Puji syukur kami sembahkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widi
Wasa)karena atas rahmat-Nya, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tulisan
ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah Gizi Lansia yang diampu oleh ibu Ns. Ni
L.P Dian Yunita S., S.Kep. Pada Semester Genap Tahun Akademi 2017/2018.
Berkat kerja keras dan adanya bantuan dari beberapa pihak, akhirnya karya tulis ini
dapat diselesaikan. Kami mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya semoga bantuan
yang diberikan memperoleh pahala yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih sederhana, jauh dari yang sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan. Semoga karya ini
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.3 Faktor Resiko Yang Menjadi Penyebab Timbulnya Penyakit Jantung Koroner
2.3.1 Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable Risk Factors).............7
2.5 Makanan Yang Boleh Dan Tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit Jantung
Koroner.................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
1.2.3 Faktor resiko apa saja yang menjadi penyebab timbulnya Penyakit Jantung Koroner?
1.2.4 Bagaimanakah pengaturan diet pada penderita jantung Koroner?
1.2.5 Makanan apa sajakah yang boleh dan tidak boleh diberikan bagi penderita Penyakit
Jantung Koroner?
1.2.6 Apa sajakah jenis menu untuk penyakit jantung koroner?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Lansia
Menurut kami lanjut usia adalah suatu proses perkembangan yang akan dialami
setiap manusia menjadi menua. Pada dasarnya lanjut usia adalah proses alami yang
dialami setiap orang yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi manusia
tidak secara instan atau tiba-tiba menjadi menua, namun manusia akan mengalami masa
tumbuh kembang mulai dari bayi, anak-anak dewasa dan pada akhirnya semua akan
mengalami masa lanjut usia dimana tahap lanjut usia tersebut menjadi tahap akhir dari
pertumbuhan dan perkembangan. Dalam proses lansia atau lanjut usia ini akan mengalami
banyak perubahan mulai dari muncul beberapa penyakit, tenaga yang kemungkinan pada
masa muda sangat kuat menjadi lemah, perubahan struktur kulit dan rambut, membuat
para lansia merasa tidak percaya diri, dan perubahan lainnya seperti perubahan mental,
dan social.
Pengertian lansia menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa lanjut usia adalah
seseorang mencapai usia 60 tahun keatas ( Lilik Ma’rifatul Azizah, 2011 ). Sedangkan
menurut setiawan usia lanjut dibedakan menjadi 2 yaitu usia kronologis dan usia biologis.
Yang dimana pengertian dari usia kronologis yaitu usia yang dihitung dengan kalender,
barang kali dapat dipandang sebagai batas seseorang atau individu memasuki usia lanjut.
Sedangakan usia biologis merupakan dimana biasanya diterapkan kondisi pematangan
jaringan sebagai indeks usia biologis. (S.Tamher & Noorkasiani, 2011).
Seseorang dikatakan lansia dapat diketahui dengan menggunakan patokan umur.
Umur dijadikan patokan sebagai lanjut usia dengan definisi yang berbeda-beda, umumnya
seseorang dikatakan lansia berkisar antara 60-65 tahun. Berikut dikemukakan beberapa
pendapat para ahli mengenai batasan umur:
1. Menurut buku yang ditulis (Wahyudi Nugroho,2006) dibuat batasan lansia yang
dikemukakan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap yakni :
a. Usia pertengahan (middle age) dari usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (eldery) dari usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) dari usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun
2. Menurut buku yang ditulis (Wahyudi Nugroho,2006) dibuat batasan lansia yang
dikemukakan oleh Depkes yaitu :
a. Kelompok lansia dini dari usia 55-64 tahun, yakni kelompok yang baru
memasuki lansia
b. Kelompok lansia usia 65 tahun ke atas
c. Kelompok lansia resiko tinggi, yakni lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
3. Menurut Burnside (1979), ada 4 tahap lanjut usia, yakni:
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3
c. Old – old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
1) Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang
khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
kiri. Hal ini sering timbul saat pasien melakukan aktifitas dan segera hilang saat
aktifitas dihentikan.
Angina pectoris biasanya berkaitan dengan PJK aterosklerotik tetapi dalam
beberapa kasus dapat merupakan kelanjutan dari aterosklerosis aorta berat, insufiensi
4
atau hipertropi kardiomiopati tanpa disertai obstruksi, aortitis sifilitika, peningkatan
kebutuhan metabolik (seperti hipertiroidisme atau pasca pengobatan tiroid), anemia
yang jelas takikardia proksimal dengan frekuensi ventrikuler cepat, emboli atau
spasme koroner), (Mansjoer, 2001).
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa tertekan, seperti merasa
terpilin, sperti terbakar (panas yang berpusat di daerah retrostenal (dibalik
tulangsternum yang berada ditengah-tengah dada) yang bisa menjalar kelengan kiri,
leher, bahu dan punggung. Dalam hal ini angina pectoris bisa digolongkan menjadi 3
(tiga) macam, yaitu :
a. Angina pectoris stabil , yaitu gejala yang timbul frekuensinya tetap, baik lamanya
maupun kadar pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil , yaitu pola gejala yang timbul berubah-ubah, baik
frekuensinya, lamanya, maupun kenyerian yang dirasakan.
c. Angina prinzmental, yang biasanya timbul sewaktu sedang beristirahat. Biasanya
disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner.
Secara elektrokardiografi (EKG), timbulnya angina pectoris sering pula dibarengi
dengan depresi segmen ST dan inversi gelombang T. Kelainan segmen ST (depresi
segmen ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban masuk (Irawan, 1998).
2.3 Faktor Resiko Yang Menjadi Penyebab Timbulnya Penyakit Jantung Koroner
Faktor resiko adalah semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor
epidemiologi yang berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit. Secara garis besar
faktor resiko dapat dibagi 2 (dua) yaitu, faktor resiko yang tidak dapat diubah dan faktor
resiko yang dapat diubah.
2.3.1 Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable Risk Factors)
1) Keturunan
Keturunan mengambil peranan penting dalam menentukan resiko alamiah dari
PJK. Penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai anggota keluarga
menderita PJK di bawah umur 55 tahun menunjukkan bahwa ada anggota lain dari
keluarga tersebut yang mempunyai penyakit jantung yang bersifat premature.
Beberapa kelompok keluarga yang mempunyai predisposisi PJK adalah ayah
(37%), ibu (9,98%), saudara sekandung (27,6%), saudara kembar laki-laki ( 43%)
dan saudara kembar perempuan 21%, (Bustan, 2000).
2) Jenis Kelamin
Pria lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan wanita, setelah
manopause frekuensinya sama antara pria dan wanita. Pria beresiko terkena PJK
setelah berusia 40 tahun, sedangkan wanita setelah berusia 50 tahun. Wanita lebih
6
terlindungi dari PJK mungkin karena hormon estrogen pada wanita (Soeharto, 200)
Pravalensi PJK lebih tinggi pada laki-laki dari pada wanita. Pada umur 45-54 tahun
rasio terkena PJK pada laki-laki 6 kali dari pada wanita. Pada umur 50 tahun
ASDR laki-laki dan wanita akibat PJK tidak berbeda, dan pada umur 80 tahun
ASDR pada kedua jenis kelamin sama (Sitepu, M, 1997).
3) Umur
Jelas sekali umur merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap terjadinya
PJK, terutama terhadap terjadinya pengendapan aterosklerosis pada arteri koroner.
Saluran arteri koroner ini dapat dibandingkan dengan saluran pipa ledeng, makin
tua umurnya makin besar kemungkinan timbulnya ”kerak” di dindingnya, yang
menyebabkan terganggunya aliran dalam pipa (Soeharto,2000).
4) Stress
Stress dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang
tinggi dan dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri koroner, sehingga suplai
darah ke otot jantung terganggu. Dalam jangka panjang, terlalu banyak peristiwa
yang menegangkan dalam satu tahun dapat menjadi awal serangan jantung (Payne,
1995).
Sedangkan syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner menurut
Krisnatuti adalah sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita yang terlalu
gemuk), protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, rendah garam bila ada
tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, porsi
kecil dan frekuensi pemberian tergolong sering (Krisnatuti dan Yenrina, 1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah sebagai berikut:
1. Diet jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Miokard
Infark (MCI) atau Decompensasio Kordis berat. Diet yang diberikan berupa 1-1,5 liter
cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat
rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3
hari.
2. Diet jantung II
9
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I atau setelah fase akut dapat diatasi.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam
rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.
3. Diet jantung III
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan
kondisi penyakit jantung yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah energi dan
kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
4. Diet jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang
tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet
jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain kecuali kalsium.
2.5 Makanan Yang Boleh Dan Tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit Jantung
Koroner
10
seperti tahu dan tempe tanah,kacang mete dan
kacang bogot
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas seperti: mengandung gas,seperti:
bayam,kangkung,kacang kol,kembang kol,lobak,sawi
buncis,kacang dan nangka muda
panang,wortel,tomat,labu
siam dan tange
Buah-Buahan Semua buah-buahan segar Buah-buahan segar yang
seperti : mengandung alkohol dan gas
pisang,pepaya,jeruk,seman seperti: durian dan nangka
gka,apel,melon dan sawo matang
Lemak Minyak jagung,minyak Minyak kelapa dan minyak
kedelai,margarine, kelapa sawit, santan kental
mentega dalam jumlah
terbatas dan tidak untuk
mengoreng tetapi untuk
menumis, kelapa atau
santan encer dalam jumlah
terbatas
Minuman Teh encer,coklat,sirup Teh atau kopi kental,minuman
yang mengandung soda dan
alkohol seperti bir dan wiski
Bumbu Semua bumbu selain Cabai lombok,cabai rawit,
bumbu tajam dalam dan bumbu lain yang tajam
jumlah terbatas
Makanan yang menolong bagi penderita penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut
(Wirakusumah, 2001) :
1) Sumber antioksidan, meliputi :
a. Sumber B-Karoten, yaitu ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan kalian
b. Sumber vitamin E, yaitu asparagus, taoge, minyak sayur dan kacang-kacangan
c. Sumber vitamin C, yaitu daun singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi dan jambu
biji.
2) Sumber asam lemak omega 3, yaitu jenis ikan laut (teri, sarden, tenggiri dan
tembang), serta minyak ikan.
11
3) Sumber asam folat, yaitu kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah dan kacang
polong), sari jeruk asli, bayam dan hati ayam.
4) Sumber vitamin B6, yaitu pisang, daging ayam tanpa lemak, beras merah, oatmeal
dan tuna putih dalam kaleng.
5) Sumber flavonoid, yaitu melon, anggur, jeruk, pepaya, mangga, kesemek dan jambu
biji.
6) Makanan tinggi serat, yaitu serealia, kacang-kacangan, labu, jagung, apel dan sayuran.
7) Bawang putih
8) Sumberlycopene, yaitu tomat masak
9) Minyak zaitun
Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit jantung koroner adalah
sebagai berikut : daging berlemak, telur, susu penuh (whole milk ), jeroan, makanan
tinggi kolesterol dan lemak jenuh (Wirakusumah, 2001).
Banyak mengkonsumsi lemak hewani (lemak jenuh) akan meningkatkan
kolesterol dalam darah, dalam proses jangka panjang akan mengakibatkan
penimbunan (flak) di pembuluh darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh dapat
terganggu. Apabila perubahan ini terjadi pada pembuluh darah koronaria
menyebabkan PJK (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).
Waktu Menu
Pagi Bubur nasi
Telur dadar
Sup wortel
Susu skim
Pukul 10:00 Selada buah
Siang Bubur nasi
Daging semur
Sayur bening bayam
Jeruk
12
2) Menu Sehari Diet Jantung III
Waktu Menu
Pagi Nasi tim
Telur rebus
Tahu ungkep
Sayur bening labu siam
Teh encer
Pukul 10:00 Selada buah
Siang Nasi tim
Ikan panggang
Tempe bumbu kuning
Sup oyong
Apel
Pukul 16:00 Agar-agar buah
Malam Nasi tim
Daging rolade
Tahu bacem
Tumis wortel
Pepaya
Sumber (Almatsier, 2010)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lanjut usia adalah suatu proses perkembangan yang akan dialami setiap
manusia menjadi menua. Pada dasarnya lanjut usia adalah proses alami yang dialami
setiap orang yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi manusia tidak
secara instan atau tiba-tiba menjadi menua, namun manusia akan mengalami masa
tumbuh kembang mulai dari bayi, anak-anak dewasa dan pada akhirnya semua akan
mengalami masa lanjut usia dimana tahap lanjut usia tersebut menjadi tahap akhir dari
pertumbuhan dan perkembangan.batasan lansia yang dikemukakan oleh organisasi
kesehatan dunia, WHO, ada empat tahap yakni :a)Usia pertengahan (middle age) dari
usia 45-59 tahun,b) Lanjut usia (eldery) dari usia 60-74 tahun,c)Lanjut usia tua (old)
dari usia 75-90 tahun,d) Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun.
Penyakit Jantung Koroner Jantung merupakan mesin pompa darah yang
berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti kerucut.
Jantung terbagi menjadi empat ruangan yaitu dua ruangan atas yang disebut atrium
(serambi) dan dua ruang bawah yang disebut ventrikel (bilik). Secara garis besar
faktor resiko dapat dibagi 2 (dua) yaitu, faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu
keturunan,jenis kelamin,umur dan stressdan faktor resiko yang dapat diubah yaitu
hipertensi,kolesterol,pola makan,merokok,diabetes,kegemukan dan kurang aktivitas.
Syarat diet yang dapat diterapkan untuk penderita penyakit jantung adalah
sebagai berikut: a)Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal,b) Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB,c) Lemak sedang yaitu 25-30% ari
kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% dari lemak tidak
jenuh,d) Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia,e) Vitamin dan
mineral cukup hindari penggunaan sulemen kalium, kalsium, dan magnesium jika
tidak dibutuhkan,f) Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi dan edema,g)
Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas,h) Serat cukup untuk menghindari
14
konstipasi. Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit jantung koroner
adalah sebagai berikut : daging berlemak, telur, susu penuh (whole milk ), jeroan,
makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
3.2 Saran
Apabila belum terkena penyakit Jantung Koroner, sebaiknya pola makan
diatur dengan tidak mengonsumsi makanan yang berisiko menyebabkan Penyakit
Jantung Koroner secara berlebihan.
Apabila telah terkena Penyakit Jantung Koroner, sebaiknya mengikuti prinsip
dan syarat pemberian makan untuk penyakit Jantung Koroner, serta tidak
mengonsumsi makanan yang berisiko memperparah penyakit Jantung tersebut.
15