TINJAUAN PUSTAKA
farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi dari Direktur Jendral Pembinaan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menteri Kesehatan RI. Adapun persayaratan untuk
memperoleh izin industri famasi berdasarkan pasal 4 ayat 1 adalah sebagai berikut:
c. Memiliki NPWP.
d. Memilki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker Warga Negara
e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam
persyaratan CPOB dibuktikan dengan sertifikat CPOB. Sertifikat CPOB berlaku selama
2.2 Kosmetika
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Industri kosmetika
adalah industri yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin usaha industri
Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPKB adalah
seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan untuk menjamin agar
produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai
dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia
internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka
penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk
bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun
internasional.
b) Personalia
d) Peralatan
f) Produksi.
g) Pengawasan Mutu.
h) Dokumentasi.
i) Audit Internal.
j) Penyimpanan.
a. Surat permohonan;
b. Fotocopy izin usaha industri atau tanda daftar industri yang telah dilegalisir;
c. Nama direktur/pengurus;
e. Susunan direksi/pengurus;
Fotocopy ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) penanggung jawab
pelayanan perizinan dan pemohon harus mengikuti alur tata cara perizinan sebagai
berikut :
a. Permohonan izin produksi diajukan oleh pemohon kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas, dan Kepala Balai/Balai Besar
setempat
b. Paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima tembusan, Kepala Dinas setempat
c. Paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima tembusan, Kepala Balai/Balai Besar
dan dokumentasi sesuai CPKB untuk izin produksi industri kosmetika Golongan B
d. Paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah evaluasi terhadap pemenuhan
Badan POM
f. Paling lama 7 (Tujuh) hari setelah menerima analisis hasil pemeriksaan, Kepala
g. Apabila dalam 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tembusan surat permohonan diterima
oleh Kepala Balai/Balai Besar dan Kepala Dinas setempat, tidak dilakukan
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas
Kepala Dinas dan Kepala Badan, Direktur Jenderal menyetujui, menunda atau
Persetujuan Prinsip
Modal Asing atau Penanaman Modal dari instansi yang menyelenggarakan urusan
persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan POM. Dalam hal
pasal 6) :
Permohonan.
paling lama dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan
a) Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Persetujuan prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal paling lama dalam waktu 14
6. Pemohon izin industri farmasi dengan status Penanaman Modal Asing atau
pasal 11)
Surat permohonan izin industri farmasi ini harus ditandangani oleh direktur
utama dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu dengan kelengkapan yang
kesehatan provinsi
i. Asli surat pernyataan bekerja full time dari masing masing apoteker produksi,
l. Surat pernyatan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat,baik langsung atau
Paling lama dalam waktu 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya tembusan
persyaratan administratif. Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak
b. Surat permohonan izin industri farmasi harus ditanda tangani oleh direktur utama dan
kelengkapannya
kelengkapannya
diperpanjang
2.8 Sanksi
administratif berupa:
penarikan kembali produk dari peredaran bagi kosmetika yang tidak memenuhi
PEMBAHASAN
Usaha yang akan dijalankan adalah usaha pembuatan kosmetik. Karena makin
Nama perusahaan yang akan saya buat adalah PT. YESA BEAUTY yang
berupa serum wajah. Lokasi usaha akan didirikan dengan lokasi di jalan Mohamad
letak yang strategis yaitu berada di posisi pinggir kota sehingga dapat meminimalisir
pencemaran lingkungan. Letak lokasi pabrik pun dekat tempat pembelian bahan
Produksi kosmetik yang akan dibuat dari PT. YESA BEAUTY berupa sabun
3.2.1 Visi
Meningkatkan mutu dan kualitas kosmetik yang lebih baik melalui produk
Target pemasaran yang akan dilakukan pertama kali yaitu dengan mengetahui
peluang keuntungan di pasaran apakah dapat menerima atau akan menolak produksi ini.
Dengan adanaya target pemasaran ini dapat mampu menganalisa keunggulan dan
kelemahan perusahaan pesaing diluar sana dan sejauh mana keunggulan dan kemampuan
perusahan ini untuk bersaing dengan perusahaan lain baik ini dari segi aspek kualitas,
harga, pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Perusahaan ini akan menjual
produksinya di tempat yang ramai supaya produk yang dibuat lebih cepat dikenal
masyarakat luas.
3.4 Promosi
Melalui internet merupakan cara efektif dan efisien pilihan utama karena pada
umumnya masyarakat jaman sekarang rata rata sudah memakai internet walaupun
Melakukan penjualan langsung, cara ini lumayan efektif karena langsung bertemu
- Direktur
- Administrasi
- Manajer
- Karyawan
Harga per box isi 10 (sudah termasuk pajak dan keuntungan 15%) Rp 45.000,00
ditentukan, meliputi kualitas dan kuantitas proses produksi serta material yang
personalia 1 orang.
f. Asisten Apoteker :2
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam proposal pendirian industri kosmetik adalah
sebagai berikut :
1. Tahap awal pendirian industri kosmetik PT. YESA BEAUTY memperoleh izin
dari dana investor guna pendirian industri kosmetik, dimana proposal tersebut
keuangan, serta tahap terakhir setelah mendapatkan dana dari investor maka
2. Dana yang dibutuhkan pada pendirian usaha industri sebesar Rp. 18.230.000.000,00
4.2. Saran
Untuk mendirikan suatu industri kosmetik harus mengikuti persyaratan yang berlaku
Lavari Hafhazah, 2016. Strategi Bisnis Pt. Unilever Dalam Persaingan Produk
Rohaya Upik,Nurlina Ibrahim, Jamaluddin, 2017. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada
Krim Pemutih Wajah Tidak Terdaftar Yang Beredar Di Pasar Inpres Kota Palu. Palu:
March 2017