Anda di halaman 1dari 22

A.

Judul Praktek : Bahan Makanan Campuran


B. Tujuan Praktek : - Mahasiswa-mahasiswi mengetahui tentang bahan
makanan campuran
- Mahasiswa-mahasiswi mampu menyusun dan
membuat makanan campuran
C. Praktek ke : X
D. Hari / Tanggal : Kamis, 21 Juni 2012
E. Kelompok : IA
- Adhityan Siti Pradihasti
- Agus Budianto
- Fifit Jasmiah
- Intan Priantama Putri
F. Riwayat Literatur :
Bahan makanan campuran (BMC) terbuat dari bahan kacang-
kacangan dan tepung tempe yang diformulasikan sehingga memenuhi
kecukupan nilai kalori dan gizi. Tempe merupakan hasil fermentasi kedele
dan sudah sangat dikenal dengan keunggulannya baik nilai gizi maupun dari
kandungan bioaktifnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Kegunaan tahan
makanan campuran untuk membuat berbagai kue basah dan kering. Selain
itu bergizi tinggi serta daya cerna protein tinggi, cocok untuk anak-anak dan
manula.
Sumber://http.id/warintekristek.go.id/bahan-makanan-campuran/
Makanan tambahan yang ideal harus mengandung: (1) makanan
pokok ditambah dengan makanan lainnya misalnya (2) kacang, sayuran
berdaun hijau atau kuning (3) buah, (4) daging hewan, (5) minyak atau lemak
Sumber: Arisman, 2004.
Campuran bahan makanan untuk bayi terdiri dari 2 jenis:
1. Campuran Dasar (basic mix) terdiri dari serealia (biji-bijian) atau umbi-
umbian dan kacang-kacangan. Campuran ini belum memenuhi
kandungan zat gizi sehingga masih perlu pendamping zat gizi lainnya
terutama kebutuhan zat vitamin dan mineral.
2. Campuran ganda (multi mix) terdiri dari 3 kelompok bahan pangan yaitu:
- Makanan pokok sebagai bahan pangan utama dan merupakan
sumber karbohidrat lebih dianjurkan berupa serealia.
- Lauk pauk (nabati maupun hewani) sebagai sumber protrein,
misalnya susu, daging sapi, ayam, ikan, telur, dan lain-lain.
- Sumber vitamin dan mineral berupa sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Sumber: Cameron dan Hofvander (1983)
BMC (Bahan Makanan Campuran merupakan salah satu bentuk
bahan hasil proses suplementasi dengan menggunakan beberapa jenis
bahan makanan untuk saling melengkapi dalam hal kandungan gizi. Prinsip
dalam pembuatan bahan makanan campuran ini adalah bernilai gizi tinggi
(terutama energi dan protein dapat diterima cita rasanya dan dibuat dari
bahan makanan setempat . Salah satu kegunaan BMC adalah sebagai
makanan tambahan untuk golongan rawan atau bagi orang-orang yang tidak
dapat mencukupi kebutuhan tubuhnya akan zat-zat gizi dari hidangan sehari-
hari.
Sumber: Somali, Lanita, dkk.1995. Buku Panduan Praktek Teknologi Pangan.
Jakarta: Depkes RI Akademi Gizi
Dalam menyusun BMC perlu diperhatikan beberapa patokan dasar:
1. Jenis keadaan gizi kurang yang akan ditanggulangi
2. Golongan rawan yang
3. Kemungkinan untuk memproduksi dan mendistribusikan BMC
4. Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap BMC yang meliputi ata
rasanya kesesuaian pula dan kebiasaans makan.
Sumber Hermana,dkk (1983)
Bahan utama BMC merupakan sumber energi, bahan makanan lain
ditambahkan untuk melengkapi jenis asamamino esensial yang jumlahnya
sedikit dalam bahan utama. Dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa dari
delapan asam amino esensial ada 5 macam asam amino esensial yang
merupakan asam amino pembahasan yang membatasi mutu protein dalam
pola makan negara sedang berkembang yaitu lisin, metionin, sistim treonin,
dan triptofan.
Sumber: Khumaidi, 1987

