Pedoman Penyelenggaraan Di Kia
Pedoman Penyelenggaraan Di Kia
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, kami
dapat menyelesaikan pedoman pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas lenek. Buku ini kami
susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
persiapan akreditasi baik oleh pendamping maupun pelaksana akreditasi puskesmas lenek.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di ruangan KIA puskesmas lenek.
Lenek,
Jalaludin Sayuti,SKM.MPH
NIP.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Tujuan Pedoman……………………………………………………………….
C. Sasaran…………………………………………………………………………
D. Sasaran………………………………………………………………………
E. Landasan Hukum……………………………………………………………
F. Batasan Operasianal…………………………………………………………
BAB II PENGORGANISASIAN……………………………………………………
A. Denah ruang……………………………………………………………………….
B. Standar fasilitas…………………………………………………………………..
BAB VI LOGISTIK……………………………………………………………………………….
BAB X PENUTUP……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat 2025 adalah meningkatkan
kesadaran, kemandirian dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator, antara lain
indikator indonesia sehat dan indikator kinerja dari standar pelayanan minimal (SPM) bidang
kesehatan.
Derajat kesehatan diukur dengan angka kematian atau mortalitas, angka kesakitan
atau morbiditas, dan status gizi. Angka kematian kelompok rentan, yaitu, bayi, balita dan ibu
melahirkan merupakan indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu
(AKI, angka kematian neonatal (AKN), angka kematian BAYI (AKB),dan angka kematian
balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dimasa ini AKI
dan AKB di indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Dalam 5
tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kelahiran,
sementara untuk Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000
menjadi 13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000
menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada kelompok perinatal disebabkan
oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat
menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar
benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan
lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal sampai
satu tahun, penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare. Ini
berkaitan erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat.
Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target
MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
a. Memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan keehatan ibu dan
anak (KIA) secara efektif dan efesien, dalam menurunkan angka kematian ibu (KIA),
angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA).
b. Meningkatnya kemampuan ibu baik pengetahuan, sikap dan perilaku dalam
pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah.
c. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah terutama
melalui peningkatan peran ibu dan keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil.
b. Meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
c. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar.
d. Meningkatan pelayanan bagi seluruh neonatal sesuai standar.
e. Meningkatkan deteksi dini faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
f. Meningkatan penanganan komplikasi kebidanan, neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.
g. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi bayi sesuai standar
h. Meningkatan pelayanan kesehatan bagi anak balita sesuai standar
i. Meningkatkan pelayanan KB sesuai standar.
C. Sasaran
1. Sasaran program KIA tahun 2018
a. Ibu Hamil :
b. Ibu Bersalin dan Ibu Nifas :
c. Maternal Komplikasi :
d. Neonatal :
e. Neonatal Komplikasi :
f. Bayi :
g. Anak Balita :
h. Pasangan Usia Subur :
2. Target program KIA tahun 2018
a. Kunjungan Ibu Hamil (K.1) :
b. Kunjungan Ibu Hamil (K.4) :
c. Penanganan Komplikasi Kebidanan :
d. Persalinan Oleh Nakes :
e. Kunjungan Ibu Nifas (KF.3) :
f. Kunjungan Neonatal (KN.3) :
g. Penanganan Neonatal Komplikasi :
h. Kunjungan Bayi (KB.1 & KB .4) :
i. Kunjungan Anak Balita (KBAL.1&KBAL.2) :
j. Cakupan Akseptor KB. :
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedoman kesehatan ibu dan anak puskesmas lenek
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, pemantauan
dan evaluasi.
E. Landasan Hukum
1. Permenkes no. 1464/menkes/per/X/2010 tentang registrasi bidan dan penyelenggaraan
praktik bidan.
2. UU NO.36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. UU NO.23 tahun 1992 tentang pidana.
F. Batasan Operasianal
Adapaun batasan operasinal di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA), sebagai berikut:
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
3. Pemantauan tumbuh kembang balita
4. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil, serta imunisasi HBO saat bayi baru
lahir.
