Jangan Remehkan Kesehatan Mental
Jangan Remehkan Kesehatan Mental
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1
Gangguan mental umum merujuk pada dua kategori diagnosis utama, yaitu
gangguan depresi dan gangguan kecemasan. Gangguan ini sudah sering kita dengar
dan lazim dalam populasi masyarakat, oleh sebab itu mereka dianggap ‘umum’.
Gangguan tersebut berdampak pada suasana hati atau perasaan orang lain yang
terkena dampaknya, gejala gangguan ini berkisar dalam hal tingkat keparahannya dan
durasinya. Gangguan ini adalah kondisi kesehatan yang dapat didiagnosis. Berbeda
dari perasaan sedih, marah, stress, takut dan yang lainnya bahwa siapapun dapat
mengalami hal tersebut dalam hidup mereka.
kesenangan, perasaan bersalah, merasa bahwa harga diri rendah, gangguan tidur atau
nafsu makan, kelelahan, rasa putus asa hingga bunuh diri. Depresi dapat berlangsung
lama atau berulang, sehingga mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja dan
sekolah atau mengatasinya setiap hari.
Mediterania Timur dan Amerika, hingga 20 atau lebih diantara pria di negara-negara
berpenghasilan tinggi dan rendah di Afrika, Eropa, dan Asia Tenggara. 78% dari
bunuh diri global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menangah pada
tahun 2015. Di Indonesia, WHO melaporkan angka bunuh diri karena depresi di
negara kita mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. Angka bunuh diri di Indonesia
tergolong tinggi dan sebanding dengan Jepang, yaitu menempati urutan ke-9 dari
peringkat di seluruh dunia. Angka bunuh diri di Indonesia diperkirakan setiap tahun
mencapai 50 ribu orang dari total 220 juta total penduduk Indonesia. Bunuh diri juga
menjadi penyebab utama tingginya tingkat kematian di usia lanjut.
Oleh sebab itu, perlu perhatian dan penanganan yang lebih serius mengenai
depresi ini. Banyak orang yang masih menganggap remeh masalah kesehatan mental
seseorang. Selain itu, masyarakat yang masih tabu dalam hal ini juga sering berkata
yang seharusnya tidak pantas dikatakan, malah hanya membuat penderita gangguan
depresi ini semakin terpuruk. Mungkin karena kesadaran masyarakat yang terbilang
kurang mengenai pentingnya kesehatan mental dan hanya mementingkan kesehatan
fisik saja sehingga terjadilah stigma masyarakat yang salah. Sehingga, adapun
Rencana Aksi Kesehatan Mental WHO 2013-2020, yang disetujui oleh Majelis
Kesehatan Dunia pada 2013, mengakui peran penting kesehatan mental dalam
mencapai kesehatan bagi semua orang. Rencana tersebut meliputi kepemimpinan dan
tata kelola yang lebih efektif untuk kesehatan mental, penyediaan layanan kesehatan
mental dan sosial yang komprehensif, terintegrasi dalam pengaturan berbasis
masyarakat, implementasi strategi untuk promosi dan pencegahan dan memperkuat
system informas, bukti, dan penelitian.
Adapun Mental Health Gap Action Programme yang dimiliki WHO yang
diluncurkan pada 2008, yang menggunakan panduan teknis, alat, dan paket pelatihan
berbasis bukti untuk memperluas layanan di negara-negara, terutama di rangkaian
miskin sumber daya. Ini berfokus pada kondisi yang sedang diprioritaskan,
mengarahkan pengembangan kapasitas ke penyedia layanan kesehatan non-spesialis
4
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
[Accessed 16 Aug. 2019].