Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan
denganperubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun
zat-zatyang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi
dimasyarakat adalah penyakit asma. (Medlinux, 2008) Asma adalah satu diantara
beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total. Kesembuhan dari
satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari
ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karenapekerjaan dan lingkungannya
serta faktor ekonomi, penderita harus selaluberhadapan dengan faktor alergen
yang menjadi penyebab serangan. Biayapengobatan simptomatik pada waktu
serangan mungkin bisa diatasi oleh penderitaatau keluarganya, tetapi pengobatan
profilaksis yang memerlukan waktu lebihlama, sering menjadi problem tersendiri.
(Medlinux, 2008). Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan
kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah
tangga (SKRT) di berbagai Provinsi di Indonesia. survey kesehatan rumah tangga
tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab
kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada
SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke-
4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh
Indonesia sebesar 13/1000, di bandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi
paru 2/1000. Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek,
asma, mengi, ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya.
Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada saluran pernafasan ditandai
episode berulang mengi, sesak nafas, sesak dada, dan batuk. Berbagai sel
inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil
dan sel epitel. Masyarakat di Indonesia turun temurun secara tradisional
menggunakan bahan alam dalam mengatasi berbagai penyakit. Tanaman dapat
menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki banyak khasiat dalam mengatasi
berbagai penyakit disebabkan adanya efek sinergisme antar senyawa metabolit
sekunder dan polivalent activity, sehingga memungkinkan mengatasi berbagai

1
penyakit. Berdasarkan hal tersebut, asma dapat diatasi dengan menggunakan
bahan alam diantaranya adalah Bunga Ratna (Gomphrena globose L). Bunga
Ratna (Gomphrena globose L.) atau yang biasa dikenal dengan Bunga Kenop atau
Bunga Kancing adalah tanaman yang berasal dari Amerika dan Asia. Bunga yang
termasuk famili Amaranthaceae ini biasa ditanam sebagai tanaman hias yang
dapat pula dijumpai tumbuh liar di ladang-ladang. Tanaman ini dapat tumbuh baik
sampai ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, terutama pada tempat yang
cukup sinar matahari. Selain sebagai tanaman hias, Bunga Ratna juga dapat
digunakan sebagai obat tradisional (Herlambang,2008)
Bunga Ratna adalah salah satu tanaman yang banyak digunakan untuk
upacara keagamaan di Bali. Bagi masyarakat Bali Bunga Ratna memiliki fungsi
yang sangat penting dalam pembuatan banten, hal ini yang menyebabkan banyak
masyarakat Bali membudidayakan Bunga Ratna ataupun menanamnya di halaman
rumah. Secara tradisional, Bunga Ratna dapat digunakan sebagai obat
asthmabronchial, buang air kecil tidak lancar, bronkhitis kronis, disentri, dan
panas dalam pada anak (Hardiana, 2013). Selain itu dapat pula digunakan sebagai
ekspektoran pada batuk dan anti radang (Permadi, 2008). Sedangkan,
Hamiduzzaman dan Azzam (2012) dalam jurnalnya mengatakan bahwa Bunga
Ratna memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antioksidan, dan aktivitas
sitotoksik. Kandungan kimia yang terkandung dalam Bunga Ratna atau Bunga
Kenop adalah Gomphrenin I, II, III, V dan VI, amaranthin, minyak atsiri,
flavonoid dan saponin (Permadi, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, diduga Bunga Ratna (Gomphrena


globose L.) berpotensi memiliki aktivitas sebagai obat Asma, Namun penelitian
ilmiah terhadap kandungan fitokimia dan aktivitas Asma Bunga Ratna
(Gomphrena globose L.) khususnya yang ada di Bali masih sedikit dilakukan
padahal di Bali banyak terdapat tumbuhanBunga Ratna (Gomphrena globose L.).
Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian terhadar ekstrakBunga
Ratna (Gomphrena globose L.) yang tumbuh di Kota Denpasar khususnya
mengenai senyawa fitokimia (metabolit sekunder) yang terkandung di dalamnya
serta uji bioaktivitas anti asma Bunga Ratna (Gomphrena globose L.) tersebut
pada tikus.

2
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Golongan senyawa metabolit sekunder apa saja yang terkandung pada
ekstrak Bunga Ratna (Gomphrena globose L.) ?
1.1.2 Apakah ekstrak Bunga Ratna (Gomphrena globose L.)memiliki aktivitas
untuk mengobati asma pada tikus ?
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung
pada ekstrak Bunga Ratna (Gomphrena globose L.).
1.2.2 Untuk mengetahui apakahBunga Ratna (Gomphrena globose L.) memiliki
aktivitas untuk mengobati asma.
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberi informasi ilmiah pada
bidang farmasi mengenai kandungan fitokimia dan aktivitas anti asma.
1.3.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam
memanfaatkan Bunga Ratna (Gomphrena globose L.) sebagai bahan baku
obat tradisional, khususnya sebagai obat Asma.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Bunga Ratna (Gomphrena globose L.)

Tanaman yang memiliki nama simplisia Gomphrena Flos ini mempunyai


nama yang beragam tiap daerah tumbuhnya. Di Sumatera, Bunga Ratna disebut
Bunga Kenop, Kembang Puter dan Ratnapakaja. Di Jawa, Bunga Ratna disebut
Adas-adasan, gundul dan Bunga Kancing. Dalam Bahasa Mandarin, Bunga Ratna
sendiri dikenal dengan nama Quan ri hong danGlobe amaranth
(Dalimartha,2006). Tanaman yang termasuk family Amaranthaceae dan spesies
Gomphrena globose L. ini tersebar mulai dari Amerika hingga Asia yang dapat
ditemui tumbuhan liar di ladang atau sebagai tanaman hias di pekarangan rumah
(Hembing,2000).

( TanamanBunga Ratna (Gomphrena globose L.)

Bunga Ratna merupakan herba tahunan dengan tinggi 60 cm atau lebih,


Batangnya berwarna hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas
percabangan. Daunnya duduk berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur
sungsang sampai memanjang, panjang dau 5-10 cm, lebar2-5 cm, ujung daun

4
runcing, warna hijau, berambut kasar di bagian atas daun dan halus di bagian
bawahnya, berwarna rambut putih. Bunga berbentuk bonggol, warna merah tua
keungu-unguan seperti bola, ada juga yang berwarna putih. Bunga yang berasal
dari Amerika dan Asia ini, biasanya ditemui sebagai tanaman hias ataupun
tumbuh di lading-ladang (Hembing, 2000).

Bunga Ratna memiliki rasa manis dan netral, memiliki kandungan kimia
yang khas, yaitu Gomphrenin I, Gomphrenin II, Gomphrenin III, Gomphrenin V,
Gomphrenin VI dan amarathin. Selain itu, Bunga Ratna juga mengandung minyak
atsiri, flavonoid dan saponin (Permadi, 2008). Efek farmakologis Bunga Ratna
diantaranya sebagai obat antiasma, antibatuk dan antiradang pada mata (Hariana,
2013).

2.2 Klasifikasi Tanaman Bunga Ratna (Gomphrena globose L.)

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Order : Caryophyllales

Suku : Amaranthaceae

Marga : Gomphrena

Jenis : (Gomphrena globose L.) (Anderson, 2009)

2.3 Skrining Fitokimia

Golongan kimia pada suatu sempel penelitian dapat diketahui dengan uji
skrining fitokimia (Tomahayu, 2014). Skrining fitokimia merupakan uji kualitatif
kandungan senyawa kimia dalam bagian tumbuhan, terutama kandungan
metabolit sekunder yang diantaranya adalah flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,
terpenoid dan sebagainya. Skrining fitokimia harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain sederhan, cepat, dapat dilakukan dengan peralatan
minimal, bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk senyawa

5
yang bersangkutan, selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
(Septyaningsih, 2010).

2.4 Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu


organisme yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pertumbuhan,
perkembangan atau reproduksi organisme. Berbeda dengan metabolit primer yang
ditemukan pada seluruh spesies dan diproduksi dengan menggunakan jalur yang
sama, senyawa metabolit sekunder tertentu hanya ditemukan pada spesies
tertentu. Tanpa senyawa ini organisme akan menderita kerusakan atau
menurunnya kemampuan bertahan hidu. Fungsi senyawa ini pada suatu organisme
diantaranya untuk bertahan terhadap predator, kompetitor dan untuk mendukung
proses reproduksi.

2.5 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang


belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang
berupa tanaman utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat
tumbuhan yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa
kimia murni (Departemen Kesehatan RI, 2000).

2.6 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut


sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia
yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang
tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. (DEpkes RI,
2000).

6
Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta
stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam
berat, dan derajat keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung
simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat.
Disamping memperhatikan sifat fisik dan senyawa aktif dari simplisia harus juga
diperhatikan senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam simplisia seperti protein,
karbohidrat, lemak dan gula, karena senyawa ini akan mempengaruhi tingkat
kejenuhan pelarut sehingga perpengaruh pula pada proses pelarutan senyawa
aktif.

2.7 Metode Ekstraksi Maserasi

Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan cara


merendam simplisia beberapa hari menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) dan terlindung
dari cahaya matahari. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang
kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya
(Departemen Kesehatan RI, 2000). Proses maserasi merupakan prosedur yang
sederhana untuk mendapatkan ekstrak, baik untuk skala kecil maupun skala
industri. Proses yang paling sederhana hanyalah dengan cara menuangkan pelarut
pada simplisia, dan mengatur waktu penyarian yang sesuai untuk tiap-tiap bahan
tanaman (simplisia). Kemudian ekstrak dikeluarkan, dan ampas hasil ekstrak
dicuci dengan pelarut (Goeswin, 2009)

2.8Asma

Asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek,asma, mengi,


ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya. Asma merupakan suatu
penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel,
ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan
nafas. (Medicafarma,2008) Dari definisi di atas, maka dapat diambil poin penting
mengenai asma, yaitu :

7
a. Asma merupakan penyakit gangguan jalan nafas
b. Ditandai dengan hipersensitifitas bronkus dan bronkokostriksi
c. Diakibatkan oleh proses inflamasi kronik
d. Bersifat reversible

Status asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap
pengobatanyang lazim diberikan. Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau
perbaikanyang sifatnya hanya singkat, dengan pengamatan 1-2 jam.
(Medlinux,2008)
Gambaran klinis Status Asmatikus :
a. Penderita tampak sakit berat dan sianosis.Sesak nafas, bicara
terputus-putus.
b. Banyak berkeringat, bila kulit kering menunjukkan kegawatan
sebabpenderita sudah jatuh dalam dehidrasi berat.
c. Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup
baik, tetapilambat laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa
cemas, gelisahkemudian jatuh ke dalam koma.(Medlinux,2008)
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi dari
pada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi
paksa menekan bagian luar bronkiolus.Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian,maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional
dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat
kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan
barrel chest. (Tanjung, 2003).
Gejala Klinis dari asma adalah sesak napas mendadak, disertai
faseinspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti
bunyi mengi (wheezing), batuk yang disertai serangn napas yang kumat-kumatan.
Pada beberapa penderita asma, keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat
dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin

8
meningkatatau tiba-tiba menjadi lebih berat. (Medicafarma,2008) Wheezing
terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing tergantung cepat atau
lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila dijumpai obstruksi ringan
atau kelelahan otot pernapasan, wheezing akan terdengar lebih lemah atau tidak
terdengar sama sekali. Batuk hamper selalu ada,bahkan seringkali diikuti dengan
dahak putih berbuih. Selain itu, makin kental dahak, maka keluhan sesak akan
semakin berat. (Medicafarma,2008) Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita
lebih menyukai posisi duduk membungkuk dengan kedua telapak tangan
memegang kedua lutut. Posisi inididapati juga pada pasien dengan Chronic
Obstructive Pulmonary Disease(COPD). Tanda lain yang menyertai sesak napas
adalah pernapasan cuping hidungyang sesuai dengan irama pernapasan. Frekuensi
pernapasan terlihat meningkat(takipneu), otot Bantu pernapasan ikut aktif, dan
penderita tampak gelisah. Padafase permulaan, sesak napas akan diikuti dengan
penurunan PaO2 dan PaCO2,tetapi pH normal atau sedikit naik. Hipoventilasi
yang terjadi kemudian akanmemperberat sesak napas, karena menyebabkan
penurunan PaO2 dan pH sertameningkatkan PaCO2 darah. Selain itu, terjadi
kenaikan tekanan darah dan denyutnadi sampai 110-130/menit, karena
peningkatan konsentrasi katekolamin dalamdarah akibat respons hipoksemia.
(Medicafarma,2008)

9
BAB III
SIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Bunga Ratna (Gomphrena globose L.) atau yang biasa dikenal dengan
Bunga Kenop atau Bunga Kancing adalah tanaman yang berasal dari Amerika dan
Asia. Bunga yang termasuk famili Amaranthaceae ini biasa ditanam sebagai
tanaman hias yang dapat pula dijumpai tumbuh liar di ladang-ladang.Bunga Ratna
memiliki rasa manis dan netral, memiliki kandungan kimia yang khas, yaitu
Gomphrenin I, Gomphrenin II, Gomphrenin III, Gomphrenin V, Gomphrenin VI
dan amarathin. Selain itu, Bunga Ratna juga mengandung minyak atsiri, flavonoid
dan saponin (Permadi, 2008). Efek farmakologis Bunga Ratna diantaranya
sebagai obat antiasma, antibatuk dan antiradang pada mata. Dalam penelitian ini
peneliti hanya meneliti Bunga Ratna sebagai obat Asma. Asma merupakan suatu
penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel,
ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan
nafas.
Berdasarkan bukti empirisnya bunga ratna dapat digunakan sebagai obat asma
dengan cara sebagai berikut :

Ramuan Bunga Kenop Untuk Sesak Napas karena Asma Bronkitis

Caranya: Ambil dan Rebus 10 kuntum bunga kenop dalam tiga gelas air
bersih sampai tersisa 1 gelas. Tambahkan arak kuning sebanyak satu seloki.

10
Minum ramuan sehari tiga kali, masing-masing 1/3 gelas. Lakukan tiap hari
sampai sembuh.

Selain itu masih ada beberapa khasiat Bunga Ratna yang telah terbukti secara
empiris dapat menyembuhkan penyakit seperti :

a. Melancarkan Air Kencing


Caranya: Siapkan dan rebus 3-10 g bunga kenop dalam tiga gelas air
bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, rebusan bunga kenop
disaring dan air saringannya diminum dua kali sehari, masing-masing 1/2
gelas.

b. Mengatasi Panas pada Anak karena Gangguan Hati (Liver)


Caranya: Ambil dan cuci 7-14 kuntum bunga kenop segar sampai bersih,
lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa 11/2 gelas. Setelah
dingin saring dan air saringannya diminum sehari tiga kali, masing-masing
1/2 gelas. Catatan : Untuk gangguan livernya harus tetap konsultasi
dengan dokter.
c. Obat Alami Untuk Disentri
Caranya: Ambil dan rebus 10 kuntum bunga kenop segar dalam 100 cc
arak kuning sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin, saring
dan minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hamiduzzaman, Md., Azam, A.T.M Azrul. 2012. Antimicrobial, Antioxidant and


Cytotoxic Activities of Gomphrena globose (L.). Bangladesh Pharmaceutical
Journal 15(2): 180-185

Hembing, 2000, Enslikopedia Millenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Bunga-


bungaan, Cetakan pertama, Gema Insani, Jakarta, Hal 30

Permadi. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat, Cetakan pertama. Pustaka Bunda
(Grup Puspa Swara). Jakarta. Hal 20

Medicafarma. (2008, Mei 7). Asma Bronkiale.Diakses 01 Oktober 2018 dari


Medicafarma: http://id.wikipedia.org/wiki/Medicafarma-Asma Brokiale.2008

Ahmada, R., Aulanni’am., Wardhana, A., 2012, Terapi Ekstrak Daun Putri malu
(Mimosa pudica) pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Asma Terhadap Kadar
Malondialdehida (MDA) dan Gambaran Histopatologi Epitel Bronkiolus,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=404195&val=8182&title=Ta
naman%20dengan%20Aktivitas%20Anti-Asma

http://www.sakadoci.com/2016/02/bunga-kenop-manfaat-dan-cara.html( Diakses
pada 01 oktober 2018)

12
https://id.scribd.com/doc/12896544/Asma-Bronkial( Diakses pada 01 oktober
2018)

13

Anda mungkin juga menyukai