Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

SISTEM MANAGEMENT ASURANSI BRILIFE

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas UAS Matakuliah Knowledge Management
System Kelas Khusus Semester 6

Nama Dosen: Asep Muhammad Indra Purnama, S.Kom.,M.Kom

Disusun Oleh:

Rany Haerunnysa

2116187003

SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

BANDUNG

2019
BAB I

GAMBARAN UMUM TENTANG ASURANSI DI BRIIFE

A. Pengertian Asuransi
Asuransi dalam bahasa Belanda disebut verzekering yang berarti pertanggungan. Ada 2
(dua) pihak yang terlibat dalam asuransi, yaitu pihak penanggung, yang sanggup menjamin serta
menanggung pihak lain yang akan mendapat suatu penggantian kerugian yang mungkin akan
dideritanya sebagai suatu akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi dan pihak
penanggung yang akan menerima ganti kerugian. Sebagai kontra-prestasi, pihak tertanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak penanggung.

Pertanggungan adalah suatu perjanjian, karena itu syarat-syarat untuk sahnya suatu perjanjian
juga berlaku terhadap pertanggungan, seperti diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata. Karena pertanggungan adalah perjanjian khusus, maka disamping syarat-syarat
umum dalam Pasal 1320, masih diberlakukan bagi syarat-syarat khusus yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang yaitu:

1. Adanya persetujuan,

2. Wewenang melakukan pembuatan hukum,

3. Ada benda yang dipertanggungkan,

4. Ada causa yang diperbolehkan,

5. Pembayaran premi,

6. Kewajiban pemberitahuan.

B. Sejarah dan Perubahan Nama Asuransi Brilife


PT Asuransi Jiwa Bringin jiwa sejahtera dikenal dengan nama Bringin Life, didirikan oleh
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 29 Oktober 1987, dengan izin usaha
diperoleh dari Menteri Keuangan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI tanggal 10 Oktober
1988.

Pada tahun 2015 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengambil alih seluruh
saham PT Asuransi Jiwa Biringin Jiwa Sejahtera (Bringin Life) yang dimiliki oleh Dana Pensiun
BRI. BRI juga tengah menjajaki mitra strategis untuk membesarkan bisnis perusahaan asuransi
tersebut. Dengan diakuisisinya BRINGIN LIFE menjadi bagian dari unit bisnis PT. BRI, maka
sejatinya kinerja yang diharapkan harus memiliki dampak yang signifikan bagi performa bisnis
PT. Bank Rakyat Indonesia sebagai induk usaha.

Pada Bulan Juni 2013 PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera melakukan pengembangan
saluran bisnis dengan menjalin kerjasama dengan PT BRI (Persero) Tbk untuk bisnis
Bancassurance yang ditujukan untuk menjangkau nasabah perbankan BRI yang sebelumnya
belum tersentuh oleh perlindungan Asuransi secara optimal. Seiring berjalanya waktu dan
meningkatnya kebutuhan proteksi nasabah BRI, maka dengan segala proses, BRI menyatakan
status PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera adalah anak Perusahaan dari PT BRI (Persero)
Tbk, yang kemudian resmi mengganti nama menjadi BRILife Pada tanggal 29 Desember 2015.
Maka sejak itu PT Asuransi Jiwa BRILIfe telah mengisi tenaga pemasar yang di katakan
Bancassurance Financial Advisor (BFA) di 19 kantor Wilayah BRI yang tersebar di seluruh
Indonesia (Sumber latar belakang dan sejarah PT.BRILife dari www.brilife.co.id).

C. Visi Misi Brilife


Visi Brilife
Menjadikan perusahaan asuransi jiwa yang terpercaya dan termuka.
Misi Brilife
Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara professional
Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang luas
Memberikan nilai tambah kepada seluruh “Stakeholders”
D. Struktur Organisasi BRI

Gambar Struktur Organisasi BRI


Sumber: PT Bank Rakyat Indonesia
E. Sistem Informasi Manajemen

RBA APU PPT

FATCA-CRS

SCREENING
BLACKLIST

FLAGGING PEP

Gambar SIM BRILife


Sumber: PT Bank Rakyat Indonesia

Penjelasan dari gambar SIM:

RBA (Risk Based Approach) APU (Anti Pencucian Uang) PPT (Pencegahan Pendanaan
Terorisme): Sistem aplikasi untuk melakukan penilaian risiko TPPU dan TPPT terkait dengan
nasabah, area geografis, produk, jasa, transaksi atau jaringan distribusi (delivery channel).
Penilaian dilakukan pada setiap nasabah dan secara corporate wide.

FLAGGING PEP (Politically Exposed Person): Sistem secara otomatis akan melakukan flagging
terhadap nasabah yang memiliki jabatan yang termasuk PEP.

SCREENING BLACKLIST: Sistem secara otomatis akan melakukan screening terhadap


databased nasabah yang memiliki kesamaan nama dan identitas lain dengan daftar blacklist
(DTTOT (Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris) dan Daftar Proliferasi senjata
pemusnah massal).

FATCA-CRS (): Sistem untuk mengidentifikasi nasabah yang memiliki domisili perpajakan
selain Indonesia untuk dilaporkan sebagai pelaporan CRS (Corporate Social Responsibility) &
FATCA (Foreign Account Tax Compliance Act).
BAB II

ANALISA KNOWLADGE MANAJEMEN SISTEM ASURANSI DI BRIIFE

A. Metodologi
Metodologi yang dipakai dalam perancangan ini adalah berdasarkan framework yang
dikembangkan oleh Smuts (2009) dan Taskin (2013). Pada framework ini dilakukan analisis
strategi untuk menentukan tujuan dari knowledege management agar selaras dengan tujuan
bisnis organisasi. Setelah itu dilakukan analisis pengetahuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan serta mengidentifikasi prioritas pengetahuan
yang akan dikelola. Selanjutnya akan dibuat sebuah rancangan sistem untuk pengelolaan
pengetahuan.

Gambar Metodologi perancangan


Sumber: Chang Lee, 2005

Rancangan yang dibuat memenuhi siklus proses pengetahuan yang terdiri dari knowledge
creation, knowledge accumulation, knowledge sharing, knowledge utilization, knowledge
internalization (Chang Lee, 2005).

B. Analisis Strategi

Salah satu tujuan strategis Brilife memiliki sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu
memiliki kebijakan, prosedur, dan pemantauan internal yang memadai dan Pemisahan fungsi
yang jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi
pengendalian.

SDM merupakan aset terpenting Brilife. Oleh sebab itu, perlu adanya pelatihan Program
pelatihan minimal 1 (satu) kali dalam setahun secara berkesinambungan; Implementasi ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait program PMN, APU dan PPT; Teknik, metode, tipologi
Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme; Kebijakan dan prosedur penerapan program
PMN, APU dan PPT serta peran dan tanggung jawab pegawai dan petugas penjualan dalam
mencegah dan memberantas Pencucian Uang dan/atau Pendanaan terorisme.

Pengembangan knowledge management system pada bidang pemeriksaan dengan tujuan


pengembangan kompetensi sejalan dengan tujuan strategis organisasi untuk mewujudkan
pemeriksaan yang bermutu. Pemeriksaan yang bermutu dapat dicapai dengan pemenuhan atas
kompetensi pemeriksa. Tujuan strategis ini dapat tercapai dengan mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi.

C. Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan sistem ini adalah menjelaskan kondisi kemampuan yang harus dipenuhi
oleh sistem sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pemakai, meliputi: kebutuhan
informasi, kebutuhan aplikasi, kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan perangkat lunak.
BAB III

PERANCANGAN KNOWLADGE MANAJEMEN SISTEM

Untuk dapat melakukan langkah-langkah perancagan sistem yang terstruktur, maka


dibutuhkan suatu alat dan tehnik untuk melaksankannya. Alat yang digunakan dala penyusunan
ini adalah perangkat sistem pada umumnya yaitu UML dengan model RUP (Rational Unifed
Process). RUP terdiri dari beberapa tahapan kerja dasar, seperti pada gambar berikut ini:

Gambar Arsitektur Rational Unifed Process


Sumber: Rossa, A S dan M. Shalahuddin (2014)

RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada
pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar
diatas dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:

1. Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis
dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau
fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari
phase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri
atas Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
2. Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari
proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin.
Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari
empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas
Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment,
Configuration dan Change Manegement, Project Management, Environtment.
Adapun aliran kerja utama pada metodologi RUP adalah sebagai berikut:
1. Pemodelan Bisnis (Bussines Modeling). Mendeskripsikan struktur dan proses-proses bisnis
organisasi.
2. Kebutuhan (Requirement). Mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak dengan menggunakan
metode use case.
3. Analisis dan Perancangan (Analysis and Design). Mendeskripsikan berbagai arsitektur
perangkat lunak dari berbagai sudut pandang.
4. Implementasi (Implementation). Menuliskan kode-kode program, menguji, dan
mengintegrasikan unit-unit programnya.
5. Pengujian (Test). Mendeskripsikan kasus uji, prosedur, dan alat ukur pengujian.
6. Deployment menangani konfigurasi sistem yang akan diserahkan.

A. Perancangan Model dengan UML (United Modeling Language)

UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan,


membangun dan mendokumentasikan dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak
berbasis OO (Object Oriented). Menurut Adi Nugroho (2009: 16-17). “Unified Modeling
Language (UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”.
Tujuan Penggunaan UML, sebagai berikut:

1. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan Proses
rekayasa.
2. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
3. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk
mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan mengerti secara umum.
4. UML bisa juga berfungsi sebagai sebuah (blue print) cetak biru karena sangat lengkap dan
detail. Dengan cetak biru ini maka akan bisa diketahui informasi secara detail tentang coding
program atau membaca program dan menginterprestasikan kembali ke dalam bentuk
diagram.
Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa standar
untuk perancangan sebuah perangkat lunak. UML juga dapat diterapkan pada beberapa bahasa
pemograman lainnya baik berorientasi objek maupun aplikasi procedural.

 Alat Bantu Digram Use case Diagram

Rosa dan Shalahuddin (2013: 155), menjelaskan tentang use case diagram sebagai
berikut: Use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan
dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam use case yaitu

Tabel Simbol Use case

No Simbol Nama Keterangan


1 Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar
Actor sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.

2 Relasi use case tambahan ke sebuah use case


dimana use case yang ditambahkan memerlukan
<<include>> use case ini untuk menjalankan fungsinya atau
Include sebagai syarat dijalankan use case ini.

3 Relasi use case tambahan ke sebuah use case yang


ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use
Extend case tambahan itu.

4 Komunikasi antara aktor dan use case yang


berpartisipasi pada use case atau use case memiliki
Assosiation interaksi dengan aktor.

5 Fungsionalitas yang di sediakan sistem sebagai


Use case unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau
aktor.
Sumber: Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:156)

Use case adalah sesuatu yang menyediakan hasil yang dapat diukur ke pemakai atau
sistem eksternal.
1. Usecase Diagram User Bancassurance Financial Advisor (BFA) Login Ilustrasi.

Home

Search
<<include>>

<<include>>
Create
<<include>>
Login
<<include>>

BFA Cetak Data


<<include>>
Peg. Asuransi BRI

Logout

Tujuan pembuatan aplikasi ilustrasi ini adalah penginputan calon nasabah menentukan
pembayaran premi, pilihan program asuransi Brilife dan analisa perhitungan keuangan jangka
panjang jika tidak terjadi resiko selama masa pembayaran antara 5th, 10th dan 20th.

2. Usecase Diagram User Bancassurance Financial Advisor (BFA) Login Surat Permintaan
Asuransi Jiwa (SPAJ) Digital

Dashboard

My Transaction
<<include>>

<<include>>
Transaction New
<<include>>
Login
<<include>>

BFA To Do
<<include>>
Peg. Asuransi BRI
<<include>>
Cange Password

Logout
Tujuan pembuatan aplikasi SPAJ Digital adalah:

o Penginputan data (pemegang polis, tertanggung dan pembayar premi) .


o Persyaratan mengenai pertanyaan kesehatan, hobby, dan pekerjaan.
o Persetuaan yang telah disepakati oleh nasabah kepada Brilife.
o Laporan nasabah kepada underwriting.

B. Perancangan Database

Pada bagian ini menjelaskan hasil perancangan perangkat keras misalnya konfigurasi
spesifikasi perangkat keras (hardware) dan spesifikasi perangkat lunak (software).

Perancangan perangkat keras menjelaskan spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan
oleh sistem yang akan dibangun dengan disertai penjelasan kebutuhan untuk spesifikasi
perangkat lunak sistemnya.

Konfigurasi perangkat keras dan software diperusahaan Brilife menggunakan jaringan cloud
computing. Cloud computing merupakan sebuah kombinasi pemanfaatan jaringan internet yang
mana berfungsi untuk menyimpan berbagai file dalam satu basis data. Data disimpang di server
tertentu, begitupula dengan software atau aplikasi lainnya sehingga memungkinkan satu
komputer server untuk membagikannya dengan komputer lainnya yang terhubung.

Gambar Jaringan Cloud Computing.


Jaringan Cloud Computing menghemat biaya operasional dan menghemat waktu karena
tidak memerlukan hardisk berkapasitas besar untuk menyimpan setiap file software. Seperti
misalnya data microsoft word yang cukup diinstal satu kali pada server lalu bisa digunakan di
komputer lainnya tanpa harus repot-repot melakukan penginstalan kembali. Hal ini
mempermudah dalam tugas yang dijalankan oleh perusahaan.

C. Tabel Database BFA Manajement Knowladge


Dbillustrasi
admin
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm* int 12
2 Username varchar 100
3 Password varchar 8
4 Level enum
5 Kon_id int 6

bfa
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm* int 6
2 Password varchar 8
3 Nama varchar 50

bam
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm* int 6
2 Password varchar 8
3 Nama varchar 50
underwriting
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm* int 6
2 Password varchar 8
3 Nama varchar 50

Illustrasi
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm int 6
2 Id varchar 8
3 username varchar 50
4 Produk varchar 20
5 Pemegang_polis varchar 100
6 Tanggallahir_polis date
7 jeniskelamin varchar 12

Spaj
# Nama Jenis Panjang/Nilai
1 npm int 6
2 Id varchar 8
3 username varchar 50
4 Nopolis varchar 20
5 Nospaj varchar 100
6 Kode_produk varchar 20
7 Nama_pempolis varchar 12
8 Nama_tertanggung varchar 100
9 Id_nasabah int 20
10 tgl date
Tabel Relasi BFA Manajement Knowladge

Dbillustrasi (admin)
Id_user
Dbillutrasi (bfa) *npm : int(12)
*Admin
*npm : int(12) Username : varchar(100)
BFA
Password : varchar(8) Password : varchar(8)
MBM
username : varchar(50) Level : enum
Underwriting
Kon_id : int(6)

Dbspaj (DBM) Dbspaj (underwriting)


*npm *npm : int(12)
Password : varchar(8) Password : varchar(8)
username : varchar(50) username : varchar(50)

tblspaj
Dbspaj (bfa) tblillustasi
*npm
*npm : int(12) *npm
Id
Password : varchar(8) Id
Username
Nama : varchar(50) username
Nopolis
Produk
Nospaj
Pemegang_polis
Kode_produk
Tanggallahir_polis
Nama_pempolis
jeniskelamin
Nama_tertanggung
Id_nasabah
tgl
D. Perancangan Antar Muka

Perancangan perangkat lunak dilakukan untuk menggambarkan tampilan dari perangkat


lunak yang akan dibuat berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Berikut perancangan antar
muka pemakai.

D.1 Antar muka Aplikasi Ilustrasi

Username

Password

Login

Gambar Tata Letak Layar Halaman Login BFA

===

+ CREATE

CETAK

Gambar Tata Letak Layar Beranda BFA


=== NEW ILUSTRASI

Produk*

Pemegang Polis*

Tangga Lahir*

Jenis Kelamin*

Back Next

Gambar Tata Letak Layar Data Ilustrasi Nasabah

=== NEW ILUSTRASI

Back Submit
Gambar Tata Letak Layar Data Ilustrasi Nasabah

D.2 Antar muka Aplikasi SPAJ Digital

Username

Password

Login

Gambar Tata Letak Layar Halaman Login BFA

=== DASHBOARD
Refresh

No Data

Gambar Tata Letak Layar Halaman Dashboard


Brilife NAMA USER

MY TRANSACTION

DASHBOARD

TRANSACTION (new)

TO DO

CANGE PASSWORD

LOGOUT

Gambar Tata Letak Menu Pilihan


BAB IV

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

A. Pengertian Knowledge Management System


Knowledge Management adalah sebuah proses yang membantu perusahaan mengidentifikasi,
memilih, mengorganisasikan, menyebarkan, dan mentransfer informasi dan keahlian yang
penting yang merupakan bagian dari ingatan perusahaan dan yang biasanya berada di dalam
perusahaan dalam bentuk yang tidak terstruktur. (Turban, et al 2008)
Turban, et al (2008, p.400) menjelaskan bahwa Knowledge Management System
dikembangkan menggunakan tiga set teknologi, yaitu: komunikasi, kolaborasi, dan penyimpanan
dan pengambilan.
Sedangkan menurut Debowski (2006, p.151), terdapat tiga kriteria yang harus diraih agar
implementasi Knowledge Management System dapat berhasil, antara lain:

1. Sistem merefleksikan dan responsif terhadap kebutuhan perusahaan.


2. Sistem merefleksikan prinsip-prinsip Knowledge Management, terutama pendorong
untuk kolaborasi dan komunikasi
3. Sistem merefleksikan perhatian yang dalam terhadap individual diseluruh fase
pengembangannya.

Secara umum, Debowski (2006) menyebutkan ada beberapa tahapan yang harus direncanakan
dengan baik agar implementasi sistem sekompleks Knowledge Management System dapat
berjalan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Merumuskan kebutuhan akan Knowledge Management System.


2. Mengidentifikasi kebutuhan sistem.
3. Mengklarifikasikan spesifikasi sistem.
4. Mengevaluasi sistem-sistem yang potensial.
5. Memilih sistem dan/atau komponennya yang relevan.
6. Mengimplementasikan sistem.
7. Mengevaluasi penerimaan dan adopsi sistem.
Menurut Debowski (2006) disebutkan bahwa terdapat empat (4) komponen dari Knowledge
Management System. Kompenen-kompenen itu dapat tergambarkan sebagai berikut:

Business Process Management

Secara strategis Business Process Management mengarahkan dan mempertajam


pembangunan Knowledge Management System dengan membangun strategi
perusahaan untuk Knowledge Management.

Hal ini secara langsung berpengaruh pada Knowledge Management System dan aspek
lain Knowledge Management yang menentukan akses terhadap Knowledge tertentu, terutama
akses terhadap Knowledge yang memiliki prioritas tinggi dan bagaimana dukungan terhadap
akses Knowledge.

Content Management System

Terdapat banyak sumber Knowledge yang ditemukan dalam organisasi. Namun sulit untuk
mengidentifikasi, mengelola dan mengakses secara efisien. Terdapat sumber yang terstruktur dan
tidak terstruktur, official, dinamis dan archive content. Content Management System memastikan
effective content dan document management sehingga Knowledge Management System secara
efektif menghubungkan end user dengan banyak sumber intelectual content baik dalam maupun
luar organisasi.

Web Content Management System

Web Management System mengoperasikan platform teknologi KMS. Pada level dasar, Web
Management System menyediakan kapasitas teknologi untuk menghubungkan KMS dengan user
dan sumber Knowledge yang lain yang berada didalam dan diluar organisasi.

Web Management System dicirikan dengan adanya server, interface dan KMS portal yang
mendukung Web Content Mangement System.
Knowledge Applications Management

Knowledge Application Management menyediakan user dengan kemudahan dan efektivitas


Knowledge tools. Fungsi utamanya adalah memfasilitasi pembentukan knowledge, kolaborasi
dan komunikasi.

Efektivitas KMS sebagian tergantung pada kapasitas user untuk menciptakan knowledge baru
dan mengelola workflows menggunakan teknologi yang ada dan manajemen aplikasi knowledge
yang mendukung hal ini.

B. SOP Manajemen Knowladge


Dengan mematuhi peraturan perundangan-undangan anggaran dasar perusahaan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Nilai-nilai Bri life


 Integritas: Kami profesional Asuransi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa bersikap Jujur, dapat dipercaya, menjaga nama baik perusahaan, mematuhi
kode etik yang berlaku dan memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas
secara baik dan benar.
 Profesionalisme: Kami profesional Asuransi yang memiliki kompetensi, bertanggung
jawab dan berorientasi ke masa depan untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan
berkesinambungan. Karena itu kami selalu berupaya meningkatkan kemampuan,
pengetahuan dan berupaya untuk menjalin hubungan baik.
 Kepuasan nasabah dan Pekerja: Kami profesional Asuransi meyakini bahwa
kepuasan Nasabah dan Pekerja menjadi hal yang sangat berpengaruh bagi kesuksesan
BRI Life. Karena itu kami harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabah dengan
memberikan pelayanan terbaik, mengutamakan nasabah dengan tetap memperhatikan
kepentingan perusahaan serta mengutamakan kesejahteraan Pekerja.
 Kerjasama: Kami profesional Asuransi meyakini dalam pencapaian keberhasilan BRI
Life tak luput pula dari peran penting seluruh insan BRI Life, berkat kerjasama yang
baik, konsintensi, komitmen dan menciptakan komunikasi yang efektif. Karena itu kami
harus saling memahami keberagaman karakter dan menghilangkan ego individu demi
tercapainya kepentingan Perusahaan.
 Keteladanan: Kami profesional Asuransi yang menjunjung tinggi norma dan etika serta
sebagai panutan yang bertindak adil, tegas dan berjiwa besar, karena itu kami sela
menjadi contoh yang baik bagi lingkungan dan tidak memberikan toleransi terhadap
segala tindakan yang tidak memberikan keteladanan.
DAFTAR PUSAKA

Chang Lee K., 2005 Sangjae Lee, In Won Kang, KMPI: Measuring Knowledge Management
Performance, Information & Management, vol 42, p. 469-482.

Smuts, H., dkk, 2009, Framework and Methodology for Knowledge Management System
Implementation, Annual Research Conference of the South African Institute
of Computer Scientists and Information Technologists (SAICSIT), pp 10.

Taskin, dkk, 2013, A Comprehensive Framework for Knowledge Management System Life
Cycle, African Journal of Business Management, vol. 7(15), pp. 1285-1295.

PT Bank Rakyat Indonesia. 2018. https://bri.co.id/struktur-organisasi

Rosa, A.S. dan Shalahuddin. 2014. Rekayasa Perangkat Lunak Tersturtur dan Berorientasi
Objek. Bandung : Informatika.

Nugroho, Andi. 2009, Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan JAVA. Yogyakarta :
Andi.

Anda mungkin juga menyukai