Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Manajemen Tresuri dan Modal Kerja

Kelompok 8:

Ni Kadek Dwi Angesti (1907611002)

Ni Wayan Pertiwi Dharayanti (1907611004)

Ni Putu Petty Anjani (1907611011)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
MANAJEMEN TRESURI DAN MODAL KERJA

1.1 Menelusuri Kas dan Modal Kerja Bersih


Modal kerja adalah investasi total perusahaan pada aktiva lancar atau aktiva yang
diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu
tahun. Sedangkan, modal kerja bersih adalah perbedaan antara aktiva lancar dan pasiva
lancar perusahaan (Keown et al., 2010: 240). Aktiva atau aset lancar adalah kas dan aset
lainnya yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dalam kurun waktu 1 tahun. Liabilitas
lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Modal kerja bersih
perusahaan pada waktu tertentu memberikan rangkuman ukuran keputusan pembiayaan
jangka pendek perusahaan yang sangat berguna. Sehingga berdasarkan pengertian
tersebut, dapat dirumuskan cara menghitung modal kerja bersih pada persamaan sebagai
berikut:
Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Liabilitas Lancar
Modal kerja bersih + Aset Tetap = Liabilitas jangka panjang + Ekuitas
Modal kerja = Kas + Aset lancar lainnya – Liabilitas jangka pendek

Sehingga pendanaan terhadap kas dapat dilihat dari persamaan ini:


Kas = Liabilitas jangka panjang + Ekuitas + Liabilitas jangka pendek – Aset lancar
lainnya – Aset tidak lancar

Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa:

a. Aktivitas yang dapat meningkatkan kas (Source of Cash):


- Meningkatkan liabilitas jangka panjang;
- Meningkatkan ekuitas;
- Meningkatkan liabilitas jangka pendek;
- Menurunkan aset lancar selain kas; dan
- Menurunkan aset tidak lancar.

b. Aktivitas yang menurunkan kas (Uses of Cash) :

- Menurunkan liabilitas jangka panjang;

- Menurunkan ekuitas;

- Menurunkan liabilitas jangka pendek;

- Meningkatkan aset lancar selain kas; dan

- Meningkatkan aset tidak lancar.

Manajemen modal kerja menyangkut mengelola proses pengubahan investasi pada


persediaan dan piutang dagang menjadi kas, yang mana dapat digunakan perusahaan untuk
membayar tagihannya ketika investasi jatuh tempo. Perusahaan perlu membuat keputusan
sehari-hari yang akan mempengaruhi siklus arus kas.

1.2 Operating Cycle dan Cash Cycle

Operating cycle adalah rentang waktu yang dibutuhkan untuk membeli persediaan,
menjualnya dan menerima pembayaran dari penjualan tersebut. Siklus ini terbagi menjadi
2, yakni:

1. Inventory Period/Inventory Days, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak membeli


persediaan sampai dengan menjualnya.

2. Account Receivable Period/Account Receivable Days, yaitu waktu yang dibutuhkan


untuk menjual persediaan hingga menerima pembayaran dari penjualan.

Cash Cycle adalah jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari membayar persediaan hingga
menerima dari pelanggan. Modal kerja yang minimum dicapai dengan menagih secara
cepat kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan menurunkan
pengeluaran tunai. Cash Cycle merupakan pengurangan dari operating cycle dan jumlah
hari pembayaran yang belum diselesaikan, sebagai berikut:

Cash Cycle = Operating Cycle – Account Payable Period

Cash Cycle = Inventory Period + Account Receivable Period – Account Payable Period

Berikut cara menghitung inventory period:

Inventory
Inventory Period=
COGS /365

Berikut cara menghitung account receivable period:

Account Receivable
Account Receivable Period=
Sales/365

Berikut cara menghitung account payable period:

Account Payable
Account Payable Period =
COGS /365
Kebutuhan pendanaan jangka pendek diperlihakan dengan selisih antara kas masuk dan
kas keluar, yaitu:

a. Kekurangan kas dapat ditutupi dengan pinjaman jangka pendek atau memegang
cadangan luikuiditas dalam bentuk kas atau sekuritas yang diperdagangkan.

b. Kelebihan kas dapat diinvestasikan ke dalam investasi jangka pendek.

1.3 Beberapa Aspek Kebijakan Keuangan Jangka Pendek

Kebijakan perusahaan untuk pendanaan jangka pendek terdiri dari dua elemen berikut,
yaitu:

1. Ukuran investasi perusahaan pada aset lancar. Umumnya diukur dengan


membandingkan total aset lancar dengan pendapatan perusahaan.

2. Pendanaan aset lancar. Umumnya diukur dengan proporsi liabilitas jangka pendek
terhadap liabilitas jangka panjang.

Kebijakan keuangan jangka pendek yang fleksibel akan mempertahankan rasio yang
tinggi dari aktiva lancar terhadap penjualan, dengan cara sebagai berikut:

a. Menjaga saldo kas dan sekuritas yang diperdagangkan yang tinggi;

John Maynard Keynes membagi kebutuhan akan kas perusahaan ke dalam tiga
kategori, yaitu (1) motif transaksi, bahwa memungkinkan perusahaan memenuhi
kebutuhan kas yang terjadi dalam kegiatan bisnis biasa, (2) motif berjaga-jaga, bahwa
usaha perusahaan menjaga saldo yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang mungkin namun belum tentu terjadi, (3) motif spekulatif, bahwa kas dipegang
untuk keperluan spekulatif agar dapat mendapatkan keuntungan dari situasi profit
taking yang menguntungkan.

Sekuritas yang diperdagangkan merupakan investasi sekuritas yang mendapatkan


tingkat pengembalian dan yang dapat diubah dengan cepat menjadi kas oleh
perusahaan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengombinasikan
sekuritas yang diperdagangkan adalah risiko keuangan, risiko suku bunga, likuiditas,
dan perpajakan.

b. Investasi yang besar pada persediaan; dan

c. Memberikan syarat pembayaran yang lunak sehingga saldo piutang tinggi.

Kebijakan keuangan jangka pendek yang terbatas akan menjada rasio yang rendah dari
aktiva lancar terhadap penjualan, dengan cara sebagai berikut:

a. Menjaga saldo kas yang rendah dan tidak memiliki sekuritas yang diperdagangkan;

b. Investasi yang rendah pada persediaan; dan

c. Tidak ada penjualan secara kredit sehingga tidak memiliki piutang.

Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel akan menambah biaya perusahaan
karena membutuhkan arus kas keluar yang besar untuk meningkatkan aset lancar.
Pengelolaan aset lancar merupakan trade off antara biaya yang meningkat seiring
peningkatan pada investasi (carrying cost) dan biaya yang timbul karena kurangnya
investasi pada aset lancar.

1. Carrying Cost

a. Biaya Modal, meliputi : opportunity cost, atau biaya modal yang diinvestasikan
dalam persediaan, gedung, dan peralatan yang diperlukan untuk mengadakan dan
memelihara persediaan.

b. Biaya simpan, meliputi : biaya sewa gudang, perawatan dan perbaikan bangunan,
listrik, gaji personel keamanan, pajak atas persediaan, pajak dan asuransi
peralatan, biaya penyusutan dan perbaikan peralatan. Biaya tersebut ada yang
bersifat tetap (fixed), variabel, maupun semifixed atau semivariabel.

c. Biaya risiko, biaya risiko persediaan meliputi: biaya keusangan, asuransi


penyediaan, biaya susut secara fisik, dan resiko kehilangan.

2. Shortage Cost , terjadi saat investasi di aset lancar rendah. Dua tipe shortage cost,
yaitu:
a. Trading or order cost , biaya untuk menempatkan pemesanan atas kas atau
persediaan.

b. Cost related to safety reserves, biasanya muncul karena adanya kehilangan


penjualan, pelanggan, dan gangguan terhadap jadwal produksi.

1.4 Rencana Keuangan Jangka Pendek

1. Pinjaman Bank Tanpa Jaminan, dengan noncommitment line of credit atau commited
line. Noncommitment line of credit adalah perjanjian informal yang memperkenankan
perusahaan untuk meminjam dengan batasan tertentu tanpa melalui persetujuan kredit.
Commited line adalah perjanjian formal dan umumnya melibatkan commitment fee
yang dibayarkan perusahaan kepada bank.

2. Pinjaman Bank Berjamin, biasanya jaminan untuk pinjaman jangka pendek adalah
persediaan atau piutang dagang.

3. Sumber Pendanaan Jangka Pendek Lainnya, yaitu:

a. Commercial Paper, pinjaman jangka pendek oleh peminjam yang paling pantas
menerima pinjaman yang dibeli dan dijual di pasar untuk surat berharga jangka
pendek.

b. Banker’s Acceptance, perjanjian oleh sebuah bank untuk membayarkan sejumlah


uang.

1.5 Investasi Idle Cash

Jika perusahaan memiliki surplus kas temporer, perusahaan dapat menginvestasikan


kelebihan kas tersebut pada sekuritas jangka pendek. Pasar yang memperdagangkan
sekuritas-sekuritas jangka pendek disebut dengan pasar uang.

1.5.1 Temporary Cash Surpluses

Terdapat dua alasan yang penting mengapa perusahaan memiliki surplus kas temporer
yaitu:

1) Aktivitas musiman atau siklikal


a. Beberapa persuahaan memiliki pola arus kas yang dapat diprediksi. Mereka
memiliki bulan-bulan tertentu dimana saldo kas mengalami surplus dan bulan-
bulan lainnya ketika saldo kas mengalami kondisi defisit, misalnya perusahaan
taman bermain (theme park) yang arus kas-nya dipengaruhi oleh musim liburan

b. Jika terjadi surplus kas, maka surplus akan diinvestasikan ke sekuritas jangka
pendek naumn jika terjadi defisit maka perusahaan dapat menjual sekuritas jangka
pendeknya atau meminjam uang ke bank

2) Pendanaan untuk rencana pengeluaran di masa depan

Perusahaan juga dapat mengakumulasi investasi sekuritas jangka pendek untuk


penyediaan jangka kas atas pengeluaran yang sifatnya besar, misalnya program
konstruksi aset, pembayaran dividen, dan lain-lain

1.5.2 Karakteristik Sekuritas Jangka Pendek

Saldo kas menganggur perusahaan dapat ditempatkan dalam sekuritas –sekuritas


jangka pendek. Karakteristik-karakteristik yang penting dari sekuritas jangka pendek
adalah maturity, risiko gagal bayar, marketability, dan taxability.

1. Maturity

Perubahan pada tingkat bunga pasar akan mempengaruhi harga sekuritas.


Sekuritas jangka panjang memiliki perubahan yang lebih besar dibandingkan
dengan sekuritas jangka pendek untuk setiap perubahan pada tingkat bunga pasar.
Risiko perubahan harga sekuritas karena adanya perubahan tingkat bunga pasr
disebut risiko tingkat bunga (interest rate risk)

2. Risko gagal bayar

3. Risiko ini merujuk pada probabilitas kupon bunga dan nilai pokoknya yang tidak
akan dibayar dalam jumlah yang telah dijanjikan saat jatuh tempo

4. Marketability

Marketability merujuk pada seberapa mudah sekuritas dapat diubah menjadi kas,
jadi sama dengan likuiditas
5. Taxes

Pajak yang dikenakan atas bunga yang berasal dari sekuritas jangka pendek harus
dipertimbangkan dalma menentukan investasi dana kas yang menganggur

1.6 Penentuan Target Saldo Kas

Penentuan target saldo kas merupakan trade off antara opportunity cost yang timbul
karena memegang kas terlau banyak (kehilangan pendapatan bunga) dan trading cost
yang muncul karena memegang kas dalam jumlah yang sedikit. Jika perusahaan
memegang kas dalam jumlah yang sedikit, maka biasanya perusahaan akan menjual
investasi jangka pendek agar saldo kas-nya meningkat.

1. Trading cost akan menurun seiring dengan peningkatan saldo kas karena
persuahaan tidak harus sering melakukan penjualan sekuritas jangka pendek

2. Opportunity cost akan meningkat seiring dengan peningkatan saldo kas karena
perusahaan tidak dapat menginvestasikan saldo kas-nya ke sekuritas jangka
pendek

1.7 Pengelolaan Piutang Dagang

Secara umum, persuahaan yang memiliki saldo kas yang kecil harus dapat mengelola
piutang nya dengan baik, yakni dengan mengurangi biaya pinjaman dan mengurangi
tingkat tak tertagihnya piutang. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan juga sangat
penting karena dapat menigkatkan penjualan.

Pengelolaan piutang dapat dilakukan secara bebas atau ketat, dengan kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:

Pengelolaan yang bebas Pengelolaan yang ketat


Meningkatkan penjualan dan keutungan Mengurangi penjualan dan keuntungan,
tetapi: tetapi:
a. Banyak piutang yang tak tertagih a. Mengurangi piutang tak tertagih
b. Meningkatkan biaya penagihan b. Mengurangi biaya penghasilan
c. Meningkatkan biaya diskon c. Mengurangi biaya diskon
d. Meningkatkan piutang d. Mengurangi piutang
e. Penagihan yang lama e. Penghasilan yang cepat
f. Semakin besar beban bunga f. Semakin kecil beban bunga

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan piutang


dagang:
1. Syarat Penjualan (term of the sale)

Syarat penjualan timbul saat terjadinya penjualan apakah tunai atau kredit, jika
penjualan dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menentukan:

a. Periode kredit

Biasanya perusahaan merumuskan syarat penjualan dengan cara menggunakan


persentas diskon/periode diskon, periode kredit. Contohnya: 2/10. N30 maka
berarti perusahaan akan memberikan diskon 2% jika pelanggan membayar 10
hari setelah transaksi, jatuh tempo pembayaran adalah 30 hari.
Periode kredit adalah lamanya waktu kredit yang diberikan, biasanya
perusahaan memberikan periode kredit antara 30-120 hari. Beberapa faktor
yang mempengaruhi periode kredit :

a) Ketahanan barang dan nilai jaminan

b) Permintaan konsumen

c) Biaya, keuntungan dan standarisasi

d) Risiko kredit

e) Jumlah piutang

f) Persaingan

g) Tipe pelanggan

b. Diskon tunai dan periode diskon

Alasan perusahaan memberikan diskon tunai adalah untuk mempercepat


pelunasan piutang oleh pelanggan. Diskon tunai juga memungkinkan
perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi dan memberikan kredit
kepada langganannya.

c. Tipe instrumen kredit

Umumnya penjualan tunai hanya menggunakan invoice (faktur penjualan)


sebagai instrumen formalnya.
a) Perusahaan dapat menggunakan promissory note yang merupakan
perjanjian antar pernjual dengan pembeli namun biasanya
ditandatangani setelah perusahaan mengirimkan barang. Promissory
note digunakan apabila terjadi pesanan dalam jumlah yang besar, tidak
ada potongan harga tunai, dan penjual mengantisipasi adanya masalah
dalam penagihan.

b) Alternatif lainnya, perusahaan juga dapat menggunakan conditional


sales contract dimana hak kepemilikan barang tetap di penjual hingga
pelanggan melunasi pembayaran kredit

1.8 Kebijakan Kredit (Credit Policy)


Merupakan prosedur untuk menyeleksi pelanggan-pelanggan yang dapat atau tidak
dapat melunasi piutangnya. Terdapat lima faktor untuk mengevaluasi kebijakan kredit
yaitu:
a. Efek terhadap pendapatan
Jika perusahaan menjual produknya secara kredit, maka akan terdapat keterlambatan
dalam memperoleh pendapatan. Penjualan secara kredit dapat meningkatkan
penjualan produk dan perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi.
b. Efek terhadap biaya
Perusahaan menjual barang secara tunai atau kredit tetap akan memerlukan biaya
untuk memperoleh atau memproduksi biaya.
c. Biaya atas utang
Apabila perusahaan memberikan kredit maka perusahaan harus mengatur bagaimana
untuk mendanai piutang tersebut. Sehingga perusahaan harus memperhatikan biaya
pinjaman jangka pendek dalam memutuskan pemberian kredit.
d. Kemungkinan tak tertagih
Perusahaan harus menanggung risiko dari piutang tak tertagih.
e. Diskon tunai
Perusahaan memperoleh penagihan piutang yang lebih rendah dari yang ditagihkan
apabila pelanggan membayar pada periode diskon.

1.9 Kebijakan Penagihan


Setelah aplikasi kredit disetujui maka perusahaan harus mengelola penagihan
piutangnya dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam penagihan. Perusahaan
memonitor penagihan piutang dengan cara :
a. Menganalisis rata-rata hari penagihan piutang. Peningkatan rata-rata hari penagihan
piutang di luar target yang telah ditentukan harus dianalisis secara mendalam oleh
perusahaan.
b. Menggunakan Aging Schedule untuk menentukan efektivitas kebijakan penagihan
piutang perusahaan.

Perusahaan biasanya melakukan prosedur penagihan piutang berikut ini:

 Mengirimkan pemberitahuan bahwa piutang pelanggan telah melewati jatuh tempo.


 Menelepon pelanggan
 Mempekerjakan perusahaan jasa penagihan piutang
 Menempuh jalur hukum

1.10 Manajemen Persediaan


Manajemen persediaan adalah keseimbangan antara nilai persediaan untuk
memenuhi penjualan atau permintaan produksi yang dapat meminimalkan biaya
persediaan. Terdapat tiga tipe persediaan yaitu : 1) Persediaan Bahan Baku, 2)
Persediaan Work in Process, dan 3) Persediaan Barang Jadi.
Biaya persediaan meliputi :
a. Biaya penyimpanan persediaan (carrying cost) yang terdiri dari:
 Biaya gudang
 Asuransi dan pajak
 Kerugian dan keusangan atau pencurian barang
 Opportunity cost dari modal yang diinvestasikan pada persediaan.
b. Shortage cost yaitu biaya yang timbul akibat tidak memiliki cukup persediaan di
gudang. Shortage cost dibagi menjadi:
 Restocking cost: biaya untuk melakukan pemesanan ke pemasok
 Safety reserve cost atas hilangnya penjualan yang timbul akibat tidak
tersedianya persediaan dalam gudang.

1.11 Teknik Pengelolaan Persediaan


a. Metode ABC
Metode ini diterapkan untuk mengendalikan barang yang bernilai tinggi
dibanding dengan yang nilainya lebih rendah. Metode ABC membagi persediaan
dalam kategori yaitu : A, B, dan C.

Gambar 1. Metode ABC


Persediaan A akan lebih sering dimonitor dan dijaga dengan lebih baik
dibandingkan dengan persediaan B dan C karena persentase nilainya lebih tinggi.

b. EOQ Model
Model ini menentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan agar
biaya persediaan menjadi seminimal mungkin. Rumus EOQ adalah :
EOQ= √
2T x F
C
EOQ ditentukan oleh biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
 Biaya penyimpanan : (EOQ/2) * biaya penyimpanan per unit
 Biaya pemesanan : (jumlah yang dibutuhkan/EOQ) * biaya setiap kali
pesan
 Total biaya : biaya penyimpanan + biaya persediaan.

c. Perpanjangan model EOQ


Pada kenyataannya perusahaan tidak selalu menunggu persediaan habis
untuk memesan persediaan kepada pemasok. Hal ini karena perusahaan ingin
meminimalisir risiko kekurangan persediaan yang menyebabkan hilangnya
kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari pemesanan hingga persediaan
sampai di perusahaan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perusahaan menyusun:
 Safety Stock : tingkat minimum persediaan yang harus tersedia di perusahaan.
 Reorder Point: perusahaan akan memesan persediaan jika persediaan mencapai
level kritis
d. Material Requirement Planning (MRP)
Merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan tingkat untuk
memesan persediaan dan waktu produksi. MRP biasanya digunakan untuk produk
yang cukup rumit untuk diproduksi.
e. Just in Time (JIT)
JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan, maka persediaan dipesan
berkala untuk meminimalisir kehabisan persediaan.

Anda mungkin juga menyukai