Anda di halaman 1dari 91

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM

PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI FORUM JUAL BELI KASKUS


MENURUT PASAL 4 HURUF C DAN H UU NO 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

S K R I PS I

Oleh:

GALIH PRIO BASKORO


E1A004079

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2011

i
S K R I PS I

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN


DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI FORUM JUAL
BELI KASKUS MENURUT PASAL 4 HURUF C DAN H UU NO
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Oleh :
GALIH PRIO BASKORO
EIA004079
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima Dan Disahkan


Pada Tanggal ____________________

Pembimbing I Pembimbing II Penguji

I Ketut Karmi Nurjaya, S.H., M.Hum Suyadi S.H., M.Hum Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S.
NIP. 1961052 0198703 1 002 NIP. 196110101987031 001 NIP. 19520603 198003 2 001

Mengetahui,
D e k a n,

Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S.


NIP. 19520603 198003 2 001

P E R N YATAA N

ii
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah
ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Seluruh isi dalam skripsi ini sudah penulis teliti dengan seksama dan
tidak terdapat suatu kesalahan. Jika dalam perjalanan waktu skripsi saya tidak
sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia untuk menanggung segala resiko,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang.
Isi skripsi ini merupakan tanggung jawab pribadi penulis, bukan
tanggung jawab pembimbing, atau lembaga-lembaga terkait.

Purwokerto, November 2011

Galih Prio Baskoro

PRAKATA

iii
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, dapat diselesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun
untuk melengkapai persyaratan penyelesaian studi pada Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan para pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman. Dan sekaligus sebagai Penguji Skripsi yang
telah memberikan masukan-masukan yang berguna bagi kesempurnaan skripsi
ini.
2. Bapak I Ketut Karmi Nurjaya, S.H., M.Hum., dan Bapak Suyadi, S.H.,
M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan petunjuk,
bimbingan, dan arah dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Sutoyo, S.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
petunjuk dan arahan dalam melaksanakan studi akademik selama di bangku
kuliah.
4. Kepada Bapak Andrew Darwis, seluruh jajaran Moderator dan Officer Kaskus
yang telah membantu memberikan data-data dan informasi untuk keperluan
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh civitas akademik Fakultas Hukum UNSOED yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan di Fakultas Hukum.
6. Kedua orang tua dan kakak tercinta yang selalu memberikan dukungan moril
dan materiil.
7. Ibu Indrawati Widjaya dan Keluarga Besar Musica Studio’s, tempat saya
bernaung yang telah menjadi keluarga dan rumah kedua saya di Jakarta.
8. Sahabat-sahabat terbaik di Supernova, yang bersama saya tanpa mengenal
kata lelah walaupun harus jatuh bangun untuk terus berjuang memeriahkan
dan memperjuangkan musik Indonesia bersama-sama.
9. Sahabat-sahabat yang mengiringi perjalanan hidup penulis yang telah
memberikan motivasi dan bantuan. Semoga Tuhan YME membalas semua
kebaikan kalian.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini
masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap semoga penulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Purwokerto, November 2011

Penulis
ABSTRAKSI

iv
Pemanfaatan teknologi melalui media internet telah memberikan banyak
manfaat dan konsekuensi positif bagi kehidupan bermasyarakat khususnya
Perdagangan Elektronik. Pertumbuhan pengguna internet yang pesat adalah
kenyataan bahwa internet adalah media penting dan efektif bagi pelaku usaha
untuk memperkenalkan dan menjual produk barang atau jasa ke calon pembeli
atau konsumen di seluruh dunia. Namun dalam kenyataannya, perdagangan
elektronik justru melahirkan kekuaran daya tawar yang tidak sejajar antara
pelaku usaha dan konsumen. Dalam hal ini konsumen tidak memiliki alat-alat
proteksi yang terorganisir dengan baik.

Hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai


barang yang diperdagangkan dan hak untuk mendapatkan kompensasi ganti
kerugian seperti yang tercantum dalam Pasal 4 huruf C dan H UU No 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen justru merupakan hak yang paling sering
dilanggar.

Berdasarkan hal tersebut, dengan menggunakan metode yuridis normatif,


penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap
konsumen perdagangan elektronik dalam melakukan transaksi jual beli di Forum
Jual Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Dalam pelaksanaan perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus,


masih ada hak konsumen yang tidak terpenuhi seperti hak untuk mendapatkan
informasi yang benar dan hak untuk mendapatkan kompensasi ganti kerugian.
Kaskus, yang dalam hal ini mendapat keuntungan dari transaksi tersebut
walaupun secara tidak langsung, melepas diri dari permasalahan yang timbul
dalam perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus.

Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Transaksi Jual Beli, Perdagangan


Elektronik

ABSTRACT

v
The use of technology via internet has given a lot of benefits and positive
consequences to society especially ecommerce. The fast growth of internet user
is a fact to prove that internet is an important and effective media for business
people to introduce or sell their products and services to the potential consumer
all over the world. But in reality, e-commerce also brings out the inequality of
bargaining power between businessman and customer. In this case, consumer
doesn’t have a well organized protection tools for them.

The rights for consumer to get correct information about the products and
the rights to get a return compensation for loss as stated in Law Article 4 Letter C
and H, No. 8 Year 1999 regarding the consumer protection is indeed the one rule
which is most frequently disobeyed.

Based on that, by using a normative juridical and law approach method,


this writings is meant to know the legal protection ecommerce consumer in doing
selling and buying transaction in Kaskus As regulated in Article 4 Letter C and
H, No. 8 Year 1999 regarding the consumer protection.

In the process of e-commerce in Kaskus forum, there are some


consumer's rights which are not fulfilled, for instances the right to get the correct
information regarding the product and the right to get a return compensation for
any loss. Kaskus, which in this case getting a benefit from that transaction,
although not directly, is very likely to get away from occurring problems in e-
commerce.

Keywords : cunsumer protection, trade transaction, e-commerce

DAFTAR ISI

vi
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
PERNYATAAN..................................................................................... iii
PRAKATA.............................................................................................. iv
ABSTRAKSI.......................................................................................... v
ABSTRACT............................................................................................ vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian...................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perlindungan Konsumen................................................................ 11
1. Pengertian dan Pengaturan Perlindungan Konsumen............. 11
2. Konsumen……....................................................................... 14
3. Hak dan Kewajiban Konsumen.............................................. 16
4. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha………………………….. 18
B. Perdagangan Elektronik................................................................. 20
1. Pengertian dan Pengaturan Perdagangan Elektronik……….. 20
2. Dasar Hukum Perdagangan Elektronik…………………….. 23
3. Perlindungan Konsumen dalam Perdagangan Elektronik….. 31
4. Forum Jual Beli Kaskus……………………………………. 43
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pendekatan........................................................................ 45
B. Spesifikasi Penelitian..................................................................... 45
C. Lokasi Penelitian............................................................................ 45
D. Sumber Data................................................................................... 46
E. Metode Pengumpulan Data............................................................ 47
F. Metode Penyajian Data.................................................................. 47
G. Metode Analisa Data...................................................................... 48
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.............................................................................. 49
1. Pelaksanaan Perdagangan Elektronik di Forum Jual Beli
Kaskus (FJB).......................................................................... 49
2. Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus............................. 51
B. Pembahasan.................................................................................... 63
V. PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 81
B. Saran.............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman sangat erat hubungannya dengan perkembangan

teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi, manusia dimanjakan oleh

segala bentuk kemudahan dalam menjalani kehidupan. Termasuk dalam usaha

mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu kemajuan teknologi adalah dengan adanya teknologi internet.

Menurut Ahmad M. Ramli :

Kemajuan tekonologi internet telah mengubah perilaku masyarakat dan


peradaban manusia secara global. Di samping itu, perkembangan
internet telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan
menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung
demikian cepat.1

Kemajuan teknologi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain

memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan

peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana baru dalam melawan hukum.

Hukum adalah salah satu aspek yang mencakup dalam semua segi kehidupan

manusia, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia, yang diantaranya

diatur dalam hukum yang mengatur tentang perdagangan.

Berbicara mengenai perdagangan, selain tidak lepas dari aspek hukum,

pedagangan juga nampaknya mendapat pengaruh yang cukup besar dari

keberadaan teknologi yang sudah maju saat ini. Salah satu aplikasi dari

1
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, (Bandung: PT. Refika
Aditama), hal.1

1
2

perkembangan teknologi internet yang terkait dengan dunia perdagangan

adalah perdagangan elektronik atau e-commerce, yakni mekanisme

perdagangan secara elektronik. Berkembangnya teknologi internet membuat

manusia menggunakan media internet sebagai salah satu sarana untuk

bertransaksi barang maupun jasa.

Aplikasi perdagangan elektronik atau e-commerce disediakan bagi

dunia bisnis untuk mendekatkan antara produsen dan konsumen, dimana

dengan aplikasi ini terjadi interaksi antara produsen dengan konsumen yang

lokasinya bisa sangat berjauhan bahkan bisa lintas negara dan benua. Berkat

jaringan internet ribuan komputer yang tersebar di seantero penjuru dunia

terkoneksi dan saling bertukar data dan informasi (transaksi elektronik).

Dalam Kamus Praktis Internet disebutkan mengenai pengertian e-

commerce, yaitu :

e-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui


perantara halaman web di internet. Kelebihan dari e-commerce
dibanding dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan
fleksibilitas yang ditawarkan. E-commerce adalah aplikasi perangkat
lunak yang di desain khusus untuk melakukan transaksi informasi di
antara pihak-pihak yang bersepakat. E-commerce merupakan hasil
penerapan (aplikasi) teknologi informasi, yang memungkinkan
terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen melalui internet.2

Masyarakat sebagai pengguna media internet untuk membeli suatu

barang atau jasa dapat dikatakan sebagai konsumen e-commerce apabila

dikaitkan dengan pengertian konsumen dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang

No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah :

2
Ali Akbar ST, Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang, Neomedia Press, Semarang, 2006
3

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Berdasarkan pengertian tersebut maka masyarakat sebagai pembeli disebut

konsumen dan penyedia kebutuhan sebagai pelaku usaha.

Semua konsumen berhak mendapatkan perlindungan dari setiap pelaku

usaha dalam hal ini yakni dari transaksi jual beli melalui media internet.

Perlindungan konsumen yang dimaksud sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UUPK

adalah :

Segala Upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi


perlindungan kepada konsumen.

Pasal 4 huruf C Undang-Undang Perlindungan Konsumen menunjukan

bahwa hak konsumen adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur

mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa. Dalam perdagangan

elektronik, penjual dan konsumen tidak bertatap muka secara langsung

sehingga konsumen tidak bisa melihat barang yang akan dibelinya. Barang

yang diperdagangkan kerap kali tidak sesuai dengan informasi yang diberikan

oleh pelaku usaha atau memiliki cacat tersembunyi.

Pasal 4 huruf H menyebutkan hak konsumen adalah hak untuk

mendapatkan kompensasi/ganti rugi jika barang dan atau jasa yang diterima

tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Dalam

perdagangan elektronik permasalahan ini kerap kali muncul dikarenakan

kondisi jarak antara penjual dan pembeli yang jauh atau bahkan ada di dalam
4

yurisdiksi hukum yang berbeda, dalam arti lain beda negara, sehingga pembeli

kesulitan untuk memperjuangkan haknya mendapatkan kompensasi dan ganti

rugi. Masalah yang sering kali muncul dalam dunia e-commerce ini antara lain

ketidak sesuaian antara barang yang disepakati dengan barang yang diterima

oleh pembeli, adanya penipuan oleh penjual dengan berdalih bahwa kesalahan

terletak pada jasa penyedia jasa pengiriman, atau bahkan penipuan lain yang

sangat merugikan pembeli sebagai konsumen, bahkan setelah konsumen

memenuhi kewajibannya tidak jarang pembeli “menghilang” dan tidak bisa

dihubungi lagi dan barangpun tidak pernah sampai ke tangan konsumen.

Website merupakan aplikasi dari kemajuan teknologi internet yang

memberikan kemudahan bagi pengguna internet untuk lebih memperluas

hubungan dengan dunia luar, khususnya dengan konsumen. Dengan website

pelaku usaha dapat melakukan berbagai kegiatan mulai dari promosi, hingga

melakukan transaksi tanpa harus bertatap muka dengan konsumennya. Dengan

demikian aplikasi ini memberikan suatu kemudahan yang pada akhirnya akan

memangkas biaya operasional, sehingga akan mampu memberikan keuntungan

yang lebih besar.

Dewasa ini pelaku usaha menjual dan mempromosikan barang atau jasa

untuk diperdagangkan melalui website maupun blog milik pelaku usaha. Selain

itu pelaku menjual dan mempromosikan barang dan atau jasanya melalui suatu

forum jual beli yang dimana forum jual beli tersebut bukan milik pelaku usaha

maupun konsumen, tetapi milik orang lain yang menyediakan suatu wadah

bagi para pelaku usaha untuk menawarkan barang dan atau jasa untuk
5

diperdagangkan dan sebagai tempat bertemu langsung tanpa tatap muka

dengan konsumen.

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-


commerce bagi pelaku usaha adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel
yang biayanya lebih murah.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti
biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
3. Mengurangi keterlambatan dengan mengunakan transfer
elektronik / pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung
dicek.

4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih


responsif.3

Faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan transaksi melalui

e-commerce sebagai berikut:

1. Adanya kemudahan pembelian, hanya mencari-cari barang di depan layar

monitor dan internet tanpa harus pergi ke toko,

2. Harga yang ditawarkan cenderung lebih murah,

3. Bisa melihat berbagai produk dan membandingkan dengan produk lain di

internet.

Dalam suatu transaksi tentunya tidak luput dari suatu resiko.

Kemungkinan yang bisa dialami bagi konsumen dalam perdagangan elektronik

sebagai berikut :

1. Barang yang dibeli memiliki cacat tersembunyi,

2. Barang tidak dikirim oleh penjual setelah pembeli membayar barang

dengan cara transfer bank dan penjual melarikan diri,

3. Barang hilang di jalan pada proses pengiriman,

3
http://www.bppi-medan.depkominfo.go.id/?get=Article&mod=artikel&view=66
6

4. Barang yang dikirim bukan barang yang dijual oleh penjual dan bukan

merupakan barang yang disepakati sebelumnya.

Usaha untuk mewujudkan perlindungan terhadap konsumen


diperlukan adanya keseimbangan antara konsumen dan pelaku usaha,
yaitu hak dan kewajiban masing-masing. Konsumen memiliki hak-hak
yang harus dilindungi oleh produsen atau pelaku usaha.4

Hasil survey 12 organisasi konsumen dunia, yang diselenggarakan

pada akhir tahun 1998 dan awal 1999, menunjukan bahwa factor negative yang

timbul dari bentuk perniagaan baru (e-commerce) antara lain adalah:

a. Satu dari sepuluh jenis barang yang telah dipesan tidak pernah
diterima oleh pembeli;
b. Pembeli menunggu waktu yang sangat lama untuk refund;
c. Hampir setengah (44%) produk yang telah dipesan ternyata
diterima pembeli tanpa disertai dengan bukti pembayaran, hampir
73% pedagang gagal memenuhi kesepakatan kontrak (crucial
contract term), lebih dari 25% penjual tidak mencantumkan biaya
yang jelas atas jenis barang yang telah dipesan. 5

Dan masih ada terdapat beberapa persoalan yang juga sering dihadapi

konsumen seperti :

a. non-delivery of goods ordered;


b. long delivery delays;
c. slow reimbursement deposit or ammounts paid;
d. inadequate nature of good delivered; 6

Perkembangan perdagangan elektronik secara negatif dapat dijelaskan

dengan kenyataan bahwa perdagangan elektronik melahirkan kekuatran daya

tawar yang tidak sejajar antara pelaku usaha dan konsumen. Dalam hal ini

konsumen tidak memiliki alat-alat proteksi yang terorganisir dengan baik.

4
Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002,
hal 64.
5
W.A. Purnomo, Konsumen dan Transaksi E-commerce. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
2000. Hlm. 4.
6
Iman Sjahputra, Problematika Hukum Internet Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta, 2002, hlm.
54-56
7

Persoalan ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa pelaku usaha yang

menjual barang atau jasanya secara online kerap mencantumkan kontrak baku,

sehingga muncul kekuaran daya tawar yang asimetris (unequal bargaining

power). Syarat dan ketentuan yang tercantum dalam kontrak baku hanya

ditentukan oleh pelaku usaha sendiri. Mereka menyebar luaskan kontrak model

ini kepada calon konsumen melalui website.7

Bahkan aktivitas dunia perbankan melalui internet banking baru-baru


ini disontak olah tindakan seseorang bernama Steven Haryanto. Steven dengan
sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan internet banking Bank Central
Asia (BCA). Dalam merencanakan tindakannya, Steven membeli domain-
domain mirip wwwklikbca.com, klikbca.com, clikbca.com, klickbca.com dan
klikbac.com. substansi situs-situs plesetan ini pun nyaris sama, kecuali tidak
ada security untuk bertransaksi dan adanya formulir akses (login form) palsu.
Tujuannya, apabila nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli dan masuk
perangkap situs plesetan yang by design diciptakan Steven, identitas pengguna
(user id) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat direkam Steven. Yang
penting dengan memanfaatkan kemungkinan salah ketik nasabah BCA online,
Steve harus dapat mencuri data nasabah dengan tujuan criminal. 8

Indikasi-indikasi itu memperjelas bahwa undang-undang yang dapat

menjamin keamanan transaksi elektronik harus segera diwujudkan. Seperti

diungkap oleh Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Ahmad Ramli,

bahwa pihaknya pernah menerima surat dari Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Inggris. Dalam surat itu dinyatakan bahwa masyarakat Inggris

sering tertipu ketika berbelanja dari website di Indonesia. Ironisnya mereka

sudah mengirim uang tetapi belum menerima barang yang dipesan. Adalah

tidak mungkin mengatasi persoalan ini tanpa kehadiran undang-undang yang

mengatur transaksi perniagaan elektronik. Regulasi tersebut sangat penting

7
Cristina Coteanu, Cyber Cinsumer Law and Unfair Trading Practices, Asgate, London, 2005,
op.cit., hlm. Xi.
8
Heru Sutadi. Kejahatan Perbankan Lewat Internet. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
Jakarta. 2006.
8

sebagai payung hukum untuk menjerat pelaku kejahatan di bidang teknologi

informasi.

Ahmad Ramli menambahkan, dibutuhkan hukum baru yang


menggunakan pendekatan berbeda dengan hukum yang dibuat
berdasarkan batas-batas wilayah. Ruang cyber dapat diibaratkan sebagai
suatu tempat yang hanya dibatasi oleh screend dan password. Secara
radikal, ruang cyber telah mengubah hubungan antara legally
significant (online) phenomena and physical ocation. 9

Forum Jual Beli Kaskus (FJB) merupakan suatu komunitas jual-beli

maya terbesar di Indonesia. Pemilik domain Kaskus menyediakan tempat

seperti pasar dalam dunia maya untuk mempertemukan penjual dengan

pembeli. Di FJB, penjual yang sudah terdaftar sebagai member Kaskus dapat

menawarkan barang dagangannya dengan membuat Thread. Kasus yang paling

kerap terjadi di FJB kebanyakan adalah penipuan yang dilakukan pihak

penjual.

Contoh pada kasus seseorang yang memiliki ID Kaskus Agusetia yang


melakukan pembelian Processor Kuma X2 7750 dari thread penjualan
oleh seseorang yang memiliki ID T-Flash. Pada tanggal 7 April 2009
tepatnya Agusetia melakukan pembelian Procssor Kuma X2 7750
seharga Rp 775.000,- kepada T-Flash. Setelah menyepakati harga dan
metode pembayaran, Agusetia melakukan transfer via Bank Mandiri
cabang UGM ke rekening milik T-Flash. Tetapi setelah menunggu satu
minggu, barang yang sudah diperjanjikan belum juga sampai ke tangan
Agusetia dan T-Flash memberikan nomor resi TIKI JNE sebagai bukti
pengiriman untuk kembali meyakinkan pembeli. Setelah dicek ke pihak
TIKI JNE, nomor resi tersebut tidak ada di database TIKI JNE dan T-
Flash berarti memberikan nomor resi palsu. Kemudian Agusetia
meminta untuk refund dan T-Flash meminta waktu kurang lebih 2 hari
untuk mengurusnya. Sampai tenggat waktu yang telah disepakati, T-
Flash mengaku jika sudah transfer via Phone Banking Mandiri tetapi
uang tersebut tidak sampai ke rekening Agusetia, kemudian T-Flash
kabur dan tidak dapat dihubungi lagi. 10

9
Ahmad Ramli. Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia. Penerbit PT Refika
Aditama Bandung. 2004. Hlm. 21.
10
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=90085703#post90085703
9

Atas dasar peristiwa dan uraian tersebut di atas, penulis ingin

melakukan penelitian mengenai perlindungan hukum bagi kerugian yang

diderita konsumen dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen

Dalam Perdagangan Elektronik Di Forum Jual Beli Kaskus Menurut Pasal 4

Huruf C dan H UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan

elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual

Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan

elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual

Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis adalah sebagai tambahan wacana referensi acuan

penelitian yang sejenis dari permasalahan yang berbeda. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat memajukan perkembangan Ilmu Hukum khususnya


10

dibidang Hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Perdata pada

umumnya.

Kegunaan praktis adalah untuk memberikan gambaran bagi masyarakat

tentang perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perdagangan

elektronik di Forum Jual Beli Kaskus.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlindungan Konsumen

1. Pengertian dan Pengaturan Perlindungan Konsumen

Pengertian Perlindungan Konsumen menurut Abdul Halim

Barkatulah, yaitu :

Setiap orang, pada suatu waktu baik dalam posisi tunggal atau
sendiri maupun berkelompok bersama orang lain, dalam keadaan
apapun,pasti menjadi konsumen untuk suatu produk atau jasa
tertentu.keadaan yang universal ini pada beberapa sisi menunjukan
adanya berbagai kelemahan pada konsumen sehingga konsumen
tidak mempunyai kedudukan yang “aman”11

Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk


menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada
konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari
hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu sendiri.12

Dilihat dari sejarahnya, gerakan perlindungan konsumen di

Indonesia baru benar-benar di populerkan sekitar 20 tahun lalu, yakni

dengan berdirinya suatu lembaga swadaya masyarakat yang bernama

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Setelah YLKI,

kemudian muncul beberapa organisasi serupa, antara lain Lembaga

Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) di Semarang yang

berdiri sejak Februari 1988 dan pada 1990 bergabung sebagai anggota

Consumers International (CI). Di luar itu, dewasa ini cukup banyak

11
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen kajian teoritis dan perkembangan
pemikiran,Bandung, Nusa Media,2008 hal 18
12
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti,
2006, hal 9.

11
12

lembaga swadaya masyarakat serupa yang berorientasi pada kepentingan

pelayanan konsumen, seperti Yayasan Lembaga Bina Konsumen

Indonesia (YLBKI) di Bandung dan perwakilan YLKI di di berbagai

propinsi di Tanah Air.13

Gerakan konsumen di Indonesia, termasuk yang diprakarsai YLKI

mencatat prestasi besar setelah naskah akdemik UUPK berhasil dibawa ke

DPR. Selanjutnya rancangannya disahkan menjadi undang-undang yakni

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa :

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin


adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen. Dari pengertian tersebut, tampak bahwa pembentuk
Undang-Undang mengartikan secara luas mengenai perlindungan
konsumen.

Jadi dapat disimpulkan :

Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam


Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen tersebut cukup memadai. Kalimat yang
menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan
sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi
untuk kepentingan konsumen.14

Selain dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, perlindungan terhadap konsumen juga terdapat

di dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sekalipun

13
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi, (Jakarta: Grasindo.2006)hal.
49
14
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT. RajaGrafindo
Persada, 2007, hal 1.
13

peraturan perundang-undangan itu tidak khusus diterbitkan untuk

konsumen atau perlindungan konsumen. Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan dalam pasal 64 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:

Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan


melindungi konsumen yang telah ada pada saat Undang-undang
ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur
secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam undang-undang ini.

Tujuan perlindungan konsumen adalah:

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri.

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa.

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan,

dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk

mendapatkan informasi.

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan

bertanggung jawab dalam berusaha.

f. Meningkatkan kwalitas barang dan atau jasa, yang menjamin

kelangsungan usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan,

kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.


14

UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada

dasarnya bukanlah awal dan akhir dari hukum yang mengatur

perlindungan konsumen, sebab sampai pada terbentuknya UU No. 8 tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen ini telah ada beberapa Undang-

Undang yang materinya melindungi kepentingan konsumen. Penjelasan

resmi Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen juga menyatakan

bahwa dikemudian hari masih terbuka kemungkinan terbentuknya

Undang-undang baru yang pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan

yang melindungi konsumen. Dengan demikian, Undang-undang tentang

Perlindungan Konsumen ini merupakan payung yang mengintegrasikan

dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen.

2. Konsumen

Pengertian konsumen dalam Undang-undang N0. 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen terdapat dalam Pasal 1 angka (2) yang

menentukan bahwa konsumen yaitu setiap orang pemakai barang dan

atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri

sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.

Menurut Shidarta, istilah “pemakai” dalam Undang-undang


Perlindungan Konsumen, tepat digunakan dalam rumusan
tersebut, karena sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa
yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli.
Artinya, yang diartikan sebagai konsumen tidak selalu
memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk
memperoleh barang dan/atau jasa itu.15

15
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi. Grasindo. Jakarta. Op.Cit.
hal.6
15

Penjelasan resmi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menentukan: Di dalam kepustakaan ekonomi

dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir

adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan

konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan produk sebagai

bagian dari proses produksi suatu produk lain.

Kalimat tidak untuk diperdagangkan dari rumusan pasal tersebut di

atas menunjukkan bahwa konsumen yang dimaksud dalam UU

Perlindungan Konsumen adalah konsumen akhir yang artinya tujuan

penggunaan barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, sehingga

mempunyai tujuan yang nonkomersial, seperti untuk kepentingan pribadi

atau rumah tangga.

Menurut Nasution, berbagai studi yang dilakukan berkaitan

dengan perlindungan konsumen telah berhasil membuat batasan

mengenai konsumen (akhir) tersebut antara lain :

a. Pemakai akhir dari barang, digunakan untuk keperluan

sendiri atau orang lain dan tidak untuk diperjualbelikan.

b. Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain

dan tidak untuk diperdagangkan kembali.

c. Setiap orang atau keluarga yang mendapat barang untuk

dipakai dan tidak untuk diperdagangkan.


16

Para sarjana mencoba mendefinisikan atau memberikan batasan

istilah konsumen sebagai berikut:

a. Sinclair memberikan pengertian tentang konsumen yaitu:

”Seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa” atau


”seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang
tertentu atau menggunakan jasa tertentu”, juga ”sesuatu atau
seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah
barang”.16

b. Kotler mendefinisikan konsumen sebagai berikut:

Konsumen adalah individu dan kaum rumah tangga yang melakukan

pembelian dengan tujuan penggunaan personal.17

c. AZ. Nasution memberi batasan konsumen adalah:

Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk

tujuan tertentu.

3. Hak dan Kewajiban Konsumen

Tatanan yang diciptakan oleh hukum itu baru menjadi kenyataan

apabila kepada subyek hukum diberi hak dan dibebani kewajiban. Setiap

hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi

yang isinya disatu pihak hak, sedang di pihak lain diwajibkan. Tidak ada

hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak.18

Hak itu memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu

dalam melaksanakannya, sedangkan kewajiban merupakan pembatasan

16
Suyadi, Dasar-Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto hal.1
17
Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, (Jakarta; Ghalia Indonesia,2002)
hal.63
18
Ibid, hal. 19
17

dan beban, sehingga yang menonjol ialah segi aktif dalam hubungan

hukum itu, yaitu hak.

Istilah “perlindungan konsumen” berkaitan dengan perlindungan

hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek

hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan

sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak-haknya yang bersifat abstrak.

Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan

perlindungan yang diberikan hukum tehadap hak-hak konsumen.19

Hak-hak konsumen terdapat dalam pasal 4 Undang-undang No. 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang

dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau

jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

19
Shidarta, Op Cit, hal 19
18

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau jasa yang

diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana

mestinya.

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu:


1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety);
2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed);
3. Hak untuk memilih (the right to choose);
4. Hak untuk didengar (the right to he heard).20
Kewajiban konsumen terdapat dalam Pasal 5 Undang-undang No.

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian

atau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan dan

keselamatan.

b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau

jasa.

c. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

4. Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha

Pengertian pelaku Usaha terdapat dalam pasal 1 angka 3 UUPK

yakni Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,

20
Loc.cit
19

baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

negara hukum negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-

sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai

bidang ekonomi. Yang menjadi hak-hak dari produsen( pelaku usaha) itu

menurut pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut:

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan


kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang
dan/jasa yang diperdagangkan;
b. Hak untuk mendapatkan plindungan hukum dari tindakan
konsumen yang tidak beritikad baik;
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam
didalam penyelsaian hukum konsumen;
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara
hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan
e. Hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
lainya;

Tampak bahwa pokok-pokok hak dari produsen/pelaku usaha

adalah menerima pebayaran, mendapat perlindungan hukum, melakukan

pembelaan diri, rehabilitasi nama baik, dan hak-hak lainya menurut

undang-undang.

Kewajiban produsen (pelaku usaha) menurut pasal 7 Undang-

undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen adalah :

a. Beritikad baik dalam melakukan


kegiatan usahanya
b. Memberikan Informasi yang benar,jelas
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa serta
memberi penjelasan pengguna, perbaikann dan pemeliharaan
20

c. Memperlakukan atau melayani


konsumen secara benar jujur dan tidak diskriminatif
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang atau jasa yang berlaku
e. Memberikan kesempatan kepada
Konsumen untuk menguji/dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
baranf yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti rugi,
dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
g. Memberikan kompensasi, ganti
rugi,dan/atau penggantian apabila barang/atau jasa yang
diteriama atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Jadi pokok-pokok kewajiban produsen atau pelaku usaha adalah:

beritikad baik dalam menjalankan usahanya, memberikan informasi,

memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin

produknya, memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji

dan memberi kompensasi.

B. Perdagangan Elektronik

1. Pengertian dan Pengaturan Perdagangan Elektronik

Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah penyebaran,

pembelian, penjualan, pemasaran barang dan atau jasa melalui system

elektronik seperti internet atau televisi maupun jaringan kompurter

lainnya. Perdagangan elektronik dapat melibatkan transfer dana elektronik,

pertukaran data elektronik, system manajemen inventori otomatis, dan

sistem pengumpulan data otomatis.

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat

pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan


21

periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester,

perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga $12,2 milyar

pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu,

pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika

Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun

2011.

Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice,

mengemukakan bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat

didefinisikan. E-commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang yang

berbeda.Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan

manusia sejak awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan

manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang senantiasa

berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan

penggunanya kini ialah e-commerce.

Klasifikasi perdagangan elektronik dibagi menjadi :

a. Business to Business (B2B) : perusahaan dengan perusahaan lainnya.


b. Business to Consumer (B2C) : perusahaan dengan konsumen.
c. Consumer to Business (C2B) : konsumen dengan perusahaan.
d. Consumer to Consumer (C2C) : konsumen dengan konsumen 21

PBB melalui UNCITRAL (United Nations Commisions on Trade


Law) telah menetapkan model hokum untuk perdagangan
elektronik pada tahun 1996 yang kemudian direvisi pada tahun
1998 yang berisi panduan-panduan model hukum untuk
menetapkan landasan peraturan otentikasi, perlengkapan dan
implikasi pesan elektronik berbasis computer dalam transaksi

21
http://arif.it-kosongsatu.com/?p=84
22

bisnis secara elektronik. UNCITRAL mendefisikan ruang lingkup


dari e-commerce sebagai berikut : 22
The term “Commercial” should be given an interpretation so as
to cover matters arising from all relationship of a commercial
nature whether contractual or not.
Relationship of a commercial nature include but are not limited to
the following transaction for the supply or exchange of goods or
services; commercial representation or agency; factoring;
leasing; construction of work; consultation; engineering;
licencing; inverstment; financing; banking; insurance;
exploitation agreement or concession; carriage of goods or
passenger by air, sea, rail or road.

Dengan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata e-

commerce banyak sekali membuka peluang bisnis, mulai dari pengadaan

barang dan jasa, keagenan, leasing, penanaman modal, keuangan,

perbankan, asuransi, sampai kepada bidang usaha pengangkutan. Luasnya

ruang lingkup bisnis e-commerce akan menjadi suatu jaminan bawa

aktifitas dalam e-commerce akan terus berkembang.

Tujuan dari aplikasi perdagangan elektronik atau e-commerce

adalah :

1. Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet


hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya
menggunakan web browser;
2. Menjadikan portal e-commerce tidak sekedar portal belanja,
tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan
membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan
sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release,
product review, konsultasi, dan sebagainya)
3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi
konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif
(respon yang cepat dan ramah). Dinamis, informative dan
komunikatif
4. Informasi yang up to date, komunikasi multi arah yang dinamis
22
Baca UNCITRAL, Model Law on E-Commerce, General Assembly Resolution 51/162 of 16
December 1996
23

5. Model pembayaran (kartu kredit atau transfer)23

Perlu ditekankan bahwa e-commerce adalah rangkaian set dinamis

dari suatu teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan

perusahaan, konsumen, dan komunitas melalui transaksi elektronik dan

perdagangan barang, jasa dan informasi yang diselenggarakan elektronik. 24

Kondisi itu yang menyebabkan jarak bukan lagi menjadi hambatan dalam

dunia bisnis. Perkembangan mencolok teknologi internet membuat suatu

produk dapat dipasarkan secara global dalam situs web sehingga setiap

orang dari seluruh penjuru dunia dapat secara langsung mengakses situs

tersebut untuk melakukan transaksi secara online.

2. Dasar Hukum Perdagangan Elektronik

Perjanjian transaksi elektronik adalah bentuk perjanjian jual beli

yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan perjanjian

konvensional. Namun, memiliki karakteristik dan aksentuasi yang berbeda

dengan perjanjian yang lazim berlaku dalam transaksi jual beli

konvensional. Hal ini menggambarkan bahwa dalam e-commerce

kesepakatan antara pembeli dan penjual dilakukan secara elektronik.

Kondisi itu menyebabkan prinsip-prinsip dalam hukum perjanjian

konvensional, seperti syarat sahnya suatu perjanjian harus mengalami

perubahan secara mendasar. Tentu saja masalahnya adalah bahwa

perjanjian-perjanjian jual beli dalam ranah e-commerce berlangsung

23
http://www.myindo.co.id/productservice/20/index.html
24
Pemetaan E-commerce Berbasis Web (Hasil Survei) Direktorat E-Bussines Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006. hlm. 5.
24

dalam pranata clik and point agreement, karena cara ini dianggap satu-

satunya yang praktis untuk mencapai kesepakatan jual beli dalam transaksi

e-commerce.

Perjanjian yang dibuat secara online adalah faktor penting dalam

perdagangan elektronik. Perjanjian model ini menggunakan data digital

sebagai pengganti kertas dan data digital itu berfungsi sebagai media dari

perjanjian online. Salah satu keuntungan dari perjanjian online adalah

meningkatkan skala efisiensi terutama bagi perusahaan-perusahaan dan

perorangan yang menjalankan aktivitas bisnis secara global. Keuntungan

dari perjanjian online terbukti oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusaan

yang menjalankan aktivitasnya di internet dapat secara mudah membuat

suatu perjanjian dengan mitra bisnisnya. Kenyataan juga membuktikan

bahwa mereka dapat membuat perjanjian dalam kuantitas yang terus

meningkat dan memberi kesempatan yang luas untuk menjalin kerjasama

dengan mitra bisnis dari seluruh penjuru dunia.

Kemajuan pesat model perjanjian online sangat dipengaruhi oleh

pertumbuhan spektakuler teknologi informasi yang memungkinkan suatu

perjanjian dibuat tanpa pertemuan fisik para pihak, seperti yang lazim

terjadi dalam praktik perjanjian konvensional. Satu-satunya keluhan yang

paling meluas dari perjanjian online mungkin adalah yang disebabkan oleh

pertanyaan-pertanyaan teoritis tentang sejak kapa perjanjian itu mengikat

para pihak. Kenyataannya, bahwa perjanjian online itu juga sering


25

menimbulkan posisi tawar yang tidak sejajar antara pelaku usaha dan

konsumen yang melakukan transaksi di internet.

Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata ialah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

orang lain atau lebih Perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa

dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu

saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.25

Menurut R. Wirjono Prodjodikoro, mengatakan bahwa:

Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum mengenai harta benda


kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau
dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak
melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut janji
itu.26

Pasal 1319 KUH Perdata menentukan dua kelompok perjanjian,

yaitu

1. Perjanjian bernama nominaat contracten, disebut demikian

karena merupakan perjanjian yang diberi nama dan pengaturan secara

khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian jual beli, sewa menyewa

dan lain-lain.

2. Perjanjian tak bernama atau innominaat contracten, disebut

demikian karena merupakan perjanjian yang belum mempunyai nama

tertentu dan belum diatur secara khusus dalam undang-undang, seperti

perjanjian sewa beli, perjanjian kerjasama dan lain sebagainya.

25
Subekti, Aneka Perjanjian, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 1.
26
Prodjodikoro, R.Wirjono, Azas-Azas Perjanjian, Penerbit Sumur Bandung : Bandung, 1991,
hlm. 11.
26

Salah satu perjanjian bernama ialah perjanjian jual beli

sebagaimana diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang menentukan

bahwa: perjanjian jual beli ialah suatu perjanjian dengan mana pihak yang

satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak

yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung

antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah

antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung,

melainkan transaksi dilakukan melalui media internet/secara elektronik.

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, sistem hukum Indonesia


menganut tradisi hukum Eropa Kontinental. Tentu saja, yang paling
banyak menerima perembesan tradisi itu antara lain adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), yang secara
limitatif juga menganut asas kebebasan berkontrak. Para ahli
hukum juga sering mengatakan bahwa untuk menempatkan hukum
perjanjian Indonesia pada posisi yang tepat di dalam Hukum
Perdata Indonesia, hendaknya perlu dipahami ajaran umum hukum
perikatan seperti yang termaktub dalam KUHP buku III dan buku
IV.27

Perjanjian adalah sah apabila memenuhi ketentuan Pasal 1320

KUHPerdata. Menurut ketentuan ini, syarat sahnya suatu perjanjian

adalah:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
c. Suatu hal tertentu;
d. Suatu sebab yang halal

Subekti menegaskan bahwa perjumpaan kehendak


(konsensus) diukur dengan pernyataan-pernyataan yang secara
timbal balik telah dinyatakan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan
timbal balik itu, dianggap bahwa sudah dilahirkan suatu

27
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Penerbit PT Alumni, Badung, 1994. hlm. 1.
27

kesepakatan yang sekaligus melahirkan perjanjian yang mengikat


seperti undang-undang.28

Kesepakatan berarti adanya persesuaian kehendak dari para pihak

yang membuat perjanjian, sehingga dalam melakukan suatu perjanjian

tidak boleh ada paksaan, kekhilapan dan penipuan. Suatu sebab yang sah,

berarti perjanjian yang di buat harus dilakukan berdasarkan itikad baik.

Berdasarkan Pasal 1335 KUH Perdata, suatu perjanjian tanpa sebab tidak

mempunyai kekuatan. Sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah

perjanjian.

Yang juga penting adalah syarat kedua, yaitu kecakapan para


pihak. Karena dalam transaksi e-commerce para pihak tidak
bertemu secara langsung. Berdasarkan Pasal 1330 KUHPerdata
tentang kedewasaan, ketentuan ini menyebabkan unsur kecakapan
dalam transaksi e-commerce akan menjadi suatu persoalan
tersendiri karena seringkali para pihak tidak mengetahui kecakapan
lawan kontraknya termasuk umur atau kedewasaan.29 Dengan kata
lain, suatu perjanjian yang dibuat secara online dapat batal demi
hukum jika terbukti salah satu pihak tidak cakap atau belum
dewasa.

Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu perjanjian

dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan

suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah

dijanjikan. Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan

langsung antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan

secara terpisah antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak

berhadapan langsung, melainkan transaksi dilakukan melalui media

internet/secara elektronik. Dalam kontrak jual beli para pelaku yang terkait
28
Subekti, Aneka Perjanjian, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 7.
29
Ahmad Ramli, Cyber Law & HaKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Penerbit Refika Aditama,
Bandung, 2004, hlm. 36.
28

didalamnya yaitu penjual atau pelaku usaha dan pembeli yang

berkedudukan sebagai konsumen memiliki hak dan kewajiban yang

berbeda-beda.

Untuk membantu terpenuhinya syarat kecakapan seperti yang

termaktub dalam Pasal 1320 KUHPerdata, fungsi sertifikat digital menjadi

sangat penting, karena sertifikat ini akan menghubungkan antara public

key value dengan identitas seseorang, badan hukum, atau dengan sebuat

alat/perangkat. Yang terpenting sertifikat digital dapat mengidentifikasi

kecakapan seseorang, badan hukum, ataupun perangkat yang digunakan.

Dari sertifikat digital itu, identitas masing-masing pihak serta

kecakapannya dapat diketahui.

Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

(RUU ITE) disetujui DPR dan disahkan Rapat Paripurna DPR RI pada

Selasa, 25 Maret 2008 menjadi Undang- Undang ITE. UU inimenjadi

cyber law pertama di Indonesia. Isinya cukup luas. Banyak hal diatur

disini yang amat penting bagi pelaku bisnis di dunia maya. Untuk

Transaksi Elektronik dimuat dalam Bab V Pasal 17 hingga Pasal 22.

Ahmad Ramli mengatakan bahwa semua transaksi e-commerce yag

memenuhi syarat Pasal 1320 diakui sebagai perjanjian yang mengikat para

pihak,30 sehingga ketentuan Pasal 18 ayat (1) UU ITE menegaskan

Transaksi Elektronik yang dituangkan dalam Kontrak Elektronik mengikat

para pihak.

30
Ahmad Ramli, ibid., hlm. 36.
29

Transaksi Elektronik tidak lagi membedakan tanda tangan yang

diimbuhkan di atas kertas, dengan tanda tangan yang dibuat secara

elektronik. Kedua jenis dokumen ini diasumsikan sama, sehingga tidak ada

urgensi untuk melakukan perubahan atas hukum yang mengatur dokumen

berbasis kertas dan dokumen berbasis elektronik. Pengaturan tentang

Tanda Tangan Elektronik dijelaskan pada Pasal 11 ayat (1) UU ITE yang

berbunyi :

Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat


hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya
kepada Penanda Tangan;
b. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa
Penanda Tangan;
c. Segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang
terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
d. Segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang
terkait dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah
waktu penandatanganan dapat diketahui;
e. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi
siapa Penandatangannya; dan
f. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda
Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi
Elektronik yang terkait.

Undang-Undang ini memberikan pengakuan secara tegas bahwa

meskipun hanya merupakan suatu kode, Tanda Tangan Elektronik

memiliki kedudukan yang sama dengan tanda tangan manual pada

umumnya yang memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum. Persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini merupakan persyaratan minimum

yang harus dipenuhi dalam setiap Tanda Tangan Elektronik. Ketentuan ini

membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapa pun untuk


30

mengembangkan metode, teknik, atau proses pembuatan Tanda Tangan

Elektronik.

Penting dicatat, bahwa pada prinsipnya tanda tangan elektronik

bukan suatu tanda tangan yang seperti dikenal pada saat ini dan dikonversi

ke dalam bentuk elektronik. Tanda tangan elektronik menggunakan cara

yang yang berbeda agar dapat menandai suatu dokumen atau data.

Tujuannya agar dokumen atau data yang dikirim secara elektronik dapat

mengidentifikasi jati diri pengirim dan memastikan bahwa keutuhan

dokumen tersebut tidak akan mengalami perubahan selama proses

transmisi komunikasi. Oleh karena itu, tanda tangan elektronik didasarkan

pada substansi pesan dan status subyek yang disertakan.

Untuk menjamin keaslian tanda tangan elektronik membutuhkan

sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Certification Authority untuk

memastikan hubungan antara tanda tangan elektronik dengan pemilik

tanda tangan dan memberi informasi yang jelas mengenai metode yang

digunakan untuk mengidentifikasi penanda tangan. Untuk pengamanan

tanda tangan elektronik tertulis dalam pasal 12 ayat (2) sebagai berikut :

a. Sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang tidak


berhak;
b. Penanda Tangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian
untuk menghindari penggunaan secara tidak sah terhadap
data terkait pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
c. Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda, menggunakan
cara yang dianjurkan oleh penyelenggara Tanda Tangan
Elektronik ataupun cara lain yang layak dan sepatutnya
harus segera memberitahukan kepada seseorang yang oleh
Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda Tangan
Elektronik atau kepada pihak pendukung layanan Tanda
Tangan Elektronik jika:
31

1) Penanda Tangan mengetahui bahwa data pembuatan


Tanda Tangan Elektronik telah dibobol; atau
2) Keadaan yang diketahui oleh Penanda Tangan dapat
menimbulkan risiko yang berarti, kemungkinan
akibat bobolnya data pembuatan Tanda Tangan
Elektronik;
d. Dalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk
mendukung Tanda Tangan Elektronik, Penanda Tangan
harus memastikan kebenaran dan keutuhan semua informasi
yang terkait dengan Sertifikat Elektronik tersebut.

3. Perlindungan Konsumen dalam Perdagangan Elektronik

Faktor terpenting yang mendorong lahirnya UU No. 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen adalah tingginya derajat pelanggaran hak

konsumen dalam dasawarsa sebelumnya. Berbagai pelanggaran ini

menjadi sangat intensif pada awal tahun 1970 hingga tahun 1998. Hal ini

disebabkan banyak pelaku usaha menikmati kebijakan politik hukum yang

digariskan dalam pola pembangunan jangka panjang. Pemerintah Orde

Baru pada waktu itu tetap menyokong pelaku usaha untuk memenuhi

kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan pembangunan di segala

sector. Ini rupanya menjadi alasan utama mengapa pemerintah berupaya

mengurangi tekanan besar atas penurunan skala produktivitas industri-

industri yang diarahkan untuk mengisi kebutuhan pembangunan jangka

panjang 25 tahun.

Dalam periode tersebut, pelaku usaha yang pada umumnya

konglomerat sering mengurangi produksi untuk menahan harga. Akibat

dari politik ekonomi, masyarakat konsumen dirugikan karena tidak dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kondisi pasar yang seperti itu


32

(pasar bebas), nasib masyarakat tergantung kepada hasil manipulasi para

pelaku usaha. Manipulasi inilah yang disebut dengan monopoli.

Faktor inilah yang antara lain membuat kehadiran UU

Perlindungan Konsumen membutuhkan waktu tidak kurang dari 25 tahun.

Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah instrumen hukum yang

efektif melindungi konsumen, tetapu perlindungan tersebut sangat terbatas,

karena undang-undang ini hanya berlaku terhadap subyek hukum yang

berdomisili dalam yuridiksi hukum Indonesia. Kenyataannya, liberalisasi

perdagangan melahirkan konsekuensi berupa aktivitas bisnis yang dapat

diselenggarakan melalui komunikasi jarak jauh sehingga aktivitas bisnis

semacam ini memungkinkan konsumen melakukan transaksi elektronik

dengan memanfaatkan terknologi komunikasi seperti internet dan telepon.

Memasuki era modern teknologi informasi ini, resiko yang

menghadang konsumen jauh lebih besar daripada periode tradisional

sebelumnya. Perubahan cepat di bidang teknologi informasi membuat

sistem distribusi berlangsung dalam kecepatan spektakuler dan lintas

Negara. Akibatnya mungkin saja secara fisik konsumen tidak dapat

mengenal produsen, karena mereka bermukim di Negara-negara yang

berbeda. Dengan realitas semacam itu, terlihat jelas bahwa hukum

perlindungan konsumen terkait erat dengan internasionalisasi perdagangan

yang berlangsung dalam aktivitas perekonomian suatu Negara. Yang

paling penting, masalah-masalah praktis yang muncul dalam kompetisi


33

perdagangan internasional dapat membawa implikasi negative bagi

konsumen.

Bentuk transaksi baru antara konsumen dengan pelaku usaha

melalui media internet adalah transaksi pasar yang sangat potensial, karena

konsumen dapat melakukan transaksi dengan distributor atau produsen

(pelaku usaha) di seluruh dunia dapat dilakukannya dengan biaya yang

relatif rendah. Masalahnya, Pasal 1 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen

mendefinisikan kata ‘perlindungan konsumen’ dalam pengertiannya yang

limitatif, karena ketentuan ini hanya menyebutkan bahwa perlindungan

konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum

untuk memberi perlindungan konsumen. Tasfiran atas makna

‘perlindungan konsumen’ perlu diperluas sehingga ‘perlindungan

konsumen’ menyangkut seluruh aspek ‘perlindungan konsumen yang

melakukan transaksi secara elektronik’.

Ahmad Ramli berpendapat bahwa perlu kontinuitas implementasi


terkait dengan pengertian perlindungan konsumen dalam UUPK, karena
saat ini terdapat konsumen yang sering melakukan transaksi secara online
dengan menggunakan media internet.31

Langkah penting yang harus ditempuh untuk melindungi

konsumen e-commerce adalah eksistensi prosedur penyelesaian sengketa

online (online dispute resolution). Eksistensi prosedur ODR dalam sistem

hukum sangat mempengaruhi kekuatan elemen proteksi konsumen yang

melakukan transaksi secara online. Untuk itu, konsumen harus dapat

mengakses informasi yang jelas dan benar ODR termasuk mekanisme


31
Ahmad M. Ramli, Keterkaitan Teknologi Informasi dan Perkembangan Siber dengan Instrumen
Hukum Nasional, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia. Refika Aditama. 2004.
34

maupun prosedur nya. Patut digarisbawahi, bahwa penyebab utama

muncunya kekuatan daya tawar pelaku usaha dan konsumen yang tidak

sejajar karena rendahnya kemampuan teknikal konsumen, minimnya

pemahaman mereka tentang teknologi informasi dan yang paling

mengkhawatirkan adalah banyaknya konsumen yang tidak mengetahui

keberadaan hukum yang mengatur prosedur ODR. Akibatnya konsumen

sering tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan persoalan hukum yang

mereka hadapi. Menyadari hal ini, sudah sepatutnya konsumen diberi

informasi yang jelas dan lengkap tentang keberadaan ODR dalam sistem

hukum Indonesia.

Berdasar dari kebutuhan hokum Indonesia dalam menghadapi

permasalahan ini, dengan melihat Pasal 64 Ketentuan Peralihan UU No. 8

Tahun 1999 yang berbunyi :

“Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan


melindungi konsumen yang telah ada pada saat Undang-undang ini
diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara
khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
undang ini.”

Atas dasar ketentuan peralihan tersebut makan diberlakukanlah Undang-

Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik besar sekali pengaruhnya terhadap keamanan

transaksi elektronik. Yang terpenting adalah undang-undang ini berlaku

untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum baik yang berada di

dalam wilayah Indonesia maupun yang berada di luar Indonesia, yang


35

memiliki akibat hukum di Indonesia. Hal itu menandakan bahwa prosedur

ODR secara limitative juga diatur dalam undang-undang ini seperti disebut

dalam Pasal 2 UU ITE yang secara eksplisit menyebutkan bahwa undang-

undang ini berlaku untuk setiap perbuatan subjek hukum yang

menimbulkan implikasi hukum di Indonesia.

Pasal 18 ayat (1) UU ITE mengatakan bahwa Transaksi Elektronik

yang dituangkan kedalam kontrak elektronik mengikat para pihak. Sangat

mungkin bahwa kontrak elektronik berakhir pada suatu sengketa hukum

yang dihadapi oleh para pihak dalam perjanjian elektronik. Karena itu

bunyi Pasal 8 ayat (2) mengatakan para pihak memiliki kewenangan untuk

memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang

dibuatnya. Akan tetapi, jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum

dalam transaksi internasional yang dibuatnya itu, hukum yang berlaku

didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik menegaskan bahwa para pihak memiliki kewenangan

untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian

yang mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang

dibuatnya seperti tertera dalam Pasal 18 ayat (4). Ketentuan ini cenderung

menunjukan bahwa konsumen harus benar-benar mencermati apakah

kontrak internasional yang akan disepakati sudah menetapkan forum

pengadilan, arbitrase ataupun lembaga penyelesaian sengketa alternatif.

Karena forum-forum inilah yang nantinya muncul sebagai ruang kekuatan


36

utama untuk menyelesaikan sengketa konsumen dan pelaku usaha.

Sebaliknya, konsumen harus lebih hati-hati jika kontrak internasional tidak

mencantumkan alternatif forum yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan sengketa yang mungkin timbul dari transaksi elektronik.

Dalam UU ITE jelas dikonsepsikan bahwa perjanjian yang dibuat

secara elektronik dalam transaksi e-commerce harus memiliki kekuatan

hukum yang sama dengan perjanjian konvensional. Ini kemudian

menunjukan , perjanjian elektronik harus mengikat para pihak. Persamaan

itu membawa akibat hukum yang nyata, bahwa para pihak juga memiliki

kebebasan untuk memilih hukum yang berlaku atas transaksi elektronik

yang bersifat internasional. Oleh karena itu, para pihak jelas memiliki

kewenangan untuk menentukan forum penyelesaian sengketa.

Meskipun secara resmi potensi perbuatan pelaku usaha yang

merugikan konsumen online telah dibatasi secara ketat dalam UU ITE,

usaha-usaha untuk mengadakan perlindungan konsumen yang membeli

produk barang dan jasa secara online tidak cukup jika hanya bersandar

pada satu undang-undang saja. Bagaimanapun persoalan terpenting dari

aktivitas e-commerce adalah bagaimana meningkatkan pemasaran produk

barang dan jasa melalui media internet. Inilah yang sering disebut

pemasaran secara online yang dapat menjangkau seluruh penjuru dunia.

Luasnya cakupan aktivitas e-commerce jelas membutuhkan pengaturan

dari banyak sumber hukum. Ini juga menunjukan bahwa sistem pengaturan

itu harus dapat menjangkau seluruh yuridiksi.


37

Mengenai perlindungan konsumen e-commerce, bahwa konsumen

harus memperoleh informasi yang jelas sebelum transaksi berlangsung.

Mereka menyebut hal ini dengan pre-purchase information yang harus

diberikan oleh pelaku usaha atau pihak ketiga independen yang terpercaya.

Informasi pra transaksi ini memperoleh bentuknya yang lebih jelas apabila

ada pihak ketiga yang secara resmi mengakui bahwa produk-produk jasa

dan barag yang dipasarkan secara online memang layak dikonsumsi oleh

konsumen. Jelas, usaha untuk melindungi konsumen yang melakukan

transaksi secara elektronik tidak cukup jika hanya lewat kebijakan legislasi

saja. Beberapa ahli hukum percaya, bahwa kebijakan proteksi konsumen

e-commerce harus juga diorganisir secara kelembagaan. Pendapat itulah

yang menyebabkan Singapura membentuk lembaga Skema Akreditasi

CaseTrust. Yang paling penting, kehadiran CaseTrust dapat mengikis

proporsi monopolis pelaku usaha yang selama ini dinikmati oleh mereka.

Kehadiran lembaga itu merupakan pagar yang kuat untuk melawan potensi

praktik-ptaktik usaha yang sering merugikan konsumen. Ini kemudian

menunjukan bahwa pelaku usaha dan konsumen harus mempersiapkan diri

masuk ke dalam rezim praktik-praktik usaha yang lebih baik (fair trading).

Perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik punya arti

penting yang lebih luas dan lebih besar. Seperti disebut secara jelas dalam

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

29/PER/M.KOMINFO/11/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Certification Authority (CA) : bahwa untuk memberi kepastian hukum dan


38

melindungi para pihak yang melakukan transaksi elektronik diperlukan


32
sistem pengamanan. Persoalan keamanan dan kerahasiaan data

merupakan salah satu aspek terpenting dalam suatu sistem informasi. Hal

ini terkait dengan betapa pentingnya informasi yang dikirim dan diterima

oleh orang yang berkepentingan. Informasi ini tidak berguna lagi apabila

ditengah jalan informasi itu disadap atau dibajak orang lain yang tidak

berhak. Karena itu, pengamanan dalam sistem informasi adalah isu yang

hangat dibicarakan ahli hukum teknologi informasi ketika model transaksi

scara elektronik mulai diperkenalkan.

Tanpa sistem pengamanan yang ketat dan canggih, perkembangan

teknologi informasi tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal

kepada masyarakat. Oleh karena itu harus ada lembaga yang memiliki

otoritas untuk menyelenggarakan Certification Authority. Fakta

menunjukan bahwa perubahan pesan-pesan elektronik dapat dilakukan

dengan mudah dan tanpa terdeteksi, sehingga resiko atas manipulasi pesan

elektronik yang dikirim sangat tinggi. Tingginya derajat manipulasi dalam

transaksi elektronik inilah yang mendorong Departemen Komunikasi dan

Informatika membentuk lembaga Certification Authority. Lembaga ini

secara otoritatif akan menerbitkan Digital Certificate yang digunakan para

pihak untuk menyatakan identitasnya dalam melakukan transaksi

elektronik.33

32
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 29/PER/M.KOMINFO/11/2006
Tentang Pedoman Penyelenggaraaan Certification Authority (CA) di Indonesia
33
Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di Indonesia. Departemen Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia hlm. 2.
39

E-commerce saat ini sudah bersifat global maka pengakuan hukum

secara tidak langsung atas komponen seperti Certification Authority lintas

domain sepertinya akan mengikuti lintas batas internasional. Pengakuan

tidak langsung ini menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai

kepentingan internasional bagi Certification Authority seperti :

a) Sampai dimana Certification Authority asing dapat


menyelenggarakan authority services bagi pelanggan
domestic/local tanpa menjadi lembaga yang didirikan secara
local sebelumnya, dengan berasumsi bahwa standard an
prosedur yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh
Certification Authority domestic/local.
b) Apakah sertifikat yang diterbitkan oleh Certification Authority
asing dapat diakui mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan yang diterbitkan oleh Certification Authority domestic.
Dengan asumsi bahwa Certification Authority asing
menyelenggarakan sertifikasi dengan tingkat reability yang
sama dan dapatkah sertifikat diterbitkan oleh Certification
Authority yang telah diakui dan dijamin oleh Certification
Authority lokal, digunakan dengan kekuatan yang sama dengan
sertifikat yang diterbitkan oleh Certification Authority lokal.
c) Apakah digital signature yang telah diverifikasi dengan
mengacu kepada sertifikat yang diterbitkan oleh Certification
Authority asing mempunyai akibat hukum di wilayah hukum
domestic, dengan asumsi bahwa sertifikat tersebut dibuat sesuai
dengan tujuannya.

d) Apakah tanda tangan elektronik yang dibuat menurut hukum


yang berlaku di Negara asing dapat diakui sama secara hukum
dengan tanda tangan yang dibuat sesuai dengan hukum domestik
suatu Negara, dengan asumsi bahwa hukum di negara asing itu
sejalan dengan hukum domestik.34

Cara kerja Certification Authority adalah sebagai berikut :


34
Asril Sitompul, S.H. Pengenalan Mengenai Masalah Hukum di Cyberspace. PT Citra Aditya
Bakti. Bandung. 2004. hlm. 50.
40

Certificate for
Root S’s public key
Certification Signed by R
Authority R

Intermediate Certification for


Certification T’s public key
Authority S signed by S

Intermediate Certificate for U’s


certification public key signed
Root Certification authority T by T
Authority’s public key
is distributed by
independent reliable
means to relying party
End User
Subscriber U

(Sumber : Michael S. Baum and Warwick Ford, Public Key Infrastructure

Interoperation)

Pada tahap pertama penggunaan internet (end user – U)

mendaftarkan tanda tangan digitalnya kepada Intermediate Certification

Authority (T). T menerbitkan sertifikat yang menjamin keabsahan tanda

tangan U. Kemudian T mendaftarkan sertifikat tersebut ke Intermediate

Certification Authority (S), S menerbitkan sertifikat atas sertifikat yang

diterbitkan oleh T, kemudian S mendaftarkan sertifikat tersebut ke Root

Certification Authority (R), dan R menerbitkan pubic key atas seluruh


41

tanda tangan digital yang dijaminnya. Public key ini didistribusikan

melalui lembaga independen yang dapat dipercaya.

Di Indonesia, keberadaan lembaga ini sudah ditegaskan dalam

Pasal 10 ayat (1) UU ITE yang mengatakan bahwa setiap pelaku usaha

yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh

Lembaga Sertifikasi Keandalan. Menurut penjelasan Pasal 10 ayat (1) UU

ITE, Sertifikasi Keandalan dimaksudkan sebagai bukti bahwa pelaku

usaha yang melakukan perdagangan secara elektronik layak berusaha

setelah melalui penilaian dan audit dari badan yang berwenang. Bukti telah

dilakukan Sertifikasi Keandalan ditunjukan dengan adanya logo sertifikasi

berupa trust mark pada halaman (home page) pelaku usaha tersebut.

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di

Indonesia secara jelas dikatakan bahwa Certification Authority memiliki

fungsi sebagai berikut:35

a) Memfasilitasi transaksi elektronik antara pihak Pertama dan


Kedua melalui penerbitan Sertifikat Digital yang berisi kunci
publik dan konfirmasi terhadap identitas pemegang kunci publik
atau pelanggan;
b) Memberikan otentifikasi terhadap kunci publik para pihak yang
melakukan transaksi elektronik;
c) Memastikan identitas dan status subyek hukum penandatangan
selama masa berlakunya tanda tangan digital. Tanda tangan
digital ini memiliki kekuatan yang sah selama memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Data pembuatan tanda tangan terkait hanya kepada
penandatangan saja (pemilik public key);
2) Data pembuatan tanda tangan digital pada saat proses
penandatanganan hanya berada dalam kuasa
penandatangan;

35
Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority (CA) di Indonesia, Departemen Komunikasi
dan Informatika RI, 2007, hlm. 5.
42

3) Segala perubahan terhadap tanda tangan digital yang


terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
4) Segala perubahan terhadap informasi elektronik yang
terkait degan tanda tangan digital tersebut setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
5) Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
megidentifikasi siapa penandatangannya;
6) Terdapat cara tertentu untuk menunjukan bahwa
penandatangan telah memberikan persetujuan terhadap
informasi elektronik yang terkait dengan tanda tangan
digital;
d) Melakukan verifikasi, pemeriksaan dan pembuktian identitas
pengguna dan pelanggan serta mensahkan pasangan kunci
publik dengan identitas pemiliknya
e) Administratif mencakup registrasi, otentifikasi fisik, pembuatan
dan pengelolaan kunci, pengelolaan dan pembekuan Surat
Digital;
f) Menyediakan directory tentang status Surat Digital yang
diterbitkannya;
g) Dapat dilengkapi dengan lembaga pelaksanaan registrasi yang
menjalankan fungsi administratif;
h) Dapat mendelegasikan fungsi registrasi dan publikasi kepada
sebuah Otoritas Registrasi dan Penyedia Jasa Repository (tempat
untuk menyimpan dan mengumumkan Surat Digital yang
diakses oleh publik), tetapi tanggung jawab tetap berada pada
Certification Authority.

Uraian fungsi Certification Authority seperti termaktub dalam

Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di Indonesia

memperlihatkan bahwa Certification Authority harus melaksanakan fungsi

pelayanannya dengan cara yang sangat terpercaya. Hal ini merupakan

faktor fundamental untuk menjaga integritas sertifikasi dan proses

pembuatan tanda tangan digital, sehingga kualitas pelayanan otoritas

sertifikasi yang diberikan Certification Authority akan sangat dipengaruhi

oleh seberapa besar tingkat kepercayaan publik atas pelayanan sertifikasi

yang dijalankan oleh lembaga tersebut. Lebih penting lagi, otoritas

sertifikasi yang diselenggarakan Certification Authority akan mendorong


43

tingginya tingkat keamanan dalam proses transaksi perdagangan secara

elektronik. Oleh karena itu, struktur organisasi dan operasional karena

produk-produk Certification Authority memiliki bobot pembuktian.

4. Forum Jual Beli Kaskus

Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar Indonesia yang

diprakarsai oleh oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan

studi di suatu perguruan tinggi di Seattle, Amerika Serikat untuk

memenuhi tugas kuliah mereka. Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan

Budi Dharmawan pada awalnya mengembangkan situs forum komunitas

maya ini bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di luar

negeri untuk mengentaskan dahaga mahasiswa Indonesia di luar negeri

akan kampung halaman melalui berita-berita Indonesia. Nama "Kaskus"

sendiri merupakan singkatan dari kata “Kasak Kusuk”.

Situs www.kaskus.us pada saat ini dikelola oleh PT. Darta Media

Indonesia. Anggotanya, yang pada saat ini berjumlah lebih dari 2.000.000

member, tidak hanya berdomisili dari Indonesia namun tersebar juga

hingga negara lainnya. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan

remaja hingga orang dewasa dan dikunjungi sedikitnya oleh 600.000

orang, dengan jumlah pageviews melebihi 15.000.000 setiap harinya.

Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 200 juta post.

Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di


peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling
banyak dikunjungi di Indonesia.36

Sebelum UU ITE diberlakukan, Kaskus memiliki dua forum


36
http://www.alexa.com/siteinfo/kaskus.us
44

kontroversial, BB17 dan Fight Club. BB17 (kependekan dari buka-bukaan

17 tahun) adalah sebuah forum khusus dewasa dimana pengguna dapat

berbagi baik gambar maupun cerita dewasa. Sementara itu, Fight Club

adalah forum yang dikhususkan sebagai tempat berdebat yang benar-benar

bebas tanpa dikontrol. Seringkali masalah yang diperdebatkan berkaitan

dengan SARA. Penghinaan terhadap suku dan agama lazim terjadi.

Setelah diberlakukannya UU ITE, Kaskus segera menutup BB17

karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi

pornografi. Fight Club diubah namanya menjadi Debate Club. Fight Club

dan Debate Club pada dasarnya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat

untuk berdebat, hanya saja kontrol di Debate Club diperketat. Setiap thread

baru yang dibuat user terlebih dahulu disensor oleh moderator. Bila

dianggap tidak layak dan membahas SARA, maka thread itu akan dihapus.

Untuk menghapus citra negatif Kaskus sebagai media underground

dan situs porno, Kaskus mengubah tampilannya pada tanggal 17 Agustus

2008. Tampilan baru kaskus dibuat penuh warna. Selain itu, Kaskus juga

menambahkan fitur-fitur baru seperti blog dan Kaskus WAP.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan yuridis normatif, Konsep ini memandang

hukum sebagai norma-norma yang tertulis yang dibuat dan diundangkan

oleh lembaga atau pejabat yang berwenang dan konsep yang melihat

hukum sebagai sistem normatif yang otonom, tertutup dan terlepas dari

kehidupan dan mengabaikan norma lain selain norma hukum.37

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang hanya menggambarkan obyek atau masalah yang akan

diteliti, dalam hal ini yaitu perlindungan hukum terhadap konsumen

perdagangan elektronik (e-commerce) yang menggunakan Forum Jual Beli

Kaskus sebagai tempat bertemu tanpa tatap muka.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor PT Darta Media Indonesia

selaku pemilik domain Kaskus, Jl. Melawai X No. 3-5 Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan dan Pusat Informasi Ilmiah (PII) Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

37
Ronny, Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Alumni, 1988,
halaman 13.

46
47

D. Sumber Data

1. Data Sekunder

Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

peraturan perundang-undangan, dokumen resmi, dan buku-buku literatur

yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dari data sekunder tersebut

akan dibagi dan diuraikan ke dalam tiga bagian yaitu:38

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat

mengikat, terdiri dari:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, meliputi hasil-hasil

penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, buku-buku literatur,

karya ilmiah dari para sarjana dan dokumen resmi yang berkaitan

dengan pokok permasalahan yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, terdiri dari:

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum dan Kamus Ilmiah

Populer.

38
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta, CV Rajawali, 1985, halaman 14-15.
48

2. Data Primer

Data primer berupa keterangan-keterangan dari pemilik domain

Forum Jual Beli Kaskus, staff yang bidang kerjanya berkaitan dengan

masalah yang diteliti, dan pihak-pihak yang sering melakukan

perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus.

E. Metode Pengumpulan Data

a. Data sekunder

Data Sekunder diperoleh dengan cara inventarisasi terhadap

peraturan perundang-undangan, buku-buku, hasil penelitian sebelumnya dan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang selanjutnya

di pelajari sebagai pedoman untuk penyusunan data.

b. Data Primer

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis juga diperoleh data

primer yang berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data sekunder.

Data primer berupa keterangan-keterangan/hasil wawancara dengan pemilik

domain (Admin), officer, dan moderator Forum Jual Beli Kaskus tentang hal

yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

F. Metode Penyajian Data

Data yang berupa bahan-bahan hukum yang telah diperoleh

kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif, uraian-uraian yang disusun

secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang

diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan


49

pokok permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang

utuh.

G. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara normatif kulitatif, yaitu dengan


menjabarkan data yang diperoleh berdasarkan norma-norma hukum atau
kaidah yang relevan dengan pokok permasalahan. Kualitatif dimaksudkan
analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan
informasi-informasi dari responden.39

39
Ronny, Hanitijo Soemitro, Op.cit, halaman 98.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Perdagangan Elektronik di Forum Jual Beli Kaskus (FJB)


1.1. Pihak-Pihak dalam Forum Jual Beli Kaskus
1.1.1. Pemilik domain Forum Jual Beli Kaskus (Admin)

Pemilik domain Forum Jual Beli Kaskus adalah orang yang berhak

atas nama domain www.kaskus.us, yang menyediakan sarana

Market Place sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli di

dunia maya. Admin bertanggung-jawab atas kerahasiaan data orang

yang terdaftar sebagai user dalam Forum Jual Beli Kaskus.

1.1.2. Penjual

Penjual adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang

menjual barang atau jasa dengan membuat thread/Lapak jual beli di

FJB.

1.1.3. Pembeli

Pembeli adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang

bertransaksi dengan penjual di dalam thread/lapak penjual tersebut

untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.

1.1.4. Moderator

Moderator adalah user Kaskus yang ditunjuk langsung oleh

Pemilik domain Kaskus untuk mengawasi jalannya Forum Jual

50
51

Beli Kaskus. Moderator berwenang untuk menjatuhkan sanksi

kepada user jika terbukti user melakukan pelanggaran.

1.2. Obyek Jual Beli

Jenis barang atau jasa yang dijual dikategorikan menjadi beberapa jenis

Sub-Forum untuk memudahkan user Kaskus untuk mencari barang yang

diinginkannya. Kategori tersebut adalah :

1.2.1. Antik
1.2.2. Art & Design
1.2.3. Baby & Kids Stuff
1.2.4. Bisnis, Industry & Supplier
1.2.5. Buku
1.2.6. Camera & Aksesoris
1.2.7. CD & DVD Collectibles
1.2.8. Computer
1.2.9. Elektronik
1.2.10. Face & Body Care
1.2.11. Fashion & Mode
1.2.12. Flora & Fauna
1.2.13. Food, Drink & Medicine
1.2.14. Furniture
1.2.15. Handphone & PDA
1.2.16. Hardware & Tools
1.2.17. Kerajinan Tangan
1.2.18. Musical Instrument
1.2.19. Otomotif
1.2.20. Peralatan Kantor
1.2.21. Peralatan Rumah Tangga
1.2.22. Perhiasan & Jam Tangan
1.2.23. Property
1.2.24. Services
1.2.25. Sports Equipment
1.2.26. Ticket Event
1.2.27. Tour & Travel
1.2.28. Toys & Hobbies
1.2.29. Web Hosting & Services
1.2.30. Video Games
52

2. Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus


2.1. Peraturan Kaskus

Kaskus (http://www.kaskus.us atau http://www.kaskus.com) sebagai


komunitas terbesar Indonesia di internet adalah adalah situs Forum yang
bebas namun bertanggung jawab.
Peraturan dan Disclaimer berikut di bawah ini berlaku pada dan mengatur
seluruh forum diskusi yang terdapat di situs Kaskus. Mohon dibaca
dengan teliti sebelum Anda mendaftarkan diri dan berpartisipasi pada
forum di Kaskus. Dengan mengakses situs Kaskus dan bergabung di
Kaskus maka Anda menyatakan bahwa Anda setuju untuk mematuhi
peraturan-peraturan di bawah ini:
1. Anggota situs dan pengunjung bertanggung jawab secara
pribadi dan penuh atas konten/materi yang ditulis dan
diterbitkan oleh mereka, dan Anda setuju untuk membebaskan
serta tidak membebani forum ini beserta para pengelola
termasuk administrator, moderator dan pemiliknya atas segala
klaim yang terjadi yang disebabkan oleh pesan yang Anda
terbitkan di forum. Kaskus berhak untuk menerbitkan segala
informasi yang kami miliki tentang diri Anda pada saat terjadi
keluhan dan permasalahan hukum yang disebabkan oleh
pesan apapun yang Anda terbitkan. Harap diperhatikan bahwa
seluruh alamat IP akan direkam untuk semua pesan yang
diterbitkan.
2. Kaskus tidak dapat dituntut untuk segala pernyataan,
kekeliruan, ketidaktepatan atau kekurangan pada segala
konten yang dikirim oleh anggota situs atau pengunjung pada
forum-forum di Kaskus. Kaskus tidak bertanggung jawab atas
ketepatan isi informasi dari peserta forum manapun, dan tidak
akan mempunyai tanggung jawab hukum untuk hasil diskusi
di forum.
3. Apabila Anda berpartisipasi pada forum di situs ini, Anda
menjamin bahwa Anda tidak akan:
a. Merusak nama baik, mengancam, melecehkan atau
menghina orang lain
b. Mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA (Suku,
Agama, Ras)
c. Menyarankan tindakan melanggar hukum atau berdiskusi
yang mengarahkan pada tindakan melanggar hukum
d. Menerbitkan dan menyebarkan materi yang melanggar
hak cipta pihak ketiga atau melanggar hukum
e. Menerbitkan atau menyebarkan materi dan bahasa yang
bersifat pornografi, vulgar dan tidak etis.
4. Anda wajib memastikan bahwa setiap materi yang Anda
terbitkan di Kaskus baik berupa tulisan, gambar maupun
materi multimedia lainnya tidak melanggar hak cipta, paten,
53

merek atau hak pribadi dan kepemilikan intelektual lainnya


dari pihak ketiga, dan diterbitkan hanya dengan izin daripada
pihak ketiga tersebut.
5. Isi dari pesan-pesan yang ada di Kaskus tidak akan diubah
oleh Kaskus dengan cara apapun. Namun, Kaskus berhak
untuk menghapus pesan yang dianggap tidak sesuai dan
melanggar konteks. Apabila Anda menemukan ada pesan yang
tidak sesuai dan melanggar, harap hubungi Administrator
situs.
6. Kaskus tidak memonitor setiap pesan yang terbit di situs ini
setiap saat. Apabila Anda hendak menghubungi Kaskus, harap
mengirimkan email melalui alamat yang tercantum di bagian
lain situs ini.
Apabila Anda tidak mampu memenuhi peraturan-peraturan yang
dicantumkan diatas, Kaskus berhak untuk melakukan tindakan lebih
lanjut. Bagi para pihak yang melanggar peraturan-peraturan ini dapat
dihentikan keanggotaannya atau aksesnya tanpa peringatan terlebih
dahulu.
Peraturan-peraturan yang disebut di atas dapat dimodifikasi dari waktu ke
waktu oleh Kaskus tanpa pemberitahuan.

2.2. Ketentuan Umum Forum Jual Beli Kaskus

a. Tidak bolehnya bantu membantu Bump.


Apabila ketahuan, akan dikenakan sanksi penguncian thread
sampai banned. Jika ketahuan apabila penjual yang menarik para
pembeli atau pengamat untuk membantu, penjual tersebut akan
dikenakan sanksi banned pula. Tipuan terselubung dengan
memberikan terima kasih, atau memberikan "semoga jalan mulus",
atau bertukar pendapat yang berkelamaan, termasuk membantu
bump. Diskusi/komunikasi yang berkelanjutan / komunikasi yang
berkelanjutan lama di dalam suatu thread FJB akan mengakibatkan
close thread akan diberikan (termasuk review/tanya-tanya terus
menerus/dsb), harap berkomunikasi yang berkepanjangan / lanjut
dengan menggunakan PM/Email/VM (Visitor Message) yang
tersedia.
FJB bukan tempat untuk mencari teman, FJB adalah tempat untuk
berjual beli. Thread akan dikenakan sanksi penguncian bagi TS
yang mempromosikan/membiarkan komunikasi berkepanjangan /
sundulan orang dibiarkan atau diperbolehkan. Sama dengan
bantuan sundul dari username lainnya akan berakibat penguncian
dengan atau tanpa peringatan terdahulu.jika terjadi terus menerus,
kita akan laksanakan proses username banned.
Peraturan bantu bump ini berlaku juga untuk user kaskus yang
mereply banyak thread di FJB dengan jeda waktu yang singkat,
54

kurang dari 10 menit, biasanya dilakukan untuk menambah


postingan. Harap diperhatikan, Di FJB setiap reply berharga
sekali, dengan tindakan flooding ini, berarti kamu telah
menghilangkan peluang seller untuk threadnya berada di atas,
karena thread mereka tenggelam akibat postingan flooding ini,
Pelanggar akan dibanned jika diperlukan.
Peraturan bantu bump ini berlaku juga untuk user kaskus yang
posting pertamax-keduax dan posting-posting junk lainnya yang
sejenis, sangsi terberat adalah banned.
b. No Medicine/drugs
Vitamin OK, Jika obat semacam Aborsi, obat-obatan daftar G dan
sebagainya yang membahayakan atau berpotensi membahayakan,
Akan di lock/delete langsung. Harap berhati2 meminum apapun
tanpa resep dokter karena obat keras bisa mengakibatkan banyak
gangguan-gangguan lain. Harap menanyakan Dokter setempat jika
sakit. Jangan mempercayai omongan dari penjual di FJB sebagai
bukti apapun.
c. Tidak boleh adanya nomor telepon callgirl / semacamnya
Tidak boleh adanya postingan telepon untuk cewe dan sebagainya.
Penjualan anak / cewe / cowo / atapun manusia, tidak
diperbolehkan. Yang iseng-iseng, akan di banned langsung.
d. Anda ingin diskusi atau mengobrol?
FJB adalah forum jualan. moderator / admin mengerti bahwa
hampir semua forum ada semacam "Lounge"-nya. FJB
dikhususkan untuk orang berjualan. Jika anda ingin tanya
menanya, diharapkan melewati PM atau menanyakan
YM/AIM/IRC/ICQ/MSN/Gtalk mereka. Jika barang sudah sold,
tolong jangan diskusi berkepanjangan di thread, karena kasihan
mereka yang masih berjualan disana, threadnya akan turun.
Tindakan mengunci thread, warning sampai banned dapat
dilakukan atas pelanggaran ini dengan atau tanpa pemberitahuan.
e. Posting dobel/mirip di beberapa forum (atau di forum yang sama).
Yang ketahuan Posting di beberapa forum (terutama yang di forum
yang tidak cocok) akan terkena penghapusan thread (bukan hanya
thread penjualan, tetapi semua thread mereka yang tidak aktif lagi)
dan setelah itu, bisa terkena sanksi Banned. tidak akan diberikan
peringatan apapun atau diberikan peringatan adalah hak penuh dari
FJB leader/moderator/admin.
f. FJB adalah forum Jual Beli, bukan forum Link ke website anda
untuk beli.
Anda boleh memberikan link anda, tetapi tidak bolah referral link
macam apapun. Semua Refferal akan bisa terkena sanksi Banned
langsung. Jika anda mempunyai Shopping Cart di website anda,
Jelaskan dengan detail apa yang anda jual dan beberapa contoh
barang jualan. Jika anda hanya memosting link anda tanpa
instruksi apapun / deskripsi apapun, akan didelete tanpa
55

peringatan. Jika anda mengulang postingan tersebut, bisa terkena


sanksi Banned.
g. Signature Invite ke website/link anda atau ke barang penjualan
anda (shameless plug) - termasuk berjualan di thread kepunyaan
orang lain.
Postingan akan dihapus jika ditemukan, dan ada kemungkinan
juga lapak anda akan di kunci dengan atau tanpa pemberitahuan.
Jika terjadi berkali2, dapat dikenakan sanksi banned.
h. Pertukaran Valas tidak diperbolehkan di FJB
Pertukaran Dolar dan sebagainya, tidak diperbolehkan berada di
FJB untuk saat ini. Post anda akan di delete tanpa pemberitahuan.
Jika berlangsung terus, dapat mengakibatkan sanksi banned.
i. Membuat ID untuk menjual barang2 yang sama.
Username dapat dikenakan sanksi banned dengan atau tanpa
peringatan.
j. Membuat Part 1, Part 2, Part 3.
Username dapat dikenakan sangsi banned dengan atau tanpa
peringatan.
k. Sundul/bump/up.
Sundul, bump atau reply hanya diperbolehkan 3x/hari.
pelanggaran, apalagi dilakukan berulang-ulang dapat dikenakan
sangsi banned dengan atau tanpa peringatan.
l. Pembuatan direktori dan cross linking.
Username dapat dikenakan sangsi banned dengan atau tanpa
peringatan. Termasuk signature yang mengiklankan produk kamu
di thread jualan seller lain, dengan atau tanpa spoiler, terbuka
ataupun terselubung
m. Jumlah postingan berkurang.
Akan adanya penghilangan thread-thread yang sudah lama dan
tidak aktif. Pendeletan postingan akan dilakukan tanpa peringatan
dan secara random. Harap mengerti FJB bukanlah tempat untuk
menambahkan jumlah postingan anda.
Jika terkena penghapusan thread / database error / segala
sesuatunya, diharapkan bagi semua untuk selalu backup thread
anda. (Deskripsi Produk/usaha, testimonial dan order terutama)
Tanggung jawab thread anda bukan tanggung jawab Kaskus. Cara
mudah untuk backup adalah dengan copy paste isi dari thread dan
disimpan ke dalam notepad atau word processor lain, jadi dapat
digunakan jika diperlukan untuk posting ulang
n. Minimalkan Thread Aktif tidak lebih dari 10 thread dalam 1 [satu]
sub forum, apalagi barangnya sejenis.
Thread yang aktif tidak diperbolehkan lebih dari 10. Jika ketahuan,
thread akan di kunci atau delete. penggunaan kloningan akan
mengakibatkan hal serupa, dengan atau tanpa peringatan.
contoh kasus:
56

 Penjual cd/dvd: ada orang berjualan cd /dvd dengan thread


sebagai berikut:
- Jual DVD H*RO*S
- Jual DVD SUPERN*T*RAL
- Jual DVD L*ST
- Jual DVD SM*LLV*LLE
Dalam hal ini dia hanya berjualan 1 [satu] jenis dvd, yaitu
dvd series.
 Penjual mp3 player membuat thread
- Jual Mp3 player merk semoga awet garansi resmi, murah
- Jual Mp3 player original merk simb*dd*
- Jual Mp3 player terkecil, canggih
Dalam hal ini dia hanya berjualan 1 [satu] jenis barang,
yaitu mp3 player
contoh kasus diatas, penjual membuat beberapa thread, padahal
semuanya adalah satu kategori, harap disatukan, tidak perlu
dipisah-pisah menjadi banyak thread, karena hanya akan
membuat sub forum menjadi tidak rapih, Peraturan ini berlaku
juga bagi penjual barang-barang elektronik dan juga penjual
barang lainnya, jika ditemukan pelanggaran seperti ini akan
langsung digabung/merge, lock, dan atau di delete dengan atau
tanpa pemberitahuan demi kerapihan FJB.
Pengecualian berlaku untuk user yang menjual barang sejenis
dengan jumlah dagangan lebih dari 5 [lima] item, dan harga diatas
Rp. 1.000.000, diperbolehkan untuk membuat thread baru untuk
memudahkan pengaturan transaksi Pengecualian juga berlaku
bagi produk yang sedang promo dengan catatan memberikan tag
[promo] pada awal judul dan disundul hanya dalam periode
promo tersebut, sundulan diluar masa promo akan ditindak jika
ditemukan atau dilaporkan oleh seller/buyer lain, bukan oleh
kaskuser diluar FJB
o. Gunakan Fasilitas multi quote untuk mereply.
Gambar ini adalah icon untuk multi quote, gunakan icon multi
quote untuk menjawab pertanyaan dari customer secara sekaligus,
jangan menjawab satu persatu dengan jeda waktu yang melebihi
dari 5 [lima] menit, hal ini akan dianggap sebagai bump atau
sundul [peraturan nomor 11] dan diakumulasikan dengan bump /
sundul lainnya, jika melebihi batas yang telah ditentukan [max 3 x
sehari] akan dikenakan sangsi sesuai peraturan nomor 11 dan atau
lebih berat / ringan, keputusan mutlak di tangan moderator dan
tidak dapat diganggu gugat oleh kaskuser
contoh kasus:
thread user A ada 12 orang yang bertanya:
jam 10:00 am user a mereply penanya pertama
jam 10:06 am user a mereply penanya kedua
jam 10:13 am user a mereply penanya ketiga
57

dengan jeda waktu melebihi 5 menit setiap replynya akan


dianggap bump, pengecualian berlaku jika jawaban yang
diberikan membutuhkan penjelasan detil yang panjang dan
lebar. Reply yang pertama tidak dihitung, reply kedua, ketiga
dst dengan jeda waktu 5 [lima] Menit lebih akan masuk
hitungan sebagai bump. Penanya setelah TS mereply akan
dihitung kembali sebagai reply pertama, tidak dihitung sebagai
bump.
p. Tentang SCAM / lainnya.
Anda bisa lebih berhati-hati terhadap scammer jika anda bisa
berhati-hati dan mengikuti langkah-langkah ini:
 Selalu menukar barang langsung di depan muka - ikuti
peraturan ini, 99% Scam tidak akan terjadi. Jika bertransaksi
langsung, diharapkan selalu membawa teman juga, lebih
banyak lebih baik.
 Jangan pernah mengirim uang melewati wire-transfer services.
 Kaskus tidak pernah mengikuti atau mengawasi atau berturut-
campur atas adanya semua transaksi yang terjadi di Forum Jual
Beli Kaskus - Kita tidak menangani pembayaran, garansi,
transaksi, dan seterusnya.
 Jangan pernah memberikan informasi-informasi finansial anda
- seperti akun bank, KTP, dan sebagainya.
 Jauhilah semua transaksi yang dilakukan dengan pengiriman
barang.
q. Referral Links atau Promosi website anda penuh dengan
Advertisements.
Akan di delete tanpa pemberitahuan dan akan di flag sebagai spam
yang mengakibatkan semua thread anda akan terkena delete. Jika
terjadi terus, akan mengakibatkan sanksi banned.
r. Memberikan sesuatu (gratis/tidak) dengan menerima Email
kaskuser.
Akan di delete tanpa pemberitahuan dan akan di flag sebagai spam
yang mengakibatkan semua thread anda akan terkena delete. Jika
terjadi terus, akan mengakibatkan sanksi banned.
s. Tidak diperbolehkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
terorisme.
Kaskus mendukung sepenuhnya Peraturan pemerintah pengganti
undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 tentang
pemberantasan tindak pidana terorisme, termasuk pembuatan
identitas palsu untuk mendukung aksi terorisme. Segala bentuk
thread / post yang berhubungan dengan tindakan dan atau kegiatan
terorisme akan di delete dengan atau tanpa pemberitahuan jika
ditemukan dan atau dilaporkan. Juga semua thread / post user yang
bersangkutan, atau bahkan dikenakan sangsi banned

t. Private Message / Visitor Message.


58

Mengiklankan/menawarkan produk barang/jasa menggunakan


Private Message (PM) dan Visitor Message (VM) dalam bentuk
tulisan/gambar terhadap calon customer dari saingan dagang di
forum kaskus adalah dilarang, apalagi samapai menimbulkan
protes dari seller-seller lainnya yang merasa dirugikan.
Pelanggar akan di berikan teguran, apabila kegiatan mengiklankan
produk tidak di hentikan. Pelanggar dapat di berikan sangsi
Banned terhadap username dan atau banned IP dengan pasal
menimbulkan keresahan terhadap seller-seller FJB.

2.3. Ketentuan Khusus FJB


2.3.1. Kategori CD & DVD Collectibles
a. Dilarang menjual CD/DVD Pornografi;
b. Dilarang menjual produk bajakan Microsoft dalam segala
bentuk.
2.3.2. Kategori Elektronik
Mengharuskan seller yang menjual barang yang bersifat Brand
New In Box (BNIB) untuk disertai Manual Book/Petunjuk
Penggunaan dalam bentuk apapun. Untuk jenis-jenis barang yang
wajib memiliki Manual Book, ada dalam Lampiran I Peraturan
Menteri Perdagangan No. 19/M-DAG/Per/5/2009.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 19/M-


DAG/Per/5/2009 Pasal 1 ayat 7 yang berbunyi :

“Petunjuk penggunaan (manual) dalam Bahasa Indonesia yang


selanjutnya disebut petunjuk penggunaan adalah buku,
lembaran, atau bentuk lainnya yang berisi petunjuk atau cara
menggunakan produk telematika dan elektronika.“

Maka menurut ketentuan ini, Penjual boleh menggunakan bentuk


lain selain berbentuk buku manual, bisa berupa softcopy ataupun
bentuk lainnya.

2.3.3. Kategori Fashion & Mode


Barang yang dijual di Sub Forum kategori Fashion & Mode ini
masih dikategorikan ke beberapa jenis barang-barang fashion.
Penjual diwajibkan membuat thread/Lapak di kategori yang tepat.
Kategori barang-barang yang dijual di Sub Forum Fashion & Mode
antara lain :
2.3.3.1. Tradisional
Barang-barang yang termasuk di subforum Tradisional:
a) Batik/Kebaya
b) Songket, baju sari dan baju2 daerah lainnya
c) Pernak-pernik daerah
d) Baju koko, sajadah, mukena dan peralatan sholat
lainnya
59

2.3.3.2. Celana & Boxer


Barang-barang yang termasuk di subforum Celana &
Boxer:
a) Celana Panjang/Pendek
b) Jeans
c) Celana Kargo
d) Boxer
e) Celana Dalam
f) Celana Kantor
2.3.3.3. Pakaian Bermerk/Branded
Barang-barang yang termasuk di subforum Pakaian
bermerek/branded adalah semua pakaian yang memiliki
merek internasional/nasional.
2.3.3.4. Aksesoris Mode
Barang-barang yang termasuk di subforum Aksesoris
Mode:
a) Kalung
b) Gelang
c) Anting
d) Cincin
e) Jepit rambut, bando, hiasan kepala lainnya
f) Topi/Kupluk/Cap/Pet
g) Armband/Wristband
h) Kacamata/Softlens
i) Pin
j) Gantungan Kunci
k) Ikat Pinggang
2.3.3.5. Second Hand
Barang-barang yang termasuk dalam subforum Second
Hand adalah barang-barang bekas/telah terpakai.
2.3.3.6. Distro Clothing
Untuk berjualan di subforum Distro Clothing, wajib
memenuhi semua kriteria sebagai berikut:
a) brand sendiri
b) desain original
c) desain modifikasi asal menghasilkan suatu ide
yang fresh
2.3.3.7. Kids
Barang-barang fashion untuk anak-anak
2.3.3.8. Women Stuff
Barang-barang yang termasuk di subforum Women Stuff
a) Rok
b) Dress
c) Kimono
d) Gaun
e) Daster
60

f) Lingerie & Women Underwear


g) Baju Kerja Perempuan
h) Stocking
i) Blouse
j) Bikini
2.3.3.9. Tas & Dompet
Barang-Barang yang termasuk di subforum Tas & Dompet
a) Tas
b) Dompet
2.3.3.10.Jaket, Hoodie, & Sweater
Barang-barang yang termasuk di subforum Jacket, Hoodie
& Sweater :
a) Jaket
b) Hoodie
c) Sweater
d) Kemeja
e) Blazer
f) Rompi/Vest
g) Mantel
h) Cardigan
2.3.3.11.Kaos & Polo Shirt
Barang-barang yang termasuk di subforum Kaos&Polo
Shirt
a) Kaos lengan panjang/pendek
b) Polo shirt
2.3.3.12.Footwear
Barang-barang yang termasuk di subforum Footwear
a) Sepatu
b) Sendal
c) Kaos Kaki
d) Boots

2.3.4. Kategori Flora & Fauna


Dilarang menjual Flora & Fauna jenis langka. Pelanggaran
mengenai aturan ini akan dikenakan sanksi banned oleh moderator.
2.3.5. Kategori Handphone & PDA
Menimbang dan Mengingat marak nya kasus penipuan serta
pergerakan trafic Forum yg tinggi di FJB Kaskus ini, maka starting
from now 17 Februari 2010 di FJB Kaskus khususnya kategori
Handphone&PDA berserta Subforumnya, akan diterapkan
kebijakan sebagai berikut :
a) Sistem Pre Order atau yang dikenal sebagai PO ditiadakan/
tidak diperkenankan kembali, hal tersebut demi
meminimalisasi hal-hal yang tidak di inginkan.
b) Thread bertemakan lelang, hanya mempunyai waktu
61

maksimal 2 hari, hal tersebut demi meminimalisasi hit and


run. Adapun tujuannya diberlakukan hal tersebut karena
banyaknya masukan dari penjual yang lapak dagangannya
cepat turun di karena kan banyaknya calon buyer yg
melakukan bid harga pada thread LELANG.
c) Bila masih ditemukan seller yang melanggar 2 point di
atas, maka sanksi awal yang di berikan banned 3 hari dan
bila masih mengulangi nya kembali di berikan banned 3
bulan atau permanen sesuai dengan situasi dan kondisi
pada saat itu.

2.3.6. Kategori Perhiasan & Jam Tangan


Barang-barang yang termasuk di forum Perhiasan & Jam Tangan :
a) Perhiasan yang terbuat dari emas
b) Perhiasan yang terbuat dari berlian
c) Perhiasan yang terbuat dari mutiara
d) Perhiasan yang terbuat dari perak
e) Batu mulia dan berharga
f) Jam Tangan (Digital & Analog)
g) Jam Dinding
2.3.7. Kategori Sports & Equipment
Barang-barang yang termasuk di forum Sports Equipment
a) Peralatan Olahraga (raket tennis, kok badminton, net
pingpong, stik bilyard, dll)
b) Sepatu futsal, sepatu bola, sepatu basket, sepatu golf
c) Sports Apparel (produk fashion yg bertema olahraga)
d) Aksesoris bertema olahraga (pin, bantal, sprei, handuk,
bendera, wristband/armband, dll)

3. Tata cara berjualan di FJB dan tips untuk menghindari penipuan baru di FJB
berdasarkan wawancara dengan Andrew Darwis – Admin Kaskus
Q : Apakah FJB kaskus?
A : Forum Jual beli kaskus adalah sebuah website yang menyediakan
wadah pertemuan online antara para penjual & pembeli.
Q : Apakah ditarik biaya untuk memasarkan produk atau biaya
administrasi transaksi?
A : Kaskus tidak menarik biaya apapun dari transaksi maupun
pemasangan informasi penjualan. Kaskus menerapkan sistem
donasi. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai cara
menjadi Kaskus donatur & kelebihannya silahkan masuk link
http://www.kaskus.us/payments.php
Q : Bagaimana caranya menjual barang di FJB?
A : Untuk dapat menjual barang di kaskus anda dapat register di
http://www.kaskus.us/register.php . FJB kaskus memiliki x forum
pengkategorian produk. Anda dapat membuat thread yang
menawarkan produk/servis yang anda punya, sesuai dengan
62

kategorinya. Cara membuat thread bisa dilihat disini


http://kaskus.us/faq.php
Q: Apakah kalau mau menjual barang/jasa, kita harus buka lapaknya di
FJB?
A: Iya, kita harus buka lapak jualan kita tersebut di FJB, sesuai
kategori yg sudah disediakan. Karena sesuai juga dengan nama &
fungsi SubForumnya,yaitu "Forum Jual/Beli". Terkecuali mungkin
jika anda seorang kaskuser (seller) yang aktif jg di suatu regional,
dan target utama pasar anda hanya untuk wilayah dimana regional
anda berada, anda bisa saja membuka lapak tersebut di regional
anda tsb. Tetapi itupun, tergantung kebijaksanaan yg ditetapkan
oleh masing-masing Regional Leader.
Q: Selain jualan, saya juga suka melihat posting di subforum lain,
terutama The Lounge. Apakah boleh, saya promosi lapak saya
disetiap postingan saya tersebut ?
A: Tidak.
Q: Bagaimana Pembeli dapat menghubungi saya sebagai seller?
A: Calon pembeli terdiri dari kaskuser (member kaskus) atau
masyarakan luas. Pembeli yang kaskuser dapat menghubungi anda
melalui PM (private message) atau melalui email & contact info
lainnya yang anda cantumkan di thread jualan anda.
Q: Bagaimana cara bertransaksi di FJB?
A: Setelah calon pembeli menghubungi anda, negosiasi & cara
pembayaran transaksi dibicarakan pribadi antara anda & calon
pembeli. Kaskus tidak ikut serta dalam proses transaksi.
Q: Bagaimana cara agar menjadi penjual dengan reputasi baik?
A: Kaskus memiliki GRP (Good Reputation Point) dan BRP (Bad
Reputation Point). GRP & BRP diberikan oleh pembeli yang telah
bertransaksi dengan anda. Pembeli biasanya lebih memilih
bertransaksi dengan penjual dengan GRP tinggi (walaupun itu
bukan suatu jaminan, bahwa penjual tsb benar² Recommended
Seller). Untuk melihat tips berjualan yang baik di kaskus FJB buka
link ini http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1191031
Q: Amankah transaksi secara online di FJB?
A: Ada yang aman dan ada yang tidak, sebagai customer harus berhati-
hati sebelum membeli barang, jangan langsung transfer sejumlah
uang kepada orang yang baru kamu kenal atau belum ketahuan
reputasinya. Usahakan untuk bertemu muka, lihat barang, check dan
bayar. Atau yg lebih sering disebut COD = Cash On Delivery.
Q: Saya sering lihat ada yang mengatakan "bisa pake Rekber ga gan?"
Apa itu Rekening Bersama (rekber) FJB?
A: Sistem ini bukanlah sistem resmi Kaskus. Baik Kaskus maupun
pemilik RekBer tidak bertanggung jawab atas barang/jasa yang
ditransaksikan oleh Buyer & Seller. Rekening Bersama merupakan
salah satu cara pembayaran dengan menyertakan pihak ketiga di
luar buyer dan seller, dalam hal ini pihak ketiga ini merupakan
63

pihak yang dipilih secara resmi oleh Kaskus. Sistematikanya adalah


setelah bertransaksi, Pembeli menghubungi pihak RekBer atas
transaksinya, kemudian pembeli mengirim uang pembayaran ke
Rekening Bersama tersebut. Setelah pembayaran masuk, pihak
RekBer menghubungi Penjual untuk segera mengirimkan barang.
Jika barang sudah sampai ke tangan Pembeli, maka pihak RekBer
akan mengirimkan uang pembayaran tadi ke rekening Penjual.
Q: Kalau transaksi beda kota dan tidak bisa ketemu muka bagaimana?
A: Kamu bisa minta tolong teman kamu yang satu kota untuk
bertransaksi secara langsung, dan jika tidak dapat melakukan hal
ini, tidak ada salahnya untuk mencari penjual lain yang dapat
melakukan transaksi secara langsung.
Q: Apakah Kaskus bertanggung jawab apabila terjadi penipuan?
A: Sebagai media tempat jual beli online, Kaskus tidak menjamin mutu
barang/layanan,ataupun kejujuran penjual dalam transaksi. Kami
memiliki Sistem rating & avatar penjual yang mungkin bisa
dijadikan panduan memilih penjual bermutu. Kami sangat
menyarankan calon pembeli untuk selalu berhati-hati dalam
bertransaksi online. Temukan tips2 belanja aman di link
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1191031
Q: Darimana saya tahu kalau penjual di FJB terpercaya atau tidak?
A: Ada beberapa hal yang dapat menjadi patokan bagi buyer sebelum
membeli, walau kadang dapat dilakukan kecurangan-kecurangan,
tapi setidaknya kita dapat menarik gambaran seperti apakah seller
tersebut yaitu Reputation point, Pangkat di kaskus, Jumlah
testimonial dan lihat apakah penjual masuk ke dalam daftar backlist
Subforum Blacklist dapat diakses disini
http://kaskus.us/forumdisplay.php?f=270. Jika nama penjual berada
disana, segera batalkan transaksi untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
Q: Jika saya tertipu, saya bisa melaporkan kemana?
A: Kamu dapat melaporkan penjual tersebut pada hansip FJB di Pos
ronda fjb . Kami akan membanned penjual tersebut.
Sekali lagi kami informasikan bahwa Kaskus tidak bertanggung
jawab terhadap transaksi jual beli. Jadi berhati-hatilah dalam setiap
transaksi.

B. Pembahasan
64

Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata ialah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

lain atau lebih.

Perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu hal.40

Prodjodikoro mengatakan bahwa:

Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum mengenai harta benda


kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau
dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak
melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut janji
itu.41

Pasal 1319 KUH Perdata menentukan dua kelompok perjanjian, yaitu

1. Perjanjian bernama nominaat contracten, disebut demikian karena

merupakan perjanjian yang diberi nama dan pengaturan secara khusus

dalam undang-undang, seperti perjanjian jual beli, sewa menyewa dan

lain-lain.

2. Perjanjian tak bernama atau innominaat contracten, disebut demikian

karena merupakan perjanjian yang belum mempunyai nama tertentu dan

belum diatur secara khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian sewa

beli, perjanjian kerjasama dan lain sebagainya.42

Salah satu perjanjian bernama ialah perjanjian jual beli

sebagaimana diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang menentukan

40
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 1
41
R. Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung, Bandung, 1991, hlm.
1
42
Salim HS, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Jakarta, 2003, hlm. 1
65

bahwa: perjanjian jual beli ialah suatu perjanjian dengan mana pihak yang

satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak

yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung

antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah

antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung,

melainkan transaksi dilakukan melalui media internet/secara elektronik.43

Untuk sahnya perdagangan elektronik melalui Forum Jual Beli

Kaskus sama saja dengan perjanjian pada umumnya harus memenuhi

ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Menurut ketentuan ini, syarat sahnya

suatu perjanjian adalah:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal

Menurut Abdulkadir Muhammad, syarat yang dimaksud dalam

Pasal 1320 KUHPerdata artinya:

1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya.

Antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian pertanggungan

harus ada persesuaian kehendak atau kesepakatan yang artinya

tertanggung dan penanggung menyetujui tentang benda yang

menjadi obyek perjanjian dan tentang syarat-syarat tertentu yang

berlaku bagi perjanjian tersebut.

2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum


43
Dr. Iman Sjahputra, S.H., Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik, PT. Alumni,
Bandung, 2010, hlm. 2
66

Kedua belah pihak tertanggung dan penanggung wenang

melakukan perbuatan hukum yang diakui oleh Undang-Undang.

3. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu dalam perjanjian pertanggungan adalah obyek

yang diasuransikan yaitu dapat berupa harta kekayaan dan

kepentingan yang melekat pada harta kekayaan, dapat pula berupa

jiwa atau raga manusia.

4. Suatu sebab yang halal

Yang dimaksud dengan suatu sebab yang halal adalah bahwa isi

dari perjanjian asuransi atau pertanggungan itu tidak dilarang

Undang-Undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan

tidak bertentangan dengan kesusilaan.44

Berdasarkan data no 1 tentang pelaksanaan perdagangan elektronik

di Forum Jual Beli Kaskus dan data no 2 tentang Ketentuan dalam Forum

Jual Beli Kaskus, jika dihubungkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata serta

pendapat Abdulkadir Muhammad maka dapat dideskripsikan bahwa

perjanjian jual beli yang terjadi dalam Forum Jual Beli Kaskus sudah

memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian. Hal ini dapat diketahui :

1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya

Undang-undang tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai

apa yang dimaksud dengan sepakat, oleh karena itu untuk mengetahui

44
Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Pertanggungan, (Bandung: PT. Citra Aditya, 1994)
Hal. 49
67

apa yang dimaksud dengan sepakat kita mencarinya dari pendapat

para sarjana.

Satrio mengatakan bahwa:

Sepakat sebenarnya merupakan pertemuan antara dua kehendak,


dimana kehendak orang yang satu saling mengisi dengan apa yang
dikehendaki pihak lain. Karena hukum hanya mengatur perbuatan
nyata (luar) dari pada manusia, maka kehendak tersebut harus
dinyatakan.45

Cara menyatakan kehendak itu dapat dilakukan dengan, yaitu tegas,

cara ini bisa dengan cara tertulis (dengan akta otentik maupun akta di

bawah tangan), lisan, atau dengan tanda-tanda, dan diam-diam, yaitu

dengan hanya disebutkan ”sepakat” saja tanpa dituntut adanya bentuk

(formalitas) tertentu, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan telah

tercapainya kesepakatan diantara kedua belah pihak tentang hal-hal

pokok yang dimaksudkan dalam perjanjian yang bersangkutan, maka

lahirlah perjanjian itu atau mengikatlah perjanjian itu bagi mereka

yang membuatnya, dan sepakat itu harus bebas dalam arti tidak boleh

mengandung paksaan, kesesatan maupun penipuan. Hal tersebut

sesuai dengan ketentuan Pasal 1321 KUH Perdata.

Berdasarkan data no 1.1 tentang pihak-pihak dalam Forum Jual Beli

Kaskus, dapat diketahui bahwa antara pihak-pihak yang mengadakan

perjanjian jual beli di Forum Jual Beli Kaskus, didahului dengan

adanya persesuaian kehendak. Kehendak calon pembeli dinyatakan

dengan mengajukan penawaran di thread/lapak penjual sehingga

45
J. Satrio, Hukum Perikatan : Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1992.
68

timbul kesepakatan antara penjual dengan calon pembeli untuk

mengadakan perjanjian jual beli.

2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum

KUH Perdata menyebut dua istilah, yaitu tidak cakap (onbackwaam)

dan tidak wenang (onbevoegd). Tidak cakap adalah orang yang pada

umumnya berdasarkan ketentuan undang-undang tidak mampu

membuat perjanjian dengan akibat hukum yang lengkap, seperti orang

yang belum dewasa, orang yang ditaruh di bawah pengampuan.

Sedangkan tidak wenang adalah orang itu pada prinsipnya cakap

untuk bertindak tetapi ia tidak dapat melakukan perbuatan hukum

tertentu, misalnya yang terdapat dalam Pasal 1467, 1468, 1469, 1470,

1640 KUH Perdata.

Pasal 1329 berbunyi,

Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika

ia oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap.

Pasal tersebut menentukan bahwa pada asasnya setiap orang dewasa

dan sehat pikirannya dianggap cakap untuk membuat perjanjian yang

sah, kecuali apabila orang tersebut dinyatakan tidak cakap untuk

membuat perjanjian yang sah. Siapa saja yang dianggap tidak cakap

dapat dilihat dalam Pasal 1330 KUH Perdata, yang menentukan

bahwa:

Tak cakap untuk membuat persetujuan-persetujuan adalah :

1. Orang-orang yang belum dewasa.


2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan.
69

3. Orang-orang perempuan, dalam hal ditetapkan oleh undang-


undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa
undang-undang telah melarang membuat persetujuan-
persetujuan tertentu.

Berdasarkan data no 2 tentang Ketentuan dalam Forum Jual Beli

Kaskus, tidak adanya aturan mengenai batasan usia untuk mendaftar

menjadi user Kaskus. Hal ini menyebabkan pihak yang melakukan

transaksi di FJB tidak mengetahui sepenuhnya apakah lawan

bertransaksinya memenuhi syarat seseorang cakap untuk mengadakan

suatu perjanjian atau perikatan menurut KUHPerdata adalah seseorang

yang telah dewasa baik pria maupun wanita yang telah berumur 21

tahun atau telah menikah dan sehat pikirannya serta tidak berada

dibawah pengampuan.

Melihat penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa syarat kecakapan

yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak dapat terpenuhi

dalam kontrak perjanjian jual beli di FJB, hal ini dikarenakan Pasal 1320

yang mengatur mengenai syarat sahnya perjanjian mempunyai sifat

memaksa sehingga tidak dapat dikesampingkan meskipun Buku III

KUHPerdata mempunyai sifat aanvulend recht atau hanya sebagai

pelengkap saja.

Meskipun syarat kedewasaan menurut KUHPerdata tidak dapat

terpenuhi dalam perjanjian jual beli di Forum Jual Beli Kaskus, hal ini

tidak menyebabkan kontrak tersebut menjadi tidak sah, tetapi hanya

memberikan akibat terhadap perjanjian atau kontrak tersebut dapat

dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak, dikarenakan kecakapan


70

untuk membuat suatu perikatan termasuk ke dalam syarat subyektif.

Sehingga berdasar uraian tersebut maka dapat ditarik disimpulkan

bahwa kontrak dalam perdagangan melalui Forum Jual Beli Kaskus

tetap sah sehingga mengikat dan menjadi undang-undang bagi para

pihak yang membuatnya sepanjang para pihak tersebut tidak

mempermasalahkan mengenai tidak terpenuhinya salah satu syarat

sahnya perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata serta para pihak

tetap melaksanakan perjanjian yang telah dibuatnya.

3. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah obyek prestasi perjanjian.

Isi prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat ditentukan,

sehingga berdasar definisi tersebut maka, suatu kontrak e-commerce

haruslah menyebutkan mengenai obyek dari kontrak tersebut. Obyek

jual beli dalam Forum Jual Beli Kaskus bias dilihat di data no 1.2

tentang Obyek jual beli.

4. Suatu sebab yang halal

Dari data nomor 2 tentang ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus

menegaskan adanya aturan yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang

boleh dan tidak boleh dilakukan beserta sanksinya yang disebutkan

oleh Kaskus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontrak yang terjadi

dalam Forum Jual Beli Kaskus secara tidak langsung telah memenuhi

syarat suatu sebab yang halal, bahwa kontrak atau perjanjian yang

dilakukan antar para pihaknya mempunyai sebab yang halal sebagai


71

dasar perjanjian.

Dalam kontrak jual beli, para pelaku yang terkait didalamnya yaitu

penjual atau pelaku usaha dan pembeli yang berkedudukan sebagai

konsumen memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda.

Pengertian pelaku usaha menurut Pasal 1 ayat 3 UU Perlindungan

Konsumen berbunyi :

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,


baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi.

Berdasarkan data no 1.1.2. mengenai Penjual dalam Forum Jual

Beli Kaskus, Penjual adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus,

yang menjual barang atau jasa dengan membuat thread/Lapak jual beli di

FJB. Jika melihat pengertian Pelaku Usaha menurut Pasal 1 ayat 3 UU

Perlindungan Konsumen di atas, maka Penjual dalam Forum Jual Beli

Kaskus dapat disebut sebagai Pelaku Usaha.

Pengertian yang umum, setiap manusia adalah konsumen, karena

pada dasarnya manusia adalah pemakai sebuah produk baik barang

maupun jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Secara yuridis formal

pengertian konsumen dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat 2 UUPK yang

menentukan:

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang


tersedia dalam masyarakat, baik bagi kehidupan sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
72

Menurut Shidarta, istilah “pemakai” dalam Undang-undang

Perlindungan Konsumen, tepat digunakan dalam rumusan tersebut, karena

sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa yang dipakai tidak serta

merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan sebagai

konsumen tidak selalu memberikan prestasinya dengan cara membayar

uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu.46

Berdasarkan data no 1.1.3., Pembeli dalam Forum Jual Beli Kaskus

adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang bertransaksi dengan

penjual di dalam thread/lapak penjual tersebut untuk membeli barang atau

jasa yang ditawarkan oleh penjual. Maka jika disimpulkan menurut doktrin

di atas, Pembeli dalam Forum Jual Beli Kaskus dapat disebut sebagai

Konsumen.

Berkaitan dengan hubungan hukum yang terjadi di dalam Forum

Jual Beli Kaskus, maka hak-hak konsumen dalam hal ini yang harus

dilindungi adalah hak konsumen yang diatur di dalam pasal 4 huruf a, c,

dan h UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi suatu

barang;

46
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi. Grasindo. Jakarta. Op.Cit.
hal.6
73

c. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian,

apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian

atau tidak sebagaimana mestinya.

Karena hak yang paling utama adalah hak atas kenyamanan,

keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa,

maka untuk mendapatkan hak tersebut konsumen berhak untuk memilih

barang dan/ atau jasa berdasarkan informasi yang benar, jujur dan jelas.

Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk

didengar, memperoleh advokasi., pembinaan, perlakuan yang adil,

kompensasi sampai ganti rugi. Bila dikaitkan dengan hak pembeli di

Forum Jual Beli Kaskus selaku konsumen, maka yang dimaksud adalah

hak atas informasi yang benar, jujur dan jelas untuk mendapatkan barang.

Penjual harus memberikan rasa nyaman pada pembeli/konsumen

dengan memberikan informasi yang benar tentang kondisi barang yang

menjadi objek jual beli, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh

konsumen dapat terlayani dengan baik. Sementara sering kali muncul

dalam dunia e-commerce ini antara lain ketidak sesuaian antara barang

yang disepakati dengan barang yang diterima oleh pembeli, adanya

penipuan oleh penjual dengan berdalih bahwa kesalahan terletak pada jasa

penyedia jasa pengiriman, atau bahkan penipuan lain yang sangat

merugikan pembeli sebagai konsumen, bahkan setelah konsumen

memenuhi kewajibannya penjual “menghilang” dan tidak bisa dihubungi

lagi dan barangpun tidak pernah sampai ke tangan konsumen. Di sisi lain,
74

konsumen tidak dapat melakukan tindakan apa-apa. Selanjutnya yang

lebih utama dari sekedar rasa nyaman, adalah pentingnya keamanan dan

keselamatan atau jujur dan jelas dalam mendapatkan barang. Penjual

diharuskan menjaga kualitas barang, sehingga barang yang dibeli

konsumen benar-benar sampai ke tangan konsumen dengan kualitas

sesuai yang disepakati. Oleh karena itu jika penjual sampai menyerahkan

ke konsumen dengan kualitas barang yang tidak sesuai kesepakatan

bahkan barang tidak sampai di tempat konsumen, maka aspek keamanan

dan keselamatan konsumen jelas sangat terancam.

Pada umumnya dalam hubungan antara pelaku usaha dan

konsumen terdapat kesepakatan berupan perjanjian dengan syarat-syarat

baku. Pelaku usaha telah mempersiapkan terlebih dahulu mengenai syarat-

syarat yang harus disepakati oleh konsumen. Jenis perjanjian ini yang

membuat konsumen tidak dapat mengemukakan kehendaknya, konsumen

seolah-olah terpojok dalam posisi harus sepakat atau tidak terhadap

perjanjian tersebut. Pada kondisi ini biasanya timbul sengketa antara

pelaku usaha dan konsumen. Begitu pula yang terjadi di FJB Kaskus.

Kebanyakan para penjual sudah menulis syarat-syarat yang harus

disepakati oleh calon pembeli pada thread/lapak dagangannya di FJB.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Moderator Kaskus, Dimitri,

tidak semua Penjual di Forum Jual Beli Kaskus menghargai hak-hak

konsumen seperti tertuang dalam Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen.

Pihak Kaskus telah memberikan warning untuk tetap selalu waspada dan
75

berhati-hati dalam melakukan transaksi. Sehingga pihak Moderator

Kaskus lebih dahulu memberikan tips kepada pembeli dalam Forum Jual

Beli Kaskus adalah teliti sebelum membeli, periksa terlebih dahulu si

penjual. Adapun mekanismenya adalah seperti yang sudah tercantum

dalam postingan Moderator Dimitri di Forum Jual Beli Kaskus sebagai

berikut :

a. Cari semua postingan si penjual, pastikan tidak ada satupun


thread si penjual ada dalam subforum Blacklist.
Cara mencari postingan si penjual adalah dengan meng-klik id si
penjual dan pilih view public profile, klik pada bagian statistics,
dan klik Find all threads started by ***, dimana *** adalah id
user yang ingin kamu cari threadnya. Dengan cara ini akan dapat
diketahui apakah seller masuk ke dalam daftar blacklist atau
tidak. Penjual yang baik dan professional adalah mereka yang
mempunyai sedikit thread, tapi dengan banyak reply dari para
pembeli yang ingin berkonsultasi, sedangkan penjual yang
mempunyai banyak thread akan sullit untuk memantau semua
threadnya dan kesulitan menjalin hubungan dengan pembeli.
b. Lihat testimonial (kesaksian) dari para pembeli yang pernah
membeli dari penjual tersebut.
Dengan langkah diatas (mencari thread yang dibuat oleh
penjual), Maka lihatlah thread testimonial dari penjual (jika
ada), telitilah siapa saja kaskuser yang pernah bertransaksi dan
memberikan kesaksian, akan lebih baik jika kesaksian telah
banyak diberikan oleh kaskuser dengan jumlah postingan yang
banyak dan mempunyai reputasi baik. Testimonial-testimonial
dari penjual dapat dilihat di subforum khusus di fjb yaitu
subforum Feedback dan Testimonial.
c. Lihat reputasinya.
Walau reputasi bagus (berwarna hijau) tidak menjadi jaminan
apakah penjual tersebut terpercaya atau tidak, tapi tidak ada
salahnya untuk lebih waspada jika penjual belum mempunyai
reputasi, apalagi jika reputasinya jelek (berwarna merah)
Reputasi dapat dilihat pada bagian bawah dari user id.
Reputasi belum tentu didapat berdasarkan baik/buruknya user
tersebut menjual atau membeli barang, tapi ada kemungkinan
didapatkan dari subforum-subforum lain di kaskus selain FJB
(Forum Jual Beli), jadi jangan cuma melihat reputasinya saja
dan memutuskan untuk langsung bertransaksi, periksalah hal-hal
lainnya
76

d. Bertanya dan atau konsultasi dengan sesama kaskuser.


Kaskuser dapat berinteraksi dengan yang lainnya di thread Pos
Ronda FJB, disana kalian dapat menanyakan pendapat kaskuser
lain tentang penjual yang barangnya hendak kamu beli, bertukar
pikiran, dan berbagi pengalaman, mengetahui modus-modus
penipuan, dan lainnya, di thread ini biasanya terdapat informasi-
informasi baru tentang nomor rekening blacklist, penjual
bermasalah, dan lainnya.
e. Lihat pada akhir thread.
Pada awalnya semua seller memang terlihat baik-baik saja, tapi
tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk melihat akhir
thread, karena orang bisa berubah, dulunya baik, sekarang siapa
yang tahu. Dan biasanya juga masalah-masalah timbul
belakangan.
f. Harap berhati-hati dalam setiap transaksi online, utamakan
transaksi secara langsung (COD) jika memungkinkan.
Jika COD, periksa secara mendetil barang yang hendak dibeli,
tanyakan kelebihan dan kekurangan dari barang tersebut,
tanyakan juga bagaimana dengan layanan purna jual dan garansi
jika ada.
Jika tidak memungkinkan untuk COD atau transaksi secara
langsung, dapat meminta tolong teman yang satu kota dengan
penjual.
Jika tidak dapat COD atau meminta bantuan teman, dapat
menggunakan jasa sesama kaskuser yang membantu
menjembatani penjual dan pembeli.

Dari hasil wawancara dengan Moderator Kaskus, Raka Prasasti (ID

Kaskus : Tenji_No_Ichi), konsep Forum Jual Beli Kaskus adalah konsep

Market Place dimana konsep ini bukan sebuah website yang menyediakan

barang-barang yang akan dijual, tetapi layaknya seperti pasar maya. User

Kaskus bebas membuat thread/lapak jual beli tanpa dipungut biaya

sehingga FJB Kaskus menjadi tempat bertemunya Penjual dengan

Pembeli. Jadi Kaskus tidak dapat dikenai ketentuan Pasal 9 UU ITE yang

berbunyi :

Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem


Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar
77

berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang


ditawarkan.

Karena Kaskus bukanlah sebagai pelaku usaha, Kaskus hanya

sebagai penyedia Market Place sehingga dalam hal ini Kaskus disebut

sebagai Sistem Elektronik untuk Penjual yang memasarkan barang

dagangannya dan Kaskus tidak bertanggung jawab mengenai kasus atau

sengketa yang terjadi antara penjual dengan pembeli.

Kaskus sebagai Sistem Elektronik bisa dilihat dari Pasal 1 ayat 5

Ketentuan Umum UU ITE menyebutkan bahwa :

Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur


elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi
Elektronik.

Penjual dan Pembeli bertemu di FJB Kaskus karena mereka

adalah user Kaskus yang berarti sudah menyetujui peraturan yang tertera

pada saat mereka mendaftar sebagai user Kaskus. Sehingga otomatis

mereka sudah memenuhi ketentuan Pasal 19 UU ITE yang berbunyi :

Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik harus menggunakan

Sistem Elektronik yang disepakati.

Data nomor 2.2.1 tentang ketentuan khusus FJB dalam kategori

barang CD & DVD Collectibles menyebutkan mengenai larangan menjual

CD/DVD pornografi. Larangan ini berdasarkan atas Pasal 4 ayat 1

Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi yang berbunyi :

Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,


menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
78

mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau


menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat:

a) persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang;


b) kekerasan seksual;
c) masturbasi atau onani;
d) ketelanjangan atau tampilan yang ngesankan ketelanjangan;
e) alat kelamin; atau
f) pornografi anak.

Menurut hasil wawancara dengan beberapa user Kaskus yang aktif

dalam Forum Jual Beli Kaskus, traffic yang tinggi dan membuka lapak

maya tanpa dipungut biaya sedikitpun, membuat banyak orang maupun

badan usaha untuk menawarkan barang dagangan maupun jasa mereka di

Forum Jual Beli Kaskus. Tidak sedikit orang yang menggantungkan

hidupnya hanya dari berjualan melalui Forum Jual Beli Kaskus. Ada yang

berjualan kaos oblong dengan omset hingga Rp40.000.000 sampai

berjualan kamera yang tiap bulannya bisa menghasikan omset hingga

Rp100.000.000.

Berdasarkan wawancara dengan Admin Kaskus seperti dalam data

nomor 3, melihat angka penipuan dalam FJB yang kian tinggi, Kaskus

memberikan beberapa langkah untuk meredam penipuan yang terjadi.

Salah satunya adalah melalui metode yang disebut oleh Kaskus sebagai

Rekening Bersama (RekBer). Rekening Bersama adalah pemberdayaan

bank account sebagai sarana penengah pembayaran. Pemegang rekening

bank merupakan user Kaskus selain Moderator yang ditunjuk langsung

oleh pihak Kaskus.


79

Prosedurnya jika terjadi transaksi menggunakan Rekening

Bersama, ada transaksi antara penjual dan pembeli jika transaksi terjadi

tetapi penjual dan pembeli berbeda kota, disepakati kedua belah pihak

untuk menggunakan Rekening Bersama. Pembeli mentransfer uangnya ke

pemegang Rekening Bersama kemudian Penjual mengirim barang ke

pembeli. Barang sampai ke pembeli dan tidak ada masalah, uang akan

ditransfer dari pengelola rekening bersama kepada penjual. Berlaku

sebaliknya jika terjadi masalah, misal barang tidak pernah sampai, maka

uang akan dikembalikan ke pembeli. Biasanya ada biaya untuk jasa seperti

ini, besarnya relatif, tergantung jenis rekening bersama apa yang kamu

gunakan. Rekening bersama dapat ditemui di subforum

FJB/services/others. Rekening bersama sifatnya unofficial atau tidak resmi

dikeluarkan oleh kaskus, tapi lebih ke arah dari member kaskus untuk

member kaskus untuk meminimalisir penipuan. Penipuan dapat terjadi

dimana saja, tidak hanya di dunia maya, dalam transaksi jual beli secara

langsung pun masih ada kemungkinan penipuan terjadi jika kita tidak

berhati-hati dalam membeli.

Moderator Kaskus, Raka Prasasti, melanjutkan bahwa

threads/lapak jual beli kebanyakan hanya mencantumkan mengenai barang

apa yang akan dijual, tidak mencantumkan informasi mengenai spesifikasi

barang, tidak mencantumkan informasi mengenai kondisi barang saat ini,

dan sebagian besar tidak mencantumkan gambar sebenarnya dari barang

tersebut. Ada yang tidak mencantumkan gambar barang sama sekali, ada
80

pula yang mencantumkan gambar barang, tetapi bukan gambar barang

yang dia jual, melainkan gambar barang lain yang diambil dari google.

Dengan melihat hal ini, Hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang

benar seperti tertuang dalam Pasal 4 huruf C UU Perlindungan Konsumen

tidak terpenuhi.

Untuk Penjual yang memiliki reputasi baik dan selalu menjaga

reputasinya, jika dalam bertransaksi barang yang diterima oleh konsumen

memiliki cacat atau rusak, Penjual bereputasi baik akan selalu mengganti

barang tersebut ataupun melakukan refund pembelian kepada Pembeli

tergantung dari kesepakatan dengan Pembeli ingin diselesaikan seperti apa

bentuk kompensasi ganti kerugian tersebut. Tetapi dalam FJB Kaskus,

penjual terdaftar memiliki reputasi baik hanya sebagian kecil dari seluruh

user Kaskus. Sehingga dalam prakteknya, seringkali Pembeli yang

membeli barang dari lapak Penjual tidak mendapatkan barang seperti yang

ada di dalam thread Penjual, tidak bisa mendapatkan kompensasi ganti

kerugian karena Penjual tidak aktif kembali dalam FJB Kaskus dan tidak

dapat dihubungi lagi atau “menghilang”. Penjual yang seperti ini akan

dibanned oleh Kaskus sekaligus dibanned IP Address Penjual tersebut dan

masuk dalam daftar Blacklist. Dengan melihat hal tersebut, sehingga

menimbulkan persepsi bahwa dalam Forum Jual Beli Kaskus tidak ada

perlindungan terhadap hak konsumen untuk mendapatkan ganti rugi

apabila barang yang diterima tidak sebagaimana mestinya. Jadi Pasal 4

huruf H UU Perlindungan Konsumen tidak terpenuhi.


81

Masih maraknya kasus penipuan dalam Perdagangan Elektronik (e-

commerce) merupakan bukti bahwa peraturan yang ada belum mampu

mengakomodir kepentingan konsumen. Bahkan UU No. 11 Tahun 2008

tentang ITE masih belum mampu memayungi mengenai e-commerce pada

khususnya karena UU tersebut lebih kepada mengatur konten suatu

website dan suatu transaksi elektronik pada umumnya. E-commerce

merupakan suatu produk dari ITE, tetapi e-commerce membutuhkan

peraturan perundangan yang lebih khusus mengatur mengenai e-commerce

untuk meredam angka kasus yang seringkali terjadi dan memberikan rasa

nyaman kepada konsumen untuk berbelanja di dunia maya.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan

elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual

Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak ada, karena:

1. Penjual dan Pembeli sudah mengetahui dan menyadari secara pasti atas

resiko yang dapat dialaminya dalam e-commerce, dan konsumen tidak

mengetahui secara nyata kondisi barang yang dijual, maka pemenuhan

Pasal 4 huruf C UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

mengenai hak-hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang

benar/jujur mengenai kondisi dan jaminan barang tidak terpenuhi. Seperti

masih banyak lapak yang ada di FJB Kaskus tidak menyertai spesifikasi

mengenai barang yang akan dijual, tidak memasukan gambar kondisi

barang yang sebenarnya atau bahkan gambar barang lain dan tidak

mencantumkan gambar barang yang dijual. Hal mengenai kewajiban

memberikan informasi yang benar sebenarnya sudah diatur dalam Pasal 9

UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE.

82
83

2. Pemenuhan Hak Konsumen untuk mendapatkan kompensasi/ganti rugi

jika barang yang diterima tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, seperti

yang ditegaskan dalam Pasal 4 huruf H UU No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen ini juga tidak sepenuhnya terpenuhi. Untuk

Penjual yang menjaga reputasinya, mereka selalu memenuhi hak

konsumen untuk mendapatkan kompensasi dengan cara menyuruh

konsumen mengirim balik barang tersebut kepada penjual dan kemudian

Penjual mengirim kembali dengan barang baru ataupun refund sesuai

dengan kesepakatan para pihak, tetapi untuk sebagian Penjual nakal di FJB

Kaskus, setelah berhasil menjual barang mereka menghilang dan sukar

dilacak, sehingga konsumen yang mengalami kerugian tidak mendapatkan

kompensasi ganti kerugian. Kewajiban pelaku usaha dalam hal ini penjual

sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1496 KUHPerdata, Penjual harus

bertanggung jawab untuk mengembalikan uang harga pembelian dan

penggantian biaya atau kerugian mengenai pembelian dan penyerahan

barang tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan diatas, penulis dapat memberikan saran

agar Kaskus hendaknya tidak melepas diri dari tanggung jawab. Karena

bagaimanapun juga Kaskus tetap mendapatkan keuntungan dari transaksi ini

meskipun keuntungan ini adalah keuntungan secara tidak langsung.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Akbar, Ali, 2006, Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang, Neomedia

Press : Semarang

Badrulzaman, Mariam Darus, 1994, Aneka Hukum Bisnis, PT Alumni :

Badung

Barkatulah, Abdul Halim, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen kajian

teoritis dan perkembangan pemikiran, Nusa Media : Bandung

Coteanu, Cristina, 2005, Cyber Cinsumer Law and Unfair Trading

Practices, Asgate : London

J. Satrio, 1992, Hukum Perikatan : Perikatan yang Lahir dari Perjanjian,

PT Citra Aditya Bakti : Bandung

Muhammad, Abdulkadir, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, PT.

Citra Aditya : Bandung

Prodjodikoro, R.Wirjono, 1991 Azas-Azas Perjanjian, Penerbit Sumur

Bandung : Bandung

Purnomo, W.A., 2000, Konsumen dan Transaksi E-commerce. Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia: Jakarta

Ramli, Ahmad M., 2004, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum

Indonesia, PT. Refika Aditama : Bandung

Salim HS, 2003, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi : Jakarta


Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi,

Grasindo : Jakarta

Sidabalok, Janus, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia,

PT.Citra Aditya Bakti : Bandung

Sjahputra, Iman, 2010, Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi

Elektronik, PT. Alumni : Bandung

Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti : Bandung

Suherman, Ade Maman, 2002, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global,

Ghalia Indonesia : Jakarta

Sutadi, Heru, 2006, Kejahatan Perbankan Lewat Internet, Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia : Jakarta

Suyadi, 2004, Dasar-Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Universitas

Jenderal Soedirman : Purwokerto

Sumber Perundang-undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor :

29/PER/M.KOMINFO/11/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraaan

Certification Authority (CA) di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai