BAB V
m2. Daerah tersebut berada dijalan H. Agus salim No. 10 Gampong sungai pauh
kecamatan langsa barat. Wilayah kerja puskesmas ini terdiri dari 13 desa dengan
rawat jalan, Ruang rawat jalan mempunyai berbagai jenis pelayanan yaitu poli
umum, poli anak, poli jiwa, poli gigi, poli usila, poli imunsasi, KIA, KB, IGD dan
rawat inap, Ruang bersalin, laboratorium, ruang kartu, dan apotik, poli TB Paru
dan kusta, gudang farmasi, gudang barang, ruang kepala puskesmas, ruang
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi Pada Usia 35-45 Tahun
di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota
Tahun 2017
No Kejadian Hipertensi Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Tidak Hipertensi 42 58,3
37
2 Hipertensi 30 41,7
Jumlah 72 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2017)
5.2.2. Stres
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Stres Pada Usia 35-45 Tahun
di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota
Tahun 2017
No Stres Frekuensi Persentase
(f) (%)
1 Ringan 30 41,7
2 Sedang 32 44,4
3 Berat 10 13,9
Jumlah 72 100
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2017)
Tabel 5.4
Hubungan Stres dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia 35-45 Tahun
di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota
Tahun 2017
No Stres Kejadian Hipertensi
Tidak Hipertensi Jumlah p-
Hipertensi value
38
F % F % F %
1 Ringan 25 83,3 5 16,7 30 100
2 Sedang 16 50 16 50 32 100 0,000
3 Berat 1 10 9 90 10 100
Jumlah 42 30 72
Sumber : Data Primer (Diolah Tahun 2017)
sebanyak 16 (50%) responden dan responden yang mengalami stres berat yang
value = 0,000 (p≤0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada usia
35-45 tahun.
5.3. Pembahasan
5.3.1. Kejadian Hipertensi
tidak mengalami hipertensi, hal ini menyimpulkan bahwa sebanyak 41,7% pasien
Laksono (2014), tentang hubungan antara stress, dengan terjadinya pada penderita
dengan pemicu terjadinya penyakit tersebut. Berbagai faktor risiko yang memiliki
39
risiko hipertensi meliputi genetik, ras, usia, jenis kelamin, merokok obesitas serta
stress psikologis dan faktor yang menyebabkan kambuhnya hipertensi antara lain
riwayat penyakit dan perilaku hidup sehat pasien hipertensi. Hal tersebut
beberapa faktor yaitu tidak kontrol secara teratur, tidak menjalankan pola hidup
sehat, seperti diet yang tepat, olah raga, berhenti merokok, mengurangi alkohol
hipertensi cenderung tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya aktivitas
fisik, ketidakpatuhan terhadap diet serta tingkat stress yang tinggi dan tidak dapat
puskesmas hal ini dapat meningkatkan risiko serangan stroke sehingga penderita
pola makan, menghindari rokok dan stress serta melakukan aktivitas fisik.
sebanyak 16 (50%) responden dan responden yang mengalami stres berat yang
value = 0,000 (p≤0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada usia
35-45 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan laksono
diduga melalui aktivitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah
darah menjadi tetap tinggi. Hipertensi akan muncul pada orang yang sering stres
respon tubuh terhadap setiap tekanan dan tuntutan yang di hasilkan oleh
ungkapkan oleh Munajat (2012) yaitu gejala fisik, mencakup nafas cepat, bibir
kering, tangan lembab, merasa gerah dan panas, otot-otot tegang, diare atau
41
sembelit, mudah lelah, sakit kepala, dan gelisah dan gejala perilaku, antara lain
penyakit. Adanya pengobatan dan perubahan perilaku baik secara fisik maupun
Puskesmas Langsa Kota mayoritas mengalami stress sedang hal ini yang
hipertensi, hal ini sesuai dengan pendapat Hadjam (2011) yang mengatakan
bahwa pasien yang mengalami penyakit kronis memperlihatkan adanya stres dan
depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri
gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang
lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Tingkat stres
terlalu tinggi, kemungkinan tekanan (stres) yang dialaminya akan semakin tinggi,
mengatur fungsi saraf dan hormon, sehingga dapat meningkatkan retensi air dan
garam dalam tubuh. Pada saat stres, sekresi katekolamin semakin meningkat
42
tekanan darah.