Anda di halaman 1dari 112

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU SEHAT: KUALITAS TIDUR DAN SELF CARE


DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG RAWAT
JALAN DI PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP. DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Oleh :
ARMIATY HASYYATI S
C12116716

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Segala puji dan sanjungan penulis panjatkan hanya kepada kehadirat Allah

SWT yang telah membentangkan jalan untuk hamba-Nya dan berkuasa menunjuki

hati hamba kepada hidayah dan cahayaNya sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan tetap pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa

terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

“Hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self care dengan kualitas hidup pasien

gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar” tepat waktunya sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Unhas Makassar.

Penulis menyadari selama proses penelitian ini dari awal hingga akhir,

banyak hambatan yang dijalani karena keterbatasan penulis sendiri sebagai manusia

biasa. Mengatasi hambatan yang ditemui penulis banyak mendapat bimbingan,

arahan, petunjuk, motivasi, saran dan bantuan dai berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

v
1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S. Kep, M. Kes. Selaku Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Hasanuddin.

2. Ibu Dr. Yuliana Syam, S. Kep., Ns., M. Kes. selaku pembimbing 1 yang

telah banyak menambah pengetahuan penulis selama penyusunan laporan

penelitian ini dan Bapak Moh. Syafar, S.Kep., Ns., MANP selaku

pembimbing II yang banyak memberikan bimbingan hingga laporan

penelitian selesai.

3. Keluarga kecilku, terima kasih tak terhingga kepada suami tercinta Muh.

Fitrah Ishan A, S.Kom. atas bantuan moril dan materiilnya selama penulis

menjalani proses perkuliahan dan anakku tercinta Muhammad Al-Fatih

Athaya yang selalu menjadi penyemangatku.

4. Ayahanda M. Syahiruddin dan Syarifa Adyan semoga selalu diberi

kesehatan dan keselamatan, tetap dalam lindungan Allah SWT.

5. Teman-teman Pusat Jantung Terpadu khususnya teman-teman sejawat di

Poliklinik jantung dan ruangan CVCU, terima kasih tak terhingga atas

pengertian kalian selama penulis menjalani kuliah di Universitas

Hasanudin.

6. Teman-teman Ners Jalur Kerjasama Angkatan 2016 “Ep16lot15” yang telah

banyak memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan

penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebut namanya

satu persatu, terima kasih banyak semoga amal ibadah dan kebaikan kita

diberikan pahala yang kelak dapat menghapus dosa-dosa kita.

vi
Penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan,

karena kesempurnaan hanya milik Allah semata, oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan

penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat

menambah pengetahuan dan wawasan pembaca yang budiman.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Maret 2018

Peneliti

Armiaty Hasyyati S.

vii
ABSTRAK

Armiaty Hasyyati S. C12116716. HUBUNGAN PERILAKU SEHAT: KUALITAS


TIDUR DAN SELF CARE DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL
JANTUNG RAWAT JALAN DI PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP. DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR, dibimbing oleh Yuliana Syam dan Moh.
Syafar S.
Latar belakang : Prevalensi gagal jantung sangat tinggi, baik di dunia maupun di
Indonesia dan diprediksikan setiap tahun penderita gagal jantung akan semakin meningkat..
Kondisi payah jantung dan berbagai manifestasi yang muncul menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas hidup diakibatkan oleh ketidakmampuan penderita gagal jantung untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri (self care) serta kualitas tidur yang rendah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan perilaku sehat : kualitas tidur dan self care
dengan kualitas hidup pasien gagal jantung Metode : Desain penelitian adalah penelitian
non eksperimental jenis cross sectional menggunakan kuesioner Minnesota Living with
Heart Failure Questionnaire (MLHFQ), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Self-
Care of Heart Failure Index (SCHFI. Responden sebanyak 100 orang pasien gagal jantung
rawat jalan diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Hasil : Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa skor rata-rata kualitas tidur pasien gagal jantung adalah 12,02. 12 orang
memiliki kualitas tidur baik (skor ≤ 5) dan 88 orang memiliki kualitas tidur buruk (skor
>5). Skor rata-rata kemampuan self care adalah 47,44. Skor rata-rata kualitas hidup adalah
40,65. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kualitas hidup ( p
value 0,0001 dengan r 0,495) dan terdapat hubungan yang signifikan antara self care
dengan kualitas hidup ( p value 0,042 dengan r -0,204). Kesimpulan dan saran : Ada
hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan self care dengan kualitas hidup pasien
gagal jantung rawat jalan. Implikasi hasil penelitian dalam keperawatan adalah perlunya
perawat memberikan edukasi tentang kualitas tidur dan self care sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Kata kunci : Gagal jantung, Kualitas hidup, Kualitas tidur, Self care
Sumber Literatur : 45 kepustakaan (2002-2017)

viii
ABSTRACT

Armiaty Hasyyati S. C12116716. The Correlation of Healthy Behavior: Sleep Quality


and Self Care with Quality of Life of Patient with Heart Failure in Outpatient at
Cardiac Center Wahidin Sudirohusodo Makassar Hospital, (Supervised by Yuliana
Syam and Moh. Syafar S)

Bacgkground: The prevalence of heart failure is very high, both in the world and in
Indonesia and it is predicted every year patients with heart failure will increase. Heart
failure conditions and various manifestations that appear to cause a decrease in quality of
life due to the inability of patients with heart failure to perform self-care (self care) and low
sleep quality. Research purpose: To determine the correlation of healthy behavior: sleep
quality and self care with the quality of life of patients with heart failure. Methods: The
study design is a non-experimental cross-sectional study using the Minnesota Living with
Heart Failure Questionnaire (MLHFQ), the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and the
Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI). Respondents of 100 patients with outpatient
heart failure were obtained by consecutive sampling. Result: The results of the study it was
found that mean score sleep quality of patients with heart failure is 12,02. 12 patients had
good sleep quality (score ≤ 5) and 88 patients had poor sleep quality (score >5). The mean
score of self care ability is 47,44. The mean score of life quality is 40,65. There was
significant correlation between sleep quality and quality of life (p value 0,0001 with r
0,495) and there was significant correlation between self care with quality of life (p value
0,042 with r -0,204). Conclusions and recommendations: There is a significant
correlation between sleep quality and self care with quality of life of patients with heart
failure in outpatient. Implications of the results of research in nursing is the need for nurses
to provide education about sleep quality and self care so can to improve the quality of life.
.

Keywords : Heart failure, Quality of Life, Sleep Quality, Self care.

Bibliography : 45 references (2002 – 2017).

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 New York Heart Association Classification of Heart Failure ........... 10

Tabel 5.1 Hasil uji t independen jenis kelamin, tingkat pendidikan dan

derajat gagal jantung dengan kualitas hidup ....................................... 49

Tabel 5.2 Hasil uji Speraman rho usia dan penghasilan dengan kualitas

hidup ................................................................................................... 50

Tabel 5.3 Hasil uji t independen derajat gagal jantung dengan kualitas tidur ... 51

Tabel 5.4 Hasil uji Speraman rho usia dengan kualitas tidur ............................ 52

Tabel 5.5 Hasil uji t independen jenis kelamin, tingkat pendidikan dan

derajat gagal jantung dengan self care ............................................... 52

Tabel 5.6 Hasil uji Speraman rho usia dan penghasilan dengan self care ......... 53

Tabel 5.7 Deskriptif sattistik responden berdasarkan kualitas tidur, self care

dan kualitas hidup ................................................................................ 54

Tabel 5.8 Analisis hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup ..................... 55

Tabel 5.9 Analisis hubungan self care dengan kualitas hidup ............................ 56

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah penjelasan untuk responden


Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Kuesioner penelitian
Lampiran 4 Master tabel penelitian
Lampiran 5 Hasil SPSS
Lampiran 6 Rekomendasi persetujuan etik
Lampiran 7 Permohonan izin penelitian dari institusi

Lampiran 8 Surat izin penelitian dari RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo


Makassar

Lampiran 9 Daftar riwayat hidup

xi
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ................................................................. 1
B. Rumusan masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat penelitian ......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Gagal Jantung ................................................... 8
B. Tinjauan tentang Kualitas Hidup .................................................. 16
1. Definisi kualitas hidup ............................................................. 16
2. Kualitas hidup pada gagal jantung ........................................... 19
3. Alat ukur kualitas hidup gagal jantung .................................... 20
C. Tinjauan tentang Perilaku Sehat (Health Behaviours) .................. 21
1. Tinjauan tentang kualitas tidur ................................................ 22
a. Definisi kualitas tidur ........................................................... 22
b. Kualitas tidur pada gagal jantung ........................................ 22
c. Alat ukur kualitas tidur gagal jantung .................................. 24
2. Tinjauan tentang self care ........................................................ 24
a. Definisi self care ................................................................. 24

xii
b. Self care pada gagal jantung ................................................ 25
c. Alat ukur self care pada gagal jantung ................................. 28
D. Kerangka Teori .............................................................................. 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka konsep ........................................................................... 30
B. Hipotesis........................................................................................ 31
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 33
D. Alur Penelitian ............................................................................... 36
E. Variabel Penelitian ....................................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43
H. Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 44
I. Masalah Etika Penelitian .............................................................. 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 48
1. Gambaran karakteristik responden ........................................... 48
2. Gambaran kualitas tidur, self care dan kualitas hidup .............. 54
3. Hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup ........................ 55
4. Hubungan self care dengan kualitas hidup ............................... 55
B. Pembahasan ................................................................................... 56
1. Hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup ........................ 57
2. Hubungan self care dengan kualitas hidup ............................... 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana terjadi ketidakmampuan

jantung untuk memompa darah yang adekuat memenuhi kebutuhan jaringan

akan oksigen dan nutrisi sehingga menimbulkan berbagai macam manifestasi

klinis pada penderitanya (Black & Hawks, 2014). Laporan World Health

Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa setiap tahunnya di seluruh

dunia lebih banyak orang meninggal disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler

dibandingkan akibat penyakit tidak menular lainnya. Diperkirakan 17,5 juta

orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 2012, mewakili

37% dari seluruh kematian global (World Health Organization, 2014).

Data yang dilaporkan dari Amerika Serikat tahun 2017 ditemukan bahwa

jumlah orang dewasa yang hidup dengan gagal jantung meningkat dari sekitar

5,7 juta (2009-2012) menjadi sekitar 6,5 juta (2011-2014). Data ini didasarkan

pada National Health and Nutrition Examination Survey yang dilakukan secara

bertahap selama beberapa tahun. (American Heart Association News, 2017).

Sedangkan menurut Heart Disease and Stroke Statictics 2017 Update

dilaporkan jumlah orang yang didiagnosis dengan gagal jantung meningkat dan

diproyeksikan meningkat sebesar 46 persen pada tahun 2030, mengakibatkan

lebih dari 8 juta orang mengalami gagal jantung (American Heart Association,

2017).

1
Data pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

bahwa gagal jantung berdasar wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia

sebesar 0,13 persen, dan yang terdiagnosis dokter dengan gejala sebesar 0,3

persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan yang terdiagnosis dokter tertinggi

di Yogyakarta (0,25%), terendah di Maluku Utara (0,02%), sedangkan Sulawesi

Selatan sebesar 0,04%. Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dengan

gejala ditemukan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%) dan terendah di

Jambi, Lampung, Bengkulu dan Kalimantan Timur (0,1%), sementara Sulawesi

Selatan berada di urutan ketiga (0,5%). Untuk yang didiagnosis dokter

prevalensi lebih tinggi pada perempuan (0,2%) dibanding laki-laki (0,1%),

berdasar didiagnosis dokter dengan gejala prevalensi sama banyaknya antara

laki-laki dan perempuan (0,3%) (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Jumlah pasien yang dirawat dengan gagal jantung selama 5 tahun

terakhir (2013-2017) di Cardiac Centre/ Pusat Jantung Terpadu (PJT) RSUP. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar berfluktuatif. Hal ini berdasarkan laporan yang

didapatkan dari instalasi rekam medik RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar yang menunjukkan jumlah rata-rata pasien gagal jantung yang dirawat

inap pada tahun 2013 sebanyak 420 pasien, tahun 2014 sebanyak 408 pasien,

tahun 2015 sebanyak 432 pasien, tahun 2016 sebanyak 480 pasien dan pada

tahun 2017 (Januari-Juni) sebanyak 282 pasien. Sementara jumlah pasien gagal

jantung yang rawat jalan di poliklinik jantung pada tahun 2016 sebanyak 6720

pasien dan pada tahun 2017 (Januari-Juni) sebanyak 4344 pasien (Instalasi

Rekam Medik RSWS, 2017).

2
Berdasarkan data-data tersebut dapat dilihat bahwa prevalensi gagal

jantung sangat tinggi, baik di di dunia maupun di Indonesia. Bahkan AHA telah

memprediksikan bahwa setiap tahun penderita gagal jantung akan semakin

meningkat. Fenomena ini membutuhkan perhatian lebih untuk menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas pada penderita gagal jantung.

Menurut Smeltzer dan Bare (2010) gagal jantung adalah kondisi yang

menimbulkan efek pada seluruh aspek kehidupan penderita, khususnya

penderita yang dirawat di rumah sakit. Faktor predisposisi dan faktor pencetus

gagal jantung yang sangat kompleks menyebabkan terjadinya perubahan fungsi

jantung berupa kerusakan kontraktilitas sehingga menyebabkan menurunnya

cardiac output. Penurunan cardiac output dimanifestasikan secara luas

diantaranya sesak napas, edema, cepat lelah, tidak tolerans terhadap aktivitas dan

dipsnea nocturnal paroxysmal. Kondisi payah jantung dan berbagai manifestasi

yang muncul menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup penderitnya.

Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan penderita gagal jantung untuk

melakukan perawatan diri secara mandiri (self care) serta kualitas tidur yang

rendah karena sering terbangun di malam hari dan tidak mampu tidur terlentang

dengan satu bantal.

Terdapat beberapa studi dan penelitian sebelumnya yang telah meneliti

tentang bagaimana kualitas hidup pada pasien dengan gagal jantung. Salah

satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hayes, Anstead, Ho dan Philips

(2009) mengemukakan bahwa insomnia merupakan faktor penyebab kelelahan

dan kurangnya kualitas hidup pada pasien gagal jantung. Penelitian terkait juga

3
dilakukan oleh Hjelm, Stromberg, Arestedt dan Brostrom (2013) yang meneliti

tentang hubungan antara gangguan tidur, pola tidur dan penurunan kognitif pada

137 pasien gagal jantung menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif pada 44%

penderita gagal jantung yang diteliti mengalami penurunan. Insomnia dianggap

satu-satunya faktor penyebab yang signifikan mempengaruhi kognisi pasien

gagal jantung.

Penelitian tentang self care pada pasien gagal jantung dilakukan oleh

Kawoaan (2012) pada 80 responden pasien gagal jantung di RSUP. Dr. R.P.

Kandou Manado yang menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kemampuan self care dengan kualitas hidup pasien gagal

jantung, yaitu peningkatan kemampuan self care akan meningkatan kualitas

hidup pasien gagal jantung. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Britz dan Dunn (2010) di sebuah rumah sakit di Michigan pada

30 sampel pasien gagal jantung mengungkapkan bahwa self care mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup pasien gagal

jantung.

Berbeda dengan tiga penelitian tentang self care di atas, O’Connel et al.

(2011) yang melakukan penelitian pada 605 pasien gagal jantung di San

Fransisco General Hospital tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku

perawatan diri dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung menemukan

bahwa pengetahuan mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal jantung, tetapi

perilaku self care tidak mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal jantung.

Penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Kim, Kim dan Hwang (2015)

4
yang melakukan penelitian pada 105 pasien post myocardial infarc dengan gagal

jantung NYHA II-IV, menemukan hasil bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara kemampuan self care dengan kualitas hidup pasien gagal

jantung. Sedangkan penelitian berbeda yang dilakukan oleh Mills et al. (2009)

mengungkapkan bahwa kualitas tidur pasien gagal jantung berhubungan dengan

tingkat keparahan gagal jantung, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian untuk melihat bagaimana hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan

self care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung. Oleh karena itu peneliti

mengangkat judul penelitian “Hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self

care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat

Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Gagal jantung merupakan suatu kondisi di mana pasien yang telah

terdiagnosa menderita gagal jantung memiliki manisfestasi penyakit sebagai

akibat dari proses patofisiologi gagal jantung. Luasnya manifestasi yang

ditimbulkan gagal jantung menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup

penderitanya. Bahkan sering didapatkan pasien datang kembali ke rumah sakit

karena kekambuhan gagal jantung dengan kondisi dan kualitas hidup yang lebih

buruk.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal

jantung, salah satunya adalah adanya health behaviours yang buruk, termasuk

diantaranya kualitas tidur dan kemampuan perawatan diri secara mandiri (self

care). Dengan kondisi payah jantung, seorang penderita gagal jantung tidak

5
mampu melakukan perawatan diri secara mandiri serta kualitas tidur yang

rendah karena sering terbangun di malam hari atau dan tidak mampu tidur

terlentang dengan satu bantal. Dalam keadaan seperti itu dibutuhkan health

behaviours yang baik dari pasien gagal jantung dalam menjalani pengobatan dan

perawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup yang baik.

Dengan health behaviours berupa peningkatan kualitas tidur dan self care

diharapkan mampu menekan kejadian rehospitalisasi serta dapat meningkatkan

kualitas hidup pasien gagal jantung.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu:

“Bagaimana hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self care dengan

kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP.

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan perilaku sehat : kualitas tidur dan self care dengan

kualitas hidup pasien gagal jantung

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya kualitas tidur pada gagal jantung yang rawat jalan di Pusat

Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

b. Diketahuinya self care pada gagal jantung yang rawat jalan di Pusat

Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

6
c. Diketahuinya kualitas hidup pasien gagal jantung yang rawat jalan di

Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

d. Diketahuinya analisis hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self care

terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung

Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikatif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

hubungan perilaku sehat yaitu kualitas tidur dan self care dengan kualitas

hidup pasien gagal jantung dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

rumah sakit dalam menyusun pendidikan kesehatan pada pasien gagal

jantung.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

memperkaya konsep atau teori ilmu pengetahuan asuhan keperawatan

kardiovaskuler khususnya pengetahuan tentang hubungan perilaku sehat:

kualitas tidur dan self care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

7
A. Tinjuan tentang Gagal Jantung

1. Definisi

Gagal jantung adalah suatu kumpulan gejala klinis yang terjadi akibat

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk

memenuhi kebtuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare,

2010).

Gagal jantung adalah kumpulan gejala klinis kronik yang terjadi saat

jantung tidak mampu memompa darah ke dalam sistem sirkulasi sehingga

organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi (Burrai, Hasan,

Fancourt, Luppi, & Somma, 2016).

2. Etiologi

Saat terjadi kondisi gagal jantung, curah jantung tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan tubuh atau dapat memenuhi kebutuhan hanya dengan

peningkatan tekanan pengisian (preload). Mekanisme kompensasi mungkin

mampu untuk mempertahankan curah jantung saat istirahat, namun mungkin

tidak mencukupi saat menjalani aktivitas. Fungsi jantung akhirnya menurun

dan gagal jantung menjadi berat (dekompensata). Gagal jantung disebabkan

oleh kondisi yang melemahkan atau merusak miokardium. Gagal jantung

dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari jantung (misalnya penyakit

atau faktor patologis intrinsik atau dari faktor eksternal (Aaronson & Ward,

2010).

Menurut Loscalzo (2014), ada beberapa etiologi dari penyakit gagal

jantung, yaitu:

8
a. Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung

disebabkan karena menurunnya kontraktilitas otot jantung.

b. Aterosklerosis koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi otot jantung karena

terganggunya aliran darah ke otot jantung. Dengan adanya disfungsi otot

jantung maka akan mengakibatkan kontraktilitas menurun.

c. Hipertensi sistemik atau pulmonal

Adanya peningkatan tekanan darah menyebabkan meningkatnya beban

ang pada akhirnya menyebabkan hipertrofi otot jantung.

d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

Kondisi ini secara langsung akan merusak serabut otot jantung sehingga

akan menurunkan kemampuan kontraktilitas jantung.

e. Penyakit jantung lain

Gagal jantung dapat terjadi akibat dari adanya penyakit jantung yang

secara langsung mempengaruhi jantung. Beberapa penyakit jantung yang

secara langsung dapat menyebabkan gagal jantung antara lain tamponade,

perikarditis dan stenosis katup atrioventrikuler.

f. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan

beratnya gagal jantung. Meningkatnyalau metabolisme, hipoksia dan

anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi

9
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan

suplai oksigen ke otot jantung.

3. Klasifikasi

Klasifikasi fungsional dari gagal jantung dari New York Heart

Association (NYHA) merupakan klasifikasi umum yang digunakan. NYHA

mengklasifikasikan gagal jantung berdasarkan batasan fungsional sebagai

berikut:

Tabel 2.1 New York Heart Association Classification of Heart

Failure

Kelas Definisi Fungsional

I Tidak ada keluhan pada aktivitas sehari-hari.

II Bila melakukan aktivitas berat menimbulkan sesak, Berdebar-

debar, lelah, nyeri dada. Nampak sehat bila istirahat.

Aktivitas fisik sangat terbatas, bila melakukan aktivitas ringan

III menimbulkan sesak, Berdebar-debar, lelah, nyeri dada. Nampak

sehat bila istirahat.

Gejala insufisiensi jantung terlihat saat istirahat dan memberat

IV ketika melakukan aktivitas ringan.

Sumber: Gray, Dawkins, Morgan, & Simpson (2011)

10
Gagal jantung juga diklasifikasikan berdasarkan sisi jantung yang

terkena, yaitu atas gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan.

a. Gagal jantung kiri, yaitu berbagai kondisi yang mengakibatkan gannguan

ventrikel kiri memompa darah ke aorta.

b. Gagal jantung kanan, yaitu kondisi ketika ventrikel kanan gagal memompa

total volume diastolik ke arteri pulmonal yang menyebabkan kongesti

darah di pembuluh vena sistemik. (Gray, Dawkins, Morgan, & Simpson,

2011)

Berdasarkan proses terjadi dan perkembangannya, gagal jantung

dibedakan atas:

a. Gagal jantung akut (Acute Heart Failure [AHF]) adalah gagal jantung

jantung yang disebabkan oleh kegagaln mempertahankan curah jantung

yang terjadi secara mendadak. Tidak terdapat cukup waktu untuk

terjadinya mekanisme kompensasi dan gambaran klinisnya didominasi

oleh edema paru akut.

b. Gagal jantung kronis (Chronic Heart Failure [CHF]) adalah gagal jantung

di mana curah jantung menurun secara bertahap , gejala dan tanda tidak

terlalu jelas dan didominasi oleh gambaran yang menunjukkan mekanisme

kompensasi (Davey, 2010).

4. Manifestasi Klinis

Menurut Ignativicius & Workman (2016), manifestasi klinis gagal

jantung dibagi berdasarkan tipe gagal jantung itu sendiri, yaitu:

11
a. Left-Side Heart Failure

Tanda dan gejala gagal jantung kiri antara lain:

1) Penurunan cardiac output: kelelahan, aliguria, angina, konfusi dan

gelisah, takikardi dan palpitasi, nadi perifer lemah, pucat dan akral

dingin.

2) Kongesti pulmonal: sesak napas bertambah buruk pada malam hari

(paroxysmal nocturnal dyspnea), krekels, takipnea, othopnea.

b. Right-Side Heart Failure

Tanda dan gejala pada gagal jantung kanan adalah kongesti sistemik yaitu

berupa: distensi vena jugularis, pembesaran hati dan limpa, anoreksia,

edema menetap, distensi abdomen, asites, edema anasarka.

5. Patofisologi

Sebagian besar kondisi gagal jantung dimulai dari kegagalan ventrikel

kiri yang akhirnya berkembang menjadi kegagalan kedua ventrikel. Hal

tersebut terjadi karena kedua ventrikel ini merupakan dua sistem pompa

jantung yang memiliki fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan

(Ignativicius & Workman, 2016).

Gagal jantung kiri terjadi disebabkan ketidakmampuan ventrikel kiri

untuk memompakan isinya secara adekuat sehingga menyebabkan terjadinya

dilatasi, peningkatan volume akhir diastolik dan peningkatan intraventrikular

pada akhir diastolik. Kondisi ini disebut disfungsi diastolik. Hal tersebut akan

berefek pada atrium kiri di mana terjadi ketidakmampuan atrium untuk

mengosongkan isinya ke dalam ventrikel kiri dan selanjutnya tekanan pada

12
atrium kiri pun akan meningkat. Adanya peningkatan tekanan pada atrium

akan berdampak pada vena pulmonal yang mengalirkan darah dari paru-paru

ke atrium kiri. Jika kondisi ini terus berlanjut maka akan terjadi kongesti paru

(Hudak, Gallo, & Morton, 2010).

Gagal jantung kanan seringkali mengikuti gagal jantung kiri. Pada

gagal jantung kanan terjadi peningkatan afterload yang berlebihan pada

ventrikel kanan disebabkan karena peningkatan tekanan pulmonal s ebagai

akibat dari disfungsi diastolik ventrikel kiri. Akibatnya, darah tidak lagi

dipompa secara efektif kedalam paru-paru sehingga terjadi bendungan

volume darah di atrium kanan, vena, dan sirkulasi perifer yang kemudian

akan menyebabkan kongesti sistemik (Lilly, 2011).

Jantung yang mengalami kondisi gagal jantung akan melakukan

mekanisme kompensasi untuk mempertahankan cardiac output. Mekanisme

kompensasi utama yang digunakan meliputi:

a. Mekanisme Frank Starling

Konsep curah jantung dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV, di

mana curah jantung (CO: Cardiac Output) ditentukan oleh frekuensi

jantung (HR: Heart Rate) dan volume sekuncup (SV: Stroke Volume). Bila

cardiac ouput berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat

frekuensi jantung untuk mempertahankan cardiac output. Bila mekanisme

kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang

memadai maka stroke volume yang harus menyesuaikan diri untuk

mempertahankan cardiac output (Smeltzer & Bare, 2010).

13
b. Perubahan neurohormonal

Gray, Dawkins, Morgan dan Simpson (2011) menuliskan bahwa

mekanisme kompensasi melalui perubahan neurohormonal terjadi dengan

sendirinya sebagai respon terhadap penurunan cardiac output. Tiga dari

beberapa meknaisme perubahan neurohormonal yang terjadi adalah

peningkatan adrenergic simpatik, aktivasi sistem renin-angiotensin-

aldosteron (RAA) dan peningkatan hormon antidiuretik (ADH).

c. Hipertrofi ventrikel

Hipertrofi ventrikel terjadi sebagai mekanisme terhadap ventrikel yang

berdilatasi akibat beban volume yang berlangusng lama. Kompensasi ini

bertujuan untuk meningkatkan massa elemen kontraktil dan memperbaiki

kontraksi sistolik, namun di samping itu juga berefek meningkatkan

kekakuan dinding ventrikel, menurunkan pengisian ventrikel serta fungsi

diastolik (Gray, Dawkins, Morgan, & Simpson, 2011).

6. Penatalaksanaan

Sasaran penatalaksanaan gagal jantung adalah untuk menurunkan

kerja jantung dengan istirahat, untuk meningkatkan curah jantung obat dan

untuk menurunkan retensi garam dan air dengan terapi diet dan istirahat

(Hudak, Gallo, & Morton, 2010).

Menurut Davey (2010), terapi gagal jantung dibagi atas terapi

nonfarmakologis dan terapi farmakologis.

14
a. Terapi nonfarmakologis

1) Diet: Asupan NaCl harus dibatasi menjadi 2-3 g Na/hari, atau <2 g/hari

untuk gagal jantung sedang sampai berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-

2 L/hari hanya utnuk gagal jantung berat

2) Menghentikan merokok

3) Aktivitas fisik: melakukan pembatasan aktivitas fisik untuk

mengurangi beban kerja jantung sesuai dengan derajat gagal jantung

yang dialami

4) Pemberian posisi semifowler atau fowler jika pasien dalam keadaan

sesak nafas

5) Bepergian: hindari tempat-tempat tinggi dan tempat-tempat yang

sangat panas atau lembab, dan gunakan penerbangan-penerbangan

pendek.

b. Terapi farmakologis

Terapi farmakologis yang diberikan pada pasien gagal jantung terutama

bertujuan untuk menurunkan afterload dengan, meningkatkan kontraktilitas

dan menurunkan preload. Terapi yang diberikan berupa (Kabo, 2011):

1) Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitors

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ACE Inhibitors antara lain:

captopril, ramipril, lisinopril. Obat golongan ini mencegah konversi

angiotensin I menjadi angiotensin II.

2) Angiotensin II Reseptor Blockers (ARBs)

15
Golongan obat ini direkomendasikan jika pemberian obat ACE

Inhibitors tidak dapat ditoleransi pemberiannya. Yang termasuk

golongan obat ini adalah valsartan, irbesartan, telmisartan, candesartan.

ARBs ini menghambat reseptor angiotensin, menurunkan resistensi

arteri dan dilatasi arteri.

3) Beta Adrenergic Blockers

Obat golongan ini bekerja dengan menghambat kerja beta adrenergik

pada system saraf simpatis yaitu menurunkan kerja jantung dan

kebutuhan yang lebih akan oksigen melalui penurunan frekuensi

jantung dan vasodilatasi arteri. Yang termasuk dalam golongan beta

adrenergic blocker I antara lain carvedilol, bisoprolol, metaprolol.

4) Diuretic

Golongan obat diuretik terbagi atas tiga jenis, yaitu Loop diuretic,

Thiazide dan Aldosteron agonist. Yang termasuk jenis loop diuretic

adalah Furosemide (Lasix), sedangkan yang termasuk jenis thiazide

antara lain Hydrochlorothiazide dan yang termasuk jenis aldosterone

agonist adalah spironolactone.

B. Tinjauan tentang Kualitas Hidup

1. Definisi Kualitas Hidup

Definisi kualitas hidup yang disepakati secara umum adalah

merupakan istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan kesejahteraan

fisik seseorang serta kemampuan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari

(Furze, Donnison, & Lewin, 2008). Kualitas hidup diartikan sebagai

16
persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang

kehidupan (Gimmler & Lenk, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Kaawoan (2012), kualitas hidup didefiniskan sebagai suatu konsep yang

disusun untuk menilai bagaimana pengaruh penyakit terhadap pasien.

Kualitas hidup didefinisikan oleh World Health Organization

(WHO) dalam Moser dan Riegel (2008) sebagai tahapan yang sempurna

meliputi dimensi fisik, mental dan kesejahteraan sosial, bukan hanya

ketiadaan penyakit atau kelemahan saja (Moser & Riegel, 2008).

Model Health-Related Quality of Life (HRQoL) yang telah

dikembangkan oleh Wilson dan Cleary (dikutip dalam Dharma 2011)

menjelaskan tentang hubungan antara konsep-konsep dasar dari kualitas

hidup terkait kesehatan. Ada 5 aspek yang yang berhubungan dan

dipengaruhi oleh karakteristik individu dan lingkungannya, kelima aspek

tersebut yaitu aspek biologi/fisiologi, status gejala, status fungsional,

persepsi kesehatan general, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Berikut penjelasan setiap komponen model HRQoL (Dharma,2011):

a. Faktor biologi / fisiologi

Faktor biologi / fisiologi berkaitan dengan adanya perubahan pada

fungsi sel, organ, jaringan dan sistem organ. Faktor ini dapat dilihat pada

pemeriksaan laboratorium, EKG, dan pemeriksaan fisik secara umum.

b. Status gejala

Kondisi kesehatan seseorang ketika bermasalah maka akan dikeluhkan

dalam bentuk pernyataan subyektif. Pernyataan tersebut adalah gejala,

17
yang terjadi akibat hubungan atau pengaruh dari faktor biologi/fisologi,

selain itu faktor budaya dan demografi juga mempengaruhi individu

berespon terhadap kesehatan.

c. Status Fungsional

Yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sesuai perannya.

