DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
LEMBAR PENYERAHAN ........................................................................................v
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................... vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Tinjauan Umum Pengawasan ........................................................................ 3
B. Profil Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual .................................................. 4
B. Pelaksanaan Pengawasan ............................................................................. 6
C. Strategi Pengawasan...................................................................................... 7
D. Pengawasan Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual ................ 7
E. Sistem Pengawasan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual ..................... 8
BAB III .................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
iv
LEMBAR PENYERAHAN
Tanggal :
Karya tulis/makalah ini agar dapat didokumentasikan dan dijadikan sebagai bagian
dari koleksi Perpustakaan serta dapat dibaca secara umum oleh pengunjung
perpustakaan.
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
vi
SISTEM PENGAWASAN PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN
NUSANTARA TUAL
Oleh:
Riyan Maulana, S.Pi / 19920424 201503 1 001
Pengawas Perikanan Tingkat Ahli Pertama
ABSTRAK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya ikan merupakan bagian dari kekayaan alam sesuai
“pasal 33 (3) UUD 1945” Jika dikelola dengan baik merupakan Sumber
Ekonomi Potensial. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya “dikuasai” oleh “Negara” dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Apa makna/arti “dikuasai” oleh “Negara”?
Negara/Pemerintah mengatur pemanfaatannya (SDI) atau Penggunaannya.
Dalam UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dalam UU
No. 45 tahun 2009 Tentang Perikanan, Secara garis besar Pengelolaan
Perikanan adalah “semua upaya” termasuk proses yang terintegrasi dalam (a).
pengumpulan informasi, analisis dan perencanaan (b). konsultasi dan
keputusan alokasi Sumberdaya Ikan (c). implementasi peraturan, perundang-
undangan (d). Penegakan hukum. Dengan tujuan tercipta kelangsungan
Produktivitas serta KelestarianSumberdaya Ikan.
Berdasarkan pemahaman pengelolaan perikanan dapat diperoleh
muatan sebagai berikut : (1). Ada pengumpulan data dan informasi yang
dianalisis (2). Ada suatu perencanaan berdasarkan analisa data dan informasi.
(3). Ada penetapan alokasi sumber berdasarkan data dan informasi. (4). Ada
kebijakan sebagai suatu keputusan berdasarkan : (a). Data dan informasi (b).
Perencanaan (c). Alokasi (d). Konsultasi (5). Ada pengaturan dan penetapan
terhadap “pemanfaatan sumber” dan kelestarian lingkungannya (6). Ada
pengawasan dan penegakan hukum (7). Ada pertimbangan “bisnis perikanan”.
Dari pemahaman pengelolaan perikanan dapat diketahui bahwa
pengawasan perikanan merupakan bagian dari pengelolaan perikanan atau
lahirnya pengawasan perikanan bersumber dari dan ditujukan pada
pengelolaan perikanan dalam UU No. 31 Tahun 2004. Dengan demikian
pengawasan dilakukan dengan tujuan agar “maksud dan tujuan” suatu
pengaturan dapat dicapai. Jika demikian setiap pengaturan haruslah jelas
maksud dan tujuannya, yaitu tertib, adil, objektif dan untuk kepentingan orang
banyak. Berdasarkan pengertian perikanan, pengawasan dapat
memberikanan makna 3 hal : (1). Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” (2).
1
Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” (3). Pengawasan sebagai suatu
“tindakan.
Pengawasan sebagai suatu “kegiatan” merupakan pengamatan dan
pengumpulan data, fakta dan informasi tentang pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ada analisa dan perencanaan dapat langsung dan tidak
langsung. Pengawasan sebagai suatu “pengendalian” merupakan
pencegahan awal , dapat dengan proses perijinan, verifikasi/pemeriksaan,
pengaturan larangan-larangan dan sosialisasi. Pengawasan sebagai suatu
“tindakan” merupakan penanganan, pemberian sanksi atas pelanggaran
dengan maksud menimbulkan efek jera /menciptakan kehendak menaati
aturan.
Pengawasan perikanan sangatlah perlu dilakukan agar pengelolaan
perikanan bisa dilaksanakan secara tertib berdasarkan peraturan perundang-
undangan di bidang perikanan dalam upaya menjamin sumberdaya tersebut
dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan ekonomi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas dan untuk memudahkan menganalisis
masalah, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pelaksanaan pengawasan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual?
2. Bagaimanakah strategi pengawasan yang dilaksanakan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan dan sistem pengawasan perikanan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Tual dalam upaya pengelolaan perikanan tangkap yang optimal.
D. Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah dan seluruh aparat yang terlibat dalam pelaksanaan pengawasan
pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah Kota Tual dan
Kabupaten Maluku Tenggara
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan penjelasan UU Nomor 31 pasal 66 (1), Pengawas Perikanan antara
lain :
1. Pengawas Penangkapan;
2. Pengawas Pembenihan;
3. Pengawas Budidaya;
4. Pengawas Hama dan Penyakit Ikan;
5. Pengawas Mutu;
6. Pengawas Lain-lain di Bidang Perikanan.
Apa Saja Obyek Pengawasan? a. Setiap “orang” yang mempunyai kegiatan di
bidang perikanan (subyek hukum) b. Setiap “benda” yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan di bidang perikanan. Setiap orang adalah orang sebagai
pribadi atau orang sebagai badan hukum Setiap benda adalah benda
bergerak/tidak bergerak, benda berwujud/tidak berwujud. Pengawasan dilakukan
di tempat mana objek berada, antara lain:
1. Laut, sungai, waduk dan rawa;
2. Lahan pembudidayaan ikan, tempat pembenihan ikan;
3. Unit pengolahan ikan;
4. Pelabuhan, bandar udara;
5. Di atas kapal;
6. Di WPP RI;
7. Pelabuhan Tangkahan.
4
Provinsi Maluku dengan menugaskan staf dari dinas perikanan Kabupaten
Maluku Tenggara. Pada awalnya jalan akses masuk ke pelabuhan berada
diantara perumahan penduduk namun dalam perkembangannya Kepala
Pelabuhan Perikanan pertama membuka jalan akses setapak dari depan
pelabuhan dan dilanjutkan pengerasan oleh Pemerintah Daerah saat itu
(Kabupaten Maluku Tenggara), Dalam perkembangan PPN Tual masuk
dalam wilayah administratif Kota Tual sejak pemekaran wilayah dan
pemerintahan dari Kabupaten Maluku Tenggara. Pada era 2000 sampai
dengan 2006 PPN Tual dikenal sebagai tempat pangkalan bagi kapal
perikanan asing, sehingga produksi pendaratan ikan pada saat itu relatif
sangat besar dibandingkan dengan produksi ikan di pelabuhan lain di
Indonesia.
Gambar 1. Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual diambil dari Google Earth
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Th. 2004 fungsi Pelabuhan
Perikanan Nusantara Tual adalah sebagai sarana penunjang kegiatan
perikanan, selanjutnya dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. PER.06/MEN/2007 disebutkan fungsi pelabuhan perikanan sebagai
berikut:
1. Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan
pengawasan dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan
prasarana pelabuhan perikanan;
2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di
pelabuhan perikanan;
3. Pelayanan jasa dan fasilitasi usaha perikanan;
5
4. Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan
masyarakat perikanan;
5. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk
peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;
6. Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi, dan
pemasaran hasil perikanan di wilayahnya;
7. Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata
bahari;
8. Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumber daya ikan, dan
penanganan, pengolahan, pemasaran, erta pengendalian mutu
hasil perikanan;
9. Pelaksanaan pengumpulan,pengolahan,dan penyajian data
perikanan serta pengelolaan sistem informasi;
10. Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan
kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
B. Pelaksanaan Pengawasan
Berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization), pengawasan
dilaksanakan dengan sistem monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance
(S) yang dikenal dengan MCS. Monitoring (Pemantauan) Setiap pengawas
wajib melakukan pengamatan/pemantauan, pengumpulan data, fakta dan
infomasi untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakan perangkat teknis
dan peraturan. Konsekuensinya : Setiap pengawas harus memahami teknis
dan peraturan. Monitoring dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat. Adapun
manfaat monitoring adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan;
2. Sebagai dasar tindak lanjut;
3. Sebagai bahan perencanaan;
4. Sebagai bahan laporan;
5. Sebagai bahan memberikan usulan.
Controlling/Pengendalian Setiap pengawas wajib melakukan pengendalian
sebelum terjadi pelanggaran. Pengendalian merupakan tindakan pencegahan
dan sebagai hal utama dalam kegiatan pengawasan
Pengendalian dilakukan melalui :
Pengaturan, pembuatan juknis, pemberitahuan/pengumuman;
6
Sosialisasi, penyuluhan;
Pembuatan perangkat pencegahan seperti Surat Laik Operasi dan
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kapal;
Pemeriksaan/Verifikasi dokumen
Surveillance/Operasi Lapangan Pengawasan dalam bentuk operasional
yang diikuti penindakan atau pengenaan sanksi pelanggaran. Surveillance
dilakukan sebagai kegiatan pengawasan untuk meyakinkan adanya/ tingkat
pelanggaran. Tindakan surveillance merupakan kegiatan terakhir yang
membutuhkan biaya dan tenaga. Surveillance dapat menggunakan kapal
pengawas atau kapal patroli.
