Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No.

1 - Juni 2012

KONSERVASI NILAI DAN WARISAN BUDAYA

Maman Rachman
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang
Email: marachman102@yahoo.com

ABSTRACT

The meaning of conservation covers all preservation activities based on the local situation and condition.
Preservation activities can also cover the conservation scope, restoration, reconstruction, adaptation and
revitalization. The needs of conservation is inevitable. Without preservation, the natural phenomena,
natural destruction, and either the renewable or unrenewable natural resources destruction will always on
going. The Conservation Education is substantially urgent besides the conservation advocation and par-
ticipative development. Conservation values which need to preserve and maintain are the values of plant-
ing, using, preserving, and learning physically and non-physically. Conservation move is a mutual aid,
and impossible to be done alone. Beside, conservation move, must not be an exclusive move, but how to
create a conservation move which gains supports and involves public participation. Conservation move is
a tool, therefore, the words “the unity of words and actions” and a saying “ do what is said and say what
is done” shall be the spirit of conservation.

Keywords: values conservation, cultural heritage, conservation education, conservation advocation, natu-
ral resources

ABSTRAK

Makna konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat. Kegiatan konservasi dapat pula mencakupi ruang lingkup preservasi, restorasi, rekonstruksi,
adaptasi dan revitalisasi. Perlunya konservasi merupakan sebuah keniscayaan. Pendidikan konservasi
sangatlah urgen di samping advokasi konservasi dan pembangunan partisifatif. Nilai-nilai konservasi
yang perlu ditumbuhkembangkan dan dipelihara yaitu nilai menanam, memanfaatkan, melestarikan, dan
mempelajari dalam arti fisik dan non-fisik. Gerakan konservasi merupakan kerja bersama, tidak mungkin
dilaksanakan sendirian. Selain itu, gerakan konservasi, semestinya tidak menjadi gerakan yang eksklusif,
tetapi bagaimanakah menciptakan gerakan konservasi yang mendapatkan dukungan dan melibatkan
publik. Gerakan konservasi adalah sebuah alat, oleh karena itu, petuah “satunya kata dan perbuatan”,
serta seloka “apa yang dikatakan dilakukan dan apa yang dilakukan dikatakan”, harus menjadi
kulminasi spirit dari konservasi.

Kata kunci: Konservasi nilai, warisan budaya, pendidikan konservasi, advokasi konservas, sumber daya
alam.

Indonesian Journal of Conservation


Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 [ISSN: 2252-9195]
Hlm. 30—39
30
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 Konservasi Nilai dan warisan Budaya - Maman Rachman

PENDAHULUAN konsep dan cakupan konservasi; konservasi


fisik, nilai dan budaya; serta urgensi pendidi-
Negara-negara di dunia, termasuk ne- kan konservasi, advokasi konservasi, dan
gara industri, sejak tahun 1970-an telah diha- pembangunan partisifatf bagi kelestarian nilai
dapkan pada masalah lingkungan. Masalah- dan budaya.
masalah tersebut seperti kerusakan alam,
pencemaran, banjir, polusi, gunung gundul,
dan sampah. Permasalahan lingkungan ini, KONSEP DAN CAKUPAN KONSER-
cukup memprihatinkan sehingga PBB pada 5 VASI
-6 Juni 1972 menyelenggarakan konferensi
tentang lingkungan hidup di Stockholm, Secara umum, konservasi, mempunyai
Swedia, yang akhirnya saat itu ditetapkan arti pelestarian yaitu melestarikan/
sebagai hari lingkungan hidup sedunia mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi,
(MIPL,2010) dan kemampuan lingkungan secara seimbang
Konferensi itu memberikan pengaruh (MIPL, 2010; Anugrah, 2008; Wahyudi dan
kepada banyak negara untuk memperhatikan DYP Sugiharto (ed), 2010). Adapun tujuan
dan menangani permasalahan lingkungan konservasi (1) mewujudkan kelestarian sum-
terutama yang berkaitan dengan dampak berdaya alam hayati serta keseimbangan
pembangunan. Gerakan lingkungan, menu- ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendu-
rut Abdul hakim Garuda Nusantara dalam kung upaya peningkatan kesejahteraan dan
MIPL (2010) dihadapkan pada lima tangga- mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan
pan seperti struktur perekonomian interna- kemampuan dan pemanfaatan sumberdaya
sional yang masih menempatkan lingkungan alam hayati dan ekosistemnya secara serasi
sebagai objek komoditi semata, perlombaan dan seimbang. Selain itu, konservasi merua-
kekuatan militer yang berwujud dalam ben- pakan salah satu upaya untuk memper-
tuk peningkatan produksi persenjataan mili- tahankan kelestarian satwa. Tanpa konser-
ter oleh negara-negara maju, pengembangan vasi akan menyebabkan rusaknya habitat
persenjataan nuklir dan yang mengacuhkan alami satwa. Rusaknya habitat alami ini telah
kesejahteraan masyarakat dan harkat marta- menyebabkan konflik manusia dan satwa.
bat manusia, munculnya sistem pemerin- Konflik antara manusia dan satwa akan me-
tahan otoriter yang mengkondisikan berlang- rugikan kedua belah pihak; manusia rugi
sungnya model pengelolaan lingkungan karena kehilangan satwa bahkan nyawa se-
hidup yang anti peran serta masyarakat, dan dangkan satwa rugi karena akan menjadi sa-
industrialisasi yang berorientasi pada ke- saran balas dendan manusia (Siregar, 2009)
pentingan pertumbuhan semata-mata. Kek- Konservasi lahir akibat adanya se-
hawatiran terhadap dampak negatif pem- macam kebutuhan untuk melestarikan sum-
bangunan melahirkan sebuah konsep baru ber daya alam yang diketahui mengalami
yaitu pembangunan yang berkelanjutan deng- degradasi mutu secara tajam. Dampak de-
an menitikberatkan pada pembangunan yang gradasi tersebut, menimbulkan kekhawatiran
berwawasan lingkungan. dan kalau tidak diantisipasi akan membaha-
Permasalahan lingkungan timbul, pada yakan umat manusia, terutama berimbas
dasarnya disebabkan oleh dinamika pen- pada kehidupan generasi mendatang pewaris
duduk, pemanfaatan dan pengolahan sumber alam ini. Sisi lain, batasan konservasi dapat
daya alam yang kurang bijaksana, kurang dilihat berdasarkan pendekatan tahapan
terkendalinya pemanfaatan ilmu pengeta- wilayah, yang dicirikan oleh: (1) pergerakan
huan dan teknologi maju, dampak negatif konservasi, ide-ide yang berkembang pada
yang sering muncul dari kemajuan ekonomi akhir abad ke-19, yaitu yang hanya mene-
yang seharusnya positif, dan benturan tata kankan keaslian bahan dan nilai dokumen-
ruang. Ketiadaan keseimbangan antara antro- tasi, (2) teori konservasi modern, didasarkan
posentris dan ekosentris mengakibatkan mun- pada penilaian kritis pada bangunan berse-
culnya konservasi (MIPL, 2010; Antariksa, jarah yang berhubungan dengan keaslian,
2009). keindahan, sejarah, dan penggunaan nilai-
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji nilai lainnya (Jokilehto, dalam Anatriksa,

