Anda di halaman 1dari 138

SKRIPSI

STUDI KETIDAKPATUHAN MEMBAYAR IURAN BPJS


KESEHATAN PESERTA NON PBI BUKAN PENERIMA UPAH
DI KELURAHAN PARANG TAMBUNG KEC.TAMALATE

ST.ROSMANELY
K111 14 071

Skripsi ini Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
RINGKASAN

Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Makassar, Februari 2018
St. Rosmanely
“Studi Ketikpatuhan Membayar Iuran BPJS Kesehatan Peserta Non PBI
Bukan Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kec. Tamalate ”
(xv + 82 halaman + 13 tabel + 6 lampiran)

Undang-undang SJSN tahun 2004 disebutkan bahwa Program Jaminan


Kesehatan Nasional disingkat Program JKN, adalah suatu program pemerintah
dan masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup
sehat, produktif, dan sejahtera. Kepatuhan dalam membayar iuran JKN bagi
peserta mandiri merupakan komponen terpenting untuk mempermudah
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Jumlah tunggakan peserta BPJS di Kota
Makassar tercatat sebanyak 143.794 (38,18%) jiwa penduduk, kecamatan
tertinggi tunggakan BPJS di Kota Makassar yaitu Kecamatan Tamalate dan
Kelurahan Tertinggi yaitu Kelurahan Parang Tambung berdasarkan data BPJS
Kesehatan 2017.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey
deskriprif. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketidakpatuhan
membayar iuran BPJS Kesehatan Peserta Non PBI Bukan Penerima Upah di
Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 118 sampel yang berhasil diwawancarai 102 responden yang merupakan
peserta Non PBI Bukan penerima upah yang menunggak.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 87,3% pendapatan responden
menyatakan tinggi. Sebesar 89, 2% responden berpengetahuan baik. Sebesar
60,8% jumlah anggota keluarga responden masuk kategori banyak, sebesar 57,8%
tempat pembyaran iuran responden Bank/ATM, sebesar 84,3% responden
memiliki persepsi negatif, sebesar 71,6% peserta tidak memiliki penyakit
kataskropik.
Dengan adanya hasil penelitian maka dapat diketahui gambaran
ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Kesehatan peserta Non PBI Bukan
Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung dan dapat dijadikan sebagai acuan
penelitian selanjutnya. Saran kepada pihak rumah sakit agar memperbaiki
pelayanan kesehatan tanpa membedakan peserta umum dan peserta BPJS, kepada
BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisaisi atau informasi kepada peserta
BPJS Kesehatan tentang Program BPJS Kesehatan dan mempertimbangkan
pembuatan layanan pemberitahuan berbasisi online untuk mengingatkan peserta
agar melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan sebelum tanggal 10.
Kata Kunci : JKN, Peserta Menunggak di Kelurahan Parang Tambung,
Ketidakpatuhan.
DAFTAR PUSTAKA : 19 ( 2010-2017)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat, Hikmat

dan Karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran Bpjs Kesehatan Peserta

Non PBI Bukan Penerima Upah Di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan

Tamalate”. Sebagai salah satu syarat untuk lulus di Fakultas Kesehatan

Masyarakat mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Administrasi

Kebijakan dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Hasanuddin Makassar.

Dengan selesainya Skripsi ini Penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Ayahanda Renreng, S.Pd dan

Ibunda Suhariati yang tercinta, serta kepada kakak Muhammad Irfhan, adik

saya St.Dewi Afriliani, Muhammad Faisal Rahmat, dan Muhammad Fajrul

Ihsan, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan, materi, dan doa

restunya dari awal perkuliahan dan hingga selesainya skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena pada kesempatan ini

izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dian Saputra Marzuki, SKM., M. Kes selaku pembimbing I atas

bimbingan, saran dan motivasi yang diberikan.

2. Bapak Muh. Yusri Abadi, SKM., M.Kes selaku pembimbing II atas

bimbingan, saran dan motivasi yang diberikan.

v
3. Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas kemudahan

birokrasi serta administrasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr.dr.Hj. Syamsiar S.Russeng, MS selaku Penasehat Akademik selama

penulis mengikuti pendidikan.

5. Bapak Dr. H. Muh. Alwy Arifin, M. Kes selaku Ketua Departemen

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

6. Ir. Nurhayani, M.Kes, Bapak Prof. Dr. Dr. H. Muh. Syafar, MS, dan Bapak

Yahya Thamrin, SKM, M.Kes, MOHS, Ph.D sebagai dosen penguji yang

telah meluangkan waktunya dan banyak memberi masukan, kritikan serta

arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.

7. Seluruh Dosen-dosen dan Staff Administrasi Kebijakan Kesehatan atas

saran,bimbingan dan motivasi yang diberikan.

8. Bapak Camat Tamalate dan Lurah Parang Tambung beserta staf yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah

Kelurahan Parang Tambung.

9. Peserta tunggakan iuran JKN di Kelurahan Parang Tambung yang telah

bersedia menjadi responden dan juga kerjasamanya dalam penelitian ini.

10. Kak Ros dan Kak Fajrin yang telah banyak memberikan masukan dan

bantuan selama ini.

11. Sahabat seperjuangan saya Puspita Rezki Amanda dan Andi Dian Permata

Sari yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan selama ini.

vi
12. Sahabat Burengers Kak Chio, Ummul,Suci,Erika,Irma,Elvira, Diana terima

kasih telah banyak memberika motivasi dan bantuan selama ini

13. Sahabat Kalian Darma, Ummi, Sita,Fia terima kasih telah memberikan

banyak motivasi dan bantuan selama ini.

14. Sahabat Magfirah Jidar, Putri Pratiwi, Miftachul Hajar, Eva Purwati terima

kasih telah memberikan motivasi dan bantuan dalam menganalisis data.

15. Sahabat Three-X, Squbers,XI.IPA 2, Reaction, terima kasih telah banyak

memberikan saran dan motivasi.

16. Sahabat Risna, Fahmiah, Besil, Ica, Ian, Faidar terima kasih telah banyak

memberikan saran dan motivasi.

17. Teman – teman PBL Desa Palajau Kec.Arungkuke (Rian, Fandi, Inna,Pita,

Erika, Fiska, Ulfah, Dian) terima kasih atas kenangan dan pengalaman yang

tak terlupakan.

18. Teman – teman KKN Desa Labbo Kec.Tompobulu Bantaeng (Suri, Kak

Seno, Kak Dede, Liem, Nini, Lisa, Cici, Fitri) terima kasih atas kenangan

dan pengalaman yang tak terlupakan

19. Teman Magang BPJS Kesehatan (Pita, Dayen, Yahya, Hafif dan Bagian

SDM Komunikasi Publik BPJS (Pak Anca, Mba Ririt, Kak Wira, Kak Adi,

Kak Evi, Kak Awal dan Kak Tiara) terima kasih atas kenangan dan

pengalaman yang tak terlupakan.

20. Kakak-kakak Administrasi Kebijakan dan Kesehatan angkatan 2013 yang

selalu memberikan masukan, saran dan semangat

vii
21. Teman – teman, adik – adik Pengurus dan Anggota HAPSC FKM Unhas

yang selama ini bersama dan saling memberikan masukan maupun saran.

22. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 VAMPIR, Kesmas C Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu. Semoga kebersamaan kita menjadi kenangan dan

pelajaran yang tidak terlupakan.

23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala dukungan dan bantuan selama ini.

Saya menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta dikembangkan lagi lebih

lanjut.

Makassar, Februari 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Jaminan Kesehatan Nasional ............ 11
B. Tinjauan Umum tentang BPJS ................................................. 14
C. Tinjauan Umum tentang Iuran JKN-KIS.................................. 23
D. Tinjauan Umum tentang Ketidakpatuhan................................. 23
BAB III. KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 29
B. Kerangka Teori ......................................................................... 34
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 35
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .............................. 36
E. Sintesa Penelitian ...................................................................... 40
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 55
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 56
D. Pengumpulan Data ................................................................... 57
E. Pengolahan Data ....................................................................... 58
F. Analisis Data ............................................................................. 59
G. Penyajian Data .......................................................................... 59
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 60
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 61
C. Pembahasan .............................................................................. 73
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 86
B. Saran ......................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sintesa Penelitian............................................................................. 40
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di
Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018..... ................................... 62
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Pada
Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 .................... 63
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 ........... 63
Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Respon Pada Masyarakat Kelurahan Parang
Tambung Tahun 2018...................................................................... 64
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada
Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 .................... 67
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Pada
Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 .................... 67
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Jumlah Anggota
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 ........... 68
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membayar Iuran
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 ........... 68
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Bayar Langsung di
Kantor BPJS Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018 ...................................................................................... 69
Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Kendala Dalam Pembayaran
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 ........... 69
Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Ada dan Tidak Ada Kendala
Dalam Pembayaran Iuran Pada Masyarakat Kelurahan Parang
Tambung Tahun 2018...................................................................... 70
Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Persepsi
Ketidakpatuhan Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018 ...................................................................................... 70
Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi Pada
Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 .................... 72
Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
Kataskropik Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun
2018 ................................................................................................. 72
Tabel 15 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kataskropik
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018 ........... 73

x
DAFTAR ISTILAH

1. BPJS : Badan Penyelanggara Jaminan Sosial


2. JKN : Jaminan Kesehan Nasional
3. PBI : Penerima Bantuan Iuran

xi
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 : Kerangka Teori Penelitian


2. Gambar 3.2 : Kerangka Konsep Penelitian

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 3 Master Tabel

Lampiran 4 Persuratan

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan menurut Pembukaan UUD 1945 adalah hak asasi manusia

dan unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa

Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program

Pemerintah untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC) Tahun 2019.

Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah agar seluruh masyarakat

dapat menikmati pelayanan kesehatan dengan sistem asuransi serta menjadi

sistem jaminan yang bersifat wajib bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI).

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan

oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang ditetapkan

dalam UU No. 24 tahun 2011 dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari

2014.

Undang-undang SJSN tahun 2004 disebutkan bahwa Program

Jaminan Kesehatan Nasional disingkat Program JKN, adalah suatu program

pemerintah dan masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan

kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk

Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Program Jaminan

Kesehatan Nasional merupakan Program jaminan sosial yang menjamin

biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan

yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib oleh seluruh

1
penduduk Indonesia dengan membayar iuran berkala atau iurannya dibayari

oleh Pemerintah kepada badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan

nirlaba - BPJS Kesehatan. Manfaat yang dijamin oleh Program JKN berupa

pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan

medis. Pemberian manfaat tersebut dengan menggunakan teknik layanan

terkendali mutu dan biaya (managed care) (Putri,E.A, 2014).

Kepesertaan dalam BPJS kesehatan dibagi atas dua jenis yaitu Peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Bukan Penerima Bantuan (Non

PBI). Peserta PBI meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak

mampu sebagai peserta jaminan kesehatan sedangkan Peserta Non PBI terdiri

dari Pekerja penerima upah (PNS, Anggota Polri dan TNI, Pejabat Negara,

Pegawai Swasta), Pekerja bukan penerima upah (Pekerja mandiri), dan bukan

pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun) (Putri,E.A, 2014).

Kepesertaan yang semakin meningkat tidak sejalan dengan

kepatuhannya dalam membayar iuran JKN. Kepatuhan merupakan ketaatan

atau ketidaktaatan pada perintah atau aturan, sedangkan kepatuhan dalam

membayar iuran berarti perilaku seseorang yang memiliki kemauan

membayar iuran secaran tepat berdasarkan waktu yang telah ditetapkan

(Fildzah,2016).

Iuran menjadi salah satu kewajiban bagi peserta Jaminan Kesehatan.

Peserta membayar iuran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Iuran

2
jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh

peserta, pemberi kerja, dan atau pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan.

Peserta PBI atau peserta yang tidak mampu iuran dibayarkan oleh pemerintah

dan Peserta Non PBI yang mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri iuran

dibayar secara mandiri atau dengan pemotongan persentase gaji. Iuran untuk

peserta non PBI yang mulai diberlakukan dari tanggal 1 april 2016 dibagi atas

tiga jenis, yaitu iuran sebesar Rp.25.500 per orang /bulan untuk ruang perawatan

kelas tiga, iuran sebesar Rp.51.000 per orang /bulan untuk ruang perawatan kelas

dua dan iuran sebesar Rp.80.000 per orang /bulan untuk ruang perawatan kelas

satu (BPJS Kesehatan, 2016).

Besaran iuran merupakan kunci dari kesinambungan, kualitas Jaminan

Kesehatan, dampak terhadap pemiskinan baru, dan peningkatan produktifitas

penduduk. Apabila iuran ditetapkan tanpa perhitungan yang matang, atau

hanya dengan kesepakatan, maka terdapat ancaman BPJS tidak mampu

membayar fasilitas kesehatan, jaminan tidak tersedia, dan rakyat tidak

percaya lagi kepada negara. Besaran iuran harus: (1) cukup untuk membayar

layanan kesehatan dengan kualitas baik, (2) cukup untuk mendanai

operasional BPJS dengan kualitas baik dengan harga keekonomian yang

layak, (3) tersedia dana cadangan teknis jika sewaktu-waktu terjadi klaim

yang tinggi, (4) tersedia dana pengembangan program, riset operasional, atau

pengobatan baru (DJSN,2012)

Kepatuhan dalam membayar iuran JKN bagi peserta mandiri

merupakan komponen terpenting untuk mempermudah pemanfaatan

pelayanan kesehatan. Bagi peserta JKN kategori pekerja bukan penerima

3
upah wajib membayar iuran ke BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10

setiap bulan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan

pada hari kerja berikutnya. Bagi peserta kategori pekerja bukan pnerima upah

yang membayar iuran lewat tanggal 10 maka status kepesertaannya akan

diberhentikan sementara dan akan dikenakan denda keterlambatan

pembayaran iuran sebesar 2,5% dari biaya pelayanan dari setiap bulan

tetunggak (BPJS Kesehatan, 2014).

Berdasarkan Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa,

yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak

118.320.256 jiwa (49,79%) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070

jiwa (50,21%) (BPS, 2010), sedangkan jumlah penduduk di Indonesia yang

sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan per November 2017 adalah

183.579.086 jiwa, untuk Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak

111.593.654 jiwa, sedangkan untuk Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non

PBI) sebanyak 71.985.432 jiwa (BPJS Kesehatan, 2017) .

Data Badan Pusat Statistik Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan

sebanyak 9.062.249 jiwa (BPS,2010) dan yang sudah menjadi Peserta JKN-

KIS yaitu 7.205.802 jiwa per 2 Desember 2017 (BPJS,2017). Jadi 79,51%

jumlah penduduk yang menjadi peserta BPJS di Sulawesi Selatan.

Sedangkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2017 bahwa di

Sulawesi Selatan tepatnya di Kota Makassar dengan jumlah penduduk

1.663.479 jiwa penduduk yang sudah terdaftar sebagai Peserta BPJS

4
sebanyak 1.286.925 jiwa atau 77,36 % dan jumlah masyarakat yang belum

terdaftar sebagai peserta JKN-KIS yaitu 376.554 jiwa atau 22,64 %.

Saat ini tercatat jumlah peserta BPJS Kesehatan yang memiliki

tunggakan khususnya di Kota Makassar per Desember 2017 sebanyak

143.794 (38, 18%) jiwa penduduk yang menungguk iuran BPJS sedangkan

berdasarkan kelas kepesertaan yang paling tinggi jumlah tunggakannya yaitu

kelas 3 sebanyak 125.386 penduduk yang menunggak di kota Makassar atau

53,90 % Peserta Non PBI Bukan Penerima Bantuan Iuran yang memiliki

tunggakan terbesar, sedangkan kepesertaan yang tertitnggi kedua

tunggakannya yaitu kelas 1 memiliki jumlah tunggakan 58.780 jiwa atau

25,27% Peserta Non PBI Bukan Penerima Upah, dan untuk kepesertaan kelas

2 memiliki jumlah tunggakan 48,439 atau 20,82% Peserta Non PBI Bukan

Penerima Upah (BPJS Kesehatan,2017).

Data sekunder yang di peroleh peneliti di BPJS Kesehatan jumlah

peserta Non PBI Bukan Penerima Upah di Kota Makassar dari beberapa

Kecamatan yang memiliki tunggakan yaitu Kecamatan Tamalate sebanyak

17.102 jiwa (8,79%), Kecamatan Biringkanaya 16.379 jiwa, Kecamatan

Rappocini 15.588 jiwa, Kecamatan Tallo 15.082 jiwa, Kecamatan Manggala

15.065 jiwa, Kecamatan Panakukang 14.795, Kecamatan Sombo Opu 13.868

jiwa, Kecamatan Makassar 10.138 jiwa, Kecamatan Mariso 8.912 jiwa,

Kecamatan Palangga 8.489 jiwa dan Kecamatan Bontonompo 8.376 jiwa

(BPS Kesehatan, 2017).