C. Strategi Pengawasan
7
2. Pelaksanaan operasional pengawasan pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan;
3. Pelaksanaan bimbingan kepada Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS);
4. Pelaksanaan penyiapan logistik dan pemeliharaan Kapal Pengawas
Perikanan;
5. Pelaksanaan penanganan pelanggaran pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan;
6. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pengawasan; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
8
dilakukan dalam satu kesatuan bisnis perikanan. Selanjutnya hasilnya
dianalisa dengan menggunakan perangkat teknis dan peraturan, untuk itu
setiap pengawas telah diupayakan untuk dapat memahami teknis dan
peraturan. Selanjutnya hasil monitoring akan dijadikan sebagai : bahan
pertimbangan, sebagai dasar tindak lanjut, bahan laporan dan bahan
memberikan usulan. Monitoring juga dilakukan dengan alat pemantau
kapal / Vessel Monitoring System (VMS). Sejak tahun 2015 hingga 2017 ini
tingkat ketaatan penggunaan VMS masih terus dimonitor dan
disosialisasikan kepada setiap kapal perikanan dengan kewajiban menurut
kapasitas / GT kapal. Penerapannya berpedoman pada peraturan Menteri
Kelautan dan Perikaan Nomor 42 tahun 2015 tentang Sistem Pemantauan
Kapal Perikanan.
2. Controlling / Pengendalian
Faktor pengendalian juga telah dilaksanakan dengan menugaskan setiap
pengawas untuk wajib melakukan pengendalian sebelum terjadi
pelanggaran. Pengendalian dilakukan melalui :
Pengaturan, pembuatan juknis, pemberitahuan / pengumuman (
bahan publikasi ; poster, leaflet );
Sosialisasi, penyuluhan;
Pembuatan perangkat pencegahan seperti SLO/HPK;
Pengendalian melalui daftar ID transmitter ( masa berlaku ID );
Pemberitahuan kepada pemilik kapal pada saat SIPI/SIKPI 2 bulan
menjelang habis masa berlakunya.
Diharapkan dengan pengendalian yang baik dapat menjadi tindakan
pencegahan dan sebagai hal yang diutamakan dalam kegiatan
pengawasan. Pelaksanaan di lapangan adalah pengendalian dilakukan
dengan instrumen Surat Laik Operasi dan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Kapal bagi kapal perikanan yang akan dan telah melakukan kegiatan
perikanan. Penerapannya berpedoman pada peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 01 Tahun 2017 Tentang Surat Laik Operasi.
3. Surveillance / Pengawasan melalui operasi lapangan
Pengawasan dalam bentuk operasional yang diikuti penindakan atau
pengenaan sanksi pelanggaran juga dilaksanakan, surveillance dilakukan
sebagai kegiatan pengawasan untuk meyakinkan adanya/ tingkat
pelanggaran. Tindakan surveillance merupakan kegiatan yang
9
membutuhkan anggaran dan tenaga SDM. Kegiatan ini pada Pangkalan
PSDKP Tual dilakukan dengan operasi Speedboat Pengawas dan Operasi
Kapal Pengawas dengan didukung dua unit kapal pengawas , yaitu KP. Hiu
Macan 006 dan KP. Hiu 14 dengan alokasi anggaran bersumber dari DIPA
Pangkalan PSDKP Tual. Prinsip pengawasan sampai saat ini tetap
mengutamakan pengendalian dalam bentuk Preventif dan Persuasif,
semakin tinggi kesadaran hukum dan ketaatan hukum maka
penindakan/responsif akan menurun, sehingga diharapkan terjadi
penurunan biaya pengawasan. Penindakan/responsif merupakan upaya
terakhir dalam pengawasan.
Seiring dengan makin berkembangnya kapasitas lembaga pengawasan
serta dikeluarkannya kebijakan dan aturan baru di bidang Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, maka ruang lingkup pengawasan
juga semakin berkembang. Diantaranya adalah pengawasan pada industri
pengolahan ikan, budidaya serta pemantauan terhadap hasil tangkapan
ikan terhadap kemungkinan digunakannya bahan-bahan berbahaya ;
formalin dan bahan kimia lainnya yang termasuk juga dalam lingkup yang
harus di tegakkan pengawasannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pengawasan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual dilaksanakan
dengan sistem Monitoring (M), Controlling (C) dan Surveillance (S).
2. Pengawasan perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual
dilaksanakan oleh Pangkalan PSDKP Tual sebagai Unit Pelaksana Teknis
Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
B. Saran
1. Perlu diadakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah Kota
Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara terkait pelaksanaan pengawasan
perikanan, agar masyarakat paham dan turut serta dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan;
2. Kelompok-kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) yang telah
ada di daerah ini perlu diberdayakan sehingga tugas dan fungsinya dapat
berjalan dengan baik sebagai lini terdepan dalam upaya pengawasan
terhadap sumber daya perikanan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13