Anda di halaman 1dari 18

i

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
LEMBAR PENYERAHAN ........................................................................................v
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................... vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Tinjauan Umum Pengawasan ........................................................................ 3
B. Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual .................................................. 4
B. Pelaksanaan Pengawasan ............................................................................. 6
C. Strategi Pengawasan...................................................................................... 7
D. Pengawasan Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual ................ 7
E. Sistem Pengawasan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual ..................... 8
BAB III .................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

iv
LEMBAR PENYERAHAN

Judul Karya Tulis : Sistem Pengawasan di Pelabuhan Perikanan


Nusantara Tual

Nama Penulis : Riyan Maulana, S.Pi

NIP : 19920424 201503 1 001

Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIa

Jabatan : Pengawas Perikanan Tingkat Ahli Pertama

Unit Kerja : Stasiun Pengawasan SDKP Tual

Karya tulis/makalah ini telah diserahkan kepada petuas perpustakaan pada


Perpustakaan Politeknik Perikanan Negeri Tual.

Tanggal :

Tempat : Politeknik Perikanan Negeri Tual

Karya tulis/makalah ini agar dapat didokumentasikan dan dijadikan sebagai bagian
dari koleksi Perpustakaan serta dapat dibaca secara umum oleh pengunjung
perpustakaan.

Yang Menyerahkan, Yang Menerima,


Pengawas Perikanan Petugas Perpustakaan

Riyan Maulana, S.Pi ........................................


NIP. 19920424 201503 1 001

v
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 24 April 1992.


Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, dari
pasangan Hasan Bisri dan Iyung Rumaisah. Penulis
mengawali pendidikan di SDN Kebon Baru 6 tahun 1998-
2004. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Cirebon pada
tahun 2004-2007 dan SMA Negeri 4 Cirebon pada tahun
2007-2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor dan memilih Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan melalui jalur Ujian
Talenta Mandiri (UTM). Selama mengikuti perkuliahan,
penulis aktif sebagai Kadep Ikatan Kekeluargaan Cirebon (IKC) periode
2011/2012, Bina Desa FPIK periode 2011/2012, Kadiv Riset dan Keilmuan
HIMAKUA periode 2012/2013. Selain itu penulis juga aktif sebagai asisten
praktikum mata kuliah Oseanografi Umum 2012/2013 dan 2013/2014, asisten
praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air tahun 2012 dan 2014, asisten praktikum
mata kuliah Biologi Laut tahun 2014, asisten praktikum mata kuliah Prinsip
Bioteknologi Akuakultur 2013/2014, asisten praktikum mata kuliah Engineering
Akuakultur tahun 2014, asisten praktikum mata kuliah Ikan Hias dan Akuaskap
tahun 2014. Penulis juga aktif mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI). Penulis
juga merupakan penerima Beasiswa Bidik Misi dari Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI). Pada tahun 2015
penulis diterima menjadi Apartur Sipil Negara di Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Pendidikan dan Pelatihan yang pernah penulis ikuti diantaranya
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Ditjen PSDKP Kementerian Kelautan
dan Perikanan di Pusdikpol Air, Diklat Pendidikan dan Prajabatan tahun 2016 di
Balai Diklat Aparatur Sukamandi Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan yang
terakhir Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Perikanan Bidang Penaatan
Perundang-Undangan Kelautan dan Perikanan di Balai Diklat Aparatur Sukamandi
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penulis juga pernah menjadi salah satu
perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengikuti English
Language Training di The University of Queensland, Brisbane, Australia selama 3
bulan pada tahun 2017 bekerja sama dengan Department Immigration and Border
Protection (DIBP) Australia.

vi
SISTEM PENGAWASAN PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN
NUSANTARA TUAL

Oleh:
Riyan Maulana, S.Pi / 19920424 201503 1 001
Pengawas Perikanan Tingkat Ahli Pertama

Alamat korespondensi : riyan.maulana@kkp.go.id

ABSTRAK

Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” merupakan pengamatan dan pengumpulan


data, fakta dan informasi tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan
ada analisa dan perencanaan dapat langsung dan tidak langsung. Pengawasan
sebagai suatu “pengendalian” merupakan pencegahan awal , dapat dengan
proses perijinan, verifikasi/pemeriksaan, pengaturan larangan-larangan dan
sosialisasi. Pengawasan sebagai suatu “tindakan” merupakan penanganan,
pemberian sanksi atas pelanggaran dengan maksud menimbulkan efek jera
/menciptakan kehendak menaati aturan. Sistem pengawasan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Tual selaku Unit
Pelaksana Teknis bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan da Perikanan yang
dilaksanakan dengan sistem Monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance (S)
atau MCS, hal ini dituangkan dalam SOP (Standard Operating Procedure) yang
dikeluarkan oleh Ditjen P2SDKP serta mengacu pada SK. Dirjen P2SDKP No.
19/DJ-P2SDKP/2008 sebagai Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal
Perikanan sebagai acuan Pengawas Perikanan dalam melaksanakan
pengawasan sumberdaya perikanan sehingga ada satu kesepahaman dalam
melaksanakan pengawasan.

Keywords: Pengawasan, Pengawas Perikanan, PPN Tual, Pangkalan PSDKP


Tual

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumberdaya ikan merupakan bagian dari kekayaan alam sesuai
“pasal 33 (3) UUD 1945” Jika dikelola dengan baik merupakan Sumber
Ekonomi Potensial. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya “dikuasai” oleh “Negara” dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Apa makna/arti “dikuasai” oleh “Negara”?
Negara/Pemerintah mengatur pemanfaatannya (SDI) atau Penggunaannya.
Dalam UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dalam UU
No. 45 tahun 2009 Tentang Perikanan, Secara garis besar Pengelolaan
Perikanan adalah “semua upaya” termasuk proses yang terintegrasi dalam (a).
pengumpulan informasi, analisis dan perencanaan (b). konsultasi dan
keputusan alokasi Sumberdaya Ikan (c). implementasi peraturan, perundang-
undangan (d). Penegakan hukum. Dengan tujuan tercipta kelangsungan
Produktivitas serta KelestarianSumberdaya Ikan.
Berdasarkan pemahaman pengelolaan perikanan dapat diperoleh
muatan sebagai berikut : (1). Ada pengumpulan data dan informasi yang
dianalisis (2). Ada suatu perencanaan berdasarkan analisa data dan informasi.
(3). Ada penetapan alokasi sumber berdasarkan data dan informasi. (4). Ada
kebijakan sebagai suatu keputusan berdasarkan : (a). Data dan informasi (b).
Perencanaan (c). Alokasi (d). Konsultasi (5). Ada pengaturan dan penetapan
terhadap “pemanfaatan sumber” dan kelestarian lingkungannya (6). Ada
pengawasan dan penegakan hukum (7). Ada pertimbangan “bisnis perikanan”.
Dari pemahaman pengelolaan perikanan dapat diketahui bahwa
pengawasan perikanan merupakan bagian dari pengelolaan perikanan atau
lahirnya pengawasan perikanan bersumber dari dan ditujukan pada
pengelolaan perikanan dalam UU No. 31 Tahun 2004. Dengan demikian
pengawasan dilakukan dengan tujuan agar “maksud dan tujuan” suatu
pengaturan dapat dicapai. Jika demikian setiap pengaturan haruslah jelas
maksud dan tujuannya, yaitu tertib, adil, objektif dan untuk kepentingan orang
banyak. Berdasarkan pengertian perikanan, pengawasan dapat
memberikanan makna 3 hal : (1). Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” (2).

1
Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” (3). Pengawasan sebagai suatu
“tindakan.
Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” merupakan pengamatan dan
pengumpulan data, fakta dan informasi tentang pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ada analisa dan perencanaan dapat langsung dan tidak
langsung. Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” merupakan
pencegahan awal , dapat dengan proses perijinan, verifikasi/pemeriksaan,
pengaturan larangan-larangan dan sosialisasi. Pengawasan sebagai suatu
“tindakan” merupakan penanganan, pemberian sanksi atas pelanggaran
dengan maksud menimbulkan efek jera /menciptakan kehendak menaati
aturan.
Pengawasan perikanan sangatlah perlu dilakukan agar pengelolaan
perikanan bisa dilaksanakan secara tertib berdasarkan peraturan perundang-
undangan di bidang perikanan dalam upaya menjamin sumberdaya tersebut
dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan ekonomi.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas dan untuk memudahkan menganalisis
masalah, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pelaksanaan pengawasan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual?
2. Bagaimanakah strategi pengawasan yang dilaksanakan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan dan sistem pengawasan perikanan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual dalam upaya pengelolaan perikanan tangkap yang optimal.

D. Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah dan seluruh aparat yang terlibat dalam pelaksanaan pengawasan
pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah Kota Tual dan
Kabupaten Maluku Tenggara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Pengawasan


Menurut UU Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dalam UU
Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan pasal 66 ayat (2), pengawas bertugas
mengawasi tertib peraturan perundang-undangan di bidang perikanan. Makna dari
tugas pengawasan menunjukkan :
1. Obyek pengawasan : peraturan perundang-undangan di bidang perikanan
(tidak boleh di luar perikanan);
2. Dalam hal apa : ketaatan/kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan;
3. Yang dilakukan : kegiatan data dan informasi, pengendalian dan
penindakan (hal ini wajib dilaksanakan pengawas).
Agar pengawas dapat melaksanakan tugasnya, maka harus diberi kewenangan
untuk melakukan :
a. Kegiatan pengumpulan data dan informasi;
b. Pengendalian;
c. Penindakan.
Selanjutnya dalam UU Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dalam UU Nomor 45 Tahun 2009 Pasal 66 ayat 3 Pengawas terdiri : Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Perikanan dan PNS Perikanan non penyidik. PERMEN No.
03 tahun 2007 menegaskan pengawas harus diangkat oleh menteri atau pejabat
yang ditunjuk Syarat untuk dapat diangkat atau ditunjuk harus PNS Perikanan.
Ruang Lingkup Pengawasan, dilihat dari aspek tugas dibidang perikanan, maka
ruang lingkup pengawasan seluruh peraturan perundang-undangan bidang
perikanan antara lain :
1. Pelaksanaan peraturan tentang penangkapan ikan;
2. Pelaksanaan peraturan tentang pembudidayaan ikan;
3. Pelaksanaan peraturan tentang pengolahan ikan;
4. Pelaksanaan peraturan tentang pengangkutan ikan;
5. Pelaksanaan peraturan tentang pemasaran ikan;
6. Pelaksanaan peraturan tentang penelitian ikan;
7. Dan lain-lain di bidang perikanan.

3
Berdasarkan penjelasan UU Nomor 31 pasal 66 (1), Pengawas Perikanan antara
lain :
1. Pengawas Penangkapan;
2. Pengawas Pembenihan;
3. Pengawas Budidaya;
4. Pengawas Hama dan Penyakit Ikan;
5. Pengawas Mutu;
6. Pengawas Lain-lain di Bidang Perikanan.
Apa Saja Obyek Pengawasan? a. Setiap “orang” yang mempunyai kegiatan di
bidang perikanan (subyek hukum) b. Setiap “benda” yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan di bidang perikanan. Setiap orang adalah orang sebagai
pribadi atau orang sebagai badan hukum Setiap benda adalah benda
bergerak/tidak bergerak, benda berwujud/tidak berwujud. Pengawasan dilakukan
di tempat mana objek berada, antara lain:
1. Laut, sungai, waduk dan rawa;
2. Lahan pembudidayaan ikan, tempat pembenihan ikan;
3. Unit pengolahan ikan;
4. Pelabuhan, bandar udara;
5. Di atas kapal;
6. Di WPP RI;
7. Pelabuhan Tangkahan.

B. Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual


Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual adalah Unit Pelaksana
Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan dibidang prasarana
pelabuhan perikanan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. Pelabuhan Perikanan Nusantara
Tual dibangun sejak tahun 1999 dibawah Departemen Pertanian dan
diawali dengan survey oleh tim konsultan dari Jakarta dibawah
pengawasan Dinas Perikanan Provinsi Maluku, dan resmi mulai beroperasi
pada tahun 2000. Luas wilayah daratan Pelabuhan sebelumnya 6,117 Ha
dilengkapi dengan fasilitas dermaga jetty sepanjang 160 m x 6 m dengan
dilengkapi fasilitas seperti : gedung kantor administrasi, balai pertemuan,
tempat perbaikan jaring, tempat pelelangan ikan, mes karyawan, lampu
navigasi, bak penampungan air bersih, tangki timbul BBM, pos dermaga,
pos. Operasional PPN Tual pada awalnya dibawah kendali Pemda

4
Provinsi Maluku dengan menugaskan staf dari dinas perikanan Kabupaten
Maluku Tenggara. Pada awalnya jalan akses masuk ke pelabuhan berada
diantara perumahan penduduk namun dalam perkembangannya Kepala
Pelabuhan Perikanan pertama membuka jalan akses setapak dari depan
pelabuhan dan dilanjutkan pengerasan oleh Pemerintah Daerah saat itu
(Kabupaten Maluku Tenggara), Dalam perkembangan PPN Tual masuk
dalam wilayah administratif Kota Tual sejak pemekaran wilayah dan
pemerintahan dari Kabupaten Maluku Tenggara. Pada era 2000 sampai
dengan 2006 PPN Tual dikenal sebagai tempat pangkalan bagi kapal
perikanan asing, sehingga produksi pendaratan ikan pada saat itu relatif
sangat besar dibandingkan dengan produksi ikan di pelabuhan lain di
Indonesia.

Gambar 1. Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual diambil dari Google Earth
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Th. 2004 fungsi Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual adalah sebagai sarana penunjang kegiatan
perikanan, selanjutnya dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. PER.06/MEN/2007 disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sebagai
berikut:
1. Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan
pengawasan dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan
prasarana pelabuhan perikanan;
2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di
pelabuhan perikanan;
3. Pelayanan jasa dan fasilitasi usaha perikanan;

5
4. Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan
masyarakat perikanan;
5. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk
peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;
6. Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan
pemasaran hasil perikanan di wilayahnya;
7. Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata
bahari;
8. Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber daya ikan, dan
penanganan, pengolahan, pemasaran, erta pengendalian mutu
hasil perikanan;
9. Pelaksanaan pengumpulan,pengolahan,dan penyajian data
perikanan serta pengelolaan sistem informasi;
10. Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan
kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

B. Pelaksanaan Pengawasan
Berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization), pengawasan
dilaksanakan dengan sistem monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance
(S) yang dikenal dengan MCS. Monitoring (Pemantauan) Setiap pengawas
wajib melakukan pengamatan/pemantauan, pengumpulan data, fakta dan
infomasi untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakan perangkat teknis
dan peraturan. Konsekuensinya : Setiap pengawas harus memahami teknis
dan peraturan. Monitoring dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat. Adapun
manfaat monitoring adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan;
2. Sebagai dasar tindak lanjut;
3. Sebagai bahan perencanaan;
4. Sebagai bahan laporan;
5. Sebagai bahan memberikan usulan.
Controlling/Pengendalian Setiap pengawas wajib melakukan pengendalian
sebelum terjadi pelanggaran. Pengendalian merupakan tindakan pencegahan
dan sebagai hal utama dalam kegiatan pengawasan
Pengendalian dilakukan melalui :
 Pengaturan, pembuatan juknis, pemberitahuan/pengumuman;

6
 Sosialisasi, penyuluhan;
 Pembuatan perangkat pencegahan seperti Surat Laik Operasi dan
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kapal;
 Pemeriksaan/Verifikasi dokumen
Surveillance/Operasi Lapangan Pengawasan dalam bentuk operasional
yang diikuti penindakan atau pengenaan sanksi pelanggaran. Surveillance
dilakukan sebagai kegiatan pengawasan untuk meyakinkan adanya/ tingkat
pelanggaran. Tindakan surveillance merupakan kegiatan terakhir yang
membutuhkan biaya dan tenaga. Surveillance dapat menggunakan kapal
pengawas atau kapal patroli.

C. Strategi Pengawasan

Pengawasan perikanan dilakukan bermula di darat dan berakhir di darat,


dilaksanakan dengan :
1. Preventif : Pencegahan, offensif sebelum terjadi pelanggaran.
2. Persuasif: Pembinaan terhadap pelaku usaha /kegiatan perikanan untuk
meningkatkan kesadaran/ketaatan hukum.
3. Responsif : Reaksi cepat melakukan penindakan dan penanganan
terhadap pelanggaran (penyidikan).
Pengawasan mengutamakan pengendalian dalam bentuk Preventif dan
Persuasif, semakin tinggi kesadaran hukum dan ketaatan hukum maka
penindakan/responsif akan menurun, sehingga terjadi penurunan biaya
pengawasan. Penindakan/responsif merupakan upaya terakhir dalam
pengawasan.

D. Pengawasan Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual


Pengawasan Perikanan di PPN Tual dilakukan oleh Pangkalan
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tual yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis di bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan setingkat Eselon III yang berada di Bawah Direktorat Jenderal
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Pangkalan PSDKP
Tual menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan dan
evaluasi, serta laporan;

7
2. Pelaksanaan operasional pengawasan pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan;
3. Pelaksanaan bimbingan kepada Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS);
4. Pelaksanaan penyiapan logistik dan pemeliharaan Kapal Pengawas
Perikanan;
5. Pelaksanaan penanganan pelanggaran pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan;
6. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pengawasan; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

E. Sistem Pengawasan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual


Berdasarkan FAO, maka sistem pengawasan dilaksanakan dengan sistem
Monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance (S) atau MCS, hal ini
dituangkan dalam SOP (Standard Operating Procedure) yang dikeluarkan oleh
Ditjen P2SDKP serta mengacu pada SK. Dirjen P2SDKP No. 19/DJ-
P2SDKP/2008 sebagai Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal
Perikanan sebagai acuan Pengawas Perikanan dalam melaksanakan
pengawasan sumberdaya perikanan sehingga ada satu kesepahaman dalam
melaksanakan pengawasan. Obyek pengawasan yang dilaksanakan dalam
lingkup Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual adalah:
 Dokumen perizinan kapal perikanan;
 Fisik kapal perikanan;
 Alat penangkapan ikan dan Alat bantu penangkapan ikan
 Ikan hasil tangkapan dan ikan yang diangkut;
 Daerah penangkapan ( verifikasi dokumen dan analisa tracking VMS);
 Pelabuhan pangkalan, pelabuhan muat singgah (ketaatan
berpangkalan);
 Awak kapal (ABK baik domestik maupun asing).
1. Monitoring / Pemantauan
Pengawas perikanan wajib melakukan pengamatan / pemantauan,
pengumpulan data, fakta dan infomasi terhadap semua kegiatan
perikanan, meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai
dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang

8
dilakukan dalam satu kesatuan bisnis perikanan. Selanjutnya hasilnya
dianalisa dengan menggunakan perangkat teknis dan peraturan, untuk itu
setiap pengawas telah diupayakan untuk dapat memahami teknis dan
peraturan. Selanjutnya hasil monitoring akan dijadikan sebagai : bahan
pertimbangan, sebagai dasar tindak lanjut, bahan laporan dan bahan
memberikan usulan. Monitoring juga dilakukan dengan alat pemantau
kapal / Vessel Monitoring System (VMS). Sejak tahun 2015 hingga 2017 ini
tingkat ketaatan penggunaan VMS masih terus dimonitor dan
disosialisasikan kepada setiap kapal perikanan dengan kewajiban menurut
kapasitas / GT kapal. Penerapannya berpedoman pada peraturan Menteri
Kelautan dan Perikaan Nomor 42 tahun 2015 tentang Sistem Pemantauan
Kapal Perikanan.
2. Controlling / Pengendalian
Faktor pengendalian juga telah dilaksanakan dengan menugaskan setiap
pengawas untuk wajib melakukan pengendalian sebelum terjadi
pelanggaran. Pengendalian dilakukan melalui :
 Pengaturan, pembuatan juknis, pemberitahuan / pengumuman (
bahan publikasi ; poster, leaflet );
 Sosialisasi, penyuluhan;
 Pembuatan perangkat pencegahan seperti SLO/HPK;
 Pengendalian melalui daftar ID transmitter ( masa berlaku ID );
 Pemberitahuan kepada pemilik kapal pada saat SIPI/SIKPI 2 bulan
menjelang habis masa berlakunya.
Diharapkan dengan pengendalian yang baik dapat menjadi tindakan
pencegahan dan sebagai hal yang diutamakan dalam kegiatan
pengawasan. Pelaksanaan di lapangan adalah pengendalian dilakukan
dengan instrumen Surat Laik Operasi dan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Kapal bagi kapal perikanan yang akan dan telah melakukan kegiatan
perikanan. Penerapannya berpedoman pada peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 01 Tahun 2017 Tentang Surat Laik Operasi.
3. Surveillance / Pengawasan melalui operasi lapangan
Pengawasan dalam bentuk operasional yang diikuti penindakan atau
pengenaan sanksi pelanggaran juga dilaksanakan, surveillance dilakukan
sebagai kegiatan pengawasan untuk meyakinkan adanya/ tingkat
pelanggaran. Tindakan surveillance merupakan kegiatan yang

9
membutuhkan anggaran dan tenaga SDM. Kegiatan ini pada Pangkalan
PSDKP Tual dilakukan dengan operasi Speedboat Pengawas dan Operasi
Kapal Pengawas dengan didukung dua unit kapal pengawas , yaitu KP. Hiu
Macan 006 dan KP. Hiu 14 dengan alokasi anggaran bersumber dari DIPA
Pangkalan PSDKP Tual. Prinsip pengawasan sampai saat ini tetap
mengutamakan pengendalian dalam bentuk Preventif dan Persuasif,
semakin tinggi kesadaran hukum dan ketaatan hukum maka
penindakan/responsif akan menurun, sehingga diharapkan terjadi
penurunan biaya pengawasan. Penindakan/responsif merupakan upaya
terakhir dalam pengawasan.
Seiring dengan makin berkembangnya kapasitas lembaga pengawasan
serta dikeluarkannya kebijakan dan aturan baru di bidang Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, maka ruang lingkup pengawasan
juga semakin berkembang. Diantaranya adalah pengawasan pada industri
pengolahan ikan, budidaya serta pemantauan terhadap hasil tangkapan
ikan terhadap kemungkinan digunakannya bahan-bahan berbahaya ;
formalin dan bahan kimia lainnya yang termasuk juga dalam lingkup yang
harus di tegakkan pengawasannya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem pengawasan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual dilaksanakan
dengan sistem Monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance (S).
2. Pengawasan perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Tual sebagai Unit Pelaksana Teknis
Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

B. Saran
1. Perlu diadakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah Kota
Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara terkait pelaksanaan pengawasan
perikanan, agar masyarakat paham dan turut serta dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan;
2. Kelompok-kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) yang telah
ada di daerah ini perlu diberdayakan sehingga tugas dan fungsinya dapat
berjalan dengan baik sebagai lini terdepan dalam upaya pengawasan
terhadap sumber daya perikanan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rachman, Arifin. 2001. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan,


CV. Haji Mas Agung. Jakarta.

Soekanto, S. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. PT


RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.

Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,


Jakarta

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dalam Undang


– undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan

12
13

Anda mungkin juga menyukai