Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas”
Dosen :
Ahmad Khalid, S.Pd.I, M.Pd.I

DISUSUN OLEH
Kelompok : 4
Rully khoirul hidayat (1838126006)
Ali Wafa (1838126021)
Anas Maskuri (1838126019)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga kita bisa menjalankan aktifitas
sebagai mana biasanya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “ Dinamika SKI pada masa kemunduran” makalah ini dibuat sebagai tugas
pribadi yang akan dikumpulkan dan dipresentasikan.
Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep
aqidah islam,kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat
bagi kita semua.

Jember, 20 Oktober2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................. .............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masa Kemunduran Islam ( 650 – 661M ) ......................................................... 2
2.2 Keruntuhan Dinasti Umaiyah ............................................................................ 3
2.3 Keruntuhan Dinasti Abbasiyah ......................................................................... 5
2.4 Masa kemunduran islam (1250-1500 M) .......................................................... 6
2.5 Fase Kemunduran.............................................................................................. 9
2.6 Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Kebudayaan Islam ............................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

iii
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah adalah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita
sebagai kaum muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan
agama islam yang kita anut dan yakini. Agama yang besar adalah agama yang
menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Pada tahun 650-1000M terjadi
beberapa peristiwa pada perkembangannya yang tidak terlepas dari
kemunduran-kemundurannya yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagai
umat islam kita harus mengetahui sejarah perkembangannya agar dapat
menambah wawasan yang kita punyai dari sejarah-sejarah masa lalu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam
2. Alasan-alasan yang menyebabkan kemunduran islma
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini ialah:
1. Untuk mempelajari bagaimana islam pada fase kemunduran
2. Untuk memahami islam pada masa kemunduran

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masa Kemunduran Islam ( 650 – 661M )
Di masa ini islam mengalami beberapa peristiwa penting dalam
sejarahnya, antara lain masa pergantian dari khulafaurrosidin menuju kekuasaan
bani umayyah. terjadinya peristiwa tahkim pada perang siffin yaitu antara Ali bin
abi tholib dengan mu’awiyah bin abi sufyan.sebagai suatu perpecahan yang terjadi
pada masa itu, wakil dalam perundingan pihak mu’awiyah bin abi sufyan
menunjuk Amru bin Ash yang terkenal sangat pandai berdiplomasi. Adapun pihak
Ali bin Abi tholib menunjuk Abu Musa al Asy’ari seorang tokoh senior dari kaum
muhajirin yang juga dikenal kejujuran dan keshalehannya.
Hasil tahkim (arbitrase ) adalah untuk sementara waktu, tidak ada
kekhalifahan dan 1 akan ditentukan berikutnya siapa yang menduduki jabatan
khalifah. Kesempatan ini digunakan Mu’awiyah untuk mempromosikan diri
sebagai khalifah dengan alasan untuk mengisi kekosongan khalifah,hal ini
membuat pengikut Ali terpecah.sebagian dari mereka keluar dari barisan dan
menamakan diri sebagai khawarij. Sebagian lagi yang masih mendukung Ali bin
Abi tholib menamakan dirinya Syi’ah.Sejak saat itu dikalangan umat islam telah
terbentuk suatu kelompok politik yang terpisah dari golongan yang sudah ada,
yaitu pengikut Ali dan pengikut Mu’awiyah. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (
660 M ), Ali terbunuh oleh seorang anggota khowarij.
Kedudukan Ali sebagai Khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan
selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara
Mu’awiyah semakin kuat,maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini
dapat mempersatukan umet islam kembali dalam satu kepemimpina kembali
dalam satu kepemimpinan polotik, di bawah Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Disisi
lain, perjanjian itu juga menyebabkan Mu’awiyah menjadi penguasa absolute
dalam islam. Tahun 41 H ( 661 M ), tahun persatuan itu dikenal dalam sejarah
sebagai tahun Jama’ah ( am jama’ah ).

2
2.2. Keruntuhan Dinasti Umaiyah
Meskipun khilafah Bani Umaiyah merupakan suatu rezim yang disegani,
karena kebesaran dan kewibawaannya yang ditandai dengan luas daerah
taklukannya mulai dari Andalusia sampai Sind, disamping berbagai kemajuan
yang berhasil dicapai di bidang administrasi dan ekonomi ternyata tidak mampu
mempertahankan diri dari kehancurannya.
Diantara penyebab runtuhnya dinasti ini ialah diberlakukannya sistem
pergantian khalifah melalui garis keturunan merupakan sesuatu yang baru bagi
tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Sistemnya tidak jelas,
sehingga menyebabkan persaingan yang tidak sehat di kalangan keluarga istana.
(Phillip K. Hitty, 1974: 281) Keadaan ini diperburuk dengan semakin
meruncingnya pertentangan etnis antara suku Arab Utara (Bani Qays) dengan
Arab Selatan (Bani Kalb) yang telah berlangsung sejak sebelum Islam, yang
sangat melemahkan persatuan dan kesatuan (Syed Ameer Ali, 1981:169-170)
sedangkan untuk menghadapi lawan-lawan politik dan berbagai pemberontakan
khilafah Bani Umaiyah sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan diantara
mereka. Selain itu di Irak dan wilayah timur lainnya kaum wali (muslm non
Arab), merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan kangkuahan bangasa Arab yang diperlihatkan pada
masa Bani Umaiyah. (W. Montgimery Watt, 1990:28).
Sementara itu kaum Syi’ah yakni pengikut Ali bin Abi Thalib juta tak
henti hentinya melakukan perlawanan karena mereka merasa lbih berhak
menduduki kursi khliafah, dan gerakan mereka mendapat dukungan dari kaum
mawali yang berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain (ibid, h.23)
Kondisi dinasti Umaiyah yang semakin rapuh ditambah lagi dengan munculnya
gerakan
Abbasiyah yang berhasil menghimpun kekuatan dari berbagai golongan
yakni Syi’ah, mawali dan mereka yang kecewa terhadap sepak terjang dinasti
Umaiyah. Gerakan Abbasiyah yang dengan cermat mampu membaca situasi,
kemudian mengerahkan kekuatan militernya, dan mencapai hasil yang diharpkan,
runtuhnya khilafah Bani Umaiyah pada tahun 132 H/750 M.

3
Dengan demikian runtuhnya dinasti Umaiyah bukan hanya disebabkan
faktor-faktor dari luar, tetapi dalam tubuh dinasti umaiyah sendiri telah
menampakkan gejala-gejala tidak sehat terutama dalam hal sistem pergantian
khalifah, disamping adanya kecenderungan keluarga istana untuk hidup mewah
sehingga mengabaikan urusan pemerintahan dan pertahanan negara. Namun dari
faktor-faktor tersebut maka sebagi penyebab langsung jatuhnya daulat Bani
Umaiyah adalah adanya gerakan yang dipelopori oleh Al-Abbas seorang
keturunan dari paman nabi Muhammad, Al-Abbas Ibn Al-Muthalib Ibn Hasyim.
Abu AlAbbas mengadakan kerjasama dengan kaum Syi’ah. Serangan terhadap
kekerasan Bani Umaiyah dimulai dri khurasan, suatu daerah di Persia yang telah
banyak dipengaruhi aliran Syi’ah. Serangan-serangan dipimpin oleh Abu Muslim
Al khurasan, seorang pemuka yang berasal dari Peria. Marw, ibukota khurasan
jatuh di tahun 749 M dan kemudian kufah diIrak. Di kufah Abu Al-Abbas
diangkat sebagai Khalifah. (Harun Nasution; hal.67)
2.3. Keruntuhan Dinasti Abbasiyah
faktor internal yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abbassyah
a. Mayoritas Khalifah periode akhir lebih mementingkan kepentingan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
b. Luasnya wilayah kekuasan kerajaan Abbassyah serta kurangnya
komunikasi antara pusat dan daerah.
c. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia pengaruh dan kecemburuan posisi mereka.
d. Dengan Profesionalisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah
terhadap mereka sangat tinggi.
e. Permusuhan antara kelompok suku dan kelompok agama
f. Negara menetapkan beban pajak yang tinggi untuk kepentingan kalangan
atas istana
g. Merajalelanya korupsi di kalangan kerajaan.
Faktor eksternal yang menyebabkan runtuhnya Dinasti abbasyah
a. Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang yang menelan
banyak korban.

