0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan4 halaman
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar kolesterol total menggunakan metode enzimatik. Metode ini melibatkan beberapa enzim yang mengubah kolesterol menjadi senyawa berwarna yang dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil ukuran absorbansi larutan uji dan standar dibandingkan untuk menentukan kadar kolesterol dalam sampel.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar kolesterol total menggunakan metode enzimatik. Metode ini melibatkan beberapa enzim yang mengubah kolesterol menjadi senyawa berwarna yang dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil ukuran absorbansi larutan uji dan standar dibandingkan untuk menentukan kadar kolesterol dalam sampel.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar kolesterol total menggunakan metode enzimatik. Metode ini melibatkan beberapa enzim yang mengubah kolesterol menjadi senyawa berwarna yang dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil ukuran absorbansi larutan uji dan standar dibandingkan untuk menentukan kadar kolesterol dalam sampel.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pemeriksaan kadar kolesterol
total. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar kolesterol total dalam sampel serta memahami metode penentuan kadar kolesterol total. Pemeriksaan kadar asam urat sangat penting dilakukan untuk penegakan diagnosa suatu penyakit sehingga terapi dapat dilakukan dengan tepat. Metode yang digunakan dalam penetapan kadar kolesterol total kali ini adalah metode enzimatik yang prinsipnya berdasarkan pada reaksi hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Rekasi indikasi dilakukan terhadap hidrogen peroksida yang direaksikan dengan 4-minoantipirin dan fenol menghasilkan senyawa berwarna quinoneimina (Maboach, et.al., 2014). Metode enzimatik ini dipilih karena lebih spesifik dan memiliki proses yang cepat dikarenakan adanya katalis, walaupun prosedurnya dan bahan yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan metode yang lainnya (Herliana, 2013). Dalam percobaan pengukuran kadar kolesterol total dalam darah ini dibuat larutan standar sebagai pembanding terhadap larutan uji, serta dibuat larutan blangko. Semua larutan diberikan perlakuan yang sama, hanya saja isi larutan yang terdapat di dalamnya berbeda. Blangko berisi reagen dan aquadest, larutan standar berisi reagen dan larutan standar, dan larutan uji berisi reagen dan serum darah. Larutan reagen merupakan campuran dari beberapa enzim (4-aminoantipirin, koleterol esterase, kolesterol oksidase, hidrogen peroksidase, fenol dan pipes) yang dapat mengubahkolesterol menjadi suatu senyawa berwarna sehingga dapat dideteksi olehspektrofotometri UV-Vis. Sampel atau specimen yang digunakan adalah bagian serum dari darah, hal ini dilakukan agar pengukuran lebih teliti karena dalam serum sudah tidak mengandung banyak senyawa dan tidak mengandung faktor pembekuan darah (Oktari & Silvia, 2016) sehingga tidak akan mengganggu hasil percobaan. Semua larutan yang telah dicampur diamkan selama 10 menit pada suhu kamar, hal ini bertujuan agar enzim-enzim yang digunakan dalam reaksi dapat bekerja secara optimal seperti berada pada kondisi dalam tubuh. Enzim akan bekerja pada suhu optimumnya, jika suhu yang digunakan lebih rendah yaitu suhu kamar maka waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi optimum kerja enzim akan lebih lama. Sedangkan jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka enzim akan mengalami kerusakan (Gandjar dan Rohman, 2007). Selain itu proses inkubasi atau pendiaman ini bertujuan memberikan waktu untuk terjadinya reaksi antara kedua larutan dalam campuran tersebut. Saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang terdapat pada larutan standar dan larutan uji. Setelah diinkubasi, kedua larutan yang tadinya berwarna bening dalam masing-masing kuvet berubah menjadi warna merah muda. Warna ini menandakan telah terjadinya reaksi antara enzim dengan kolesterol. Warna merahtersebut berasal dari senyawa quinoneimine, yang merupakan hasil reaksiantara reagen dan kolesterol. Reaksi yang terjadi sebagai berikut: Kolesterol esterase Kolesterol ester + H2O Kolesterol + asam lemak Kolesterol oksidase Kolesterol + O2 Kolesterol-3-one + H2O2 Peroksidase 2H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol Quinoneimina + 4H2O Perubahan warna (menjadi berwarna merah) diperlukan agar campuran larutan dapat diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, khususnya dengan sinar visibel. Spektrofometri UV-Vis pada prinsipnya mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik masuk melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan sebagian akan dipantulkan serta sebagiannya lagi akan dipancarkan (Harvey, 2010). Senyawa dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau sinar tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV-Vis disebut kromofor. quinoneimine memiliki gugus kromofor pada strukturnya yakni pada benzenenya seperti tampak pada gambar berikut, Gugus Kromofor
Gambar 6.1. struktur quinoneimina
Sehingga dengan adanya gugus kromofor ini quinoneimina mampu dianalisis menggunakan spektrofotometri, selain itu untuk melakukan analisis senyawa dalam sinar tampak, senyawa harus memiliki warna, larutan uji dan standar yang dihasilkan memiliki warna dari regensia 4-Aminoantipirin, 4-Aminoantipirin ini merupakan kromogen (zat pemberi warna pada larutan). Absorbansi larutan uji dan standar terhadap blangko regensia dilakukan pada 𝜆 546 nm karena quinoneimine memiliki 𝜆 504 nm dan 4-Aminoantipirin memiliki 𝜆 500 nm dimana termasuk kedalam rentang sinar tampak 400-780 nm. Quinoneimine menghasilkan warna merah muda, yang intensitas warna yang terbentuk akan terukur absorbansinya pada panjang gelombang 546 nm dan nilai absorbansi tersebut akan sebanding dengan konsentrasi kolesterol total dalam sampel. Penggunaan blangko bertujuan untuk koreksi serapan yang disebabkan pelarut pereaksi, sel ataupun pengaturan alat dan penghilangan pengaruh pelarut oleh zat yang bukan analit (larutan yang dianalisis), sehingga hasil yang didapat adalah hasil yang sebenarnya (Laksi, 2000). Sementara pengukuran standar dilakukan untuk membandingkan hasil supaya yang terukur benar-benar senyawa yang dianalisis. Gandjar dan Rohman, (2007), Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Harvey, David, (2010), Modern Analytical Chemistry, Mc Graw-Hill Group, Nw York. Herliana, E. (2013). Penyakit kolesterol Kandas Berkat Herbal, Agromedia, Jakarta. Laksi, M. (2000). Kimia Analitik Dasar, Grafindo Media Utama, Bandung. Maboach, S.J., et.al. (2014). Perbandingan Kadar Asam Urat dengan Metode Spektrofotometri dan Metode Electrode Based Biosensor. Oktari, A., dan Silvia, N.D. (2016). Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A,B,O, Teknolabjournal, Vol. 5, No. 2.