Anda di halaman 1dari 6

PENYAKIT TERMINAL

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat
dihindari dalam waktu yang bervariasi, Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak
dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan
keluhan, memperbaiki kualitas hidup. (Stuard & Sundeen, 1995).

 Penyakit tidak dapat disembuhkan


 Mengarah pada kematian
 Diagnosa medis sudah jelas
 Tidak ada obat untuk menyembuhkan
 Prognosis buruk
 Bersifat progresif

Pasien terminal adalah pasien yang dalam keadaan menderita penyakit dengan
stadium lanjut yang penyakit utamanya tidak bisa diobati kembali dan bersifat progresif
(meningkat). Pengobatan yang diberikan hanya bersifat menghilangkan gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup, dan pengobatan penunjang lainnya (Ali Yafie, 1996 : 34 ).

JENIS-JENIS PENYAKIT TERMINAL


1. KANKER
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya, dan tidak berfungsi secara fisiologis (Price & Wilson, 2005).
Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor, baik faktor keturunan maupun faktor
lingkungan (Baggot et al., 2002). Selanjutnya hal ini akan menyebabkan
serangkaian perubahan metabolisme sel yang pada akhirnya akan mengganggu
fungsi-fungsi fsiologis tubuh (Price & Wilson, 2005).
Saat ini, kanker menjadi penyakit serius yang mengancam kesehatan anak
di dunia. Ancaman kanker di seluruh dunia sangat besar, karena setiap tahun
terjadi peningkatan jumlah penderita baru penyakit kanker. Menurut National
Cancer Institute atau NCI (2009) dan NCI (2010), diperkirakan terdapat lebih dari
enam juta penderita baru penyakit kanker setiap tahun. Dari seluruh kasus kanker
yang ada, NCI (2009) memperkirakan empat persen diantaranya adalah kanker pada
anak. Permasalahan kanker anak di Indonesia saat ini menjadi persoalan yang
cukup besar (Sujudi, 2002).
Menurut Gatot (2008), prevalensi kanker anak di Indonesia mencapai empat
persen, artinya dari seluruh angka kelahiran hidup anak Indonesia, empat persen
diantaranya akan mengalami kanker. Saat ini kanker menjadi sepuluh besar
penyakit utama yang menyebabkan kematian anak di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi kanker
anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291 kasus. Sementara jenis kanker yang
paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu Leukemia dan kanker bola mata
(Retinoblastoma).

 LEUKIMIA
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel
darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia
adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis.
 RETINOBLASTOMA
Retinoblastoma merupakan tumor ganas primer intraokuler terbanyak
pada anak-anak. Di Amerika Serikat, kasus retinoblastoma diperkirakan
ditemukan pada 1 dari 18000 anak di bawah umur 5 tahun.
Diperkirakan bahwa 80% dari 8000 kasus retinoblastoma yang
terjadi di dunia tinggal di negara berkembang, dan sekitar 3000 dari jumlah
tersebut akan meninggal karena retinoblastoma yang metastasis. Pada kondisi
ini, retinoblastoma adalah tumor yang fatal dimana penyebaran tumor
merupakan penyebab utama kematian. Ketika retinoblastoma telah
bermetastasis ke luar mata jarang dapat disembuhkan, meskipun dengan terapi
intensif. Umur yang terbanyak ditemukan pada penderita retinoblastoma yaitu
dalam rentang umur 3-4 tahun
 OSTEOSARCOMA
Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang yang didiagnosa
berdasarkan pemeriksaan histologi terhadap produksi osteoid berhubungan
dengan malignant mesenchymal cells. Osetosarkoma umumnya adalah tumor
yang agresif dan cenderung bermetastasis secara dini.
 LIMFOMA MALIGNUM
Kanker kelenjar getah bening atau limfoma adalah kanker darah yang
dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar getah bening
(limfadenopati). Limfoma berawal ketika sel kanker menyerang salah satu sel
darah putih (limfosit) yang berfungsi melawan infeksi
 KARSINOMA NASOFARING
Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang timbul di daerah
nasofaring area di atas tenggorok dan dibelakang hidung (POI, 2010).

2. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus golongan RNA yang
spesifik menyerang sistem imun/kekebalan tubuh manusia. Penurunan sistem
kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi HIV memudahkan berbagai infeksi,
sehingga dapat menyebabkan timbulnya AIDS. AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adalah sekumpulan gejala/tanda klinis pada pengidap HIV akibat infeksi
tumpangan (oportunistik) karena penurunan sistem imun.
Pada tahun 2015, diperkirakan akan terjadi penularan pada 38.500 anak yang
dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV. Sampai tahun 2006, diprediksi 4.360 anak
terkena HIV dan separuh diantaranya meninggal dunia.
Penularan HIV ke Bayi dan Anak, bisa dari ibu ke anak, penularan melalui
darah, penularan melalui hubungan seksual (pelecehan seksual pada anak). Penularan
dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita HIV/AIDS sebagian besar
(85%) berusia subur (15-44 tahun), sehingga terdapat risiko penularan infeksi yang
bisa terjadi saat kehamilan (in uteri). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi
penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi
HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20%
SAMPAI 35%, sedangkan jika sudah ada gejala pada ibu kemungkinan mencapai
50%.penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfusi fetomaternal
atau kontak antara kulit atau membran mucosa bayi dengan darah atau sekresi
maternal saat melahirkan . semakin lama proses kelahiran, semakin besar pula risiko
penularan, sehingga lama persalinanbisa dicegah dengan operasi sectio caecaria.
Transmisi lain juga terjadi selama periode postpartum melalui ASI, risiko bayi tertular
melaui ASI dari ibu yang positif sekitar 10% (Nurs dan Kurniawan, 2013:161).

3. TUBERKULOSIS
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberkulosis. Penularan
penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak (droplet) dari penderita TB kepada
individu yang rentan (daya tahan tubuh rendah).
Pada umumnya TB menyerang jaringan paru, tetapi dapat juga menyerang organ
lainnya. Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke
posisi lima dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara
dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika
Selatan, Nigeria dan Indonesia.
TB salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak. Anak lebih
beresiko untuk menderita TB berat seperti TB milier dan meningitis TB sehingga
menyebabkan tingginya kesakitan dan kematian pada anak. Anak sangat rentan
terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan pasien TB BTA positif. Anak dengan
infeksi TB saat ini menunjukkan sumber penyakit TB di masa depan. Beban kasus TB
Anak di dunia tidak diketahui karena kurangnya alat diagnostik yang “child-friendly”
dan tidak adekuatnya sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB Anak.
DAFTAR PUSTAKA
Sitaresmi, M.N., et al., 2008. Health-related quality of life assessment in Indonesian
childhood acute lymphoblastic leukemi. Health and Qual Life Outcomes; 6: 1–8.

Sutjiningsih, 2005. Tumbuh Kembang Anak dengan Kondisi Kesehatan Kronik. Dalam:
Narendra, MB., Sularyo TS., dkk, editor. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja, edisi kedua. Jakarta: CV. Sagung Seto, hlm. 61–70. Tehuteru, E.S., 2009.

Mewaspadai Gejala Kanker pada Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia, (Online),
(http://www.idai. or.id/kesehatananak/artikel.asp, diakses tanggal 17 Oktober 2019,
jam 20.00 WIB)

Soebagjo HD, Prastyani R, Sujuti H, Lyrawati D, Sumitro SB. Profile of retinoblastoma in


East Java, Indonesia. World J Med Med Sci Res. 2013;1(3):51-6.

Departemen Kesehatan Indonesia: Direktotat Jendran Pengendalian Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan, Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral pada anak
di indonesia. Jakarta:DepkeS RI, 2008.

Indriyani, Dian dan Asmuji. Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Upaya Promotif dan
Preventif dalam menurunkan angka kematian Ibu dan Anak. Yokyakarta: Ar-Ruzz
Media,2014.

Nurs, Nursalam, M. Dan Ninuk Dian Kurniawati. Asuhan Keperawatan pada Pasien
terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika, 2007.

Pedoman Pelaksanaan dan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (Online),
(http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Manlak_PPIA_2015.pdf, diakses tanggal
17 Oktober 2019, jam 20.00 WIB)

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tentang HIV/AIDS (Online),


(http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AIDS,
diakses tanggal 17 Oktober 2019, jam 20.00 WIB)

Improving the diagnosis and treatment of smear-negative pulmonary and extrapulmonary


tuberculosis among adults and adolescents: Recommendations for HIVprevalent and
resource-constrained settings. Geneva: WHO; 2006.

Global tuberculosis control: surveillance, planning, financing. Geneva: WHO; 2006


(WHO/HTM/TB/ 2006.362).
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007.Jakarta

Pusat Data dan Informasi Kemetrian Kesehatan RI tentang TB (Online),


(file:///C:/Users/USer/Downloads/infodatin_tb.pdf, diakses tanggal 17 Oktober 2019,
jam 20:00)

Tuberculosis pada Anak (Online), (https://www.tbindonesia.or.id/page/view/20/tb-anak,


diakses pada 17 Oktober 2019, diakses jam 20:00)

Anda mungkin juga menyukai