5
Dari data di BPJS kesehatan Kecamatan tertinggi tunggakan BPJS

Kesehatannya yaitu di Kecamatan Tamalate, sedangkan Kelurahan tertinggi

di Kecamatan Tamalate tunggakan BPJS yaitu Kelurahan Parang Tambung

dimana jumlah tunggakan BPJS sebesar 3.678 (9,69%) jiwa dari 37.923

penduduk yang terdaftar sebagai peserta BPJS dan data yang diberikan BPJS

Kesehatan yaitu 118 peserta yang menunggak (BPJS Kesehatan, 2017).

Dari data yang di dapatkan di BPJS Kesehatan ada berapa masalah yang

menyebabkan peserta BPJS Kesehatan Bukan Penerima Upah tidak

membayar iuran BPJS di antaranya penghasilan peserta tidak menentu , ATM

sering offiline, lama proses bayar, kecewa dengan pelayanan badan asuransi

atau faskes, sibuk, dan alasan lainnya yaitu saya tidak sering sakit dan kalau

sakit cukup beli obat di warung (BPJS Kesehatan, 2017).

Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi kesadaran

masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran. Begitu pula dengan

pengaruh pendapatan dengan keteraturan masyarakat dalam membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan seseorang memegang

peranan penting tingginya kesadaran seseorang terhadap keteraturan dalam

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan yang

rendah mampu menurunkan keteraturan masyarkat dalam membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena masih banyak kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh keluarga sehingga tidak ada alokasi pendapatan yang

digunakan peserta untuk membayar iuran tersebut. Lain halnya dengan yang

berpendapatan tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan menegah keatas

6
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dalam membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan,2014).

Ketersedian tempat pembayaran iuran merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat adalah mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan adanya jaminan kesehatan berarti bagi

masyarakat peserta mandiri JKN harus membayar iuran pada tempat

pembayaran yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan agar dapat

memperoleh pelayanan di fasilitas kesehatan dan dijamin oleh BPJS

Kesehatan (BPJS Kesehatan,2014).

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah bekerja

sama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat mempengaruhi

keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama yang tidak

menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat akan

berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap kebutuhan

untuk memperpanjang masa kepesertaaannya serta keteraturan masyarakat

dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebaliknya bagi

peserta asuransi kesehatan yang memiliki persepsi positif terhadap tempat

pelayanan kesehatan akan meningkatkan keteraturannya dalam membayar

iuran asuransi kesehatan karena peserta telah mendapatkan pelayanan serta

pengalaman yang baik saat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga akan

7
meningkatkan kesinambungan kepesertaan dana sehat tersebut (BPJS

Kesehatan,2014).

Penelitian ( Efriyani, 2017) Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

peserta mandiri membayar iuran JKN adalah tingkat pengetahuan, riwayat

penyakit katastropik, jumlah anggota keluarga, jumlah pendapatan, dukungan

keluarga. Penelitian (Arfilyah, 2016) menyatakan bahwa tempat pembayaran

iuran, pendapatan, pengeluaran rata-rata perbulan, dan motivasi memiliki

hubungan signifikan terhadap keteraturan membayar iuran pada pasien

peserta mandiri JKN.

Terdapat faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan membayar iuran

dari tesis (Chareunisa, 2017) menunjukkan bahwa faktor- faktor yang

berpengaruh terhadap kepatuhan pembayaran iuran adalah pengetahuan, kelas

sosial, pengalaman masa lalu, dukungan keluarga. Dan faktor yang paling

berpengaruh yaitu pengetahuan dimana menjadi salah satu penentu individu

untuk mematuhi ketentuan dari setiap peraturan yang telah di tetapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu

studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran BPJS Kesehatan Peserta Non PBI

Bukan Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate ?

8
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran ketidakpatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan peserta Non PBI bukan penerima upah di Kelurahan

Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

2. Tujuan khusus

a. Untuk memperoleh gambaran pendapatan terhadap ketidakpatuhan

membayar iuran BPJS Peserta Non PBI Bukan Penerima Upah di

Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

b. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan terhadap ketidakpatuhan

membayar iuran BPJS Peserta Non PBI Bukan Penerima Upah di

Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

c. Untuk memperoleh gambaran jumlah anggota keluarga terhadap

ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Peserta Non PBI Bukan

Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

d. Untuk memperoleh gambaran tempat pembayaran iuran terhadap

ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Peserta Non PBI Bukan

Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

e. Untuk memperoleh gambaran persepsi tempat layanan kesehatan

terhadap ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Peserta Non PBI Bukan

Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

9
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu masukan bagi

instansi yang berwenang untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan.

2. Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau

referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga bagi

peneliti sendiri dalam mengembangkan pengetahuan dan penyelesaian

studi pada jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang JKN


UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU

SJSN) tidak menetapkan definisi atau pengertian JKN dalam salah satu ayat

atau pasalnya. Dengan merangkai beberapa pasal dan ayat yang mengatur

tentang program jaminan sosial, manfaat, tujuan dan tatalaksananya, dapat

dirumuskan pengertian Program Jaminan Kesehatan Nasional sebagai berikut:

“Program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta

pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara

bergotong-royong wajib oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar

iuran berkala atau iurannya dibayari oleh Pemerintah kepada badan

penyelenggara jaminan sosial kesehatan nirlaba - BPJS Kesehatan.”

Dua Peraturan Pelaksanaan UU SJSN, yaitu Peraturan Pemerintah No.

101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan

menetapkan bahwa yang dimaksud dengan: “Jaminan Kesehatan adalah

jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran

atau iurannya.

11
1. Prinsip JKN

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip- prinsip Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:

a. Prinsip kegotongroyongan

Prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu

peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit

atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.

Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh

penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip

gotong-royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.

b. Prinsip nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh BPJS adalah nirlaba bukan untuk

mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk

memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang

dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil

pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk

kepentingan peserta.

c. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.

Prinsip-prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil

pengembangannya.

12
d. Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah

pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

e. Prinsip kepesertaan bersifat wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi

peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib

bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan

program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,

bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara

mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

dapat mencakup seluruh rakyat.

f. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan

kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam

rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

g. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

sebesar-besar kepentingan peserta.

Prinsip ekuitas, yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai

dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang

13
telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar

persentase tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan dan

pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu.

Kepesertaan wajib berlaku pula bagi pekerja asing yang bekerja sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan di Indonesia.

2. Tujuan JKN

Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

3. Pelaku JKN

Penyelenggaraan JKN dilaksanakan oleh 4 (empat) pelaku utama, yaitu

Peserta, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fasilitas

Kesehatan, dan Pemerintah .

B. Tinjauan Umun tentang BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan.10 BPJS Kesehatan

dibentuk dengan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN dan UU No. 24

Tahun 2011 Tentang BPJS. Kedua UU ini mengatur pembubaran PT Askes

Persero dan mentransformasikan PT Askes Persero menjadi BPJS Kesehatan.

Pembubaran PT Askes Persero dilaksanakan tanpa proses likuidasi dan

dilaksanakan dengan pengalihan aset dan liabilitas, hak, dan kewajiban

hukum PT Askes Persero menjadi aset dan liabilitas, hak, dan kewajiban

14
hukum BPJS Kesehatan seluruh pegawai PT Askes Persero menjadi pegawai

BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan berbadan hukum publik yang

bertanggungjawab langsung kepada Presiden. BPJS Kesehatan berkedudukan

dan berkantor pusat di ibu kota Negara RI. BPJS Kesehatan memiliki kantor

perwakilan di provinsi dan kantor cabang di kabupaten/kota.

Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagai penyelenggara program

jaminan kesehatan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia, BPJS Kesehatan

bertugas:

a. menerima pendaftaran Peserta JKN;

b. mengumpulkan iuran JKN dari Peserta, Pemberi Kerja, dan Pemerintah;

c. mengelola dana JKN;

d. membiayai pelayanan kesehatan dan membayarkan manfaat JKN;

e. mengumpulkan dan mengelola data Peserta JKN;

f. memberi informasi mengenai penyelenggaraan JKN.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, BPJS Kesehatan diberi

kewenangan untuk:

a. menagih pembayaran iuran;

b. menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan

jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas,

kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

c. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan

Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya;

15
d. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang

ditetapkan oleh Pemerintah.

1. Kepesertaan BPJS

Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh pemerintah.

a. Kepesertaan bersifat wajib dan mengikat dengan membayar iuran

berkala seumur hidup.

b. Kepesertaan wajib dilaksanakan secara bertahap hingga menjangkau

seluruh penduduk Indonesia.

c. Kepesertaan mengacu pada konsep penduduk dengan mewajibkan

warga negara asing yang bekerja paling singkat enam bulan di

Indonesia untuk ikut serta.

d. Kepesertaan berkesinambungan sesuai prinsip portabilitas dengan

memberlakukan program di seluruh wilayah Indonesia dan menjamin

keberlangsungan manfaat bagi peserta dan keluarganya hingga enam

bulan pasca pemutusan hubungan kerja (PHK). Selanjutnya, pekerja

yang tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK atau

mengalami cacat tetap total dan tidak memiliki kemampuan ekonomi

tetap menjadi peserta dan iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Kesinambungan kepesertaan bagi pensiunan dan ahli warisnya akan

dapat dipenuhi dengan melanjutkan pembayaran iuran jaminan

kesehatan oleh manfaat program jaminan pensiun.

16
e. Setiap Peserta yang telah terdaftar di BPJS Kesehatan berhak

mendapatkan identitas Peserta yang merupakan identitas tunggal yang

berlaku untuk semua program jaminan sosial.

f. Pemutahiran data kepesertaan menjadi kewajiban Peserta untuk

melaporkannya kepada BPJS Kesehatan.

Peserta BPJS terbagi dalam dua golongan utama, yaitu Penerima

Bantuan Iuran dan Bukan Penerima Bantuan Iuran.

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang termasuk dalam

daftar penerima bantuan iuran jkn. merujuk pada peraturan pemerintah

no. 101 tahun 2011, fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak

mempunyai sumber pencaharian atau memiliki sumber pencaharian

namun tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak bagi

dirinya dan keluarganya. sedangkan orang tidak mampu adalah orang

yang memiliki sumber mata pencaharian, gaji, atau upah dan hanya

mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, namun tidak

mampu membayar iuran JKN.

b. Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Pegawai

Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota POLRI, Pejabat Negara,

Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta dan

Pekerja yang tidak termasuk diatas yang menerima upah.

17
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu

Pekerja diluar hubungan kerja atau pekrja mandiri dan pekerja yang

tidak termasuk diatas yang bukan penerima upah.

3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya, yaitu Investor, Pemberi

kerja, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan,

Janda/duda/anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan

dan bukan pekerja yang tidak termasuk yang mampu membayar iuran.

2. Pendaftaran Peserta BPJS

Pendaftaran kepesertaan JKN adalah kewajiban Peserta dan

Pemberi Kerja. Khusus bagi orang miskin dan tidak mampu,

Pemerintah berkewajiban mendaftarkan mereka dan menyubsidi iuran,

serta membayarkan iuran JKN kepada BPJS Kesehatan.

a. Ketentuan Umum

UU BPJS mengatur pendaftaran peserta sebagai berikut:

1) Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan

pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan

program jaminan sosial yang diikuti, serta wajib memberikan

data dirinya dan Pekerjanya secara lengkap dan benar kepada

BPJS.

2) Setiap orang yang memenuhi persyaratan kepesertaan dalam

Program Jaminan Sosial wajib mendaftarkan dirinya dan

anggota keluarganya sebagai peserta kepada BPJS.

18
3) Pemerintah mendaftarkan penerima bantuan iuran dan anggota

keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS.

4) Pemberi Kerja wajib memberi data dirinya dan data Pekerjanya

berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada

BPJS.

5) Setiap orang wajib memberikan data mengenai dirinya dan

anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS

6) Penerima bantuan iuran wajib memberikan data mengenai

dirinya dan anggota keluarganya secara lengkap dan benar

kepada Pemerintah untuk disampaikan kepada BPJS.

Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No. 82/PUU-X/2012 yang

dibacakan pada 15 Oktober 2012 memberi hak kepada Pekerja untuk

mendaftarkan dirinya sebagai peserta progam jaminan sosial atas

tanggungan pemberi kerja apabila pemberi kerja telah nyata-nyata tidak

mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS.

b. Prosedur Pendaftaran

Prosedur pendaftaran peserta JKN pada awal bulan Januari 2014

terdiri atas pendaftaran otomatis, pendaftaran ulang, dan pendaftaran

peserta baru.

1) Pendaftaran Otomatis (Dengan Sendirinya Menjadi Peserta)

Kepesertaan program jaminan kesehatan/pelayanan kesehatan

berpindah dengan sendirinya tanpa perlu mendaftar ulang ke BPJS

Kesehatan, bagi:

19
a) Peserta Askes Sosial (Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pensiunan

PNS,

b) Pensiunan TNI/POLRI, Perintis Kemerdekaan, Anggota

Legium Veteran, beserta keluarganya.

c) Kartu Askes Sosial tetap berlaku untuk pelayanan kesehatan

sepanjang BPJS Kesehatan belum menerbitkan kartu JKN.

d) Anggota POLRI dan Prajurit TNI beserta keluarganya. Kartu

Tanda Anggota POLRI atau Nomor Registrasi Pokok TNI

berlaku sebagai kartu peserta JKN sepanjang BPJS Kesehatan

belum menerbitkan kartu JKN. Peserta Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Kartu JAMKESMAS

tetap berlaku untuk pelayanan kesehatan sepanjang BPJS

Kesehatan belum menerbitkan kartu JKN.

2) Pendaftaran Ulang Dan Perubahan Kepesertaan

Kepesertaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Jamsostek berpindah dengan sendirinya menjadi kepesertaan JKN

disertai persyaratan wajib daftar ulang kepada BPJS Kesehatan.

Kartu JPK Jamsostek tetap berlaku untuk pelayanan kesehatan

sepanjang peserta membayar iuran dan BPJS Kesehatan belum

menerbitkan kartu JKN. Perusahaan mendaftarkan ulang pekerja

dan perusahaannya kepada BPJS Kesehatan dengan mengisi

formulir pendaftaran perusahaan dan formulir data pekerja, serta

membayar iuran.

20
3) Pendaftaran Peserta Baru

Perusahaan atau penduduk yang belum mengikuti program

jaminan kesehatan, diwajibkan untuk segera mendaftar ke Kantor

BPJS Kesehatan terdekat dengan melengkapi administrasi

pendaftaran. Dokumen pendukung untuk pendaftaran perusahaan

dan pekerjanya:

a) Mengisi formulir pendaftaran

b) Mengisi data calon peserta

c) NPWP Perusahaan

d) Surat Izin Usaha Perdagangan Perusahaan

e) Foto kopi KTP Pekerja

f) Foto kopi Kartu Keluarga Pekerja

g) Pas foto 3x4 berwarna 2 lembar (masing-masing peserta)

Dokumen pendukung untuk pendaftaran perorangan, adalah:

a) Mengisi formulir pendaftaran

b) Foto kopi KTP

c) Foto kopi Kartu Keluarga

d) Pas foto 3x4 berwarna 2 lembar (masing-masing peserta)

3. Hak Dan Kewajiban Peserta

Hak Peserta :

a. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh

pelayanan kesehatan;

21
b. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban

serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

c. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

bekerja sama dengan BPJS Kesehatan; dan

d. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan

atau tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.

Kewajiban Peserta :

a. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang

besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

b. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas

kesehatan tingkat I;

c. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yang tidak berhak;

d. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

4. Masa Berlaku

Kepesertaan berlaku selama peserta membayar iuran. Bila Peserta

tidak membayar atau meninggal dunia, maka kepesertaan hilang. Bagi

Peserta yang menunggak iuran, pemulihan kepesertaan dilakukan

dengan membayar iuran bulan berjalan disertai seluruh tunggakan

iuran beserta seluruh denda.

22
C. Tinjauan Umun tentang Iuran JKN-KIS

Iuran JKN adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh

Peserta, Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah untuk Program JKN. Ketentuan

iuran JKN diatur dalam:

1) UU SJSN Pasal 17, 27, dan 28

2) UU BPJS Pasal 19

3) Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 16, 17, dan 18.

1. Kewajiban Membayar iuran JKN

Kewajiban membayar iuran JKN diatur sebagai berikut:

a. Setiap Peserta wajib membayar iuran.

b. Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,

menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan

iuran tersebut kepada BPJS secara berkala.

c. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak

mampu dibayar oleh Pemerintah. Pada tahap pertama iuran yang

dibayar oleh Pemerintah adalah untuk program jaminan kesehatan.