G. Alat dan bahan


Alat
- Timbangan
- Baskom
- Panci
- Sendok
- Kompor
- Wajan
Bahan
- Ketan hitam 50 gr
- Ayam 50gr
- Daun pisang
-
H. Prosedur Kerja
Pembuatan arem-arem ketam hitam
- Cuci bersih ketan hitam
- Masak, kemudian diaron sampai matang
- Rebus ayam yang sudah dicincang kecil-kecil
- Campurkan ayam dan ketam hitam
- Bungkus di daun pisang hingga seperti lemper
- Kukus kembali hingga matang
I. Hasil

Nama Jenis Organdeptik Nama


No Sasaran Ket
Bahan BMC Warna Aroma Rasa Tekstur Produk
1 Jagung Mutiple Kuning Khas Agak Lembut Puyam Balita Bisa
Daging- Mix ayam manis Puding 4–6 diterima
Ayam daging Ayam tahun
Wortel
2 Ayam Basic Hitam Khas Agak Lembut Arkam Anak Bisa
Ketan daging asin sekolah diterima
Hitam ayam
3 Kentang Mutiple Kuning Khas Agak Kenyal Patatos Anak TK Bisa
Tempe Mix kecok- ikan asin Balls diterima
Ikan latan
4 Tepung Mutiple Hijau Khas Basa- Lembut Green Usia Bisa
Tapioka Mix daun nya Tail sekolah diterima
Sawi sawi rasa
Daging- ayam
Ayam
5 Jagung Mutiple Kuning Khas Manis Lembut Tari Anak Bisa
Wortel Mix jagung jagung Jawo usia diterima
Teri sekolah
6 Beras Mutiple Hijau Khas Khas Lembut Bubur Bayi Bisa
Merah Mix kecok- kacang kacang Tipo 7 – 12 diterima
Kacang latan hijau hijau bulan
Hijau
Ikan
Tenggiri

J. Pembahasan
Pada praktek kali ini kami ditugaskan untuk membuat bahan makanan
campuran (BMC). BMC merupakan salah satu bentuk bahan hasil
suplementasi dengan menggunakan beberapa jenis makanan untuk saling
melengkapi dalam hal kandungan gizi.
Kelompok kami membuat bahan makanan campuran dengan kategori
basic mix. Dimana bahan yang kami gunakan terdiri dari 2 jenis bahan
makanan. Basic mix umumnya terdiri dari:
1. Bahan utama sumber energi + kacang-kacangan
2. Bahan utama + sumber protein hewani
3. Bahan utama + sayuran daun hijau
Untuk kali ini rekan dalam kelompok kami menggunakan bahan ketan hitam
dan ayam. Sehingga produk yang kami buat kami beri nama “ARKAM” Arem-
Arem Ketan Hitam.
Prinsip dalam pembuatan BMC ini adalah bernilai gizi tinggi (tinggi
energi dan protein) dapat diterima cita rasanya dan dibuat dari bahan
makanan yang mudah dijangkau. Dalam menyusun BMC perlu diperhatikan
beberapa patokan dasar, yaitu:
1. Jenis keadaan gizi kurang yang kurang akan ditanggulanggi (sasaran)
2. Kemungkinan-kemungkinan untuk memproduksikan dan mendistribusikan
BMC
3. Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap BMC meliputi cita rasa
kesesuaian pola dan kebiasaan makan.
Pertama-tama ketan hitam kami cuci bersih dan dimasak. Setelah itu
kami rebus ayam yang telah dipotong kecil-kecil. Kemudian kami bungkus
ketan hitam yang sudah dicampur dengan ayam sehingga berbentuk lemper.
Lalu kami kukus kembali hingga matang.
Dari hasil yang didapat kami mendapat masukan dari beberapa
panelis, bahwa proses pemasakannya harus lebih lama lagi agar ketan hitam
dapat bertekstur lembut. Dari segi rasa, warna, aroma, sudah cukup baik
dan dapat diterima sebagai BMC.
Menurut kelompok kami pemilihan bahan makanan ketan hitam dan
ayam yang menghasilkan arem-arem ketam hitam ini sudah memenuhi
kriteria dalam pembuatan BMC, dimana produk yang kami buat dapat
diterima oleh sasaran kami yaitu anak sekolah. Selain itu bahan yang kami
gunakan juga dapat dijangkau dan rasanya juga tidak asing bagi konsumen.
Pada praktek ini selain membuat “ARKAM”, kelompok lain juga
membuat BMC dari berbagai bahan, yaitu “Puyam” (Puding Ayam), “Patatos
Balls”, “Green Ball”, “Tari Jowo” (Tatam Teri Jagung Wortel) , dan “Bubur
TIPO (tinggi protein). Rata-rata dari produk yang kami buat semuanya sudah
dapat diterima oleh sasaran masing-masing hanya saja kami harus lebih
memperhatikan segi rasanya karena pada pembuatan BMC ini penambahan
bumbu sangatlah diperhatikan. Penambahan garam 5 gr saja sapat
mempengaruhi kandungan gizi dari BMC. Produk BMC ini hanya
mengandalkan citarasa dari bahan baku makanan.
K. Kesimpulan
Kita mampu untuk membuat BMC dengan berbagai jenis bahan.

