18 KAUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Keputusan Menteri PAN Nomor 81 Tahun 1995 tentang Sendi-Sendi
Pelayanan Prima yaitu adanya kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan,
keterbukaan, efisien, ekonomis dan tepat waktu . Untuk dapat mewujudkan pelayanan prima
tersebut diperlukan adanya pedoman tentang kejelasan sistem atau prosedur dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan prosedur yang jelas, bagi pihak-pihak
yang berkepentingan akan lebih mudah melakukan kontrol atau pengawasan.
Sekolah merupakan lembaga terdepan dari organisasi pemerintah atau publik yang
mempunyai tugas utama memberikan pelayanan bidang pendidikan kepada masyarakat
dituntut juga dapat memberikan pelayanan prima . Bentuk Pelayanan ini dapat dirasakan baik
langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat adalah proses pembelajaran terhadap
peserta didik. Hasil jasa pelayanan ini memang tidak dapat dirasakan langsung oleh
masyarakat dalam waktu yang relatif singkat tetapi membutuhkan waktu yang panjang
selama siswa menempuh pendidikan di tingkat satuan pendidkan yang mereka ikuti.
Proses pembelajaran yang berkualitas akan memberikan dampak pada hasil yang
berkualitas pula. Bentuk dari hasil pelayanan prima pada bidang pendidikan dilihat dari
kualitas hasil pembelajaran disuatu lembaga pendidikan ( sekolah). Ada tiga ranah yang harus
dicapai dalam setiap pembelajaran yaitu pengetahuan (knowledge), ketrampila (skill) dan
sikap (attitude).
Proses pembelajaran wajib memenuhi standar proses untuk pendidikan dasar dan
menengah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun
2007 standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanakan proses
pembelajaran, penilaian proses pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Keempat
kegiatan itu menjadi satu kesatuan proses pembelajaran yang saling mendukung satu dengan
yang lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah guru, kepala sekolah dan
pengawas sekolah.
Komponen ini merupakan segitiga emas keberhasilan proses pembelajaran.
Perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran akan berjalan efektif dan efesien apabila
pelaksanaan kepengawasan proses pembelajaran oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
dilakukan dengan benar. Proses pembelajaran yang berjalan dengan efektif dan efesien
berdampak pada hasil proses pembelajaran. Dengan adanya peningkatan hasil proses
pembelajaran tersebut maka indikator adanya peningkatan pelayanan bidang pendidikan.
Untuk menjamin semua komponen proses pembelajaran ini berjalan dengan maksimal
maka perlu penetapan prosedur kerja bagi guru, kepala sekolah dan pengawas dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP)
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
5. Permendinas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
6. Permendiknas no 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
7. Permendikbud no.65 tahun 2013 tentang Standar Proses (K.13)
8. Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian
9. Permendikbud no. 67 tahun 2013 tentang struktur kurikulum
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi N
omor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya.
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Ruang Lingkup
1. Prosedur Perencanaan Pembelajaran
2. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran
4. Prosedur Pelaksanaan Supervisi dan Monitoring Pembelajaran
D. Tujuan
1. Dengan adanya SOP ini diharapkan dapat Meningkatkan hasil proses pembelajaran.
2. Dapat Meningkatkan Mutu Pelayanan bidang Pendidikan kepada masyarakat
E. Manfaat
1. Memberikan Prosedur Baku bagi Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas dalam pelaksanaan
Proses Pembelajaran di setiap lembaga sekolah dasar negeri dan swasta di wilayah kerja
UPTD.
2. Sebagai acuan kontrol bagi pejabat kepala UPTD, dan pejabat diatasnya serta masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Pengertian
Standar Operasional Prosedur (SOP) Proses Pemberlajaran adalah acuan prosedur
buku dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian serta supervisi akademik.
B. Ketentuan Umum
UMUM
Hari sekolah adalah hari efektif sesuai dengan kalender pendidikan SDN 18 Kaur.