4
b. Penyerbuan tentara Mongol dibawah pimpinan Panglima Khulagu Khan
yang menghancurleburkan Kota Baghdad.
2.4. MASA KEMUNDURAN ISLAM (1250-1500 M)
A. Kemunduran Islam di Bagdad
Masa-masa kemajuan dunia islam yang telah berjalan beberapa abad
lamanya, yang pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai
belahan dunia non muslim pada akhirnya juga mengalami masa-masa
kemundurannya. Berbagai macam krisis yang sangat komplek sekali telah
menerpa dunia islam. Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa
mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal
kemunduran peradaban islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan
peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut
pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan islam,
pada tahun 1258 M mendapat serbuan tentara mongol. Tentara mongol
menyembelih seluruh penduduk dan menyapu Bagdad bersih dari permukaan
bumi. Dihancurkan segala pusaka dan peradaban yang telah dibuat beratus-ratus
tahun lamanya. Diangkut kitab-kitab yang telah dikarang oleh ahli ilmu
pengetahuan bertahun-tahun lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah, sehingga
berubah warna airnya lantaran tinta yang larut. Khalifah sendiri beserta
keluarganya dimusnahkan sehingga terputuslah keturunan abbasiyyah dan
hancurlah kerajaannya yang telah lama bertahta selama 500 tahun.
B. Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)
Pada tanggal 19 juli 711 M atas permintaan putra witiza yang kalah
saingan dengan raja Roderick dalam memperebutkan kekuasaan di wilayah
Andalusia gubernur afrika utara, Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad
untuk berangkat ke Andalusia untuk membebaskan rakyat dari tekanan raja
Roderick. Thariq membawa 7.000 pasukan yang sebagian terdiri dari orang-orang
barbar. Sedangkan raja Roderick membawa 25.000 orang tetapi pasukan sebesar
ini bisa dikalahkan oleh kaum muslimin yang bekerjasama dengan rakyat Ghatic
untuk menggulingkan kekuasaan Roderick.

5
Setelah mengalahkan Roderick disusul dengan daerah daerah yang lainnya
tanpa ada perlawanan yang berarti. Sehingga wilayah Andalusia seluruhnya telah
dikuasai oleh orang-orang muslim. Dibawah pimpinan Thariq rakyat saling
berdampingan baik muslim atau non muslim, arab atau non arab, merdeka atau
budak sehingga dalam pemerintahannya mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Ketika Bagdad dihancurkan oleh tentara mongol yang dipimpin Hulagu
Khan (anak Jenghiz Khan), sebanarnya Umayah di Andalusia juga sedang
mengalami sebuah krisis pemerintahan dimana kekuasaan Islam sudah banyak
yang terlepas karena mengalami berbagai macam faktor diantaranya mendapatkan
serangan dari tentara-tentara kaum Kristen yang tidak rela tanahnya diduduki oleh
pendatang. Satu demi satu wilayah kekuasaan islam berhasil direbut kembali oleh
kaum kristiani, kota Toledo yang menjadi pusat peradaban islam terbesar di eropa
berhasil direbut oleh Alfonso VI dan Castilia pada tahun 1085, Alfonso VIII pada
tahun 1212 berhasil merebut navas de Tolosa dan Andalusia. Pada tahun 1236 M
Cordova jatuh ke tangan Ferdinan III dari Castilia, dan pada tahun 1492 M kota
Granada yang menjadi satu-satunya kota yang tersisa di tangan bani Umayah jatuh
ke tangan raja Ferdinand dari Aragon yang beraliansi dengan ratu Isabella dari
Castilia.
Satu tahun (1493) setelah kemenangan tersebut dalam rangka untuk
menghilangkan symbol-simbol atau jejak-jejak Islam maka mereka menyapu
bersih kaum muslimin dengan cara dipaksa, Masjid-masjid disulap menjadi
gereja-gereja dan kebudayaan-kebudayaan islam yang tak ternilai harganya
dihancurkan dengan rasa gembira.
C. Kemunduran Islam di Mongol
Bangsa mongol berasal dari daerah pegungungan Mongolia yang
membentang dari asia tengah sampai Siberia utara, Tibert selatan dan Manchuria
barat serta Turkistan timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang
mempunyai dua putra kembar Tatar dan Mongol. Kedua putra ini melahirkan dua
suku bangsa besar, Mongol dan Tatar. Mongol mempunyai anak beranam Ilkhan
yang melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di kemudian hari.

6
Mereka adalah kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman
penduduk dan nomadic. Mereka adalah para pengembala yang hidup di dataran
luas di daratan yang luas. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai
penggembala dan pemburu, sebagaimana orang nomad mereka memiliki karankter
kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah
kekuatan-kekuatan ghaib seperti jin dan setan. Bangsa Mongol mengalami
kemajuan ketika di pimpin oleh Timujin yang bergelar Jenghis Khan (Raja yang
perkasa). Ketika dia memimpin bangsa Mongol banyak daerah yang
ditaklukannya seperti Cina, dan negeri-negeri Islam lainnya.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jenghiskan mulai menyerahkan
kepemimpinannya kepada anaknya yang bernama Hulagu Khan. Ia berhasil
mengalahkan pemerintahan abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim dan
menghacurkan peradaban dunia islam. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu
Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad selam dua tahun, sebelum
melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka di Mesir dikalahkan oleh
pasukan mamalik dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3 september 1260.
Bagdad dan daerah-daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah
oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan.
Ilkhan berarti Khan yang Agung. Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para
keturunannya. Keturunan dari Hulagu Khan yang beragama islam adalah Ahmad
Taguder, tapi beliau mati ditangan para pembesar kerajaan yang lain. Selain
Taguder, Mahmud Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan raja-raja
selanjutnya pemeluk agama islam, dengan masuknya beliau, islam mengalami
kemenangan yang sangat besar terhadap agama syamanisme.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan
perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia
amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam
seperti astronomi, kimia minerologi, metalurti dan botani. Ia membangun
semacam biara untuk para darwi, perguruan tinggi madzhab Syafi’I dan hanafi,
sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum lainnya. Pada

7
masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1334 M), terjadi kelaparan yang sangat
menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan mala petaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan oleh hulagu khan terpecah-pecah setelah
pemerintahan Abu Sa’id kerajaan pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur
lenk. Penguasa islam yang terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang
berarti timur si pincang, berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa
timur lenk sejak kecil sudah masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan
keberaniannya sehingga ketika tanah kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq
timur khan, Timur lenk bangkit meminpin perlawanan untuk membela nasib
kaumnya yang tertindas. Ketika Timur lenk menjadi penguasa tunggal di tanah
kelahirannya, ia mulai melakukan invasi-invasi ke wilayah-wilayah lain.
Di Afganistan ia membangun menara, yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut
dengan tanah liat. Di Isfahan, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.
Kepala-kepala mayat dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Pada
tahun 1401 M ia memasuki daerah syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo dihancur
leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak
bangunan dan sekolah dihancurkan.
Sekalipun ia seorang penguasa yang sangat kejam terhadap penentangnya,
sebagai seorang muslim ia tetap memperhatikan pengembangan islam. Konon, ia
adalah penganut syiah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat naqsyabandiyah.
Dalam invasi-invasi ia selalu membawa ulama, sastrawan dan seniman. Ulama
dan ilmuan di hormatinya, dan yang menjadi heran adalah setiap pembantaian di
wilayah-wilayah yang dikuasainya ia tidak membantai para ulama dan ilmuan
bahkan ia membawa para ulama dan ilmuan tersebut ke negerinya.
Setelah kematian timur lenk pada tahun 1404. Kekuasaannya digantikan
oleh anaknya yang bernama Syah Rukh (1404), ia seorang raja yang adil dan
lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey, ia seorang raja
yang alim dan sarjana ilmu pasti. Selama dua tahun memerintah ia dibunuh oleh
anaknya yang haus kekuasaan, abul latif. Kerajaan timur lenk dan keturunannya
berakhir ditangan abu sa’id, dimana ketika ia memerintah banyak wilayah-
wilayah yang ditaklukannya memisahkan diri dan banyak huru-hara di sana-sini.

8
Abu said sendiri terbunuh ketika berperang melawan Uzun Hasan, pengusa Ak
Koyunlu.
2.5. Fase Kemunduran
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses
penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.
1) Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja megakhiri khilafah Abbasiyah disana, tetapi juga merupakan awal dari
masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat
kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan.
Bangsa Mongol berasal dari daerah Pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia utara, Tibet Selatan dan
Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Aanja
Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu
melahirkan dua suku bangsa yang besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai
anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol
dikemudian hari.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar
200.000 orang tiba disalah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu’yashim, penguasa
bani abbasiyah terakhir betul-betul tidak mampu membendung tentara Hulagu
Khan. Pada saat krisis wazir Khilafah abbasiyah, Ibn al-‘alqami ingin mengambil
kesempatan dengan menipu khalifah. Ia mengatakan pada khalifah “Saya telah
menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja Hulagu Khan ingin mengawinkan
anak perempuannya dengan Abu Bakr, putera khalifah. Dengan demikian Hulagu
Khan akan menjamin posisimu, ia tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan,
sebagaimana kakek-kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk”.
Khalifah menerima usul tersebut , lalu ia keluar bersama beberapa orang
pengikutnya dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga

9
lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Tetapi sambutan Hulagu Khan
diluar dugaan khalifah, apa yang dikatakan wazirnya tidak benar. Mereka semua
termasuk wazirnya sendiri dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran.
Dengan pembunuhan yang kejam ini berakhirlah kekuasaan abbasiyah di
Baghdad. Kota Baghdada sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana
kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol. Dan Hulagu Khan mendirikan dinasti
Ilkhan.
2) Serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit
dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan,
malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya adalah serangan yang juga dari
keturunan bangsa Mongol. Berbeda dengan Hulagu Khan dan keturunannya pada
dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban
dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk, yang
berarti Timur si Pincang.
Sang penakluk ini lahir dekat Kesh ( Sekarang Khakhrisyabz, “kota hijau”
Ubzbekistan), sebelah selatan Samarkand, di Transoxiana. Ayahnya bernama
Taragai, kepala suku Barlas, keturunan karachar Noyan yang menjadi mentri dan
kerabat jagatai, putera Jengish Khan. Sejak usia muda , keberanian dan
keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk
menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-
binatang liar. Setelah jagatai wafat, masing-masing amir melepaskan diri dari
pemerintahan pusat. Timur lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana,
Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq
temur khan, pemimpin Moghulistan yang menjarah dan menduduiki Transoxiana.
Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang
tertindas, dan Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq temur.
Pada tahun 1381 Masehi Timur Lenk menyerang dan berhasil
menaklukkan Khurasan. Setelah itu ia berhasil menaklukkan negeri-negeri lain
seperti Afganistan, Persia, dan Kurdistan. Disetiap negeri yang ia taklukkan ia
membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afganistan

10
bahkan ia membangun menara yang disusun dari 200 mayat yang dibalut dengan
batu dan tanah liat.

2.6. Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Kebudayaan Islam

Kemunduran peradaban dan kebudayaan Islam sudah terasa saat terpecahnya


kekuasaan Islam yang ditandai dengan banyaknya kerajaan yang terpisah-pisah,
secara umum penyebab terjadinya kemunduran peradaban Islam adalah sebagai
berikut:

 Tidak menjaga dengan baik wilayah kekuasaan yang luas


 Penduduknya sangat heterogen sehingga mengalami kendala dalam
penyatuan
 Para Penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
 Krisis ekonomi
 Dekadensi moral yang tidak terkendali
 Apatis dan staknasi dalam dunia Iptek
 Konflik antar kerajaan islam
Faktor internal
• Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak
bertanggungjawab.
• Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yangmengincar
kekuasaan.
• Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan
didaerah-daerah.
• Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang
dibebankan kepada semua rakyat, tak terkecuali.
• Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim
non arab, antara muslim dengan kaum dzimmi.

11
• Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak
terperhatikan sehingga sering terjadi banjir yang membawa
malapetaka.
• Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
• Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis
demam lainnya.
Factor eksternal
Penyebab eksternal sebagaimana berikut :
• Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode
sebelumnya
• Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari
Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam pada tahun 650-1000 M kekuasaan Pemerintahan dipegang oleh
khalifah Bani Umayyah dan khalifah Bani Abbasiyah. Pada masa kekhalifahan
Bani Umayyah banyak ekspansi yang dilakukan dalam rangka memperluas
wilayah. Tapi dibalik keberhasilan ekspansi yang dilakukan banyak terjadi
gerakan-gerakan memperebutkan kekuasaan. Sehingga menyebabkan
kekacauan dan kehancuran kekhalifahan Bani Umayyah. Di samping itu sikap
penguasa yang bermewah-mewahan juga mendukung kehancuran dinasti
umayyah. Setelah kekhalifahan Bani Umayyah runtuh, kekuasaan
pemerintahan dipegang oleh Bani Abasiyyah. Di masa itu bidang keilmuan
berkembang pesat. Dan penyebab kehancuran kekhalifahan ini tidak jauh
berbeda dengan kekhalifahan Bani Umayyah yaitu konflik internal perebutan
kekuasaan maupun moral buruk para penguasa.
3.2 Saran
Alhamdulillah, penulisan makalah ini terselesaikan dan tersusun secara
sistematik. Tetapi penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna, karena mengingat keterbatasan pengetahuan dari penulis. Maka
dari itu penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak.

13
DAFTAR PUSTAKA

H. Idris Taufiq, Mengenal Kebudayaan Islam, 1983, Surabaya: PT Bina Ilmu

Sariono Sby KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM , 2011.


(online).http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/kemajuan-dan-
kemunduran-islam.html. Diakses pada tanggal 20 pktober 2019 jam 17.22WIB

YamasaHaji. MASA KEMUNDURAN ISLAM (1250-1500 M).(ONLINE)


httpswww.academia.edupeoplesearchutf8=%E2%9C%93&q=masa+kemunduran+
islam. Diakses pada tanggal 20 pktober 2019 jam 17.22WIB

Wahid, A., Memahami Sejarah Kebudayaan Islam Armico, Bandung,


2004
Nazilatur rahmah. MASA KEMUNDURAN ISLAM ( 650 – 1000
M).2013(online)httpsid.scribd.comsearchcontent_type=tops&page=1&query=Ma
sa%20Kemunduran%20Islam&language=84 .Diakses pada tanggal 20 pktober
2019 jam 17.22WIB

14

Anda mungkin juga menyukai