PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk
dalamsubsistem upaya kesehatan. Rumah sakit tidak boleh
dipandangsebagai suatu entitas yang terpisah dan berdiri sendiri dalam
sektor kesehatan. Peran Rumah Sakit adalah mendukung pelyanan
kesehtan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme
bantuan. Menurut WHO, “Rumah Sakit harus terintegrasi dalam sistem
kesehatan dimanapun berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber
daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang
bersangkuran”. Reformasi permuah sakitan di Indonesia sangat diperlukan
mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan
pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahal keadaan
ini menyebabkan rumah sakit menjadi saranakesehatan yang elit dan
terlepas dari sistem kesehatan dimanapun berada.
2
Peraturan Menteri Kesehatan no.1426 tahun 2006, mendasari kebijakan RS
Sinar Kasih Toraja untuk membentuk Unit PKRS yang bertugas
melaksanakan tugas promosi kesehatan di dalam tubuh RS Sinar Kasih
Toraja maupun ke masyarakat luas yang dilayani oleh Rumah Sakit. Agar
penyelenggaraan PKRS dapat dilaksanakan dengan baik maka harus
dilengkapi dengan kebijakan tertulis, pedoman organisasi maupun pedoman
pelayanan PKRS tentang tata cara penyelenggaraan PKRS yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan baik medis, para
medis maupun non medis yang bertugas di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja
1. Defenisi
2. Landasan Hukum
3
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang
setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatanuntuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong
peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upayakesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatandengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu menyeluruh dan berkesinambungan
h. asal55
Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan
(2) standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) diatur dengan peraturan-peraturanpemerintah.
i. Pasal 62
1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upayayang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah danmasyarakat
untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan
penyebarluasan informasi atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
untuk menghindari atau mengurangi risiko masalah dan
dampak buruk akibat penyakit.
3) Pemerintah danpemerintah daerah menjamin dan menyediakan
fasilitas untuk berlangsungan upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.
4
4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit diatur dengan peraturan mentri.
j. Pasal 115
1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan
kesehatan.
2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.
k. Pasal 168
1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan
efesien diperlukan informasi kesehatan.
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai system informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit :
a. Pasal 1
Rumah sakit adalh institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalandan gawat darurat.
b. Pasal 4 Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna
c. Pasal 10 Ayat 2 : bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas
ruang,butir m) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah
sakit.
d. Pasal 29 Seriap Rumah sakit mempunyai kewajiban: butir a)
memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat.
e. Pasal 32 Setiap pasien mempunyai Hak, butir d) memperoleh
layanankesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
danstandar prosedur operasional.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1426/MENKES/XII/2006
tetang Petunjuk Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
5
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/II/2010
tentang Penetapan Roap Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana
hal ini tidak terpisahkan dengan Strategis Kementrian Kesehatan 2010-
2014. Salah satu prioritas reformasi kesehatan yang dimaksud adalah
RUMAH SAKIT INDONESIA KELAS DUNIA (World Class Hospital)
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VIII/2009
tentang Rumah Sakit Indonesia KelasDunia (World Class Hospital)
6. SK Direktur Nomor: 046/SK/RSSKT/II/2019 tentang Pembentukan Tim
Promosi Kesehatan Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja.
B. Tujuan
C. Manfaat
Agar masyarakat rumah sakit mempunyai kesadaran di dalamdiri
masing-masing tentang pentingnya kesehatan, sehingga
merekasendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk
menyehatkandiri mereka.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SINAR KASIH TORAJA
1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja adalah Rumah Sakit milik
Yayasan Sinar Kasih Toraja yang Awalnya merupakan Klinik sejak
Tahun 2011 sampai dengan 2016 dan setelah Melalui proses kemudian
berkembang menjadi RS. Sinar Kasih Toraja dan mulai beroperasi
Januari Tahun 2018 sebagai sebuah Rumah Sakit Swasta di wilayah
Kab.Tana Toraja , dan pada tanggal 12 Februari 2018 operasional
RSSKT diresmikan oleh Pemerintah Kab. Tana Toraja.
2. Dasar Hukum
7
BAB III
VISI MISI FALSAFAH DAN TUJUAN
1. Visi PKRS
Menjadi Tim PKRS sebagai Tim yang terdepan dalam pelayanan
informasi kesehatan yang aktual, informative dan komunikatif.
2. Misi PKRS
a. Memberikan keterampilan melalui penyuluhan kepada masyarakat
dengan tujuan agar masyarakat dengan tujuan agar mereka mampu
8
memelihara dan meningkatkan kesehatan
b. Meningkatkan kemampuan pasien dan klien untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental dan
sosialnya sehingga produktif dan mandiri.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana PKRS dengan menjamin
kemitraan dengan instansi pemerintah.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)
PKRS
3. Motto PKRS
“Dengan Promosi Kesehatan Semua Sehat”
4. Falsafah Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Setiap tindakan manusia selalu memiliki dasar filosofi
yangsering tidak disadari. Dasar pemikiran yang muncul dari filosofi
tersebut merupakan pendorong kuat terhadap semua tindakannya.
Filosofi yang melandasi Promosi Kesehatan di rumah sakit ialah
setiap individu atau kelompok mempunyai hak dan potensi untuk
menentukan pilihan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatannya, karena sebagian besar masalah kesehatan muncul
akibat dari perilaku individu atau kelompok itu sendiri.
Rumah sakit dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
setiap orang agar bisa mengendalikan dan memperbaiki kesehatan
dirinya serta menjadikan rumah sakit sebagai tempat kerja yang
sehat. Hal ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan
hidup pasien, staf, pengunjung dan masyarakat.
C. Strategis PKRS
9
dihadapinya.
Dalam pelaksanaanya upaya ini umumnya berbentuk pelayanan
konseling. Bagi klien yang sehat dapat dibuka kelompok-kelompok
diskusi. Sedangkan bagi pasien rawat inapdapat dilakukan
penyuluhan berkelompok misalnya penyuluhankepada kelompok
pasien TB Paru, kelompok pasien diabetesmellitus, kelompok ibu
menyusui, kelompok Asi Eksklusif danlain-lain sesuai dengan
diagnosa terbanyak disetiap unit.
2. Bina suara
Bina suasana pihak yang paling berpengaruh terhadap
pasienrawat jalan adalah orang yang mengantar ke rumah sakit.
Olehkarena itu disetiap poli klinik khususnya diruang tunggu pasien
di pasang poster selebaran, televise yang dirancang untuk
menanyakan informasi PKRS. Dengan mendapatkan informasi yang
benar si pengantar diharapkan dapat membantu rumah sakitdalam
memberikan penyuluhan kepada pasien dan untuk pasiendapat
memperhatikan poster seolah-olah ia berada dalam satu lingkungan
yang dideritanya atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat
segera di atasi.
3. Advokasi
Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan
pasien dan klien, rumah sakit membutuhkan dari pihak-pihaklain.
Misalnya dalam rangka mengupayakan lingkungan rumahsakit yang
tanpa asap rokok, rumah sakit perlu melakukan advokasi kepada
wakil rakyat dan pimpinan daerah untuk ditertipkanya peraturan
tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok (KTR)yang mencakup rumah
sakit.
4. Kemitraan
3 (tiga) prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan adalah:
a. Kesetaraan
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan
yangbersifat hirarkhis (atas bawah). Semua harus diawali
dengankesediaan menerima bahwa masing-masing berada
10
dalamkedudukan yang sederajat.
b. Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan
adanyakejujuran dari masing-masing pihak. Setiap usul/
saran,komentar harus disertai dengan itikad yang jujur, sesuai
fakta,tidak menutup-tutupi sesuatu.
c. Saling ketergantungan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan
di semua pihak (win-win solution)
11
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT DAN PKRS
Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi membawahi 3 (tiga) bagian, yang terdiri
atas: Sub. Bidang Akuntansi (membawahi Sub.Bagian : Pajak, Utang Piutang,
dan Logistik), Bagian Pembelian, Bagian Keuangan (membawahi Sub.Bagian :
Tata Rekening, Gaji, dan Kasir).
1. Level I Direktur
2. Level IITerdiri atas:
Para kepala bidang
dan komite
3. Level III Terdiri
atas : Koodinator
unit / Instalasi
Dalam proses penyelenggaraan organisasi, Direksi RS Sinar Kasih Toraja harus
menyusun perencanaan program berupa Rencana Strategis (5 tahun) yang
memuat sasaran dan tujuan strategis yang hendak dicapai, yang sekurang-
kurangnya memuat :
12
1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya.
13
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PKRS
A. Struktur Organisasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
PENANGGUNG JAWAB
KETUA
Sekretaris
Veronika S.Kep.Ns
14
pengetahuan dan keterampilan dalam konseling. Jika keterampilan ini
belum dimiliki oleh petugas maka harus diselengarakan program
pelatihan.
Dalam Kepmenkes Nomor : 1114 tahun 2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di RS, disebutkan bahwa standar tenaga
khususnya promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
15
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. Uraian Tugas
Penanggung Jawab
Melindungi dan bertanggungjawab setiap kegiatan yang dilakukan Tim
PKRS.
Jabatan: Ketua Unit PKRS
Uraian Tugas
Bahan Kerja :
B. Sekretaris
Uraian Tugas
1. Membantu perencanaan,pencatatan,dan
pelaporan.
2. Mengendalikan surat – surat masuk dan keluar
serta menjamin kelancaran surat menyurat.
3. Mengarsip semua dokumen,
16
4. Membuat undangan, daftar hadir dan notulen
rapat.
5. Membantu pembuatan perencanaan,
pencatatan, dan pelaporan
6. Mengendalikan surat masuk dan keluar.
7. Menyampaikan informasi pelayanan RS/ berita
8. Penyuluhan/ materi penyuluhan melalui internet/website ke
pelanggan termasuk upload file bila diperlukan
9. Mengelola peralatan penyuluhan dan menginventarisasi barang
milik tim PKRS
10. Mengarsip semua dokumen
Anggota
1. Koordinator
a. Pemimpin tim PKRS selalu dalam keadaan sehat untuk
penyelanggaraan pelayanan dengan lancer dan bermutu.
b. Merencanakan keperluan pengembangan program baik berupa
kegiatan sarana, peralatan dan bahan-bahan guna
17
penyelenggaraan pelayanan penyuluhan
c. Dalam perencanaan tersebut dan dalam menjaga keseiapanfasilitas
untuk penyelenggaraan pelayanan penyuluhan, ketuaselalu
berkordinasi dan mengadakan kerjasama dengan kepalaSMF,
kepala instansi lain dan kepala satuan kerja lain.
d. Pembinaan operasional untuk penyelenggaraan pelayanan
penyuluhan. Untuk mencapai koordinasi dan kelancaran
pelayanan dilakukan oleh ketua.
e. Pembinaan profesional untuk meningkatkan mutu professional
SDM dilakukan oleh kelompok profesi terkait
2. Koordinator sehat dan coordinator sakit
a. Membatu ketua tim dalam menyususn rencana kegiatan
penyuluhan didalam dan di luar rumah sakit
b. Mengadakan koordinasi dengan Supervisor SMF/Instansi/Bidang
dan Instansi terkait.
c. Menyusun laporan kegiatan pelayanan penyuluhan.
d. Mengadakan evaluasi kegiatan pelayanan penyuluhan.
e. Mengerjakan tugas lain yang diberikan oleh ketua.
C. Standar Sarana
Untuk standar sarana/peralatan promosi kesehatan Rumah Sakit
disajikan daftar sebagai berikut
18
BAB VII
PELAPORAN
B. Indikator Keberhasilan
19
yang sudah dilatih.
e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang
mengacu kepada standar.
f. Ada/tidaknya dana yang mencukupi penyelenggaraan PKRS
2. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yangmeliputi
PKRS untuk pasien (rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang),
PKRS untuk klien sehat, dan PKRS di luar gedung rumah sakit.
Indikator yang digunakan di sini meliputi :
a. Sudah atau belum dilaksanakannya kegiatan (pemasanganposter,
konseling, dan lain-lain) dan untuk frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster,leaflet,giant
banner, spanduk, neon box dan lain-lain) yaitu masihbagus atau
sudah rusak.
3. Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatanyang
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus.Oleh karena
itu, indikator yang digunakan disini adalah berupacakupan dari
kegiatan, yaitu misalnya :
a. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
b. Berapa pasien atau klien yang sudah terlayani oleh berbagai
kegiatan PKRS (konseling, biblioterapi, senam dan lain-lain).
4. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS
yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien
rumah sakit serta terpeliharanya lingkungan rumahsakit dan
dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yangdisediakan
rumah sakit. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknyadinilai setelah PKRS
berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
20
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
A. Skema Hubungan Kerja
1. 2. 3. 4. 5.
HUM
IRJ IRNA AS Keuangan Manajemen
INTERNA
7. UNIT PKRS 6.
PASIEN DOKTER
EKSTERN
10.
8. 9.
Dep.Kes/Pem
REKANAN /
MASYARAKAT KOMPANITI
KOMPANITI
21
B. Masing – Masing Hubungan Kerja dengan Unit PKRS :
22
BAB IX
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Unit PKRS RS.
Sinar Kasih Toraja adalah sebagai berikut :
Sekertaris D3 Keperwatan 1
Kemitraan
Anggota D3 Keperawatan 4
D3 Kebidanan 1
23
Koordinator Bidang Dokter umum 1
Pemberdayaan
Masyarakat
Anggota D 3 Keperwatan, 3
S.Gz 1
Anggota D3 Keperawatan 3
SKM 1
Jumlah 18
24
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Program orientasi dilakukan pada SDM baru yang masuk ke Bagian Humas
dan Marketing. Dalam proses orientasi,pre-test dan post-test dilakukan sebagai
dasar evaluasi kegiatan orientasi,yang meliputi :
60 menit
RS. Sinar Kasih
Toraja
15 menit Kabag.Umum
organisasi RS.Elim
Rantepao
Dan
25 menit
Sakit.
25
Sosialisasi uraian jabatan dan
tata
60 menit
hubungan kerja.
Sosialisasi
Pedoman kerja,panduan
60 menit
Sosialisasi PPI – RS
penilaian
kinerja
II dan
Diklat Keperawatan
60 menit
kedisiplinan.
Sosialiasi tentang :
60 menit
dan jalan
26
HARI MATERI WAKTU PENGARAH
teknis
Sosialisasi kegiatan Unit
PKRS:
Terintekrasi.
b. Leaflet.
IV dan Edukasi
B. Pelaporan
1. Laporan Bulanan
Laporan ini ditujukan sebagai dasar evaluasi kinerja pelaksanaan tugas Unit
PKRS dan dipertanggung jawabkan ke Direktur RS. Sinar Kasih Toraja Laporan
bulanan mencakup :
2. Laporan Tahunan
Setiap tahunnya,Sub Bagian PKRS menyusun laporan tahunan untuk
dipertanggung jawabkan kepada Wadir Umum dan SDM,yang mencakup :
27
2. Laporan Evaluasi Ketenagaan
Laporan ini mengidentifikasi keadaan ketenagaan di Bagian PKRS dalam
menunjang pelaksanaan tugasnya. Hal ini dievaluasi dengan menggunakan
analisis beban kerja,sehingga menjadi dasar untuk pola ketenagaan tahun
berikutnya. Laporan ini harus diselesaikan selambat – lambatnya pada tanggal
20 Januari tahun berikutnya.
28
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT
Materi :
Kelengkapan Rapat :
29
B.Rapat Insidentil
30
BAB XII
PENUTUP
31