BAB I
1. Definisi
Infeksi saluran kemih sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada
mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh
(ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya
2. Klasifikasi
b. Uretra (uretritis)
c. Prostat (prostatitis)
d. Ginjal (pielonefritis)
kemih ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan
berikut :
b. Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
memproduksi urease.
3
3. Anatomi fisiologi
Saluran perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang dan terletak di kedua
sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibanding ginjal
kiri karena tertekan ke bawah oleh hati katup terletak di kosta ke-12,
sedangkan ginjal kiri terletak setinggi kosta ke-11. Berat Ginjal + 125 gram.
vesika urinaria. Kandung kemih adalah suatu organ yang berongga yang
terletak di sebelah anterior tepat di belakang os pubis, yang tersusun dari otot
yang dapat mengembang dan berjalan dari kandung kemih keluar tubuh.
Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada pria 8 inci.
elektrolit
sekresi urine.
Pembentukan Urine
pembentuk urine. Ginjal ini tersusun + 1 juta nefron yang terdiri dari sebuah
glomerulus dan sebuah tubulus. Dinding kapiler glomerulus tersusun oleh sel-
c. Tubulus proximal
disaring ke dalam nefron dengan jumlah 80 liter per hari yang terdiri dari
filtrat yaitu : air, elektrolit dan molekul kecil lainnya masuk ke dalam
d. Ansa Henle
Cairan dari tubulus proximal masuk ke Ansa henle. Ketika cairan turun ke
kepekatan meningkat, ketika naik lewat ansa henle asenden ada transportasi
e. Tubulus Distal
Bila tubuh kekurangan air maka otak akan membuat banyak anti diuretic
sedikit. Begitu sebaliknya bila air berlebih jumlah anti diuretik hormon
sedikit dan filtrat dapat lolos yang akhirnya jadi urine banyak.
Anti diuretik hormon dapat juga dikeluarkan oleh korteks anak ginjal
menarik natrium.
a. Ductus Kolligentes
terjadi proses reabsorbsi air oleh anti diuretik hormon. Bila cairan sudah
b. Vesika Urinaria
sedikit demi sedikit urine, mulai dari volume 0 – 100 cc, tekanan
mengikuti jumlah air kemih lewat 400 cc ke atas tekanan meningkat dan
sacral dengan susunan saraf pusat. Dari lumbal sacral keluar impuls efferent
Komposisi Urine
muda, tidak terdapat glukosa, eritrosit, leukosit dan trombosit serta protein.
a. Air
b. Elektrolit
7
4. Etiologi
Penyebab infeksi saluran kemih ini adalah mikroorganisme yang terdiri dari :
4. Pakaian dalam pada wanita yang terbuat dari bahan sintetis, bukan dari
katun
1. Urine Reflux
2. Trauma Urethra
8
pH
5. Spray hygiene wanita yang dapat menimbulkan reaksi alergi dan iritasi
5. Patofisiologi
infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi
terlalu berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana
jarak antara vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa
menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada
vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih
saat membuka uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk
bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama
vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang
normal untuk membawa sisa metabolisme adalah 1400 – 1900 ml. Minum
yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria tidak dapat
di bawa keluar.
mengandung glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan
mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga kuman menjadi lebih
mudah berkembang.
kemih karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus
sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena mekanisme pertahanan
berkembangnya kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga
bila saluran kemih terjadi kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine yang
kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat terjadi
tidak menyadari adanya infeksi. Pada keadaan yang menimbulkan tanda dan
gejala biasanya :
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
pH meningkat.
2. Urine kultur
abdominal, panggul.
kandung kemi
8. Penatalaksanaan medis
a. Perawatan
indikasi
3) Obat-obatan
(c) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
9. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah
a. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
b. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
10. Pencegahan
kandung kemih
2) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk
5) Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah
b) Mual, Muntah
c) Anoreksia
3. Pola Eliminasi
a) Sering berkemih
e) Diare
b) Banyak duduk
c) Kurang beraktivitas
d) Malaise
b) Dysuria
c) Perasaan terasing
Menopause
berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik, low back pain dan spasme
kandung kemih.
hematuri.
Rencana Tindakan :
dilakukan.
terutama keringat.
c) Beri kompres hangat, biasa atau dingin pada dahi, axila dan lipatan
paha.
banyak.
renal.
berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra pubik, low back pain dan spasme
kandung kemih.
Rencana Tindakan :
a) Kaji adanya rasa nyeri baik lokasi, intensitas, frekuensi dan lamanya
nyeri
saluran kemih.
hematuri.
Rencana Tindakan :
tertahan.
terasa lampias.
Rencana Tindakan :
makanan Pasien
hangat
f) Anjurkan untuk makan biskuit atau roti atau makanan kesukaan sesuai
indikasi
rasa mual.
Rencana Tindakan :
a) Anjurkan Pasien untuk banyak minum air putih 2 – 2,5 liter air dan
d) Jaga kebersihan perineal agar tetap kering dan bersih keringkan depan
sampai ke belakang
sampai habis
perut dalam posisi duduk dan berbaring. Pada fungsi interdependent, perawat
pasien selama pelaksanaan. Dan untuk melatih pasien agar mandiri, sebaiknya
dalam tahap pelaksanaan ini adalah sebagai berikut : persiapan, pelaksanaan dan
keterampilan. Selain itu perawat juga harus mampu menganalisa situasi dan
kesalahan.
V. Evaluasi Keperawatan
dibuat. Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan
proses ini tidak berhenti, yang telah terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji
BAB II
A. Kasus keperawatan
Pasien datang ke IGD RSUD Kepahiang tanggal 03 Januari 2019 pukul 06.30
WIB dengan keluhan demam 6 hari lalu, sakit kepala, mual, nyeri suprapubik,
meringis,skala nyeri 6-7, perut terasa panas dan terbakar. Tidak lampias saat
BAK. Pasien mengatakan BAK terasa nyeri dan panas.pasien tampak meringis.
temperatur 38,5 ⁰C. Turgor kurang elastis, pengisian kapiler < 2 detik.
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
A. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nama : Tn. L
Umur : 45 Tahun
kronis.
28
D. Pengkajian keperawatan
1. Bernapas normal
1) Kebiasaan
(a)Pola makan
Pasien makan tidak teratur, menu terdiri dari nasi, sayuran dan
(b) Frekuensi
Nafsu makan sebelum sakit baik, tidak ada masalah dalam makan.
b. frekuensi minum/hari
3. Eliminasi
a. BAK
1) Kebiasaan
(a) Frekuensi
(b) Warna
(c) Bau
Bau amoniak
(d) Jumlah/hari
2-3 kali/hari.
b. BAB
1) Kebiasaan
(a) Frekuensi
(b) Konsistensi
(c) Warna
Warna kuning
BAB sedikit cair tidak ada lendir, tidak ada darah, frekuensi
a) Tidur malam
Pasien tidak pernah tidur siang. Saat sakit Ny. E hanya tidur
setelah mandi diberikan minyak kayu putih agar tubuh menjadi hangat,
sementara saat sakit Ny. E memakai pakaian tebal (jaket). Sejak sakit
8. Menjaga Tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi
integumen
a. Mandi
b. Sikat gigi
saat mandi.
c. keramas
tidak berkeramas.
32
9. Kondisi Lingkungan
10. Berkomunikasi
11. Ibadah
Kebutuhan akan rekreasi Ny. E hanya dilakukan pada saat lebaran, yaitu
Ny. E jika sakit ia dan keluarga berobat ke dokter praktek yang ada di
dekat rumahnya.
33
E. PEMERIKSAAN FISIK
5. BB saat sakit : 65 Kg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
7. Kulit
Kebersihan : Kurang
8. Kepala
Bentuk : Simetris
9. Mata
Konjungtiva : An Anemis
Sklera : An Ikterik
34
10. Hidung
Bentuk : Simetris
11. Mulut
12. Leher
13. Thorax
Bentuk : Simetris
HR : 82 x/menit
14. Abdomen
Bentuk : Simetris
Turgor : Elastis
15. Ekstrimitas
Atas : Pergerakan aktif, Tidak ada Oedema, Tidak ada Nyeri tekan
Bawah : Pergerakan aktif, Tidak ada Oedema, Tidak ada Nyeri tekan
A. TERAPI MEDIS
TANGGAL
TERAPI OBAT DAN WAKTU/JADWAL
CAIRAN
Ceftriaxon 1A/IV/ 12 jam 10.30 22.30
Antrain 1A/IV/ 12 jam 10.31 22.30
Paracetamol 3 x 500 mg 10.32 18.30 03.30
36
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
Darah Rutin
Hb 11,2 gr%
Leukosit 13.000
Eritrosit 4
Trombosit 276.000
Hematokrit 34
Urin Rutin
37
ANALISA DATA
kemerah-merahan, nyeri
tekan suprapubik (+)
TD : 120/90 MMhg
Nadi : 82 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. E Diagnosa Medis :ISK
Umur : 53 Th Ruang/No RM : 08.15.xx
NO DIAGNOSA TANGGAL
DP KEPERAWATAN DITEMUKAN DIATASI
1 Gangguan rasa nyaman nyeri 03-01-2019 03-01-2019
berhubungan dengan proses
inflamasi penyakit ditandai
dengan :
DS :1. Pasien mengatakan
nyeri pada suprapubik
2. Pasien mengatakan
tidak lampias saat
berkemih
DO : KU : lemah
Kesadaran : CM
Anoreksia (+), mual(+), ,
skala nyeri 6-7, meringis
(+), meringkuk (+), BAK
terasa panas dan perih
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
DS : Pasien mengatakan
demam sejak 6 hari lalu
DO : K/U lemah
Kesadaran : CM
Demam (+), bibir kering
(+), sakit kepala (+), skala,
urin berwarna kuning agak
kemerah-merahan, nyeri
tekan suprapubik (+), skala
nyeri 5-6
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
42
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. E Diagnosa Medis : ISK
Umur : 53 Th Ruang/No RM : 08.15.xx
N TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONALISASI
O KRITERIA
HASIL
1 Setelah 1. Kaji adanya rasa 1. Rasional : Perubahan
dilakukan nyeri baik lokasi, lokasi atau intensitas
perawatan intensitas, frekuensi nyeri merupakan indikasi
selama 2 x 24 dan lamanya nyeri proses infeksi dan
jam, masalah memberikan intervensi
Nyeri pasien berdasarkan tingkat nyeri
teratasi dengan yang dirasakan.
kriteria hasil : 2. Beri posisi yang 2. Rasional : Posisi pilihan
a. Nyeri ↓ nyaman menurut Pasien dapat
a. Skala 1-2 Pasien meningkatkan
kenyamanan dan
mengurangi rasa nyeri.
3. Palpasi kandung 3. Rasional : Distensi yang
kemih setiap 4 jam terlalu lama pada kandung
untuk mengetahui kemih mengakibatkan
adanya distensi nyeri kandung kemih.
4.Ajarkan teknik 4. Rasional : Nafas dalam
relaksasi nafas dalam dapat menurunkan rasa
nyeri
5. Beri kompres hangat 5. Rasional : Rasa hangat
pada daerah yang dapat memvasodilatasi
nyeri pembuluh darah sekitar
43
4. Rasional : Mencegah
4. Anjurkan Pasien
urine statis dan
berkemih tiap 3 – 4
mencegah
45
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. E Diagnosa Medis : ISK
Umur : 53 Th Ruang/No RM : 08.15.XX
HARI/ JAM NO IMPLEMENTASI PARAF
TGL (WIB) DM
03-01- 1 1. Mengkaji adanya rasa nyeri baik lokasi,
2019 hari intensitas, frekuensi dan lamanya nyeri
1 R/: Nyeri skala 5, lokasi di area simfisis Eva
pubis, frekuensi terus menerus
2. Memberi posisi yang nyaman menurut
Pasien
R/: Pasien nyaman dengan posisi tidur
dengan menggunakan bantal
3. Melakukan Palpasi kandung kemih setiap 4
jam untuk mengetahui adanya distensi
R/:Tidak ditemukan adanya distensi
abdomen
4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
R/: Pasien mampu melakukan tehnik
rilekssi dengan tehnik nafas dalam
5. Memberikan kompres hangat pada daerah
yang nyeri
R/: Daerah simfisis di kompres dengan
menggunakan botol hangat
6. menganjurkan Pasien minum 8 – 10 gelas
per hari sesuai indikasi
R/: Pasien minum air putih 8-10 gelas /hari
7. Melakukan kolaborasi dalam pemberian
47
Urine 700 cc
Infus : 0 cc Muntah 0
Urine 700 cc
Urine 900 cc
gram/IV/12 jam
8. Melakukan Pantauan atau periksa urine
kultur dan sensitifitasnya
R/: Tidak dilakukan karena tidak ada jenis
pemeriksaan kultur di RSUD kepahiang
04-01- 3 Hr 1. Mengobservasi perubahan urine : warna,
2019 ke2 jumlah,bau
R/: warna urine kuning jernih, jumlah
±1200 cc, bau amoniak Eva
6. Mengkaji keluhan tidak bisa berkemih,
berkemih berdarah, tidak bisa menahan
urine tiba-tiba, berkemih pada malam hari
R/: Pasien mengatakan nyeri dan terasa
panas saat berkemih
7. Memberi intake minum 2 – 2,5 liter per
hari
R/: pasien minum air putih 1000-200 cc/hari
8. mengannjurkan Pasien berkemih tiap 3 – 4
jam
R/: pasien BAK 6-8 kali sehari
9. Membantu Pasien mendapatkan posisi yang
nyaman saat berkemih
R/: pasien merasa nyaman saat berkemih
tidak ada rasa panas dan perih saat
berkemih
10. mengajarkan Pasien untuk perawatan
perineal yang benar dari depan ke belakang
setiap kali selesai berkemih dan defekasi
53
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny. E Diagnosa Medis : ISK
Umur : 53 Th Ruang/No RM : 03.69.xx
HARI/ JAM NO EVALUASI KEPERAWATAN PARAF
TGL (WIB) DM
03-01- 13.45 1 hr S:
2019 1 1. Pasien mengatakan masih nyeri
pada area suprapubik
2. Pasien mengatakan tidak
lampias saat berkemih Eva
O : KU Sedang
Kesadaran : Compos metis
Anoreksia (-), mual (+), skala
nyeri 5, meringis (+),
meringkuk (+), BAK terasa
panas dan perih
TD : 130/80 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,8 ºC
P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan pada poin..........
04-01- 13.45 1 hr S:
2019 2 1. Pasien mengatakan tidak nyeri
55
P :Tindakan keperawatan
dihentikan
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,8 ºC
A : Masalah hipertermi belum
teratasi
P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan pada................
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
A : Masalah infeksi belum
teratasi
P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan pada................
04-01- 13.45 3 hr Perubahan pola eliminasi urin
2019 2 S : pasien mengatakan BAK terasa
perih dan panas
O : KU : lemah
Kesadaran : CM
Demam (+), skala, urin
berwarna kuning agak
kemerah-merahan, nyeri
tekan suprapubik (+), Angka
leukosit 13.000 ul/dl
TD : 110/70 MMhg
Nadi : 86 x/m
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5 ºC
A : Masalah infeksi belum
teratasi
P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan pada................
05-01- Perubahan pola eliminasi urin
2019 S : pasien mengatakan BAK terasa
59