31
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012

2009). melihara identitas dan sumber daya lingkun-


Sementara itu, Piagam Burra menyata- gan dan mengembangkan beberapa aspeknya
kan bahwa pengertian konservasi dapat meli- untuk memenuhi kebutuhan arus modernitas
puti seluruh kegiatan pemeliharaan dan se- dan kaulitas hidup yang lebih baik. Dengan
suai dengan situasi dan kondisi setempat. demikian, konservasi merupakan upaya
Oleh karena itu, kegiatan konservasi dapat mengelola perubahan menuju pelestarian
pula mencakupi ruang lingkup preservasi, nilai dan warisan budaya yang lebih baik dan
restorasi, rekonstruksi, adaptasi dan revi- berkesinambungan. Dengan kata lain bahwa
talisasi (Marquis-Kyle & Walker, 1996; Al- dalam konsep konservasi terdapat alur mem-
vares, 2006). Pemeliharaan adalah perawatan perbaharui kembali (renew), memanfaatkan
yang terus menerus mulai dari bangunan dan kembali (reuse), reduce (mengurangi), men-
makna penataan suatu tempat. Dalam hal daurulang kembali (recycle), dan menguang-
ini, perawatan harus dibedakan dari perba- kan kembali (refund).
ikan. Perbaikan mencakupi restorasi dan re-
konstruksi dan harus dilaksanakan sesuai
dengan makna bangunan dan nilai yang se- KONSERVASI FISIK, NILAI DAN BU-
mula ada. Preservasi adalah memper- DAYA
tahankan (melestarikan) yang telah dibangun
disuatu tempat dalam keadaan aslinya tanpa Mengingat batasan dan cakupan kon-
ada perubahan dan mencegah penghancuran. servasi, paling tidak, terdapat empat nilai
Restorasi adalah pengembalian yang telah yang terkandung dalam konsep konservasi,
dibangun disuatu tempat ke kondisi semula yaitu menanam, memanfaatkan, melestari-
yang diketahui, dengan menghilangkan tam- kan dan mempelajari. Nilai-nilai tersebut ber-
bahan atau membangun kembali komponen- sifat herarhis, spiral, dan berkesinambungan.
komponen semula tanpa menggunakan ba- Menanam, dapat dimaknai dalam dua arti.
han baru. Rekonstruksi adalah membangun Pertama, secara fisik menanam dapat diarti-
kembali suatu tempat sesuai mungkin dengan kan menancapkan sebuah benih atau bibit ke
kondisi semula yang diketahui dan diperbe- dalam tanah. Terdapat seloka-seloka yang
dakan dengan menggunakan bahan baru atau berkembang di masyarakat terhadap nilai
lama. Sementara itu, adaptasi adalah me- menanam ini seperti: disarankan menanam
rubah suatu tempat sesuai dengan peng- pohon sedap malam karena pemilik rumah
gunaan yang dapat digabungkan. akan mendapatkan rasa tentram dan damai;
Dilihat dari sudut pelaku gerakan dan disarankan menanam pohon pinang merah
arah yang dilakukan dalam rangka melak- karena akan mengundang rezeki dan menjadi
sanakan konservasi, terdapat dua gerakan penangkal niat jahat dari orang yang suka
yang berupaya melaksanakannya. Pertama, meneluh; disarankan menanam pohon
gerakan konservasi kebendaan yang umum- bunga matahari karena akan mendatangkan
nya dilakukan oleh para arsitek, pakar se- kebahagiaan dan keharmonisan dalam
jarah arsitektur, perencana kota, pakar ge- rumah tangga pemiliknya, dan sebagainya.
ologi dan jurnalis. Kedua, gerakan konservasi Sementara itu, ada seloka juga yang mela-
kemasyarakatan, yaitu gerakan konservasi rang menanam pohon tertentu, seperti jangan
yang melibatkan para pakar ilmu sosial, ar- menanam pohon beringin di halaman rumah,
sitek, pekerja sosial, kelompok swadaya makna yang didapat, karena akan menjadi
masyarakat, bahkan tokoh politik. tempat tinggal roh-roh jahat; jangan mena-
Berdasarkan konsep, cakupan, dan mam pohon kamboja di halaman rumah,
arah konservasi dapat dinyatakan bahwa makna yang didapat akan selalu menimbul-
konservasi merupakan sebuah upaya untuk kan kesan seram seperti suasana kuburan,
menjaga, melestarikan, dan menerima pe- dan konon dapat mengundang roh jahat yang
rubahan dan/atau pembangunan. Perubahan akan mengganggu. Seloka-seloka tersebut
yang dimaksud bukanlah perubahan yang menggambarakan perlunya menanam kebai-
terjadi secara drastis dan serta merta, me- kan dan jangan menanam kejelekan.
lainkan perubahan secara alami yang terse- Dengan menanam diharapkan mem-
leksi. Hal tersebut bertujuan untuk tatap me- peroleh hasil dari bibit/benih yang ditanam.

32 32
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 Konservasi Nilai dan warisan Budaya - Maman Rachman

Namun demikian, hasil yang diharapkan, fungsi sebagai penahan longsor.


sudah barang tentu tidak serta merta berhasil Sementara itu, nilai budaya juga
tanpa ada upaya melindungi, merawat, dan memiliki multi fungsi. Nilai-nilai yang ter-
memelihara. Kaitan dengan menanam, kandung dalam kesenian menjadi penenang
melindungi, merawat, dan memelihara terse- hati, pemberi inspirasi dan apresiasi. Nilai-
but diperlukan ilmu, kesabaran, anggaran, nilai yang terkandung dalam seni lukis, seni
dan tenaga. rupa, patung, keraton, bangunan candi, cagar
Kedua, secara non-fisik, menanam da- budaya menjadi daya tarik, menjadi alat dan
pat diartikan meletakkan nilai-nilai funda- tempat berkomunikasi dengan penuh toler-
mental dan luhur yang telah mengkristal ansi. Banyak makna dan cerita heroik dalam
menjadi pedoman atau pandangan hidup dan peninggalan budaya yang tertera dan terpa-
dasar negara. Nilai-nilai luhur tersebut ber- hat pada ornamen bangunan tersebut.
awal dan berasal dari nilai-nilai luhur yang Kini, budaya yang tadinya menjadi
disepakati oleh rakyat penduduk wilayah cikal bakal cultural heritage mengalami perge-
tertentu, kemudian meluas dan disepakati seran, dengan lajunya modernisasi dan glo-
oleh masyarakat dan bangsa. Lebih lanjut, balisasi, dan telah mengancam kelestarian
dari makna menanam baik fisik maupun non budaya di beberapa kawasan bersejarah,
fisik dapat diwujudkan dalam nilai-nilai seperti kawasan keraton baik yang terdapat di
konkret yang luhur berupa budaya yang adi- Yogyakarta, Solo, Cirebon maupun kawasan
luhung. Bentuk konkret budaya tersebut bersejarah di tempat lain. Kondisi ini diindi-
seperti kesenian, bangunan candi-candi, ca- kasikan dengan munculnya fenomena ar-
gar budaya dan lain sebagainya. Kini se- sitektural yang tidak sesuai dengan nuansa
muanya menjadi nilai-nilai konservasi wari- budaya di kawasan tersebut, dan diimbangi
san budaya. dengan menurunnya tingkat apresiasi
Bibit yang ditanam akan tumbuh po- masyarakat terhadap kekayaan budayanya
hon, batang, ranting, daun, dan kemudian sendiri. Keraton merupakan pusat kebu-
tumbuh buah. Nilai yang disemai akan tum- dayaan masyarakat Jawa, dan dapat dipasti-
buh menjadi pedoman, petunjuk, dan aturan kan merupakan transformasi dari konsep
dalam bertutur kata, berperilaku, dan berbuat filosofi Jawa, seperti kesatuan antara dirinya
dalam hidup dan berhubungan satu sama dengan Tuhannya (Manunggaling Kawula
lain. Bibit yang sudah tumbuh dan berbuah, Gusti)) dan memahami asal dan tujuan segala
nilai yang sudah menjadi pedoman atau pe- sesuatu itu diciptakan (Sangkan Paraning Du-
tunjuk harus dimanfaatkan untuk kepenting- madi). Konsep tersebut terkandung dalam
an diri dan masyarakat sekitar, maupun tata massa, bentuk bangunan maupun orna-
orang banyak. Oleh karena itu, mamanfaat- men fisik bangunan yang terdapat di dalam
kan adalah nilai kedua dari konservasi. keraton, sehingga dapat diketahui bahwa
Bila dikaji secara saksama, pohon keraton memiliki nilai arsitektur bangunan
memiliki multi fungsi. Batang kayu memiliki dan budaya yang tinggi (Antariksa, 2009).
banyak kandungan zat kimia seperti unsur Sebagai salah satu warisan budaya, ka-
lignin, selulusa, glukosa dan lain-lain kan- wasan dan bangunan bersejarah secara jelas
dungan. Kandungan-kandungan yang ada mempunyai tujuan untuk pengelolaan ling-
pada kayu sangat berguna bagi keperluan kungan hidup, yang dirumuskan dengan kali-
manusia, seperti kertas, tinta, dan lain-lain mat menjaga atau melindungi keselamatan
(Jaini, 2008). Akar pohon mencengkram dunia dalam melestarikan warisan budaya
tanah berfungsi untuk mengikat unsur-unsur (memayu hayuning bawana). Hal ini juga
hara dalam tanah dan penguat tanah. Akar dipertegas lagi oleh para leluhur-leluhur,
tanaman bisa juga digunakan untuk obat- seperti diungkapkan, “wewangan kang umure
obatan dan akar yang berbentuk umbi bisa luwih saka paroning abad, haywa kongsi binabad,
untuk dijadikan makanan pokok manusia. becik den mulyakna kadya wujude hawangun”,
Ada yang sangat penting dari fungsi akar artinya bangunan dengan umur yang lebih
yaitu penyimpan air pada saat hujan dan air dari 50 tahun merupakan bangunan sejarah
yang tersimpan itu akan mengalir terus dan budaya, dapat digunakan sebagai peneli-
sepanjang tahun, selain itu, akar juga ber- tian, menambah pengetahuan dan lain kebu-

33
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012

tuhan kemajuan serta bermanfaat sebagai dan berkesimbangan. Banyak fenomena alam
tuntutan hidup (Yosodipuro, 1994). dan kehidupan masa lalu yang tertulis dalam
Terhadap nilai dan peninggalan bu- warisan budaya yang perlu menjadi pelajaran
daya, sebuah petuah bijak menyatakan de- untuk menatap masa depan. Persoalannya
ngan jelas bahwa kalau sudah melewati sepa- mampukah membuka rahasia tersebut untuk
ruh abad atau 50 tahun, jangan sampai di- menjadi pertimbangan pemecahan lingkun-
hancurkan. Penjelasan ini mengingatkan, gan masa depan. Itu menjadi semangat yang
bahwa budaya merupakan perkembangan perlu ada pada diri semua.
majemuk dari budidaya yang berarti daya
dari budi manusia yang dituangkan dalam
lingkungannya, sehingga mempunyai wujud URGENSI PENDIDIKAN KONSERVASI,
yang berupa cipta, rasa dan karsa dan kebu- ADVOKASI KONSERVASI, DAN PEM-
dayaan yang berarti hasil cipta, rasa dan BANGUNAN PARTISIFATIF
karsa. Hal yang sama pernah juga ditegaskan
oleh Rapoport dalam Antariksa (2009), Boleh jadi, ada yang terlupakan dalam
bahwa budaya sebagai suatu kompleks ga- sistem pendidikan di Negara Indonesia,
gasan dan pikiran manusia bersifat tidak te- yakni belum masuknya pendidikan konser-
raga. Kebudayaan ini akan terwujud melalui vasi atau alam lingkungan sekitar di sekolah-
pandangan hidup (world view), tata nilai sekolah, walaupun ada masih dalam wacana
(value), gaya hidup (life style) dan akhirnya yang belum digarap secara sinergis dan teror-
aktifitas (activities) yang bersifat konkrit. ganisasi oleh perangkat sekolah (Wawancara
Keprihatinan akan punahnya budaya terbatas dengan guru dan siswa, 2010). Dam-
di atas, menimbulkan gagasan untuk me- paknya seperti nampak pada perilaku yang
lestarikan warisan budaya sebagai nilai ketiga berlebihan dari para siswa setiap kali pengu-
dari konservasi. Melestarikan, merupakan muman kelulusan UN. Siswa yang lulus me-
cara untuk memperkuat citra budaya melalui lakukan konvoi dengan sepeda motor keliling
penanganan spasial dan sosial-budaya- kota disertai aksi corat-coret baik di baju
ekonomi di kawasan bersejarah dengan ber- maupun di tempat-tempat yang dilalui. Tentu
tumpu pada pemberdayaan komunitas yang aksi ini tidak akan terjadi, jika materi pen-
berbudaya. Pemberdayaan komunitas bu- didikan konservasi sudah diberikan secara
daya di kawasan bersejarah merupakan tepat, progresif, dan kontekstual pada semua
upaya pendekatan bottom-up untuk membang- jalur dan jenjang pendidikan.
kitkan kembali vitalitas komunitas budaya Demikian pula dengan kerusakan ling-
untuk berkreasi di tengah masyarakat yang kungan yang terjadi di sejumlah kawasan
serba modern. Pilihan pendekatan ini seka- hutan lindung dan konservasi akibat aktifitas
ligus dimaksudkan pula untuk menciptakan perambahan, pembakaran hutan, dan per-
kawasan bersejarah sebagai pusat kebu- tambangan batu bara dan pasir. Kegiatan itu
dayaan dalam perspektif demokratis. Dengan tidak akan terjadi jika masyarakat memiliki
demikian, melalui nilai melestarikan diharap- kesadaran akan konservasi dan lingkungan.
kan mampu menumbuhkan daya tahan bu- Siswa sekolah adalah generasi muda yang
daya terhadap tekanan-tekanan modernisasi mewarisi negeri ini, sehingga harus dibekali
yang terjadi. Di sinilah pentingnya belajar ilmu untuk berinteraksi dengan lingkungan
mempelajari warisan budaya luhur tersebut. alam sekitar.
Belajar dengan mempelajari warisan Pendidikan konservasi yang diberikan
budaya sebagai nilai keempat dari konservasi sedini mungkin kepada anak-anak, akan le-
adalah langkah yang bijak dan teruji, sebab bih tertanam di dalam hati sanubari mereka,
belajar berarti juga membaca fenomena dan sehingga mereka kelak pada saat dewasa
berzikir tentang keagungan. Belajar dari akan semakin bijak dalam berinteraksi de-
menanam tanaman, menyemai nilai; belajar ngan lingkungan alam. Pendidikan konser-
cara memanfaatkan tanaman dan warisan vasi merupakan salah satu bentuk usaha
budaya; belajar cara melestarikan tanaman menjaga dan melindungi nilai-nilai luhur,
dan warisan budaya akan diperoleh bagai- keanekaragaman hayati, dan peningggalan
mana konservasi dilaksanakan secara utuh bangunan bersejarah yang ada. Pendidikan

34 34
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 Konservasi Nilai dan warisan Budaya - Maman Rachman

konservasi itu sendiri bertujuan untuk mem- isu konservasi/lingkungan yang terjadi, serta
perkenalkan alam kepada masyarakat dan tentunya kemampuan siswa itu sendiri.
meningkatkan kesadaran akan nilai penting Model terapan yang disajikan berikut ini da-
sumber daya alam yang beraneka dalam se- pat menjadi pilihan para guru atau pendidik
buah ekosistem kehidupan. lainnya yang dapat dikembangkan sendiri
Proses memperkenalkan alam dan isi- dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
nya dengan cara berada langsung di alam (CTRC dalam Kotijah, 2007).
bebas, dengan melakukan pengamatan meru- Mata pelajaran tersendiri, yaitu berupa
pakan cara yang efektif untuk menghadirkan suatu mata pelajaran yang menjadi bagian
kesadaran pentingnya keseimbangan dan ke- dari kurikulum, baik secara nasional maupun
beradaan sebuah ekosistem. Program ini me- regional berupa muatan lokal atau khusus
rupakan sebuah cara dalam menyebarkan mata pelajaran tersendiri. Silabus diperlukan
informasi tentang usaha pelestarian dan per- dan juga memerlukan buku modul khusus,
lindungan pada suatu kawasan yang dil- lengkap dengan evaluasi dan penilaian.
indungi atau kawasan-kawasan yang perlu Bagian dari mata pelajaran lain, yaitu
dilindungi beserta isinya. Program pendidi- berupa penyampaian yang disajikan secara
kan konservasi adalah sebuah program terpadu pada mata pelajaran yang menjadi
jangka panjang yang tiada batas kapan akan payungnya. Sebenarnya model pendekatan
berakhir, karena program ini setiap waktu ini lebih dimungkinkan karena beban bela-
terus berkembang, seiring dengan perubahan jar/mengajar siswa/guru akan berkurang.
dan perkembangan jaman. Selain itu, dalam model ini pendidikan ling-
Pendidikan konservasi masuk dalam kungan dapat diintegrasikan dalam pelajaran
pendidikan lingkungan yang mengandung Eksakta maupun Non-Eksakta, sehingga
pengertian sebuah proses yang ditujukan un- siswa dapat memahami bahwa masalah ling-
tuk membangun spirit penduduk dunia yang kungan terintegrasi dengan semua bidang
sadar dan memperhatikan lingkungan secara ilmu
keseluruhan termauk masalah-masalahnya. Pendekatan multidisiplin ilmu, yaitu
Lebih lanjut dengan pendidikan konservasi, berupa penyampaian yang disajikan ke
diharapkan mereka memiliki pengetahuan, dalam berbagai ilmu yang ada di sekolah.
sikap motivasi, komitmen, dan keterampilan Hampir sama dengan model di atas, model
untuk bekerja secara individu dan kelompok ini lebih mentitikberatkan pada pemahaman
dalam mencari solusi masalah saat ini dan multi disiplin ilmu, dimana permasalahan
mencegah masalah yang akan datang. lingkungan ditarik dari permasalahan yang
Pendidikan konservasi merupakan terjadi pada kehidupan masyarakat, sehingga
salah satu pembelajaran secara eksperiental. pemahaman siswa dapat lebih komprehensif.
Program ini memfokuskan pada beberapa hal Pilihan model lain adalah model pem-
antara lain: (a) untuk mendukung kepedulian belajaran non formal. Pendekatan dengan
dan perhatian terhadap ekonomi, sosial dan model ini lebih leluasa. Kegiatannya dapat
keterkaitannya terhadap lingkungan ekologis berupa aktivitas ekstrakurikuler seperti pe-
baik di perkotaan maupun di pedesaan, cinta alam, kelompok ilmiah remaja atau
(b) untuk menyediakan setiap orang dengan kegiatan lainnya. Sudah barang tentu, lang-
kesempatan mendapatkan pengetahuan, kah-langkah dalam pendidikan konservasi
nilai, perilaku, komitmen, kemampuan yang model ini harus memilih teknik pembelajaran
diperlukan dalam menjaga dan meningkat- yang sesuai dengan memperhatikan kondisi
kan kualitas lingkungan hidup, dan (c) untuk yang aktual pada saat itu. Pendidikan infor-
menciptakan pola sikap hidup yang positif mal juga tidak kalah urgennya dibanding
baik lingkup individu, kelompok, dan dengan model pendidikan formal maupun
masyarakat secara keseluruhan terhadap ling- nonformal. Orang tua bercakap-cakap de-
kungan alamnya. ngan anak-anaknya tentang mengapa tidak
Aplikasi atau penerapannya, pendidi- boleh membuang sampah pada sembarang
kan konservasi, dapat dibangun dalam be- tempat, mengapa tanaman bunga harus
berapa model serta teknik atau pola belajar dirawat dan disiram, mengapa tidak boleh
yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya, membuat coretan pada dinding candi atau

35
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012

patung, dan sebagainya. Itu adalah salah satu kan lingkungan; (4) pemantuan dan refor-
contoh pendidikan konservasi pada lingkung- masi kebijakan berupa tuntutan keterbukaan
an pendidikan informal. informasi dari pemerintah dan pelaku eko-
Pendidikan konservasi adalah sebuah nomi atas kegiatan yang dilakukan; (5) pem-
program yang dikemas dengan tujuan untuk batalan kebijakan berupa upaya debirokra-
memberikan pengetahuan kepada siswa pada tisasi dan deregulasi dunia usaha. Di kalang-
khususnya dan masyarakat pada umumnya an LSM, dikenal dua jalur advokasi yaitu
agar lebih sadar dan memberi perhatian lebih ligitasi dan non ligitasi. Jalur ligitasi mengu-
terhadap lingkungan dan permasalahan serta payakan perjuangan lingkungan melalui jalur
hubungan timbal baliknya. Program ini dapat pengadilan. Sedangkan jalur non-ligitasi, per-
diberikan melalui kegiatan teori dan praktek juangan dilakukan melalui penyadaran dan
dengan langkah orientasi/pemantapan kon- penguatan masyarakat atau dalam bentuk
sep, pemberian contoh, latihan/penugasan, negosiasi dan mediasi.
dan umpan balik secara variatif. Di kalangan masyarakat, boleh jadi
Di negara maju, Australia misalnya, terjadi konflik pemikiran kepentingan pada
pendidikan konservasi diselenggrakan sangat dua arah yang diametral, dan atau gambaran
tertata dan terorganisasi dengan baik. Pen- yang saling berhadapan. Konflik kepentingan
didikan konservasi ditangani oleh The Centre yang muncul apakah dengan konservasi akan
for Cultural Materials Conservation (CCMC) memberi dampak pada penyejahteraan
Universitas Melbourne. CCMC adalah inisi- masyarakat atau sebaliknya justru dengan
atif kerjasama antara fakultas seni, fakultas konservasi akan membatasi pembangunan
saint dan Museum Ian Potter di Australia. yang mengakibatkan penyejahteraan
CCMC Universitas Melbourne menyeleng- masyarakat tidak terjadi! Sementara itu, De-
garakan program studi yang meluluskan Post- vung dalam Erlinda (2009) menyatakan
graduate Diploma (Cultual Material Consrva- bahwa secara konseptional maupun secara
tion), Master by Coursework and Monir Thesis empirik upaya pelestarian sumberdaya alam
(Cultural material Conservation), Master by Re- (hutan) tidak seharusnya dilakukan terlepas
search, dan The Doctor of Philosophy (PhD). dari dan apalagi dipertentangkan dengan
Selain pendidikan konservasi yang upaya pengentasan kemiskinan. Keduanya
perlu digalakkan, tidak kalah urgensinya bisa dan seharusnya dilakukan sejalan,
adalah advokasi lingkungan. Dua sasaran bahwa pemanfaatan sumberdaya alam bisa
peran yang disorot dalam advokasi konser- diarahkan dan digunakan untuk pengentasan
vasi yaitu berperan dan mempengaruhi kemiskinan. Berkaitan dengan hal itu, perta-
proses pengambilan kebijakan publik agar nyaannya adalah bagaimana tujuan kompro-
kebijakan itu senantiasa didasarkan pada mistik upaya konservasi dan penyejahteraan
prinsip-prinsip pembangunan berwawasan masyarakat bisa diperoleh, dan bagaimana
lingkungan, serta menumbuhkan kesadaran pengaturan pemanfaatan sumber daya alam
di kalangan masyarakat akan hak-hak dan hutan bisa dipertahankan? Disinilah
kewajibannya untuk dapat ikut serta di dalam pentingnya pembangunan konservasi partisi-
proses pengelolaan lingkungan hidup. fatif.
Strategi advokasi lingkungan, menurut Pembangunan sebagai upaya bersama
Malik dalam MIPL (2010) harus mengacu dalam peningkatan kesejahteraan masyara-
pada model daur hidup kebijakan publik kat. Oleh karena itu pembangunan konser-
yang meliputi (1) penyusunan agenda berupa vasi harus dilaksanakan bersama pula, yaitu
kemampuan menemukan/mengidentifikasi Pemerintah, masyarakat, dunia usaha/
isu lingkungan hidup yang strategis, kemam- swasta, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya
puan mengankat isu lingkungan melalui salu- Masyarakat, dll. Masing-masing institusi
ran komunukasi yang ada; (2) formulasi ke- memiliki fungsi sendiri-sendir sesuai dengan
bijakan berupa pengajuan rancangan undang- posisinya. Lingkup pembangunan partisipatif
undang atau peraturan pemerintah, dan de- sebagai kesatuan kegiatan yang tidak terputus
ngar pendapat; (3) pelaksanaan kebijakan dapat dikelompokkan dalam 4 kegiatan be-
berupa mendesak aparat pelaksana kebijakan sar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengen-
untuk melaksanakan kewajiban yaitu kebija- dalian, dan pelestarian ( Rachman, 2009).

36 36
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 Konservasi Nilai dan warisan Budaya - Maman Rachman

