Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOKOMOTOR MENGGUNAKAN

METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA


KELAS III C SDN KRIAN 3
KABUPATEN SIDOARJO

Ikee Proklamasi Agustini


Agus Tomi
I Nengah Sudjana

Universitas Negeri Malang (UM)


Jl. Semarang No. 5 Malang.
E-mail: ikeproklamasi@gmail.com

Abstract: Based on preliminary observation during Physical Education class in class III C
SDN Krian 3 Sidoarjo regency, it is found a problem that the Physical Education learning
process had obstacle in terms of teaching and learning due to insufficient facility posessed
by the school. There are 20 students (47.62%) from 42 students (100%) who had problem
in following learning process because they felt bored in Physical Education class, therefore
students suffered from obstacles in improving their basic movement skill. The aim of
conducting this study is to solve the problems by implemeting learning methods interesting
students which is by using games methods. This study is a classroom action research
which gives solution to the problems during learning process and improves learning quality
in order to achieve learning goals.

Keywords: Locomotor basic movement, games methods, Physical Education

Abstrak: Berdasarkan observasi awal saat pembelajaran pendidikan jasmani sedang


berlangsung di kelas III C SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo ditemukan masalah bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani mengalami kendala dalam proses belajar mengajar
diakibatkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah kurang memadai. Terdapat 20
siswa (47,62%) dari 42 siswa (100%) memiliki masalah dalam mengikuti proses
pembelajaran karena mengaku bosan terhadap pelajaran pendidikan jasmani sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterampilan gerak dasarnya.Tujuan dari
diadakannya penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah tersebut dengan
menerapkan metode pembelajaran yang menarik untuk siswa yaitu menggunakan metode
bermain. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memberikan solusi untuk
permasalahan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran agar
mencapai tujuan pembelajaran.

Kata kunci: gerak dasar lokomotor, metode bermain, pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari mendorong pertumbuhan fisik, per-


kehidupan manusia, karena melalui kembangan psikis, keterampilan motorik,
pendidikan jasmani manusia dapat lebih pengetahuan dan penalaran, penghayatan
banyak belajar hal yang berhubungan nilai-nilai (sikap–mental-sosial-emosional-
dengan afektif, kognitif, dan psikomotorik. sportivitas-spritual), serta pembiasaan pola
Pada dasarnya pendidikan jasmani harus hidup sehat yang bermuara untuk
sudah ditanamkan sejak usia dini, karena merangsang pertumbuhan dan perkem-
pendidikan jasmani mempunyai pengaruh bangan kualitas fisik dan psikis yang
terhadap perkembangan anak, seperti yang seimbang. Menurut Husdarta (2011:3)
telah dijelaskan dalam BSNP (2006:512) pendidikan jasmani adalah proses pendidik-
berikut ini. Pendidikan Jasmani, Olahraga an yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
dan Kesehatan merupakan media untuk untuk menghasilakan perubahan holistik

229
230 PENDIDIKAN JASMANI, Volume 26, Nomor 02, Tahun 2016, Halaman 229 - 237

dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, Husdarta (2011:21) menyatakan bahwa
mental serta emosional. Pendidikan jasmani pendidikan jasmani merupakan program
sebagai tahap proses pendidikan menye- pendidikan lewat gerak dan olahraga, yang
luruh yang berhubungan dengan perkem- mengandung arti bahwa gerakan, permain-
bangan dan pendayagunaan kemampuan an atau cabang olahraga tertentu hanyalah
yang disengaja dan punya tujuan, secara alat untuk mendidik. Struktur dalam pelak-
langsung berkaitan dengan respon mental, sanaan pendidikan jasmani di Sekolah
emosial dan sosial. Sehingga pendidikan Dasar memiliki ciri-ciri yang terdiri atas
jasmani menitik beratkan pada penilaian keterampilan teknik dasar beberapa cabang
proses bukan haya penilaian hasil capaian olahraga.
tugas gerak yang telah dilaksanakan siswa. Dalam salah satu pembelajaran dalam
Barela (2013) Pendidikan Jasmani, bahkan pendidikan Jasmani Dan Kesehatan ter-
pada tahun-tahun awal di sistem sekolah dapat materi yang berisi tentang kete-
kita, sangat penting untuk mendukung rampilan gerak dasar. Keterampilan gerak
kemampuan dan pengenalan pada kegiatan dasar di Sekolah Dasar meliputi tiga
motorik anak-anak selanjutnya macam, yaitu: lokomotor, non lokomotor,
Pelajaran pendidikan jasmani dalam dan manipulasi. Menurut Badan Standar
dunia pendidikan termasuk dalam satu mata Nasional Pendidikan (2006:2), salah satu
pelajaran yang diterapkan di setiap sekolah tujuan pelaksanaan pendidikan jasmani,
termasuk di Sekolah Dasar. Pelaksanaan olahraga dan kesehatan adalah meningkat-
pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar kan kemampuan dan keterampilan gerak
sangat penting, karena pada usia tersebut dasar. Gerak dasar di sini yang dimaksud
seorang anak berada pada masa pertum- adalah meliputi jalan, lari, lompat dan
buhan secara fisik dan mengembangkan lempar.
keterampilan gerak yang memegang peran
penting dalam pembentukan awal untuk Tabel 1.1 (Sumber: Forum Kelompok Kerja
menjadi individu yang berkualitas kelak. Guru (FKKG) Penjasorkes SD Kabupaten
Sidoarjo 2014/2015)
Dalam BSNP (2006:703) dinyatakan bahwa
Standart
tujuan dari pendidikan jasmani ialah, Pen- Kompetensi Dasar
Kompetensi
didikan jasmani, olahraga dan kesehatan 6. Mempraktikkan 6.1 Mempraktikkan
bertujuan agar peserta didik memiliki berbagai gerak kombinasi gerak
kemampuan sebagai berikut: (1) dasar dalam dasar jalan, lari dan
Memberikan ketampilan pengelolaan diri permainan lompat dengan
dalam upaya pengembangan dan sederhana, koordinasi yang baik
pemulihan kebugaran jasmani serta pola permainan dan dalam permainan
hidup sehat melalui berbagai aktivitas nilai-nilai yang serta nilai
jasmani dan olahraga terpilih. (2) terkandung di kerjasama,
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan dalamnya. toleransi, kejujuran,
tanggung jawab dan
pengembangan psikis yang lebih baik. (3) menghargai lawan
Meningkatkan kemampuan gerak dasar. (4) atau diri sendiri.
Meletakkan landasan karakter moral yang
kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang ter-
kandung di dalam pendidikan jasmani,
olahrag dan kesehatan. (5) Mengembang- Dalam materi keterampilan gerak da-
kan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung sar, siswa dituntut untuk mampu menguasai
jawab, kerjasama, percaya diri dan beberapa keterampilan gerak dasar. Gerak
demokratis. (6) Mengembangkan keteram- dasar yang paling sering dilakukan oleh
pilan untuk menjaga keselamatan diri anak dalam setiap aktivitasnya adalah
sendiri, orang lain dan lingkungan. (7) gerak dasar lokomotor yang terdiri atas
Memahami konsep aktivitas jasmani dan gerakan jalan, lari, lompat dan loncat.
olahraga di lingkungan yang bersih sebagai Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dari
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik usia anak-anak sampai usia dewasa selalu
yang sempurna, pola hidup sehat dan melakukan kegiatan gerak dasar lo-
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap komotor. Didalam setiap permainan yang
yang positif. dilakukan oleh anak-anak terkandung unsur
Ikee Proklamasi A. Peningkatan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain, 231

gerak dasar lokomotor yaitu jalan, lari melompat tanpa awalan dengan tolakan
melompat dan melempar. Di dunia olah- dua kaki mendatar mempunyai langkah-
raga, gerak dasar lokomotor selalu langkah sebagai berikut, mula-mula berdiri
diterapkan dalam setiap mata pelajaran pada sikap jongkok dan ujung kaki jinjit, lalu
Atletik. Namun unsur gerak dasar lokomotor tangan diayun kedepan mengikuti tolakan
di setiap jenjang pendidikan memiliki per- kedua kaki. Lakukan gerakan mendarat
bedaan dalam model penerapannya. Pe- dengan kedua kaki bersamaan dan kedua
nerapan gerak dasar lokomotor di sekolah lutut mengeper.
disesuaikan dengan klasifikasi usia peserta Pada umumnya pembelajaran pen-
didik yang terdapat perbedaan pada tingkat didikan jasmani di sekolah-sekolah ter-
kemampuan bergerak dan kemampuan masuk Sekolah Dasar didasarkan pada
dalam menerima instruksi gerak. Sesuai keterampilan sebenarnya dengan meng-
dengan karakteristik anak usia SD kelas 3 gunakan peralatan yang sebenarnya.
dengan klasifikasi usia sekitar 8-9 tahun, Namun pada kenyataannya, setiap sekolah
gerak dasar lokomotor yang diterapkan di tidak selalu memiliki fasilitas sarana dan
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani prasarana yang memadai. Dengan keter-
harusnya perlu adanya bimbingan dan batasan fasilitas yang dimiliki, sekolah
latihan agar gerakan yang dilakukan baik menuntut guru untuk mampu meningkatkan
dan benar. Gerak dasar lokomotor adalah keterampilan siswa dalam setiap materi
jenis gerakan yang ditandai dengan per- pembelajaran Pendidikan Jasmani.
gerakkan seluruh tubuh dalam proses Upaya mengatasi kendala tersebut,
perpindahan tempat atau titik berat badan guru harus mampu membuat solusi yang
dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu tepat agar tujuan pembelajaran tercapai.
lainnya. Gerak dasar jalan, lari dan lompat Dalam Bremer (2014) menyatakan bahwa
merupakan gerak dasar lokomotor yang guru Pendidikan Jasmani harus memanfaat-
perlu diterapkan dan dikembangkan di kan hari-hari aktif sekolah, sebagai upaya
Sekolah Dasar. Gerak lokomotor merupa- untuk meningkatkan baik level kemampuan
kan jenis gerakan yang ditandai dengan motorik dan aktifitas fisik siswa untuk
pergerakan seluruh tubuh dalam proses membuat pondasi hidup yang aktif dan
perpindahan tempat atau titik berat badan sehat salah satu solusi yaitu dengan me-
dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu nerapkan olahraga permainan. Permainan
lainnya. Gerak lokomotor bisa diartikan dianggap membantu dalam pelaksanaan
sebagai gerakan berpindah tempat. Gerak pendidikan jasmani di Sekolah Dasar,
lokomotor mempunyai peran penting dalam apalagi anak di usia Sekolah Dasar sangat
pelaksanaan pembelajaran pendidikan jas- menyukai segala macam permainan. Karak-
mani, terutama cabang olahraga yang ter psikologi siswa usia Sekolah dasar ialah
menuntut perpindahan tempat atau titik selalu bergerak aktif, memiliki rasa ingin
berat seperti lari cepat, lompat jauh, lompat tahu yang tinggi dan sangat tertarik dengan
tinggi dan cabang olahraga lainnya. Gerak adanya permainan atau kompetisi. Dengan
lokomotor yang diajarkan pada siswa karakteristik tersebut, metode bermain
Sekolah dasar antara lain adalah jalan, lari mampu memberi kemudahan guru dalam
dan lompat. Gerak berjalan menurut FKKG menerapkan pembelajaran latihan gerak
(Forum Kelompok Kerja Guru) PJOK dasar lokomotor terhadap siswa kelas III C
(2010:3) adalah seluruh telapak kaki di SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo.
menempel pada lantai. Sikap pandangan ke Dwijawiyata (2012:7) menambahkan bahwa
depan, tangan lurus disamping badan dan bermain selain memiliki fungsi edukatif, juga
ayunan tangan rileks. Gerak lari Tomo merupakan rekreaksi yang menyenangkan
(2012:15) adalah gerakan kaki diangkat ke anak-anak karena anak-anak dapat menya-
depan dan dihentakkan dengan kuat, gerak- lurkan ketegangannya dengan cara yang
an kaki dan lengan berlawanan, gerakan lebih positif. Shandro (2014:64) menyatakan
kaki dan lengan harus santai sesuai dengan dalam hasil penelitiannya bahwa metode
irama hentakan kaki dan erakan lengan bermain mampu meningkatkan keterampil-
dekat dengan badan dan ayunan lengan an dan motivasi belajar siswa karena siswa
membntuk sudut 90 derajat. Gerakan lom- dapat mengikuti proses pembelajaran
pat menurut Edy (2010:22) menyatakan dengan antusias dan merasa senang.
232 PENDIDIKAN JASMANI, Volume 26, Nomor 02, Tahun 2016, Halaman 229 - 237