L. Saran
Sebaiknya kita dapat meminimalisir kesalahan yang tanpa sengaja
kita lakukan.

Praktikan
A. Judul Praktek : Uji Organoleptik/ Uji Hedonik/ Uji Kesukaan
B. Tujuan Praktek : - Supaya mahasiswa mampu untuk membedakan
tingkat kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan
suatu produk makan
- Supaya mahasiswa dapat membuat formulir uji
organoleptik suatu bahan
- Supaya mahasiswa mampu menyelenggarakan uji
organoleptik suatu bahan pangan.
C. Kelompok : II A
- Adhityan Siti Pradihasti
- Agus Budianto
- Fifit Jasmiah
- Intan Priantama Putri
D. Hari / Tanggal : Kamis, 15 Maret 2012 Jam : 08.00 - selesai
E. Praktek ke : I

F. Tinjauan Literatur :
Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap suatu produk. Penngujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian
organoleptik dapat memberikan pernanan penting dalam penerapan mutu.
Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kemunduran mutu dan
kerusakan lainnya dari produk.
Sumber.id/Wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#syarat_uji_organokeptik.
Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah:
- Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang
- Ada panelis sebagai pemroses respon
- Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan, tanpa
penalaran, imajinasi, asosiasi, ilusi, atau meniru orang lain.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#syarat_uji_organoleptik
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki
kelebihan dan kelemahan uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi
dengan mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera
konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan
hasil pengukuran dan pengamatan juga cepat diperoleh. Dengan demikian,
uji organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi
atau pemasarannya. Uji organoleptik juga memiliki kelemahan dan
keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dapat dideskripsikan.
Manusia merupakan panelis yang kasang-kadang dapat dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan menurun
kepekaannya. Selain itu dapat terjadi pula seolah komunikasi antara notulen
dan panelis.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#kelebihan_dan_kekurangan
Tujuan diadakannya uji organoleptik, terkait langsung dengan
selera. Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu
sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan selera
tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan
selera masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target
konsumen, apakah anak-anak atau orang dewasa. Tujuan uji organoleptik
adalah untuk:
- Pengembangan produk dan perluasan pasar
- Pengawasan mutu
- Perbaikan produk
- Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing
- Evaluasi penggunaan bahan formulasi, dan peralatan baru
Sumbe:id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#tujuan_uji_organoleptik
Untuk penilaian mutu atau analisa sifat-sifat sensorik suatu komoditi
panel bertindak sebagai instrument atau alat. Panel adalah satu atau
kelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau mutu benda
berdasarkan kesan subjektif. Jadi penilaian makanan secara panel adalah
berdasarkan kesan subjektif dari para panelis dengan prosedur sensorik
tertentu yang harus dituruti.
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu laboratorium yang
menggunakan manusia sebagai alat pengukur berdasarkan kemampuan
pengideraannya. Laboratorium ini perlu persyaratan tertentu agar diperoleh
reaksi kejiwaan yang jujur dan murni tanpa pengaruh faktor-faktor lain.
Unsur-unsur penting dalam laboratorium penilaian organoleptik:
- Suasana : Meliputi kebersihan, ketenangan, menyenangkan,
kerapian, teratur, serta cara penyajian yang estetis.
- Ruang : Meliputi ruang penyimpanan sampel/dapur, ruang
pencicipan, ruang tunggu para panelis dan ruang
pertemuan para panelis.
- Peralatan dan meliputi alat untuk penyiapan sampel, dan alat
sarana : komunikasi.
Untuk menjamin suasana tenang seperti di atas diperlukan
persyaratan khusus di dalam laboratorium.
- Isolasi : agar tenang maka laboratorioum harus terpisah dari
ruang lain atau kegiatan lain, pengadaan suasana
santai di ruang tunggu, dan tiap anggota perku bilik
pencicip tersendiri.
- Kedap suara : Bilik pencicip harus kedap suara, laboratorium harus
jauh dari kesesuaian.
- Kadar bau : Ruang penilaian harus bebas bau-bauan asing dari
luar, jauh dari pembuangan kotoran dan ruangan
pengolahan.
- Suhu dan : Suhu harus dibuat tetap seperti suhu kamar (20–25oC)
kelembaban dan kelembaban diatur sekitar 60%.
- Cahaya : Cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu
redup.
Sumber: Soekarno, Seowarno.T, (1981), Penilaian Organoleptik, untuk
Industri Pangan dan Hasil Pertanian

G. Alat dan Bahan


Alat:
- Beeker glass
- Gelas
- Sendok
Bahan
- Garam dapur
- Gula pasir
- Asam sitrat
- Pil Kina
- Air Galon

H. Prosedur Kerja
- Siapkan larutan sesuai dengan konsentrasi di bawah ini:
Garam dapur (0, ½, 1, 3, 5, 7)%
Gula pasir (0, 2 , 4, 6, 10, 15) %
Asam sitrat (0; 0,2; 0,4; 1; 3; 4)%
Pil Kina (0; 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; 1)%
- Beri kode untuk tiap jenis konsentrasi larutan
- Hidangkan 4 seri sampel, 6 gelas masing-masing berisi 50 cc larutan dan
cantumkan label kode pada tiap-tiap gelas sampel
- Atur gelas sesuai dengan besar konsentrasi dari rendah ke yang paling
besar
- Letakkan formulir uji cita rasa dan air kumur di atas baki
- Lakukan uji cita rasa dengan menggunakan formulir uji cita rasa yang
sudah disediakan (jangan lupa berkumur setiap selesai mencicipi satu
sampel)

I. Hasil
Nama : Agus Budianto
Tanggal : 15 Maret 2012
Nilai setiap larutan sesuai dengan petunjuk di bawah ini:
0 : Tidak ada rasa
1 : Ada sedikit sekali rasa
2 : Rasa lebih meningkat tetapi belum sesuai
3 : Rasa yang cocok untuk saya
4. : Rasa cukup kuat
5 : Sangat kuat / mudah dideteksi / tidak diragukan

Kode
Rasa
1 2 3 4 5 6
Asin 0 1 2 3 4 5
Manis 0 1 2 3 4 5
Asam 0 1 2 3 4 5
Pahit 0 1 2 3 4 5
Nama : Intan Priantama Putri
Tanggal : 15 Maret 2012

Kode
Rasa
1 2 3 4 5 6
Asin 0 1 2 3 4 5
Manis 0 1 2 3 4 5
Asam 0 1 2 3 4 5
Pahit 0 1 2 3 4 5

J. Pembahasan
Uji organoleptik atau uji indera atau uji hedonic merupakan carra
pengujian dengan menggunakan manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap suatu produk. Pengujian organoleptik
dapat memberikan indikasi kemunduran mutu dan kerusakan lainnya.
Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera.
Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu
sehingga produk yang akan dipasarkan harus sesuai dengan selera
masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen.
Tujuan uji organoleptik adalah untuk:
- Pengembangan produk dan perluasan pasar
- Pengawasan mutu
- Perbaikan produk
- Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing
Pertama-tama kami menyiapkan larutan dari 4 sampel yang
digunakan dengan konsentrasi yang berbeda. Sampel yang kita gunakan
adalah garam, gula pasir, asam sitrat, dan pil kina. Setelah itu kami
mengurutkan gelas dari konsentrasi semua sampel. Panelis diharuskan
berkumur setiap mencicipi sastu sampel.
Sebenarnya uji organoleptik yang kita lakukan tidak memenuhi
kelayakan prosedur uji organoleptik yang sebenarnya. Karena pada dasarnya
uji organoleptik yang sebenarnya. Karena pada dasarnya uji organoleptik
haruslah dilakukan di dalam laboratorium yang memiliki persyaratan tertentu
agar diperoleh reaksi kejiwaan yang jujur dan murni tanpa pengaruh faktor-
faktor lain. Dalam memberikan suatu penilaian organoleptik kepekaan
seorang panelis dapat dipengaruhi oleh faktor fisidogi (kondisi kenyang
ataupun lapar, keadaan sakit, perokok berat, dan lain-lain) serta faktor
psikologi (kondisi tertekan, terbaru-buru, gembira, dan lain-lain). Itulah alasan
mengapa diperlukan laboratorium khusus uji organoleptik.
Yang bertindak sebagai panelis kali ini adalah Agus Budianto dan
Intan Priantama Putri. Mereka melakukan uji ini dengan sangat tenang dan
satu per satu. Selain sebagai uji indera, uji organoleptik juga dapat dikatakan
sebagai uji kesukaan. Uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Dari
tabel hasil dapat diketahui bahwa Agus Budianto memiliki indra pengecapan
yang bagus. Indra pengecapannya sudah terbiasa dengan empat rasa dasar
yang memang sudah ada pada lidah kita masing-masing. Namun dari tabel
hasil Intan dapat diketahui bahwa Intan kurang terbiasa dengan rasa asam
san pahit. Sehingga dia merasakan rasa yang lebih berharap rasa asam dan
pahit.

K. Kesimpulan
- Mahasiswa sudah mampu untuk membedakan tingkat kesukaran atau
sebaliknya ketidaksukaan produk makanan
- Mahasiswa mampu menyelenggarakan uji organoleptik suatu bahan
pangan.

L. Saran
Sebaliknya kita menggunakan laboratorium yang sesuai dengan persyaratan
uji organoleptik.

M. Daftar Pustaka
- id.wikipedia.org/wiki/uji_organole[tik
- id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#syarat_uji_organoleptik
- id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#kelebihan_dan_kelemahan
- id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#tujuan_uji_organoleptik
- Soekanrto.Suwarno T(1981) Penilaian organoleptik, untuk industri pangan
dan hasil pertanian.
A. Judul Praktek : Daya terima sirup buah dengan konsentrasi yang
berbeda
B. Tujuan Praktek : - Supaya mahasiswa mampu untuk membedakan
tingkat kesukaan atau sebaliknya melalui
konsentrasi yang berbeda
- Supaya mahasiswa mampu untuk menganalisa ada
atau tidak pengaruh dari perbedaan konsentrasi
sirup buah terhasap daya terima panelis
C. Kelompok : II A
- Adhityan Siti Pradihasti
- Agus Budianto
- Fifit Jasmiah
- Intan Priantama Putri
D. Hari / Tanggal : Kamis, 29 Maret 2012 Jam : 08.00 - selesai
E. Praktek ke : II