2. Besaran Iuran

Besaran Iuran ditampilkan dalam tabel iuran.36 Ketentuan umum

mengenai 36 Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan

Atas PerPres No. 12 Tahun 2013 besaran iuran adalah sebagai berikut:

a. Besaran iuran dihitung berdasarkan persentase upah/penghasilan

untuk peserta penerima upah atau berdasarkan suatu jumlah nominal

tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah .

23
1) Sebesar Rp. 25.500,00 (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per

orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan

kelas III

2) Sebesar Rp.51.000,00 (lima puluh satu ribu rupiah) per orang

perbulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II

3) Sebesar Rp.80.000,00 (delapan puluh ribu rupiah) per orang

perbulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.

b. Besarnya iuran yang ditanggung oleh pekerja dan pemberi kerja

ditetapkan untuk setiap jenis program secara berkala sesuai dengan

perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang

layak.

c. Iuran tambahan dikenakan kepada peserta yang mengikutsertakan

anggota keluarga yang lain, yaitu anak keempat dan seterusnya, ayah,

ibu, mertua.

d. Iuran JKN bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh Peserta:

1) sebesar 1% (satu persen) dari gaji/upah Peserta Pekerja

Penerima Upah per orang per bulan.

2) sesuai manfaat yang dipilih Peserta Pekerja Bukan Penerima

Upah dan Peserta bukan Pekerja.

Definisi gaji/upah adalah hak pekerja yang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja

kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian

kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk

24
tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau

jasa yang telah atau akan dilakukan.

3. Tata Cara Pembayaran Iuran

Ketentuan mengenai tata cara pembayaran iuran JKN adalah sebagai

berikut:

a. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta PBI-JKN dibayar oleh

Pemerintah. Tentang Jaminan Kesehatan Pasal 16A, 16B, 16C, 16D,

16E, 16 F,16G, 16H, 16I. 37 UU SJSN Pasal 1 angka 13.

b. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar

oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.

c. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah dan

Peserta Bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

d. Pembayaran iuran setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh)

setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.

e. Apabila tanggl 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya.

f. Keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan dikenakan denda

administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang

tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, dibayarkan

bersamaan dengan total iuran yang tertunggak.

g. Bila keterlambatan pembayaran iuran lebih dari tiga bulan,

penjaminan dapat dihentikan sementara.

25
h. Pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan di awal untuk 3

(tiga) bulan, 6 (enam) bulan dan 1 (satu tahun).

i. Pengelolaan kelebihan atau kekurangan iuran:

1) BPJS Kesehatan menghitung kelebihan/kekurangan iuran jaminan

kesehatan sesuai dengan gaji atau upah Peserta.

2) Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran,

BPJS kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi

Kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja

sejak diterimanya iuran.

3) Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan

dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.

D. Tinjauan Umun tentang Ketidakpatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan

berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau

peraturan. Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas

sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku.

Kepatuhan menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur,

standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dan

sebaliknya ketidakpatuhan adalah sikap seseorang yang tidak taat,tunduk

pada ajaran atau aturan.

26
Perilaku secara biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari organisme

(makhluk hidup) sehingga perilaku pada manusia adalah tindakan atau aktivitas

dari manusia yang memiliki bentangan yang sangat luas karena terdiri dari

berbagai macam kegiatan yang dilakukan manusia seperti berjalan, berbicara,

menangis, tertawa dan lain sebagainya. Dari uraian tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati

pihak luar (Notoatmodjo, 2010).

BPJS Kesehatan memberlakukan peraturan baru pada 1 Juli 2016

mengenai peserta yang menunggak bayar iuran dan denda bagi peserta yang

berlaku di BPJS Kesehatan, yang sebelumnya kita tahu bahwa status

dinonaktifkan jika terlambat 3 bulan dan dikenakan denda 2% per bulan.

Kini Peraturan BPJS yang baru berbeda, mulai 1 juli 2016 peserta bpjs

kesehatan yang telah membayar iuran 1 bulan maka statusnya akan langsung

dinonaktifkan secara otomatis oleh sistem. Untuk mengaktifkannya maka

peserta harus membayar iuran yang tertunggak tanpa dikenakan denda.

Peserta tidak dikenakan denda iuran sebab keterlambatan, namun peserta

akan dikenakan denda jika menggunakan kartu bpjs kesehatan dalam 45 hari

sejak kartu BPJS kesehatannya diaktifkan. Adanya denda ini tujuannya agar

peserta BPJS Kesehatan itu mengaktifkan keanggotaan ketika butuh BPJS

saja. Denda yang dikenakan berbeda dengan denda sebelumnya, denda yang

dimaksud adalah denda yang dikenakan bagi peserta yang menjalani rawat

inap sebelum 45 hari sejak kepesertaannya diaktifkan kembali.

27
Denda nya yaitu berupa membayar biaya berobat sebesar 2,5 persen dikali

biaya rawat inap dan dikalikan jumlah bulan yang ditunggak. Jika Peserta

menunggak 1 bulan maka status keanggotaannya akan dinonaktifkan, untuk

mengaktifkan kembali peserta dapat membayar tagihan iuran. Setelah

melunasi tunggakan kepesertaannya akan langsung aktif, jika peserta

langsung berobat sebelum 45 hari maka dikenakan sanksi dan jika rawat inap

dilakukan setelah 45 harimaka tidak kenakan sanksi. Jika seorang peserta

mandiri kelas 1 menunggak 3 bulan dan saat rawat inap dikenakan biaya

sebesar Rp20.000.000, peserta tersebut harus ikut membayarkan biaya

perawatannya sebesar Rp1.500.000 dihitung berdasarkan rumusnya

yaitu ( 2,5 persen x Rp20 juta x 3 (sesuai tunggakan) ) maka

hasilnya Rp1.500.000. Khusus peserta PBI dibayar pemerintah dan kalau

badan usaha dibayar pemberi kerja,” hal ini sesuai Peraturan Presiden

(Perpres) No 19/2016 tentang perubahan kedua atas Perpres No 12/2013

tentang Jaminan Kesehatan.

28
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Berdasarkan teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010)

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat

kesehatan yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung

(enabling factor) dan faktor pendorong (reinforcing factor).

a. Faktor predisposisi, yaitu faktor yang berwujud ciri-ciri demografi,

struktur sosial, dalam bentuk pengetahuan,pendapatan, sikap,

kepercayaan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor pendukung, yaitu faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana

kesehatan.

c. Faktor pendorong, yaitu faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan, atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi

dari peilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2010)

Fakto yang mempengaruhi ketidapatuhan pembayaran iuran BPJS Kesehatan

yaitu :

a. Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas masyarakat

setiap bulannya sesuai standar upah minimum pendapatan perkapita

daerah. Menurut Efriyani (2017) dan Arfiyah (2016) bahwa ada hubungan

29
yang signifikan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran

masyarakat dalam berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang

maka semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan

membayar iuran. Begitu pula dengan pengaruh pendapatan dengam

kepatuha masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN). Pendapatan seseorang memegang peranan penting

tingginya kesadaran seseorang terhadap keteraturan dalam membayar

iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan yang rendah

mampu menurunkan Kepatuhan masyarkat dalam membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena masih banyak kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh keluarga sehingga tidak ada alokasi pendapatan yang

digunakan peserta untuk membayar iuran tersebut. Lain halnya dengan

yang berpendapatan tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan

menegah keatas memiliki tingkat keteraturan yang tinggi dalam

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan,2014).

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melaluipancaindra manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Berdasarkan

pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

30
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010).

1) Tingkat Pengetahuan Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut

Notoatmodjo (2010), dibagi menjadi 6 (enam) tingkatan yaitu :

a) Tahu (know)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu ini

merupakan tingkat pengertian yang paling rendah.

b) Memahami (Comp rehension)

Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi ke kondisi sebenarnya.

c) Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian -bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

31
f) Evaluasi (Evaluation)

Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan oleh seseorang

sehingga dapat meningkatkan pemahaman akan informasi tersebut,

begitupula pada peserta yang memiliki asuransi kesehatan, dantelah

mendapatkan informasi mengenai kewajiban sebagai peserta asuransi

kesehatan sehingga pengetahuan peserta akan semakin meningkat dan hal

tersebut juga dapat meningkatkan keinginan peserta untuk membayar iuran

sesuai dengan ketetapan dari badan penyelenggara karena peserta telah

memiliki pengetehuan mengenai kewajibannya sebagai peserta asuransi

kesehatan. Sebaliknya pada peserta yang memiliki pengetahuan yang rendah

akan informasi mengenai kewajiban sebagai pemilik asurnasi kesehatan

dapat menurunkan keinginan peserta dalam memenuhi kewajibannya seperti

halnya dalam membayar iuran karena peserta masih belum mendapatkan

pengethuan yang cukup mengenai kepemilikan asuransi kesehatan.

c. Tempat Pembayaran

Ketersedian tempat pembayaran iuran merupakan salah satu bentuk

pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat adalah

mendapatkan pelayanan kesehatan dengan adanya jaminan kesehatan

berarti bagi masyarakat peserta mandiri JKN harus membayar iuran pada

tempat pembayaran yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan agar

32
dapat memperoleh pelayanan di fasilitas kesehatan dan dijamin oleh BPJS

Kesehatan (BPJS Kesehatan,2014).

d. Prespsi

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah bekerja

sama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama

yang tidak menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima

masyarakat akan berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang

terhadap kebutuhan untuk memperpanjang masa kepesertaaannya serta

keteraturan masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN). Sebaliknya bagi peserta asuransi kesehatan yang

memiliki persepsi positif terhadap tempat pelayanan kesehatan akan

meningkatkan keteraturannya dalam membayar iuran asuransi kesehatan

karena peserta telah mendapatkan pelayanan serta pengalaman yang baik

saatmendapatkan pelayanan kesehatan sehingga akan meningkatkan

kesinambungan kepesertaan dana sehat tersebut (BPJS,2014).

e. Riwayat Penyakit Kataskropik

Penyakit katastropik yang berasal dari catastrophic yang berarti bencana

atau malapetaka, merupakan penyakit yang high cost, high volume dan high

risk yang menyebabkan banyak para penentu kebijakan mengkhawatirkan

terjadinya pembengkakan biaya penyakit sehingga penyelenggaraan asuransi

kesehatan tidak mencantumkan penyakit tersebut kedalam paket manfaatnya

(Budiarto dan Sugiharto, 2013).

33
B. Kerangka Teori Penelitian
Faktor Predisposisi

a. Pendapatan
b. Pengetahuan
c. Jumlah Anggota
Keluarga

d. Pengeluaran rata- rata


perbulan
e. Motivasi
f. Kemauan Membayar Ketidakpatuhan
Iuran BPJS Membayar Iuran
g. Kemampuan
Membayar JKN

Faktor Pendukung
a. Jarak Menuju
tempat
Pembayaran
b. Waktu tempuh
menuju tempat
pembayaran

c. Tempat
Pembayaran

Faktor Pendorong
a. Persepsi terhadap
tempat pelayanan = Variabel Diteliti
b. Riwayat Penyakit
Kataskropik
=Variabel Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Teori modifikasi Lawrence Green (1980) dalam Arfiliyah (2016)

34
C. Kerangka Konsep Penelitian
Pendapatan

Pengetahuan

Jumlah Anggota Ketidakpatuhan


Keluarga Membayar Iuran
JKN
Tempat Pembayaran

Persepsi terhadap
tempat pelayanan

Riwayat Penyakit
Kataskropik

Keterangan:

: Variabel Dependen

: Variabel Independen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

35
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pendapatan

Jumlah total Penghasilan yang didapat oleh sebuah keluarga sebagai hasil

dari seluruh usaha anggota keluarganya setiap bulan (BPS,2008)

Dengan pengukuran Skala Guttman, Penetapan UMK Kota Makassar

pendapatan digolongkan menjadi 2 yaitu :

a) Golongan pendapatan rendah (<Rp. 2.647.767 per bulan).

b) Golongan pendapatan tinggi (≥ Rp. 2.647.767 per bulan).

(UMK, 2018)

Jika pendapatan rendah memungkinkan orang tersebut tidak

membayar tunggakan BPJS.

b. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai tarif adalah pengetahuan masyarakat terkait

iuran JKN. Apabila responden menjawab benar maka diberi nilai 1 dan

jika salah diberi 0. Pengukuran variabel menggunakan skala Guttman.

Variabel tersebut diukur melalui jawaban kuesioner dengan jumlah

pertanyaan yang diajukan sebanyak 8 pertanyaan dengan 2 alternatif

jawaban. Setiap pertanyaan memiliki skor 0 dan 1, dengan kategori:

a. Salah = 0

b. Benar = 1

Skoring:

Jumlah pertanyaan sebanyak 8 nomor.

a. Skor tertinggi = 8 × 1 = 8 (100%)

36
b. Skor terendah =8 × 0 = 0 (0%)

c. Range = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100% - 0%

= 100%

e. Interval. Perhitungan interval dengan menggunakan rumus :

100%
I =
2

= 50%

f. Skor standar = 100% - 50%

= 50%

Kriteri Objektif :

a) Kurang, jika total skor responden < 50%.

b) Baik, jika total skor responden ≥ 50%.

Jika pengetahuan kurang maka memungkinkan seseorang untuk tidak

membayar iuran.

c. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga Banyaknya Anggota keluarga yang

ditanggung. sebagai berikut :

a. Besar, jika anggota keluarga ≥5 orang

c. Kecil, jika anggota keluarga ≤ 4 orang

(BKKBN, 1998)

Jika jumlah anggota besar memungkin seseorang untuk tidak membayar

iuran BPJS.

37
d. Tempat Pembayaran

Jenis fasilitas pelayanan yang digunakan responden dalam membayar

iuran JKN missal tempat membayar di ATM (BRI,BNI,Mandiri, dan

BTN), Indomart,Alfamadi,Kantor Pos atau langsung ke Kantor BPJS

Kesehatan (BPJS Kesehatan,2017).

e. Persepsi

Pandangan responden terhadap JKN terkait manfaat pelayanan yang

diterima. Nominal Pengukuran menggukan skala Skala Guttman dengan

6 pertanyaan, skor tiap item untuk pertanyaan yang positif

a. Setuju = 3

b. Ragu-ragu = 2

c. Tidak setuju = 1

Skor tiap item untuk pertanyaan yang negatif :

a.setuju = 3

b.ragu-ragu=2

c.tidak setuju=1

sehingga didapat skor penilaian sebagai berikut:

a.maksimal=3x6=18

b.minimal=1x6=6

selanjutnya dari range 0-18 dikelompokkan menjadi 2 kategori : positif

dan negative panjang kelas intervalnya dengan perhitungan :

Rentang = nilai maks nilai min 18-6=12

Banyak kelas =2

38
Panjang kelas = rentang/Banyak kelas 12/2=6 Sehingga penilaian

Kriteria Obyektif :

a. Prespsi Negatif jika rentang 6-12

b. Prespsi positif jika rentang 13-18

Jika prespsi tentang tentang pelayanan Negatif memungkin seseorang

untuk tidak membayar iuran.

f. Riwayat Kataskropik

Riwayat penyakit katastropik adalah pernah dan tidak menderita

penyakit berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa

pada responden, penyakit katastropik yang diukur dengan :

a. Tidak Pernah

b. Pernah

Tidak Pernah, jika total skor responden ≥ 50%.

Pernah, jika total skor responden < 50%

39
E. Sintesa Penelitian

SINTESA PENELITIAN

No Peneliti/Tahun Judul Tujuan Metode Variabel Hasil


.

1 Dhilla Maesa Putri Faktor Yang Tujuan dari penelitian Penelitian ini Variabel IndependenTerdapat hubungan yang
(2016) Berhubungan ini adalah mengetahui adalah kuantitatif bermakna antara tingkat
Penelitian ini adalah
Dengan fakr yang dengan desain tingkat pendidikan, jumlah
Kepatuhan berhubungan dengan cross sectional. pendidikan,jumlah pendapatan, dan jumlah
Peserta Mandiri kepatuhan peserta pendapatan,dan anggota keluarga dengan
Dalam Membayar mandiri membayar jumlah kepatuhan
anggota peserta
Iuran Jaminan iuran JKN di Kota keluarga. mandiri membayar iuran
Kesehatan Padang Tahun 2016 JKN di Kota Padang
Variabel Dependen Tahun 2016. Disarankan
Nasional Di Kota
Padang Tahun adalah Kepatuhan kepada petugas BPJS
2016 Membayar Iuran lebih meningkatkan
JKN sosialisasi agar peserta
patuh dalam membayar
iuran setiap bulannya.

