BAB I
PENDAHULUAN
pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km2 (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta
km2, luas perairan kepulauan 2,95 juta km2, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km2). Secara geo-politik Indonesia memiliki peran
yang sangat strategis karena berada diantara benua Asia dan Australia, serta
poros maritim dunia dalam konteks perdagangan global (the global supply chain
lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 9,9 juta ton per tahun
Kajiskan, 2016). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 7,92 juta ton per tahun atau sekitar
80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 6,83 juta ton pada tahun
2016 atau baru 86,23% dari JTB. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum
2017).
dapat diperoleh hasil dan manfaatnya, usaha perikanan dapat dimulai dengan
usaha melakukan penangkapan ikan atau fishing yang dapat diartikan sebagai
berbagai macam cara, dimana cara yang dilakukan akan berbeda sesuai dengan
Sektor perikanan di Indonesia sebagai bagian dari sumber daya hayati sangat
kenaikan dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun 2016 produksi perikanan
tangkap mencapai 6,83 juta ton didominasi oleh jenis ikan Cakalang, Tuna,
Layang, dan Kembung pada perikanan tangkap laut, sedangkan pada perairan
umum didominasi oleh ikan jenis gabus, baung, nila, lele, dan patin jambal
Daerah aliran sungai Kampar / DAS Kampar meliputi wilayah daerah aliran
sungai hulu dan daerah aliran sungai hilir. Daerah aliran sungai Kampar bagian
Kampar Kiri dan Siak Hulu, sedangkan daerah aliran sungai Kampar bagian hilir
antara lain : Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut dan Kuala Kampar. Nelayan
Kampar Kanan Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi Riau” di
dapatkan hasil bahwa umpan lebih dominan dari umpan lainnya (umpan kelapa
3
dan singkong). Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengamati pengaruh
umpan hewani berupa ikan kecil, udang kecil, cumi kecil, dan cacing terhadap
Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Perairan Sungai
Kampar Kanan Kecamatan Salo Kabupaten Kampar adalah bubu dasar. Namun,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umpan hewani
ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pihak yang terkait dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berupa lautan, dan garis pantai terpanjang kedua di dunia yakni sepanjang 99.093
lain seperti bakau, api-api, dan nipah menjadi pelindung bagi kelestarian pantai di
Indonesia, sekaligus menjadi tempat berlindung bagi ikans, dan biota lain seperti
udang. Jika tumbuhan rawa ini dijaga kelestariannya bukan mustahil ketersediaan
ditetapkan 10 jenis alat tangkap ikan di Indonesia yang terdiri dari (Setyawan dkk,
2018) :
Jaring lingkar digunakan oleh nelayan secara luas di Indonesia, biasanya ikan
yang dapat diperoleh nelayan ialah ikan Cakalang, Kembung, Cumi-cumi dan
ikan permukaan lainnya yang hidup di kedalaman kurang dari 200 meter.
Alat tangkap ikan jaring angkat digunakan bersama dengan rumpon oleh
yang pada umumnya ditangkap dari alat ini ialah ikan Pelagis, serta Cumi-
cumi
Ikan yang dijual di Indonesia beragam mulai dari ikan permukaan hingga ikan
yang hidup di dasar perairan. Alat tangkap jenis jaring insang inilah yang
cucut, dan layur. Jaring insang digunakan untuk menghadang pergerakan ikan
Jenis alat tangkap ini mampu menjaring ikan ukuran kecil, jenis pukat tarik
yang banyak digunakan nelayan ialah Payang dan Cantrang. Kedua alat ini
berupa jaring yang berbentuk mengerucut dengan kantong dan sayap, serta
tali penarik yang dihubungkan ke kapal yang tidak bergerak atau pasif,
Pukat Hela dikenal luas dengan sebutan pukat harimau. Jenis alat tangkap ini
karang, termasuk dalam kelompok alat tangkap ikan dari bahan jaring
berkantong dengan dilengkapi atau tanpa alat pembuka mulut jaring yang
6
terbuat dari bahan kayu, besi dan sebagainya, alat ini dioperasikan pada kapal
yang bergerak/melaju.
Selain ikan, lautan Indonesia juga menghasilkan kualitas kerang yang baik.
menggunakan alat tangkap penggaruk. Alat ini biasa digunakan nelayan pada
perairan dangkal, atau perairan yang tidak jauh dari bibir pantai. Alat ini
dilengkapi pembuka mulut jaring (beam) dengan ukuran mata jaring pada
bagian kantong atau biasa juga disebut cod end tidak kurang dari 3 cm.
