I.PENDAHULUAN
II.TINJAUAN PUSTAKA
disebut Crude Palm Oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,
mengandung minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil. Proses
pembentukan buah sejak pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih
6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah. Biasanya buah ini yang
digunakan untuk diolah menjadi minyak nabati yang digunakan oleh manusia.
Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah sumber dari kedua minyak sawit
(diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti sawit (diekstrak dari biji buah)
(Dirattanhun, 2007)
2.4 Syarat Tumbuh
Pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai sekitar 15 °LU-15 °LS.
Untuk ketinggian pertanaman kelapa sawit yang baik berkisar antara 0-500 m dpl.
Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan sekitar 2.000-2.500 mm/tahun.
Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit sekitar 29-30 °C. Intensitas
penyinaran matahari yang baik tanaman kelapa sawit sekitar 5-7 jam/hari.
Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 % untuk pertumbuhan tanaman.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Kelapa sawit menghendaki tanah
yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang
dalam tanpa lapisan padas. Untuk nilai pH yang optimum di dalam tanah adalah
5,0–5,5. Respon tanaman terhadap pemberian pupuk tergantung pada keadaan
tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman, 8
semakin banyak unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman
untuk pertumbuhan dan produksi (Arsyad, 2006)
Kelapa sawit dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan pasang surut.
kelapa sawit memiliki kemampuan tumbuh yang baik dan memiliki daya adaptif
yang cepat terhadap lingkungan. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam menyediakan
hara mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dan tergantung pada jumlah
hara yang tersedia, adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara
tersedia untuk mencapai zona perakaran tanaman (Arsyad, 2006)
6
III.METODELOGI PRAKTIKUM
kondisi baik. Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam
pengawasan. Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai
sanitasi yang baik (Girsang, 2005)
4.2 Pemanenan di Kebun Kelapa Sawit
4.2.1 Standar Kematengan
Standar kematangan berikut ini berdasarkan jumlah brodolan yang ada di
permukaan tanah. Sangat penting untuk mempertahankan panen pada interval
yang pendek pada tanaman yang baru menghasilkan atau tanaman muda, karena
buah akan membrondol lebih dari 10% dalam waktu 5-7 hari, interval panen yang
lama mengakibatkan banyaknya buah busuk dan jumlah brondolan yang banyak.
Pelaksanaan panen yang tepat pada standar kematangan yang tepat dapat
mencegah pemanenan buah mentah dan mengurangi pengumpulan brondolan
(Maksi, 2008)
Interval panen tidak boleh lebih dari 10 hari pada 3 (tiga) tahun pertama
setelah menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari pada tanaman yang lebih
tua, pada musim buah rendah lakukan pemeriksaan ekstra agar pemanen tidak
memanen buah mentah untuk memenuhi standar borongnya. Untuk tanaman
diantara panen tahun pertama sampai ke tiga, paling sedikit 5 brondolan per
janjang dengan interval kurang dari 10 hari Untuk tanaman yang lebih tua ,
standar kematangan maksimum adalah 3 – 5 brondolan per janjang sebelum panen
dengan interval kurang dari 10 hari. Jika interval panen, tidak dapat dihindari
lebih dari 14 hari (Maksi, 2008)
4.2.2 Teknik panen
1. Persiapan Pemanenan
Pelaksanaan panen buah perlu memperhatikan : Kondisi areal, Penyediaan
tenaga kerja pemotong buah , pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat
alat kerja. Seksi potong buah harus di susun sedemikian rupa sehingga blok yang
akan dipanen setiap hari akan terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar), selain itu
juga harus dihindari adanya potongan potongan ancak panen, agar satu seksi
selesai pada satu hari. Semua tenaga kerja panen harus sudah tiba di ancak panen
sedini dan sepagi mungkin, untuk meningkatkan produktifitas dan out put tenaga
13
kerja pemanen Pemanen harus menjaga peralatannya dalam keadaan baik, dan
tajam (Maksi, 2008)
2. Pemanenan
Pemanen mencari buah yang masak, dan melihat buah yang brondol di
tanah. Jika pengambilan buah tidak dapat dilakukan tanpa memotong pelepah
yang dibawahnya, maka pelepah ini harus dipotong terlebih dahulu dan dirumpuk
di gawangan. Potong buahnya, potong tangkai buah sependek mungkin. Tunas
yang dibuang harus seminimal mungkin dan seperlunya jika mungkin dengan
mengikuti aturan dengan ketentuan meninggalkan 2 (dua) pelepah dibawah buah.
Pelepah yang ditunas harus disebar di gawangan, perhatikan untuk tidak menutup
pasar pikul, priringan dan parit Tidak ada buah masak yang tertinggal karena ini
akan terlalu masak pada rotasi berikutnya. Ketika memotong pelepah pemanen
harus memotong rapat pada batang (Maksi, 2008)
Jangan memanen buah mentah karena akan mengakibatkan kehilangan
minyak dan kernel Semua brondolan harus dikutip, termasuk yang masuk ke
ketiak pelepah kelapa. Usahakan jangan terlalu banyak memindahkan buah hasil
pemanenan karena akan mengakibatkan kenaikan FFA Gagang tangkai buah
harus pendek, karena gagang panjang akan mengganggu pengangkutan dan
menyerap banyak minyak pada fase proses awal pengolahan. Keluarkan
brondolan dari buah buah busuk, atau terlalu masak dan janjang kosongnya jangan
di bawa ke pabrik. Buah tidak tercampur pasir dan sampah terutama sewaktu
mengutip brondolan, karena ini menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin
pabrik. Usahakan mencegah keterlambatan pengiriman buah ke pabrik. Buah
diletakkan dengan bagian gagang dibawah, disusun 5 atau 10 baris, untuk
memudahkan penghitungan dan pemeriksaan kematangan buah. Jika rotasi panen
dapat dipertahankan akan mengurangi pengutipan brondolan (Maksi, 2008)
4.2.3 Peta Saksi Panen
Peta saksi panen adalah metode pertama dalam sebuah perencanaan
pemanenan di PT.KIN yang mengatur jadwal dan lokasi panen. Perkebunan
PT.KIN mempunyai luas 10.000 Ha.
14
4.2.4 Taksasi
Taksasi adalah kegiatan untuk mengestimasikan produksi, dalam kegiatan
ini perlu adanya sebuah sensus AKP atau angka kerapatan panen, biasanya AKP
dalam satuan persen.salah satu contohnya misalnya 1 Ha ada 136 pokok sawit dan
dalam 1 baris ada 34 pokok dari satu baris tersebut ada 15 janjang masak,
penetapan AKP 44% di dapat dari jumlah pokok dalam satuan baris (36) dibagi
dengan jumlah janjang masak dalam satu baris tersebut (15) dan dikalikan dengan
100%(36/15x100). Setelah AKP ditentukan maka penyelesaiannya menggunakan
rumus seperti dibawah ini :
EP= 100 x 136 x 44% x 15 kg
= 89,760 kg/89 ton
Jadi estimasi produksi sekitar 89 ton,dimana dalam SOP PT.KIN diberikan angka
toleransi berkisar 5-10 %.
4.2.5 Pengawasan
Staf atau asisten kebun, Mandor I, Mandor panen, mantri buah,
melaksanakan secara rutin pengawasan setiap hari, tugas masing masing dapat di
jabarkan sebagai berikut :
a.Asisten Kebun
Setiap hari kerja wajib memeriksa hasil kerja tukang potong buah, yang meliputi
pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak panennya.
b.Pengawasan oleh kerani buah.
Setiap jenjang di TPH harus dihitung dan diperiksa kualitasnya. Semua
TBS yang telah diperiksa dan diterima di cap/tanda pada gagangnya dengan
gancu, buah yang dipanen harus diberi kriteria dan catatan setiap buah Mentah di
beri tanda A dan nomor panen pada gagangnya, brondolan kadaluarsa harus di
keluarkan dari tumpukan brondolan, dan janjangan kosong harus dibuang di
gawangan, pemanen yang memanen buah mentah harus di denda dan diberi sanksi
Kerani buah hanya bisa menerima buah di TPH yang telah di tetapkan Kerani
buah mencatat seluruh aktivitas pemanenan pada buku penerimaan panen, dan bila
terjadi kesalahan pencatatan tidak boleh di robek tetapi cukup di paraf dan di beri
keterangan, serta melanjutkan pada halaman berikutnya. Hasil pemeriksaan dan
15
pencatatan kerani buah setiap harinya di cocokkan dengan catatan Asisten kebun,
untuk mencegah terjadinya penyelewengan administrasi (Pahan, 2007)
c.Pemeriksaan oleh mandor panen
Menentukan ancak setiap pemanen pada pagi hari, dan melaksanakan
kontrol terhadap kehadiran pemanen yang terlambat. Aktif melaksanakan
pekerjaan potong buah sehingga seluruh buah masak telah dipanen, dan tidak ada
buah masak yang tertinggal di pohon. Memastikan semua buah yang dipanen
dibawa ke TPH dan tidak ada yang tertinggal di piringan atau pasar rintis.
Sewaktu memotong gagang buah harus mepet tetapi tidak terkena tandan
Memastikan tidak ada buah mentah yang dipanen, dan apabila terlanjur dipanen,
tidak dibenarkan di peram atau disembunyikan. Memastikan semua brondolan di
kutip Memeriksa buku kerani buah untuk melihat hasil panen pemanen yang
rendah, terutama yang tidak siap borong. Menghitung kerapatan buah di seksi
yang akan di panen pada ke esokan harinya (Pahan, 2007)
d.Pengawasan oleh Karani buah.
Karani buah langsung bertanggung jawab kepada asisten atau estate
manager. Memeriksa kualitas buah, presentase brondolan, serta kebersihan dan
kerapihan ancak panen, minimal 2 – 3 mandor per hari Secara bergiliran harus
melaksanakan pemeriksaan kualitas buah per mandor dengan di dampingi oleh
mandornya. Melaporkan hasil pemeriksaannya kepada estate manager setiap sore
harinya Setiap akhir bulan rekapitulasi pemeriksaan mantri buah terhadap kualitas
dan putaran panen (Pahan, 2007)
4.3 Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit
1. Pemeliharaan Piringan
Piringan di kebun sawit harus dijaga agar selalu bersih dari Gulma atau
rambatan LCC. Rambatan ini harus ditarik lepas dan keluar dari area piringan
untuk kemudian di semprot dengan Herbisida yang tepat., seperti Basta dan
Paracol. Glyphosate dapat juga digunakan dengan extra hati-hati agar tidak
membunuh sawit. Pemeliharaan dengan bahan kimia dilakukan dengan
penyemprotan halus di sekeliling pohon sawit dengan radius 1,8 m dari pohon.
16
V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini;
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan dapat menciptakan terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang lebih baik. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan, yang hal ini
dapat dilakukan dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka
menyadari pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan
2. Untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas Untuk itu diperlukan
tahapan pembibitan, mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama.
Pre Nursery (pembibitan awal) selama 3 bulan pertama dengan polibag kecil
Main Nursery (pembibitan utama) bibit dipindahkan ke dalam polibag besar,
dipelihara selama 9 – 12 bulan sampai siap untuk dapat ditanam.
3. Pemanen Kelapa sawit di perkebunan PT.KIN sangat memperhatikan Standar
kematengan, Teknik panen, Peta saksi panen, Tasaksi dan Pengawasan.
4. Dalam pengendalian gulma perkebunan kelapa sawit dilakukan pembersihan
piringan, pemeliharaan gawangan, pemeliharaan pasar pikul, pemeliharaan
pelepah dan menggunakan herbisida.
5.2.Saran
Saran yang dapat diberikan diharapkan kepercayaan diri dari mahasiswa
praktikum di asa lagi dalam mengutarakan pendapat dan bertanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi. 2008. ”Budidaya Kelapa Sawit Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis
Usaha dan Pemasaran”, Penebar Swadaya, Jakarta
Purtanto. 2010. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka baru press. Jakarta
Sunarko. 2008. Budidaya dan pengolahan kebun kelapa sawit dengan sistem
Kemitraan. Agromedia. Jakarta