2 dr. Ni Made Sri Analisis Tujuan Penelitain Metode Variabel Independen Angka ketidakpatuhan
Nopiyani, MPH, Determinan Untuk menganalisis pengumpulan data penelitian adalah pembayaran iuran pada
Kepatuhan Dan determinan kuantitatif Karakteristik sosio- peserta JKN Non-PBI
Putu Ayu Pengembangan kepatuhan dilakukan dengan demografi (umur,

40
Indrayathi, SE., Strategi pembayaran iuran melakukan jenis kelamin),Kelas Mandiri cukup tinggi
MPH, Rina pada peserta JKN analisis terhadap Kepesertaan, Status
Listyowati, Peningkatan Non PBI data yaitu sebesar 26,53%.
Kepesertaan,Penggu
Kepatuhan Peserta yang tidak
S.Si.T, M.Kes naan manfaat JKN di
(2015) Pembayaran Iuran Mandiri di Kota Kepesertaan dan patuh membayar iuran
FKTP, Penggunaan
Pada Peserta JKN Denpasar Metode rata-rata mulai tidak
manfaat JKN di
pengumpulan data
Non PBI Mandiri FKTL, Pengetahuan membayar iuran 4
kualitatif awalnya
Di Kota Denpasar tentang JKN, bulan setelah mulai
direncanakan
Ketersedian terdaftar sebagai
akan dilakukan
Informasi, peserta,
melalui empat
Keterjangkauan
FGD terhadap iuran, Persepsi Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
peserta JKN Non tentang kualitas
PBI Mandiri layanan kesehatan, kepatuhan pembayaran
Persepsi tentang adalah usia, kelas
risiko kepesertaan, status
sakit/kebutuhan kepesertaan, jumlah
kesehatan, Persepsi kunjungan ke FKTP
tentang prosedur dan FKTL. Semakin tua
pembayaran. usia
Variabel Dependen dan semakin banyak
adalah Kepatuhan jumlah kunjungan ke
membayar iuran FKTP dan FKTL maka

41
BPJS risiko ketidakpatuhan

pembayaran iuran lebih


rendah. Peserta JKN
kelas 3 memiliki risiko
ketidakpatuhan yang

lebih tinggi
dibandingkan peserta
kelas 1. Status
kepesertaan istri, anak
dan tambahan

memiliki risiko
ketidakpatuhan yang
lebih rendah
dibandingkan peserta,
Faktor-faktor
penghambat kepatuhan
pembayaran iuran
berdasarkan persepsi
peserta antara

lain antara lain


kurangnya pengetahuan
tentang keterbatasan

42
ekonomi dan adanya
prioritas

non-kesehatan,
ketidakpuasan akan
kualitas layanan
kesehatan yang diterima
dengan

menggunakan BPJS,
kurangnya pengetahuan
tentang pembayaran
iuran dan konsekuensi

ketidakpatuhan
pembayaran iuran, tidak
adanya notifikasi atau
reminder mengenai

pembayaran iuran,
sistem pembayaran
iuran yang sering
bermasalah, masih
adanya

tanggungan Jaminan

43
Kesehatan Bali
Mandara (JKBM),
persepsi tentang
rendahnya risiko

/sakit dan risiko


pengeluaran katastrofik.

3 Noor Anida May Kepatuhan Untuk menganalisis Penelitian ini Variabel Independen Kesimpulan Hasil
Sharoh , Indah Peserta Mandiri kepatuhan peserta menggunakan dari penelitian ini Penelitian didapatkan
Setyowati, Dwi Dalam mandiri dalam pendekatan adalah faktor yang bahwa
Fransiska Melakukan melakukan kualitatif. mempengaruhi perilaku,persepsi,motiv
Nofianti (2016) Pembayaran Bpjs pembayaran BPJS perilaku, persepsi, asi, dan tindakan
Kesehatan Kesehatan. motivasi, tindakan. berhubungan dengan
kepatuhan peserta
Variabel Dependen mendiri dalam
adalah Kepatuhan melakukan pembayar
Peserta mandiri BPJS Kesehatan
dalam melakukan
pembayaran BPJS
Kesehatan

4 Fathia Nauri Faktor faktor Penelitian ini Penelitian ini Variabel Independen Hasil penelitian
Lestari, (2015) perilaku bertujuan untuk menggunakan adalah pendidikan, diperoleh
kepatuhan peserta mengetahui faktor- pendekatan penghasilan,
mandiri faktor yang pekerjaan, kelas informasi bahwa umur

44
membayar iuran mempengaruhi kualitatif. kepesertaan, responden terbanyak
BPJS perilaku kepatuhan kejelasan informasi.baik yang tidak patuh
peserta mandiri bayar iuran maupun
Kesehatan di membayar Variabel Dependen patuh iuran adalah
iuran
Kantor Cabang BPJS Kesehatan di Faktor yang
Jakarta Selatan Kantor Cabang mempengaruhi >35, dengan mayoritas
tahun 2015 kepatuhan peserta laki-laki, berpendidikan
Jakarta Selatan
Tahun 2015 membayar iuran. SMA, kelas perawatan
yang dipilih kelas 1,
lama menjadi

peserta BPJS Kesehatan


> 6 bulan, dan
mempunyai
penghasilan keluarga
kurang dari 3 juta. Dari
hasil

analisis channel
pembayaran mayoritas
melakukan pembayaran
melalui ATM dengan
waktu tempuh dari

rumah ke tempat
pembayaran kurang

45
lebih 15 menit. Mereka
mayoritas mengetahui
informasi cara

pembayaran melalui
sosialisai petugas BPJS
Kesehatan yang
menurut mereka
kejelasan informasi
yang diberikan cukup
jelas. Faktor
predisposisi adalah
umur, pekerjaan dan
lama kepersertaan,
Faktor pendukung

adalah channel
pembayaran, dan Faktor
pendorong adalah
Kejelasan informasi
yang secara statistik
terbukti

bermakna berhubungan
dengan perilaku
kepatuhan membayar

46
iuran BPJS Kesehatan.
Diharapkan BPJS

Kesehatan Kantor
Cabang Jakarta Selatan
meningkatkan
monitoring dan evaluasi
penatalaksanaan dan

pengendalian mutu
layanan ke peserta

5 Chaerunnisa Ar Kepatuhan Tujuan Penelitian Jenis penelitian Variabel IndependenBerdasarkan hasil


(2017) Membayar Iuran adalah untuk ini adalah adalah Pengetahuan,penelitian ada pengaruh
dan Mutu menganalisis faktor- penelitian Motivasi, Kelas
antara pengetahuan,
Pelayanan faktor yang kuantitatif dengan Sosial, Pengalaman kelas social,
Kesehatan Pasien mempengaruhi menggunakan masa lalu, danpengalaman masa lalu,
BPJS Mandiri di kepatuhan pendekatan dukungan keluarga dukungan keluarga,
RSUD Haji Kota membayar dan mutu survey analitik persepsi mutu
Variabel Dependen pelayanan
Makassar pelayanan kesehatan kesehatan
pasien bpjs mandiri adalah Kepatuhan terhadap kepatuhan
di RSUD Haji Kota membayar membayar pasien BPJS
Makssar. Mandiri di RSUD Haji
Kota Makassar dan
tidak ada pengaruh
antara motivasi

47
terhadap kepatuhan
membayar pasien BPJS
mandiri di RSUD Haji
Kota Makassar.

6 Arfiliyah Nur Faktor Yang Untuk mengetahui Jenis penelitian Variabel IndependenHasil analisis
Pratiwi, (2016) Mempengaruhi yang digunakan adalah tempat
hubungan
Keteraturan faktor apa saja yang dalam penelitian pembayaran iuran, menghasilkan bahwa
mempengaruhi ini adalah analitik pendapatan, tempat pembayaran
Membayar Iuran keteraturanmembaya dengan desain pengeluaran rata-rata
iuran, pendapatan,
r iuran pada peserta penelitian perbulan, dan
pengeluaran rata-rata
Pada Jaminan Kesehatan
motivasi, perbulan, dan motivasi
Peserta Jaminan Nasional (JKN) cross sectional. pekerjaan,pengetahumemiliki hubungan
Kesehatan kategori peserta an, jarak menuju signifikan terhadap
tempat pembayaran keteraturan membayar
Nasional (Jkn) mandiri. Penelitian
iuran, persepsi
iuran pada pasien
Kategori Peserta ini dilakukan pada
tentang pembayaran peserta mandiri JKN.
Mandiri pasien rawat inap iuran. Sedangkan pekerjaan,
(Studi Kasus Rumah Sakit dr. pengetahuan, jarak
Variabel Dependen menuju
Pasien Rawat Soebandi Kabupaten adalah Keteraturan
Inap Rumah Sakit Jember. membayar iuran tempat pembayaran
DR. Soebandi JKN iuran,
Kabupaten
waktu menuju tempat
pembayaran iuran dan

48
Jember) persepsi terhadap
tempat pelayanan

kesehatan tidak
memiliki hubungan
signifikan terhadap
keteraturan membayar

iuran pada pasien


peserta mandiri JKN.
Sedangkan

hasil analisis pengaruh

menghasilkan bahwa
pengeluaran rata-rata
perbulan dan motivasi
memiliki

pengaruh yang
signifikan terhadap
keteraturan membayar
iuran pada peserta

mandiri JKN

49
7 Ratih Yuliana Analisis Sistem Penelitian ini Metode penelitian Variabel Independen Kesimpulan dari
Pratiwi, 2014 Pendaftaran dan bertujuan untuk yang digunakan adalah penelitian ini adalah
Pembayaran iuran menganalisis sistem adalah metode sistem pendaftran dan
Variabel Dependen pembayaran pada BPJS
premi pada BPJS pendaftaran dan observasi. Data
Kesehatan Kantor pembayaran iuran yang diperoleh adalah Kesehatan secara
Cabang Utama premi pada BPJS melalui dua keseluruhan sudah
Surakarta Kesehatan Kantor sumber yaitu data berjalan baik. Hal ini
Cabang Utama primer dan data dilatarbelakangi oleh
Surakarta. sekunder. adanya sistem online
yang memudahkan
calon peserta BPJS
Kesehatan untuk
melakukan
pemndaftaran dan
pembayaran.

8 Sri Sularsih Dampak Tujuan penelitian Penelitian ini Variabel Independen Kesimpulan dari
Endartiwi, Kebijakan adalah untuk adalah studi kasus adalah motivasi, penelitian ini Kebijakan
Laksono Kepesertaan Memonitoring implementasi kepesertaan mandiri
Trisnantoro, Mandiri Jaminan pelaksanaan dengan rancangan memotivasi masyarakat
penelitian Variabel Dependen
Yulita Hendrartini Kesehatan kebijakan yang
(2015) kepesertaan deskriptif adalaha Kebijakan
Nasional (Jkn) Di Peserta Mandiri sudah sakit untuk
kualitatif dan

50
Yogyakarta mandiri Jaminan kuantitatif. mendaftar menjadi
Kesehatan Nasional Penelitian peserta dan 27% peserta
(JKN) di yang sudah sembuh
dilaksanakan di
Yogyakarta. menunggak untuk
Kantor Cabang membayar. Perbaikan
Utama yang mendasar pada
BPJS Kesehatan kebijakan kepesertaan
Yogyakarta, mandiri JKN adalah
Rumah perbaikan pada Perpres
No 12 tahun 2013
Sakit Akademik terutama pasal 4 dan 5,
Universitas Perpres No 111 tahun
Gadjah 2013 pasal 16F, dan
PMK No 71 tahun 2013
Mada, Kantor
pasal 21 ayat 1 dan 22
Komisi D DPRD
ayat 1.
Provinsi

DIY, Dinas
Kesehatan
Provinsi DIY

mulai bulan April


2015.

51
9. Ranti Efriyani , Faktor- Faktor Tujuan dari
Jenis penelitian Variabel Independen Hasil penelitian ini
2017 Yang penelitian ini adalah
ini adalah adalah tingkat
adalah Terdapat
Berhubungan mengetahui faktor
kuantitatif dengan pengetahuan, hubungan yang
Dengan yang berhubungan desain cross riwayat penyakit
bermakna antara tingkat
Kepatuhan dengan sectional. katastropik,jumlah pengetahuan, riwayat
Populasi dalam anggota penyakit katastropik,
Peserta Mandiri kepatuhan peserta
penelitian ini keluarga,dukungan jumlah anggota
Dalam Membayar mandiri membayar adalah seluruh keluarga. keluarga, jumlah
iuran JKN di peserta mandiri pendapatan, dukungan
Iuran Jaminan Kelurahan Lub Variabel Dependen keluarga dengan
JKN di Kelurahan
Kesehatan Lubuk Buaya adalah Kepatuhan
uk Buaya Tahun membayar iuran kepatuhan peserta
Nasional Di dengan
Kelurahan Lubuk 2017. JKN mandiri membayar
sampel sebanyak iuran JKN di Kelurahan
Buaya Tahun 105 responden. Lubuk Buaya Tahun
2017
2017. Disarankan
kepada petugas BPJS
lebih meningkatkan
sosialisasi melalui
kader JKN-KIS dan
mentransformasi
peserta kurang mampu
menjadi peserta PBI.

52
10 Implementasi Penelitian ini Penelitian studi Dari hasil penelitian ini
Peraturan bertujuan untuk kasus yang menunjukkan bahwa
Presiden nomer mengetahui digunakan adalah tingkat kepatuhan atas
19 tahun 2016 Implementasi penelitian iuran bulana yang di
tentang kenaikan Peraturan Presiden deskriptif melalui tetapkan oleh presiden
tarif BPJS nomer 19 tahun 2016 pendekatan tahun 2016 masih
kesehatan di tentang kenaikan kualitatif sangat minim terutama
kabupaten tarif BPJS kesehatan para pengguna yang
Jember. di kabupaten Jember. jarang menggunakan
fasilitas jaminan
kesehatan.

11 Mila Usniza,2015 Faktor-Faktor Tujuan dari Metode Jenis Variabel IndependenKesimpulan Hasil
Yang penelitian ini adalah penelitian ini adalah tingkat
Penelitian didapatkan
Berhubungan mengetahui faktor adalah kuantitatif pendidikan, tingkatbahwa tingkat
Dengan yang berhubungan dengan desain pengetahuan, jumlahpendidikan, tingkat
kepatuhan Peserta dengan kepatuhan cross sectional. pendapatan, jumlah pengetahuan, jumlah
Mandiri Kelas III peserta mandiri kelas Populasi dalam tanggungan pendapatan dan jumlah
Membayar Iuran III membayar iuran penelitian ini anggota keluarga
Variabel Dependen berhubungan
Jaminan Jaminan Kesehatan adalah seluruh dengan
Kesehatan Nasional di Kota peserta mandiri adalah Faktor yang kepatuhan peserta kelas
berhubungan dengan

53
Nasional Di Kota Solok Tahun 2015. kelas III BPJS di kepatuhan III membayar iuran
Solok Tahun wilayah Kota membayar iuran JKN di Kota Solok
2015 Solok yaitu Tahun 2015.Untuk itu
sebanyak 2413 disarankan kepada
peserta dengan petugas BPJS lebih
sampel sebanyak meningkatkan kegiatan
96 orang penyuluhan dan
mentransformasi
peserta kurang mampu
menjadi peserta PBI

12 Ni Luh Putu Tanggung jawab Untuk mengetahui Metode penelitian Jenis pendekatan Tanggung jawab
Yulistia Dewi, I peserta jaminan dan memahami yang digunakan yang digunakan peserta jaminan sosial
Made Sarajan, I sosial yang tidak mengenai tanggung dalam penelitian dalam penelitian ini yang tidak
Made Dedy melaksanakan jawab peserta ini adalah adalah pendekatan melaksanakan
Priyanto/2016 pembayaran iuran jaminan sosial yang penelitian undang-undang kewajiban pembayaran
pada badan tidak melaksanakan empiris. (thestatue approach) iuran pada Badan
penyelenggara kewajiban Penelitian hukum dilakukan dengan Penyelenggara Jaminan
jaminan sosial pembayaran iuran empiris adalah menelaah semua Sosial Kesehatan
kesehatan cabang pada BPJS penilitian yang undang-undang dan Cabang Kota Denpasar
Kota Denpasar Kesehatan Cabang didasarkan dari regulasi yang adalah peserta tersebut
Kota Denpasar dan data primer. bersangkut paut akan diberhentikan
upaya yang dapat Istilah lain yang dengan isu hukum sementara dan
dilakukan BPJS digunakan pada yang sedang dikenakan denda sesuai
Kesehatan Cabang penilitian hukum ditangani,4serta dengan ketentuan
Kota Denpasar untuk empiris adalah pendekatan fakta peraturan perundang-
mencegah terjadinya penilitian hukum (fact Approach) undangan yang berlaku

54
tunggakan soisologis dan adalah pengkajian serta upaya Badan
pembayaran iuran dapat disebut pula yang dilakukan oleh Penyelenggara Jaminan
oleh Peserta BPJS. dengan penilitian penulis terkait suatu Sosial Kesehatan
lapangan, karena peristiwa hukum Cabang Kota Denpasar
bertitik tolak dari yang diangkat serta untuk mencegah
data primer, yaitu ditunjang oleh kasus terjadinya tunggakan
data yang didapat lapangan guna pembayaran iuran oleh
langsung dari mendapatkkan hasil peserta dilakukan
masyarakat yang sempurna. dengan beberapa upaya
sebagai sumber yaitu mengirimkan
pertama dengan surat tangihan,
melalui penilitian mengirimkan layanan
lapangan.3Jenis pesan singkat pengingat
pendekatan yang tagihan, melakukan
digunakan dalam pemberitahuan via
penelitian ini telepon, bekerjasama
adalah dengan Pemerintah
pendekatan Daerah dalam hal ini
undang-undang penagihan iuran
(thestatue khususnya peserta
approach) mandiri melalui Kepala
dilakukan dengan Desa maupun Kepala
menelaah semua Lingkungan, sosialisasi
undang-undang dan edukasi kepada
dan regulasi yang Badan Peserta
bersangkut paut Penyelenggara Jaminan
dengan isu hukum Sosial Kesehatan
yang sedang Cabang Kota Denpasar.

