Oleh :
Ilham Amrulloh
Sinta Fanidatus Solichah
Zulham Yahya
Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan sumber energi yang
menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga.
Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-produk turunan minyak
bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan akan permintaan minyak bumi
di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan
eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi
dengan pelestarian sumber daya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan
dari proses produksi tersebut. Dengan semakin cepatnya pertumbuhan penduduk
dunia dan meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat
dikontrol secara tepat. Selain itu perkembangan industri baik pengolahan minyak
bumi maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah
satu sumber pencemar lingkungan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui semua informasi
tentang pencemaran laut mulai dari definisinya, sumber penyebab terjadinya
tumpahan minyak di laut, dampak terjadinya tumpahan minyak di laut, kasus-kasus
pencemaran laut yang pernah terjadi di Indonesia, cara mencegah dan
menanggulangi serta kebijakan yang diterapkan untuk menangani perihal
pencemaran laut, dan inovasi permasalahan tersebut,
Oleh karena itu kita mencari inovasi yang bertujuan untuk mengurangi
pencemaran akibat tumpuhan minyak yang ada di laut yaitu dengan pembuatan
serbuk absorbent dari eceng gondok.
Pada bulan Januari 1975 kapal tanker Showa Maru, yang membawa minyak
mentah dari Teluk Persia menuju Jepang, kandas dan menumpahkan minyak di Selat
Malaka sehingga menumpahkan minyak mentah sebanyak 7300 ton. Berdasar
keterangan dari Mahkamah Pelayaran Indonesia, kandasnya kapal Showa Maru
bermula dari kelalaian nakhkoda yang mana tanker membentur karang sehingga
menyebabkan dasar kapal sepanjang 160 meter sobek. (Musaad, 2010).
Gambar 1.1 tumpahan minyak di Selat Malaka
B. Tumpahnya minyak sawit di perairan Teluk Bayur, Sumatera Barat pada tahun
2017
Cara Kerja :
1. Persiapan Sample
Jumlah sample yang digunakan sebanyak 4 mg serbuk eceng gondok
yang telah dikeringkan dan diayak.
2. Pengeringan Sample
Pengeringan yang dilakukan terhadap sample adalah dengan panas
matahari langsung/ dijemur. Karena masih agak lembab proses pengeringan
dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu 100 0C selama 2 jam.
3. Penghalusan Sample
Sample yang telah dikeringkan, lalu dihaluskan dengan mortal.
Kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan.
4. Penaburan Sample.
Proses diawali dengan menyiapkan baker gelas ukuran 500 ml. Lalu
dimasukkan minyak mentah 16 ml (sesuai rasio perbandingan) dan air
secukupnya (sebagai pembanding) kedalamnya. Sample kering eceng
gondok sebanyak 4 mg ditimbang dengan menggunakan neraca analitis lalu
ditaburkan kedalam beker gelas yang berisi air dan minyak mentah tersebut.
Hasilnya akan terlihat berupa gumpalan eceng gondok yang menyerap
minyak mentah.
Analisa hasil
Hasil yang diperoleh lalu disaring dengan saringan sehingga air dan sisa
minyak yang tidak terserap dapat terbuang. Selanjutnya dilakukan analisa
data secara diskriptif, yaitu suatu data yang akan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik, berdasarkan efektifitas luas permukaan dan waktu kontak
yang optimal. Kemudian dilakukan perhitungan efisiensi daya adsorpsi
eceng gondok yaitu nilai yang menunjukkan perbandingan antara besarnya
nilai parameter awal dari suatu proses dengan nilai akhir dari proses tersebut.
Besarnya efisiensi dinyatakan dalam bentuk persentase (%), dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
mi - mo
Ef = efisiensi daya serap eceng gondok(%)
Ef = x 100% mo= massa eceng gondok pada awal proses
mi = massa eceng gondok pada akhir proses.
Kelebihan
Minyak.
yang lama.
Kelemahan
2. Menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air laut (DO : Dissolved Oxygens).
PENUTUP
Kesimpulan
a) Pencemaran laut didefinisikanperubahan pada lingkungan laut yang terjadi
akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung maupun tidak bahan-bahan
enerji ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat
yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugian terhadap kekayaan hayati,
bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk
perikanan dan lain-lain penggunaan laut yang wajar, pemburukan dari kwalitas air
laut dan menurunnya tempat-tempat permukiman dan rekreasi.
b) Tumpahan Minyak dapat disebabkan oleh kapal tanker yang mengangkut
minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak
dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang
akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
d) Contoh beberapa kasus tumpahan minyak yang terjadi di laut Indonesia yaitu
akibat dari kapal tanker Showa Maru, yang membawa minyak mentah dari Teluk
Persia menuju Jepang pada bulan Januari 1975 kandas sehingga menumpahkan
minyak di Selat Malaka sebanyak 7300 ton. Selain itu, baru ini terjadi peristiwa
tumpahnya minyak sawit di perairan Teluk Bayur, Sumatera Barat pada tahun 2017.
Buku
Mochtar Kusumaatmadja, Bunga rampai Hukum Laut, Bina Cipta, Bandung, 1978,
Hlm 177.
Dokumen resmi
Buku terjemahan