Anda di halaman 1dari 3

2.

5 Sifat Minyak Cengkeh

Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial.


Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk
menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama
eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga
digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak
mineral; "chōji" berarti cengkeh; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang
Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.

(Guenther, 1987)
Guenther, E, 1987, Minyak Atsiri, UI Press, Jakarta.
2.6 Eugenol
Eugenol (C10H12O2) merupakan turunan gualiakol yang mendapatkan
tambahan rantai alil yang memiliki nama IUPAC yaitu 2-metoksi-4-(2-
propenil)fenol. Eugenol merupakan komponen kimia utama dalam minyak
daun cengkeh berkisar 79 – 90 % (Kardinan, 2005).
Kardinan, Agus. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Jakarta : Agro
Media Pustaka.

2.7 Kariofilena

β-Kariofilena (C15H24) atau biasa disebut kariofilena merupakan


senyawa seskueterpena terbanyak dalam minyak daun cengkeh dengan kadar
sekitar 12% (Sastrohamidjojo, 1981 dan Muchalal & Crouzet, 1985).
Kariofilena sebagai hasil samping pada isolasi eugenol belum banyak diteliti
pemanfaatan dan sintesis senyawa turunannya di Indonesia. Selain itu juga
diperoleh informasi bahwa harga ekspor kariofilena jauh lebih rendah dari
eugenol dan isoeugenol serta sukar dipasarkan. Oleh karena itu pada isolasi
eugenol dari minyak daun cengkeh kariofilena biasanya merupakan limbah
yang dibuang. Dengan demikian semakin banyak eugenol yang diisolasi maka
akan semakin banyak pula kariofilena yang dibuang.
Hasil penelusuran pustaka ditemukan bahwa, kariofilena dan senyawa
turunannya mempunyai banyak kegunaan baik sebagai bahan obat maupun
parfum. Kariofilena atau senyawa turunannya dapat digunakan sebagai
pemikat kumbang jantan Collops vittatus (Flint, et.al., 1981), bahan kosmetik
(Brunke and Rojahn, 1988; Mussinan et.al., 1980, Opdyke, 1977), bahan
dasar membuat antibiotik (Abraham, et.al., 1990), anti karsinogenik (Zheng,
et.al., 1992); anti bakteri karies gigi (Muroi dan Kubo, 1993), anti jerawat
(Muroi, et.al., 1993; Kubo, et.al., 1994), insektisida biologi (Tahid dan
Connolly, 1994) dan penghambat tumbuhnya tanaman patogen Botrytis
cinerea (Collado, et. al., 1997).

Gambar 2.2 Struktur Kariofilena


(Kadarohman, dkk, 2012)
Kadarohman, Asep., dkk., 2012, Sintesis Klovanadiol Dari Kariofilena,
Pend. Kimia FPMIPA UPI, Bandung

Sastrohamidjojo, H., 1981, A Study of Some Indonesian Essential Oils, Disertasi, FPMIPA UGM,
Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H., 1981, A Study of Some Indonesian Essential Oils, Disertasi, FPMIPA UGM,
Yogyakarta.

2.9 Destilasi fraksionasi


merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik
didih yang bedekatan. Dalam destilasi fraksional atau destilasi bertingkat
proses pemisahan parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi
pemisahan lebih lanjut. Hal ini berarti proses pengayaan dari uap yang lebih
volatil juga terjadi berkali-kali sepanjang proses destilasi fraksional itu
berlangsung. Prinsip kerja dari pemisahan dengan destilasi fraksionasi yaitu
pemisahan suatu campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan
diembunkan secara bertingkat.
(Woranuch,2012)

Woranuch, S., dan Yoksan R., 2012, Eugenol Ioaded Chitosan Nanoparticles :
II. Application in Bio Based Plastics for Active Packeging, Carbohydrate
Polymers 96 (2013) 586-592.

Anda mungkin juga menyukai