55
ditangani,4serta
pendekatan fakta
(fact Approach)
adalah pengkajian
yang dilakukan
oleh penulis
terkait suatu
peristiwa hukum
yang diangkat
serta ditunjang
oleh kasus
lapangan guna
mendapatkkan
hasil yang
sempurna.

56
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif yang digunakan untuk menghasilkan suatu gambaran mengenai

ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Kesehatan Peserta Non PBI Bukan

Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

Penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat suatu gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan data tertinggi masyarakat

Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate yang tidak patuh

dalam Pembayaran Iuran BPJS.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Desember 2017 sampai dengan

28 Januari 2018.

55
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi Penelitian adalah keseluruhan objek atau dalam hal ini

individu yang sesuai dengan tujuan penelitian, dalam peenelitian ini

populasi adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan Non PBI Bukan

Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate yang

memiliki tunggakan iuran BPJS yakni sebanyak 118 peserta yang

memiliki nomor kartu peserta baik yang pernah mendaftar secara individu

maupun mendaftar 1 anggota keluarga.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi, Sampel dalam

penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua jumlah populasi

diambil dalam penelitian ini. Responden yang menunggak di Kelurahan

Parang Tambung yakni 118 peserta berdasarkan data yang di berikan

BPJS Kesehatan Kota Makassar dan yang berhasil di wawancarai peneliti

102 peserta yang memang menunggak pembayaran iurannya, 5 peserta

diantaranya meinggal dunia namun tidak melaporkan kartunya BPJS agar

dinon aktifkan sehingga sampai saat ini tunggakan masih tetap berjalan, 3

peserta sudah pindah rumah sehingga tidak didapatkan untuk

diwawancarai, dan 8 peserta diantaranya memang tidak ingin

diwawancarai dengan alasan sibuk, dan tidak ingin diganggu.

56
D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer penelitian ini diperoleh dari 102 responden melalui

wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yaitu data karakteristik

responden masyarakat Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate.

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data BPJS Kesehatan 2017

dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data

sampel penelitian tersebut yaitu peserta di Kelurahan Parang Tambung yang

memiliki tunggakan lebih dari 5 bulan dan peserta sudah terdaftar sejak

diberlakukan Perpres No 12/2013 dan Peraturan Presiden (Perpres) No

19/2016 tentang Jaminan Kesehatan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner yang berisi tentang data karakteristik responden, data

ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Kesehatan di Kecamatan Tamalate.

Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan yang

telah disusun dengan baik sehingga interviewer tinggal menulis jawaban atau

memberikan tanda-tanda tertentu pada daftar pertanyaan tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

57
F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi

program SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences) versi 22 dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Coding

Adapun langkah-langkah dalam coding data, sebagai berikut:

1) Pembuatan daftar variabel

2) Pembuatan daftar coding

3) Pemindahan isi list variabel ke dalam daftar coding

4) Pembuatan program entri atau tabulasi data sesuai dengan daftar

variabel.

b. Editing

Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran pada

setiap data yang telah dikumpulkan untuk memastikan bahwa tidak

ada kesalahan dan data yang kosong pada setiap variabel.

c. Entry

Menggunakan bantuan komputer sesuai dengan variabel yang

diteliti dan kebutuhan analisis untuk memudahkan proses

pengolahan data.

d. Cleaning

Melakukan pengecekan kembali terhadap semua data yang

telah dipindahkan dalam lembar kerja SPSS untuk melihat adanya

kemungkinan kesalahan dalam proses pemindahan data. Langkah

58
yang dilakukan yaitu analisis data sesuai frekuensi, kemudian

melihat data yang missing dan dibersihkan.

G. Analisis Data

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variable dari hasil

penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga

menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel penelitian.

H. Penyajian Data

Data yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas

hasil penelitian.

59
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Kecamatan Tamalate

Kota Makassar yaitu Kelurahan Parang Tambung, yang merupakan salah

satu penduduk terbanyak dari 11 kelurahan yang ada di Kecamatan

Tamalate. Di Kelurahan Parang Tambung terdiri dari 9 RW dan 66 RT

dengan luas wilayah ±138 Ha2. Adapun batas wilayah kelurahan Parang

Tambung adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pa’Baeng-Baeng

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Je’ne Berang

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tamalanrea Indah.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mangasa

2. Keadaan Demografis

Berdasarkan Laporan Kelurahan Parang Tambung Tahun 2017,

jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Parang Tambung adalah 41.601

jiwa dan 9.749 KK. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah

sebanyak 20.835 jiwa sedangkan jumlah penduduk berjenis kelamin

perempuan adalah sebanyak 20.766 jiwa.

60
B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tamalate tepatnya di

Kelurahan Parang Tambung Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Kesehatan

Peserta Bukan Penerima Upah di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan

Tamalate. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai

Januari 2018 yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan penyajian

data hasil penelitian sampai pada awal februari 2018.

Data yang telah dikumpulkan adalah mengenai karakteristik masyarakat

kelurahan Parang Tambung yang memiliki tunggakan BPJS Kesehatan, dan

alasan- alasan masyarakat memiliki tunggakan. Data tersebut diperoleh dengan

wawancara langsung menggunakan kuesioner. Responden yang menunggak di

Kelurahan Parang Tambung yakni 118 peserta berdasarkan data yang di

berikan BPJS Kesehatan Kota Makassar dan yang berhasil di wawancarai

peneliti 102 peserta yang memang menunggak pembayaran iurannya, 5 peserta

diantaranya meinggal dunia namun tidak melaporkan kartunya BPJS agar

dinon aktifkan sehingga sampai saat ini tunggakan masih tetap berjalan, 3

peserta sudah pindah rumah sehingga tidak didapatkan untuk diwawancarai,

dan 8 peserta diantaranya memang tidak ingin diwawancarai dengan alasan

sibuk, dan tidak ingin diganggu.

61
1. Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden merupakan ciri khas yang melekat

pada diri responden. Karakteristik responden yang ditampilkan meliputi

jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir. Responden dalam penelitian

ini berjumlah 102 orang, dengan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden pada
masyarakat di Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Kategori Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 56 54,9
Perempuan 46 45,1
Pendidikan Terakhir
Diploma 14 13,7
S1 31 30,4
SMA 37 36,3
SMP 20 19,6
Pekerjaan
Honorer 2 2,0
IRT 25 24,5
Pedagang Kaki Lima 14 13,7
Pegawai Swasta 30 29,4
Wiraswasta 31 30,4
Sumber : Data primer 2018

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa karakteristik responden


berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah Laki-laki yakni
sebanyak 56 responden (54,9%) sedangkan perempuan sebanayak 46
responden (45,1%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir yang paling banyak adalah responden yang pendidikan terakhirnya
adalah Tamat SMA yakni sebanyak 37 responden 36,3%) yang paling
sedikit adalah Diploma sebanyak 14 responden (13,7%). Karakteristik
responden berdasarkan jenis pekerjaan yang terbanyak adalah sebagai
Wiraswasta yakni sebanyak 31 responden (30,4%) dan yang paling sedikit
sebagai Honorer yakni sebanyak 2 responden (2,0%).

62
2. Analisis Univariat

a. Pendapatan

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga Per Bulan
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Responden
Pendapatan (Rp)
Jumlah (n) Persentase (%)
1.500.000-1.999.999 6 5,9
2.000.000-2.499.999 8 7,8
2.500.000-2.999.999 12 11,8
≥3.000.000 76 74,5
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 3 menunjukkan bahwa pendapatan keluarga per bulan paling

banyak pada kelompok ≥3.000.000 yaitu 76 responden (74,5%)

sedangkan terendah pada kelompok antara Rp.1.500.000-Rp.1.999.999

yaitu 6 responden (5,9%). Sedangkan untuk penyajian data tingkat

pendapatan keluarga berdasarkan UMK Kota Makassar Tahun 2018

dapat dilihat pada distribusi tabel berikut:

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga
Per Bulan Pada Masyarakat Di Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Pendapatan (Rp)
Jumlah (n) Persentase (%)
Rendah 13 12,7
Tinggi 89 87,3
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 4 menunjukkan bahwa kategori terbanyak pendapatan


keluarga per bulan berdasarkan UMK Kota Makassar Tahun 2018

63
berada pada kategori rendah yaitu 13 responden (12,7%), sedangkan
kategori pendapatan cukup yaitu 89 responden (87,3%).

b. Pengetahuan
Tabel 5
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pada Masyarakat Di Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018
Jawaban
Pernyataaan
Benar % Salah % Total %
Jaminan Kesehatan
Nasional Merupakan
perlindungan kesehatan
yang diberikan kepada
69 67,6 33 32,4 102 100
setiap orang yang telah
membayar iuran atau
iuran dibayar oleh
pemerintah
Manfaat Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN) yaitu
memberikan pelayanan
65 63,7 37 36,3 102 100
kesehatan medis dan
non medis (ambulans
dan akomodasi)
Jaminan Kesehatan
Nasional yang di buat
oleh pemerintah untuk
memperoleh
65 63,7 37 36,3 102 100
pemeliharaan kesehatan
bagi seluruh penduduk
Indonesia bersifat wajib
Peserta JKN Kategori
Pekerja Bukan
Penerima Upah (PBPU)
adalah pekerja diluar
60 58,8 42 41,2 102 100
hubungan kerja atau
pekerja mandiri contoh:
PNS, anggota Polri dan
anggota TNI
Didalam JKN ada 3

64
(tiga) kelas perawatan 54 52,9 48 47,1 102 100
yang dijamin atau yang
diberikan untuk peserta
yaitu kelas 1,2,3 dan 4
Pelayanan Kesehatan
yang dijamin oleh JKN
adalah salah satunya
pelayanan pengobatan
64 62,7 38 37,3 102 100
alternative dan
pelayanan bertujuan
kosmetik
Iuran yang harus
dibayarkan untuk kelas
2 perawatan setiap
57 55,9 45 44,1 102 100
bulannya sebesar Rp.
80.000,-
Peserta JKN yang telat
membayar iuran paling
banyak selamat aktu 12
bulan (1 tahun)
dikenakan sanksi 102 100
64 62,7 38 32,3
berupa penjaminan
peserta dihentikan
selamanya dan status
peserta tidak aktif
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5 , diketahui bahwa untuk item

Jaminan Kesehatan Nasional Merupakan perlindungan kesehatan yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iuran

dibayar oleh pemerintah yang menjawab benar yaitu 69 responden

(67,6%) dan menjawab salah yaitu 33 responden ( 32,4%) .

Pada item pernyataaan Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

yaitu memberikan pelayanan kesehatan medis dan non medis (ambulans

dan akomodasi) yang menjawab benar yaitu 65 responden (63,7%) dan

65
menjawab salah yaitu 37 responden (36,3%). Pada item pernyataan

Jaminan Kesehatan Nasional yang di buat oleh pemerintah untuk

memperoleh pemeliharaan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia

bersifat wajib, yang menjawab benar yaitu 65 responden (63,7%) dan

yang menjawab salah yaitu 37 responden (36,3%) .

Pada item pernyataan Peserta JKN Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah (PBPU) adalah pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri

contoh: PNS, anggota Polri dan anggota TNI yang menjawab benar yaitu

60 responden (58,8%) dan yang menjawab salah yaitu 42 responden

(41,2%). Pada item pernyataan Didalam JKN ada 3 (tiga) kelas

perawatan yang dijamin atau yang diberikan untuk peserta yaitu kelas

1,2,3 dan 4, yang menjawab benar yakni 54 responden (52,9%) dan yang

menjawab salah yakni 48 responden (37,3%). Pada item Pelayanan

Kesehatan yang dijamin oleh JKN adalah salah satunya pelayanan

pengobatan alternative dan pelayanan bertujuan kosmetik yang

menajwab benar 64 responden (62,7%) dan yang menajawab salah 38

responden (37,3%).

Pada item pernyataan Iuran yang harus dibayarkan untuk kelas 2

perawatan setiap bulannya sebesar Rp. 80.000,- yang menjawab benar

yaitu 57 responden (55,9%) dan yang menajwab salah 45 responden

(44,1%). Dan pada item Peserta JKN yang telat membayar iuran paling

banyak selamat aktu 12 bulan (1 tahun) dikenakan sanksi berupa

penjaminan peserta dihentikan selamanya dan status peserta tidak aktif

66
yang menjawab benar 64 responden (62,7%) dan yang menjawab salah

38 responden (32,3%).

Dari hasil penelitian diperoleh distribusi responden berdasarkan

pengetahua masyarakat Kelurahan Parang Tambung yang dapat dilihat

pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pada Masyarakat Di Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Tingkat Pengetahuan
Jumlah (n) Persentase (%)
Kurang 11 10,8
Baik 91 89,2
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat kelurahan


Parang Tambung, yang pengetahuan kategori Kurang sebanyak 11
responden (10,8%) sedangkan kategori pengetahuan baik 91 responden
(89,2%).

c. Jumlah Anggota Keluarga


Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Jumlah Anggota Responden
Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
≥5 62 60,8
≤4 40 39,2
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga kelurahan

Parang Tambung, yang jumlah anggota keluarga terbanyak yakni

kategori ≥5 orang sebanyak 62 responden (60,8%) sedangkan jumlah

67
anggota keluarga kecil yakni ≤ 4 orang sebanyak 40 responden (39,2%).

