Afif Farrastomo
1162004004
Disusun oleh:
Afif Farrastomo
1162004004
Jakarta,
Menyetujui.
Mengetahui,
Alhamdulillah. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktik ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam juga senantiasa penulis ucapkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Laporan Kerja Praktik ini dibuat untuk menyelesaikan mata kuliah “Kerja Praktik”
yang wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Bakrie. Selama
pengerjaan laporan ini, penulis mendapatkan banyak kendala. Akan tetapi, hal ini dapat
diselesaikan dengan adanya bantuan, saran, dan motivasi dari pihak-pihak terkait. Adapun
pihak-pihak terkait yang membantu penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktik ini,
diantaranya :
Kedua Orang tua serta keluarga atas Doa dan dukungannya.
Ibu Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Bakrie.
Bapak Ade Asmi, S.T., M.Sc, Ph.D selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie.
Ibu Safrilah, S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing Magang (kerja praktik).
Desmon, S.T., selaku pembimbing magang dibidang koordinator perencanaan yang
telah memberikan motivasi, arahan, pengetahuan selama melakukan magang dan
selama penulisan laporan.
Bapak Agung Prahara, S.T., selaku pembimbing dilapangan dalam bidang survey
nilai International Roughness Index (IRI), perhitungan nilai Surface Distress Index
(SDI) dan perencanaan penanganan kerusakan jalan yang telah memberikan
kesempatan dan berbagi pengalaman selama bekerja di bidang tersebut.
Satker P2JN Kementrian PUPR yang telah memberikan kesempatan yang luar biasa
kepada penulis untuk melakukan magang serta mendapatkan tambahan wawasan
pengetahuan dan pelajaran.
Staff dan karyawan bidang perencanaan yang telah berbagi banyak pengalaman dan
pengetahuan selama melakukan magang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah disebutkan di atas
karena atas bantuan, motivasi, dan doa mereka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik ini. Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih banyak kekurangan-
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
I.1-ii | P a g e
Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih banyak kekurangan-
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap apa yang telah dituliskan
dalam Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Penulis
I.1-iii | P a g e
DAFTAR ISI
vii | P a g e
DAFTAR TABEL
viii | P a g e
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Persetujuan Kerja Praktik dari PT. Vale Indonesia Tbk.
Lampiran 2 : Formulir Penilaian Kerja Praktik oleh Dosen Pembimbing Kerja Praktik.
Lampiran 3 : Absensi Kehadiran Kerja Praktik.
Lampiran 4 : Lembar Asistensi Laporan oleh Pembimbing Kerja Pratik.
Lampiran 5 : Sertifikat dari Tempat Kerja Praktik.
Lampiran 6 : Surat Keterangan telah menyelesaikan Kerja Praktik.
ix | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktik (KP) merupakan salah satu kegiatan wajib khususnya di Program Studi Teknik
Sipil Universitas Bakrie. Selain untuk memenuhi persyaratan akademik, KP ini diharapkan
dapat bersinergi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Sehingga mahasiswa dapat
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dapat membantu menghadapi di dunia kerja.
Dalam kegiatan ini mahasiswa diharapkan untuk lebih aktif dalam mendapatkan ilmu
sebanyak – banyaknya di tempat mahasiswa melakukan kerja praktik. Kegiatan kerja praktik
ini dapat membantu mahasiswa mengetahui cara pengaplikasian teori yang mereka pelajari
di kelas dalam dunia nyata dan juga melatih soft skill.
Pemilihan Satker P2JN Jakarta sebagai lokasi KP adalah karena bidang kerja Satker P2JN
yang komprehensif dalam sektor transportasi untuk masyarakat yaitu proses survey,
perancanaan, perhitungan dan pelakasanan. Dalam melaksanakan KP. Mahasiswa memilih
Satker P2JN dikarenakan mahasiswa ingin mendapatkan ilmu di bidang baru serta berinovasi
di dunia pertambangan pada bidang jalan dan jembatan tentang perencanaan rute jalan,
perencanaan perbaikan jalan, dll. Dalam pelaksanaan KP, mahasiswa mendapatkan tugas
untuk membantu perencanaan DED proyek paket pekerjaan rest area Jl. Ciawi – Puncak
yang masih banyak pertimbangan mengenai beberapa alternatif desain bentuk akses
memasuki rest area, dan berupaya dalam mengatasi kendala perenanaan simpang tak
sebidang pada rest area tersebut, sehingga kegiatan yang dilakukan meliputi survei lalu lintas
dan beberapa data lainnya seperti topografi, data curah hujan, data karaterisik tanah, dll. yang
mengalami kerusakan.
1| P a g e
I.2 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Penulis melakukan Kerja Praktik di Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat) pada bidang Satuan Kerja P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional) Kota
Metropolitan Jakarta mengenai perencanaan dan penanganan kerusakan jalan yang berlokasi
di Jl. Simatupang No. 01 Pasar Rebo, Jakarta Timur, Penulis diberi kesempatan untuk
melaksanakan kerja praktik dengan proyek perencanaan desain rest area di jalan Ciawi -
Puncak untuk menggali potensi transportasi yang lebih baik terkhusus pada kenyamanan
para pengguna jalan saat lalu lintas padat di jalan Ciawi - Puncak
a. Menambah wawasan pengetahuan dalam bidang ilmu teknik sipil, khususnya pada
perkerasan jalan di bidang transportasi untuk pertambangan.
b. Mengetahui implementasi keilmuan teknik sipil.
c. Meningkatkan soft skill dalam komunikasi, team work, dll.
I.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan program KP ini yaitu:
a. Bagi Mahasiswa KP :
Kerja Praktik ini dapat menambah pengetahuan mengenai bidang yang ditekuni
dalam hal ini teknik sipil, memperkenalkan dunia kerja teknik sipil dalam rangka
mempersiapkan diri untuk dapat terjun langsung dalam dunia kerja.
Meningkatkan kemampuan atau skill sebagai profesional.
b. Bagi Perusahaan :
Hasil laporan dapat menjadi masukan bagi peningkatan dan kemajuan
perusahaan.
Dapat menjalankan fungsi sosial terutama dalam pendidikan dan pembinaan
tenaga kerja.
2| P a g e
c. Bagi Universitas :
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa Universitas
Bakrie khususnya Program Studi Teknik Sipil untuk menjadi calon
technopreneur yang handal.
Mengukur keberhasilan dalam pendidikan terhadap mahasiswa Program Studi
Teknik Sipil.
d. Bagi Pembaca dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan :
Hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan penunjang dan referensi untuk penelitian
dalam bidang teknik sipil selanjutnya.
3| P a g e
BAB III :PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan dari kegiatan pelaksanaan
KP yang mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama KP
pembahasan mengenai kegiatan yang dilakukan dalam Perencanaan
Desain Rest Area Ciawi – Puncak (Gunung Mas) di Satuan Kerja
P2JN Kota Metropolitan Jakarta
4| P a g e
BAB II
GAMBARAN UMUM SATUAN UNIT KERJA DAN DESKRIPSI
UMUM PROYEK
(Sumber : www.vale.com)
5| P a g e
pada jalan nasional di wilayah jabodetabekpunjur.
B. PENGAWASAN
Pengawasan merupakan tahapan kegiatan dalam rangka mengawasi pelaksanaan
paket – paket pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan pada jalan nasional di wilayah
jabodetabekpunjur. Pengawasan paket pekerjaan meliputi pengawasan material,
penyesuaian DED dan Masterplan, dll.
6| P a g e
II.3 Struktur Organisasi Construction Services and Town Maintenance
Nico Kanter
Director & Chief Executive Officer
Lovro Paulic
Director & Chief Operating Officer
Abu Ashar
Corporate Services Of Engineering &
Construction
Riza Ganna
Senior Manager Constructions Services &
Town Maintenance Dept
Yulianus RM Maknum A
TM LDR Crusher & BP TM LDR CRM
Secara garis besar Satker P2JN Jakarta terdiri dari dua bidang kegiatan kerja, dalam
kesempatan magang ini, penulis ditempatkan bagian perencanaan yang mencakup beberapa
divisi yaitu :
A. Koordinator Perencanaan
Civil mechanical yang berfungsi sebagai perancangan mekanik dan konstruksi,
proses manufaktur dan sistem produksi serta pemeliharaan sebuah sistem mekanik
maupun konversi energi.
7| P a g e
C. Pelaksanaan Survey Jalan
Electrical merupakan cabang teknik yang berhubungan dengan teknologi
kelistrikan. Teknisi kelistrikan bekerja pada berbagai bidang, perangkat serta sistem,
dari perangkat kecil microchip hingga pada generator listrik yang besar.
D. Pengadministrasian Teknik
Pada bidang civil road maintenance menjadi hal penting dalam upaya
meningkatkan kemampuan serta pengembangan pengiriman maupun pengangkutan
logistic dan product plan memiliki alat produksi seperti tertiary crusher, batch plan,
block plan. Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup
pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan berserta sarana – sarana pendukung
Penanganan pemeliharaan jalan logistic road dari town site sampai pelabuhan
Balantang yang panjangnya 60 km ditambah jalur yang dilewati bus karyawan dengan
panjang 15 km, sehingga dapat dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan
jalan beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukung lainnya dapat diditeksi jenis
kerusakan dan volume serta cara penanganan yang harus dilakuka
8| P a g e
II.4 Perencanaan Desain Rest Area di Jalan Ciawi – Puncak
Jalan Ciawi – Puncak sepanjang 21, km dari Simpang Gadog – Tugu Perbatasan
Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur yang merupakan akses jalan utama masyarakat
untuk menuju Kawasan Wisata Puncak Bogor dan sekitarnya, serta akses penghubung Kota
Bogor dengan Kota Bandung. Jalan tersebut memiliki lebar perkerasan 2 x 4 meter yang
terdiri dari 2 jalur dan 2 lajur tak terbagi (2/2 UD). Lebar bahu jalan sebesar 1 m dengan
kondisi tanpa perkerasan. Jalan ini tidak memiliki median, trotoar serta tidak memiliki
drainase.
Selain jalan tersebut cukup Panjang, jalan tersebut memiliki kepadatan kendaraan yang
tinggi. Maka dari itu diperlukan suatu hal untuk meningkatkan kenyamanan pengendara di
wilayah tersebut yaitu dengan pembangunan rest area dengan akses masuk yang mudah dan
tidak menimbulkan konflik pada rest area tersebut untuk meningkatkan kualitas Kawasan
Wisata Puncak Bogor dan sekitarnya.
Banyak kendala dalam perencanaan simpang tak sebidang padapembangunan rest area
tersebut, yang akan dijelaskan pada BAB selanjutnya.
9| P a g e
BAB III PEMBAHASAN
Untuk itu diperlukan adanya upaya melakukan penataan Kawasan yang salah satunya
dalam pembangnan rest area yang dapat difungsikan untuk relokasi PKL dan juga menjadi
destinasi wisata baru di Kawasan Puncak. Akses untuk rest area haruslah baik dari segi
keselamatan dan menghindari terjadinya konflik kemacetan.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan suatu detail rencana teknis
simpang tak sebidang yang nantinya dapat dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan.
10 | P a g e
Gambar 3. 2 PT. Vale Indonesia logistik road ratio
(Sumber : Hasil inspeksi data civil road maintenance)
III.2 Bentuk – Bentuk Kerusakan
Konstruksi jalan pasti memiliki umur rencana tertentu dan akan rusak pada akhir umur
rencana. Namun pada kasus di PT Vale Indonesia umur jalan yang sudah direncanakan pada
kenyataannya tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Seringkali kondisi jalan sudah
mengalami kerusakan sebelum masa umur jalan tersebut habis. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pertumbuhan lalu lintas yang tidak sesuai
prediksi, beban lalu lintas yang melampaui batas (overloading), kondisi tanah dasar yang
11 | P a g e
buruk, tidak sesuainya material yang digunakan, faktor lingkungan serta pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan perencanaan. Pada jalan di PT. Vale Indonesia, kerusakan jalan yang
terjadi adalah sebagai berikut :
12 | P a g e
Base repair adalah proses perbaikan jalan dengan membongkar base
terlebih dahulu tanpa menambah material baru. Base repair digunakan
pada jalan jika air telah meresap pada lapisan base.
13 | P a g e
b. Solusi : base repair adalah proses perbaikan jalan dengan membongkar base
terlebih dahulu tanpa menambah material baru. Base repair digunakan pada jalan
jika air telah meresap pada lapisan base.
1. Keriting (corrugation)
Keriting atau bergelombang adalah kerusakan akibat terjadinya deformasi plastis
yang menghasilkan gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus arah
perkerasan.
a. Kemungkinan :
Rendahnya stabilitas campuran karena terlalu tingginya kadar aspal.
Agregat berbentuk bulat dan permukaan penetrasi yang tinggi.
b. Solusi : base repair adalah proses perbaikan jalan dengan membongkar base
terlebih dahulu tanpa menambah material baru. Base repair digunakan pada jalan
jika air telah meresap pada lapisan base.
14 | P a g e
Gambar 3. 5 Kerusakan jalan keriting (corrugation)
(Sumber : jualbatusplit.wordpress.com)
15 | P a g e
Gambar 3. 6 Kerusakan jalan alur roda (rutting)
(Sumber : dokumentasi pribadi)
3. Lubang (potholes)
Lubang-lubang adalah lubang berbentuk cekung atau cekungan di permukaan aspal.
Lubang jalan adalah area kegagalan terlokalisasi yang biasanya disebabkan oleh
lapisan dasar atau lapisan tanah dasar yang lemah. Masalahnya adalah paling umum
dengan lapisan permukaan aspal tipis (kurang dari 50 mm / 2 inchi) dan disebabkan
oleh tindakan pembekuan-beku atau ikatan buruk dari dua lapisan selama konstruksi.
a. Kemungkinan : retak – retak yang terjadi tidak segera di tangani sehingga air
meresap.
b. Solusi :
Patching adalah proses penambalan atau penambahan dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan pada badan jalan terutaman pada lapisan
perkerasan dengan penutup aspal yang terpenting selama air belum masuk
ke dalam lapisan permukaan.
Base repair proses perbaikan jalan dengan membongkar base terlebih
dahulu tanpa menambah material baru. Base repair digunakan pada jalan
jika air telah meresap pada lapisan base
16 | P a g e
Gambar 3. 7 Kerusakan jalan lubang (potholes)
(Sumber : dokumentasi pribadi)
17 | P a g e
Gambar 3. 8 Kerusakan jalan pelepasan butir (reveling)
(Sumber : www. repository.umy.ac.id)
18 | P a g e
III.4 Perencanaan Perbaikan Jalan
Dalam konstruksi jalan diperlukan perencanaan yang mencakup beberapa aspek,
seperti metode yang digunakan serta alat yang diperlukan. Dalam proses perencanaan
perbaikan jalan di PT. Vale Indonesia Tbk menggunakan metode yang digunakan ada 2 yaitu
: metode base repair dan metode patching. Metode base repair digunakan apabila nilai
kerusakannya cukup parah serta air telah meresap masuk pada lapisan base. Untuk metode
patching dilakukan apabila lebar kerusakannya ≤ 50 cm dan yang terpenting selama air
belum masuk ke dalam lapisan permukaan.
19 | P a g e
Pada proses asphalting PT. Vale Indonesia menggunakan lapis permukaannya dengan
chip seal. Tujuan digunakan chip seal pada sepanjang jalan yang ada di PT. Vale Indonesia
karena untuk merawat (treatment) lapisan aspal lama agar lebih tahan terhadap kondisi
lingkungan dan untuk memperbaiki tahanan gelincir jalan di daerah tanjakan dan turunan.
Adapun keunggulan dan kelemahan dari penggunaan chip seal yakni :
Tabel 3. 1 Keunggulan dan Kelemahan Chip Seal
III.4.1.2 Alat dan Material yang Digunakan Pada Pengerjaan Base Repair
Metode daur ulang pada base memiliki banyak keuntungan, Indonesia masih
memiliki hambatan dalam sisi peralatan dan SDM-nya. Masih sedikit perusahaan yang
memiliki peralatan daur ulang ini. Maka dari itu, jika ditunjang dengan peralatan yang
memadai akan menghasilkan bahan campuran yang nilai strukturnya dapat mengimbangi
campuran baru. Pada pengerjaan base repair di PT. Vale Indonesia menggunakan alat
dinamakan Rotari Mixer 500 (RM500) yang sebelumnya di hamparkan semen pada daerah
yang dikerjakan atau biasa dikenal dengan metode CTRB (cement treated recycling base) in
place. CTRB yang berfungsi meremajakan lapis pondasi yang telah rusak yang tidak mampu
20 | P a g e
memikul beban secara merata terhadap sub grade, sehingga berakibat rusaknya perkerasan
lapis atas. Untuk proses asphalting dengan chip seal, PT. Vale Indonesia biasa menggunakan
agregat 10/14 mm, 7/10 mm seperti yang ditunjukkan pada gambar
Adapun alat yang digunakan pada pengerjaan base repair sampai dengan pengerjaan
asphalting sebagai berikut :
1) Rotari Mixer 500 (RM500)
Rotari mixer 500 merupakan alat berat atau kendaraan khusus yang memiliki
teknologi yang sangat memadai dan peningkatan keserbagunaannya yang
menjadikan alat berat ini tidak menggunakan sepenuhnya material baru.
Menggunakan aspal lama dan langsung diolah dengan menggunakan mesin khusus
yang bisa digunakan langsung mengaspal jalan serta sebagai pekerja industri yang
tahan lama dan menghasilkan nilai kerja yang luar biasa.
21 | P a g e
Tampak Belakang Tampak Depan
Keunikan system kerja rotary mixer terdapat pada bagian rotor yang berfungsi
sebagai alat daur ulang / pengaduk material dengan ukuran yang disesuaiakan untuk
menangani pemotongan yang berat. Untuk pengadukan, rotor yang memungkinkan
bekerja secara independen sehingga kapasitas ruang benar – benar meningkat dan hasil
pengadukan pada base terlihat halus. Bagian rotor terdapat pada gambar 3.12
menunjukkan unit recycler yang sedang melakukan pulverizing, milling, dan foaming
secara simultan.
22 | P a g e
Gambar 3. 12 Bagian Rotor pada RM500
(Sumber : Cat rotary mixers reclamation and stabilization)
2) Motor Grader
Sebagai bagian dari alat berat, motor grader berfungsi sebagai alat perata atau
penghampar yang biasanya digunakan untuk meratakan dan membentuk permukaan
tanah. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk mencampurkan dan menebarkan tanah
dan campuran aspal. Dapat dilihat pada Gambar 3.13.
23 | P a g e
3) Water Tank Truck
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pekerjaan
pemadatan lapis pondasi agregat pada base, setelah penghamparan material selesai
kemudian di padatkan dan di siram air menggunakan water tank. Water tank yang di
gunakan ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter.
4) Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar tekanan dan
getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini
memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan
24 | P a g e
Gambar 3. 15 Vibratory Roller
(Sumber : dokumentasi pribadi)
25 | P a g e
6) Pengujian kepadatan jalan
Ada beberapa alat pengujian kepadatan CBR yang umumnya digunakan seperti
sancone test, troxler dan khusus di PT. Vale Indonesia menggunakan clagg impact
karena alat tersebut lebih cepat mendapatkan hasil nilai CBR dibanding dengan
sandcone test yang harus dibawa terlebih dahulu ke laboratorium. Gambar alat clagg
impact dapat dilihat pada Gambar 3.17.
T1 1.00 1.54
T2 2.00 2.19
T3 3.00 2.96
T4 4.00 3.84
T5 5.00 4.48
T6 6.00 5.95
T7 7.00 7.18
26 | P a g e
T8 8.00 8.53
T9 9.00 9.99
27 | P a g e
7) Alat – Alat Konvensional
Alat – alat konvensional adalah peralatan sederhana yang digunakan untuk
membantu pekerjaan. Alat – alat konvensional tersebut seperti sekop tangan, sapu
lidi garuk, traffic cone, dan lainnya.
8) Sprayer
Mobil sprayer dapat memuat 2000 liter bitumen. Mobil ini dilengkapi dengan
pemanas yang dapat memanaskan dan mempertahankan temperatur aspal sampai
dengan 210˚C. Spraybar yang panjangnya bervariasi dari 4,2 – 6 meter yang
dilengkapi dengan nozzles dengan interval jarak 100 mm yang ketinggiannya dapat
diatur sehingga dapat menghasilkan sebaran bitumen yang overlap.
28 | P a g e
Sprayer Spraybar
Gambar 3. 19 Sprayer Truck
(Sumber : dokumentasi pribadi)
9) Chip Spreader
Penyebaran chip dilakukan dengan menggunakan chip spreader (Gambar 3.20).
Kebanyakan chip spreder berupa hydraulically-opretaed roller spreader yang
menyatu dengan truck.
29 | P a g e
10) Compactor
Pemadatan chip seal umumnya dilakukan dengan menggunakan tyre roller (7 ton)
sebanyak 6 – 8 passing yang ditunjukkan pada Gambar 3.21a. Vibratory roller
(Gambar 3.21b) dapat juga digunakan tetapi harus dengan pertimbangan bahwa chip
yang digunakan tidak pecah akibat pemadatan tersebut. Pemadatan jenis vibratory
roller sama sekali tidak direkomendasikan untuk pekerjaan ini. Apapun jenis chip
seal yang gunakan, pemadatan akhir harus menggunakan tyre roller.
30 | P a g e
III.4.2.1 Metode Patching dengan Aspal Premix
PT Vale Indonesia Tbk dalam melakukan proses patching menggunakan aspal
premix. Adapun metode pelaksanaan pembuatan material premix sebagai berikut :
a) Loading aspal semen Pen 80/100 ke kettle sesuai kebutuhan dan panaskan, maximum
suhu pemanasan 180 C.
b) Loading aspal dari kettle ke truck aspal sesuai kebutuhan kemudian campur dengan
minyak tanah, dan solar dengan perbandingan campuran yang di tentukan untuk 1
ton cold premix, yaitu : aspal = 60 liter, minyak tanah = 6 liter, solar = 6 liter lalu
panaskan dengan suhu pemanasan 100 C.
c) Menyiapkan material aggregate yang akan dicampur, perbandingan campuran untuk
menghasilkan 1 ton cold-premix, antara lain : aggregate chip seal 10/14 mm = 0.25
ton, aggregate chip seal 7/10 mm = 0.50 ton, dan sand/pasir = 0,25 ton.
d) Menyiapkan material aggregate dengan menghamparkan aggregate chip seal 10/14
mm di atas lantai lalu di ratakan sebanyak 1 bucket backhoe. Catatan: 1 bucket
backhoe loader = 1.50 ton
e) Menyiram aggregate dengan aspal menggunakan handspray di atas chip 14 mm
secara merata.
f) Menghamparkan chip 14 mm bucket ke-2 dan kemudian menyiram dengan aspal.
g) Begitupun dengan untuk chip 10 mm dan pasir pelaksanaan nya sama dengan chip
14 mm dengan jumlah yang sudah ditentukan.
h) Setelah semua material aggregate telah di hamparkan dan di siram aspal lapis per
lapis, maka selanjutnya dicampurkan dari berbagai arah dengan menggunakan bucket
backhoe loader.
i) Proses pencampuran dengan bucket backhoe terus menerus di selingi penyiraman
aspal sampai habis dan premix tampak merata.
j) Proses pembuatan cold-premix selesai.
31 | P a g e
Proses penyiraman aspal pada Penambahan aggregate 10-14 mm.
aggregate 7-10 mm.
32 | P a g e
III.5 Pelaksanaan Perbaikan Jalan
III.5.1 Base Repair
a) Menentukan titik yang akan di base repair.
b) Menghamparkan semen pada titik yang akan di base repair menggunakan truk semen
spreader.
33 | P a g e
Gambar 3. 24 Penghamparan semen ke titik yang akan di base repair
(Sumber : dokumentasi pribadi)
c) Menyiram semen dengan air menggunakan water truck yang telah dilengkapi
sprayer untuk menyebarkan air keseluruh lapisan permukaan yang telah
dihamparkan semen, kadar air optimum = 5-8% (ideal 6%).
34 | P a g e
d) Melakukan base repair menggunakan Rotari Mixer 500 (RM500) kedalaman 15-17
cm sepanjang titik yang telah ditentukan.
e) Menyiram kembali dengan air menggunakan water truck pada lapisan permukaan
base, kadar air optimum = 5-8% (ideal 6%).
35 | P a g e
f) Meratakan dan membentuk permukaan tanah dari hasil base repair menggunakan
motor greader.
g) Memadatkan hasil dari base repair menggunakan pemadat getar (vibratory roller)
sebanyak 6 passing (2 passing pertama dengan soft vibrator & 4 passing berikutnya
dengan hard vibrator).
36 | P a g e
h) Menyiram kembali dengan air pada permukaan base yang telah diratakan dan
dipadatkan.
37 | P a g e
j) Apabila material tidak mengalami segregasi lakukan test kepadatan menggunakan
clagg impact pada setiap 250 m² atau setiap jarak 30 m (3 titik) mengikuti panjang
jalan dengan kepadatan minimum 95% untuk Town Area dan 98% untuk Logistic
Road Plant Site – Balantang (70 CBR atau 31 CIV).
k) Apabila hasil pengetesan belum mencapai kepadatan yang diinginkan lapisan base
di angkat kembali dengan menggunakan motor grader dan dipadatkan kembali
sampai mencapai kepadatan yang diinginkan.
38 | P a g e
III.5.2 Asphalting
a) Pada proses asphalting, aspal terlebih dahulu dipanaskan pada kettle dengan suhu
maximum 180 ˚C yang sesuai ditunjukkan pada Gambar 3.32 dan khusus di PT. Vale
Indonesia menggunakan aspal yang langsung di impor dari Iran yang ditunjukkan
pada Gambar 3.33.
Gambar 3. 32 Kettle
39 | P a g e
b) Penghamparan seal untuk memberikan lapisan penutup dengan sprayer pada lapisan
pondasi (base) yang telah diratakan dan dipadatkan.
40 | P a g e
d) Proses selanjutnya penghamparan kembali seal dengan sprayer dan penghamparan
agregat 10/14 untuk di double seal.
41 | P a g e
f) Pemadatan pada chip seal yang telah di double seal dengan tyre roller sebanyak 6
passing.
42 | P a g e
III.5.3 Patching Potholes
a) Menentukan titik yang akan di repair.
b) Menggali dengan bentuk persegi titik yang akan di repair sampai ke dasar (base)
yang padat dengan menggunakan hand tool atau hilti gun.
c) Masukkan AP 20/28 yang sudah dicampur dengan semen ke dalam lubang, dan
dipadatkan dengan menggunakan vibratory tamper. Sisakan tempat untuk premix
setebal 30 mm.
43 | P a g e
Gambar 3. 41 Pemadatan AP 20/28 dengan vibratory temper
(Sumber : dokumentasi pribadi)
d) Masukkan premix asphalt dan dibuat overlapping sebesar minimum 10 cm dari tepi
lubang yang ditunjukkan pada gambar 3.42
44 | P a g e
e) Premix dipadatkan dengan hand compactor serta dihamparkan pasir agar jalan
tersebut tidak licin.
45 | P a g e
personil terbatas dilakukan penilaian pekerjaan yang bisa ditangani oleh pekerja skill, semi
skill atau unskilled. Pekerjaan unskilled bisa menggunakan tenaga kerja setempat dengan
resiko pekerjaan yang lebih rendah.
46 | P a g e
Gambar 3. 45 Pembersihan Tank Aspal
(Sumber : dokumentasi pribadi)
47 | P a g e
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERBAIKAN
JALAN ANTARA KONVENSIONAL DAN ROAD RECYCLE
Untuk mempercepat suatu proyek maka perlu dilakukan percepatan pada pekerjaan
– pekerjaan kritis. Analisis pekerjaan – pekerjaan kritis yang dipercepat dilakukan dengan
cara mengubah koefisien pekerja yang dipengaruhi oleh jam lembur. Dengan demikian dapat
diketahui jumlah pekerja lembur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek
sesuai dengan waktu percepatan. Dengan mengetahui jumlah pekerja lembur, dapat dihitung
tambahan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dalam kondisi percepatan.
PT. Vale Indonesia memberikan metode yang akan mempercepat suatu pekerjaan dengan
tidak membutuhkan lagi tambahan jam lembur dan biaya yaitu metode road recycle dengan
alat Rotari Mixer 500. Dengan metode road recycle maka pelaksanaan suatu pekerjaan dapat
terbilang menghemat material, energi, dapat mengurangi kerusakan lingkungan, biaya yang
lebih murah dibandingkan dengan biaya perbaikan jalan menggunakan cara konvensional,
serta waktu yang lebih cepat merupakan keuntungan menggunakan metode road recycle.
48 | P a g e
Perbandingan antara metode konvensional dan road recycle ditunjukkan pada tabel
4.5 yakni :
49 | P a g e
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan kegiatan kerja praktik di PT.
Vale Indonesia Tbk, maka dapat disimpulkam beberapa hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kerja praktik sangatlah memberikan pengetahuan dan pengalaman
baru bagi penulis khususnya pada bidang infrastruktur jalan raya yang belum di
dapatkan di perkuliahan khususnya dalam menangani permasalahan jalan raya di
dunia kerja.
2. Struktur perkerasan jalan yang ada di PT. Vale Indonesia Tbk terdiri dari lapis
tanah dasar (subgrade) dengan nilai CBR 80 %, lapis pondasi bawah (sub base)
dengan memiliki ketebalan 20 cm, lapis pondasi atas (base) dengan
menggunakan material AP 20/28, dan lapis permukaan jalan menggunakan
material chip seal double seal.
3. PT. Vale Indonesia menggunakan lapis permukaan dengan chip seal dalam
proses pengaspalan karena untuk merawat (treatment) lapisan aspal lama agar
lebih tahan terhadap kondisi lingkungan dan untuk memperbaiki tahanan gelincir
jalan di daerah tanjakan atau turunan.
4. Pada perkerjaan base repair yang terdapat di PT. Vale Indonesia menggunakan
sistem road recycle dengan mengandalkan alat Rotari Mixer 500 (RM500) agar
dapat mengurangi biaya dan waktu konstruksi, mengurangi pemakaian aspal dan
agregat, serta ramah lingkungan dan hemat energi.
V.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan selama melaksanakan kerja praktik di PT. Vale
Indonesia Tbk sebagai berikut :
1. Lebih meningkatkan koordinasi di lapangan agar dapat menimalisir terjadinya
kecelakaan kerja.
2. Penggunaan alat berat harus lebih di perhatikan lagi dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan.
3. Mengoptimalkan setiap pekerjaan yang dilaksanakan demi menghindari over
time.
50 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Chalid Fachriyan 2017, “Proses Daur Ulang Jalan”. Web 2 Agustus 2018
<http://ponelglyph.blogspot.com/2017/01/proses-daur-ulang-perkerasan-jalan.html>
Yamin Anwar 2008, “Mari Menoleh Sejenak (Lagi) Pada Chip Seal” 6 Agustus 2018
<https://thomaspm.files.wordpress.com/2008/11/paper-hpji-08-chip-seal.pdf>
Annisa Vidya 2016, Identifikasi Jenis Kerusakan pada Perkerasan Lentur. Web 11 Agustus
2018<http://digilib.unila.ac.id/22471/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBA
HASAN.pdf>
“Cat Rotari Mixers 500 (Reclamation and Stabilization)” Caterpillar. Web 16 Agustus 2018
< https://s7d2.scene7.com/is/content/Caterpillar/C840871>
Andika 2015, “Perbedaan Batu Agregat A dan B”. Web 15 November 2018 <
https://jualbatusplit.wordpress.com/category/teknik-sipil/>
Winata Jhar 2017, “Perlatan Pekerjaan Konstruksi Jalan”. Web 16 November 2018 <
http://jharwinata.blogspot.com/2017/04/peralatan-pekerjaan-konstruksi-jalan.html>
51 | P a g e
LAMPIRAN
52 | P a g e