Kemampuan seseorang untuk melakukan perannya akan dipengaruhi

oleh gejala penyakit yang timbul. Semakin berat suatu gejala penyakit

maka akan semakin berkurang kemampuan seseorang untuk melakukan

kegiatannya sehari-hari.

d. Persepsi kesehatan general

Persepsi kesehatan general menggambarkan suatu integrasi dan ekspresi

subjektif individu terhadap faktor gejala yang dialaminya dan status

fungsionalnya. Persepsi kesehatan general dipengaruhi oleh

kemampuan individu dalam melakukan perannya (status fungsional),

karakteristik individu, dan karakteristik lingkungannnya. Berkurangnya

status fungsional menyebabkan persepsi individu yang negatif terhadap

kesehatannya secara umum. Persepsi kesehatan secara umum

merupakan hal yang penting dari perilaku sehat dan hasilnya akan

mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.

e. Karakteristik individu dan lingkungan.

Karakteristik individu dan lingkungan berpengaruh terhadap semua

komponen dari model HRQoL, tetapi pengaruh paling besar adalah

18
terhadap persepsi kesehataan general dan kualitas hidup secara

keseluruhan.

Definisi HRQoL menurut Wilson dan Cleary (1995) yaitu

Health Related Quality of Life adalah bagian dari kualitas hidup yang

mempresentasikan perasaan, sikap, atau kemampuan untuk mencapai

kepuasan dalam domain kehidupan sebagai kepentingan personal yang

tergangggu akibat proses penyakit atau penurunn fungsi kesehatan

(Dharma, 2011)

2. Kualitas hidup pada gagal jantung

Kualitas hidup pasien gagal jantung dipengaruhi oleh beratnya

gejala yang timbul. Semakin berat suatu gejala maka semakin berkurang

kemampuan fungsional pasien. Oleh karena itu pasien dengan penyakit

kronis seperti gagal jantung mengharapkan terjadi peningkatan harapan dan

kualitas hidup sehingga memiliki kemapuan untuk menyesuaikan diri

dengan berbagai perubahan fungsi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

(Furze, Donnison, & Lewin, 2008).

Pasien gagal jantung pada prinsipnya mempunyai gejala kelelahan

dan dyspnea yang berkontribusi memperburuk kesehatan. Hal ini

disebabkan oleh penurunan curah jantung sehingga terjadi

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (O2) tubuh,

sehingga terjadi penurunan energi dan keterbatasan aktivitas. Kondisi ini

erat kaitannya dengan disfungsi diastolik yang disebabkan oleh penurunan

fraksi ejeksi. Disfungsi diastolik berdampak pada kemampuan pasien gagal

19
jantung dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari, sehingga cenderung

mengalami penurunan kualitas hidup (Smeltzer & Bare, 2010).

Health Related Quality of Life (HRQoL) pada pasien dengan gagal

jantung menjadi faktor prediktor untuk menilai hasil akhir dari kualitas

hidup pasien akibat penyakit gagal jantung. Tingkat keparahan gagal

jantung dikaitkan dengan rendahnya kualitas hidup pasien itu sendiri

(Gimmler & Lenk, 2009).

3. Alat ukur kualitas hidup gagal jantung

Pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan seseorang dapat

menggunakan kuesioner yang berisi faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas hidup. Kualitas hidup pasien gagal jantung diukur dengan

menggunakan alat ukur spesifik yang disebut Minnesota Living with Heart

Failure Quesionnaire (MLHFQ) yaitu berupa kuesioner yang berisi

pertanyaan-pertanyaan khusus terkait dengan penyakit gagal jantung

(Mesbah, Cole, & Lee, 2002).

Rector, Kubo dan Kohn merupakan orang pertama yang

menggunakan Minnesota Living with Heart Failure Quesionnaire

(MLHFQ) untuk mengetahui efek gagal jantung terhadap kualitas hidup

pasien gagal jantung Kuesioner ini juga pernah digunakan oleh Kaawoan

(2012) dalam penelitiannya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 dengan

penilaian menggunakan skala Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 =

sering dan 4 = selalu. Hasil skor penilaian dinyatakan dalam rentang 20-80

yang sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas sebelumnya.

20
C. Tinjauan tentang Perilaku Sehat (Health Behaviours)

Perilaku merupakan suatu sikap, kegiatan atau aktivitas individu terhadap

suatu rangsangan yang dapat diamati baik secara langsung maupun tidak

langsung (Notoatmodjo, 2012)

Pengertian sehat menurut Virginia Handerson (dikutip dalam Benih,2014)

adalah:

1. Sehat merupakan kualitas hidup

2. Sehat merupakan dasar bagi tugas kemanusiaan

3. Kemandirian dan saling ketergantungan

4. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit

5. Individu akan meraih dan mempertahankan kesehatan apabila ia memiliki

kekuatan,kehendak atau pengetahuan yang cukup.

Sedangkan perilaku sehat adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan

usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan dengan gaya hidup sehat

(Notoatmodjo, 2012).

Terdapat berbagai macam perilaku sehat yang dapat mempengaruhi kualitas

hidup pada pasien gagal jantung, diantaranya adalah kualitas tidur (sleep quality)

dan perawatan mandiri (self care).

1. Tinjauan tentang kualitas tidur

a. Definisi kualitas tidur

Kualitas tidur didefiniskan sebagai terpenuhinya kebutuhan seseorang

terhadap tidur, sehingga tidak memperlihatkan rasa lelah, gelisah, lesu dan

21
apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva

merah, mata perih, sulit konsentrasi, sakit kepala dan sering menguap.

Norra et al. (2012) mendefinisikan kualitas tidur sebagai suatu fenomena

kompleks yang melibatkan beberapa dimensi meliputi aspek kuantitatif

dan kualitatif tidur, diantaranya adalah lamanya tidur, waktu yang

diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun di malam hari dan

aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Kualitas tidur

sangat ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya

pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan

kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis.

b. Kualitas tidur pada gagal jantung

Kondisi atau klasifikasi gagal jantung sangat menentukan kulaitas tidur

pasien gagal jantung. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk

mengetahui bagaimana gambaran kualitas tidur pada pasien gagal jantung.

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Norra et al (2012)

yang ingin mengetahui hubungan rendahnya kualitas tidur dengan keadaan

depresi pasien gagal jantung. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil

bahwa sebagian besar pasien gagal jantung memiliki kualitas tidur yang

rendah (Norra, Kummer, Boecker, Skobel, Schauerte, & Wirtz, 2012).

Gejala paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) dan orthopnea merupakan

sebagai salah satu penyebab kurangnya kualitas tidur pasien gagal jantung.

Keadaan tersebut menyebabkan sulitnya pasien gagal jantung untuk tidur

22
di malam hari serta sering terbangun karena sesak nafas dan tidak mampu

tidur terlentang dengan menggunakan satu bantal (Black & Hawks, 2014).

Sleep-Disorderd Breathing (SDB) sering terjadi pada pasien gagal jantung

yang menyebabkan rendahnya kualitas tidur dan berdampak pada kualitas

hidup pasien gagal jantung. Dilaporkan bahwa insiden SDB sangat

tergantung pada New York Heart Association (NYHA) functional class

(Mills, Dimsdale, Natarajan, Ziegler, Maisel, & Greenberg, 2009). Jika

dikaitkan dengan diagnosis keperawatan, maka kondisi ini menyebabkan

insomnia yang dalam definisi menurut NANDA 2015-2017 insomnia

adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat

fungsi yang berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik yaitu sering

terbangun tengah malam karena sesak nafas (Herdman & Kamitsuru,

2016).

Hayes, Anstead, Ho, & Philips (2009) mengungkapkan bahwa usia

memegang peranan dalam terjadinya insomnia penderita gagal jantung.

Insomnia yang terjadi secara terus-menerus juga akan menyebabkan

penderitanya menjadi lemas sehingga intoleransi terhadap aktivitas akibat

kurangnya kuantitas dan kualitas tidur di malam hari.

c. Alat ukur kualitas tidur gagal jantung

Kualitas tidur pada gagal jantung diukur dengan menggunakan Pittsburgh

Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah sebuah instrumen yang

digunakan untuk mengukur kualitas dan pola tidur pada orang dewasa.

Instrumen ini terdiri dari 7 komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi

23
tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan

obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. Kuesioner terdiri atas 9

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Penentuan kualitas baik

atau buruk dilakukan dengan mengukur 7 komponen, tiap komponen

memiliki kisaran nilai 0 – 3 dengan 0 menunjukkan tidak adanya kesulitan

tidur dan 3 menunjukkan kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh

komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan

kisaran nilai 0 – 21 (Burrai, Hasan, Fancourt, Luppi, & Somma, 2016).

2. Tinjauan tentang self care

a. Definisi self care

Self care adalah suatu proses kognitif yang aktif di mana seseorang

berupaya untuk mempertahankan kesehatan atau mengatasi penyakitnya

(Furze, Donnison, & Lewin, 2008).

b. Self care pada gagal jantung

Pada pasien dengan penyakit kronis seperti gagal jantung, self care sangat

penting. Adanya perubahan kondisi kronis terhadap kesehatan sangat

berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Hal ini terkait dengan

pengalaman pasien menderita penyakit gagal jantung yang akan

berdampak pada perubahan gaya hidup dan secara langsung berpengaruh

terhadap kemampuan self care dan kualitas hidup pasien (Smeltzer &

Bare, 2010).

24
Self care pada pasien gagal jantung digambarkan sebagai suatu proses di

mana pasien berpartisipasi secara aktif managemen penderita gagal

jantung baik secara mandiri maupun dengan bantuan keluarga maupun

petugas kesehatan. Berbagai penelitian telah dilakukan terkait dengan

hubungan self care pada pasien gagal jantung, diantaranya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Riegel et al. (2004) mengungkapkan bahwa

aktifitas yang dilakukan dalam self care pasien gagal jantung ini meliputi:

1) Self care maintenance meliputi pengobatan terapi, diet rendah garam,

aktifitas fisik yang teratur, memonitoring berat badan setiap hari,

berhenti merokok, dan menghindari alkohol

2) Self care management meliputi upaya untuk mempertahankan

kesehatan dengan mengatur aktifitas yaitu dapat mengenal perubahan

yang terjadi misalnya edema, dapat mengambil keputusan yang tepat

untuk penanganan, melaksanakan pengobatan, dan mengevaluasi

terhadap tindakan yang telah dilakukan.

3) Self care confidence yaitu bagaimana kepercayaan diri klien dalam

mengikuti semua petunjuk tentang kepercayaan perasaan bebas dari

gejala penyakit, petunjuk pengobatan, mengenal secara dini perubahan

yang terjadi, melakukan sesuatu untuk mengatasi gejala penyakit,

mampu mengevaluasi keberhasilan dalam menjalani tindakan yang

telah dilakukan.

Britz dan Dunn (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui

hubungan self care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung.

25
Hasilnya didapatkan bahwa self care confidence yang baik memberikan

pengaruh yang bermakna pada peningkatan kualitas hidup pasien gagal

jantung. Rendahnya kemampuan self care dikaitkan dengan tanda dan

gejala yang timbul sesuai dengan klasifikasi atau derajat gagal jantung.

Semakin rendah ejeksi fraksi pasien maka kemampuan perawatan diri

akan semakin kurang.

c. Faktor prediktor self care pada gagal jantung

Rockwell dan Riegel (2004) mengembangkan sebuah model terkait

karakteristik individuyang dikategorikan sebagai faktor prediktor self

care pada pasien gagal jantung, yaitu:

1) Usia

Usia adalah faktor prediktor yang penting pada self care. Dengan

bertambahnya usia maka akan terjadi penurunan kemampuan belajar

dan melakukan aktivitas termasuk kemampuan self care pada pasien

gagal jantung sebagai akibat dari penurunan fungsi sensori.

2) Jenis Kelamin

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan self care

pada pria dan wanita, diantaranya adalah pengetahuan dan status

fungsional.

3) Tingkat pendidikan

Tingkat pengetahuan memiliki pengaruh terhadap kemampuan self

care dan kepatuhan pasien gagal jantung pada pengobatan. Dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi pasien akan lebih mudah untuk

26
memahami informasi yang diberikan dan mengenal status

kesehatannya termasuk kondisi dan manisfestasi klinis yang

dirasakan akibat penyakit gagal jantung yang diderita. Tingkat

pendidikan juga sangat menentukan kemampuan pasien dalam

pengambilan keputusan terhadap tindakan dan pengobatan yang

akan diberikan.

4) Penghasilan

Penghasilan sangat erat kaitannya dengan status ekonomi pasien.

Penghasilan yang rendah cenderung membuat pasien mengalami

kesulitan dalam beberapa aspek self care, diantaranya adalah terkait

dengan kepatuhan terhadap diet dan program terapi yang diberikan.

5) Derajat keparahan penyakit (status fungsional)

New York Heart Association (NYHA) Classification merupakan

acuan dalam menilai derajat keparahan penyakit gagal jantung.

Banyaknya manifestasi klinis yang dialami dan status fungsional

yang buruk akan berdampak pada rendahnya kemampuan self care

pasien.

d. Alat ukur self care pada gagal jantung

Self care pasien gagal jantung diukur dengan menggunakan Self-Care

of Heart Failure Index (SCHFI). SCHFI adalah kuesioner yang bersisi

20 pertanyaan dari 3 dimensi yaitu self care maintenance, self care

management dan self care confidence. Self care maintenance terdiri

dari 8 pertanyaan, self care management 6 pertanyaan dan self care

27
confidence 6 pertanyaan. Instrumen ini dinilai dengan menggunakan

skala Likert. Semakin tinggi skor yang dicapai maka kemampuan self

care pasien semakin baik (Burrai, Hasan, Fancourt, Luppi, & Somma,

2016).

D. Kerangka Teori

Kelainan otot jantung, Coronary artery


disease, Hipertensi pulmonal atau sistemik,
Valvular heart disease

Peningkatan after Penurunan Disfungsi diastolik


load kontraktilitas ventrikel ventrikel

Gagal Jantung

Left-Side Heart Failure Right-Side Heart Failure

Mekanisme
Kongesti vena kompensasi Kongesti sistemik
pulmonal

Manifestasi klinis Manifestasi klinis


Penurunan cardiac output: Distensi vena jugularis,
kelelahan, angina, palpitasi, nadi
anoreksia, edema anasarka
perifer lemah, pucat
Kongesti pulmonal: sesak nafas,
Paroxysmal Nocturnal Dypsnea,
Intoleransi aktivitas
orthopnea

Sering terbangun di Penurunan


malam hari karena kapasitas fungsional
sesak nafas (insomnia)
Self care deficit

Penurunan kualitas
Penurunan Kualitas
tidur
Hidup

28

Penurunan
Sumber: Modifikasi dari Black & Hawks (2014), Davey (2010), Gray, Dawkins,
Morgan, & Simpson (2011), Herdman & Kamitsuru (2016), Ignativicius
& Workman (2016), Smeltzer & Bare (2010)

29
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen
Health Behaviours Variabel Dependen

Kualitas Tidur Kualitas Hidup

Pasien Gagal Jantung


Self care

Variabel Counfounding
Ppppppppprrrr Karakteristik Demografi
r7rggggg7dsa2 Ppppppppprrrrr7rggggg
eeeEE - Usia 7dsa2eeeEE
Ppppppppprrrr
- Jenis Kelamin
r7rggggg7dsa2
eeeEE
- Tingkat pendidikan
- Penghasilan
- Derajat gagal jantung

Kerangka konsep di atas menjelaskan bahwa variabel independen pada

penelitian ini yaitu health behaviours: kualitas tidur dan self care. Perilaku

sehat berupa kualitas tidur dan self care menyebabkan variabel dependen

mengalami perubahan yaitu kualitas hidup. Adapun variabel counfounding

Ppppppppprrrrr7rggggg7dsa2e
pada penelitian yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan dan
eeEE
derajat gagal jantung.

30
B. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep penelitian di atas maka hipotesis dari

penelitian adalah:

a. Ada hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada pasien gagal

jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar”.

b. Ada hubungan self care dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung

rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar”.

31
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan tujuan penelitian maka

peneliti menggunakan desain penelitian non eksperimental jenis cross

sectional. Desain cross sectional adalah desain penelitian analitik yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel di mana variabel

independen dan variabel dependen diidentifikasi pada satuan waktu (Dharma,

2011). Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi tetapi mengumpulkan

informasi dengan menggunakan kuesioner kualitas hidup gagal jantung

Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ), kuesioner

kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), kuesioner self care pada

gagal jantung Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI) dan kuesioner

karakteristik demografi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian.

Lokasi penelitian ini dilakukan di poliklinik jantung Pusat Jantung Terpadu

RSUP.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2017 – Februari 2018. Di mana

peneliti mengambil sampel setiap hari pada pasien gagal jantung yang

kontrol di poliklinik jantung Pusat Jantung Terpadu RSUP.Dr.Wahidin

Sudirohusodo Makassar sesuai dengan kriteria inklusi sampai jumlah

sampel terpenuhi.

32
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

pasien gagal jantung yang rawat jalan di poliklinik jantung Pusat Jantung

Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jumlah rata-rata

pasien rawat jalan di poliklinik jantung Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar adalah 725 pasien/bulan (Instalasi Rekam

Medik RSWS, 2017).

2. Sampel.

Sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil adalah bagian dari seluruh

populasi penelitian yang dipilih dengan cara tertentu hingga dapat mewakili

polpulasinya (Sastroasmoro & Ismael, 2008).. Adapun teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan

pendekatan consecutive sampling pada pasien gagal jantung rawat jalan

yang datang berkunjung di poliklinik jantung Pusat Jantung Terpadu RSUP.

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam selang waktu Desember 2017

sampai dengan Januari 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

hingga mendapatkan sampel yang diinginkan. Kriteria inklusi dan eksklusi

dalam penelitian ini yaitu:

a. Kriteria Inklusi :

1) Usia dewasa ≤ 65 tahun

33
2) Pasien yang didiagnosa gagal jantung berdasarkan catatan rekam

medik

3) Klasifikasi fungsional New York Heart Association (NYHA)

kelas I dan II

4) Pasien yang pernah rawat inap karena gagal jantung

5) Pasien yang bersedia menjadi responden secara sukarela

6) Pasien yang bisa membaca dan menulis

7) Pasien dalam keadaan sadar.

b. Kriteria eksklusi :

1) Pasien yang tidak bersedia ikut dalam penelitian

2) Pasien dengan penyulit penyakit lain yang tidak memungkinkan

untuk menjawab kuisioner penelitian yaitu pasien dengan

penurunan kesadaran atau menderita stroke.

3) Pasien yang baru pertama kali datang dan baru terdiagnosa

menderita gagal jantung pada saat kunjungan ke poliklinik

jantung.

3. Besar Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian penelitian dihitung dengan rumus

Slovin, yaitu :

𝑵
n= (𝟏+𝑵.𝒆𝟐 )

Keterangan:

n = Jumlah sampel

34
N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi eror (Dahlan M. , 2013)

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan confidence level atau power of

test sebesar 90%, yang berarti batas kesalahan adalah 10%, maka

perkiraan besar sampel sesuai dengan rumus di atas adalah sebagai

berikut:

𝑵
n= (𝟏+𝑵.𝒆𝟐 )

𝟕𝟐𝟓
n= (𝟏+𝟕𝟐𝟓.𝟎,𝟏²)

n = 87,87

Peneliti juga mengantisipasi adanya sampel yang drop out sebanyak

20%, maka jumlah sampel akan ditambahkan sebanyak 20% dari hasil

perhitungan di atas. Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian ini sebanyak 106 orang.

35
D. Alur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi

dari institusinya dan pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada

institusi/lembaga tempat penelitian dan dalam pelaksanaannya tetap

memperhatikan masalah etik.

Penelitian

Komisi etik kesehatan Rumah Sakit Dr. Wahidin


Fakultas Kedokteran
E. Unhas Sudirohusodo Makassar.

Izin penelitian

Pasien gagal jantung yang rawat


jalan di poliklinik

Penetapan sampel sesuai


kriteria inklusi dan eksklusi

Pemberian informed consent

Pemberian kuisioner pada pasien

Analisa data

Penyajian hasil dan pembahasan

Kesimpulan

36
E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

a. Variabel independen/bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen/bebas yaitu

perilaku sehat (health behaviours) : kualitas tidur dan self care.

b. Variabel dependen/terikat

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kualitas hidup pasien

gagal jantung

c. Variabel counfounding

Variabel counfounding adalah variabel lain yang berhubungan baik

dengan variabel independen maupun dependen. Keberadaan

variabel ini akan mempengaruhi hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen (Dharma, 2011). Adapun

variabel counfounding dalam penelitian ini adalah karakteristik

demografi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan

dan derajat gagal jantung.

2. Definisi operasional dan kriteria obyektif

a. Kualitas tidur

Kualitas tidur dalam penelitian adalah pernyataan responden tentang

bagaimana kualitas tidurnya di selama menderita penyakit gagal

jantung apakah tidur dapat dirasakan baik atau buruk. Alat ukur yang

digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Instrumen

ini terdiri dari 7 komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi

37
tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. Kuesioner

terdiri atas 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Penentuan kualitas baik atau buruk dilakukan dengan mengukur 7

komponen, tiap komponen memiliki kisaran nilai 0 – 3 dengan 0

menunjukkan tidak adanya kesulitan tidur dan 3 menunjukkan

kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh komponen tersebut

dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 0 –

21.

Kriteria objektif:

Skor total ≤ 5 : kualitas tidur baik

Skor total > 5 : kualitas tidur buruk

b. Self Care

Yang dimaksud dengan dengan self care dalam penelitian ini adalah

pernyataan responden tentang bagaimana self care/perawatan

mandiri dirinya selama didiagnosa menderita gagal jantung dengan

mengisi kuesioner Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI).

Kuesioner ini terdiri dari 3 dimensi, yaitu :

1) Self care maintenance adalah kemampuan pasien/individu

mempertahankan stabilitas fisiologis, meliputi melakukan

pengobatan/terapi, diet rendah garam, aktifitas fisik yang teratur,

memonitoring berat badan setiap hari, berhenti merokok, dan

menghindari alkohol.

38
2) Self care management adalah bagaimana respon pasien/individu

terhadap gejala yang dialami dan dapat mengenal perubahan yang

terjadi misalnya edema, dapat mengambil keputusan yang tepat

untuk penanganan, melaksanakan pengobatan, dan mengevaluasi

terhadap tindakan yang telah dilakukan.

3) Self care confidence yaitu bagaimana kepercayaan diri klien

dalam mengikuti semua petunjuk tentang kepercayaan perasaan

bebas dari gejala penyakit sehingga mampu mematuhi petunjuk

pengobatan, mengenal secara dini perubahan yang terjadi,

melakukan sesuatu untuk mengatasi gejala penyakit, mampu

mengevaluasi keberhasilan dalam menjalani tindakan yang telah

dilakukan.

Dari 20 pertanyaan mengenai self care pada kuesioner ini terdapat

8 item pertanyaan untuk dimensi self care maintenance dengan

penilaian menggunakan skala Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 =

kadang-kadang, 3 = sering dan 4 = selalu atau setiap hari. Untuk

self care management, 6 item pertanyaan yang terbagi atas 1 item

pertanyaan symptom recognize diukur dengan skala Likert 1 =

tidak cepat mengenali, 2 = agak cepat mengenali, 3 = cepat

mengenali dan 4 = sangat cepat mengenali, 4 item pertanyaan

untuk treatment implementation dengan rentang skala Likert 1 =

tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering dan 4 = selalu, 1 item

pertanyaan yang lain adalah item pertanyaan untuk treatment

39
evaluation dengan pengukuran skala Likert 1 = tidak yakin, 2 =

agak yakin, 3 = yakin dan 4 = sangat yakin. Untuk dimensi self

care confidance memiliki 6 item pertanyaan dengan penilaian

skala Likert 1 = tidak yakin, 2 = agak yakin, 3 = yakin dan 4 =

sangat yakin. Hasil pengukuran self care berdasarkan skor total

rentang 20-80.

c. Kualitas hidup

Kualitas hidup pasien gagal jantung adalah skor yang diperoleh dari

kuesioner Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire

(MLHFQ) yang dijawab oleh responden. Di mana responden

menjawab pertanyaan sebanyak 20 dengan penilaian menggunakan

skala Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = sering dan 4 =

selalu. Hasil skor penilaian dinyatakan dalam rentang 20-80 .

Semakin rendah skor total maka semakin tinggi kualitas hidup &

semakin tinggi skor total maka semakin rendah kualitas hidup

penderita gagal jantung.

d. Karakteristik demografi

Karakteristik demografi dalam penelitian adalah merupakan faktor-

faktor yang dianggap mempengaruhi hubungan variabel independen

dan dependen, diukur dengan menggunakan kuesioner karakteristik

demografi yang harus dijawab oleh responden. Karakteristik

responden tersebut adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

penghasilan dan derajat gagal jantung brdasarkan NYHA.

40
F. Instrumen Penelitian

Pengumpumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari kuesioner kualitas hidup gagal

jantung Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ),

kuesioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), kuesioner self

care pada gagal jantung Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI) dan

kuesioner karakteristik demografi responen.

1. Kuesioner kualitas hidup pada gagal jantung

Kuesioner Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ)

adalah kuesioner yang digunakan untuk mengetahui kualitas hidup pada

pasien gagal jantung. Kuesioner ini terdiri atas 20 pertanyaan dan diukur

dengan menggungan skala Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 =

sering dan 4 = selalu. Hasil skor penilaian dinyatakan dalam rentang 20-80.

Semakin tinggi skor total menunjukkan semakin rendah kualitas hidup.

2. Kuesioner kualitas tidur

Alat ukur yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Instrumen ini terdiri dari 7 komponen yaitu kualitas tidur subyektif, latensi

tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan

obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. Kuesioner terdiri atas 9

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Penentuan kualitas baik atau

buruk dilakukan dengan mengukur 7 komponen, tiap komponen memiliki

kisaran nilai 0 – 3 dengan 0 menunjukkan tidak adanya kesulitan tidur dan

3 menunjukkan kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh komponen

41
tersebut dijumlahkan menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 0 –

21.

3. Kuesioner self care pada gagal jantung

Kuesioner untuk mengukur kemampuan self care pasien gagal jantung

adalah Self-Care of Heart Failure Index (SCHFI yaitu kuesioner yang berisi

20 pertanyaan. Pada kuesioner ini terdapat 8 item pertanyaan untuk dimensi

self care maintenance dengan penilaian menggunakan skala Likert yaitu 1

= tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering dan 4 = selalu atau setiap

hari. Untuk self care management, 6 item pertanyaan yang terbagi atas 1

item pertanyaan symptom recognize diukur dengan skala Likert 1 = tidak

cepat mengenali, 2 = agak cepat mengenali, 3 = cepat mengenali dan 4 =

sangat cepat mengenali, 4 item pertanyaan untuk treatment implementation

dengan rentang skala Likert 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering

dan 4 = selalu, 1 item pertanyaan yang lain adalah item pertanyaan untuk

treatment evaluation dengan pengukuran skala Likert 1 = tidak yakin, 2 =

agak yakin, 3 = yakin dan 4 = sangat yakin. Untuk dimensi self care

confidance memiliki 6 item pertanyaan dengan penilaian skala Likert 1 =

tidak yakin, 2 = agak yakin, 3 = yakin dan 4 = sangat yakin. Hasil

pengukuran self care berdasarkan skor total rentang 20-80. Semakin tinggi

skor total maka semakin tinggi kemampuan self care pasien.

4. Kuesioner karakteristik demografi responden

Kuesioner karakteristik demografi dalam penelitian ini meliputi usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan dan derajat gagal jantung. Tingkat

42
pendidikan dikategorikan tingkat pendidikan rendah (SD,SMP dan SMA)

dan tingkat pendidikan tinggi (akademik/perguruan tinggi). Derajat gagal

jantung yang digunakan berdasarkan NYHA kelas I dan II.

G. Teknik pengumpulan data

1. Data primer

Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dan kuesioner.

Kuesioner diberikan setelah responden mendapatkan penjelasan

tentang penelitian serta diberikan persetujuan untuk menjadi responden.

Peneliti mendampingi responden selama proses pengisian kuesioner

untuk memastikan kuesioner diisi dengan benar. Kuesioner adalah alat

ukur yang terstruktur, dimana setiap item pertanyaan disusun secara

berurutan dan berisikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk

pertanyaan tertutup yang sudah dilengkapi jawaban alternatif yang

mengacu pada variabel independen dan variabel dependen. Data yang

diambil dari pasien yaitu meliputi karakteristik demografi, kualitas tidur

menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI),

kemampuan self care menggunakan kuesioner Self-Care of Heart

Failure Index (SCHFI) dan kualitas hidup menggunakan kuesioner

Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ).

2. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini adalah data yang

berkaitan dengan penelitian, yang diperoleh dari rekam medik

RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar.

43
H. Pengolahan dan analisa data.

1. Pengolahan data

a. Editing

Setelah kuesioner diisi oleh responden maka dilakukan editing.

Editing adalah penyuntingan data dilakukan setelah semua data

terkumpul kemudian dilakukan kelengkapan data, kesinambungan

data, dan keseragaman data.

b. Koding.

Koding atau pengkodean kuisioner, untuk memudahkan pengolahan

data maka semua jawaban atau data diberi kode. Pengkodean ini

dilakukan dengan memberi halaman daftar pertanyaan, nomor

variabel, dan nama variabel dan kode.

c. Tabulasi data.

Untuk memudahkan tabulasi data maka dibuat tabel untuk

menganalisis data tersebut menurut sifat-sifat yang dimiliki,

kemudian data dianalisa secara statistik.

2. Analisa data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

univariat dan bivariat.

a. Analisis univariat

Tujuan analisis ini adalah untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel yang diteliti. Variabel confounding (karakteristik demografi

44
responden), variabel dependen, dan variabel independen akan

dideskripsikan berdasarkan jenis data variabel.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kualitas tidur dan self care terhadap kualitas hidup pasien

gagal jantung. Jenis data variabel dependen dan variabel independen

adalah numerik, sehingga dilakukan uji korelasi Pearson untuk

variabel dengan data yang berdistribusi normal dan untuk variabel

yang datanya tidak berdistribusi normal gunakan uji korelasi

Spearman rho . Hasil yang diharapkan dari analisis bivariat adalah

koefisien korelasi (r), arah korelasi, dan nilai p (p value) dari korelasi

tersebut. Nilai koefisien korelasi (r) berada di antara -1 sampai +1.

Nilai r yang mendekati atau +1 menunjukkan hubungan yang kuat

antara dua variabel dan nilai r yang mendekati 0 menunjukkan

lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut. Sedangkan tanda +

(positif) dan – (negatif) memberikan informasi mengenai arah

hubungan dua variabel tersebut (Dahlan, 2013). Selain itu, untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik

demografi pasien gagal jantung dengan variabel kualitas hidup

sebagai variabel dependen, dilakukan uji sebagai berikut :

1) Uji korelasi Spearman’s rho antara variabel usia dengan kualitas

hidup

45
2) Uji t independen antara variabel jenis kelamin dengan kualitas

hidup

3) Uji t independen antara variabel tingkat pendidikan dengan

kualitas hidp

4) Uji Spearman’s rho antara variabel penghasilan dengan kualitas

hidup

5) Uji t independen antara variabel derajat gagal jantung dengan

kualitas hidup.

I. Masalah Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi

dari institusinya atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada

institusi/lembaga tempat penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini tetap

memperhatikan masalah etik penelitian yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia ( Respect for human dignity)

Penelitian ini menjunjung tinggi harkat dan martatabat manusia dimana

responden memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan

atau menolak penelitian / autonomy (Dharma, 2011). Prinsip ini

dinyatakan dalam informed consent dimana langkah-langkahnya yaitu :

1) Persiapan formulir persetujuan tindakan yang ditandatangani

responden.

2) Penjelasan kepada respoden deskripsi penelitian, tujuan, dan

langkah-langkah menjawab kuisioner penelitian.

3) Memberikan kesempatan kepada respoden untuk bertanya.

46
4) Memberika waktu dan kesempatan kepada responden untuk

menetapkan autonomynya.

5) Bila menyetujui ikut dalam penelitian, informed consent

ditandatangani oleh responden.

2. Menghormati privacy dan kerahasiaan subyek (Respect for privacy and

confidentiality)

Privacy responden dalam hal ini yaitu jawaban responden pada kuisioner

kualitas hidup yang bersifat rahasia dan sepenuhnya menjadi tanggung

jawab peneliti dan kerahasiaan subyek dijaga dengan cara memberikan

inisial nama responden.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas ( Respect for justice

inclusiveness).

Penelitian ini dilakukan tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan

status sosial responden. Setiap responden diperlakukan sama dari awal

hingga selesainya responden mengisi kuisioner kualitas hidup.

4. Memperhitungkan manfat dan kerugian yang ditimbulkan.

Penelitian ini mempertimbangkan rasio antara manfaat dan

kerugian/risiko daripenelitian. Sebelum penelitian dilakukan perlu

adanya persetujuan etik dari komite etik penelitian.

47
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 pasien gagal

jantung yang rawat jalan sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel tersebut

kurang dari jumlah sampel yang telah ditetapkan yaitu 106 sampel namun

masih melebihi 80% dari perhitungan jumlah sampel. Pelaksanaan

pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 22 Desember 2017 sampai dengan

24 Januari 2018 di Poliklinik Jantung Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar.

1. Gambaran karakteristik responden

Gambaran karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, penghasilan dan derajat gagal jantung. Analisis

karakteristik responden dengan kualitas hidup dalam penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kualitas hidup pada

karakteristik responden. Adapun jenis uji statistik yang digunakan dalam

analisis ini disesuaikan dengan jenis data masing-masing variabel. Untuk

variabel usia dan penghasilan digunakan uji korelasi Spearman rho karena

datanya tidak berdistribusi normal. Untuk variabel jenis kelamin,

pendidikan dan derajat gagal jantung menggunakan uji t independen.

Distribusi karakteristik responden dan hubungannya dengan kualitas

hidup dapat dilihat pada tabel 5.1dan 5.2 di bawah ini.

48
Tabel 5.1 Hasil uji t independen jenis kelamin, tingkat pendidikan dan derajat gagal
jantung dengan kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat
Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (n=100)

Variabel Skoring Kualitas Hidup p value


n (%) Mean SD
Jenis Kelamin
Laki-laki 69 (69) 41,20 7,999 0,311
Perempuan 31(31) 39,41 8,309

Tingkat Pendidikan
Rendah 54 (54) 41,35 7,792 0,350
Tinggi 46 (46) 39,8 8,451

Derajat Gagal Jantung NYHA


NYHA I 38 (38) 36,78 5,987 0,0001
NYHA II 62 (62) 43,01 8,347

Tabel 5.1 di atas menggambarkan bahwa distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 69 orang (69%) sedangkan responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 31 orang (31%). Tingkat pendidikan responden

sebagian besar berpendidikan rendah yaitu sebanyak 56 orang (56%) dan

yang berpendidikan tinggi sebanyak 46 orang (46%). Sebagian besar

responden mengalami gagal jantung derajat II yaitu sebanyak 62 orang

(62%).

Tabel 5.1 menunjukkan rata-rata skor kualitas hidup pada responden

berjenis kelamin laki-laki adalah 41,20 dengan standar deviasi 7,999,

sedangkan rata-rata skor kualitas hidup responden berjenis kelamin

perempuan adalah 39,41 dengan standar deviasi 8,309. Hasil uji statistik t

independen didapatkan p value 0,311 dengan kesimpulan bahwa tidak ada

49
perbedaan kualitas hidup yang bermakna antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan.

Hasil analisis perbedaan kualitas hidup berdasarkan jenis kelamin

pada tabel 5.1 menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan rendah

memiliki rata-rata skor kualitas hidup 41,35 dengan standar deviasi 7,792

dan rata-rata skor kualitas hidup responden dengan tingkat pendidikan

tinggi adalah 39,8 dengan standar deviasi 8,451. Dari hasil uji statistik

didapatkan p value 0,350 dengan kesimpulan tidak didapatkan perbedaan

kualitas hidup yang bermakna berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 5.1 juga menunjukkan adanya perbedaan kualitas hidup

berdasarkan derajat gagal jantung, di mana didapatkan p value 0,0001.

Derajat gagal jantung NYHA I memiliki rata-rata skor kualitas hidup yang

lebih rendah dibandingkan gagal jantung NYHA II. Sehingga disimpulkan

bahwa semakin tinggi derajat gagal jantung maka semakin rendah kualitas

hidup pasien gagal jantung.

Tabel 5.2 Hasil uji Spearman rho usia dan penghasilan dengan kualitas hidup pasien
gagal jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar (n=100)

Variabel N Mean (SD) Median Min-Maks P value r

Usia 100 55,22 (7,307) 57 31-65 0,045 0,201

Penghasilan 100 5,56 (3,239) 4,9 0-20 0,945 -

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata usia responden

adalah 55,22 tahun dengan standar deviasi 7,307, usia responden yang

paling muda adalah 31 tahun dan yang paling tua adalah 65 tahun. Rata-rata

50
penghasilan responden adalah 5,56 juta rupiah dengan standar deviasi 3,239,

penghasilan paling rendah adalah tidak memiliki penghasilan dan

penghasilan paling tinggi adalah 20 juta rupiah.

Hasil analisis pada tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara usia dengan kualitas hidup di mana p value 0,045 dan nilai

korelasi Spearman rho 0,201 yang menunjukkan arah hubungan positif

dengan kekuatan hubungan lemah. Hasil ini mengandung makna bahwa

semakin bertambahnya usia maka skor kualitas hidup semakin tinggi.

Dengan kata lain bahwa semakin bertambah usia maka kualitas hidup

semakin menurun.

Hasil analisis hubungan penghasilan dengan kualitas hidup pada

tabel 5.2 di atas didapatkan p value 0,936 yang menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara penghasilan dengan kualitas hidup.

Tabel 5.3 Hasil uji t independen derajat gagal jantung dengan kualitas tidur pasien gagal
jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar (n=100)

Variabel Skoring Kualitas Tidur p value


n (%) Mean SD
Derajat Gagal Jantung NYHA
NYHA I 38 (38) 9,78 4,539 0,0001
NYHA II 62 (62) 13,22 4,298

Tabel 5.3 menunjukkan skor rata-rata kualitas tidur berdasarkan

derajat gagal jantung. Dari hasil tersebut ditemukan adanya perbedaan

kualitas tidur pada derajat gagal jantung NYHA I dan II, di mana didapatkan

p value 0,0001. Derajat gagal jantung NYHA I memiliki skor rata-rata

kualitas tidur yang lebih rendah dibandingkan gagal jantung NYHA II.

51
Sehingga disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat gagal jantung maka

semakin rendah kualitas tidur pasien gagal jantung.

Tabel 5.4 Hasil uji Spearman rho usia dengan kualitas tidur pasien gagal jantung rawat
jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
(n=100)

Variabel N Mean (SD) Median Min-Maks P value r

Usia 100 55,22 (7,307) 57 31-65 0,082 -

Hasil analisis pada tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang siginifikan antara usia dengan kualitas tidur dengan

p value 0,082.

Tabel 5.5 Hasil uji t independen jenis kelamin, tingkat pendidikan dan derajat gagal
jantung dengan self care pasien gagal jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung
Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (n=100)

Variabel Skoring self care p value


n (%) Mean SD
Jenis Kelamin
Laki-laki 69 (69) 46,89 7,448 0,280
Perempuan 31(31) 48,64 7,391

Tingkat Pendidikan
Rendah 54 (54) 47,24 7,391 0,774
Tinggi 46 (46) 47,67 7,566

Derajat Gagal Jantung NYHA


NYHA I 38 (38) 48,65 6,609 0,201
NYHA II 62 (62) 46,69 7,860

Tabel 5.5 menunjukkan skor rata-rata kemampuan self care pada

responden berjenis kelamin laki-laki adalah 46,89 dengan standar deviasi

7,448, sedangkan skor rata-rata kemampuan self care responden berjenis

kelamin perempuan adalah 48,64 dengan standar deviasi 7,391. Hasil uji

statistik t independen didapatkan p value 0,280 dengan kesimpulan bahwa

tidak ada perbedaan kemampuan self care yang bermakna antara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan .

52
Hasil analisis perbedaan kemampuan self care berdasarkan tingkat

pendidikan pada tabel 5.5 menunjukkan responden dengan tingkat

pendidikan rendah memiliki skor rata-rata 47,24 dengan standar deviasi

7,391 dan skor rata-rata kemampuan self care responden dengan tingkat

pendidikan tinggi adalah 47,69 dengan standar deviasi 7,566. Dari hasil uji

statistik didapatkan p value 0,774 dengan kesimpulan tidak didapatkan

perbedaan kemampuan self care yang bermakna berdasarkan tingkat

pendidikan.

Tabel 5.5 juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan kemampuan

self care berdasarkan derajat gagal jantung. Derajat gagal jantung NYHA I

memiliki skor rata-rata 48,65 dengan standar deviasi 6,609 dan skor rata-

rata kemampuan self care responden dengan derajat gagal jantung NYHA

II adalah 46,69 dengan standar deviasi 7,680. Dari hasil uji statistik

didapatkan p value 0,201 dengan kesimpulan tidak didapatkan perbedaan

kemampuan self care yang bermakna berdasarkan derajat gagal jantung.

Tabel 5.6 Hasil uji Spearman rho usia dan penghasilan dengan self care pasien gagal
jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar (n=100)

Variabel N Mean (SD) Median Min-Maks P value r

Usia 100 55,22 (7,307) 57 31-65 0,135 -

Penghasilan 100 5,56 (3,239) 4,9 0-20 0,207 -

Hasil analisis pada tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara usia dengan self care di mana p value 0,135.

Begitu pula hasil analisis hubungan penghasilan dengan self care

53
didapatkan p value 0,207 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara penghasilan dengan kemampuan self care pasien gagal

jantung.

2. Gambaran kualitas tidur, self care dan kualitas hidup

Distribusi responden berdasarkan kualitas tidur, self care dan

kualitas hidup digambarkan pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Deskripsi statistik responden berdasarkan kualitas tidur, self care dan kualitas
hidup pada pasien gagal jantung rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP.
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (n=100)
Variabel N Mean (SD) Median Min-Maks
Kualitas Tidur 100 12,02 (4,89) 13 4-21
Baik 12 4,75 (0,42) 5 4-5
Buruk 88 12,90 (4,081) 13 6-21

Self Care 100 47,44 (7,43) 7,43 30-67

Kualitas Hidup 100 40,65 (8,09) 8,09 28-63

Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kualitas tidur

responden adalah 12,02 dengan standar deviasi 4,89, skor paling rendah

adalah 4 dan skor yang paling tinggi adalah 21. Skor rata-rata kemampuan

self care responden adalah 47,44 dengan standar deviasi 7,43, skor yang

paling rendah adalah 30 dan skor yang paling tinggi adalah 67. Sedangkan

skor rata-rata responden untuk kualitas hidup adalah 40,65 dengan standar

deviasi 8,09, skor yang paling rendah adalah 28 dan skor yang paling tinggi

adalah 63.

54
3. Hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup

Variabel kualitas tidur memiliki data yang tidak berdistribusi normal

pada uji normalitas sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji non

parametrik yaitu uji korelasi Spearman rho. Analisis hubungan kualitas

tidur dengan kualitas hidup dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Analisis hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup pasien gagal jantung
rawat jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar (n=100)

Variabel n Median p value r


(IQR1-IQR3)
Kualitas Tidur 100 13 (7,25-15,75)
0,0001 0,495
Kualitas Hidup 100 38 (35-48)

Tabel 5.8 di atas menunjukkan didapatkan nilai p value 0,0001 yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur

dengan kualitas hidup pasien gagal jantung. Nilai korelasi Spearman rho

yang didapatkan sebesar 0,495 yang menunjukkan arah hubungan positif

dengan kekuatan hubungan sedang sehingga disimpulkan bahwa semakin

tinggi skor kualitas tidur maka semakin tinggi pula skor kualitas hidup pada

pasien gagal jantung.

4. Hubungan self care dengan kualitas hidup

Berbeda dengan variabel kualitas tidur, variabel self care memiliki

data yang berdistribusi normal setelah dilakukan uji normalitas. Oleh karena

itu digunakan uji korelasi Pearson. Hasil uji korelasi antara variabel

independen self care dengan variabel dependen kualitas hidup disajikan

pada tabel 5.9 berikut.

55
Tabel 5.9 Analisis hubungan self care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung rawat
jalan di Poliklinik Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
(n=100)

Variabel n Mean (SD) P value R

Self Care 100 47,44 (7,437)


0,042 -0,204
Kualitas Hidup 100 40,65 (8,097)
Tabel 5.9 di atas menunjukkan hasil p value 0,042 yang menyatakan

ada hubungan yang signifikan antara self care dengan kualitas hidup dengan

nilai korelasi Pearson -0,204 yang menunjukkan arah korelasi negatif

dengan kekuatan hubungan lemah. Hasil ini mengandung makna bahwa

semakin tinggi skor self care maka semakin rendah skor kualitas hidup

pasien gagal jantung.

B. Pembahasan

Data hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 responden

didominasi oleh responden laki-laki sebanyak 69 orang dan responden

perempuan sebanyak 31 orang dengan usia rata-rata 55,22 tahun (rentang usia

31-65 tahun). Hasil ini menunjukkan bahwa gagal jantung lebih banyak terjadi

pada laki-laki dan terdapat rentang usia yang cukup signifikan pada pasien

gagal jantung. Lily (2011) menyebutkan bahwa usia merupakan faktor risiko

utama penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya, termasuk di dalamnya

penyakit gagal jantung.

Hasil analisis untuk tingkat pendidikan didapatkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat pendidikan rendah (SD, SMP dan SMA) yaitu 54

orang dan selebihnya memiliki tingkat pendidikan tingggi

(akademik/perguruan tinggi) yaitu 46 orang. Derajat gagal jantung berdasarkan

56
klasifikasi NYHA pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis ditemukan

bahwa dari 100 responden terdapat 38 responden yang berada pada gagal

jantung jantung NYHA I dan 68 responden lainnya berada pada gagal jantung

NYHA II.

1. Hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden pasien

gagal jantung 88 diantaranya memiliki kualitas tidur yang buruk dengan

skor kualitas tidur >5 dan hanya 12 responden yang memiliki kualitas

tidur yang baik dengan skor ≤ 5. Rata-rata skor kualitas tidur responden

adalah 12,02 dengan standar deviasi 4,89 dengan skor minimum 4 dan skor

maksimum 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara kualitas tidur dengan kualitas hidup pasien gagal

jantung, di mana semakin tinggi skor kualitas tidur maka semakin tinggi

pula skor kualitas hidup. Salah satu penelitian dengan hasil serupa

dilakukan oleh Norra et al. (2012) yang melakukan penelitian pada 204

pasien gagal jantung menyatakan bahwa sebagian besar pasien gagal

jantung memiliki kualitas tidur yang rendah. Penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Adisza (2015) melakukan penelitian

tentang hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada pasien gagal

jantung mengemukakan hasil bahwa dari total 49 responden terdapat 36

responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan hanya 13 responden

yang memiliki kualitas tidur yang baik.

57
Hasil uji perbedaan kualitas tidur pada derajat gagal jantung NYHA

I dan NYHA II menunjukkan perbedaan skor rata-rata kualitas hidup yang

signifikan yaitu skor rata-rata kualitas tidur derajat gagal jantung NYHA I

lebih rendah dibandingkan dengan derajat gagal jantung NYHA II yang

menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat gagal jantung maka semakin

rendah kualitas tidur.

Gangguan-gangguan tidur memberikan pengaruh terhadap kualitas

tidur dan terdapat banyak hal yang menyebabkan seseorang tidak dapat

mempertahankan tidurnya. Masalah-masalah tidur yang terjadi pada

pasien gagal jantung terkait dengan latensi tidur, durasi tidur, efisiensi

tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan disfungsi

aktivitas pada siang hari (Hayes, Anstead, Ho, & Philips, 2009). Sebagian

besar pasien gagal jantung mengalami kesulitan untuk memulai tidur

sehingga mengkonsumsi obat untuk membantu agar dapat tertidur dan

terkadang muncul gejala nokturia menyebabkan pasien terbangun karena

ingin buang air kecil. Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang

buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis dan

psikologis seperti rasa kantuk di siang hari, penurunan aktivitas sehari-hari

serta kesulitan untuk berkonsentrasi (Hjelm, Stromberg, Arestedt, &

Brostrom, 2013).

Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) dan orthopnea juga

merupakan penyebab utama kurangnya kualitas tidur pasien gagal jantung.

Keadaan tersebut menyebabkan sulitnya pasien gagal jantung untuk tidur

58
di malam hari serta sering terbangun karena sesak nafas dan tidak mampu

tidur terlentang dengan menggunakan satu bantal. Paroxysmal Nocturnal

Dyspnea (PND) terjadi sebagai akibat dari terjadinya kongesti pulmonal

pada gagal Left-Side Heart Failure (Ignativicius & Workman, 2016).

Timbulnya Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) dan orthopnea pada

pasien gagal jantung seringkali memberikan efek samping psikologis

sehingga seringkali menimbulkan insomnia (Black & Hawks, 2014).

Sleep-Disorderd Breathing (SDB) juga sering terjadi pada pasien

gagal jantung. Pasien gagal jantung dengan SDB memiliki waktu tidur

total lebih pendek dan onset untuk tertidur lebih lama dibandingkan

dengan orang yang tidak gagal jantung.

Obstructive Sleep Apnea (OSA) dan Central Sleep Apnea (CSA)

merupakan Sleep-Disorderd Breathing (SDB) yang paling sering terjadi

pada pasien gagal jantung. Angka kejadian Obstructive Sleep Apnea

(OSA) dan Central Sleep Apnea (CSA) sangat dipengaruhi oleh tingkat

keparahan gagal jantung. Kondisi ini dianggap sebagai salah satu

penyebab rendahnya kualitas tidur. Penurunan kualitas tidur pada pasien

gagal jantung berdampak terhadap kualitas hidup baik secara lingkungan,

fisik, sosial dan spiritualnya. Temuan membuktikan bahwa selain status

fungsional dan kelelahan terus menerus, kualitas hidup berhubungan

dengan tingkat keparahan Sleep-Disorderd Breathing (SDB) (Mills,

Dimsdale, Natarajan, Ziegler, Maisel, & Greenberg, 2009).

59
Hayes, Anstead, Ho dan Philips (2009) menyatakan bahwa kualitas

tidur yang buruk dan insomnia yang terjadi secara terus menerus dapat

mempengaruhi fungsi kognitif, penurunan produktivitas, perubahan mood,

penurunan daya ingat dan penurunan status fungsional. Insomnia juga

dianggap sebagai faktor penyebab kelelahan dan kurangnya kualitas hidup

pada pasien gagal jantung.

2. Hubungan self care dengan kualitas hidup

Salah satu dampak dari penyakit gagal jantung adalah intoleransi

aktivitas, yaitu penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas karena

kekurangan energi. Hal ini disebabkan oleh penurunan curah jantung

sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

(O2) tubuh, sehingga terjadi penurunan energi dan keterbatasan aktivitas.

Kondisi ini erat kaitannya dengan disfungsi diastolik yang disebabkan oleh

penurunan fraksi ejeksi. Disfungsi diastolik berdampak pada kemampuan

pasien gagal jantung dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari, sehingga

cenderung mengalami penurunan kualitas hidup (Smeltzer & Bare, 2010).

Data hasil penelitian ini pada variabel self care menunjukkan bahwa

rata-rata skor kemampuan self care dari 100 responden pasien gagal

jantung adalah 47,44 dengan skor terendah 30 dan skor tertinggi 67. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kemampuan self care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung, arah

hubungan negatif dengan kekuatan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi skor self care maka semakin rendah skor kualitas hidup

60
pasien gagal jantung. Atau dengan kata lain bahwa semakin baik

kemampuan self care pasien gagal jantung maka akan semakin baik

kualitas hidupnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Britz & Dunn (2010)

yang meneliti tentang self care dan kualitas hidup pada 30 pasien gagal

jantung mengungkapkan hasil bahwa self care confidence yang baik

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas

hidup pasien gagal jantung. Dimensi self care confidence ini menentukan

bagaimana kepercayaan diri pasien dalam mengikuti semua petunjuk

tentang kepercayaan perasaan bebas dari gejala penyakit, petunjuk

pengobatan, mengenal secara dini perubahan yang terjadi, melakukan

sesuatu untuk mengatasi gejala penyakit, mampu mengevaluasi

keberhasilan dalam menjalani tindakan yang telah dilakukan.

Lee, Moser, Lenni, & Riegel (2009) dalam penelitiannnya tentang

kemampuan self care manajemen dan hubungannya dengan kelangsungan

hidup pasien gagal jantung mengemukakan bahwa kemampuan self care

manajemen yang baik berhubungan dengan hasil akhir dari kelangsungan

hidupnya. Kemampuan self care manajemen pasien, khususnya dalam hal

mampu mengenal secara dini tanda dan gejala yang terjadi misalnya

edema, dapat mengambil keputusan yang tepat untuk penanganan serta

patuh terhadap pengobatan yang diberikan dapat meningkatkan kualitas

hidup pasien. Aktivitas fisik self care yang meliputi pengaturan aktivitas

61
fisik, pengaturan diet dan monitor berat badan menjadi komponen penting

keberhasilan manajemen pasien gagal jantung.

Pada self care maintenance yang meliputi pengaturan aktivitas fisik,

pengaturan diet dan monitor berat badan menjadi komponen penting

keberhasilan manajemen pasien gagal jantung (Furze, Donnison, & Lewin,

2008). Modifikasi terhadap aktivitas fisik secara konsisten terhadap gaya

hidup dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan pasien dan

menurunkan kebutuhan terhadap pengobatan. Akan tetapi modifikasi yang

dilakukan harus sesuai dengan tingkat gejala yang dialami pasien.

Aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien akan membantu

menurunkan tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan dan

memperbaiki gejala serta berefek toleransi aktivitas pada gagal jantung

terkompensasi dan stabil. Namun pada kondisi gagal jantung sedang

sampai berat, pembatasan aktivitas fisik dan bed rest sangat penting

dilakukan (Gray, Dawkins, Morgan, & Simpson, 2011).

62
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kualitas tidur pada pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung

Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagian besar

buruk.

2. Kemampuan self care pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung

Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar berada pada

rentang skor 30-67.

3. Kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar berada pada rentang skor

28-63.

4. Ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kualitas

hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP.

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

5. Ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien gagal

jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

B. Saran

1. Bagi perawat.

Diharapkan kepada perawat yang bertugas di ruangan poliklinik jantung

memberikan edukasi pada pasien gagal jantung tentang bagaimana cara

63
meningkatkan kualitas tidur dan kemampuan self care sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

2. Bagi peneliti

Perlu penelitian lanjut untuk menggali faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal jantung baik pasien rawat

jalan maupun rawat inap.

64
DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P. I., & Ward, J. P. (2010). At a glance Sistem Kardiovaskuler (3 ed.).


Jakarta: Penerbit Erlangga.
Adisza, F. (2015). Hubungan kualitas tidur terhadap kualitas hidup pasien gagal
jantung di RSUD. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas
Syiah Kuala.
American Heart Association. (2017). Heart disease and stroke statistics-2017
updates. Circulation(135), 146-603.
American Heart Association News. (2017). Heart failure projected to increse
dramatically, according to new statistics. Greeville Ave: American Heart
Association.
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kement. (2013). Riset kesehatan
Dasar. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Benih, A. (2014). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan Edisi 8 . Singapura: Elsevier.
Britz, J. A., & Dunn, K. S. (2010). Self-care and quality of life among patients with
heart failure. American Academy of Nurse Prationers, 480-487.
Burrai, F., Hasan, W., Fancourt, D., Luppi, M., & Somma, S. D. (2016). A
randomized controlled trial of listening to recorded music for heart failure
patients. -, 102-115.
Dahlan, M. S. (2013). Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam
penelitian kedokteran dan kesehatan (3 ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Davey, P. (2010). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan
melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Furze, G., Donnison, J., & Lewin, R. J. (2008). The Clinician's Guide to Chronic
Disease Management for Long-term Conditions . Cumbria: M&K.
Gimmler, A., & Lenk, C. (2009). Health and Quality of Life: Philosophical,
Medical and Cultural Aspecs. Munster: LIT.

65
Gray, H. H., Dawkins, K. D., Morgan, J. M., & Simpson, I. A. (2011). Lecture
Notes: Kardiologi (5 ed.). Jakarta: Erlangga.
Hayes, D., Anstead, M. I., Ho, J., & Philips, B. A. (2009). Insomnia and heart
failure. Heart Failure Review, 14, 172-182.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2016). NANDA International Inc. Nursing
Diagnosis: Definitions & classifications 2015-2017 (10 ed.). Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah (2 ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Hjelm, C., Stromberg, A., Arestedt, K., & Brostrom, A. (2013). Association
between sleep-disordered breathing, sleep-wake pattern, and cognitive
impairment among patients with chronic heart failure. European Journal of
Heart Failure, 15, 496-504.
Hudak, C. M., Gallo, B. M., & Morton, P. G. (2010). Critical care nursing: a
holistic approach (8 ed.). Philadelphia: Lippincott.
Ignativicius, D. D., & Workman, M. L. (2016). Medical-Surgical Nursing (8 ed.).
Missouri: Elsevier.
Instalasi Rekam Medik RSWS. (2017). Makassar: RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Kaawoan, A. Y. (2012). Hubungan self care dan depresi dengan kualitas hidup
pasien heart failure di RSUP Prof. DR. R. D. Kandau Manado. Jakarta:
FIK-UI.
Kabo, P. (2011). Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara
rasional. Jakarta: BPFKUI.
Kementerian Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balai Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kim, H. M., Kim, J. S., & Hwang, S. Y. (2015). Health-related Quality of Life in
Symptomatic Postmyocardial Infarction Patients with Left Ventricular
Dysfunction. Asian Nursing Research, 9(1), 47-51.
Lee, C. S., Moser, D. K., Lenni, T. A., & Riegel, B. (2009). Event-free survival in
adults with heart failure who engage in self-care management. Heart &
Lung : The Journal of Acute and Critical Care, 40(1), 12-20.
Lilly, L. S. (2011). Pathophysiology of heart disease (5 ed.). Philadelphia:
Lippincott.
Loscalzo, J. (2014). Kardiologi dan pembuluh darah (2 ed.). Jakarta: EGC.

66
Mansjoer, A., Triyanti, K., Rakhmi, Safitri , R., Wardhani, W. I., & Setiowulan, W.
(2010). Kapita Selekta Kedokteran . Media Aesculapius FKUI.
Masoudi, F. A., Rumsfeld, J. S., havranek, E. P., House, J. A., Peterson, E. D.,
Krumholz, H. M., et al. (2014). Age, functional capacity adan health-related
quality of life in patients with heart failure. Journal of Cardiac Failure,
10(3), 368-373.
Mesbah, M., Cole, F. B., & Lee, M.-L. T. (2002). Statistical Methods for Quality
of Life Studies: Design, Measurements and Analysis. Boston: Khluwer
Academic.
Mills, P. J., Dimsdale, J. E., Natarajan, L., Ziegler, M. G., Maisel, A., & Greenberg,
B. H. (2009). Sleep and Health-Related Quality of Life in Heart Failure.
228-233.
Moser, D. K., & Riegel, B. (2008). Cardiac Nursing: A Companion to Braunwald's
Heart Disease. Missouri: Elsevier.
Nan , H., Chui, M. A., Eckert, G. J., Oldridge, N. B., & Murray, M. D. (2013).
Relationship of age and sex to health-related quality of life patients with
heart failure. American Journal of Critical Care, 13(2), 153-161.
Norra, C., Kummer, J., Boecker, M., Skobel, E., Schauerte, P., & Wirtz, M. (2012).
Poor Sleep Quality is Associated with Depressive Symptoms. International
Society of Behavioral Medicine, 19, 526-534.
Notoatmodjo, S. (2012). Prosmosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
O'Connel, A. M., DeWalt, D. A., Broucksou, K. A., Hawk, V., Baker, D. W.,
Schilinger, D., et al. (2011). Relationship between literacy, knowledge, self-
care behaviours, and heart failure-related qulaity of life among patients with
heart failure. J Gen Intern Med, 26(9), 979-986.
Oosterom-Calo, R., Ballegoijen, A. V., Terwee, C. B., Velde, S. T., Brouwer, I. A.,
Jaarsma, T., et al. (2012). Determinants of heart failure self-care: a
systematic literature. Heart Failure Review, 17, 367-385.
Riegel, B., Carlson, B., Moser, D. K., Sebern, M., Hicks, F. D., & Ronald, V.
(2004). Psycometric testing of the self care of heart failure. Journal of
Cardiac Failure, 10(4), 350-359.
Rockwell, J., & Riegel, B. (2004). Predictors of self care in person with heart
failure. Heart Lung, 30(1), 18-25.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2008). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: Binarupa Akasara.

67
Sitompul, B., & Sugeng , J. I. (2012). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Smeltzer , S. C., & Bare, B. G. (2010). Brunner & Suddarth Textbook of Medical-
Surgical Nursing-12th edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/
Lippincott Williams & Wilkins.
World Health Organization. (2014). Global satus report on noncammunicable
diseases. Geneva: WHO Press.

68
Lampiran 1

NASKAH PENJELASAN UNTUK RESPONDEN (SUBYEK)


Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan selamat pagi

Bapak/Ibu, saya Armiaty Hasyyati S mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar yang akan melakukan

penelitian tentang “Hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self care terhadap

kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di Pusat Jantung Terpadu RSUP.

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

Gagal jantung saat ini masih merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler

yang tertinggi di dunia maupun di Indonesia. Gagal jantung dapat mengenai wanita

maupun pria dengan angka kematian yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan

pria. WHO menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih banyak orang meninggal

karena penyakit kardiovaskuler dibandingkan akibat penyakit tidak menular yang

lainnya. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler

pada tahun 2012, mewakili 31% dari seluruh kematian global.

Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013 prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dengan gejala ditemukan

tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%) dan terendah di Jambi, Lampung,

Bengkulu dan Kalimantan Timur (0,1%), sementara Sulawesi Selatan berada di

urutan ketiga (0,5%).

Gagal jantung menimbulkan efek yang sangat luas pada seluruh aspek

kehidupan penderitanya. Banyak penderita gagal jantung rawat jalan kembali


masuk dan dirawat di rumah sakit karena kondisi yang semakin memburuk. Hal ini

disebabkan kualitas hidup yang semakin menurun. Penurunan kualitas hidup

penderita gagal jantung diantaranya disebabkan oleh kurangnya kualitas tidur

kemampuan self care selama di rumah.

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kualitas tidur dan

kemampuan self care penderita gagal jantung sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup dan kejadian rehospitalisasi dapat diminimalkan.

Keikutsertaan Bapak/ibu dalam penelitian ini memberikan sumbangan yang

besar untuk menambah pegetahuan kami khususnya dalam bidang keperawatan

dalam merawat pasien dengan penyakit gagal jantung. Karena itu kami sangat

mengharapkan Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian ini dan mengijinkan

kami menggunakan data Bapak/Ibu dalam laporan baik laporan tertulis maupun

laporan secara lisan. Bila Bapak/Ibu bersedia, kami mengharapkan kerjasamanya

dalam penelitian ini, bersifat sukarela tanpa paksaan, Oleh karena itu Bapak /ibu

berhak untuk menolak atau mengundurkan diri dari penelitian ini. Kami juga

menjamin keamanan dan kerahasiaan semua data penelitian ini. Data ini akan

disimpan dengan baik. Data pribadi disamarkan pada semua catatan dan pada

pelaporan baik lisan maupun tertulis.

Bila Bapak/Ibu menolak/mengundurkan diri maka hak pelayanan atas

Bapak/ibu tidak diabaikan atau tetap terpenuhi.

Bila Bapak/ibu merasa masih ada hal yang belum jelas atau belum dimengerti

dengan baik, maka Bapak/Ibu dapat menanyakan atau meminta penjelasan pada

saya, Armiaty Hasyyati S ( HP : 082345881779/082188776616 ).


Jika Bapak/Ibu setuju untuk berpartisipasi, diharapkan menanda tangani surat

persetujuan mengikuti penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya kami ucapkan

banyak terima kasih.

Identitas peneliti : Armiaty Hasyyati S

Alamat : Jl. Mamoa Ria No. 8 Makassar

Telepon/HP : 082345881779/082188776616
KEMENTERIAN RISET, TEKHNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat: Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
Jl. Perintis Kemerdekaan Kampus Tamalanrea KM. 10, Makassar 90245
Contact Person dr. Agussalim Bukhari, PhD, SpGK (HP. 081241850858), Email:
agussalimbukhari@yahoo.com

Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan


oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar, dengan

Nama : Armiaty Hasyyati S

NIM : C 12116716

Judul Penelitian : “Hubungan perilaku sehat: kualitas tidur dan self care
terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung rawat jalan di
Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar”.

Saya berharap penelitian ini tidak akan mempunyai dampak negatif serta
merugikan bagi saya dan keluarga saya, sehingga pertanyaan yang akan saya jawab,
benar-benar dapat dirahasiakan.

Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya


dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, ………………….2017

Saksi Responden

( ) ( )

Tempat meminta penjelasan :


Penanggung jawab peneliti :
Nama : Armiaty Hasyyati S
Alamat : Jl. Mamoa Ria No. 8 Makassar.
Telepon/HP : 082345881779/082188776616
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Nomor Responden : ............................
Kode Responden : ............................
Derajat Gagal Jantung: ............................
Pemeriksaan Echocardiografi : Tanggal ............................, hasil:
............................

Petunjuk pengisian:
1. Kuesioner ini terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu kuesioner data
demografi responden, kuesioner self care (perawatan diri), kuesioner
sleep quality (kualitas tidur) dan kuesioner quality of life (kualitas
hidup).
2. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pernyataan dalam
kuesioner ini.
3. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner
tersebut sesuai dengan kondisi yang sebenarnya sesuai dengan petunjuk
pengisian.
4. Semua pernyataan sedapat mungkin diisi dengan jujur dan lengkap
5. Apabila ada pernyataan yang kurang dimengerti, silahkan meminta
petunjuk peneliti
6. Atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i diucapkan terima kasih.

A. KUESIONER DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

1. Umur : ............... tahun


2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Tingkat Pendidikan :
Tidak sekolah SD SMP

SMA Akademi/PT

4. Rata-rata penghasilan perbulan : .......................


5. Kapan terakhir dirawat di RS dengan penyakit gagal jantung: tanggal
....... bulan ....... tahun .......
D. KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL JANTUNG
(Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire (MLHFQ)

Pertanyaan berikut ini mengenai seberapa besar kondisi gagal jantung yang

anda derita mempengaruhi kehidupan anda dalam satu bulan terakhir ini.

Lingkarilah angka 1, 2, 3, dan 4 setelah pertanyaan, untuk menunjukkan seberapa

besar pengaruhnya dalam kehidupan anda.

Apakah penyakit gagal jantung yang anda derita mempengaruhi kehidupan

yang ingin anda jalani selama satu bulan terakhir ini melalui hal-hal berikut ini?

NO PERTANYAAN TIDAK JARANG SERING SELALU


PERNAH

1 Menyebabkan bengkak pada


pergelangan kaki atau
tungkai?

2 Menyebabkan anda duduk


atau tiduran sepanjang hari?

3 Menyebabkan anda
mengalami kesulitan saat
berjalan atau naik tangga?

4 Menyebabkan anda sulit


melakukan pekerjaan di
sekitar rumah atau di
halaman?

5 Menyebabkan anda sulit


mengunjungi tempat lain di
luar rumah?

6 Menyebabkan anda sulit


tidur pada malam hari?
7 Menyebabkan anda
kesulitan untuk melakukan
sesuatu bersama dengan
teman-teman atau keluarga?

8 Menyebabkan anda
kesulitan melakukan
pekerjaan yang anda tekuni
sebagai sumber pendapatan

9 Menyebabkan anda
kesulitan melakukan
rekreasi, olahraga atau hobi?

10 Membuat anda membatasi


makan makanan yang anda
sukai?

11 Membuat anda mengalami


sesak nafas?

12 Membuat anda merasa cepat


lelah dan kurang bertenaga?

13 Membuat anda harus \


dirawat di rumah sakit?

14 Membuat anda harus


mengeluarkan uang untuk
biaya perawatan dan
pengobatan?

15 Menyebabkan anda
mengalami efek samping
dari pengobatan?

16 Membuat anda merasa


menjadi beban bagi
keluarga ataupun teman?

17 Menyebabkan anda merasa


tidak mampu
mengendalikan diri dalam
kehidupan sehari-hari?

18 Menimbulkan rasa
khawatir?

19 Menyebabkan anda sulit


berkonsentrasi atau
mengingat sesuatu?

20 Menyebabkan anda merasa


tertekan atau depresi?

Total Skor
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Independen
No. Karakteristik Demografi Self Care
Nama No.Resp Usia Jenis Kelamin NYHA EF Pekerjaan Pendidikan Penghasilan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 ALF 4 55 2 2 37 Pensiunan 2 5 3 2 2 3 4 1 2 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 37
2 RIS 5 58 1 2 34 Swasta 2 10 3 2 3 2 3 2 1 4 1 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 44
3 SA 7 58 2 2 53 IRT 2 10 3 2 3 2 4 1 2 4 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56
4 MY 8 60 1 2 58 Pensiunan 2 5 2 2 3 1 3 2 1 1 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 46
5 SLM 9 56 1 2 26 Pensiunan 2 6 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 45
6 NH 11 57 2 2 49 IRT 1 5 3 2 3 1 3 1 1 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 52
7 SLT 12 37 1 2 34 Swasta 2 3,5 3 3 3 1 3 2 1 4 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
8 SKL 13 61 1 2 52 Petani 1 6 3 2 3 1 3 2 1 1 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 46
9 LMN 14 60 1 1 54 Pensiunan 2 5 3 1 3 1 3 2 1 4 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 48
10 HLN 14 58 2 2 32 IRT 1 3,5 3 2 3 1 2 3 2 1 4 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 50
11 AT 16 60 1 2 21 Pensiunan 2 10 3 2 3 1 3 2 1 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 35
12 ABD 17 63 1 1 56 Pensiunan 2 6 3 2 3 1 3 2 1 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55
13 USM 18 57 1 2 52 Swasta 2 7 3 2 3 1 3 2 1 1 1 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 49
14 MW 19 56 1 2 45 Wiraswasta 2 10 3 2 3 1 3 2 1 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 5 3 34
15 DRS 20 62 1 2 41 Pensiunan 1 6 2 1 3 1 3 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 43
16 ADR 21 61 1 1 51 Wiraswasta 1 10 3 1 3 1 3 2 1 2 1 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 48
17 BHR 22 62 1 1 53 Pensiunan 1 4 3 1 3 1 3 2 1 1 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 43
18 ET 23 58 1 1 58 Pensiunan 2 20 3 2 3 2 4 1 3 3 1 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 35
19 DN 24 35 1 1 26 PNS 2 5 2 2 3 1 2 2 1 2 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 35
20 AGT 25 60 2 2 49 IRT 1 5 3 1 3 1 4 2 1 3 2 4 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 51
21 SWT 26 61 1 2 43 Wiraswasta 2 7 2 2 3 2 4 2 2 1 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4 56
22 HM 27 59 1 1 50 PNS 2 6 2 2 3 2 4 1 3 1 1 4 4 1 2 4 3 4 3 3 3 4 54
23 AS 28 62 1 2 47 Pensiunan 1 5 3 2 3 2 4 2 2 1 1 4 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 51
24 MTR 29 64 1 2 22 Pensiunan 1 5 2 3 3 1 4 2 2 1 3 4 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 40
25 MJ 30 51 1 2 48 PNS 2 7 3 3 3 2 4 2 2 1 1 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 34
26 SYR 31 31 1 2 26 Swasta 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1 2 2 4 2 1 3 2 2 2 2 2 3 38
27 SP 32 62 2 1 53 IRT 1 2 3 2 3 2 4 1 2 1 1 4 4 1 1 4 3 4 3 3 3 3 48
28 HMS 33 65 2 1 60 Pensiunan 1 4,5 3 1 3 1 4 2 2 4 1 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 53
29 AK 34 55 1 1 66 Pensiunan 1 5 3 2 3 2 4 2 2 1 1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 53
30 AL 35 53 1 1 51 PNS 2 5,5 3 2 3 2 4 2 1 4 1 4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 46
31 RIS 36 58 1 2 47 Swasta 2 10 3 2 3 2 3 2 1 4 1 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 44
32 MD 37 53 2 1 48 PNS 2 5 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 44
33 AR 38 42 2 1 63 PNS 2 6 2 1 3 1 4 2 2 1 3 4 4 1 1 3 3 3 2 2 3 3 60
34 MBH 39 52 1 2 48 PNS 2 5 3 1 3 1 3 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 3 58
35 ST 40 52 1 1 52 Wiraswasta 2 6 2 1 2 2 4 1 1 4 1 4 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 51
36 AA 41 60 1 2 42 Petani 1 3 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 44
37 HS 42 62 1 1 51 Pensiunan 2 5 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 4 53
38 PT 43 58 2 2 44 IRT 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 44
39 HMR 44 49 2 1 56 IRT 1 2,5 2 1 2 1 3 2 1 1 1 3 3 1 1 3 2 3 2 2 3 2 59
40 RAS 45 60 2 1 53 Pensiunan 1 4 3 2 2 1 4 1 1 4 1 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 62
41 SN 46 58 2 2 49 IRT 1 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 40
42 NJ 47 59 1 2 42 Pensiunan 2 7 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 43
43 SA 48 55 1 2 52 Swasta 2 10 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 52
44 MTF 49 54 1 2 37 Wiraswasta 2 10 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 49
45 AND 50 37 1 2 32 Swasta 1 5 3 2 2 0 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 42
46 NAF 51 46 2 2 49 IRT 2 0 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 47
47 SBH 52 41 2 2 64 PNS 2 5 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 46
48 AHR 53 61 1 1 56 Pensiunan 2 6 3 2 3 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 60
49 AM 54 40 1 1 58 Swasta 2 10 2 1 3 1 4 2 1 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 45
50 IS 55 59 2 2 55 IRT 1 3 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 3 3 2 2 2 2 42
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Independen
No. Karakteristik Demografi Self Care
Nama No.Resp Usia Jenis Kelamin NYHA EF Pekerjaan Pendidikan Penghasilan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
51 NUR 56 56 1 2 45 Wiraswasta 1 7 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 52
52 TMN 57 48 2 1 57 IRT 1 3 2 1 2 1 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 3 2 2 4 3 43
53 AW 58 64 1 1 53 Pensiunan 1 4 2 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 4 47
54 SS 59 49 1 2 56 Swasta 1 10 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 41
55 KRT 60 50 2 2 48 IRT 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 52
56 WJK 61 42 1 1 60 Wiraswasta 2 3 3 2 2 0 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 46
57 DT 62 59 1 1 64 Wiraswasta 1 6 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 44
58 ZN 63 60 1 2 45 Pensiunan 2 4,5 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 47
59 SDB 64 62 1 2 48 Pensiunan 2 7 3 2 3 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 59
60 MR 65 64 1 2 53 Pensiunan 1 4 2 1 3 1 4 2 1 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 48
61 IN 67 63 1 2 47 Pensiunan 1 4 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 3 3 2 2 2 2 56
62 HMS 68 59 2 2 49 IRT 1 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 32
63 SDR 69 51 1 2 50 Wiraswasta 1 6 2 1 2 1 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 3 2 2 4 3 50
64 LKM 70 56 1 2 47 Pensiunan 2 5 2 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 4 48
65 HM 71 64 2 2 46 Pensiunan 1 4 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 45
66 HA 72 61 1 2 39 Pensiunan 1 3,5 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 30
67 MRD 73 50 2 2 57 IRT 1 3 3 2 2 0 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 40
68 SDM 74 49 1 2 60 PNS 2 5 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 48
69 HAR 75 58 1 2 47 Pensiunan 2 4 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41
70 BAT 76 45 1 1 62 Swasta 2 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 42
71 UC 77 57 2 1 47 IRT 1 2 2 1 3 1 4 2 1 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 55
72 RB 78 41 1 1 53 Swasta 2 5 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 3 3 2 2 2 2 40
73 LR 79 60 1 2 43 Pensiunan 1 4 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 46
74 MLK 80 60 1 1 49 Pensiunan 2 6 2 1 2 1 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 3 2 2 4 3 54
75 ALT 81 63 1 2 32 Pensiunan 2 10 2 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 4 62
76 MT 82 61 1 2 47 Pensiunan 2 10 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 52
77 MAR 83 57 2 1 57 IRT 2 7 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 51
78 SFR 84 49 1 2 50 Buruh 1 2,5 3 2 2 0 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 37
79 MAP 85 60 1 2 42 Pensiunan 1 4 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 59
80 AJ 86 61 1 2 48 Pensiunan 1 5 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 39
81 NS 87 58 2 1 56 IRT 1 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 48
82 MUL 88 54 1 2 45 Petani 1 5 2 1 3 1 4 2 1 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 41
83 JH 89 60 2 2 46 IRT 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 3 3 2 2 2 2 45
84 KAD 90 57 1 1 55 Wiraswasta 1 6 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 48
85 NAS 91 57 2 1 53 IRT 1 3 2 1 2 1 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 3 2 2 4 3 42
86 RAM 92 61 2 2 50 Pensiunan 1 3 2 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 4 58
87 NRJ 93 59 2 1 50 IRT 1 2 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 42
88 ASK 94 45 1 1 62 PNS 1 6 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 44
89 LSL 95 64 1 2 41 Wiraswasta 1 5 3 2 2 0 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 43
90 YC 96 54 1 2 38 Pengusah 2 20 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 37
91 MIR 97 46 2 2 49 PNS 1 7 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 61
92 SYM 98 60 2 1 50 IRT 1 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 54
93 SKR 99 43 1 1 61 PNS 2 5 2 1 3 1 4 2 1 1 1 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 53
94 MARS 100 50 1 2 52 Swasta 2 10 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 3 3 2 2 2 2 59
95 ML 101 58 1 1 37 Wiraswasta 1 5 3 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4 53
96 KDN 102 55 1 1 46 Petani 1 3 2 1 2 1 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 3 3 2 2 4 3 41
97 TAM 103 47 1 2 53 Swasta 1 5 2 2 2 1 3 2 1 1 1 3 3 2 2 4 3 4 2 2 3 4 67
98 NF 104 51 2 2 51 IRT 1 4 3 2 2 2 4 1 2 3 1 4 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 49
99 MS 105 54 1 2 38 Wiraswasta 2 5 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 46
100 TJP 106 57 1 1 52 Wiraswasta 1 15 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 50
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Independen
NO Nama No.Resp Kualitas Tidur
1 2 3 4 5a 5b 5c 5d 5e 5f 5g 5h 5i 5j 6 7 8 9 Total Kode
1 ALF 4 21 15 6 15 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 1 2 1 2 17 2
2 RIS 5 23 30 6 15 2 2 2 1 2 0 2 0 0 0 2 1 0 2 16 2
3 SA 7 22 30 5 15 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 14 2
4 MY 8 22 30 5 15 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 11 2
5 SLM 9 22 15 5 10 2 2 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 2 14 2
6 NH 11 23 15 6 10 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2
7 SLT 12 23 15 6 15 2 2 2 1 1 0 2 0 0 0 1 1 1 2 15 2
8 SKL 13 21 20 5 15 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 14 2
9 LMN 14 21 30 6 15 3 3 2 1 0 0 2 0 0 0 1 1 1 2 16 2
10 HLN 14 22 36 6 10 3 3 1 2 0 0 2 0 0 0 2 1 1 2 16 2
11 AT 16 22 15 5 15 2 3 2 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 2 16 2
12 ABD 17 22 20 5 10 2 2 2 1 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 14 2
13 USM 18 22 15 6 10 1 2 2 0 2 0 2 0 0 0 1 1 1 1 13 2
14 MW 19 22 10 5 15 2 2 2 1 2 0 2 0 0 0 2 1 1 2 17 2
15 DRS 20 23 15 5 15 2 2 2 1 1 2 0 1 0 0 1 0 0 1 13 2
16 ADR 21 22 15 7 15 1 2 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 10 2
17 BHR 22 21 30 6 10 2 2 2 1 2 1 1 0 0 0 2 0 0 2 15 2
18 ET 23 23 30 5 15 2 3 3 1 3 2 1 0 0 0 1 2 1 2 21 2
19 DN 24 22 30 6 10 3 2 2 2 2 1 2 1 0 0 2 1 1 2 21 2
20 AGT 25 21 15 6 10 3 2 2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 14 2
21 SWT 26 22 30 6 10 1 2 2 2 1 0 2 0 0 0 1 1 0 1 13 2
22 HM 27 22 15 5 15 1 2 2 1 2 0 2 0 0 0 1 1 1 1 14 2
23 AS 28 22 30 8 10 1 2 2 1 2 0 2 0 0 0 2 1 1 2 16 2
24 MTR 29 23 20 5 10 2 2 3 1 2 0 2 0 0 0 1 2 2 2 19 2
25 MJ 30 22 15 5 15 3 2 2 1 2 2 2 0 0 0 1 2 2 2 21 2
26 SYR 31 23 15 5 10 2 3 3 2 2 0 2 0 0 0 2 1 2 2 21 2
27 SP 32 21 10 5 10 1 2 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 1 1 13 2
28 HMS 33 22 30 5 15 1 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 1 10 2
29 AK 34 22 20 6 15 1 1 2 0 2 0 2 0 0 0 0 2 1 1 12 2
30 AL 35 22 20 6 10 2 1 2 0 2 0 2 0 0 0 2 1 1 1 14 2
31 RIS 36 23 30 6 15 2 2 2 1 2 0 2 0 0 0 2 1 1 2 17 2
32 MD 37 22 10 5 10 1 1 2 0 2 1 1 0 0 0 1 2 0 1 12 2
33 AR 38 22 10 7 10 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
34 MBH 39 21 10 5 10 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 2
35 ST 40 23 15 5 5 2 2 2 1 2 0 0 0 0 0 1 2 0 1 13 2
36 AA 41 22 10 5 10 1 2 2 1 1 0 0 0 1 0 1 2 2 1 14 2
37 HS 42 22 15 4 10 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 2
38 PT 43 21 10 5 5 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 16 2
39 HMR 44 22 10 5 5 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 2
40 RAS 45 22 10 5 10 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 5 1
41 SN 46 22 10 5 10 1 2 2 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11 2
42 NJ 47 22 15 5 10 2 2 2 1 2 1 1 0 0 0 1 2 1 2 17 2
43 SA 48 23 10 5 5 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
44 MTF 49 21 15 5 5 2 2 2 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 13 2
45 AND 50 23 15 6 5 1 2 2 0 2 1 1 2 0 0 2 1 2 2 18 2
46 NAF 51 22 15 5 10 1 2 2 0 2 1 1 0 0 0 0 1 1 2 13 2
47 SBH 52 22 15 5 10 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
48 AHR 53 22 30 5 5 2 2 2 1 2 2 1 0 0 0 1 1 1 2 17 2
49 AM 54 22 15 5 10 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 1
50 IS 55 21 10 6 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 1
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Independen
NO Nama No.Resp Kualitas Tidur
1 2 3 4 5a 5b 5c 5d 5e 5f 5g 5h 5i 5j 6 7 8 9 Total Kode
51 NUR 56 22 15 5 5 2 2 2 1 2 1 2 0 0 0 0 1 1 2 16 2
52 TMN 57 22 10 6 5 1 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 2
53 AW 58 22 15 5 5 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8 2
54 SS 59 22 10 5 5 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12 2
55 KRT 60 22 10 5 1 2 3 2 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 2 15 2
56 WJK 61 22 10 6 10 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 2
57 DT 62 22 15 5 10 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
58 ZN 63 23 10 5 5 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 11 2
59 SDB 64 21 15 5 5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7 2
60 MR 65 23 15 6 5 2 2 2 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2 15 2
61 IN 67 22 15 5 10 1 2 2 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 2 15 2
62 HMS 68 22 15 5 10 3 3 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 2 2 17 2
63 SDR 69 22 30 5 5 3 3 2 1 2 2 1 0 0 0 1 2 2 2 21 2
64 LKM 70 22 15 6 10 2 2 3 1 1 0 0 0 0 0 2 1 1 2 15 2
65 HM 71 21 10 6 10 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 13 2
66 HA 72 22 15 5 5 3 3 2 2 2 1 1 0 0 0 1 1 0 2 17 2
67 MRD 73 22 10 7 5 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 1 2 1 2 16 2
68 SDM 74 22 15 5 5 2 1 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 10 2
69 HAR 75 22 10 5 5 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10 2
70 BAT 76 22 10 5 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6 2
71 UC 77 22 10 6 10 2 2 2 1 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 13 2
72 RB 78 22 15 5 10 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 10 2
73 LR 79 23 10 5 5 3 3 2 2 2 2 1 0 0 0 0 1 1 2 19 2
74 MLK 80 21 15 5 5 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 7 2
75 ALT 81 23 15 6 5 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 2 2 2 2 14 2
76 MT 82 22 15 5 10 2 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 12 2
77 MAR 83 22 15 5 10 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 1
78 SFR 84 22 30 5 5 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 9 2
79 MAP 85 22 15 6 10 3 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 13 2
80 AJ 86 21 10 6 10 2 1 2 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 1 13 2
81 NS 87 22 15 5 5 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 9 2
82 MUL 88 22 10 6 5 2 1 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 12 2
83 JH 89 22 15 5 5 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12 2
84 KAD 90 22 10 5 5 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8 2
85 NAS 91 22 10 5 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 2
86 RAM 92 22 10 6 10 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 1
87 NRJ 93 22 15 5 10 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6 2
88 ASK 94 23 10 5 5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 2
89 LSL 95 21 15 5 5 3 2 2 1 2 1 1 0 0 0 1 1 1 2 17 2
90 YC 96 23 15 6 5 2 2 2 0 1 1 1 1 0 0 2 2 2 2 18 2
91 MIR 97 22 15 5 10 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2
92 SYM 98 22 15 5 10 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
93 SKR 99 22 30 5 5 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 1
94 MARS 100 22 15 6 10 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 2
95 ML 101 21 10 7 10 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 1 0 0 2 12 2
96 KDN 102 22 15 5 5 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 10 2
97 TAM 103 22 10 6 5 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1
98 NF 104 22 15 5 5 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 9 2
99 MS 105 22 10 6 10 2 1 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12 2
100 TJP 106 22 15 5 5 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 10 2
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Dependen
NO Nama No.Resp Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 ALF 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 55
2 RIS 5 1 1 1 1 1 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 55
3 SA 7 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 30
4 MY 8 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 50
5 SLM 9 1 2 1 1 1 2 1 2 3 3 2 3 1 3 2 1 1 2 2 1 35
6 NH 11 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 39
7 SLT 12 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 31
8 SKL 13 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 48
9 LMN 14 1 1 1 1 1 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 36
10 HLN 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 59
11 AT 16 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 53
12 ABD 17 1 1 1 1 1 2 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 32
13 USM 18 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 31
14 MW 19 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 2 43
15 DRS 20 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 37
16 ADR 21 1 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 42
17 BHR 22 1 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 38
18 ET 23 1 2 2 1 1 3 2 1 3 4 3 3 2 3 4 1 1 2 2 1 42
19 DN 24 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 53
20 AGT 25 2 2 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 1 1 3 2 2 45
21 SWT 26 2 1 2 2 2 2 1 3 3 4 2 3 2 2 3 1 2 2 1 1 41
22 HM 27 1 1 2 1 1 1 1 2 2 4 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 30
23 AS 28 1 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 37
24 MTR 29 2 2 2 2 2 2 2 1 3 4 2 4 2 2 4 1 2 2 2 1 44
25 MJ 30 2 1 2 1 1 2 1 1 2 4 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 34
26 SYR 31 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 2 2 63
27 SP 32 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 30
28 HMS 33 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 28
29 AK 34 1 1 1 1 1 2 1 2 2 4 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 28
30 AL 35 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 29
31 RIS 36 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 30
32 MD 37 1 2 2 1 1 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 1 1 37
33 AR 38 1 1 1 1 1 2 1 2 3 4 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 30
34 MBH 39 1 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 32
35 ST 40 1 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 35
36 AA 41 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 49
37 HS 42 1 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 1 3 2 1 1 2 2 1 36
38 PT 43 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 51
39 HMR 44 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 32
40 RAS 45 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 33
41 SN 46 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 48
42 NJ 47 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 44
43 SA 48 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 35
44 MTF 49 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 2 1 2 2 1 52
45 AND 50 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 49
46 NAF 51 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 40
47 SBH 52 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 30
48 AHR 53 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 51
49 AM 54 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 35
50 IS 55 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 31
MASTER TABEL PENELITIAN

Variabel Dependen
NO Nama No.Resp Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
51 NUR 56 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 2 2 1 52
52 TMN 57 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 2 1 2 1 1 34
53 AW 58 1 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 4 1 4 2 3 1 3 1 1 40
54 SS 59 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 34
55 KRT 60 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 50
56 WJK 61 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 35
57 DT 62 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 37
58 ZN 63 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 48
59 SDB 64 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 2 1 2 2 1 46
60 MR 65 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 47
61 IN 67 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 52
62 HMS 68 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 51
63 SDR 69 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 46
64 LKM 70 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 49
65 HM 71 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 48
66 HA 72 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 49
67 MRD 73 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 38
68 SDM 74 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 34
69 HAR 75 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 39
70 BAT 76 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 32
71 UC 77 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 2 1 2 2 1 50
72 RB 78 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 37
73 LR 79 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 37
74 MLK 80 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 40
75 ALT 81 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 54
76 MT 82 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 35
77 MAR 83 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 35
78 SFR 84 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 33
79 MAP 85 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 52
80 AJ 86 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 41
81 NS 87 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 38
82 MUL 88 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 40
83 JH 89 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 2 1 2 2 1 38
84 KAD 90 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 37
85 NAS 91 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 38
86 RAM 92 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 37
87 NRJ 93 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 36
88 ASK 94 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 37
89 LSL 95 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 41
90 YC 96 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 51
91 MIR 97 1 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 35
92 SYM 98 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 35
93 SKR 99 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 34
94 MARS 100 1 2 1 1 1 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 1 1 2 1 1 41
95 ML 101 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 2 1 2 2 1 48
96 KDN 102 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 38
97 TAM 103 1 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 32
98 NF 104 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 1 1 41
99 MS 105 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 3 2 55
100 TJP 106 1 2 2 1 1 2 1 2 3 4 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 40
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation

Kualitas Tidur 88 6.00 21.00 12.9091 4.08146


Valid N (listwise) 88

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation

Kualitas Tidur 12 4.00 5.00 4.7500 .45227


Valid N (listwise) 12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Self Care 100 30.00 67.00 47.4400 7.43771


Kualitas Hidup 100 28.00 63.00 40.6500 8.09711
Kualitas Tidur 100 4.00 24.00 12.0200 4.89894
Valid N (listwise) 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation

Kualitas Tidur 99 4.00 21.00 11.8990 4.69801


Usia 100 31.00 65.00 55.2200 7.30792
Valid N (listwise) 99

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Penghasilan 5.5800 3.21040 100


Kualitas Hidup 40.6500 8.09711 100
Correlations

Penghasilan Kualitas Hidup

Pearson Correlation 1 .065

Sig. (2-tailed) .519

Sum of Squares and Cross- 1020.360 167.800


Penghasilan
products

Covariance 10.307 1.695

N 100 100
Pearson Correlation .065 1

Sig. (2-tailed) .519

Sum of Squares and Cross- 167.800 6490.750


Kualitas Hidup
products

Covariance 1.695 65.563

N 100 100

Correlations

Penghasilan Kualitas Hidup

Correlation Coefficient 1.000 -.008

Penghasilan Sig. (2-tailed) . .940

N 100 100
Spearman's rho
Correlation Coefficient -.008 1.000

Kualitas Hidup Sig. (2-tailed) .940 .

N 100 100

Group Statistics

Derajat Gagal N Mean Std. Std. Error


Jantung Deviation Mean

1.00 38 9.7895 4.53907 .73633


Kualitas Tidur
2.00 62 13.2258 4.29800 .54585
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence


tailed) Differenc Error Interval of the
e Differenc Difference
e Lower Upper

Equal variances .527 .470 -3.799 98 .000 -3.43633 .90455 -5.23138 -1.64128
Kualitas assumed
Tidur Equal variances -3.749 75.085 .000 -3.43633 .91659 -5.26224 -1.61043
not assumed

Group Statistics

Derajat Gagal N Mean Std. Std. Error


Jantung Deviation Mean

1.00 38 48.6579 6.60989 1.07227


Self Care
2.00 62 46.6935 7.86065 .99830

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence


tailed) Differenc Differenc Interval of the
e e Difference

Lower Upper

Equal variances .669 .415 1.286 98 .201 1.96435 1.52729 -1.06651 4.99520
assumed
Self Care
Equal variances 1.341 88.576 .183 1.96435 1.46505 -.94686 4.87556
not assumed

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Std. Error


Deviation Mean

1.00 69 46.8986 7.44814 .89665


Self Care
2.00 31 48.6452 7.39165 1.32758
Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence


tailed) Differenc Differenc Interval of the
e e Difference

Lower Upper

.036 .850 -1.087 98 .280 -1.74661 1.60670 -4.93506 1.44184


Equal variances
assumed

Self Care
-1.090 58.264 .280 -1.74661 1.60202 -4.95308 1.45986
Equal variances
not assumed

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kualitas Hidup 40.6500 8.09711 100


Kualitas Tidur 11.9200 4.67894 100

Correlations

Kualitas Hidup Kualitas Tidur

Pearson Correlation 1 .508**

Kualitas Hidup Sig. (2-tailed) .000

N 100 100
Pearson Correlation .508** 1

Kualitas Tidur Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Group Statistics

Tingkat Pendidikan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1.00 54 41.3519 7.79249 1.06042


Kualitas Hidup
2.00 46 39.8261 8.45197 1.24617
Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error 95% Confidence Interval of the
Difference Difference

Lower Upper

Equal variances assumed .820 .367 .939 98 .350 1.52576 1.62561 -1.70020 4.75173
Kualitas Hidup
Equal variances not assumed .932 92.559 .354 1.52576 1.63629 -1.72379 4.77532

Group Statistics

Tingkat Pendidikan N Mean Std. Std. Error


Deviation Mean

1.00 54 47.2407 7.39182 1.00590


Self Care
2.00 46 47.6739 7.56617 1.11557

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means


of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence Interval of


tailed) Difference Difference the Difference

Lower Upper

Equal variances .021 .886 -.289 98 .773 -.43317 1.49928 -3.40845 2.54210
assumed
Self Care
Equal variances not -.288 94.745 .774 -.43317 1.50211 -3.41534 2.54899
assumed

Correlations

Self Care Penghasila


n

Correlation 1.000 .127


Coefficient
Self Care
Sig. (2-tailed) . .207

N 100 100
Spearman's rho
Correlation .127 1.000
Coefficient
Penghasilan
Sig. (2-tailed) .207 .

N 100 100
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Self Care 47.4400 7.43771 100


Kualitas Hidup 40.6500 8.09711 100

Correlations

Self Care Kualitas Hidup

Pearson Correlation 1 -.204*

Self Care Sig. (2-tailed) .042

N 100 100
Pearson Correlation -.204* 1

Kualitas Hidup Sig. (2-tailed) .042

N 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Kualitas Usia
Tidur

Correlation 1.000 .172


Coefficient
Kualitas Tidur
Sig. (2-tailed) . .087

Spearman's rho N 100 100

Correlation .172 1.000


Usia Coefficient

Sig. (2-tailed) .087 .


N 100 100

Descriptive Statistics

Mean Std. N
Deviation

Self Care 47.4400 7.43771 100


Usia 55.2200 7.30792 100

Correlations

Self Care Usia

Pearson Correlation 1 .122

Sig. (2-tailed) .225

Sum of Squares and 5476.640 658.320


Self Care
Cross-products

Covariance 55.320 6.650

N 100 100
Pearson Correlation .122 1

Sig. (2-tailed) .225

Sum of Squares and 658.320 5287.160


Usia
Cross-products

Covariance 6.650 53.406


N 100 100
Correlations

Self Care Usia

Correlation 1.000 .150


Coefficient
Self Care
Sig. (2-tailed) . .135

N 100 100
Spearman's rho
Correlation .150 1.000
Coefficient
Usia
Sig. (2-tailed) .135 .

N 100 100

Anda mungkin juga menyukai