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagi aspek dalam mencapai tujuan program KIA
termasuk kelas ibu hamil
6. Pengobatan bagi ibu, anak balita dan anak prasekolah untuk macam macam penyakit
ringan
BAB II
PENGORGANISASIAN
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Denah untuk ruang kesehatan ibu dan anak (KIA) terintegratif dengan ruang layanan lain
dalam denah puskesmas (terlampir)
B. Standar Fasilitas
1. Persyaratan fisik bangunan
Luas bangunan KIA disesuaikan dengan beban kerja puskesmas. Lokasi KIA berada di
bagian belakang UGD, mudah di jangkau, dengan tanda tanda yang jelas dari dalam
maupun luar puskesmas, dimana alur masuk pasien dan kendaraan. semua pintu ruang
KIA dapat di lewati berangkar pasien dengan susunan ruangan yang di atur sedemikian
rupa untuk kelancaran arus pasien. Penunjang pelayanan KIA seperti pendaftaran KIA,
ruang tunggu, dan depo obat di dekat ruang tindakan.
2. Fasilitas sarana
Ruang KIA berda di lantai 1 gedung utama terdiri dari 6 ruangan, ruang bersalin terdiri
dari 1 bed tempat tidur pasien, ruang anc terdiri dari 1 bed tempat tidur pasien, ruang
nifas terdiri dari 3 bed tempat tidur pasien, 1 lemari tempat penyimpanan alat dan 1
lemari tempat penyimpanan obat. Tempat sterilisator bidan station, ruang penunjang
pelayanan yaitu ruang istirahat petugas, toilet petugas dan toilet pasien. KIA juga
memiliki fasilitas air bersih yang mengalir untuk cuci tangan, tempat pembuangan
sampah yang dibedakan kantong plastik kuning untuk infeksiun dan hitam untuk non
infeksius, 1 unit wastafel dilengkapi dengan kran air, dilengkapi dengan sabun dan zat
antiseptik, tersedia handuk untuk pengering tangan yang terpelihara dengan bersih,
tersedia listrik dengan daya sesuai kebutuhan, aliran listrik berfungsi dengan baik, kabel
dan steker terpasang dengan aman dan kokoh dan semua lampu berfungsi dengan baik.
3. Peralatan
4 Tensimeter air raksa (3 rusak)
3 Termometer rektal
termometer dewasa dan bayi
stetoskop bayi dan dewasa
senter
arloji
timbangan dewasa
timbangan bayi
pengukur lila
pengukur tinggi badan
pengukur panjang bayi
penekan lidah dengan wadah antiseptik
stetoskop janin (funanduskup-leence-doppler)
nampan intrumen
korentang dan tempatnya
tampon tang
IUD kit
Implan kit
Met line (pita pengukur tinggi fundus)
Refleks hammer
Alat pemeriksaan HB
Alat Pemeriksaan Protein Urine
ALAT PMEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Test kehamilan
Infus set dewasa
Wing needles nomer 20 dan 18
Spuit 1 ml, 2,5 ml, 5 ml,10 ml
Partus set
Heating set
Tabung oksigen kecil
Balon slim
Alat resusitasi
Celemek
Sarung tangan steril
Septibook
Kateter steril dan urine bag
Alkohol
Benang cromic catgut
Cairan desinfektan/povidone/iodine
Kapas
Kasa nonsteril
Google
Sepatu but
Topi
Masker wajah
Lubrican jel
Sabun tangan/antiseptik
Bak intrumen tertutup
Dorongan tabung oksigen dengan tali pegangan
Jam atau timer
Kasur
Perlak
Meja ginekologi
Lemari alat
Lemari obat
Meja intrumen/alat
Tempat sampah tertutup yang di lengkapi injakan pembuka penutup
Tempat tabung infus bekas
Tempat selang infus bekas
Kursi meja kerja
Lemari arsip
Buku register pelayanan
Formulir informen concent
Formulir rujukan
Kertas resep
Kitir
Blangko pemeriksaan laboratorium
Blangko surat rujukan
buku pelaporan
buku operan pasien rawat inap
buku rujukan pasien
buku briefing
buku tamu
formulir status pasien KIA
tiang infus
bangku kecul untuk memudahkan klien atau pasien naik kemeja periksa
penyekat ruangan/korden
BAB V
A. TATALAKSANA PELAYANAN
Sebagai sebuah unit yang mandiri dalam pelayanan pasien hamil, bersalin, dan nifas, KIA
puskesmas lenek tetap mengacu pada seluruh panduan layanan puskesmas lenek dan
berkoordinasi dengan unit/bagian lain didalam maupun diluar bagian pelayanan medic.
Pelayanan pasien dengan sesuai panduan puskesmas untuk kondisi umum pasien, agar
pelayanan tetap seragam bagi semua pasien yang ada dan standar.
1. Tatalaksana pelayanan di ruang Antenatal care (ANC) puskesmas lenek, antara lain :
a. Pendaftaran pasien KIA
Setiap pasien KIA diwajibkan untuk mendaftar dan mendapatkan nomer rekam
medic.pasien atau keluarga diwajibkan melakukan pendaftaran pasien di loket
b. Pelayanan pasien
Pelayanan pasien di ruang ANC meliputu :
Anamsese
Anamsese dilakukan oleh bidan jaga meliputi : keluhan utama, riwayat
penyakit, riwayat kebidanan,HPHT,jarak kehamilan sebelumnya.
Pemeriksaaan pada ibu hamil diruang ANC antara lain :
1. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
2. Mengukur tekanan darah
3. Mengukur lila untuk menilai status gizi
4. Ukur Tinggi fundus uteri
5. Melakukan leofod
6. Melakukan pemeriksaan gigi
7. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila perlu
8. Berikan tablet tambah darah (FE-folat)
9. Tes laboratorium rutin (HB,HBSAg,Golongan darah,HIV/AIDS)
10. temu wicara tata laksana
c. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu, pemeriksaan protein urine,
tes kehamilan. Selain itu pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan HB,Hbsag
dan HIV/AIDS dilakukan di laboratorium. Selain itu dokter jaga akan
memutuskan apakah pasien akan di rawat inap atau bisa rawat jalan atau harus di
rujuk ke rumah sakit sesuai dengan sumber daya puskesmas.
d. Pasien rawat jalan
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat jalan maka dokter jaga akan
melakukan tindakan sesuai kebutuhan pasien dan memberikan resep.
e. Pasien rawat inap
Bila pasien ditetapkan sebagai pasien rawat inap dan dapat dilakukan rawat inap
di puskesmas lenek, dan akan di observasi oleh bidan jaga.
f. Pasien rujukan
Apabila pasien ditetapkan sebagai pasien yang harus di rujuk maka dokter dan
bidan jaga akan melakukan rujukan kerumah sakit.
2. Tatalaksana pelayanan di ruang bersalin
1) Tanda gejala kala II
DOR AN
TEK NUS
PER JOL
VUL KA
2) Siap Alat
Cek alat
Oksitosin
Spuit
3) Siap diri
Celemek
Cuci
Sarung
Oksi (1/2 kocher)
4) Pastikan Pembukaan Lengkap
Bersih
P.D
Celup
DJJ
5) SIAP IBU DAN KELUARGA
Ibu
Keluarga
6) Pimpin mengedan
observasi kontraksi uterus (HIS)
jongkok
7) siap tolong
kain/handuk
bokong
buka
sarung
8) tolong persalinan
lindungi kepala
cek lilitan tali pusat
tunggu putaran paksi
biparietal
sanggah
susur
nilai bayi
keringkan bayi/ganti kain bayi
9) manajemen aktif kala III
masasse fundus uteri
beritahu ibu
suntik oksitosin
10) penanganan BBL
jepit tali pusat
potong/ikat tali pusat
IMD
11) Peregangan tali pusat terkendali
Pindah bayi
Atur posisi
Tegangkan/kontraksi
12) Lahirkan Plasenta
Tarik secara pelan
Putar
Masasse uterus
13) Menilai perdarahan
Kelengkapan Plasenta
Robekan jalan lahir
14) Pasca tindakan
Kontraksi uterus baik
Cuci/bilas air DTT/ ganti
Kandung kemih bersih/aman
Ajarkan ibu dan keluarga untuk masasse sendiri
Menilai pendarahan
Melakukan TTV
Pantau Bayi
Dekontaminasi alat
Buang sampah
Bersihkan ibu
Pastikan ibu nyaman
Dekontaminasi TT
Celup sarung tangan
Cuci tangan
Pakai sarung tangan dtt
Berikan bayi salep mata,vit.k dan pemeriksaan bayi
Injeksi hb0
Celup sarung tangan
Cuci tangan
Partograf
15) Observasi 2 Jam Post Partum
3. Tatalaksana Pelayanan Di Ruang Nifas
Pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan umum, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi,
pemeriksaan payudara,kontraksi Rahim, tinggi fundus uteri, pengeluaran (perdarahan dan
lochea) dan luka jalan lahir serta oedema tungkai jika ada.
Ibu nifas mendapatkan tablet FE 30 hari, vitamin A 200.000 IU 2 kali (warna merah),
paracetamol 10 tablet,amoxilin 10 tablet.
