Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN UJI BORING

The Development and Upgrading of the State University Of Jakarta Project (Phase-2)

Dosen Pengampu:
Ir. Erna Septiandini, M.T

Disusun oleh :
JIHAD RYZKI
1506517055
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Boring test yaitu pengujian tanah untuk mengetahui kondisi tanah setiap layer
hingga sampai ke tanah keras. Standart yang ditetapkan dalam pengujian ini yaitu SPT
(Standart Peneteration Test) dengan nilai setiap interval 1,1 m.
serta sifat daya dukung setiap kedalaman. SPT (Standard penetration test) adalah
salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah
selain CPT.
Agar mengetahui jenis pondasi apa yang akan dipasangkan pada tanah tersebut,
maka uji boring dan spt ini sangat perlu untuk dilakukan. Agar pondasi yang terpasang
nantinya bisa menahan beban bangunan di atasnya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras
2. Untuk mengetahui daya dukung tanah di setiap kedalaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan
untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan
pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh
terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding
tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah
sedalam 300 mm (1 ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam
lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu yang jatuh bebas dari ketinggian 1000 mm,
Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah
pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Sewaktu melakukan
pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata
bor dilepas dan diganti dengan alat yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel
sampler). Setelah tabung ini dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai
ujungnya menumpu lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Data Umum


Perencana: PT. Cakra Manggilingan Jaya (DEDC/ Detailed Engineering Design Consultant)
Pelaksana: PT. Solefound Sakti

3.2 Pekerja
a. Prayitno (Leader)
b. Dwi Trisno
c. Mujianto
d. Yono
3.3 Denah/Lokasi Pengujian
3.4 Alat dan Bahan

a) Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;


b) Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
c) Split barrel sampler
d) Palu
e) Alat penahan (tripod);
f) Rol meter;
g) Alat penyipat datar;
h) Kerekan;
i) Kunci-kunci pipa;
j) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu;
k) Perlengkapan lain.
l) bahan bakar (bensin, solar);
m) bahan pelumas;
n) balok dan papan;
o) tali atau selang;
p) kawat;
q) kantong plastik;
r) formulir untuk pengujian;
s) perlengkapan lain.

3.5 Persiapan pengujian


Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;


2) Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas penahan;
3) Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari bekas-bekas
pengeboran;
4) Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya disambungkan dengan pipa
bor yang telah dipasangi blok penahan;
5) Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai kedalaman pengujian yang
diinginkan;
6) Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm, 30 cm dan 45 cm.
3.6 Prosedur pengujian

Lakukan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:

a) Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m s.d
2,00 m atau sesuai keperluan;
b) Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya
(kira-kira 75 cm);

c) Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan (Gambar 3);
d) Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
e) Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
f) Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
g) Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
15 cm pertama dicatat N1;
15 cm ke-dua dicatat N2;
15 cm ke-tiga dicatat N3;

Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih
kotor bekas pengeboran;
h) Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah pengujian sampai
minimum 6 meter;
i) Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
BAB IV
HASIL PERHITUNGAN

Conto SPT
Dept h II
h Tanah I II I N Jenis dan Warna Tanah Keterangan
0
1 40 3 9 9 18 Lempung, Sat, Abu-abu
Lempung, Sat, Coklat Abu
2 40 abu kemerahan
Lempung, Sat coklat abu abu
3 40 4 6 9 15 kuning
4 40 2 4 7 11
5 40
Lempung sat pasir halus abu
6 40 1 3 4 7 abu coklat
7 40 2 4 4 8
8 40
1 Sat Lempung Pasir Halus
9 40 3 5 1 16 Coklat
5 Cadas Pasir Halus Coklat
10 40 14 31 4 85 Hitam
Cadas Pasir Kasar Hitam
11 40 Kehijauan
12 40 31 60/7 > 60/7
14-9-2019, M.A.T 6,8
13 40 25 60/5 > 60/5 m
14 40 Cadas Sat abu abu
2
15 40 9 14 7 41 Sat Pasir Kasar Abu-Abu
3
16 40 10 20 1 51 Sat Pasir kasar Coklat
17 40
2
18 40 9 15 4 39
19 40
1
20 40 7 10 4 24 Lempung Sat Abu Abu Hijau
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Setiap lapisan memiliki jenis karakteristik tanag yang berbeda terlihat dari hasil uji boring
ini. Kerasnya tanah pun berbeda seperti terlihat dari uji SPT. Pengeboran berhenti di kedalaman
20 meteer, sesuai permintaan perencana dan juga owner.

5.2 Dokumentasi
5.3 Daftar Pustaka
SNI 4153-2008
https://testindo.com/article/509/pengertian-uji-sondir-dan-boring-test

Anda mungkin juga menyukai