%-15% LPP.Pada perhitungan ini
panjang sekat buritan diambil sebesar 5%LPP
5%LPP=5%x98
5.39m
Jarak Sekat Tubrukan dari Ap adalah 5.39 m.Pada perhitungan ini,diambil jarak
sebesar 4.2 meter
Z=1.2[(11.5(1.552359774)+(8.5x 1.32126)+1
Z= 21.3746
Master
Captain ( Nahkoda ) : 1 orang
2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer ( Mualim I ) : 1 orang
2. Second Officer ( Mualim II ) :1
3.Radio operator : 1 orang
Bintara :
1. Seaman ( Kelasi ) : 1 orang
2. Quarter Master ( Juru Mudi ) : 2 orang
3. Boatswain (Kepala Kelasi) : 1 orang
3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer ( Kepala Kamar Mesin ) : 1 orang
2. Second Engineer : 1 orang
Bintara :
1. Mechanic : 2 orang
2. Fireman : 2 orang
3. Pumpman : 2 orang
4. Service Crew
Perwira :
1. Chief Cook : 1 orang
Bintara :
1. Assist. Cook : 2 orang
2. Steward : 1 orang
3. Boys : 2 orang +
Jumlah : 22 orang
Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar
– muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando, mengambil
keputusan dan penangung jawab secara umum.
Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd ).
Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif ( istirahat, sakit
dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan pertanggungjawaban kepada master.
Juga melakukan fungsi mengatur anak buah kapal di departementnya serta melakukan
pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah kapal yang
ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan mesin geladak,
penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal dan pengoperasian
serta perawatan peralatan keselamatan.
Radio Operator.
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak buah biasa
dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali digolongkan ke dalam
staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik dengan daratan ataupun dengan
kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus selalu sedia ( standby ).Karena itu kamar
tidur untuk markonis harus diletakkan dekat dengan tempat kerjanya dengan akses yang
harus baik.
Engineering Departement
Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau master.
Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap operasional kamar
mesin.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan permesinan
dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.
Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan untuk seluruh
anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak buah kapal dan
menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak buah
kapal, laundry dan setrika.
5.2. Crew Accomodation
Berdasarkan Ship Design and Construction oleh D’Arcangelo Amelio M., maka
direncanakan kebutuhan ruang akomodasi sebagai berikut:
- Tinggi ruang bebas minimal 1.9 m.
- Tempat ibadah formal (musholla).
a. Tempat ibadah (musholla) sebagai sarana formal untuk memenuhi rohani seperti sholat,
pembinaan hubungan batin diantara awak kapal tanpa memandang status harus tersedia
di kapal.
b. Dimensi ruangan berdasarkan pada kebutuhan untuk sholat berjamaah, yang mampu
untuk menampung minimal setengah jumlah awak kapal diatur sedemikian rupa untuk
arah kiblat yang diatur sesuai kebutuhan.
Sebagai contoh penempatan ruangan tersebut untuk suatu kapal ialah sebagai berikut :
3. Sanitary Accomodation
Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
tempat itu.
Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan
terpisah.
Fasilitas sanitary umum minimum:
- 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 4 Wc .
- 3 shower
- 3 Washbasin.
b. Di Poop Deck :
- 3 Wc
- 3 Shower
- 4 Washbasin
c. Di Boat Deck :
- 2 Wc
- 2 Shower
- 2 Washbasin
-.
d. Di Bridge Deck
- Terdapat 1 bathup,1 WC dan 1 washbasin di kamar Kapten dan Chief
Enginner.
4. Meeting Room
Direncanakan meeting room:
- Letak di Boat Deck.
- 1 meja ukuran 250x80 cm
- 8 kursi untuk menampung perwira
- 1 televisi
Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping
tidak terhalang (visibility 3600)
Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk
mempermudah waktu berlabuh.
Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
. Battery Room
Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
akan mengganggu.
Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal mengalami trim
10 0 .
1. Anchor Light
Setiap kapal dengan l > 150 ft pada saat lego jangkar harus
menyalakan anchor light.
Warna : Putih.
Jumlah : 1 buah.
Visibilitas : 3 mil ( minimal )
Sudut Sinar : 3600 horisontal.
Tinggi : 9.5 m
Letak : Forecastle.
5. Morse Light
Warna : putih.
Sudut Sinar : 3600 horisontal
Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam
keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m
harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass
yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
Tinggi : 1600 mm
Lebar : 900 mm
Tinggi ambang : 600 mm
B. Pintu Dalam
Tinggi : 1800 mm
Lebar : 750 mm
Tinggi ambang : 200 mm
C. Ship Non Water Tight Steel Door
Digunakan untuk pintu gudang-gudang.
D. Ship Cabin Steel Hollow Door
Digunakan untuk pintu-pintu ruangan didalam bangunan atas.
2. Ukuran Jendela
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk
menyimpannya diletakkan diatas main deck (diletakkan segaris dengan railing/miring).
Sudut kemiringan diambil 450 ‘
Dimensi Tangga Akomodasi :
- Width of ladder : 1000 mm
- Height of handrail : 1000 mm
- The handrail : 1500 mm
- Step space : 300 mm
Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
Wfo = BHPme . bme . S/Vs . 10-6 . C ( ton )
Ø Double bottom ( 2 % )
Ø Ekspansi karena panas ( 2 % )
Vfo + 4% Vfo =
44.6 m^3
Volume tangki bahan bakar mesin bantu ada penambahan sebesar 4% Vfb.
TANGKI MESIN
BANTU
DI WL O FRAME
23-27
L FS L*FS
1.94 1 1.94
1.8273 4 7.3092
1.6976 2 3.3952
1.581 4 6.324
1.466 1 1.466
TOTAL 20.4344
A= 8.17376
V= 8.17376
= 0.0.33954 m3
Volume tangki minyak pelumas ada penambahan sebesar 4% Vlo karena:
Ø Double bottom ( 2 % )
Ø Ekspansi karena panas ( 2 % )
Vlo + 4% Vlo = 0.35131 m3
Wmn : 1.677827381
b. U/ cuci
Wcu = Ccu : Koefisien air mandi (80-200) kg/Crew.hari
Wcu : 12.58370536
c. U/ pendingin mesin
Wpm = Cpm : Koefisien air pendingin (2-5) Kg
Wpm : 8.6
25.14768601
TANGKI FRESH
WATER
DI WL 6.58 FRAME
2-7
PERENCANAAN
25.1477
L FS FS*L
6.01 1 6.01
5.77 4 23.08
5.52 2 11.04
TOTAL 40.13
A= 16.052
V= 29.21464
0.335565476 direncanakan Cp = 4
212.9848696
Wpc = DWT - Berat Keseluruhan
5516.67513 ton
A. PERHITUNGAN RUDDER
1.Perencanaan Kemudi
Bentuk
. Profil
k2
Ahead condition Astern Condition
1.1 0.8
. Tipe : Gantung
. Ratio Tinggi dan Lebar : 1.3
2.Perhitungan pada Kemudi
Keterangan :
C1 : faktor dari jenis kapal
C1 = 1,0 in general
C1 = 0,9 for bulk carriers and tanker >50000
C2 : factor for the rudder type
C2 = 1,0 in general
C2 = 0,9 for semi-spade rudders
C2 = 0,7 for high lift rudders
C3 : factor for the rudder profile :
C3 = 1,0 for NACA-profiles and plate rudder
C3 = 0,8 for hollow profiles and mix profiles
C4 : factor the rudder arrangements
C4 = 1,0 for rudders in the propeller jet
C4 = 1,5 for rudder outside the propeller jet
Pada perencanaan ini dipakai type rudder NACA-00 series sehingga nilai A head
Nilai CR = 61255 N
r = c x (α - kb)
c = 2.714 m
α = 0.33 untuk kondisi ahead
0.66= untuk kondisi astern (umum)
0.75= untuk kondisi astren (hollow profile)
Keterangan :
Kr = faktor material
Karena pada perencanaan digunakan bahan St-45, dimana ReHnya sebesar 441N/mm2
sehingga menggunakan perumusan
ReH = yield stress minimum dari material
Kr =(235/ReH)0,75
Kr = 0.623694558
Nilai Dt = 148.9317069 mm
Faktor keamanan tongkat kemudi
Dt = Dt + (10% x Dt)
Dt = 163.8248776 mm
Keterangan :
Pr = 10 x T + Cr/1000 x A
= 71.34340635 KN/m2
A = tebal pelat yang tidak ditumpu yang terkecil (m)
= L/500 + 0,48
= 0.6719232 m
K = 1 (untuk baja struktural lambung)
Nilai t = 12.37519785 mm
f. Kopling Kemudi
Db = 0.62 x ((( D^3) x kb )/ (kr x n xz e))
Ketarangan :
Db = diameter baut coupling
D = diamater rudder stock/
Kb = faktor material baut
Kf = Faktor material tongkat k.
n = jumlah baut
e = jarak tiap baut
Kr = Faktor material tongkat k.
= 35.35 mm
Tf min = 0.9 x db
= 31.81 mm
Tebal flange coupling diluar lubang baut tidak boleh kurang dari
T = 0.65 x Tf
= 22.9763888 mm
Tebal dari material di luar lubang baut tidak boleh kurang dari
b = 0.67 x db
= 23.68335461 mm
g. Bantalan
Tenaga pada Rudder Horn :
B1 = CR . b/c
= 91881.77928 Nm
Tenaga pada Neck Bearing :
B2 = CR - B1
= -30627.26 Nm
3. Komponen Transmisi
a. Daya motor penggerak
Daya poros kemudi (Nrs) = (Qr * 2 * a * p) / (t * 180 * 75)
Keterangan :
a = sudut putar kemudi 35 deg
t = waktu putar kemudi 28 detik
Nrs = 41.59084921 HP
= 31.01480179 kW
Keterangan :
A. Perhitungan Windlass
1. Menentukan nilai Z
Z = D2/3 + (2 x H x B) + (A / 10)
= 8594,4856 2/3 + (2 x 8 x 17) + (287,9272 / 10)
= 419,58 + 272 + 28,8
= 720,38
Dari Perhitungan nilai Z diatas diperoleh spesifikasi rantai dan tambat berikut :
Jumlah jangkar = 2 + (1 cadangan)
Berat jangkar = 2280 kg
Panjang rantai = 467,5 m
Diameter rantai = 48 mm
Panjang Tali Tarik = 190 m
Beban putus = 440 Kn
Panjang tali tambat =170 m
Jumlah tali tambat =4
Beban putus = 170 Kn
S = 1,1 x d2 x l /105
S = 1,1 x 48mm2 x 467,5 m / 105
S = 11.85 m2
4. Perhitungan Torsi
Dcl = 13,6 x dc
= 13.6 x 48
= 0.6528 m
𝑇𝑐𝑙 𝑥 𝐷𝑐𝑙
Mcl = 2𝜋 𝑥 𝑐𝑙
8580,7 𝑥 0,6528
= 2𝑥 0,91
= 3077,74 Nm
𝑀𝑐𝑙
Mm = 𝑖𝑎 𝑥 ɳ𝑎
3077,74
= 192 𝑥 0,85
= 18,859 Nm
6. Daya Motor Windlass
Nl =( Mmx Nm) / 716,20
= (18,859x 1200) / 716,20
= 31,6 HP
= 23,564 KW
Untuk 2 mesin = 47,128 Kw
B. PERHITUNGAN CAPSTAIN
1. Gaya Tarik pada Capstain
Twb = Rbr /6
Rbr = 170 Kn
= 17335,176 Kgf
Twb = Rbr/6
= 17335,176 / 6
= 2889,196 kgf
A. DATA KAPAL
Loa = 105.6 m
Lwl = 99.96 m
Lpp = 98 m
B = 17 m
T = 6.58 m
H = 8.4 m
Vs = 11.2 knot
L compartement = 25 m
B. PALKAH (HATCH)
Menurut Ing, J.P. De Haan, dalam PRACTICAL SHIPBUILDING, handbook, bahwa
panjang lubang palkah (L) 63% dari panjang kompartement ruang muat dan lebarnya(w) 60%
lebar kapal.
Lp = 63 % x L compartment
= 15.75 m
wp = 60% x B
= 10.2 m
Untuk penutup palkah (Hatch Cover) direncanankan menggunakan tutup palkah Mac
Gregor Steel Hatch cover type Single Pull
Panjang penutup = Lp / n
= 5.25 m
Keterangan : n = 2 ~ 5 diambil 3
Clearance = 300~500 mm diambil 400
Panjang stowage hatch = 0,05 x wp x n x 0,37 x panjang penutup
= 2.972025 m
Tinggi stowage Space = panjang untuk stowage hatch + clearance
= 3.372025 m
Data Perencanaan :
a. Batang muat
Panjang jangkauan batang muat
L' = 2/3 x Lpalkah + bt
= 19 m
Panjang batang muat
L = L' / cos 45
= 36.16829374 m
b. Tiang agung (Mast)
Modulus penampang tiang mast
W = 0,1x[(SWLx L'1)+(SWL x L'2)} Karena
SWL 1 = SWL 2; L'1 = L'2
= 0,1 x 2 x SWL x L'
= 25200 cm3
Diameter tiang mast
D = (W/0,0157)^1/3
= 117.0847401 cm
d = 0.84 x D
d = 98.35118166 cm
c. Gaya Tarik
Keerangan : Q = berat cargo hook & shakel
= 0,0022-0,0028 P P = 8000 kg
= 0,0028P
= 22.4
np =1 katrol 0,9 ~ 0,96
= 0.95
K = jumlah katrol
=2
• Tb = (P + Q) / npk
= 8889.085873 N
m = Lb/dr
= 28.8
= 29 lilitan
Dbd = Db+dr(2xz-1)
= 0.675 m
k. Kecepatan putar barrel
l. Perbandingan gigi
Zc = Cst[Cdk(CN/1000)^1/6+Ceng(BHP/1000)^1/3+Cades]
Keterangan : Cst = koefisient steward deck (1.2-1.33) diambil 1.2
Cdk = koefisient deck department (11.5-14.5) diambil 11.5
Ceng = koefisien engine department (8.5-11.0) diambil 8.5
BHP = tenaga mesin (HP) 2306.56 HP
Cadets = perwira tambahan 1
CN = (L*B*H)/1000
Nilai Zc = 22
Penambahan kapasitas 5 % kru
22 + 5% = 24 orang
jadi perlu sekoci dengan kapasitas 24 orang
2. Spesifikasi Sekoci
Kapasitas = 26 orang
Berat = 4.155 kg
Dimensi = L x B x H 6.55 x 2.46 x 315
Berat total = 6.300 kg
Tinggi Max = 20 m