Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR MATEMATIKA


“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas”
Dosen :
RIZKA NOVI IRMANINGRUM, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH
Kelompok : 4
Rully khoirul hidayat (1838126006)
Muhammad Fawwaz Al Karim (1838126013)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 1 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II : PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Penalaran 2
1. Penalaran induktif 2
2. Penalaran deduktif 3
B. Perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif 4
BAB III : PENUTUP 6
1. Kesimpulan 6
2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk
menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada
beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar yang
disebut premis. Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan atau proses berfikir yang menghubung-hubungkan fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang bersifat khusus yang sudah diketahui menuju kesimpulan
yang bersifat umum (general).
Penalaran deduktif adalah proses penalaran atau proses berfikir dari hal-
hal yang bersifat umum (general) yang kemudian dibuktikan kebenarannya
dengan menggunakan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang bersifat khusus.
Proses penalaran induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan
penting dalam mempelajari matematika. Pembelajaran dan pemahaman konsep
dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi.
Proses induktif-deduktif yang digunakan untuk mempelajari konsep
matematika kegiatannya dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang
teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil
baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1) Apa itu penalaran?
2) Apa itu penalaran induktif dan deduktif?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini ialah:
1) Mengetahui apa itu penalaran
2) Mengetahui apa itu penalaran induktif dan deduktif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penalaran
Penalaran yaitu proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera atau
observasi empirik yang menghasilkan sejumlah pengertian dan proposisi
sekaligus. Penalaran erat kaitannya dengan penyimpulan, argumen dan bukti.
Penyimpulamn dalam arti yang sebenarnya tidak mencakup aktivitas menemukan
proposisi-proposisi disusun dalam premis., akan tetapi hanya memakai hubungan
proposisi-proposisi dalam premis dan menentukan konklusinya.
Jika penalaran itu aktivitas pikiran yang abstrak, maka argumen
lambangnya berbentuk bahasa atau bentuk-bentuk lambing lainnya. Jadi jika kata
lambangny apengertian, kalimat lambangnya proposisi, maka argumen
lambangnya penalaran. Akhirnya yang disebu bukti itu adalah argumen yang
berhasil menentukan kebenaran konklusi premis. Penalaran dibagi menjadi dua
jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

Penalaran dalam matematika ada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif.
1. Penalaran induktif
Penalaran Induktif adalah proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan
yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Penalaran
induktif digunakan oleh beberapa cabang ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia,
biologi, dan sebagainya untuk membangun suatu teori baru.
Jadi Penalaran induktif adalah suatu kegiatan, suatu proses atau suatu
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang
bersifat umum berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui atau
dianggap benar. Jadi dengan kata lain dalam penalaran induktif telah terjadi
proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta khusus yang sudah
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

2
Contoh Induktif :
1. Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung

2. Premis 1 : kambing mempunyai mata


Premis 2 : gajah mempunyai mata
Premis 3 : singa mempunyai mata
Premis 4 : kucing mempunyai mata
Konklusi : semua binatang mempunyai mata

Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan


pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Dalam arti, selama kesimpulan itu tidak ada bukti penyangkalannya, maka
kesimpulan itu benar tidak dapat dikatakan pasti.

2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif yaitu proses berpikir berdasarkan atas suatu pernyataan
dasar yang berlaku umum untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus.
Aturan yang berlaku secara umum tersebut, pada umumnya dibuktikan terlebih
dahulu kebenarannya dan setelah terbukti kebenarannya baru diterapkan untuk
kasus-kasus yang bersifat khusus.
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah
mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat
juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Penalaran deduktif
memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang
mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu
kesimpulan umum.

3
Contoh Deduktif :
Premis 1 (mayor) : Semua manusia fana (pasti akan mati).
Premis 2 (minor) : Sokrates adalah manusia.
Konklusi (kesimpulan) : Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)

Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung


Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung

Dalam ini, yang terutama ditelaah adalah bentuk bekerjanya akal. Jika telat
runtut dan sesuai pertimbangan akal yang dapat dibuktikan bahwa tidak ada
kesimpulan lain, maka proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Oleh karena
itu, deduktif sering disebut dengan pola logika formal karena yang dibicarakan
hanya bentuknya saja, lepas dari isi yang dibacarakan. Dan sering juga hanya
disebut dengan logika. Jadi, jika hanya logika berarti deduktif
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi syarat: premis
mayor harus benar, premis minor harus benar, dan kesimpulan harus shahih
(mempunyai keabsahan).

Untuk memudahkan anda mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan


antara penalaran induktif maupun deduktif, anda dapat lihat dibawah ini :

B. Perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif :


Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan
dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan
progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan
yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai
model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat
berlaku secara umum.

4
Deduktif Induktif
Pengenalan Penalaran deduktif, juga Pemikiran induktif, juga disebut
(dari disebut logika deduktif, adalah logika induksi atau bottom-up,
Wikipedia) proses penalaran dari satu atau membangun atau mengevaluasi
lebih pernyataan umum proposisi umum yang berasal
mengenai apa yang diketahui dari contoh-contoh spesifik.
untuk mencapai kesimpulan
logis secara pasti.
Argumen Argumen dalam logika deduktif Argumen dalam penalaran
bisa valid atau tidak valid. induktif bisa kuat atau lemah.
Argumen tidak valid selalu Argumen lemah selalu tidak
tidak masuk akal. Argumen masuk akal. Argumen kuat
yang valid hanya terdengar jika hanya meyakinkan jika premis-
premis yang mereka tempatkan premisnya didasarkan pada
itu benar. kebenaran.
Validitas dari Kesimpulan dapat dibuktikan Kesimpulan mungkin salah
Kesimpulan valid jika premis tersebut meskipun argumennya kuat dan
diketahui benar. premisnya benar.

Alasan deduktif menerapkan aturan umum untuk membuat kesimpulan


tentang kasus tertentu. Alasan induktif mengamati pola dalam kasus tertentu
untuk menyimpulkan kesimpulan tentang peraturan umum.

Misalnya: Semua manusia fana. John adalah seorang pria. Oleh karena itu John
adalah fana. Ini adalah contoh penalaran deduktif yang valid. Di sisi lain, inilah
contoh penalaran induktif: Kebanyakan pria dengan tangan kanan. John adalah
seorang pria. Karena itu, John harus dengan tangan kanan. Kekuatan argumen
induktif ini bergantung pada persentase orang kidal dalam populasi.
Bagaimanapun, kesimpulannya mungkin berakhir tidak valid karena penalaran
induktif tidak menjamin validitas kesimpulan.

5
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk
menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada
beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar yang
disebut premis. Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan atau proses berfikir yang menghubung-hubungka fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang bersifat khusus yang sudah diketahui menuju kesimpulan
yang bersifat umum (general).
Penalaran deduktif adalah proses penalaran atau proses berfikir dari hal-
hal yang bersifat umum (general) yang kemudian dibuktikan kebenarannya
dengan menggunakan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang bersifat khusus.
Proses penalaran induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan
penting dalam mempelajari matematika.

2. Saran
Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat
memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak terdapat
kekurangan, kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan
saran dari pembaca sekalian yang sifatnya membangun, demi menuju
kesempurnaan makalah-makalah kami yang akan datang. Atas kritik dan saran
saudara kami ucapkan terimakasih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Endang setyo winarni, M.Pd MATEMATIKA UNTUK PGSD, Rosda,


Bandung.2012.
wahyudi..PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF.Jakarta.2014
Abdul Halim Fathani, MATEMATIKA: Hakikat Dan Logika, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.2009.
http://raodhotulm.blogspot.com/2014/04/logika-dan-penalaran.
inge,gunawan. 2016. induksi matematika,jakarta.

Anda mungkin juga menyukai