Setelah itu ibu nifas akan diberikan penyuluhan tentang tanda bahaya pada ibu nifas,
penyakit pada ibu nifas, cara menyusui, asi eksklusif, perawatan bayi baru lahir, dan KB.
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di KIA menjadi lebih
aman dan nyaman.
B. TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
1. Identifikasi Pasien Secara Benar
Indicator melakukan identifikasi pasien tersebut adalah :
a. Pasien di identifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien dan
tanggal lahir pasien , jika pasien tidak tahu tanggal lahirnya, maka digunakan nama
dan alamat meliputi dusun, desa, dan kecamatan.
b. Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat
c. Pasien di identifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk keperluan
pemeriksaan.
d. Pasien diidentifikasi sebelum diberikan perawatan atau prosedur lainnya
Petugas meminta pasien untuk menyebut nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
prosedur, dengan pertanyyan terbuka, contoh, “ Nama ibu siapa?” “tolong sebutkan
tanggal lahir ibu “ atau alamat ibu dimana,dusun, desa, dan kecamatannya?
Bila pasien tidak dapat menyebut nama, identitas pasien dapat ditanyakan kepada
penunggu/ atau pengantar pasien.
2. Meningkatkan komunikasi efektif
Cara komunikasi efektif di Puskesmas :
a. Melakukan operan pasien dari rawat jalan ke bersalin, UGD, atau dari UGD kerawat
inap dengan meode SBAR seperti pada table di bawah ini :
No Komponen Observasi Ya Tidak
A Situation ( kondisi terkini yang di alami pasien )
1. Bidan menyebutkan nama dan umur pasien
2 Bidan perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan
tanggal perawatannya
3 Bidan menyebutkan nama dokter yang merawat pasien
4 Bidan menyebutkan diagnose medis pasien/ masalah yang dialami
pasien
5 Bidan menyebutkan asuhan kebidanan yang belum dan sudah
teratasi
B Background ( info penting terkini pasien )
6 Bidan menjelaskan intervensi/ tindakan dari setiap masalah
keperawatan pasien
7 Bidan menyebut riwayat alergi, riwayat pembedahan pasien
8 Bidan menyebutkan pemasangan alat invasive (infus,kateter) dan
pemberian obat dan cairan infus
9 Bidan menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien
terhadap diagnose/ penyakit yang dialami pasien
C Assasment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
10 Bidan menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini
11 Bidan menjelaskan kondisi klinis lain yang mendukung seperti
laboraturium
D Recommendation (Rekomendasi)
12 Bidan menjelaskan intervensi / tindakan yang sudah belum teratasi
serta tindakan yang harus dihentikan, dilanjutkan atau di modifikasi
Antiaritma
- Lidokain
Obat antagonis adrenergic
- Efinefrin
Sound alike look alike drugs
b. Penerapan 7 Benar Dalam Pemberian Obat ( benar pasien, obat, dosis cara/rute,
waktu, expired date, pendokumentasian
KESELAMATAN KERJA
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan keluarga
maka tuntutan pengelolaan program keselamatan kerja semakin tinggi, karena sumber daya manusia
(SDM) puskesmas, pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan
pemberian pelayanan maupun karena kodisi saran dan prasarana yang ada di polindes yang tidak
memenuhi standar.
Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pasal 165
“pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola
tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya.
Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau
pekerja maupunmasyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di puskesmas.
Program keselamatan kerja di ruang bersalin (KIA) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi
SDM puskesmas, pasien, keluarga pasien, masyarakat sekitar.
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas, aman
dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar
sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancer.
Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (penyakit akibat kerja) dan KAK
(kecelakaan akibat kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas
Alat keselamat kerja
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. APD (alat perlindungan diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adlah sebagai berikut :
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah APD saat bekerja
c. Orientasi pada petugas baru.
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar.
f. Buanglah sampah pada tempatnya.
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodic.
h. Dilarang merokok.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalm manajemen mutu merupakan suatu system
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan pada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis di perlukan
agar produk layanan klinis terjaf=ga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai
pelanggan.
Pada ruang KIA puskesmas lenek dilakukan survey kepuasan pelanggan berkala dengan
mengambil sempel 30 persen dari jumlah pasien untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima
layanan di puskesmas lenek. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat
merumuskan follow up dari permaslahan yang ada.
Jika ada KTD, KPC dan KNC segera melaporkan kepada ketua tim mutu dan keselamatan
pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan anggota tim mutu dan keselamatan
pasien.
BAB X
PENUTUP