Sedangkan untuk penyajian data jumlah anggota keluarga berdasarkan

BKKBN Tahun 1998 dapat dilihat pada distribusi tabel berikut:

Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Jumlah Anggota Ketidakpatuhan
Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)
Besar 62 60,8
Kecil 40 39,2
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga kelurahan


Parang Tambung, yang jumlah anggota keluarga yang kategori besar
yakni sebanyak 62 responden (60,8%) , jumlah anggota keluarga
jumlah anggota kategori kecil yakni 40 responden (39,2%).

d. Tempat Pembayaran Iuran


Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membayar Iuran
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Tempat Membayar Responden
Iuran Jumlah (n) Persentase (%)
Kantor BPJS 16 15,7
ATM/Bank 59 57,8
Kantor Pos 22 21,6
Indomart/Alfamart 5 4,9
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 9 menunjukkan bahwa tempat membayar iuran masyarakat


kelurahan Parang Tambung, tempat membayar iuran yang paling
banyak didatangi masyarakat yakni ATM/Bank sebanyak 59 responden

68
(57,8%) , sedangkan tempat membayar iuran yang sedikit ditempati
masyarakat yakni Indomart/Alfamart sebanyak 5 responden (4,9%).
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Membayar Langsung Di
Kantor BPJS Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Pernah Bayar di Ketidapatuhan
Kantor BPJS Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 20 19,6
Tidak 82 80,4
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 10 menunjukkan bahwa yang pernah membayar iuran


langsung di Kantor BPJS masyarakat kelurahan Parang Tambung,
yakni bayar langsung sebanyak 20 responden (19,6%) dan yang tidak
pernah bayar langsung di kantor BPJS sebanyak 82 responden (80,4%).
Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Kendala Dalam Pembayaran
Iuran Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Kendala dalam pembayaran
Jumlah (n) Persentase (%)
ATM Sering Offiline 33 32,4
Jaringan Sering Bermasalah 22 21,6
Lama antri & Proses Bayar Lama 37 36,3
Penghasilan tidak menentu 1 1,0
Tidak Ada 2 2,0
Pelayanan masih tidak maksimal 7 6,7
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 11 menunjukkan bahwa kendala masyarakat kelurahan


Parang Tambung dalam pembayaran Iuran, alasan tertingi yaitu ATM
Sering Offiline yaitu 33 responden (32,4%) dan kendala yang paling
rendah yaitu penghasilan tidak menentu yaitu 1 responden (1,0%) dan
yang tidak memiliki kendala yaitu 2 responden (2,0%)

69
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Ada dan Tidak Ada Kendala
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung
Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Kendala dalam pembayaran
Jumlah (n) Persentase (%)
Ada Kendala 100 98,0
Tidak Ada Kendala 2 2,0
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang memiliki


kendala dalam pembayaran yaitu 100 responden (98,0%) dan yang tidak
mempunyai kendala hanya 2 responden (2,0%).

e. Persepsi
Tabel 13
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Persepsi Ketidakpatuhan
Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018
Pernyataan Jawaban
Setuju Ragu- Tidak Setuju Total
ragu
n % n % N % n %
Saya tidak patuh membayar 13 12,7% 58 56,9 31 30,4 102 100%
karena saya merasa bahwa
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) tidak
memberikan manfaat dalam
upaya memelihara
kesehatan
Saya tidak patuh membayar 15 14,7 57 55,9 30 29,4 102 100%
iuran JKN terlalu berat saya
keluarkan untuk setiap
bulannya
Saya tidak patuh membayar 36 35,3 30 29,4 36 35,3 102 100%
iuran JKN karena saya
tidak memiliki penyakit
yang sangat parah misalnya
ginjal, paru-paru, dll
Saya tidak patuh membayar 21 20,6 40 39,2 41 40,2 102 100%
iuran karena saya pernah
dikecewakan dengan

70
pelayanan di berikan di
Puskesmas, klinik atau RS
Saya tidak patuh membayar 16 15,7 58 56,9 28 27,5 102 100%
iuran karena iuran BPJS
tidak dapat dibayarkan 1
orang saja dan harus satu
keluarga, sehingga
memberatkan
Saya tidak patuh membayar 18 17,6 38 37,3 46 45,1 102 100%
iuran karena saya sudah
tidak sakit lagi
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan hasil penelitian tabel 13 , diketahui bahwa untuk item pernyataan


tidak patuh membayar iuran tidak patuh membayar karena saya merasa bahwa
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tidak memberikan manfaat dalam upaya
memelihara kesehatan yang menjawab paling banyak ragu-ragu yaitu 58
responden ( 56,9%) dan paling sedikit responden menjawab setuju yaitu 13
responden ( 12,7%) .
Pada item pernyataaan tidak patuh membayar iuran JKN terlalu berat saya
keluarkan untuk setiap bulannya yang menjawab ragu-ragu 57 responeden
(55,9%) dan menjawab paling sedikit responden menjawab setuju yaitu 15
responden (14,7%). Pada item pernyataan tidak patuh membayar iuran JKN
karena saya tidak memiliki penyakit yang sangat parah misalnya ginjal, paru-paru,
responden paling menjawab setuju yaitu 36 responden (35,3%) dan yang
menjawab tidak setuju juga 36 responden (35,3%) dan yang menjawab ragu-ragu
30 responden (29,4%).
Pada item pernyataan tidak patuh membayar iuran karena saya pernah
dikecewakan dengan pelayanan di berikan di Puskesmas, klinik atau RS yang
paling menjawab tidak setuju yaitu 41 responden (40,2%) dan paling sedikit
menjawab setuju yaitu 21 responden (20,6%). Pada item pernyataan tidak patuh
membayar iuran karena iuran BPJS tidak dapat dibayarkan 1 orang saja dan harus
satu keluarga, sehingga memberatkan paling banyak responden menjawab ragu-
ragu yakni 58 responden (56,9%) dan yang paling sedikit menjawab setuju yakni
16 responden (15,7%). Dan pada item pernyataan tidak patuh membayar iuran

71
karena saya sudah tidak sakit lagi yang menjawab paling banyak tidak setuju
yakni 46 responden (45,1%) dan paling sedikit menjawab setuju yakni 18
responden (17,6%).
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi responden berdasarkan persepsi
masyarakat Kelurahan Parang Tambung yang dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai
berikut :
Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kelurahan
Parang Tambung Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Persepsi
Jumlah (n) Persentase (%)
Negatif 86 84,3
Positif 16 15,7
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 14 menunjukkan bahwa persepsi masyarakat kelurahan


Parang Tambung, yakni persepsi negatif sebanyak 86 responden
(84,3%) dan yang persepsi positif sebanyak 16 responden (15,7%).

f. Riwayat Penyakit Kataskropik


Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kataskropik
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018
Responden
Riwayat Penyakit
Jumlah (n) Persentase (%)
Tidak Pernah 73 71,6
Jantung 1 1,0
Ginjal 5 4,9
Leukimia 1 1,0
Lainnya 22 21,5
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 15 menunjukkan bahwa yang pernah dan tidak pernah

memiliki riwayat penyakit kataskropik masyarakat kelurahan Parang

72
Tambung, yakni yang tidak pernah sebanyak 73 responden (71,6%),

yang menderita jantung dan ginjal sebanyak 1 responden (1,0%),

Leukimia responden (1,0%).

Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kataskropik
Pada Masyarakat Kelurahan Parang Tambung Tahun 2018
Ketidakpatuhan
Riwayat Penyakit
Jumlah (n) Persentase (%)
Tidak Pernah 73 71,6
Pernah 29 28,4
Total 102 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 16 menunjukkan bahwa yang pernah dan tidak pernah

menderita riwayat penyakit masyarakat kelurahan Parang Tambung,

yakni yang tidak pernah sebanyak 73 responden (71,6%), pernah 29

responden (28,4%).

B. Pembahasan

Untuk mengetahui lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh setelah

dilakukan pengolahan, penyajian data maka akan dibahas sesuai dengan

variabel yang diteliti sebagai berikut:

1. Karakteristik Umum Responden

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Parang Tambung Kecamatan

Tamalate, dimana yang menjadi responden yakni peserta BPJS Kesehatan

yang memiliki tunggakan BPJS yang berhasil di wawancarai 102

responden.

73
Berdasarkan hasil pengolahan data berdasarkan karakteristik

responden maka diperoleh informasi bahwa karakteristik jenis kelamin

yang paling banyak adalah laki-laki yaitu 56 orang dan 46 orang berjenis

kelamin perempuan. Untuk latar belakang pendidikan, didominasi oleh

latar belakang pendidikan lulusan SMA/Sederajat yaitu 37 orang.

Sementara itu distribusi responden berdasarkan pekerjaan, yakni

kebanyakan responden pada penelitian ini adalaha bekerja sebagai

Wiraswasta yaitu 31 orang.

2. Analisis Variabel Penelitian

a. Pendapatan

Menurut Reksoprayitno, pendapatan atau income adalah uang yang

diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa

bunga dan labah termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan

dan pension. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo status

pendapatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat

mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembayaran iuran.

Berdasarkan Variabel Pendapatan, sebagaimana yang dapat dilihat

pada tabel 4 maka 102 responden yang tingkat pendapatan tinggi

sebanyak 87,3% dan tingkat pendapatan rendah sebanyak 12,7%.

Sehingga peneliti berasumsi pada dasarnya keluarga yang

perpendapatan tinggi masih tetap menunggak dalam pembayaran iuran,

hal ini dikarenakan peserta masih sanggup membayar di tempat praktek

atau klinik ketika memerlukan pelayanan kesehatan tanpa memikirkan

74
nominal yang harus dibayarkan ketika berobat dan menganggap

membayar iuran tiap bulan merepotkan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arfiliyah (2016) yang

mengemukakan bahwa tempat pembayaran iuran, pendapatan,

pengeluaran rata-rata perbulan, dan motivasi memiliki hubungan

signifikan terhadap keteraturan membayar iuran pada pasien peserta

mandiri JKN dan penelitian yang dilakukan oleh Dhilla (2016) terdapat

hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, jumlah

pendapatan, dan jumlah anggota keluarga dengan kepatuhan peserta

mandiri membayar iuran JKN di Kota Padang Tahun 2016.

Menurut Sakinah,bahwa ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran masyarakat dalam

berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi

kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran. Begitu

pula dengan pengaruh pendapatan dengam keteraturan masyarakat

dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan

seseorang memegang peranan penting tingginya kesadaran seseorang

terhadap keteraturan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN), Pendapatan yang rendah mampu menurunkan

ketidakpatupan masyarkat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) karena masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi

oleh keluarga sehingga tidak ada alokasi pendapatan yang digunakan

peserta untuk membayar iuran tersebut. Lain halnya dengan yang

75
berpendapatan tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan menegah

keatas memiliki tingkat keteraturan yang tinggi Membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional, Tidak adanya sosialisasi yang diberikan

pihak BPJS kepada Peserta Untuk meningkatkan kesadaran peserta

diperlukan adanya pembinaan maupun Sosialisasi, agar warga

masyarakat benar-benar mengetahui atau mengerti kegunaan atau

manfaat, aturan menjadi peserta BPJS.

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui oleh seseorang.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, sehingga

pengetahuan dipengerahui oleh intesitas perhatian dan persepsi terhadap

objek (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan Variabel Pengetahuan, sebagaimana yang dapat dilihat

pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 102 responden yang memiliki

tingkat pengatahuan baik 89,2% dan yang mimiliki pengetahuan kurang

yakni 10,8%. Dapat digambarkan bahwa pengetahuan seseorang tidak

memberikan efek terhadap kesadaran membayar iuran BPJS Kesehatan

hal ini dikarenakan masyarakat kelurahan Parang Tambung berfikir

bahwa BPJS terlalu banyak syarat yang harus di penuhi ketika di tempat

Pelayanan kesehatan dan yang meraka tahu bahwa menggunakan BPJS

tidak memberikan pelayanan yang maksimal ketika di tempat pelayanan

kesehatan, masyarakat juga beranganggapan tidak mengetahui bahwa

76
yang hanya yang bekerja sama dengan BPJS yang bisa di tempati

berobat.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Chaerunisa (2017) bahwa ada pengaruh pengetahuan dengan nilai

exp(B) = 7,059 dan nilai sig= 0,000. Peserta dengan pengetahuan

cukup baik memiliki pengaruh terhadap kepatuhan membayar premi

BPJS Mandiri 7,059 kali lebih besar dari pada peserta yang memiliki

pengetahuan kurang.

Dengan adanya pengetahuan, individu dapat mempertimbangkan

apakah dengan melakukan kepatuhan membayar iuran dapat

menghindarkan mereka dari sanksi atau denda yang telah ditetapkan

oleh pihak BPJS. Persepsi ini sesuai dengan teori John S. Askin dalam

(Ariadi, 2015) yang menyatakan pengetahuan menjadi faktor penentu

untuk mempengaruhi perilaku serta cara pandangan seseorang dalam

menentukan status kesehatannya.

c. Jumlah Anggota Keluarga

Menurut BKKBN (1998), besar keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak dan anggota keluarga

lainnya yang tinggal bersama. Berdasarkan jumlah anggota rumah

tangga, besar rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga yaitu besar,

sedang, dan kecil. Rumah tangga besar adalah rumah tangga dengan

jumlah anggota keluarga lebih dari tujuh orang. Rumah tangga sedang

dengan jumlah anggota keluarga antara lima sampai tujuh orang,

77
sedangkan rumah tangga kecil adalah rumah tangga dengan jumlah

anggota keluarga kurang dari atau sama dengan empat orang. Partisipasi

masyarakat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, dimana semakin

besar jumlah anggota keluarga berarti semakin besar pula jumlah

anggota masyarakat berarti semakin besar pula jumlah kebutuhan

keluarga yang harus dipenuhi.

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang kategori

besar yakni 60,8% dimana dalam keluarga tersebut jumlah anggota

keluarga berkisar antara >5 orang sehingga dapat digambarkan bahwa

dengan jumlah anggota keluarga yang banyak atau besar seseorang

tidak patuh membayar iuran dikarenakan terlalu berat membayar iuran

setiap bulan dengan jumlah anggota keluarga banyak dan yang sering

menggunakan pelayanan kesehatan hanya satu orang.

Penelitian ini sejalan dengan Ranti (2017) bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat pengetahuan, riwayat penyakit

katastropik, jumlah anggota keluarga, jumlah pendapatan, dukungan

keluarga dengan kepatuhan peserta mandiri membayar iuran JKN di

Kelurahan Lubuk Buaya Tahun 2017. Peneliti berasumsi bahwa

dengan banyak jumlah anggota keluarga peserta semakin tidak patuh

dalam membayar iuran BPJS.

d. Tempat pembayaran iuran

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya

lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan

78
masyarakat harus didukung oleh ketersedian tempat pembayaran iuran

tersebut. Sehingga ketersediaan tempat pembayaran iuran JKN sangat

dibutuhkan oleh masyarakat agar mempermudah pembayaran iuran.

Tempat pembayaran iuran memiliki hubungan dengan kesinambungan

kepesertaan dana sehat. Peserta dana sehat yang dapat mengakses

tempat pembayaran iuran akan meningkatkan kesinambungannya dalam

menjadi peserta dana sehat namun sebaliknya pada peserta dana sehat

yang kesulitan dalam mengakases tempat pembayaran iuran makan

dapat menurunkaan kesinambungan untuk menjadi peserta dana sehat

tersebut.

Tempat membayar iuran merupakan tempat dimana peserta BPJS

biasa membayarkan iurannya dengan berbagai macam alasan mengapa

masyarakat membayar iuran ditempat tersebut seperti dilihat pada tabel

8 menunjukkan ATM/Bank tempat yang paling banyak didatangi

masyarakat Parang Tambung untuk ditempati membayar iuran 57, 8 %

dengan alasan ATM/Rekening tersebut milik sendiri dengan persentase

55,8 % dan alasan yang kedua yaitu ATM/Rekening tersebut milik anak

dan suami dengan persentasi masing-masing 1 %. Kantor pos

merupakan alasan kedua tertinggi mereka pernah membayar iuran BPJS

dengan jumlah peserta membayar ditempat tersebut sebanyak 22

responden (21,6%) dengan alasan kantor pos merupakan awal atau

tempat yang memang ditempati masyarakat awal pertama membayar

iuran. Kantor BPJS merupakan alasan masyarakat Kelurahan Parang

79
Tambung pernah membayar iuran BPJS dengan persentase 16

responden (15,7%) diakarenakan dengan membayar iuran BPJS

dikantor lebih terpercaya dan saran dari beberapa keluarga peserta.

Tempat yang paling jarang ditempati masyarakat Kelurahan Parang

Tambung membayar iuran BPJS yaitu Indomart/Alfamart alasan peserta

tidak membayar karena mereka belum mengetahui bahwa

Indomart/Alfamart bisa ditempati membayar iuran BPJS jumlah

responden yang pernah membayar iuran BPJS yaitu hanya 5 orang

dengan persentasi 4,9% alasan mereka membayar ditempat tersebut

karena tidak antri, lebih muda dan pajak di Bank sama dengan

membayar di Indomart/Alfamart. Bank/ATM tempat membayar iuran

yang paling tinggi di kunjungi karena awal mendafar menjadi peserta

BPJS di lampirkan Foto Copy Rekening sehingga masyarakat rata-rata

mengetahui Bank/ATM merupakan tempat membayar iuran.

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 102 responden yang pernah

membayar di Kantor BPJS secara langsung yaitu 20 responden (19,6%)

dan yang tidak pernah yaitu 82 responden (80,4%). Ada beberapa

kendala yang di hadapai masyarakat dalam pembyaran iuran BPJS

diantaranya lama antri dan proses bayar lama dimana 37 responden

(36,3%) memberika alasan tersebut, ATM sering offline 33 reponden

(32,4%), jaringan sering bermasalah 22 responden (21,6%), pelayanan

masih tidak maksimal 7 responden (6,7%), penghasilan tidak menentu 1

responden (1,0%) alasan dari masing-masing responden terkain kendala

80
dalam pembayaran iuran. Dan dari 102 responden hanya 2 responden

(2,0%) mengatakan tidak ada kendala selama melakukan pembayaran.

Sehingga dapat digambarkan bahwa beberapa kendala yang menjadi

alasan peserta BPJS di Kelurahan Parang Tambung tidak patuh

membayar iuran BPJS. Hal lain yaitu mereka selalu lupa membayar

iuran dan tidak mengetahui tanggal berakhir pembayaran iuran.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Endang dan Lely (2018)

secara parsial metode pembayaran BPJS di Bumi Serpong Damai

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas masyarakat

dalam membayar iuran wajib BPJS di Bumi Serpong Damai. Artinya

metode pembayaran yang di terapkan oleh BPJS kesehatan di Bumi

Serepong Damai kurang maksimal dan kurang fleksibel sehingga

mengakibatkan masyarakat tidak tertib dalam pembayaran iuran BPJS

kesehatan, yang besarnya pengaruhnya bersifat linier.

e. Persepsi

Menurut Sugihartono, dkk (2007) persepsi adalah kemampuan otak

dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan

stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia

terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang

mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun

persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang

tampak atau nyata. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh

informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya.

81
Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang telah

bekerja sama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk terus membayar iuran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) secara teratur. Pengalaman pertama

yang tidak menyenangkan pada pelayanan kesehatan yang diterima

masyarakat akan berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang

terhadap kebutuhan untuk memperpanjang masa kepesertaaannya serta

keteraturan masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN). Sebaliknya bagi peserta asuransi kesehatan yang

memiliki persepsi positif terhadap tempat pelayanan kesehatan akan

meningkatkan keteraturannya dalam membayar iuran asuransi

kesehatan karena peserta telah mendapatkan pelayanan serta

pengalaman yang baik saat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga

akan meningkatkan kesinambungan kepesertaan dana sehat tersebut

(Asnah, 2001).

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 102 responden masyarakat

kelurahan Parang Tambung memilik persepsi Negatif terhadap asuransi

kesehatan yakni sebanyak 86 responden (84,3%) dan yang memiliki

persepsi positif yakni 16 responden (15,7%). Dapat digambarkan bahwa

dengan persepsi negatif masyarakat Kelurahan Parang Tambung tidak

patuh membayar iuran BPJS Kesehatan dikarenakan persepsi terhadap

pelayanan tidak memberikan manfaat dalam pemeliharannya dan

kebanyakan masyarakat berprinsip bahwa mereka tidak memiliki

82
penyakit yang parah sehingga tidak memerlukan asuransi kesehatan,

dan ketika mereka sakit dapat membeli obat di warung.

Penelitian ini sejalan Nofiyanti., dkk (2015) dengan Faktor-faktor

penghambat kepatuhan pembayaran iuran berdasarkan persepsi peserta

antara lain kurangnya pengetahuan tentang keterbatasan ekonomi dan

adanya prioritas non-kesehatan, ketidakpuasan akan kualitas layanan

kesehatan yang diterima dengan menggunakan BPJS, kurangnya

pengetahuan tentang pembayaran iuran dan konsekuensi ketidakpatuhan

pembayaran iuran, tidak adanya notifikasi atau reminder mengenai

pembayaran iuran, sistem pembayaran iuran yang sering bermasalah,

masih adanya tanggungan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM),

persepsi tentang rendahnya risiko/sakit.

f. Riwayat Penyakit Kataskropik

Berdasarkan Variabel Penyakit Kataskropik, sebagaimana yang

dapa di lihat pada tabel 13 menunjukkan bahwa dari 102 responden

yang menunggak BPJS di Kelurahan Parang Tambung 73 responden

(71,6%) tidak pernah menderita penyakit saat menjadi peserta BPJS

yang aktif 5 (4,9%) diantara respoenden menderita penyakit ginjal, dan

masing-masing 1 responden yang menderita leukimia dan jantung

dimana penyakit tersebut masuk dalam 8 penyakit kataskropik tertinggi

yang paling tinggi di biayai BPJS, dan 22 responden diantaranya

menajdi peserta BPJS karena pernah menderita seperti dermatitis 1

responden, diare 2, responden, Hipertensi 6 responden, 2 TBC, 2

83
Tumor, dan 7 diantaranya hamil. Adapun gambaran riwayat penyakit

kataskropik dengan kaitannya dengan ketidakpatuhan membayar iuran

BPJS, di peroleh hasil bahwa masyarakat di Kelurahan Parang

Tambung yang memiliki tunggakan BPJS. Asumsi masyarakat bahwa

saya tidak patuh membayar karena saya tidak pernah sakit sehingga

saya tidak perlu membayar iuran, dan yang pernah sakit berhenti

membayar iuran karena penyakitnya telah sembuh, dan alasan lainnya

yaitu kecewa karena di tempat pelayanan kesehatan masih ada beberapa

obat mesti di beli. Masyarakat yang pernah menderita beberapa

penyakit seperti dermatitis, hipertensi, jantung, ginjal, leukimian pernah

rutin membayar iuran namun setelah pengobatannya berakhir maka

mereka tidak membayar iuran kembali dengan asumsi kartu BPJS tidak

digunakan lagi dan yang tidak memiliki penyakit masyarakat berasumsi

capek membayar tiap tapi kartunya tidak digunakan, dan banyak

mendapat berita bahwa ketika menggunakan BPJS biasa di persulit di

tempat pelayanan kesehatan dan pelayanan yang di dapatkan kurang

maksimal.

Penelitian tidak sejalan ( Efriyani, 2017) Faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan peserta mandiri membayar iuran JKN adalah tingkat

pengetahuan, riwayat penyakit katastropik, jumlah anggota keluarga,

jumlah pendapatan, dukungan keluarga.

Dari beberapa variabel diatas ada alasan responden tertentu peserta

tidak membayar iuran BPJS diantaranya kartu tersebut tidak pernah

84
digunakan jadi peserta merasa rugi membayar iuran setiap bulan namun

kartunya tidak digunakan, kartu tersebut hilang, kecewa dengan

pelayanan rumah sakit, malas ngantri lama jika menggunakan Kartu

BPJS, sudah tidak mampu bayar lagi, terlalu berat karena harus

membayar satu keluarga, tidak ada waktu untuk pergi bayar dan sering

lupa, ini merupakan hasil penelitian dengan mengajukan pertanyaan

terbuka sehingga untuk peneliti selanjut bisa menajadikan pertimbangan

kedepaanya.

85
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang studi ketidakpatuhan

membayar iuran BPJS Kesehatan pesertan non PBI Bukan Penerima Upah di

Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat sebanyak 89 peserta yang menunggak iuran (87,3% ) yang

berpendapatan cukup dan sebanyak 13 peserta yang menunggak iuran

(12,7%) yang perpendapatan rendah terhadap ketidakpatuhan membayar

iuran BPJS Kesehatan Peserta Bukan Penerima Upah Kelurahan Parang

Tambung.

2. Terdapat sebanyak 91 peserta yang menunggak iuran (89,2%) yang

berpengetahuan baik dan sebanyak 11 peserta yang menunggak iuran (10,8

%) yang berpengetahuan kurang terhadap ketidakpatuhan membayar iuran

BPJS Kesehatan Peserta Bukan Penerima Upah Kelurahan Parang

Tambung.

3. Terdapat sebanyak 62 peserta yang menunggak iuran (60,8%) yang

memiliki jumlah anggota keluarga besar dan sebanyak 40 peserta yang

menunggak iuran (39,2 %) yang memilik jumlah anggota keluarga kecil

terhadap ketidakpatuhan membayar iuran BPJS Kesehatan Peserta Bukan

Penerima Upah Kelurahan Parang Tambung.

86
4. Terdapat sebanyak 86 peserta yang menunggak iuran (84,3%) yang

berprespsi negatif dan sebanyak 16 peserta yang menunggak iuran (15,7%)

yang beprespsi positif terhadap ketidakpatuhan membayar iuran BPJS

Kesehatan Peserta Bukan Penerima Upah Kelurahan Parang Tambung.

5. Terdapat sebanyak 73 peserta yang menunggak iuran (71,6%) yang tidak

pernah menderita penyakit kataskropik dan sebanyak 29 peserta yang

menunggak iuran (28,4%) yang pernah menederita penyakit kataskropik

dan penyakit lainnya seperti hipertensi, dermatitis, TBC, Tumor terhadap

ketidakpatuhan membayar iuran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan sebagai berikut :

1. Direkomendasikan kepada pihak rumah sakit agar memperbaiki

pelayanan kesehatan tanpa membedakan peserta umum dan peserta BPJS.

2. Direkomendasikan kepada BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisasi

atau informasi kepada peserta BPJS Kesehatan tentang Program BPJS

Kesehatan.

3. Direkomendasikan kepada BPJS Kesehatan untuk mempertimbangkan

pembuatan layanan pemberitahuan berbasis online untuk mengingatkan

peserta agar melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan sebelum

tanggal 10.

87
4. Direkomendasi kepada peneliti selatanjutnya yang akan meneliti tentang

ketidakpatuhan agar mencari hubungungan yang bermakna tentang

Ketidapatuhan Membayar Iuran BPJS dengan variabel dependen patuh

dan tidak patuh.

88
DAFTAR PUSTAKA

Afriyah, Pratiwi Nur., 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Membayar


Iuran Pada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kategori Peserta
Mandiri. Skripsi. Bagian Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2010. Pedoman Pendataan Survei Penduduk
Antar Sensus 2010.

Badan Pusat Statistik Makassar , 2008. Pedoman Pendataan Survei Penduduk


Antar Sensus 2017.

Badan Pusat Statistik Makassar, 2017. Pedoman Pendataan Survei Penduduk


Antar Sensus 2017.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2010. Pedoman Pendataan Survei


Penduduk Antar Sensus 2010.

BPJS Kesehatan. 2017. Laporan Pengelolaan Program Jaminan Kesehatan


Nasional. Sulawesi Selatan: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan

BPJS, 2014. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 4


Tahun 2014 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Peserta
Perorangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional Kesehatan

Chareunisa Ar, 2017. Kepatuhan Membayar dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Pasien BPJS Mandiri di RSUD Haji Kota Makassar Tahun 2017
Universitas Hasanuddin , Makassar.

DJSN, 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2014-2019.Jakarta:


Dewan Jaminan Sosial Nasional

Endang, lely., 2018. Indikasi Malasnya Peserta Bpjs Dalam Membayar Iuran
Wajib Bpjs Akibat Metode Pembayaran Dan Pelayanan Yang Tidak Maksimal Di
Lingkungan BPJS BSD. Jurnal. Universitas Pamulang

Efriyani, Ranti., 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan


Peserta Mandiri Dalam Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Di
Kelurahan Lubuk Buaya Tahun 2017.Skripsi. Universitas Andalas

89
Fildzah, S., (2016). Wilingnes To Pay Fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan di Kota Banda Aceh. Universitas Syah Kuala, Banda
Aceh.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta


Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan

Peraturan Presiden No.12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan Nasional

Peraturan Presiden RI (2016) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016

Putri, E.A., 2014. Paham JKN Jaminan Kesehatan Nasional. Kota terbit : CV
Komunitas Pejaten Mediatama
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta

Supriyantoro. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem


Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kemenkes RI; 2013

UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

90
LAMPIRAN 1

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245, Telp. (0411) 585658
E-mail: fkm@unhas.ac.id, website: fkm.unhas.ac.id

Judul : Studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran BPJS Kesehatan Peserta Non PBI Bukan
Penerima Upah di KecamatanTamalate
A. Identitas Responden
1. Nomor Responden : ........................................................................................
2. Nama Responden : ........................................................................................
3. Jenis kelamin : ........................................................................................
4. Pekerjaan : ........................................................................................
5. Pendidikan terakhir : ........................................................................................

a. Pendapatan
1. Berapa pendapatan keluarga anda ?

Nama Anggota Keluarga


No Pendapatan (Rp) Jumalah

Sebulan (Rp)
Harian Mingguan
1
2
3
4
5
6
7
Total
b. Pengetahuan
No Pernyataan Benar Salah
Jaminan kesehatan Nasional merupakan
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
1 manfaat pemeliharaan kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iuran dibayar oleh pemerintah

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


2 yaitu memberikan pelayanan kesehatan medis
dan non medis (ambulans dan akomodasi).
Jaminan Kesehatan Nasional yang dibuat oleh
pemerintah untuk memperoleh pemeliharaan
3 kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia
bersifat wajib
Peserta JKN kategori Pekerja Bukan Penerima
Upah (PBPU) adalah pekerja diluar hubungan
4 kerja atau pekerja mandiri contoh : PNS, anggota
Polri, anggota TNI
Didalam JKN ada 3 (tiga) kelas perawatan yang
5 dijamin atau yang diberikan untuk peserta yaitu
kelas 1, 2, 3 dan 4
6 Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh JKN
adalah salah satunya pelayanan pengobatan
alternatif dan pelayanan bertujuan kosmetik.
7 Iuran yang harus dibayarkan untuk kelas 2
perawatan setiap bulannya sebesar Rp. 80.000,-
8 Peserta JKN yang telat membayar iuran paling
banyak selama waktu 12 bulan (1 tahun)
dikenakan sanksi berupa penjaminan peserta
dihentikan selamanya dan status peserta tidak
aktif.

c. Jumlah Anggota Keluarga


1. Berapa jumlah anggota keluarga anda yang terdaftar sebagai peserta BPJS ?

a) ≤ 4 orang
b) 5 - 7 orang
c) > 7 orang
d. Tempat Pembayaran Iuran
1. Dimana membayar iuran BPJS ?
a. Kantor BPJS
b. ATM (BNI,BRI,Mandiri, BTN)
c. Kantor Pos
d. Indomart/Alfamart
e. Dll……………
2. Alasan membayar di tempta itu …..

3. Pernah bayar langsung di Kantor BPJS


a. Ya
b. Tidak
4. Kendala dalam pembayaran iuran …….

e. Persepsi
No Pernyataan Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Saya tidak patuh membayar karena
saya merasa bahwa Jaminan
1 Kesehatan Nasional (JKN) tidak
Memberikan manfaat dalam
Upaya memelihara kesehatan
Saya tidak patuh membayar
iuran JKN terlalu berat untuk
2 saya keluarkan setiap
bulannya
Saya tidak patuh membayar

3 iuran JKN karena saya tidak


memiliki penyakit yang
sangat parah misalnya
Ginjal, paru-paru, dll
Saya tidak patuh membayar iuran
karena saya pernah dikecewakan
4
dengan pelayanan di berikan di
Puskesmas, Klinik atau RS
Saya tidak patuh membayar
iuran karena iuran BPJS tidak
5
dapat dibayar 1 orang saja dan
harus satu keluarga, sehingga
memberatkan
6 Saya tidak patuh membayar
iuran BPJS Karena saya sudah
tidak sakit lagi

f. Riwayat Penyakit Kataskropik


Apa sebelumnya pernah menderita penyakit kataskropik atau riwayat
penyakit lainnya ?
1 Tidak Pernah
2 Jantung
3 Stroke
4 Diabetes
5 Kanker
6 Ginjal
7 Hepatitis
8 Thalasemia
9 Leukemia
10 Hemofilia
11 Lainnya…
Alasan tidak patuh membayar iuran BPJS
No Alasan

TERIMA KASIH 
Lampiran 2
a. Jenis Kelamin

JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid L 56 54.9 54.9 54.9

P 46 45.1 45.1 100.0

Total 102 100.0 100.0

b. Pekerjaan

Pekerjaan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Honorer 2 2.0 2.0 2.0

IRT 25 24.5 24.5 26.5

Pedagang Kaki Lima 14 13.7 13.7 40.2

Pegawai Swasta 30 29.4 29.4 69.6

Wiraswasta 31 30.4 30.4 100.0

Total 102 100.0 100.0


c. Pendidikan Terakhir

Pen.Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Diploma 14 13.7 13.7 13.7

S1 31 30.4 30.4 44.1

SMA 37 36.3 36.3 80.4

SMP 20 19.6 19.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

d. Kategori Pendapatan

Pendapatan Kategori

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1.500.000-1.999.999 3 2.9 3.0 3.0

2.000.000-2.499.999 8 7.8 8.1 11.1

2.500.000-2.999.999 12 11.8 12.1 23.2

>=3.000.000 76 74.5 76.8 100.0

Total 99 97.1 100.0

Missing System 3 2.9

Total 102 100.0

Kategori Pendapatan
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent

Valid Rendah 13 12.7 12.7 12.7

Tinggi 89 87.3 87.3 100.0

Total 102 100.0 100.0

e. Kategori Pengetahuan

BP1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 33 32.4 32.4 32.4

1 69 67.6 67.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

BP2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 37 36.3 36.3 36.3

1 65 63.7 63.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

BP3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 37 36.3 36.3 36.3

1 65 63.7 63.7 100.0

Total 102 100.0 100.0


BP4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 42 41.2 41.2 41.2

1 60 58.8 58.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

BP5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 48 47.1 47.1 47.1


1 54 52.9 52.9 100.0

Total 102 100.0 100.0

BP6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 38 37.3 37.3 37.3

1 64 62.7 62.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

BP7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 45 44.1 44.1 44.1

1 57 55.9 55.9 100.0

Total 102 100.0 100.0


BP8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 38 37.3 37.3 37.3

1 64 62.7 62.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 11 10,8 10,8 10,8

Baik 91 89,2 89,2 100,0

Total 102 100,0 100,0

f. Jumlah Anggota Keluarga

Kategori Jumlah Anggota Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Besar 62 60,8 60,8 60,8

Sedang 40 39,2 39,2 39,2

Kecil 102 100,0 100,0 100,0

Total
g. Tempat Membayar Iuran

D1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Kantor BPJS 16 15,7 15,7 15,7

ATM 59 57,8 57,8 73,5

Kantor POS 22 21,6 21,6 95,1

Indomaret/Alfamart 5 4,9 4,9 100,0

Total 102 100,0 100,0

h. Alasan Membayar Tempat Tersebut

D2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Karena Rekening tersebut miiik


3 2,9 2,9 2,9
sendiri

Karena Rekening tersebut milik


1 1,0 1,0 3,9
anak

Karena Rekening tersebut milik


53 52,0 52,0 55,9
sendiri

Karena Rekening tersebut milik


1 1,0 1,0 56,9
suami

Lebih Mudah dan tidak lama


4 3,9 3,9 60,8
antri

Lebih terpacaya dan disarankan


5 4,9 4,9 65,7
keluarga

Mulai Awal Bayar di BPJS 7 6,9 6,9 72,5

Mulai Awal bayar di kantor pos 9 8,8 8,8 81,4

Mulai awal membayar BPJS 1 1,0 1,0 82,4

Mulai awal membayar di Kantor


7 6,9 6,9 89,2
Pos

Saran dari Keluarga 5 4,9 4,9 94,1

Sudah terbiasa bayar di Kantor


5 4,9 4,9 99,0
Pos
Tidak lama antri dan pajak
pengeluaraannya sama dengan 1 1,0 1,0 100,0
di Bank

Total 102 100,0 100,0

i. Pernah Membayar Langsung di BPJS

D3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 20 19,6 19,6 19,6

Tidak 82 80,4 80,4 100,0


Total 102 100,0 100,0

j. Kendala Dalam Pembayaran Iuran

D4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ATM Sering Offiline 2 2,0 2,0 2,0

Jaringan sering bermasalah 22 21,6 21,6 23,5

Lama Antri 19 18,6 18,6 42,2

Lama Antri dan jaringan sering


3 2,9 2,9 45,1
offiline

Lama Antri dan menghabiskan


1 1,0 1,0 46,1
banyak waktu

Lama Antri dan proses bayat


1 1,0 1,0 47,1
lama

Lama Antri dan proses


1 1,0 1,0 48,0
pembayaran lama

Lama Proses Bayar 1 1,0 1,0 49,0

Masalah Teknis (ATM Sering


1 1,0 1,0 50,0
Offiline dan lama proses bayar)

Pegawai masih seringkurang


1 1,0 1,0 51,0
mengerti

Pelayanan mash tidak maksimal 5 4,9 4,9 55,9

Penghasilan tidak menentu 1 1,0 1,0 56,9


Proses Bayar Lama 11 10,8 10,8 67,6

Sering offline 29 28,4 28,4 96,1

Sering Offline 1 1,0 1,0 97,1

Sering offline dan pegawai


1 1,0 1,0 98,0
masing kurang mengerti

Tidak ada 2 2,0 2,0 100,0

Total 102 100,0 100,0


k. Ada dan Tidak Ada Kendala

Kategori Kendala dalam Pembayaran

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ada Kendala 100 98.0 98.0 98.0

Tidak Ada Kendala 2 2.0 2.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

l. Kategori Persepsi

E1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 31 30,4 30,4 30,4

2 58 56,9 56,9 87,3

3 13 12,7 12,7 100,0

Total 102 100,0 100,0


E2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 30 29,4 29,4 29,4

2 57 55,9 55,9 85,3

3 15 14,7 14,7 100,0

Total 102 100,0 100,0

E3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 36 35,3 35,3 35,3

2 30 29,4 29,4 64,7

3 36 35,3 35,3 100,0

Total 102 100,0 100,0

E4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 41 40,2 40,2 40,2

2 40 39,2 39,2 79,4


3 21 20,6 20,6 100,0

Total 102 100,0 100,0

E5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 28 27,5 27,5 27,5

2 58 56,9 56,9 84,3

3 16 15,7 15,7 100,0

Total 102 100,0 100,0

E6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 46 45,1 45,1 45,1

2 38 37,3 37,3 82,4

3 18 17,6 17,6 100,0

Total 102 100,0 100,0


Kategori Persepsi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 86 84,3 84,3 84,3

Positif 16 15,7 15,7 100,0

Total 102 100,0 100,0

m. Riwayat Penyakit Kataskropik

F1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 73 71,6 71,6 71,6

Jantung 1 1,0 1,0 72,5

10 Dermatitis 1 1,0 1,0 73,5

10 Diare 2 2,0 2,0 75,5

10 Hamil 7 6,9 6,9 82,4

10 Hipertensi 6 5,9 5,9 88,2

10 TBC 2 2,0 2,0 90,2

10 Tumor 2 2,0 2,0 92,2

Diabetes 2 2,0 2,0 94,1

Ginjal 5 4,9 4,9 99,0


Leukimia 1 1,0 1,0 100,0

Total 102 100,0 100,0


n. Kategori Penyakit

Kat_RiwytPen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pernah 29 28.4 28.4 28.4

Tidak Pernah 73 71.6 71.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

o. Alasan Tidak Mau Bayar Iuran

Alasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Karena Tidak Pernah


21 20,6 20,6 20,6
Digunakan

Kartunya Hilang 3 2,9 2,9 23,5

Kecewa dengan pelayanan


11 10,8 10,8 34,3
rumah sakit

Lama ngantri 1 1,0 1,0 35,3

Malas mengantri dan


6 5,9 5,9 41,2
jaringan sering bermasalah

Pelayanan Rumah Sakit


tidak bagus menggunakan 4 3,9 3,9 45,1
BPJS

Pengahasilan Tidak
1 1,0 1,0 46,1
Menentu

Penghasilan tidak menentu 2 2,0 2,0 48,0

Penghasilan Tidak Menentu 2 2,0 2,0 50,0


Penghasilan tidak menentu
dan kartunya tidak pernah 1 1,0 1,0 51,0
digunakan

Pernah dikecawakan
dengan pelayanan rumah 1 1,0 1,0 52,0
sakit

Selalu lupa bayar 5 4,9 4,9 56,9

Sudah tidak digunakan 3 2,9 2,9 59,8

Sudah tidak mampu


1 1,0 1,0 60,8
membayar lagi

Terlalu berat karena harus


9 8,8 8,8 69,6
membayar satu keluarga

Terlalu lama antri 1 1,0 1,0 70,6

Terlalu ribet dalam


pengurusan di Rumah sakit
dan pelayan rumah sakit 4 3,9 3,9 74,5
mengecewakan ketika
menggunakan BPJS

Tidak ada waktu untuk pergi


1 1,0 1,0 75,5
bayar dan sering lupa

Tidak di gunakan lagi 1 1,0 1,0 76,5

Tidak mampu banyar satu


1 1,0 1,0 77,5
kartu keluarga

Tidak pernah digunakan 23 22,5 22,5 100,0

Total 102 100,0 100,0


J.Ang Byr di
Nama JK Peker. didk pend. pend. DP.UMK BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6 BP7 BP8 Pngth. T.Byr Kendl E1 E2 E3 E4 E5 E6 R.Peny
Klrg BPJS

ACH L 1 1 8500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 0 1 4 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1


NRM P 2 4 3500000 >3000000 Cukup 0 1 1 0 0 0 0 0 2 6 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1
HAS L 3 2 3500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1
ITA P 2 3 6000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1
A.IS L 3 1 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2
SAYY L 4 4 4500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2
2500000-
RAH P 2 4 2500000 Cukup 1 0 1 0 1 0 0 0 2 5 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1
2999999
ROB L 1 3 7500000 >3000000 Cukup 0 1 1 0 1 1 0 1 1 3 2 2 1 1 2 3 1 2 1 2
ABD L 3 3 5000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 1 0 1 1 5 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2
LAY P 2 3 5000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2
SEL L 4 3 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 0 1 1 0 1 4 2 2 1 3 1 2 1 3 1 2

WID P 3 1 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 0 1 4 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1

SAM P 2 3 4000000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 3 2 1 3 2 1 2 1 2 1


DZA L 1 3 8000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5 2 2 1 2 3 1 2 3 1 1
2000000-
PAT L 4 3 2000000 Rendah 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 1 2 1 1 2 3 3 2 1 2
2499999
2500000-
VER L 3 3 2750000 Cukup 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2
2999999
ASR P 2 2 3500000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 6 2 2 1 2 3 1 1 2 3 2
DAL P 3 1 4500000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 0 1 0 1 1 5 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2
ANY P 3 2 7000000 >3000000 Cukup 1 1 1 1 1 0 1 0 1 4 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2
2500000-
BUR L 4 4 2500000 Cukup 1 1 1 1 1 0 1 0 1 5 3 2 1 2 2 1 3 2 1 2
2999999
RNN P 2 4 4500000 >3000000 Cukup 1 0 0 1 0 1 0 1 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2
AZS L 3 1 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2
2500000-
ERS P 2 4 2500000 Cukup 1 0 0 0 1 0 0 1 2 5 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2
2999999
ISK L 1 3 8000000 >3000000 Cukup 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2
ALI L 4 4 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2
VAN P 3 2 3500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 2 2 3 2 1 3 2
IBN L 1 1 10500000 >3000000 Cukup 0 0 1 0 1 0 1 0 2 6 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2
HASN L 1 1 9000000 >3000000 Cukup 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1
WID P 2 2 5000000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 2 2 1 2 2 3 3 2 1 1
CAT P 2 4 4500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2
NRH P 2 4 3000000 >3000000 Cukup 0 0 1 1 0 1 0 0 2 6 3 2 1 2 1 2 2 2 1 2
2000000-
BAH L 4 4 2000000 Rendah 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
2499999
AZH L 1 3 6500000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 2 2 1 1 2 2 3 1 3 1
SYH L 3 1 4500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1
NTI P 2 3 1500000 <1500000 Rendah 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 3 2 1 1 1 2 3 2 3 1
RUS L 4 3 1000000 <1500000 Rendah 0 1 1 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1
RIZ L 3 1 3500000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2
2500000-
NAJ L 4 4 2500000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 5 2 1 1 2 1 3 1 2 1 2
2999999
RAC L 3 2 7000000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 1 1 1 1 1 6 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2
FON P 1 2 15000000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 1 0 0 1 1 7 3 2 1 3 1 2 1 3 1 1
ALI L 3 1 5000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2
BUN P 3 1 4500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2
IRH L 3 1 8500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 0 0 0 0 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2
AMP P 2 3 3500000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2
THA L 3 1 3500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 0 1 8 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1
HAL P 4 4 1000000 <1500000 Rendah 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 2 3 1 2 1 2 2
MAR P 2 4 1500000 <1500000 Rendah 1 1 0 1 0 1 0 1 1 4 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2
HEN L 1 3 5000000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 1 0 1 0 1 3 2 2 1 2 3 1 2 1 2 2
PUJ P 3 1 3500000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2
NEL P 1 2 8000000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 5 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2
FAD L 3 1 3500000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 1 1 1 1 1 4 2 2 1 3 3 2 3 1 2 2
YUN L 1 3 5000000 >3000000 Cukup 1 1 1 1 0 0 0 1 1 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2
HER L 1 1 7000000 >3000000 Cukup 0 1 1 0 1 1 1 1 1 5 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2
NTO L 1 1 7500000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2
TAT P 2 3 3500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2
2500000-
LAE P 2 4 2500000 Cukup 1 1 0 0 0 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 3 3 2 1
2999999
SUY L 3 1 5000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 1 0 1 0 1 5 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2
IFA P 5 1 3000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2
MUI L 1 3 7500000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
RIW L 1 2 8000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2
IVA L 3 2 3500000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 3 2 2 1 3 1 2 1 3 1 1
HAS P 3 1 3500000 >3000000 Cukup 1 1 1 1 0 0 1 1 1 4 2 2 1 2 3 3 3 3 2 2
HAJ L 1 3 6500000 >3000000 Cukup 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2
SYM P 2 3 3500000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 5 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2
MRD P 2 4 3000000 >3000000 Cukup 0 1 0 0 1 0 0 1 2 6 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1
WHB L 1 3 4500000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1
2000000-
FRM L 3 1 2300000 Rendah 1 1 0 1 0 1 1 0 1 4 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2
2499999
ELP P 3 3 3000000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 0 0 0 1 2 4 1 1 1 1 2 3 2 3 3 2
INH P 3 3 5000000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 2 2 1 2 3 1 3 2 1 1
2500000-
AYN P 2 4 2500000 Cukup 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 3 2 1 1 2 3 2 2 1 2
2999999
PAL L 1 3 8000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 1 1 1 6 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2
NDR L 1 1 9500000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 1 1 0 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1
MSD L 1 1 1000000 <1500000 Rendah 1 0 1 1 0 1 1 0 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2
IKA P 2 3 5000000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2
2500000-
YAN P 2 4 2500000 Cukup 1 1 0 0 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2
2999999
HAL P 1 3 12000000 >3000000 Cukup 0 1 0 1 0 0 1 0 2 5 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1
FIT P 1 3 5000000 >3000000 Cukup 1 0 0 0 1 0 1 0 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2
ALF P 1 1 7500000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2
2500000-
YUN P 3 1 2500000 Cukup 0 1 0 1 0 1 0 1 1 7 4 2 1 1 2 3 2 1 3 2
2999999
ARY L 1 2 4500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 4 2 1 3 2 1 1 2 3 2
IRL L 4 4 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 1 0 1 0 1 5 4 2 1 1 2 3 2 1 3 2
ELY P 1 3 10000000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 1 0 1 5 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2
RIS L 2 1 3500000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2
VLA P 1 3 7000000 >3000000 Cukup 0 1 1 1 0 1 0 1 1 3 3 2 1 1 2 3 2 1 2 2
2000000-
WAT P 2 3 2450000 Cukup 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2
2499999
2000000-
RNA P 2 2 2300000 Rendah 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 3 2 1 2 1 3 2 1 3 2
2499999
RDI L 4 3 1500000 <1500000 Rendah 0 1 0 1 1 0 1 1 1 4 3 2 1 1 2 3 1 2 2 2
MAD L 4 3 3000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5 3 2 1 3 2 1 2 1 3 2
2500000-
MAN L 3 1 2500000 Cukup 0 0 1 0 1 1 0 1 1 4 2 2 1 2 1 1 2 3 3 1
2999999
2000000-
TIA L 4 3 2000000 Rendah 0 1 0 0 0 1 0 1 2 5 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1
2499999
2500000-
MAG L 3 1 2500000 Cukup 1 0 1 1 0 1 0 1 1 4 2 2 1 2 2 3 1 2 1 2
2999999
NUS L 1 3 3500000 >3000000 Cukup 1 0 1 1 1 0 1 1 1 3 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2
2000000-
RYA L 5 4 2000000 Rendah 1 1 1 0 0 1 1 0 1 5 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2
2499999
KEB P 2 4 3500000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 1 2
2000000-
SUH P 2 3 2000000 Rendah 1 1 1 0 1 1 0 1 1 4 3 2 1 2 3 2 1 2 2 1
2499999
2500000-
NIL P 5 2 2500000 Cukup 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1
2999999
ADI L 1 3 5000000 >3000000 Cukup 1 1 0 0 1 1 1 1 1 5 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2
MAS L 1 2 7000000 >3000000 Cukup 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2
RAM P 3 1 3000000 >3000000 Cukup 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1
UDN L 1 3 6500000 >3000000 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2
FRM L 1 1 5000000 >3000000 Cukup 1 1 1 0 0 1 0 0 1 4 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2
ADH L 3 1 3500000 >3000000 Cukup 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 4 2 1 2 2 1 2 1 1 2
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP

Nama : St. Rosmanely


Tempat/Tgl Lahir : Paselloreng, 19 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : BTP Blok K 337
Telp & No.Hp : 085397214003
E-mail : rosmanely1901@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 197 Paselloreng Tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Sengkang Tahun 2011
3. SMA Negeri 3 Sengkang Tahun 2014
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
(Tahun 2014 – Sekarang)
Riwayat Organisasi : 1. Pengurus HAPSC 2017/2018
2. Pengurus Hipermawa Komisariat Gilireng 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai