BAB 2 Peta Sebaran Endapan Bahan Galian
BAB 2 Peta Sebaran Endapan Bahan Galian
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
4
5
5
6
ketinggian yang sama. Berikut merupakan cara dalam proses pembuatan peta
sebaran endapan bahan galian menggunakan metode 2 titik diantaranya:
1. Langkah awal adalah mengeplot dua data singkapan pada peta topografi
yang memiliki ketinggian yang sama
2. Dari dua data yang di plot kemudian taris garis searah dengan data dari
strike secara tegak lurus (garis strike)
3. Sedangkan untuk dapat mencari garis strike yang lainnya menggunakan
penampang untuk mendapatkan jarak dari setiap garis potensial. Rumus
umum yang digunakan ialah beda tinggi dibagi tegan tan dip.
4. Hasil dari perhitungan menggunakan rumus diatas kemudian di plot pada
peta topografi. Dari hasil plot data tersebut kemudian taris garis searah
dengan data dari strike secara tegak lurus (garis strike)
5. Beri tanda dapat berupa silang pada garis yang berpotongan antara garis
kontur dengan garis stirke.
6. Dari tada silang yang merupakan hasil perpotongan kemudian dideliniasi
untuk mendapatkan garis cropline.
7. Arah sebaran endapan bahan galian disesuaikan dengan kemiringan
yang dimiliki oleh endapan bahan galian.
2.2.3 Metode 3 Titik
Metode 3 titik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode 1 titik dan
metode 2 titik, akan tetapi pada metode 3 titik terdapat tiga data singkapan yang
keduanya memiliki ketinggian dan data kedalaman. Berikut merupakan cara
dalam proses pembuatan peta sebaran endapan bahan galian menggunakan
metode 3 titik diantaranya:
1. Langkah awal adalah mengeplot tiga data singkapan pada peta topografi
yang memiliki ketinggian yang berbeda.
2. Dari tiga data yang di plot kemudian taris garis sehingga akan
membentuk segetiga tegak lurus.
3. Sedangkan untuk dapat mencari garis strike yang lainnya menggunakan
penampang untuk mendapatkan jarak dari setiap garis potensial. Rumus
umum yang digunakan ialah beda tinggi dibagi tegan tan dip.
4. Hasil dari perhitungan menggunakan rumus diatas kemudian di plot pada
peta topografi. Dari hasil plot data tersebut kemudian taris garis searah
dengan data dari strike secara tegak lurus (garis strike)
6
7
5. Beri tanda dapat berupa silang pada garis yang berpotongan antara garis
kontur dengan garis stirke.
6. Dari tada silang yang merupakan hasil perpotongan kemudian dideliniasi
untuk mendapatkan garis cropline.
7. Arah sebaran endapan bahan galian disesuaikan dengan kemiringan
yang dimiliki oleh endapan bahan galian.
2.3 Pemercontoan
Pemercontoan atau lebih dikenal dengan sebutan sampling merupakan
sampel yang diambil dari endapan bahan galian digunakan untuk analisis.
Sampel yang diambil memiliki beberapa kriteria seperti bagain sampel yang
diambil haruslah representatif artinya sampel harus dapat menggambarkan
keadaan sebenarnya dilapangan. Dalam pemercontoan terdapat bebeberapa hal
yang memungkinkan akan menyebabkan kesalahan selama proses pengambilan
sampel diantaranya :
1. Salting, merupakan kondisi dimana sampel mengalami kanaikan kadar
umumnya dikarenakan terdapat metarial lain yang mungkin masuk pada
sampel.
2. Dilution, merupakan kondisi dimana sampel mengalami penurunan kadar
umumnya dikarenakan waste yang mungkin masuk pada sampel.
3. Erratic hight assay, merupakan salah satu kesahalan yang sering terjadi
dikarenakan tidak memperhatikan keadaan geologi pada tempat sampel
4. Kesalahan analisis kimia, faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kesalah ketika analisis kimia salah satunya pengambilan sampel yang
tidak mewakili keadaan sebenarnya.
7
8
8
9
Sumber:Indra, 2013
Gambar 2.4
Bulk Sampling
9
10
BAB III
KESIMPULAN
10
11
DAFTAR PUSTAKA
11