Ni Luh Putu Sukma Pradnyani 1707532110 ELEMEN LAPORAN KEUANGAN: ASET Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi sematik berupa posisi keuangan dan merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis dan memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa. Secara resmi aset didefinisi sebagai manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti dan dikuasai oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus di pelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut: a. Aset disajikan disisi debit atau kiri dalam neraca akun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan b. Aset di klasifikasikan menjadi aset lancar dan tetap c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama. d. Kebijakan akuntansi yang berkaintan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang). Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendefinisikan aset tetapi merupakan kriteria pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (meansurability) manfaat ekonomik masa datang. Yang dimaksud pengukuran dalam pembahasan disini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut. 1. Pengukuran (meansurement), pengakuan (recognition), dan klasifikasi (classification) pertama kali pada saat terjadinya. 2. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal/manajerial atau untuk kepentingan pengkosan. 3. Pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda-perioda yang akan datang APB menggariskan, bahwa pengakuan dan penilaian aset maupun kewajiban sebagai “Pencatatan aktiva yang didasarkan pada kejadian saat entitas tersebut mendapatkan kekayaan atau aktiva tersebut dari pihak lain, sedangkan kewajiban diakui pada saat kewajiban muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan pada saat pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost”. Untuk pengorbanan yang telah diberikan pada aktiva bukan uang (non-moneter), maka harga yang dipakai adalah harga pasar yang diserahkan. Disamping nilai pertukaran atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai-nilai tersebut berupa: a. Book value, adalah harga yang diperoleh dari nilai perolehan historis dikurangi akuntansi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan. b. Replacement cost, adalah nilai yang diberikan pada suatu barang yang dimaksud, jika barang tersebut diganti dengan barang lain yang sama. c. Selling price, adalah harga penjualan. d. Net realizable value, adalah harga jual dikurangi biaya penjualan atau dikurangi tingkat margin yang normal. Pertanyaan: Mengaapa pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar?