PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lupus Eritematosus Sistemik adalah suatu sindrom yang melibatkan
banyak organ dan memberikan gejala klinis yang beragam. Perjalanan
penyakit ini dapat ringan atau berat, secara terus menerus dengan
kekambuhan yang menimbulkan kerusakan jaringan akibat proses radang
yang ditimbulkannya. Gejala utama lupus adalah kelemahan
umum,aneroksia, mual, demam, dan kehilangan berat badan. Sekitar 80%
kelainan melibatkan jaringan persendian, kulit, dan darah 30-50%
menyebabkan kelainan ginjal, jantung, dan sistem saraf, serta 10-30%
meyebabkan thrombosis arteri dan vena yang berhubungan dengan
antibodi antikardiolipin
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa definisi Lupus Eritematosus Sistemik
2. Mengetahui Bagaimana patofisiologi Lupus Eritematosus Sistemik
3. Mengetahui Pathway Lupus Eritematosus Sistemik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
alamiah terdapat dalam bentuk agregat protein dan atau kompleks protein
RNA yang disebut partikel ribonukleoprotein (RNA). Ciri khas autoantigen
ini ialah bahwa mereka tidak tissue-spesific dan merupakan komponen
integral semua jenis sel.
Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuclear antibody).
Dengan antigennya yang spesifik, ANA membentuk kompleks imun yang
beredar dalam sirkulasi. Telah ditunjukkan bahwa penanganan kompleks
imun pada SLE terganggu. Dapat berupa gangguan klirens kompleks imun
besar yang larut, gangguan pemprosesan kompleks imun dalam hati, dan
penurun uptake kompleks imun pada limpa. Gangguan-gangguan ini
memungkinkan terbentuknya deposit kompleks imun di luar sistem fagosit
mononuklear. Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai maca organ
dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut. Peristiwa ini
menyebabkan aktivasi komplemen yang menghasilkan substansi penyebab
timbulnya reaksi radang. Reaksi radang inilah yang menyebabkan timbulnya
keluhan/ gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan seperti ginjal,
sendi, pleura, pleksus koroideus, kulit dan sebagainya.
Bagian yang penting dalam patofisiologi ini ialah terganggunya
mekanisme regulasi yang dalam keadaan normal mencegah autoimunitas
patologis pada individu yang resisten.
Secara skematis, hipotesis mengenai patofisiologi SLE dapat dilihat pada
skema di bawah ini.
3
2.3 Pathway LSE
4
Kelainan pertama Nilai HB normal adalah 12-16 gr/dl , sedangkan HB yang
dimiliki oleh Nn.Sinta adalah 6,6 gr/dl. Dilihat dari hasil pemeriksaan
hematologi penurunan HB menunjukan bahwa pasien memiliki anemia yaitu
kurang butir-butir darah merahpada tubuh Nn.Sinta.
5
. Ini dilihat dari ciri-ciriyang diderita oleh Nn. Sinta berupa Nyeri pada sendi-
sendi, Mudah lelah, Mudah terkenademam. Dimana pada penderita Lupus,
tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan darisesuatu yang asing dan
membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malahditujukan
untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Dengan demikian, Lupus disebut
sebagaiautoimmune disease(penyakit dengan kekebalan tubuh
berlebihan).Biasanya penderita lupus diberikan obat-obatan steroid seperti
methyl prednisolon
yang dikombinasikan dengan
asam folat.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/askep-sle/