Perencanaan pembangunan partisi- pelaksanaan pengawasan adalah monitoring


patif adalah proses pengkajian keadaan, dan evaluasi partisipatif, sedangkan teknik
pemilihan tindakan dan pengambilan kepu- dapat berupa curah pendapat, tanya jawab,
tusan oleh kelompok masyarakat untuk me- diskusi kelompok, diskusi pleno, peragaan,
mecahkan masalah yang dihadapi dalam forum pengaduan masyarakat dan penyele-
rangka meningkatkan kesejahteraan masyara- saian masalah.
kat secara efisien dan efektif. Prinsip perenca- Pelestarian pembangunan partisipatif
naan disusun secara demokratis, memper- adalah upaya untuk mengoptimalkan hasil
hatikan kesetaraan, berwawasan ke depan, pelaksanaan kegiatan baik yang berbentuk
transparansi, efisiensi dan efektif. Perenca- fisik, hasil usaha ekonomi masyarakat mau-
naan dilakukan dengan memperhatikan ciri pun non fisik seperti sosial budaya. Pe-
umum dan khusus. Ciri umum yaitu lestarian meliputi: pemanfaatan, pemeli-
masyarakat adalah sebagai pelaku utama, haraan secara berkelanujutan dan pengem-
keakraban hubungan masyarakat dengan bangan hasil-hasil pembangunan. Prinsip
stakeholder, keerat-sinergian yang terus pembangunannya adalah berwawasan kede-
menerus, sesuai dengan kondisi masyarakat pan, demokratis dan kesetaraan. Bentuk dan
setempat. Ciri khusus yaitu memiliki sifat fungsi hasil pembangunan: fisik dan non fisik
terbuka, selektif, kecermatannya memadai, serta kepentingan umum dan kepentingan
proses berulang, penggaian informasi secara kelompok/individu. Sedangkan proses pem-
sistemik, melakukan pendekatan triangulasi bangunan partisifatif adalah diserahteri-
dalam mengumpulkan data. makan kepada masyarakat dan dikelola oleh
Langkah-langkah pembangunan par- lembaga masyarakat setempat
tisipatif mencakupi pengenalan masalah atau Bumi hanya satu, hingga kini belum
kebutuhan dan potensi setara penyadaran, terbukti secara nyata manusia bisa hidup di
perumusan masalah dan penetapan prioritas, planet selain bumi. Kemungkinan-
identifikasi alternatif-alternatif pemecahan kemungkinan manusia dapat hidup di planet
masalah atau pengembangan gagasan, lain selain bumi barulah sebatas prediksi-
pemilihan alternatif pemecahan masalah prediksi para pakar. Oleh karena itu menjadi
yang tepat, perencanaan penetapan gagasan penting perlunya konservasi. Gerakan kon-
pemecahan masalah dan penyajian rencana servasi merupakan kerja bersama, tidak
kegiatan, pelaksanaan/pengorganisasian, mungkin dilaksanakan sendirian. Kepo-
pemantauan dan pengarahan kegiatan, serta ngahan, bila melakukan konservasi tanpa
evaluasi dan rencana tindak lanjut. melibatkan orang lain. Selain itu, gerakan
Pelaksanaan pembangunan partisipatif konservasi, semestinya tidak menjadi gerakan
adalah upaya untuk melaksanakan seluruh yang eksklusif, tetapi bagaimanakah mencip-
rencana kegiatan yang telah disepakati sesuai takan gerakan konservasi yang mendapatkan
dengan peran masing-masing pelaku dan di- dukungan publik.
lakukan dengan efisien dan efektif. Prinsip Semangat, kadang-kadang naik kadang
yang harus diperhatikan yaitu akuntabilitas, -kadang turun bahkan meluntur. Pada awal-
transparansi, efisien dan efektif. Bentuknya nya bersemangat berbuat kebaikan, namun
dapat berupa pola swakelola, pola kejasama kemudian terhenti di tengah perjalanan,
operasional, pola built transfer overed (BTO), karena frustasi demi melihat keberhasilan
dengan mempertimbangkan aspek teknis, yang tak kunjung datang. Atau putus asa
nilai proyek/kegiatan, sumber pendanaan karena jumlah pelaku kebaikan kian hari kian
Pengendalian pembangunan partisi- menipis, sementara yang berbuat kejelekan
patif adalah upaya untuk memperoleh data semakin banyak. Demikianlah halnya de-
dan informasi secara silang dari berbagai ngan gerakan konservasi. Banyak orang atau
sumber untuk menjaga agar pelaksanaan kelompok orang yang melakukan konser-
kegiatan berjalan sesuai prosedur dan mekan- vasi, banyak orang yang berteriak mari
isme yang telah ditetapkan serta untuk men- berkonservasi, mari menanam, tetapi lebih
getahui keberhasilan yang dicapai. Prinsip banyak orang yang berbuat merusak konser-
yang harus diperhatikan yaitu tanggap, vasi, menebang pohon, bahkan hanya sebatas
akurat, transparan, efisien dan efektif. Bentuk dalam perkataan. Berkaitan dengan hal itu,

