Anda di halaman 1dari 1

[2015 | muhammad bido | soe hok gie]

Instrumental : Dark_Dramatic_Piano_Music_-_Confluence

GLORIA
Terus… Terus lancarkan langkahmu yang terkadang tatih

Matahari masih tetap Satu

Bulan masih tetap terlihat putih

Dan angin masih tetap tidak terlihat

Hanya nadi yang berdenyut bagai irama film tentara berperang…

Bumi yang semakin menyiksa porosnya

Demi menyambut al-masih ad dajjal menghancurkan seisi jagad…

Oh Gloria Natapradja Hamel, garuda seakan kembali dalam kepunahan

hendak memuji sikapmu atas teledor para petinggi yang hampir lupa tentang pengorbananmu

tentang Indonesia yang sudah uzur 70 sekian tahun

dibuat kekanakan oleh para kusir amatir yang nyaman di sekitaran sliang monas

risau hidup disini, gelisa datang tiap saat, emosional tak terbendung

kemungkinan terburuk malah lebih sering terjadi di negeri ini…

apakah kita masih nanggung dalam berjuang ?

haruskah kita total frontal layaknya Soe Hok Gie ?

OK!... [ bait ini bisa saja di ulang, menunggu ritme klimaks instrument]
[bagian klimaks adalah isi tulisan Soe Hok Gie | catatan seorang demonstran]

“ MEREKA PEJUANG-PEJUANG KEMERDEKAAN YANG GIGIH, LIHATLAH SOEKARNO, HATTA, SYAHRIR, ALI DAN
SEBAGAINNYA. TETAPI KINI MEREKA TELAH MENGHIANATI APA YANG TELAH MEREKA PERJUANGKAN.

SOEKARNO TELAH BERKHIANAT TERHADAP KEMERDEKAAN, YAMIN TELAH MEMALSUKAN SEJARAH INDONESIA,
HATTA YANG TAK BENARAN.

MEREKA, GENERASI-GENERASI TUA : SOEKARNO, ALI, ISHAK, LIE KYA THENG, ONG ENG DIE. PEMIMPIN-PEMIMPIN
YANG HARUS DITEMBAK MATI DI LAPANGAN BANTENG

CUMA PADA KEBENARAN MASIH KITA HARAPKAN, DAN RADIO MASIH BERTERIAK-TERIAK MENYEBARKAN
KEBOHONGAN.

KEBENARAN HANYA DI LANGIT, DUNIA HANYALAH PALSU “


***

Anda mungkin juga menyukai