Selain itu Simon (2007:5) mengemukakan ajaran. Masalah yang dimaksud yaitu tidak
bahwa bermain digunakan sebagai media fokusnya siswa saat guru memberi materi
untuk meningkatkan keterampilan dan sehingga siswa melakukan gerakan tidak
kemampuan tertentu pada anak. sesuai instruksi guru yaitu gerakan
Furqon (2006:3) berpendapat bahwa lokomotor (jalan, lari dan lompat).
permainan dapat didefinisikan sebagai
aktivitas yang dibatasi oleh aturan-aturan Tabel 1.2 Hasil wawancara siswa kelas III C
yang lengkap dan terdapat suatu kontes SDN Krian 3
diantara para pemain agar menghasilkan No
Masalah yang
∑ siswa
Per-
hasil yang diprediksi. Jadi, permainan pada dihadapi sentase
pelaksanaannya bukan hanya sekedar Kesulitan dalam
mencari kesenangan tapi juga mencari 1. menerima materi 6 14,28%
kemenangan karena terdapat aturan-aturan dari guru
didalam permainan tersebut.
Kesimpulannya, bahwa dibutuhkan Merasa tidak suka
2. pada pelajaran 8 19,04%
model permainan dalam pendidikan jasmani olahraga
pada jenjang Sekolah Dasar selain untuk
mengembangkan keterampilan siswa juga Merasa bosan dan
untuk mempermudah siswa memahami 3.
malas dalam
6 14,28%
materi dengan perasaan senang dan antu- mengikuti proses
pembelajaran
siasme yang tinggi. Namun demikian, guru
pendidikan jasmani jarang sekali mem- Proses pembelajaran dilaksanakan di
perbarui atau menerapkan berbagai macam area pelataran kawedanan kelurahan Krian
permainan variatif yang bisa berguna untuk yang merupakan sebuah tempat umum
meningkatkan kemampuan gerak dasar dimana areanya tidak begitu luas, terdapat
siswa, dikarenakan fasilitas dan kapasitas pedagang makanan, juga orang tua siswa
jumlah siswa yang berlebihan. yang berada ditempat tersebut sehingga
Pembelajaran pendidikan jasmani membuat siswa sulit konsentrasi pada
untuk kelas III yang dilaksanakan di SDN materi yang diberikan oleh guru.
Krian 3 Kecamatan Krian Kabupaten Hasil wawancara dengan Bapak Hasim
Sidoarjo berlangsung seperti pada Sekolah S.Pd selaku guru mata pelajaran pendidikan
Dasar umumnya. Langkah pertama guru jasmani pada saat observasi awal pembel-
bertanggung jawab untuk mendisiplinkan ajaran pendidikan jasmani dilaksanakan di
siswa sebelum pelajaran dimulai dengan area pelataran kawedanan karena di area
cara membariskan siswa. Langkah kedua, sekolah tidak tersedia tempat atau lapangan
guru melakukan streaching didepan siswa yang bisa digunakan. Luas halaman yang
dan siswa menirukan setiap gerakan yang dimiliki sekolah tempat berlangsungnya
dilakukan oleh guru. Kesulitan yang proses pembelajaran sekitar kurang lebih
dihadapi guru adalah harus mengkoordinir 5x7 meter. Guru jarang melakukan metode
tiga kelas sekaligus masing-masing kelas pembelajaran yang variatif seperti metode
berisi 42 orang dengan jumlah siswa bermain karena keterbatasan tempat,
mencapai 126 orang. Menghadapi jumlah fasilitas alat olahraga serta tenaga pendidik.
siswa sedemikian banyak, seorang guru Ada beberapa kendala dan permasalahan
pendidikan jasmani yang dibantu oleh yang dihadapi oleh beliau selaku guru
seorang guru bantu ternyata masih meng- pendidikan jasmani, seperti permasalahan
alami kesulitan. Karena harus membagi dalam memberi pemahaman kepada siswa
perhatian kepada tiga kelas tersebut, terhadap materi karena jumlah siswa terlalu
dampak yang terjadi ada satu kelas yaitu banyak. Mengacu pada permasalahan yang
kelas III C kurang mendapatkan perhatian telah dipaparkan di atas, maka perlu
guru. adanya perbaikan dalam penerapan metode
Berdasarkan hasil penga-matan di pembelajaran agar pembelajaran pendidik-
lapangan pada hari Rabu tanggal 4 Februari an jasmani di SDN Krian 3 bisa berjalan
2015, dari 42 siswa pada kelas III C engan maksimal meskipun dengan tempat
terdapat 20 siswa atau 47,61% yang dan alat olahraga yang terbatas. Maka
memiliki masalah dalam proses pembel- peneliti melakukan penerapan metode ber-
Ikee Proklamasi A. Peningkatan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain, 233

main menggunakan permainan modifikasi olahraga sebagai berikut: (1) anak laki-laki
olahraga sederhana dalam pembelajaran lebih banyak bermain di luar daripada anak
pendidikan jasmani. Hal ini perlu adanya perempuan karena besarnya minat anak
modifikasi olahraga pada pembelajaran laki-laki terhadap kegiatan olahraga, (2)
pendidikan jasmani karena sedikitnya alat anak laki-laki bermain dalam kelompok
olahraga dan lapangan yang tidak cukup yang lebih besar daripada anak perempuan,
luas. Dengan demikian diharapkan metode (3) anak laki-laki bisa bermain dalam
bermain dapat mampu meningkatkan kelompok yang terdiri dari berbagai usia,
keterampilan gerak dasar lokomotor (jalan, sedangkan anak perempuan hanya mau
lari, dan lompat) yang dimiliki oleh siswa bermain dengan kelompok yang terdiri dari
kelas III C di SDN Krian 3 Kabupaten usia yang sama, (4) anak perempuan lebih
Sidoarjo. Metode bermain cocok diterapkan sering memainkan permainan anak laki-laki
pada siswa Sekolah Dasar karena daripada anak laki-laki memaikan permain-
karakteristik anak usia Sekolah Dasar an anak perempuan, (5) anak laki-laki lebih
adalah suka bergerak dan suka bermain, banyak meminkan permainan yang bersifat
hal itu sejalan dengan pendapat Sugiyanto pertandingan/kompetisi daripada anak
(2011) yaitu: (1) Anak SD senang bermain. perempuan, dan (6) permainan yang
Karakteristik ini menuntut guru untuk dilakukan anak laki-laki berlangsung lebih
melaksanakan kegiatan pendidikan yang lama daripada permainan yang dilakukan
bermuatan banyak permainan. Guru di- anak perempuan. Tujuan dari penelitian ini
haruskan merancang model perbelajran ialah untuk memberikan solusi pemecahan
yang memungkinkan adanya unsur per- masalah dalam proses pembelajaran pen-
mainan. (2) Anak SD senang bergerak. didikan jasmani yaitu dengan menerapkan
Oleh karena itu, guru hendaknya me- metode bermain sebagai metode pembel-
rancang model pembelajaran yang me- ajaran menarik bagi siswa kelas III C SDN
mungkinkan anak berpindah dan bergerak. Krian 3 Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan
(3) Anak usia SD senang berkerja dalam tujuan tersebut di-harapkan keterampilan
kelompok. Dalam pergaulannya, anak usia gerak dasar lokomotor yang dimiliki oleh
SD mulai belajar aspek-aspek penting siswa kelas III C SDN Krian 3 Kabupaten
dalam proses sosialisasi, seperti memenuhi Sidoarjo dapat meningkat dan menjadikan
aturan kelompok, belajar setia kawan, pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran
belajar menerima tanggung jawab, belajar yang menyenangkan bagi siswa tersebut.
bersaing secara sportif, mempelajari olah
raga dan membawa implikasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang METODE
memungkinkan anak untuk bekerja dan
belajar dalam kelompok. (4) Anak usia SD Penelitian ini termasuk dalam penelitian
senang merasakan atau melakukan sesuatu tindakan kelas dan menggunakan pen-
secara langsung. dekatan kualitatif karena pemaknaan apa
Anak usia SD dapat dikatakan sebagai yang terjadi di dalam proses pembelajaran,
akhir masa kanak-kanak karena pada usia baik yang terkait dengan kondisi awal
ini seorang anak mulai menyesuaikan diri pembelajaran maupun yang terjadi setelah
dengan kondisi sosial di sekitarnya dan diterapkannya tindakan. “Menggabungkan
mulai mampu mengembangkan keterampil- batasan 3 kata kunci dalam PTK yang terdiri
an geraknya. Hal tersebut ditandai dengan dari (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas
tingginya minat anak terhadap kegiatan dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan
bersama teman sebayanya hingga tercipta suatu pencermatan terhadap kegiatan
adanya kelompok-kelompok terutama belajar berupa sebuah tindakan, yang
dalam kegiatan permainan dalam olahraga. sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
Tapi terdapat perbedaan karakteristik sebuah kelas secara bersama” (Arikunto,
antara anak laki-laki dan perempuan dalam 2010:3).
kegiatan permainan olahraga ini. Hurlock Secara lebih luas PTK juga dapat
(1980:161) memberi kesimpulan tentang diartikan sebagai penelitian yang berorien-
perbedaan karakteristik antar jenis kelamin tasi pada penerapan tindakan dengan
anak dalam kegiatan permainan dalam tujuan peningkatan mutu proses pembe-
234 PENDIDIKAN JASMANI, Volume 26, Nomor 02, Tahun 2016, Halaman 229 - 237

lajaran atau pemecahan masalah pada HASIL


objek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau kegagalan akibat setelah Siklus I
dilakukan tindakan. Peningkatan keterampilan gerak dasar
Penelitian ini bertujuan untuk mengeta- siswa dapat diketahui hasilnya setelah
hui peningkatkan keterampilan gerak dasar melakukan pembelajaran. Pada penelitian
lokomotor siswa kelas III C pada pem- ini hanya mengukur peningkatan keteram-
belajaran pendidikan jasmani dengan pilan pada gerak dasar lokomotor. Hasil
menggunakan pendekatan bermain. Sesuai peningkatan keterampilan gerak dasar
dengan tujuan maka desain penelitian yang siswa dari nilai pre-test dan post-test yang
dipilih adalah penelitian tindakan kelas. diberikan peneliti kepada siswa pada setiap
Kedudukan peneliti dalam penelitian ini awal dan akhir pertemuan di tindakan
adalah sebagai pelaksana pengumpul data, penerapan metode bermain tiap siklus.
penganalisis, penafsir data, dan pelapor
hasil. Selain sebagai pelaksana dan peng- Tabel 1.3 Hasil Siklus 1
analisis, peneliti juga berperan sebagai Materi Tatap ∑ Ketidak Persentase
rekan kerja guru pendidikan jasmani, ber- muka tuntasan
Pre- Post- Pre-test Post-test
kolaborasi dalam menyusun konsep test test
tindakan yang akan dilakukan. Jadi dalam Jalan, Lari I 23 18 54,76% 42,86%
menyusun konsep tindakan kelas tidak dan
II 17 10 40,48% 23,8%
Lompat
hanya menyusun berdasarkan pemikiran- III 4 - 9,52% -
pemikiran peneliti saja melainkan juga
harus memperhatikan pemikiran-pemikiran
guru pendidikan jasmani. Kehadiran peneliti Pada pertemuan pertama, jum-lah
dalam penelitian tindakan kelas mutlak siswa yang tidak tuntas meningkatkan
diperlukan karena sebagai penentu ske- keterampilan materi jalan, lari dan lompat
nario pelaksanaan, pengumpul data yang dalam pre-test adalah 23 siswa dengan
dilakukan dalam situasi sesungguhnya yang presentase sebesar 54,76% setelah
dialami peneliti. Sebagai pengamat dan dilakukan penerapan metode permainan
perefleksi adalah guru praktikan pendidikan hasil dari post-test didapat hasil pening-
jasmani kelas III C di SDN Krian 3 Kabu- katan keterampilan siswa yang tidak tuntas
paten Sidoarjo yaitu Bapak Hasim S.Pd. adalah 18 siswa dengan persentase
Penelitian ini dilakukan di kelas III C sebesar 42,86%. Pada pertemuan kedua,
pada semester genap tahun ajaran 2014/ jumlah siswa yang tidak tuntas
2015 di SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo meningkatkan keterampilan materi jalan, lari
yang beralamatkan di jalan Gubernur dan lompat dalam pre-test adalah 17 siswa
Sunandar Priyo Sudarmo Kecamatan Krian dengan presentase sebesar 40,48% setelah
Kabupaten Sidoarjo. Dengan jumlah siswa dilakukan penerapan metode permainan
42 siswa. Data yang dikumpulkan dalam hasil dari post-test didapat hasil peningkat-
penelitian ini adalah data kualitatif yang an keterampilan siswa yang tidak tuntas
diperoleh dari proses pembelajaran kete- adalah 10 siswa dengan persentase sebe-
rampilan gerak lokomotor melalui lembar sar 23,8%. Pada pertemuan ketiga dilanjut-
observasi, dokumentasi, catatan lapangan kan dalam penerapan metode permainan
dan wawancara. Sumber data dalam pe- dengan hasil pre-test terdapat 4 siswa yang
nelitian ini adalah siswa dan guru pendi- tidak tuntas dan persentase sebesar 9,51%.
dikan jasmani dan kesehatan di SDN Krian
3 Kabupaten Sidoarjo kelas III C. Penelitian Siklus II
ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing Peningkatan keterampilan gerak dasar
siklus dilakukan dengan tahapan-tahapan siswa dapat diketahui hasilnya setelah
sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) pelak- melakukan pembelajaran. Pada penelitian
sanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi ini hanya mengukur peningkatan keteram-
pilan pada gerak dasar lokomotor. Hasil
peningkatan keterampilan gerak dasar
siswa dari nilai pre-test dan post-test yang
diberikan peneliti kepada siswa pada setiap
Ikee Proklamasi A. Peningkatan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain, 235

awal dan akhir pertemuan di tindakan pe- kan refleksi hasil dari pemberian tindakan
nerapan metode bermain tiap siklus. yang diberikan pada siklus I terdiri dari tiga
Setelah dilakukan penerapan metode kali pertemuan, adapun hasil refleksi
permainan hasil dari post-test didapat hasil tentang pelaksanaan pembelajaran pada
peningkatan keterampilan siswa yang tidak siklus I adalah pada pertemuan pertama
tuntas adalah hanya 1 siswa dengan per- terdapat 54,76% siswa belum melakukan
sentase sebesar 2,38% yang disebabkan gerak dasar dengan benar dalam pretest
bahwa 1 siswa tersebut tidak mengikuti dan terdapat 42,86% siswa belum
pelajaran karena absen. melakukan gerak dasar dengan benar
Hasil pre-test dan post-test antara dalam post-test. Pada per-temuan kedua
siklus I dengan siklus II terlihat mengalami terdapat 40,48% siswa belum melakukan
pengurangan dalam tingkat ketidak gerakan dengan benar dalam pretest dan
tuntasan siswa dalam peningkatan keteram- terdapat 23,8% siswa belum me-lakukan
pilan gerak dasar lokomotor. Dengan gerakan dengan benar dalam post-test.
demikian penerapan metode bermain dalam Pertemuan 3 dilak-sanakan pre-test dengan
peningkatan keterampilan gerak dasar hasil mencapai indikator keberhasilan
lokomotor pada siswa kelas III C mengalami keterampilan gerak dasar lokomotor dengan
keberhasilan dalam ketercapaian indikator. persentase tercapainya indikator keberhasil-
Hal itu dapat dilihat dari gambar berikut. an sebesar 90% Dengan demikian, dapat
dilihat adanya peningkatan keberhasilan
60,00
penerapan metode bermain terhadap ke-
50,00 terampilan gerak dasar lokomotor siswa
40,00 kelas III C dari pertemuan 1, pertemuan 2
30,00 dan pertemuan 3 pada siklus I sebesar
20,00
90%. Metode bermain yang diterapkan
10,00
peneliti menunjukkan adanya keberhasilan,
0,00
I (siklus I) II (siklus I) III (siklus I) I (siklus II) itu sejalan dengan yang telah dikemukakan
oleh Darmawan Adi (2012:3) bahwa melalui
POST-TEST
aktivitas bermain, sangatlah tepat untuk
PRE-TEST
mengembangkan keterampilan gerak dasar
anak di sekolah dasar karena pada dasar-
Gambar 1.1 Grafik Hasil ∑ Ketidaktuntasan
nya dunia anak-anak adalah dunia bermain.
Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2
Berikutnya peneliti melakukan tindakan
siklus 2 dilakukan tindakan post-test dan
diperoleh hasil persentase ketuntasan siswa
PEMBAHASAN mencapai indikator keberhasilan adalah
97%. Adapun keberhasilan guru dalam
Proses pembelajaran Pendidik-an Jas- penerapan metode bermain mengalami
mani dan Kesehatan di SDN Krian 3 peningkatan sebesar 100%. Dari hasil ini
Kabupaten Sidoarjo mengalami masalah dapat diketahui bahwa ada peningkatan
pada siswa kelas III karena kesulitan dalam yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2 pada
mening-katkan keterampilan gerak dasar penerapan metode bermain dalam me-
lokomotor. hal tersebut disebabkan karena ningkatkan keterampilan gerak dasar loko-
kurangnya fasilitas sarana dan prasarana motor telah mencapai hasil yang baik.
yang dimiliki oleh sekolah. Untuk menyele- Pelaksanaan penelitian tindakan kelas telah
saikan masalah tersebut, maka perlu dikatakan berhasilan dengan adanya pe-
diterapkan metode bermain sebagai solusi ningkatan yang signifikan pada hasil nilai
untuk memecahkan permasalah dalam kketerapilan gerak dasar lokomotor siswa
meningkatkan keterampilan gerak dasar kelas III C di SDN Krian 3 Kabupaten
lokomotor siswa kelas III C di SDN Krian 3 Sidoarjo.
Kabupaten Sidoarjo. Dari pembahasan di atas dapat diketa-
Pelaksanakan pada siklus I dilakukan hui bahwa penelitian tindakan kelas meng-
tanggal 15 April 2015 tanggal 22 April 2015 gunakan metode bermain dapat meningkat-
dan 29 April 2015, peneliti dan guru kan keterampilan gerak dasar lokomotor
pendidikan jasmani dan olahraga melaku- siswa dan keberhasilan guru dalam melak-
236 PENDIDIKAN JASMANI, Volume 26, Nomor 02, Tahun 2016, Halaman 229 - 237

sanakan metode pembelajaran, mengatur SARAN


suasana kelas, penggunaan media
meskipun sarana dan prasarana yang Saran yang peneliti sampaikan setelah
dimiliki sekolah terbatas. Sejalan dengan itu melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang
metode bermain yang diterapkan cocok dilakukan di SDN Krian 3 Kabupaten
dengan karakter siswa yang masih anak- Sidoarjo ini adalah:
anak sehingga mampu menunjang dalam 1. Bagi guru pendidikan jasmani, olahraga
pencapaian tujuan pembelajaran yaitu dan kesehatan di SDN Krian 3 Kabu-
meningkatkan keterampilan gerak loko- paten Sidoarjo untuk meningkatkan kua-
motor siswa. Permainan dasar menyedia- litas pembelajaran pendidikan jasmani
kan realisasi terpadu dari segala tujuan dan kesehatan dengan cara melakukan
pedagogis pada pendidikan anak-anak. beberapa inovasi dalam mengajar ter-
Bentuk dari permainan dasar dapat dilihat masuk menggunakan metode bermain
pada contoh berikut: dengan mengembang- agar tujuan pembelajaran melalui me-
kan status motorik melalui permainan, tode bermain dapat tercapai dan
seorang anak mampu memperoleh peng- meningkatkan gerak dasar lokomotor
aruh penting dalam hal status sosial, karena siswa.
seorang anak yang cekatan dan lincah 2. Bagi siswa SDN Krian 3 Kabupaten
dapat dengan mudah memperoleh per- Sidoarjo agar dapat menjadikan peneliti-
hatian dari teman-temannya, nampak an ini sebagai panduan belajar pada
sebagai seorang pemimpin (Stanojević & pembelajaran pendidikan jasmani.
Milenković : 2013) 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat diguna-
kan untuk tolak ukur agar peneliti belajar
KESIMPULAN kembali hingga dapat memperbaiki
Penerapan metode bermain terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam
materi gerak dasar lokomotor merupakan penelitian ini.
salah satu upaya yang dilakukan untuk 4. Bagi mahasiswa lain agar dapat meng-
meningkatkan kemampuan yang dimiliki gunakan penelitian ini sebagai referensi
oleh siswa kelas III C SDN Krian 3 dalam melakukan penelitian dan mem-
Kabupaten Sidoarjo dalam pembelajaran perbaiki kekurangan-kekurangan yang
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Selain terjadi saat pelaksanaan peneltian
itu, dengan metode bermain tersebut siswa
dapat menerima materi pelajaran dengan
DAFTAR RUJUKAN
baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam semua tindakan yang dilakukan pada
Adi, D. 2012. Upaya Meningkatkan
siklus 1 dan siklus 2, dapat disimpulkan
Kemampuan Gerak Dasar Melalui
bahwa metode bermain yang berupa
Aplikasi Permainan Beregu Pada
beberapa permainan seperti ibu berkata, lari
Siswa Kelas III SD Negeri Gancang
tepuk bahu, katak dan bangau berlomba,
Kecamatan Gumelar Kabupaten
lomba pindah kelereng, lajalom estafet
Banyumas Tahun Pelajaran 2011/
dapat meningkatkan keterampilan dasar
2012. Skripsi tidak diterbitkan. UNS:
gerak dasar lokomotor siswa kelas III C di
Surakarta
SDN Krian 3 Kabupaten Sidoarjo.
Hal ini terbukti dari adanya peningkat- Arikunto, S. Suhardjono & Supardi. 2010.
an hasil belajar dari siklus 1 hingga siklus Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
2. Pada siklus 1 pencapaian peningkatan Bumi Aksara.
keterampilan gerak dasar lokomotor meng-
gunakan metode bermain adalah sebesar Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
90% dan pada siklus 2 pencapaian pe- Lampiran Standar Isi Pendidikan Jas-
ningkatan keterampilan gerak dasar loko- mani dan Kesehatan. Jakarta: BSNP
motor dengan menggunakan metode
bermain adalah sebesar 97%.
Ikee Proklamasi A. Peningkatan Gerak Dasar Lokomotor Menggunakan Metode Bermain, 237

Barela, J. A. 2013. Fundamental Motor Skill Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkem-
Proficiency is Necessary for Children’s bangan, Edisi Kelima. Jakarta:
Motor Activity Inclusion. Motriz, Rio Erlangga.
Claro, (Online), 19(3): 548-551,
(http://www.scielo.br/pdf/ Husdarta, J.S. 2011. Manajemen Pendidik-
motriz/v19n3/03/pdf.), diakses pada 5 an Jasmani. Bandung: Alfabeta.
September 2015.
Rochdi, Simon. 2007. Model Permainan Di
Bremer, E. & Lloyd, M. 2014. The Sekolah Dasar Berdasarkan Pende-
Importance of Fundamental Motor katan DAP. Jurnal Pendidikan.
Skill Proficiency for PhysicalActivity in Bandung: UPI
Elementary School Age Females.
PHEnex Journal, (Online), 6(2): 1-12, Shandro. 2013. Meningkatkan Keaktifan
(http://ojs.acadiau.ca/index.php/phen Siswa Dalam Pembelajaran Gerak
ex/article/view/1535.), diakses pada 4 Dasar Atletik Dengan Menggunakan
September 2015. Metode Bermain Pada Kelas X-I MM
SMK Negeri 4 Probolinggo. Skripsi
Dwijawiyata. 2012. Mari Bermain Edisi tidak diterbitkan. UM: Malang
Revisi. Semarang: Kanisius.
Stanojević, I. & Milenković, D. 2013. Forms
Edy Sih Mitranto dan Slamet. 2010. Penjas- of Movement in terms of Elementary
orkes untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Games at Physical Education Class-
CV. Adi Perkasa es. International Journal of Cognitive
Research in Science, Engineering and
FKKG PJOK. 2010. LKS Penjasorkes Education, (Online), diakses pada 4
Sidoarjo: Forum Kelompok Kerja Guru September 2015.
Penjasorkes
Sugiyanto. 2011. Karakteristik Anak Usia
FKKG Penjasorkes SD. 2014. Lampiran SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Silabus dan RPP Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Sidoarjo: Tomo, Ryan. 2012. Atletik. (online), (https://
Forum Kelompok Kerja Guru id.scribd.com/doc/81824532/atletik)
Penjasorkes diakses 5 Februari 2015

Furqon, M. 2006. Mendidik Anak Dengan


Bermain. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai