Anda di halaman 1dari 18

SERBUK ABSORBENT ECENG GONDOK

SOLUSI MENGURANGI TUMPAHAN MINYAK


DI LAUT

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Penulisan


Karya Tulis Ilmiah Tentang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Berbasis IPTEKS
Untuk Kemakmuran Bangsa Kategori Siswa SMA/SMK dan sederajat
yang diselenggarakan Universitas Hang Tuah
Tahun 2019

Oleh :
Ilham Amrulloh
Sinta Fanidatus Solichah
Zulham Yahya

SMA Negeri Jogoroto Kabupaten Jombang

UNIVERSITAS HANG TUAH


TAHUN 2019
ABSTRAK
JUDUL : SERBUK ABSORTENT ECENG GONDOK SOLUSI MENGURANGI
TUMPAHAN MINYAK DI LAUT
PENULIS :ILHAM AMRULLOH
SINTA FANIDATUS SOLICHAH
ZULHAM YAHYA

Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan sumber energi yang
menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri, transportasi dan rumah tangga.
Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau produk-produk turunan minyak
bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan akan permintaan minyak bumi
di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan
eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi
dengan pelestarian sumber daya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan
dari proses produksi tersebut. Dengan semakin cepatnya pertumbuhan penduduk
dunia dan meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat
dikontrol secara tepat. Selain itu perkembangan industri baik pengolahan minyak
bumi maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah
satu sumber pencemar lingkungan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui semua informasi
tentang pencemaran laut mulai dari definisinya, sumber penyebab terjadinya
tumpahan minyak di laut, dampak terjadinya tumpahan minyak di laut, kasus-kasus
pencemaran laut yang pernah terjadi di Indonesia, cara mencegah dan
menanggulangi serta kebijakan yang diterapkan untuk menangani perihal
pencemaran laut, dan inovasi permasalahan tersebut,
Oleh karena itu kita mencari inovasi yang bertujuan untuk mengurangi
pencemaran akibat tumpuhan minyak yang ada di laut yaitu dengan pembuatan
serbuk absorbent dari eceng gondok.

Kata kunci : Tumpahan Minyak, Inovasi, Serbuk Absorbent, Eceng Gondok


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakan
sumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri,
transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau
produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga peningkatan
akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan pertumbuhan
dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak mentah di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu dihadapkan pada dilema
antara peningkatan produksi dengan pelestarian sumberdaya alam lingkungan serta
dampak yang ditimbulkan dari proses produksi tersebut. Hal ini berarti
perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi maupun industri yang
menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan. (Nugroho, 2006). Dengan semakin cepatnya pertumbuhan penduduk
dunia dan meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat
dikontrol secara tepat.
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan,
di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga
sebagai tempat penerimaan polutan yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut.
Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke
sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk
fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai
ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam
jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian
dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan.
Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar.
Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang
tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi.
Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani
secara sungguh-sungguh. Untuk itu kita perlu mengetahui semua informasi tentang
pencemaran laut mulai dari definisinya, sumber penyebab terjadinya tumpahan
minyak di laut, dampak terjadinya tumpahan minyak di laut, kasus-kasus
pencemaran laut yang pernah terjadi di Indonesia, cara mencegah dan
menanggulangi serta kebijakan yang diterapkan untuk menangani perihal
pencemaran laut, inovasi berbasis IPTEKS. (Arianto, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut?


b) Apa yang menjadi penyebab terjadinya tumpahan minyak di laut?
c) Apa saja dampak dari tumpahan minyak di laut?
d) Apa saja kasus tumpahan minyak yang pernah terjadi di Indonesia?
e) Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya tumpahan minyak serta
kebijakan yang diterapkan di Indonesia?
f) Apa inovasi dalam upaya mengurangi tumpahan minyak di laut?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Laut
Menurut Mochtar Kusumaatmadja Pencemaran Laut adalah perubahan pada
lingkungan laut yang terjadi akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung
maupun tidak bahan-bahan enerji ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai)
yang menghasilkan akibat yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugian
terhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap
kegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain penggunaan laut yang wajar,
pemburukan dari kwalitas air laut dan menurunnya tempat-tempat permukiman dan
rekreasi. (Kusumaatmadja, 1978).

2.2 Penyebab Tumpahan Minyak di Laut


Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga
kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir
tidak bisa dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar
tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa
ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh
tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi
kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung
akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya
mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan
daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera
menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena
ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2
tahun. (Arianto, 2013).
2.3 Dampak dari tumpahan minyak di Laut
1. Secara umum dampak tumpahan atau pencemaran minyak di laut dapat
mengakibatkan terganggu atau rusaknya ekosistem laut karena minyak sendiri
mengandung hidrokarbon jenuh bertitik titik rendah dan cepat larut dalam air.
2. Minyak dapat menutupi lapisan permukaan air, sehingga merusak ganggang dan
plankton yang dapat menganggu proses perkembangbiakanya.
3. Lapisan minyak yang tebal dapat menghambat proses respirasi dan fotosintesis
alamiah.
4. Komponen minyak yang dapat larut memungkinkan timbulnya proses peracunan
secara langsung terhadap organisme yang hidup di laut.
5. Komponen yang mengendap akan menutupi sedimen dasar perairan, sehingga
bisa mengganggu kehidupan organisme dasar perairan. (Ryadi, 2015)
6. Laut yang tercemar oleh minyak dapat merugikan nelayan dalam mata
Pencahariaanya.
7. Tingkat pendapatan nelayan menjadi berkurang.
8. Menimbulkan banyaknya pengangguran.
9. Kesejahteraan dan kemakmuran nelayan menjadi menurun.

2.4 Kasus Tumpahan Minyak yang pernah terjadi di Indonesia


Berikut beberapa contoh peristiwa terjadinya tumpahan minyak di laut
Indonesia :
A. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
Kejadian yang berlangsung pada tahun 1975 ini menjadikannya kasus yang
menarik untuk dijadikan salah satu contoh karena kasus ini terjadi di tengah
minimnya legislasi internasional maupun nasional. Kapal jepang ini menumpahkan
1 juta ton minyak mentah.

Pada bulan Januari 1975 kapal tanker Showa Maru, yang membawa minyak
mentah dari Teluk Persia menuju Jepang, kandas dan menumpahkan minyak di Selat
Malaka sehingga menumpahkan minyak mentah sebanyak 7300 ton. Berdasar
keterangan dari Mahkamah Pelayaran Indonesia, kandasnya kapal Showa Maru
bermula dari kelalaian nakhkoda yang mana tanker membentur karang sehingga
menyebabkan dasar kapal sepanjang 160 meter sobek. (Musaad, 2010).
Gambar 1.1 tumpahan minyak di Selat Malaka

B. Tumpahnya minyak sawit di perairan Teluk Bayur, Sumatera Barat pada tahun
2017

PT Wira Innomas mengatakan jumlah minyak yang tumpah mencapai 50 ton


dan disebabkan karena kebocoran pipa. Sementara itu, Pelabuhan Indonesia (Pelindo)
Teluk Bayur sudah membentangkan pembatas sepanjang 500 meter agar tumpahan
minyak sawit tidak meluas.

Pemerintah Kota Padang mengancam bakal mencabut izin PT Wira Innomas


terkait kebocoran pipa yang menyebabkan pencemaran perairan Teluk Bayur, Kota
Padang. Sanksi pencabutan izin sesuai dengan Undang Undang No. 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.( Akbar, 2017).

Gambar 1.2 tumpahan minyak di teluk bayur


2.5 Pencegahan dan penanggulangan terjadinya tumpahan minyak di laut serta
kebijakan yang diterapkan di Indonesia.
Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut termasuk
terjadinya tumpahan minyak di laut telah diatur oleh pemerintah dalam
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN
LAUT :
a. Pencegahan terjadinya tumpahan minyak di laut :
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran
laut :
Ø Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL).
Ø Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan
tertutup. (Arianto, 2013).
Ø Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
Menurut PP Nomor 19 Tahun 1999 Pasal 13 menyebutkan bahwa;
Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan atau kegiatan dilarang
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusan laut
maksudnya semua pihak masyarakat maupun pemerintah harus turut
ambil bagian dalam upaya pencegahan pencemaran laut dan
pihak-pihak yang mengetahui tentang akibat pencemaran laut
melakukan edukasi terhadap perusahaan yang melakukan pengeboran
atau yang melakukan pengiriman minyak melalui kapal tanker
sehingga kecelakaan yang terjadi dilaut dapat diminimalisir.
( Habibie, 1999 ).
b. Penanggulangan terjadinya tumpahan minyak di laut:
Ø Melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas
(oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat
pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima "reservoar"
baik dalam bentuk tangki ataupun balon. ( Arianto, 2013).
2.6 Inovasi dalam upaya mengurangi pencemaran laut akibat tumpahan
minyak

Dengan menggunakan metode absorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui


mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada permukaan absorbent) dan adsorpsi
(penyerapan minyak ke dalam absorbent).
Absorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga
mudah dikumpulkan dan disisihkan. Absorbent harus memiliki karakteristik
hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali
dan digunakan ulang.
Ada 3 jenis absorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk
gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan,
polietilen, polipropilen dan serat nilon).
Tetapi di sini kita menggunakan penerapan metode absorbent untuk mengurangi
pencemaran minyak di laut dengan membuat serbuk absorbent dari eceng gondok.

2.6.1 Bahan dan Alat:


Bahan :
1. Eceng gondok
2. Aquadest
3. Crude oil
Alat :
1. Oven
2. Neraca analitis
3. Desikator
4. Saringan
5. Mortal/penggiling
6. Ayakan
7. Cutter
8. Gelas arloji
9. Beaker gelas
10. Pipet tetes
11. Gelas ukur
2.6.2 Prosedur Pembuatan

 Tahap Pembuatan Sorbent Eceng Gondok


1. Sediakan eceng gondok sebanyak
500 gr, bersihkan dengan dicuci menggunakan air.
2. Eceng gondok kemudian dirajang dengan ukuran 5 cm.
3. Pengurangan kadar air pada eceng gondok dengan cara
pemerasan.

4. Keringkan di oven dengan suhu 150 oC dalam waktu 2


jam hingga bahan baku kering (tidak mengandung air)
5. Eceng gondok yang telah kering tersebut digiling
dengan menggunakan mortal.
6. Lakukan pengayakan hingga ukurannya 1mm, 500µm,
dan 250µm.
 Tahap Adsorpsi
Aborbent eceng gondok yang telah diperoleh akan
dianalisa daya serapnya terhadap minyak bumi dengan
cara :
1. Serbuk enceng gondok ditimbang sebanyak 4 gram
dengan neraca analitis.
2. Siapkan crude oil sebanyak 16 ml kemudian tuangkan
kedalam beaker gelas yang telah berisi air ± 500 ml.
3. Segera taburkan serbuk eceng gondok ke dalam
tumpahan minyak tersebut.
4. Diamkan selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Kemudian
disaring lalu panaskan di oven untuk menghilangkan
air yang masih terkandung didalamnya.
5. Hitung berat eceng gondok yang telah teraglomerasi
bersama crude oil.
Rasio perbandingan berat eceng gondok dan berat minyak mentah adalah 1 : 4
sesuai persyaratan paten. Jumlah perlakuan adalah 27 kali. Massa minyak terserap
yang diperoleh dari tiap-tiap sample percobaan. Selanjutnya akan diadakan
penimbangan dan dilakukan pengurangan dengan massa eceng gondok awal.
Hitunglah massa minyak yang terserap dalam adsorbent eceng gondok.

Cara Kerja :
1. Persiapan Sample
Jumlah sample yang digunakan sebanyak 4 mg serbuk eceng gondok
yang telah dikeringkan dan diayak.
2. Pengeringan Sample
Pengeringan yang dilakukan terhadap sample adalah dengan panas
matahari langsung/ dijemur. Karena masih agak lembab proses pengeringan
dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu 100 0C selama 2 jam.
3. Penghalusan Sample
Sample yang telah dikeringkan, lalu dihaluskan dengan mortal.
Kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan.
4. Penaburan Sample.
Proses diawali dengan menyiapkan baker gelas ukuran 500 ml. Lalu
dimasukkan minyak mentah 16 ml (sesuai rasio perbandingan) dan air
secukupnya (sebagai pembanding) kedalamnya. Sample kering eceng
gondok sebanyak 4 mg ditimbang dengan menggunakan neraca analitis lalu
ditaburkan kedalam beker gelas yang berisi air dan minyak mentah tersebut.
Hasilnya akan terlihat berupa gumpalan eceng gondok yang menyerap
minyak mentah.

Analisa hasil

Hasil yang diperoleh lalu disaring dengan saringan sehingga air dan sisa
minyak yang tidak terserap dapat terbuang. Selanjutnya dilakukan analisa
data secara diskriptif, yaitu suatu data yang akan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik, berdasarkan efektifitas luas permukaan dan waktu kontak
yang optimal. Kemudian dilakukan perhitungan efisiensi daya adsorpsi
eceng gondok yaitu nilai yang menunjukkan perbandingan antara besarnya
nilai parameter awal dari suatu proses dengan nilai akhir dari proses tersebut.
Besarnya efisiensi dinyatakan dalam bentuk persentase (%), dengan rumus
sebagai berikut :

Dimana :

mi - mo
Ef = efisiensi daya serap eceng gondok(%)
Ef = x 100% mo= massa eceng gondok pada awal proses
mi = massa eceng gondok pada akhir proses.

Pembuatan Absorbent eceng gondok


Sampel ini dihilangkan kadar airnya dengan cara dipanaskan dalam oven pada
temperatur 150 oC. Selanjutnya dilakukan proses pengayakan terhadap eceng
gondok kering yang dihasilkan dari hasil pemanasan tersebut. Pengayakan
dilakukan dengan variasi luas permukaan mulai dari 1 mm, 500 µm, dan 250 µm.

Analisa Efisiensi Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Minyak Bumi


Pengujian ini dilakukan sebagai aplikasi dari eceng gondok sebagai absorbent
untuk penyerapan tumpahan minyak bumi. Proses penyerapan ini dilakukan
dengan menggunakan variasi waktu kontak antara sorbent eceng gondok dengan
minyak bumi yaitu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam dan variasi ukuran partikel 1 mm, 500
µm, dan 250 µm. Setelah lama waktu yang diinginkan tercapai maka akan
diperoleh berat akhir sorbent sehingga efisiensi daya serapnya dapat dihitung.
Tabel Efisiensi Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Minyak Bumi

Luas Massa Efisiensi Rata-


permukaan Terserap (%) rata
Efisien
( µm) (gr) si
(%)
1000 25,69 84,42
1000 25,69 84,42 83,98
1000 23,56 83,02
500 24,85 83,90
500 28,16 85,79 85,10
500 27,54 85,47
250 24,40 83,60
250 26,74 85,04 84,08
250 24,28 83,52
1000 26,18 84,72
1000 29,73 86,54 85,66
1000 27,80 85,61
500 27,06 85,21
500 27,73 85,57 85,19
500 26,27 84,77
250 21,60 81,48
250 26,85 85,10 83,59
250 24,70 83,80
1000 23,83 83,21
1000 23,76 83,16 83,36
1000 24,53 83,69
500 22,13 82,70
500 23,15 82,72 82,54
500 23,50 82,97
250 22,25 82,02
250 23,01 82,61 82,54
250 23,50 82,97

Keterangan : Dengan waktu pemanasan 2 jam, temperatur pemanasan 150oC, serta


waktu kontak selama 1 jam.
Analisa Kelebihan dan Kelemahan dari Serbuk Absorbent Eceng Gondok

 Kelebihan

1. Dapat membersihkan air laut dari limbah atau racun.

2. Dapat menyerap polutan termasuk pencemaran laut akibat tumpahan

Minyak.

3. Bahan mudah didapat untuk pembuatan Absorbent jenis tumbuhan ini.

4. Pembuatan Absorbent dari Eceng Gondok tidak terlalu memerlukan waktu

yang lama.

5. Untuk penyimpanannya juga cukup mudah karena ini berbentuk serbuk.

6. Memiliki kemampuan hydrofilik yang tinggi yang mampu menyerap tumpahan

minyak baik di tanah maupun di air.