Pengoperasiannya pada lapisan dasar perairan yang ditarik oleh satu unit
7. Perangkap (Traps)
Alat tangkap traps juga digunakan tidak jauh dari bibir pantai dan menyasar
kerang layaknya penggaruk. Namun alat tangkap ini digunakan secara pasif,
mengikuti tingkah laku ikan. Contoh alat tangkap ini ialah bubu. Pada
(bergantung pada jenis ikan yang hendak ditangkap) kemudian akan diambil
kembali.
rangkaian pancing dengan sistem talitemali yang terdiri dari tali utama (main
dan pertengahan dengan alat bantu pendeteksi ikan, penarik tali utama,
pelempar tali, dan pengatur tali, ikan yang menjadi target ialah Tuna atau
Pelagis Besar; b) Huhate, yaitu jenis pancing yang terdiri dari joran/tongkat,
tali pancing mata pancing yang tidak berkait, bak umpan, dan umpan hidup,
air; c) Pancing ulur, pancing ini terdiri dari tali pancing dan mata pancing
berkait yang diberi umpan asli; d) Pancing tonda ialah pancing yang terdiri
dari tali pancing, mata pancing berkait yang diberi umpan buatan dan tidak
Cumi merupakan hasil laut yang dapat ditangkap dengan banyak alat, salah
satunya menggunakan jaring tebar. Falling gears akan ditebar atau dijatuhkan
Alat tangkapan ini bisa berupa alat pengumpul yang digunakan untuk
garpu dan atau pisau, alat lainnya ialah panah, dan tombak. Seperti yang telah
dahulu. Terdiri dari mata tombak dan pegangan, alat ini dengan meleparkan
tombak dengan arah mata tombak menunjuk pada sasaran (ikan) yang akan
ditangkap.
8
Perangkap (trap) merupakan alat tangkap berbentuk kurungan dan ikan dapat
masuk tanpa paksaan, tetapi ikan tersebut akan mengalami kesulitan untuk keluar
karena terhalang oleh konstruksi yang sedemikian rupa (Von Brandt, 2005).
penangkapan ikan yang terbuat dari jaring, dan/atau besi, kayu, bambu, berbentuk
silinder, trapesium dan bentuk lainnya dioperasikan secara pasif pada dasar atau
permukaan perairan, dilengkapi atau tanpa umpan (Anonim, 2010). Adapun jenis-
Set net adalah alat tangkap yang dipasang atau diset secara menetap di daerah
beberapa jenis diantaranya adalah daiami (keddle net), otoshiami (trap net),
masuami (pot net), hariami (fyke net), dashiami (barrier net), dan eriami
otoshiami (trap net). Jenis set net othosiami terdiri dari penaju (leader net),
serambi (trap/play ground), jaring menaik (slope net) dan kantong (bag/crib).
Tujuan pemasangan set net adalah untuk menangkap ikan atau grombolan
ikan yang melakukan migrasi ke arah di mana set net dipasang (Martasuganda
2001).
2. Bubu (Pots)
Bubu adalah alat tangkap yang berbentuk kurungan atau keranjang dan
terbuat dari berbagai bahan (kayu, rotan, bilah besi, kawat anyam, bambu dan
dasar laut dengan atau tanpa umpan, satu per satu atau berangkai serta
Bubu adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan
selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan agar masuk ke
1989:10).
Fyke net merupakan alat tangkap yang bersifat statis dan menjebak biota
(crab dan ikan) agar masuk ke dalam jaring Fyke net. Fyke net diisebut juga
4. Stow nets
daerah yang mempunyai pasang surut cukup tinggi dengan arus yang
relative cukup deras. Konstruksi pukat labuh dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama yaitu kaki (sayap) kiri dan sayap kanan, badan dan kantong.
10
b. Togo
c. Ambai
d. Jermal
Jermal adalah jaring yang berbentuk kantong dan dipasang semi permanen
e. Pengerih
statis, sehingga biasa ditempatkan pada muara sungai atau selat. Umumnya
dioperasikan di sekitar pantai. Sasaran tangkap alat ini adalah udang dan
ikan.
dimaksud dengan perangkap adalah alat penangkap ikan yang dipasang secara
tetap dalam air untuk suatu jangka waktu tertentu, alat penangkap dapat
terbuat dari apa saja seperti bambu, kayu, jaring, metal, dll. Setelah alat
1989:8).
11
Sero adalah jenis perangkap yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar
sero adalah daerah-daerah teluk dan sekitar muara sungai dimana ikan-ikan
6. Seser
Seser merupakan jenis perangkap yang paling sederhana berupa jaring yang
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang
berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “
dan penghadang “guiding barriers”. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan
tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan alat tangkap pasif,
tradisional yang berupa perangkap ikan tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi,
jaring, kayu dan plastik yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk
tidak dapat keluar. Prinsip dasar dari bubu adalah menjebak penglihatan ikan
sehingga ikan tersebut terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama
banyak, bulat setengah lingkaran dan lain-lainnya. Secara garis besar bubu terdiri
dari badan (body), mulut (funnel) atau ijeb dan pintu. Badan bubu berupa rongga,
merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak dapat keluar dan pintu bubu
12
1989).
yaitu:
bubu dasar, ukuran bubu dasar bervariasi, menurut besar kecilnya yang dibuat
lebar 50-75 cm, tinggi 25-30 cm. untuk bubu besar dapat mencapai ukuran
panjang 3,5 m, lebar 2 m, tinggi 75-100 cm. Hasil tangkapan dengan bubu
dasar umumnya terdiri dari jenis-jenis ikan, udang kualitas baik, seperti Kwe
Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji
bubu apung berbeda dengan bubu dasar. Bentuk bubu apung ini bisa silindris,
bisa juga menyerupai kurung-kurung atau kantong yang disebut sero gantung.
Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang
bubu apung adalah jenis-jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-
pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh melalui tali panjang dan
14
Bubu hanyut atau “ pakaja “ termasuk bubu ukuran kecil, berbentuk silindris,
ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada waktu penangkapan, bubu hanyut
1. Bubu Ambai
kecilnya mata jaring, yaitu bagian muka, bagian tengah, bagian belakang
dan bagian kantung. Mulut jaring ada yang berbentuk bulat, ada juga yang
terdapat gelang, terbuat dari rotan maupun besi yang jumlahnya 2-4 buah.
dipasang melintang memotong jurusan arus. Satu deretan ambai terdiri dari
15
10-22 buah yang merupakan satu unit, bahkan ada yang mencapai 60-100
2. Bubu Apolo
Bahan jaring dibuat dari benang nilon halus yang terdiri dari bagian mulut,
bagian kiri dan kanan. Panjang badan 3,75 m, kaki 7,25 m dan lebar 0,60 m.
pada ujug kaki terdapat mestak yang diikuti oleh adanya dua kantung yang
panjangnya 1,60 m dan lebar 0,60 m. Hasil tangkapan bubu apolo sama
Menurut Subani dan Barus. (1999), Bentuk bubu bervariasi. Ada yang
(kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya
dari anyaman bambu (bamboo`s splitting or-screen). Secara umum, bubu terdiri
umumnya terbuat dari bambu. Bubu diletakkan pada celah karang untuk
menghadang ikan yang keluar dari celah karang clan posisi mulutnya harus
dipasang di daerah penangkapan yang sudah diperkirakan adanya stok ikan seperti
ikan dasar, udang, kepiting, keong, cumi-cumi dan biota lainnya yang bisa
ditangkap oleh bubu. Pemasangan bubu ada yang dipasa secara tunggal dan
besar), satu bubu dengan satu pelampung. Cara kedua dipasang secara
menggunakan tail utama, sehingga cara ini dinamakan "longline trap". Untuk cara
kedua ini dapat dioperasikan beberapa bubu sampai puluhan bahkan ratusan bubu.
dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari, sebelum matahari tenggelam. Lama
perendaman bubu di perairan ada yang hanya direndam beberapa jam, ada yang
direndam satu malam, ada juga yang direndam tiga sampai dengan empat hari
(Martasuganda, 2002).
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober selama 12 hari yang
berikut :
3.2.1 Alat
ikan (body length) hasil tangkapan dari mulut ke pangkal ekor ikan.
i. Pemberat yang diberi tali berskala dengan panjang ±15 meter untuk
mengukur kedalaman
3.2.2 Bahan
umpan ketiga
e. Tali adalah untuk mengikat bubu dengan pancang dan juga sebagai
ditabulasikan dalam bentuk tabel yang kemudian di lakukan uji untuk melihat
lengkap (RAL). Dimana, percobaan dilakukan secara acak kepada seluruh unit
percobaan dengan 5 (lima) taraf empat ulangan, yaitu Umpan cacing tanah (U1),
Umpan cumi kecil (U2), Umpan ikan kecil (U3), Umpan udang kecil (U4), dan
𝑌𝑖𝑗 = 𝜇 + 𝜏𝑖 + 𝜀𝑖𝑗
adalah :
mencari bahan-bahan seperti cacing tanah,cumi kecil,ikan kecil dan udang kecil di
oleh kain kasa lalu di masukin ke dalam bubu. Ukuran dan banyak dari masing-
masing umpan harus sama. Setelah semua tersedia tempatan umpan pertama,
kedua, ketiga, keempat dan kelima ke dalam bubu sesuai ukuran. Setelah itu
JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian ini akan dilasanakan pada bulan Oktober 2019. Adapun jadwal
Penelitian yang akan dilasanakan di Sungai Kampar Kanan Desa Salo Kecamatan
Bulan
No Kegiatan September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal x x x x
2 Seminar Proposal x x
Turun Ke Lokasi
3 Penelitian
Table 1. Jadwal kegiatan Penelitian
22
ANGGARAN BIAYA
1. Biaya Persiapan
2. Biaya pelaksanaan
Konsumsi Rp 500.000,00
Dokumentasi Rp 150.000,00
Total Rp 3.650.000,00
Gambar. 1 Gambar. 2