37
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012

Moekti dalam Martadi (2010) menyatakan, karagaman hayati (inventarisasai flora dan
kita wajib berbuat baik, tetapi tidak wajib fauna, penangkaran serangga, sarang buat-
berhasil. an); dan kebijakan pengurangan kertas
Mengacu kepada fungsi manajemen, (paperless polecy). Untuk lebih melebarkan
yang dapat dilakukan adalah merencanakan sayap, garapan, dan fokus konservasi selain
keberhailan, sesudah itu mengorganisir sum- yang telah dilaksanakan dan inisiatif ker-
berdaya yang ada, kemudian menjalankan jasama harmonis dengan seluruh komponen
langkah-langkah yang telah ditetapkan, ke- yang ada, baik dengan semua fakultas di ling-
mudian mengontrol perkembangan langkah- kungan Unnes (Fakultas Ilmu Pendidikan,
langkah tersebut. Jadi dalam fungsi mana- Fakultas Bahasa dan Seni, Fakultas Mate-
jemen tersebut tidak terdapat menetapkan matika, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keo-
keberhasilan, melainkan merencanakan ke- lahragaan, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas
berhasilan dan mengupayakan keberhasilan. Ekonomi, Fakultas Hukum), maupun de-
Jadi tidak ada fungsi memastikan keberhasil- ngan pihak di luar Unnes (Pemprov, Pemkot,
an (Rachman, 2010; Martadi, 2010). Oleh dan Pemkab), maka konservasi perlu dita-
karena itu, di sinilah pentingnya satunya kata ngani oleh sebuah unit atau pusat yang lebih
dan perbuatan. Dan yang penting lagi adalah luas, serta melakukan inisiatif kerjasama de-
spirit konservasi yang pada hakikatnya ngan instansi lain yang terkait seperti mu-
adalah kesimbangan antara penguatan dan seum, cagar budaya, taman suaka alam, dan
pembaruan tradisi serta nilai luhur bangsa lainnya.
dapat menjadi menjadi bagian dari nilai Kaitan dengan Unnes sebagai univer-
hidup, way if life. Adapun resep konservasi, sitas konservasi, Menteri Pendidikan Na-
seperti pada seloka “apa yang dikatakan di- sional Mohammad Nuh berujar “Upaya kon-
lakukan dan apa yang dilakukan dikata- servasi ini sebaiknya juga selaras dengan kon-
kan” (Sastroatmodjo, 2010) servasi nilai, dengan mengedepankan nilai-
Selain itu, tidak ada ketentuan bahwa nilai luhur yang harus ditanamkan kepada
gerakan konservasi harus dilakukan hanya seluruh mahasiswa, dosen, serta seluruh kar-
oleh oragnisasi lingkungan yang telah besar wyawannya, ... Untuk itu, segenap sivitas
seperti Green Peace, Friends of the Earth atau akademika harus mampu mengupayakan dan
Walhi. Konservasi bisa dimulai dari level melaksanakan nilai-nilai konservasi itu secara
yang kecil, misal dari level diri sendiri, RT, nyata terhadap lingkungan. Hal ini bisa
dan RW. Begitu juga, konservasi tidak hanya dimulai dengan selalu menyayangi lingkun-
terhadap tanaman, melainkan juga konser- gan alam di sekitar kampus... Jadi diharap-
vasi terhadap tradisi nilai budaya luhur, kan ini bukan sekedar konservasi secara fisik,
kearifan lokal, dan warisan arsitektur. namun juga konservasi diri” (Kompas.com).
Sudah barang tentu, diharapkan gera-
kan konservasi dapat berhasil dengan baik.
SIMPULAN Keberhasilan gerakan konservasi memiliki
urgensi penting baik dipandang dari sudut
Universitas Negeri Semarang (Unnes) ekonomi maupun sudut sosial filosofi. Dari
sangat menaruh perhatian dan kepedulian sudut pandang ekonomi berdampak kepada
yang sangat tinggi terhadap kelestarian ling- pelestarian tanah dan air, terciptanya stabili-
kungan dan nilai-nilai luhur bangsa. Oleh tas iklim, terjaminnya keserasian sumber
karena itu, Unnes telah mendeklarasikan diri daya alam hayati dan ekosistemnya, per-
sebagai universitas konservasi (conservasion lindungan plasma nutfah, pengembangan
university), yang diresmikan oleh Menteri turisme dan tersedianya tempat-tempat rek-
Pendidikan Nasional Prof. Dr. Mohammad reasi. Sedangkan berdasar sudut pandang
Nuh pada tanggal 12 Maret 2010 (Unnes, sosial ekonomi akan meningkatkan mutu ke-
2010). Konservasi yang digarap oleh Unnes hidupan manusia, meningkatkan tanggung-
mencakupi pengelolaan/pengolahan sampah jawab moral manusia, dan hidup dan
(reuse, reduce, recycle), green campus lestarinya warisan budaya kebanggaan na-
(penanaman, pemeliharaan banguan, trans- sional.
portasi, biopori, pengaturan air); keane-

38 38
Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 - Juni 2012 Konservasi Nilai dan warisan Budaya - Maman Rachman

DAFTAR PUSTAKA MIPL. 2010. Konservasi. Purwokerto: STMIK


AMIKOM
Alvares. 2006. Kegiatan Budaya. http:// Rachman, Maman. 2009. Model Pemberdayaan
en.Wikipedia Masyarakat Menuju Perilaku Tanggap Diri
Antariksa. 2004. Pendekatan Sejarah dan Konser- pada Daerah Rawan Bencana Banjir.
vasi Perkotaan sebagai Dasar Penataan Penelitian Srategis Nasional. Semarang:
Kota.Jurnal PlanNIT.2 (2): 98-112. Universitas Negeri semarang.
Antariksa, 2009. Makna Budaya dalam Konser- Rachman, Maman. 2010. Filsafat Ilmu dan
vasi Bangunan dan Kawasan. http:// Manajemen Pendidikan. Semarang: PPS
antariksaarticle.blodspot.com. Diunduh 27 Unnes.
November 2010 Sastroatmodjo, Sudijono. 2010. Wisuda Univer-
Erlinda. 2009. Interelasi Konservasi Dumber sitas negeri Semarang. Semaranag: Unnes
Daya Alam Hutan dan Kesejahteraan Pres.
Masyarakat Lokal. http://rain- Siregar, Parpen. 2009. Konservasi sebagai Upaya
linda.blogspot.com. Mencegah Konflik Manusia-Satwa. Jurnal
Jaini. 2008. Menanam Emas di Kebub Kita. U r i p S a n t o s o . h t t p : / /
http://iqrajaeni.blogspot.com uripsantoso.wordpress.com.
Kotijah, Siti; dan Arif Sulfiantono. 2007. Nilai- The University of Melbourne. The Centre for Cul-
nilai Konservasi Sumber Daya Manusia. tural Materials Conservation.
http://tngunungmerapo.org. www.culturalconservation.unimelb.edu.au
Martadi, 2010. Refleksi Maulud Nabi Muham- Wahyudin, Agus dan DYP Sugiharto (ed). 2010.
mad. Harian radar Banyuwangi. http:// Unnes Sutera: Pergualatan Pikir Sudijono
ketanduren.blog.com Sastroatmodjo Membangun Sehat, Unggul,
Marquis-Kyle, P. & Walker, M. 1996. The Illus- Sejahtera. Semarang: Unnes Press.
trated BURRA CHARTER. Making good deci- Yosodipuro, 1994. Keraton Surakarta Hadinin-
sions about the care of important places. Aus- grat: Bangunan Budaya Jawa Sebagai Tun-
tralia: ICOMOS. tunan Hidup Pembangunan Budi Pekerti
Kejawen. Solo: Macrodata.

39

Anda mungkin juga menyukai