Anda di halaman 1dari 3

Kisah cintaku dimulai dari aku masuk kuliah.

Ini terjadi sejak awal semester kemarin,


memang ya memendam rasa dengan teman seangkatan apalagi sejurusan itu sungguh tidak
menyenangkan sekali. Entalah rasa ini muncul begitu saja. Sebut saja saya Indri dan sebut saja
dia Bagas.
Bagas Pria yang biasa-biasa saja. Ia memiliki postur badan yang tinggi, dan orang yang
selalu taat tentang agama. entalah itu pun hanya pandanganku, karena aku selalu
memperhatikannya diam-diam. Setiap hari aku merasa bahagia. Berbunga-bunga seperti ladang
ketika dimusim semi, jantung berdegup kencang tak menentu ketika berpaspasan tak sengaja di
koridor, di tangga atau bahkan di toilet kampus, aku yang selalu senang dan ceria, selalu tergurat
senyum terlukis diwajah, merasakan keanehan pada diriku. hmm jatuh cinta itu ternyata memang
indah. kataku dalam hati. Namun, apalah jadinya bila ternyata cinta bertepuk sebelah tangan?
sakit bukan? Segala rindu yang tertuju tiada arti. Lalu, untuk apa merindu bila rindu ternyata tak
terbalas. Untuk apa mencintai? bila ternyata cinta tak terbalas. Kalian sudah bisa membayangkan
bagaimana rasanya jadi indri bukan?
Segala upaya telah dilakukan untuk membuat dia melirik, membuat dia jatuh cinta pada
aku, tapi ternyata hasilnya “Nol besar”. Ketika sedang merasa sendiri, tiba-tiba ada seseorang
yang mebuat aku bangkit dan semangat lagi. Ahh, pokonya musim penghujan berganti menjadi
musim semi dimana bunga-bunga bermekaran indah diladang hati. hehe, astagaa, ada apa
denganku ini? apakah aku sedang jatuh cinta? Aku nggak tau kenapa perasaan ini tiba-tiba
muncul begitu saja.
Selama dua semester aku dan bagas berteman cukup baik. satu tahun berlalu, akhirnya
masuk di semester tiga. Pada saat ini persahabat aku dan bagas semakin akrab saja. Kami berdua
sering chattan kadang sampai larut malam, mungkin karena saking asyiknya kali yah. jelaskan
coba bagaimana aku tidak merasa nyaman? orang yang selama setahun aku kagumi dia kadang
memberikan aku perhatian.
Pagi itu, setelah mata kuliahku selesai aku langsung keluar dan memilih melewati tangga
yang ada di depan, dan ngak sengaja aku berpaspasan dengan Bagas, dan ngak sengaja kami
bertatapan betapa bahagiannya aku. Aku merasakan getar-getar dinadi, debar-debar di hati,
degup jantung yang tak menentu setiap kali bertemu, yah walaupun perasaan itu aku rasakan
sendiri saja. Karena aku sadar mencintai dan mengagumi diam-diam itu ngak enak.
Andai dia tau setiap momen-momen indah denganya yang tak sengaja ataupun yang
disengaja olehku. Aku selalu merangkainnya ke dalam buku dearyku. Aku selalu merangkainya
dalam kata-kata, dan kurekam manis dalam ingatanku.
Seperti biasanya dia selalu mengomentari story di WAku dan hal itu selau membuat aku
senang tak terkira. pokonya setiap kali dia ngechat aku, aku selalu merasa ingin terbang. Aku
pun menceritakan hal itu kepada beberapa teman sekelasku. Bahwa aku memiliki rasa yang lebih
kepada bagas mereka pun tertawa saat aku menceritakan semua yang aku rasakan selama
beberapa semester ini. yahh, terseralah mereka percaya atau ngak.
Semakin hari aku semakin bingung dengan perasaanku ini. Dia yang selalu memberikan
perhatian tanpa kepastian itu membuat aku merasa digantung begitu saja. Aku nggak tau apa
bagas juga memiliki perasan kepadaku atau tidak. Sebenarnya aku ingin mengungkapkan
perasaanku ini kepadanya hanya saja dia terlalu dingin kepada setiap perempuan. Aku juga
kurang tau sih, itu hanya pandanganku kepada dia.
Jam menunjukan 08:30 hpku berdering, tanda pesan masuk, aku segera membuka
whasappku, kulihat nama yang tertera disana betapa bahagianya aku mendapatkan pesan dari
Bagas. langsung saja kubuka dan kubalas pesan darinya. setelah hampri beberapa jam saling
berbalas pesan dia menyuruhku untuk tidur dan segera mematikan ponselku. Aku pun menuruti
perintahnya. Saat aku menceritakan semua itu pada teman-temanku mereka lagi-lagi tidak
percaya. Kadang aku mencapture pesan ku dengan bagas agar teman-teman sekelasku percaya.
Hari demi hari berlalu, rasa ini semakin menjadi jadi hingga pada suatu saat aku
memberanikan diri mengungkapkan perasaanku kepadannya, malam itu aku mencoba
mengirimkan pesan kepadanya. Aku memberanikan diri untuk mengunkapkan rasaku kepadanya.
ternyata selama ini yang kupikirkan benar. entalah dia juga menyimpan perasaan kepadaku atau
tidak. hanya saja balasan pesan darinya membuatku binggung. Saat aku bertanya lebih dalam
lagi tentang dia kepada teman sekelasnya aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang
kudengar tentang dia. Seketika badanku melemah, rasanya air mataku ingin jatuh untungnya aku
bisa mengontrol semua itu.
Semenjak tau hal itu saya berusaha untuk menjauh dan bersikap biasa-biasa saja kepada
Bagas.Awalnya saya sudah bisa menghilangkan rasa itu sedikit demi sedikit namun entah
mengapa rasa suka itu kembali hadir. ketika siang itu kami tak sengaja bertatapan dan malamnya
dia kembali mengirimkan pesan kepadaku. Aku semakin galau dan tak karuan. ada apa ini ya
tuhan? aku tahu dibalik scenariomu ini pasti ada rencana yang indah. Perasaan sedih memang
tidak bisa dipungkiri tapi apalah daya, entalah sampai kapan perasaan ini bertahan. Memang
cinta terpendam dibangku kuliah itu sangat tidak menyenangkan apalgi kita tidak mengetahui
apakah dia menyukai kita juga atau hanya menggangap kita teman biasa.

Anda mungkin juga menyukai