2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
120
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
121
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
(Purbowati dan Utomo, 2016). Manajemen laba perusahaan. Prinsip-prinsip pokok tersebut adalah :
merupakan fenomena yang sukar dihindari karena 1) Transparency (Keterbukaan Informasi), 2)
fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan Accountability (Akuntabilitas), 3) Responsibility
dasar akrual dalam pennyusunan laporan (Pertanggungjawaban), 4) Independency
keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak (Independensi), 5) Fairness (Kesetaraan dan
dari penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat kewajaran).
komunikasi antara pihak-pihak yang
berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada Hipotesis
pada akuntansi yang menyebabkan adanya H1 : Persentase jumlah komite audit berpengaruh
judgement (Veronica, 2005) terhadap manajemen laba.
H2 : Jumlah komisaris independen berpengaruh
Good Corporate Governance terhadap manajemen laba.
Forum for Corporate Governance in Indonesia H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh
FCGI mendefinisikan GCG sebagai seperangkat terhadap manajemen laba.
peraturan yang mengatur hubungan antar H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap
pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, manajemen laba.
pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
METODE PENELITIAN
pemegang kepentingan internal dan eksternal Jenis penelitian yang digunakan dalam
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu kuantitatif, sumber data dalam penelitian ini
sistem yang mengendalikan perusahaan (Utomo, adalah data sekunder yaitu laporan keuangan
2015) Komite Nasional Kebijakan Governance tahunan perusahaan, dengan populasi perusahaan
atau KNKG menyatakan bahwa setiap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2015-2017, menggunakan metode
harus memastikan bahwa prinsip-prinsip pokok
purposive sampling diperoleh 33 sampel data yang
Good Corporate Governance diterapkan pada diamati dengan kriteria sebagai berikut:
setiap aspek bisnis dan di semua jajaran
Tabel.1: Seleksi Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 76
2015-2017
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan data laporan (14)
keuangan tahuan yang lengkap selama periode
pengamatan
3 Laporan keuangan yang rusak (9)
4 Perusahaan yang tidak memiliki Corporate (23)
Governance
5 Data mengenai variabel dependen dan dependen (19)
tidak lengkap
JUMLAH 11
JUMLAH PENGAMATAN 33
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuranya sebagai sistem pengendalian perusahaan. Komite
Komite Audit (X1) audit dipilih oleh dewan komisaris untuk
Menurut Guna et al, 2012 komite audit mengawasi sistem pengendalian akuntansi
merupakan suatu komponen yang baru dalam perusahaan. Keberadaan komite audit yang efektif
perusahaan yang memiliki peranan sangat vital
122
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
mampu membuat kinerja perusahaan berjalan lebih komite audit yang dimiliki (Guna et al, 2012).
baik. Komite audit dihitung dari jumlah anggota
Perhitungan:
Anggota Komite Audit
Komisaris Independen (X2) komisaris independen yang berasal dari luar
Menurut Herawaty, 2007 dewan komisaris perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja
independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan secara luas dan kesuluruhan.
perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan
Perhitungan:
Anggota dewan komisaris independen
Komisaris Independen =
Total dewan komisaris
121
123
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
( ) ( ) ( )
Setelah melakukan regresi model di atas, DA perusahaan dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
⟦ ( ) ( ) ( )⟧
Keterangan :
= Total akrual perusahaan i pada tahun t.
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
= Aliran kas dari aktifitas operasi (operating cash flow)
= Total aset perusahaan i pada tahun t-1.
= Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1.
= Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang tahun t-1
= Aset tetap perusahaan i pada tahun t.
= Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
= Error term perusahaan i pada tahun t.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan
adalah dengan mengumpulkan data sekunder, yaitu terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik
data rasio keuangan perusahaan dan inforamasi autokorelasi, heteroskesdastisitas dan
pendukung lainya, Uji statistik regresi linier multikolineritas. Model persamaannya sebagai
berganda dikatakan model yang baik jika model berikut:
y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + ε
Keterangan:
y = Manajemen laba
α = Konstanta
β1 = Koefisiensi regresi dari jumlah komite audit
x1 = Persentase jumlah komite audit pada tahun t
β2 = Koefisiensi regresi dari komisaris independen
x2 = Presentase jumlah komisaris independen pada tahun t
β3 = Koefisiensi regresi dari kepemilikan manajerial
x3 = Presentase saham perusahaan yang dimiliki manajerial pada tahun t
β4 = Koefisiensi regresi dari profitabilitas
x4 = Persentase saham perusahaan yang dimiliki profitabilitas pada tahun t
ε = Eror item/variabel lain yang tidak diteliti
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN standar deviasi yang dihasilkan dari variabel
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskrptif
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai menghasilkan data sebagai berikut:
minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan
124
121
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
Berdasarkan pengujian statistik pada tabel 2 praktik manajemen laba (Y) yang diproksikan
dapat dijelaskan jumlah observasi N adalah 33 dengan discretionary accrual dengan nilai rata-
dengan nilai dari 1) nilai mean komite audit (X1) rata manajemen laba 0,1188 dengan hasil standar
adalah 3,3333 dengan hasil standar deviasi deviasi sebesar 0,12265, dari jumlah sampel
0,77728, dari jumlah sampel didapatkan nilai tersebut didapatkan nilai minimum 0,00 dan
minimumnya 2,00 dan nilai maximumnya 5,00. 2) dengan nilai maximum sebesar 0,58.
nilai mean komisaris independen (X2) adalah Uji Normalitas
0,3303 dengan hasil standar deviasi 0,09838 dari Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
jumlah sampel tersebut didapatkan nilai minimum dalam model regresi, variabel pengganggu atau
0,20 dan nilai maximum 0,50.. 3) Nilai mean residual memiliki distribusi normal. dengan
kepemilikan manajerial (X3) adalah 1,7615 melihat tampilan grafik normal plot (gambar 1),
dengan hasil standar deviasi 5,12145 dari jumlah dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik
sampel tersebut didapatkan nilai minimum 0,08 menyebar disekitar garis diagonal, serta
dan nilai maximum 21,60. 4) Nilai mean penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. Hal
profitabilitas (X4) adalah 0,0921 dengan hasil ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara
standar deviasi 0,09079 dari jumlah sampel normal.
tersebut didapatkan nilai minimum 0,01 dan nilai
maximum 0,35. 5) Deskriptif data untuk variabel
125
120
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
Memperhatikan hasil perhitungan dalam tabel 3 autokorelasi menunjukan bahwa nilai Durbin
diatas tampak bahwa nilai tolerance dari setiap Watson sebesar 2,072. Pada taraf signifikansi 5%
variabel independen di atas 0,1. Hal ini dengan nilai k = 4 dan n = 33 oleh karena dw =
menunjukkan tidak ada variabel independen yang 2,072 lebih besar dari batas atas dl = 1,124 dan
memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1 dan nilai kurang dari batas atas du = 1,742 Nilai dw terletak
Variance Inflation Factor (VIF) dari setiap pada dl ≤ d ≤ du maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen di bawah 10. Hal ini tidak bisa menolak Ho yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa tidak ada variabel tidak ada autokorelasi positif atau dapat
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antara variabel independen Uji Heteroskedastisitas
dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
Uji Autokorelasi grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat dengan residualnya. Apabila ada pola tertentu,
apakah sebuah model regresi linier terdapat seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur
korelasi antara kesalahan pengganggu pada (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
periode sekarang dengan kesalahan pengganggu maka mengindikasikan telah terjadi
pada periode sebelumnya. Cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas.
adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan
Durbin Watson (DW). Berdasarkan uji
120
126
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
127
120
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
128
120
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
121
129
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 20, NO. 2, Agt 2018
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003
122
130