F. Tinjauan Literatur :
Uji Organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
rasa dan baku (kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk
makanan, minuman, obat dan produk lain. Dalam melakukan pengujian
tersebut para peneliti menggunakan manusia sebagai objek yang biasa
dinamakan dengan panelis. Persiapan melaksanakan uji organoleptik
meliputi:
- Prosedur dan metode pengujian telah ditentukan
- Kriteria pengujian telah ditetapkan
- Form isian respon telah disiapkan
- Intruksi telah dimengerti untuk menjamin pengujian dilakukan sesuai
dengan spesifikasi bahan
- Sampel yang akan diuji telah diketahui
- Persyaratan dan kaidah psikologis dalam pengujian telah dipahami.
(Sumber: Adam Wiryawan, 2011)
Tujuan diadakannyta ujio organoleptik terkait langsung dengan
selera. Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu
sehingga produk yang akan dipasarkan harus disesuaikan dengan selera
masyarakat setempat. Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen,
apakah anak-anak atau orang dewasa. Tujuan orang organoleptik adalah
untuk:
- Pengembangan produk dan peluasan pasar
- Pengawasan mutu
- Perbaikan produk
- Membadingkan produk sendiri dengan produk pesaing
- Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru
(Sumber: id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#tujuan_uji_organoleptik)
Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki
kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relavansi yang tinggi
dengan mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera
konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan,
hasil pengukuran dan pengamatannya juga cepat untuk dilakukan, hasil
pengukuran dan pengamataannya juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji
organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi
atau pemasarannya.
(sumber: id.wikipedia.org/eiki/uji_organoleptik#kelebihan_dan_kekurangan)
Uji Friedman dilakukan untuk mengetahui perbedaan lebih dari dua
kelompok sampel yang saling berhubungan. Data yang dianalisis adalah data
ardinal. Sehingga jika data terbentuk iunterval atau ratio sebaliknya dirubah
dulu ke bentuk ardinal. Uji Friedman merupakan alternative dari analisa satu
jalur. Uji ini dilakukan jika asumsi-asumsi dalam statistik parametris tidak
terpenuhi, atau juga karena sampel yang terlaluy sedikit.
(Sumber: http:// teorionliune.wordpress.com/2011/08/23/uji-friedman)
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia
farmasi dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini banyak sediaan sirup yang
beredar dipasarkan dari berbagai macam merk, baik yang generik maupun
yang pakan. Biasanya, orang-orang menggunakan sediaan sirup karena
disamping mudah penggunaannya. Sirup juga mempunyai rasa yang manis
dan aroma yang harum serta warnanya yang menarik sehingga disukai
berbagai kalangan. Keuntungan dari sediaan sirup adalah sebagai berikut:
- Merupakan campuran yang homogeny
- Mempunyai rasa manis
- Mudah diberi bau-bauan dan warna
Dalam pembuatan sirup harus diperhatikan berbagai aspek yang
dapat mempengaruhi hasil akhir dari sediaan yang dihasilkan. Berbagai
aspek itu antara lain pemahaman dasar mengenai kesediaan sirup,
komponen dalam sirup, sifat dalam sirup, sifat kimia fisika, dan prinsip-prinsip
dalam pembuatan mulai dari pemilihan metode kerja yang sesuai dengan
bahan yang digunakan sampai pada uji mutu dan kestabilan obat dalam
penyimpanan.
(Sumber:http://belangtomahsumi.blogspot.com/2011/as/sirup.html)

G. Alat dan Bahan


Alat
- Beaker glass
- Sendok
- Timbangan digital
- Gelas
Bahan
- Sieup squash
- Air

H. Prosedur Kerja
- Siapkan larutan sesuai dengan konsentrasi di bawah ini:
6%
10%
4%
- Beri kode untuk tiap jenis konsentrasi larutan
- Hidangkan 3 sampel tersebut
- Atur gelas dari konstrasi rendah ke konsentrasi tinggi
- Letakkan formulir uji cita rasa di atas baki
- Lakukan uji cita rasa dengan menggunakan formulir uji cita rasa yang
sudah disediakan.
I. Hasil
Adhityan
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 2 2 2 1
10% 3 3 3 2
14% 4 4 4 3

Intan
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 1 2 2 1
10% 2 3 3 2
14% 3 4 4 3

Fifit
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 1 2 1 1
10% 2 3 2 1
14% 3 4 3 2

Agus
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 1 2 1 1
10% 2 2 2 1
14% 3 4 3 2

Skala perhitungan:
1 : Tidak suka
2 : Kurang suka
3 : Suka
4 : Sangat suka
Untuk tekstur
1 : Sangat cair
2 : Cair
3 : Kental
4 : Sangat kental
J. Pembahasan
Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
rasa, aroma, warna, tekstur dari suatu produk makanan dan minuman. Dalam
melakukan pengujian tersebut para peneliti menggunakan manusia sebagai
objek yang biasa dinamakan dengan panelis.
Pada praktek kali ini kami ditugaskan untuk melakukan uji
organoleptik terhadap sampel sirup buah untuk mengetahui daya terima sirup
dengan konsentrasi yang berbeda. Di sisni kami menggunakan 3 jenis
konsentrasi larutan sirup. Ada 6%, 10%, dan 14%. Prosedur kerja yang kita
gunakan masih sama dengan uji organoleptik yang telah dilakukan pada
praktek sebelumnya. Untuk praktek kali ini kami harus menganalisa dengan
uji Friedman data yang telah kami peroleh dari uji organoleptik.
Dapat kita lihat pada hasil uji organoleptik, ada 4 panelis yang
melakukan uji organoleptik. Tidak terlalu tampak perbedaan yang mencolok
pada hasil uji tersebut, baik menurut warna, aroma,rasa, dan tekstur. Seluruh
hasil uji organoleptik menunjukkan peningkatan dari tidak suka menjadi
sangat suka.
Setelah kita mendapatkan hasil uji organoleptik, kemudian kami
melakukan analisa dengan menggunakan uji Friedman.
Berikut hasil analisa yang kami buat:
1. Warna
6% 10% 14%
Panelis
H R R2 H R R2 H R R2
Adhityan 2 1 1 3 2 4 4 3 9
Intan 1 1 1 2 2 4 3 3 9
Fifit 1 1 1 2 2 4 3 3 9
Agus 1 1 1 2 2 4 3 3 9
∑R 4 4 8 16 12 36
∑R J 2
16 64 144

A = ∑R2 B = 1/n R2J


= 4 + 16 + 36 = ¼ (16 + 64 + 144)
= 56 = 56
Thitung =
 n  1  B   n.k  k  1 2   14
A B

=
 4  1 56   4.3 3  1 2  14
56  56
3 (8)
=
0
= 0
Ftabel : → k1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
K2 = (n – 1) (k – 1) → baris → (4 – 1) ( 3 – 1) = 6
= 5,14
Thitung < Ftabel → H0 diterima
0 < 5,14

2. Warna
6% 10% 14%
Panelis
H R R2 H R R2 H R R2
Adhityan 2 1 1 3 2 4 4 3 9
Intan 2 1 1 3 2 4 3 3 9
Fifit 1 1 1 2 2 4 3 3 9
Agus 1 1 1 2 2 4 3 3 9
∑R 4 4 8 16 12 36
∑R2J 16 64 144

A = ∑R2 B = 1/n R2J


= 4 + 16 + 36 = ¼ (16 + 64 + 144)
= 56 = 56

Thitung =
 n  1  B   n.k  k  1 2  14
A B

=
 4  1 56   4.3 3  1 2  14
56  56
3 (8)
= =0
0
Ftabel : → k1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
K2 = (n – 1) (k – 1) → baris → (4 – 1) ( 3 – 1) = 6
= 5,14
Thitung < Ftabel → H0 diterima
0 < 5,14

3. Aroma
6% 10% 14%
Panelis
H R R2 H R R2 H R R2
Adhityan 2 1 1 3 2 4 4 3 9
Intan 2 1 1 3 2 4 4 3 9
Fifit 2 1 1 3 2 4 4 3 9
Agus 2 1,5 2,25 2 1,5 2,25 3 3 9
∑R 4,5 5,25 7,5 14,25 12 36
∑R J 2
20,25 56,25 144

A = ∑R2 B = 1/n R2J


= 5,25 + 14,25 + 36 = ¼ (20,25 + 56,25 + 144)
= 55,5 = 55,12

Thitung =
 n  1  B   n.k  k  1 2  14
A B
 4  1 55,12   4.3 3  1 2  14
=
55,5  55,12

3 (55,12 - 16.16 ) 1
= 4
0,38
3 (55,12 - 48)
=
0,38
3 (7,12)
=
0,38
= 56,2
Jadi Thitung > Ftabel → H0 ditolak
56,2 < 5,14
4. Tekstur
6% 10% 14%
Panelis
H R R2 H R R2 H R R2
Adhityan 1 1 1 2 2 4 3 3 9
Intan 1 1 1 2 2 4 3 3 9
Fifit 1 1,5 2,25 1 1,5 2,25 2 3 9
Agus 1 1,5 2,25 1 1,5 2,25 2 3 9
∑R 5 6,5 7 12,25 12 36
∑R J 2
20,25 49 144

A = ∑R2 B = 1/n R2J


= 6,5 + 12,25 + 36 = ¼ (25 + 49 + 144)
= 54,75 = 54,5

Thitung =
 n  1  B   n.k  k  1 2  14
A B
 4  1 54,5   4.3 3  1 2   14
=
54,75  54,5

3 (54,5 - 12.16 ) 1
= 4
0,25
3 (54,5 - 48)
=
0,25
3 (6,5)
=
0,25
= 78
Jadi Thitung > Ftabel → H0 ditolak
78 < 5,14

K. Kesimpulan
- Mahasiswa mampu untuk membedakan tingkat kesukaan atau sebaliknya
melalui konsentrasi yang berbeda
- Mahasiswa mampu menganalisa ada atau tidak pengaruh dari perbedaan
konsentrasi sirup buah terhadap daya terima panelis.
L. Saran
Sebaiknya kita lebih memahami proses menganalisa data dengan uji
Friedman

M. Daftar Pustaka
- Adam Wiryawan, 2011
- id.wikipedia.org/wiki/uji_organoleptik#tujuan_uji_organoleptik
- id.wikipedia.org/eiki/uji_organoleptik#kelebihan_dan_kekurangan
- http:// teorionliune.wordpress.com/2011/08/23/uji-friedman
- http://belangtomahsumi.blogspot.com/2011/as/sirup.html
Lampiran

dhityan
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 2 2 2 1
10% 3 3 3 2
14% 4 4 4 3

Intan
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur ACC
6% 1 2 2 1
10% 2 3 3 2
14% 3 4 4 3 Dwi. S. AMG

Fifit
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 1 2 1 1
10% 2 3 2 1
14% 3 4 3 2

Agus
Konsentasi Warna Aroma Rasa Tekstur
6% 1 2 1 1
10% 2 2 2 1
14% 3 4 3 2

Anda mungkin juga menyukai