Hari Sabtu adalah hari fakultatif yang diisi dengan pengayaan dan perbaikan, ekstra
kurikuler, latihan-latihan dan kegiatan insidental lainnya.
Jam kerja sekolah adalah pukul 07.00 – 12.00 setiap hari, kecuali hari-hari yang
ditentukan berbeda.
Lingkungan sekolah adalah seluruh area sekolah dan jalan di depan sekolah.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan pelaksanaan kurikulum, baik mata pelajaran, muatan
lokal, atau pengembangan diri. Baik dilaksanakan tatap muka di kelas, di luar kelas, teori,
praktik, maupun kegitan pendekatan lainnya.
Warga sekolah adalah guru, murid, orang tua murid, dan masyarakat yang peduli dengan
SDN 18 Kaur.
Guru terdiri dari guru kelas, guru mata pelajaran, guru pembimbing, dan pelatih kegitan-
kegiatan tertentu
KEGIATAN HARIAN
Setiap hari Senin dilaksanakan upacara Bendera. Pada pukul 08.00 bel masuk dibunyikan.
Pada hari Selasa, Rabu dan Kamis dilaksanakan Senam Anak Ceria. Pada pukul 06.45 bel
masuk dibunyikan.
Pada hari Jum’at dilaksanakan Dhuha siswa. Pada pukul 06.45 bel masuk dibunyikan.
Shalat Dhuha dilaksanakan secara munfarid, dicatat dan diawasi oleh guru.
GURU
Kehadiran guru
Guru hadir di sekolah setiap hari sekolah selama jam kerja sekolah, kecuali guru-guru
tertentu yang ditetapkan tersendiri.
Guru hadir selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam tugasnya, dan pulang secepat-
cepatnya 10 menit setelah selesai tugasnya.
Setiap hari guru mengisi daftar kehadiran dan kepulangan.
Sebelum pulang, guru merapikan tempat kerjanya dan berpamitan dengan pimpinan atau
guru lainnya yang belum pulang.
Guru yang berhalangan hadir menyampaikan ijin melalui surat, telepon, atau SMS ke nomor
WhatsApp grup sekolah dan menitipkan tugas ke wali kelas atau guru lainnya.
Guru yang meninggalkan sekolah untuk sementara pada jam kerja mencatat dalam buku
“Data guru meninggalkan sekolah” dan berpamitan pimpinan atau guru yang lain.
Kegiatan guru
Supervisi Akademik
a. Kepala Sekolah dan Pengawas wajib merencakan supervisi akademik
b. Kepala Sekolah wajib melakukan supervisi akademik pembelajaran minimal 1 kali satu
minggu setiap guru di lembaganya.
c. Pengawas Sekolah wajib melakukan supervisi akademik pembelajaran minimal dua Sekolah
dalam satu minggu diwilayah binaanya.
d. Secara berjenjang dan berkala Kepala Sekolah melaporkan hasil supervisi kepada pengawas
dan pengawas melaporkan hasil supervisi kepada kepala UPTD Pendidikan.
Monitoring
a. Kepala UPTD wajib merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi proses
pembelajaran.
b. Kepala UPTD Pendidikan wajib melakukan monitoring proses pembelajaran minimal 1 kali
selama triwulan di setiap lembaga diwilayah kerjanya.
c. Kepala UPTD wajib melakukan koordinasi dengan Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah
sebagai tindak lanjut monitoring dan evluasi.
1. Penyambutan kehadiran Murid
Setiap guru mendapat giliran piket menyambut kehadiran murid.dan harus hadir sebelum
pukul 06.30
Guru piket menyambut kehadiran murid di belakang pintu gerbang sekolah dengan
bersalaman.
Guru piket menangani murid yang terlambat dengan menayakan sebab-sebab
keterlambatannya dan mencatat di buku catatan .
Guru piket bisa memberikan sangsi kepada murid bila dipandang perlu dengan sangsi
yang mendidik.
2. Kegiatan Pembelajaran.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan penugasannya.
Guru yang bertugas di pertemuan pertama memimpin siswa membaca doa dan surat Al
Fatihah .
Guru sudah berada di kelas atau tempat pembelajaran setidaknya lima menit sebelum jam
tugasnya.
Guru memasuki kelas atau tempat pembelajaran tidak harus menunggu guru sebelumnya
keluar atau mengakhiri pembelajaran.
Guru membuka proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, membaca atau menulis
Basmalah di papan atau proyektor, kemudian Ice Breaking atau peningkatan konsentrasi
siswa.
Guru menyampaikan pembelajaran sesuai Rencana Pembelajaran, dan dengan
memperhatikan unsur PAIKEM.
Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdalah dan salam, dan khusus pertemuan
terakhir memimpin membaca surat Al Ashr.
Guru yang melaksanakan pembelajran di luar kelas termasuk olahraga, memulai pembelajaran
dari dalam kelas untuk mempersiapan peralatan dan semacamnya.
3. Kegiatan Non Pembelajaran
Guru mengerjakan persiapan, penilaian, dan administrasi pembelajaran di
sekolah pada jam kerja di tempat kerjanya masing-masing.
Tempat kerja guru/wali kelas di kelasnya masing-masing, guru dengan tugas khusus
di ruangnya masing-masing, sedangkan pimpinan dan guru lainnya di kantor.
Guru yang mendapat tugas untuk ke luar sekolah, harus berangkat dari sekolah dan
pulang ke sekolah bila masih pada jam kerja.
Waktu istirahat bagi guru lebih kurang satu jam dan dilaksanakan secara kondisional
menyesuaikan dengan pelaksanaan tugas masing-masing.
SISWA
Kehadiran Siswa
Pada hari Senin, siswa hadir selambat-lambatnya pukul 06.30, dan pada hari lainnya pukul
06.45.
Siswa hadir mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru dan sesama siswa putra
dengan putra dan putri dengan putri.
Pada hari Senin, siswa yang hadir ketika Upacara Bendera berlangsung, tidak
diperkanankan masuk halaman sekolah terlebih dahulu. Dan diperbolehkan masuk setelah
upacara selesai.
Pada hari yang lain, siswa yang hadir ketika senam atau Shalat Dhuha sedang berlangsung,
dapat langsung bergabung dengan kegiatannya itu.
Siswa yang terlambat ditanyai terlebih dahulu sebab keterlambatannya dan dicatat dalam
buku “catatan keterlambatan siswa” oleh guru piket atau guru pada pertemuan pertama di
kelasnya.
Siswa yang masuk kelas atau tempat pembelajaran, ketika pembelajaran sudah dimulai,
dinyatakan terlambat dan berlaku sebagaimana ketentuan di atas.
Siswa terlambat yang sudah melalui proses sebagaimana di atas dapat diijinkan untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, kecuali dalam keadaan lain.
Kepulangan Siswa
Siswa pulang sebagaimana jadwal kegiatan pembelajaran yang telah diedarkan.
Kepulangan yang tidak sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran, akan diberitahukan
kepada siswa atau orang tua minimal sehari sebelumnya.
Dalam keadaan tertentu, kepulangan siswa yang tidak sesuai jadwal bersifat mendadak, maka
sekolah akan menelpon atau SMS kepada orang tua bagi siswa yang membutuhkan
penjemputan.
Siswa karena sebab tertentu, seperti sakit yang oleh sekolah perlu dipulangkan, maka siswa
akan diantar oleh guru atau dikonfirmasikan kepada orang tua untuk dijemput.
Siswa yang dijemput karena ada keperluan untuk pulang atau untuk sementara, harus minta
ijin kepada wali kelas atau guru yang memberikan pembelajaran pada saat itu, dan
menjelaskan keperluannya.
Siswa berdoa dan membaca surat Al Ashr terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru di
dalam kelas.
Siswa yang masih menunggu jemputan, harus menunggu di dalam lingkungan sekolah.
Siswa yang diantar pulang oleh yang bukan biasanya menjemput, harus
memberitahukan kepada salah satu guru yang ada.
Para penjemput diperbolehkan masuk di halaman sekolah dengan kendaraan roda duanya,
bila dipandang tidak mengganggu.
Ketidakhadiran Siswa
Siswa diperbolehkan tidak hadir apabila benar-benar sakit atau keperluan keluarga yang
sangat penting, dan orang tua menyampaikan ijin secara langsung atau tertulis ke pihak
sekolah.
Siswa yang tidak hadir dan orang tua tidak menyampaikan ijin kepada sekolah, dianggap
alpha atau tidak hadir tanpa keterangan.
Siswa yang tidak hadir tiga hari berturut-turut tanpa ada keterangan, atau ada ijin yang terlalu
lama, pihak sekolah akan menghubungi orang tua/walinya untuk konfirmasi.
Siswa sebagaimana diatas bila orang tua/wali tidak dapat dihubungi, setelah dikonfirmasi
beberapa kali dan tidak ada perkembangan, maka sekolah menganggap oang tua telah
mengambil kembali putranya.
Kegiatan Pembelajaran
Saat tanda masuk berbunyi siswa meninggalkan seluruh kegiatan bermain atau lainnya dan
langsung memasuki kelas atau tempat pembelajaran, dengan terlebih dulu mengemasi alat
permainannya dan mengembalikannya ke tempatnya.
Siswa memasuki kelas atau tempat pembelajaran dengan berpakaian seragam yang lengkap
dan rapi.
Dalam mengikuti pembelajaran siswa diharuskan :
1. Bersungguh-sungguh dan berkonsentrasi
2. Menempati tempat yang telah diatur oleh guru
3. Menggunakan buku dan peralatan milik sendiri
4. Bila membutuhkan pinjam milik teman, maka minta ijin yang mempunyai
5. Dalam mengikuti pembelajaran siswa tidak diperbolehkan :
6. Membuat gaduh dan Mengganggu temannya
7. Membawa mainan, HP, atau semacamnya
8. Keluar dari tempat pembelajaran tanpa meminta ijin guru.
Istirahat dan bermain
Siswa istirahat dari kegiatan pembelajaran setelah dipersilakan oleh guru.
Pada waktu istirahat siswa diperbolehkan untuk bermain dihalaman, membeli makanan dan
minuman, membaca buku di perpustakaan, atau kegiatan lainnya di luar kelas.
Pada waktu istirahat siswa tidak diperbolehkan keluar dari halaman sekolah, kecuali setelah
mendapatkan ijin dari guru.
Siswa tidak diperbolehkan bermain di dalam kelas atau ruang lainnya.
Selesai bermain, siswa mengemasi alat-alat permainannya dan mengembalikan di tempatnya.
Reward dan Punishment
Siswa yang berprilaku sesuai dengan standar operasional, akan mendapatkan poin penilaian
yang include dalam penilaian raport.
Siswa yang mendapatkan prstasi akademik, baik di sekolah maupun di luar sekolah, akan
medapatkan penghargaan, berupa tanda penghargaan, surat keterangan, hadiah, atau bentuk
lain sesuai tingkat prestasinya.
Siswa yang melanggar standar operasional akan diberikan sangsi, berupa
peringatan, penjeraan, pembinaan bersama orang tua/wali, dan pengemblian kepada orang
tua/wali. Sesuai dengan tingkat pelanggarannya.
LAIN – LAIN
Dari ketentuan standar operasional prosedur ini memungkinkan dirumuskannya tata tertib
untuk setiap bagian yang membutuhkan adanya tata tertib khusus.
Hal-hal yangbelum tercantum dalam standar operasional prosuder ini akan diatur kemudaian
sebagai suplement atau perbaikan.
BAB III
PENUTUP
Demikian Standart Operating Procedure (SOP) ini dibuat, agar dapat memberikan
manfaat dan ketertiban dalam pembelajaran di SDN 18 Kaur. Apabila ada kesalahan maka
akan ditindaklanjuti sebagai proses koreksi.