Tugas Kajian Isu
Tugas Kajian Isu
JEAN PIAGET
0
2019
PELECEHAN SEKSUAL DI SEKOLAH: AKU BUKAN
PELAMPIASAN NAFSU BEJATMU
Para siswa atau anak yang masih dibawah umur merupakan anggota
masyarakat yang tergolong lemah dari segi fisik maupun pemenuhan hak
mereka. Oleh karena itu, siswa harus dilindungi karena merupakan generasi
penerus dan yang akan mencerdaskan bangsa di masa depan, sesuai dengan
undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang secara
tegas menyatakan bahwa anak adalah generasi penerus bangsa yang harus
dilindungi dari segala bentuk kekerasan. Namun kenyataannya, masih banyak
siswa atau adik-adik kita yang menjadi korban kekerasan, khususnya
kekerasan seksual.
1
masih dibawah umur. Fenomena kekerasan seksual pada siswa semakin sering
terjadi
bahkan terjadi pula di berbagai belahan dunia. Kasus kekerasan seksual ini
bukan hanya terus meningkat dari segi jumlah kasus, tetapi juga dari segi
kualitasnya. Ironisnya, pelaku kekerasan seksual di sekolah adalah pegawai
dan guru, dan bahkan kepala sekolah di sekolah tersebut. Mereka yang
harusnya menjadi orang tua kedua, bukannya menjadi seorang penjahat yang
sangat kejam.
Hal tersebut dapat dilihat dari data kekerasan terhadap anak dan
perempuan yang dikeluarkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) yaitu pada tahun 2011, telah terjadi 2178 kasus kekerasan pada anak,
tahun 2012 sebanyak 3512 kasus, tahun 2013 ada sebanyak 4311 kasus, dan
pada tahun 2014 meningkat kembali menjadi 5066 kasus. Kekerasan tersebut
terjadi meliputi kekerasan yang secara fisik, psikis, dan seksual (pelecehan
seksual). Berdasarkan catatan Komnas Anak tahun 2013, 44,43% dari kasus
yang terjadi merupakan kasus kekerasan dan pelecehan seksual (dalam
Harahap, 2014). Sungguh ironis bukan?
Salah satu contoh kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolah yaitu
kasus pelecehan seksual pada 15 orang siswa oleh guru honorer di Kecamatan
Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat. Kasus yang menimpa 15 siswa tersebut
dilakukan oleh guru agamanya sendiri. Guru tersebut telah mengajar bertahun-
tahun di SD Inpres Gentungan, Mamuju. Kepala sekolah dasar tersebut
menjelaskan, beliau mengetahui tindakan tersebut setelah menerima laporan
dari salah satu siswa yang menjadi korban, diikuti orang tua lainnya. 15 siswa
tersebut berasal dari kelas 4,5, dan 6. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi,
pelaku mengakui semua perbuatannya. Bahkan, pelecehan tersebut dilakukan
berulang sebanyak 6 kali pada korban yang sama. Bagaimana mungkin
seorang guru dan bahkan guru agama melakukan hal asusila seperti itu?
2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2011), faktor-
faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada subyek penelitiannya yaitu:
Sangat sedih bila mendengar bahwa ada seorang siswa, yang bahkan
masih dibawah umur mengalami pelecehan seksual di sekolahnya. Hal
tersebut akan berdampak negatif pada fisik dan psikisnya. Siswa akan
mengalami trauma yang sangat mendalam dan akan terus teringat hingga ia
sudah dewasa. Namun, kebanyakan pelecehan seksual dirahasiakan oleh siswa
itu sendiri karena anak tersebut mungkin merasa terancam akan mengalami
konsekuensi yang lebih buruk bila melapor. Selain itu, anak tersebut juga akan
merasa malu untuk menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya, dan
akan merusak nama baiknya dan keluarga. Dampak tersebut ditandai dengan
powerlessness, yang dimana korban merasa tersiksa dan lemah tak berdaya
bila mengungkapkan kejadiannya tersebut.
3
tertular penyakit menular seksual, luka di sekitar tubuh akibat pelecehan dan
kekerasan, dan lain sebagainya.
Trauma akibat kekerasan seksual pada anak akan sulit dihilangkan jika
tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya. Anak yang mendapat kekerasan
seksual, dampak jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk,
ketakutan yang berlebihan kepada orang lain, dan konsentrasi menurun yang
akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah. Bisa jadi siswa
tersebut juga akan mengalami fobia pada hubungan seksual , dan setelah
dewasa siswa tersebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa
kecilnya.
4
DAFTAR PUSTAKA
5
Lampiran. 1 Artikel Berita
Sumber : Kompas.com
Oleh : Kontributor Polewali, Junaedi
Jumat, 22 Februari 2019, 11:44 WIB
6
Dia diperlakukan tak senonoh oleh sang guru dengan cara dipegang
kemaluannya saat dipanggil ke dalam ruang kelas. Kepada kepala sekolah,
siswa itu mengaku sakit usai diperlakukan tak senonoh oleh gurunya. Korban
mengaku sempat masuk ke rumah sakit lantaran kesulitan buang air kecil.