7. Sebagai sanitasi minyak dan hidrokarbon.

 Kelemahan

1. Meningkatnya evepontransparasi (penguapan) di laut.

2. Menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air laut (DO : Dissolved Oxygens).

3. Menurunkan produktivitas air laut.

4. Tidak bisa digunakan berulang-ulang sekali penggunaan.

5. Serbuk absorbent eceng gondok ini masih memiliki batas penggunaan.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
a) Pencemaran laut didefinisikanperubahan pada lingkungan laut yang terjadi
akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung maupun tidak bahan-bahan
enerji ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat
yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugian terhadap kekayaan hayati,
bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk
perikanan dan lain-lain penggunaan laut yang wajar, pemburukan dari kwalitas air
laut dan menurunnya tempat-tempat permukiman dan rekreasi.
b) Tumpahan Minyak dapat disebabkan oleh kapal tanker yang mengangkut
minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak
dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang
akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.

c) Dampak yang ditimbulkan dari tumpahan minyak di laut sangat merugikan


sekali baik dari sektor ekosistem laut maupun bagi para nelayan. Karena hal ini tak
bisa dipungkiri lagi laut merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak sekali
manfaatnya, banyak orang bertumpu hidup dari laut guna untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.Oleh karena itu, jika ekosistem laut rusak atau tercemar maka
otomatis sumber mata pencaharian para nelayan juga akan berpengaruh.

d) Contoh beberapa kasus tumpahan minyak yang terjadi di laut Indonesia yaitu
akibat dari kapal tanker Showa Maru, yang membawa minyak mentah dari Teluk
Persia menuju Jepang pada bulan Januari 1975 kandas sehingga menumpahkan
minyak di Selat Malaka sebanyak 7300 ton. Selain itu, baru ini terjadi peristiwa
tumpahnya minyak sawit di perairan Teluk Bayur, Sumatera Barat pada tahun 2017.

d) Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut termasuk


terjadinya tumpahan minyak telah diatur oleh pemerintah dalam PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT.
e) Pembuatan Inovasi untuk upaya mengurangi pencemaran laut akibat tumpahan
minyak dengan menggunakan salah satu metode berbasis IPTEKS yaitu Absorbent
dari eceng gondok.
DAFTAR PUSTAKA

 Buku

Mochtar Kusumaatmadja, Bunga rampai Hukum Laut, Bina Cipta, Bandung, 1978,
Hlm 177.

 Dokumen resmi

Romimohtarto, 1991. Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik


Pemantauannya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta.

 Buku terjemahan

Sloan, N. A., 1993. Effect of Oil on Marine Resources : Worldwide Literature


Review Relevent to Indonesia. Environmental Management Development
in Indonesia Project (EMDI). EMDI Report, 32. Jakarta dan Halifax
Dallhouse University.
 Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian :
GESAMP, 1978. Report and Studies. Joint Group of Experts on the Scientific
Aspec of Marine Pollution.
IMCO/I-AO/UNESCO-WHO/IAEA/UN/UNDP/10.
Rahim S.W., 1998. Kajian Distribusi Cemaran Minyak di Sekitar Pelabuhan
Pertamina Ujung Pandang. Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang.
 Internet (karya indvidual) :

Nurul, Agus K. 2013. Dampak Pencemaran


Laut.http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/marine-pollution-pencemara
n-laut-tugas.html. pada tanggal 24 April 2013, pukul 3.47 WIB.
 Internet (artikel dalam jurnal online) :
Akbar. Perairan Teluk Bayur Tercemar 50 Ton Minyak Sawit, Pemerintah
Diminta Hukum PT Wira. Https://news.okezone.com. Diakses pada
Senin 02 Oktober 2017 pukul 19:03 WIB.
Alamendah. Tentang Pengendalian pencemaran dan atau perusakan laut.
https://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/pp-no-19-tahun
-1999-tentang-pengendalian-pencemaran-dan-atau-perusakan-laut/
Asip .2008 Jtk.unsri.ac.id/article pembuatan oil adsorbent dari gondok -Jurnal
Teknik Kimia-Unsri.
Massa. 2011. Sumber-sumber pencemaran di
laut.http://massal2003.wordpress.com/2011/10/22/sumber-sumber-pence
maran-laut-sources-of-marine-pollution/. diakses pada 24 April 2013.
Pada pukul 3.03 WIB.
Musaad. 2010. Kecelakaan Showa Maru Di Selat Malaka
exceedindonesia.blogspot.com. Diakses Senin 18 Januari 2010 Pukul
12:56.
Ryadi. 2015. Dampak buruk tumpahan minyak di
laut.https://www.kompasiana.com/55a022dd0f9373620d8b4567/dampak-buruk
-tumpahan-minyak-di.

Anda mungkin juga menyukai