Oleh:
Elsa Tubella
NIM 1808436217
Pembimbing :
dr. Bagus Sidharto, Sp.M
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: Gerhard, Lang. Ophtalmology A Short. New York: Thieme Stutgart, 2000.
2
Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng.
Pada pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di
dekat ekuator dan berbatasan dengan lapisan epitel subskapular.6
Sumber: Gerhard, Lang. Ophtalmology A Short. New York: Thieme Stutgart, 2000.
Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sekitar 35% nya
protein (kandungan proteinnya tertinggi diantara jaringan-jaringan
tubuh). Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada
di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa
daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation
terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat
nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa.6
3
zonula yang berasal dari corpus cilliare. Serat-serat ini menyisip pada
bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa adalah suatu membrane
basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel dekat ekuator
lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi membentuk
serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua
dipampatkan ke nucleus sentral; serat-serat muda, yang kurang padat,
disekeliling nucleus menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat
avaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat dari
aqueous humor. Metabolisme lensa terutama bersifat anaerob akibat
rendahnya kadar oksigen terlarut di dalam aqueous.6
2.3. AFAKIA
2.3.1. Definisi
4
a. Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal
b. Terdapat efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat
seperti melengkung
c. Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam
kotak atau fenomena jack in the box, dimana bagian yang
jelas terlihat hanya pada bagian sentral, sedang penglihatan
tepi kabur.
2.3.2. Epidemiologi
2.3.4. Gejala
5
1. Mata menjadi sangat hipermetropi
2.3.5. Tanda
1. Visus 1/60 atau lebih rendah jika afakia tidak ada komplikasi
2. Limbal scar yang dapat ditemukan pada afakia akibat
pembedahan
3. Pasien mengalami penurunan tajam penglihatan(biasanya
hiperopia yang sangat tinggi) yang dapat dikoreksi dengan
lensa positif.
4. Bilik mata depan dalam
5. Iris tremulans
6. Jet black pupil
6
7. Test bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan
(normalnya 4 bayangan)
8. Pemeriksaan fundus memperlihatkan diskus kecil
hipermetropi
9. Retinoskopi memperlihatkan hipermetropi tinggi
10. Biasanya terlihat bekas operasi
11. Jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan edema
kornea, peningkatan TIO, iritis, kerusakan iris, CME (cystoid
macular edema)7
2.3.6. Tatalaksana
RAHASIA
7
PEKANBARU
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama :
Kontrol ulang post operasi katarak
8
Riwayat pengobatan :
Post operasi katarak 8 hari yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tanda – tanda vital : TD : 115/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,80C
STATUS OPTHALMOLOGI
OD OS
Nol Visus tanpa 20/20
koreksi
Sulit dinilai Visus dengan -
koreksi
Normal Posisi bola mata Normal
Gerakan bola
mata
9
Tidak dapat dinilai Makula Reflek makula (+)
Gambar
RESUME :
Ny. FU datang untuk kontrol setelah operasi pengangkatan lensa 8 hari
yang lalu. Operasi dilakukan untuk menghilangkan kuning di mata pasien, atas
indikasi kosmetik. Tidak ada keluhan pada mata kiri dan kanan.
Pemeriksaan anjuran : -
Diagnosis Kerja:
Afakia post ekstraksi lensa OD + Visus 0
Penatalaksanaan
- C Xitrol 6 x OD
Prognosis
Quo ad vitam : Malam
Quo ad functionam : Malam
Quo ad kosmetikum : Dubia
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 2007. p. 82.
2. Chylack LT. The crystalline lens and cataract. In: Pavan-Langston D,
editor. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy second edition.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 1985. p. 117-38.
3. Lundström M, Brege KG, Florén I, Lundh B, Stenevi U, Thorburn W.
Postoperative aphakia in modern cataract surgery: part 2: detailed
analysis of the cause of aphakia and the visual outcome.J Cataract Refract
Surg. 2004 Oct;30(10):2111-5.
4. A.K. khurana. Opthalmology. New Delhi: New Age International. 2003.
p. 31-32.
5. Gossman MV. Aphakic Pupillary Block [internet]. Medscape. 2019 [cited
12 October 2019]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1220164-overview.
11
6. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Widya Medika: Jakarta.
2000. p. 175-83.
12