Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERAN PERAWAT PROFESIONAL


Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata – mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang
sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan
yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki skill yang memadai untuk menjadi
seorang perawat profesional.Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya
dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya. (PPNI, 1999; Chitty, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal
1 ayat1). Praktik keperawatan profesionaladalah tindakan keperawatan profesional menggunakan
pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu
keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai landasan untuk melakukan asuhan
keperawatan (KDIK;1992).
A. Peran perawat professional
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual
dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan
menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan
yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan.
Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian
perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan
klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi
dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh
dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi
terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran
perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan
informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-
hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan
lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan
perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk
membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat
dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang
melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan
dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan
sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa
tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia
secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi
seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan
kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk
mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7. Komunikator Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan
membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang
jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami
hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-
sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkatpengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
B. Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi
dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan
melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah diberikan.
C. Profil Perawat Profesional
1. Profesionalisme , mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk meuntungan atau
sebagai sumber penghidupan. Disamping istilah profesionalisme, ada istilah profesi. Profesi sering
di artikan dengan pekerjaan atau job sehari-hari.
2. Ciri Profesionalisme, Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect
result), sehingga Anda di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. Profesionalisme
memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan
kebiasaan. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau
putus asa sampai hasil tercapai.
3. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh“keadaan terpaksa”
atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. Profesionalisme memerlukan adanya
kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi. Ciri di atas
menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus
ada kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya Ciri Profesionalisme. 4. Kompetensi Profesional
Ada 4 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Untuk Seorang Profesional : Kompetensi Spesialis.
Kompetensi Metodik. Kompetensi Individu. Kompetensi Sosial.
Kompetensi Spesialis Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi spesialis adalah
sebagai berikut : Memiliki keterampilan dan pengetahuan. Mampu menggunakan perkakas dan
peralatan dengan sempurna. Mempunyai kemampuan mengorganisasikan. Mampu menangani
masalah atau problem solver. Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi metodik
adalah sebagai berikut : Mampu mengumpulkan dan menganalisa informasi. Memempunyai
kemampuan mengevaluasi informasi. Berorientasi tujuan kerja. Bekerja secara sistematis.
Kompetensi Metodik Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi individu adalah
sebagai berikut : Memiliki inisiatif. Menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Memiliki motivasi diri
yang kuat. Kreatif. Kompetensi Individu Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi
sosial adalah sebagai berikut : Mampu berkomunikasi dengan baik. Memiliki kemampuan untuk
bekerja kelompok. Mampu bekerjasama dengan orang lain.
B. PERAN PERAWAT SEBAGAI KONSELOR

I. Pengertian Peran dan Koselor

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan didalam sebuah sistem sedangkan konselor yaitu orang
yang memerlukan konseling terhadap masalah yang dialami untuk mengambil keputusan yang
sianggap terbaik bagi dirinya. Kenseling adalah kegiatan percakapan tatap muka 2 arah antara
klien dengan petugas kesehatan (perawat) yang bertujuan memberikan bantuan mengenai
berbagai hal yang ada kaitanya dengan penyakit, sehingga klien mampu mengambil keputusan
sendiri mengenai trapiotik apa yang terbaik bagi dirinya.

II. Tujuan Perawat Sebagai Konselor

Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih


keputusan yang akan diambil terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk mempermudah
didalam mengambil keputusan klien wajib mempertanyakan langkah – langkah yang akan
diambil terhadap dirinya.

III. Syarat Seorang Konselor

Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain :

1. Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita.

2. Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit.

3. Menguasai dasar – dasar teknis konseling.

4. Memiliki keterampilan.

Keperibadian serta sikap yang kondesif untuk terciptanya interaksi yang adekuat antara
konselor dengan klien sangat diperlukan didalam mempermudah melakukan proses pelayanan
keperawatan secara profesional.
IV. Sikap Yang Diperlukan Konselor

Sikap seorang konselor didalam melakukan pelayanan terhadap kilen diwaktu


terjadinya komseling anrata lain : sabar, ramah, empati dan terbuka, menghargai pendapat
klien, duduk sejajar dan memposisikan dirinya sejajar dengan klien, menggunakan behasa
yang sederhana dan mudah mengerti, tidak menilai dan bisa menerima klien apa adanya,
mempu membina hubungan antara konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari
klien yang dibantunya, memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien,
menghindari pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat.

V. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelamahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan menyju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Pada hakikarnya kegiatan /
tindakan keperawatan bersifat membantu (assistive in nature). Perawat membantu klien
mengatasi efek - efek dari masalah – masalah sehat maupun sakit (health illness problems)
pada kehidupan sehati – darinya.

Hal ini dilakukan oleh perawat bersama- sama dengan tenaga kesehatan lain mencapai
tujuan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis dini, penyembuhan dan
kesembuhan dari penyakit / kecelakaan dan rehabilitasi.

Bentuk dari pelayanan keperawatan antara lain :

1. Fisiologis

Setiap Px akan mengalami gangguan fisiolgis pengaruh dari penyebab dari tiap – tiap bibit
penyakit yang menyerang / diderita oleh pasien.
2. Psikologis

Setiap Px akan mengalami trauma sehingga psikologis juga terganggu apabila psikologis
tidak ditangani akan mempengaruhi lembatnya kesembuhan Px.

3. Sosial dan Kultural

Orang yang sakit akan mempengaruhi sosial dan kultural berkurang bahkan kegiatan
interaksi dengan sosial dan kultural. Hal ini dibutuhkan dorongan atau semangat dari orang
– orang sekitar (sosial)

Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya beberapa faktor antara lain :

- Ketidak mampuan

- Ketidak mauan

- Ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang sedang terganggu

VI. Keperawatan

Keperawatan berpandangan bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral upaya
pembangunan dengan tujuan menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan
pancasila dan undang – undang dasar 1945. bertolak dari pandangan ini disusun paradigma
keperawatan yang terdiri atas 4 fokus keperawatan, antara lain :

A. Manusia

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sesuai pribadi yang uruh dan unik
mempunyai aspek bio, psiko, social,cultural, dan spiritual. Manusia system terbuka yang
selalu deinteraksi dan berespens terhadap lingkunagan, mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi.
Dalam kehidupanya manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai keseimbangan sesuai
dengan tahap – tahap tumbuh kembang.

Manusia sebagai titik sentral dari upaya pelayanan keperawatan dan sebagai penerima
asuhan keperawatan berhak mengambil keputusan bagi dirinya. Manusia Indonesia adalah
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila dan
Undang – Undang Dasar 1945, merupakan sumbar daya pembangunan yang berhak memilih
kemampuan unruk hidup sehat guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Disamping
itu manusia Indonesia adalah menusia yang memiliki berbagai keyakinan tentang sehat
sehingga akan memberi respon yang berbeda – beda terhadap upaya pemenuhan kebutuhan
dasar.

B. Kesehatan (Pengobatan)

Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam tentang sehat dan sakit,yang
merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Undang – undang No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan memual bahwa kwsehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi.

Sehat merupakan keadaan seimbang bio, psiko, sosial, cultural dan spiritual yang
dinamis yang memungkinkan individual untuk menyesuaikan diri sehingga dapar berfungsi
secara optimal guna memenuhi kehutuhan dasar melalui aktivitas hidup sehari – hari sesuai
dengan tingkat tumbuh dan kembangnya. Sehat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
adalah hak tanggung jawab setiap individu yang harus diwujutkan sesuai dengan cita – cira
bangsa Indonesia seperti dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus
dipertahankan dan ditingkatkan mulai upaya promotif, prefetif, kuratif dan rehabilitatif.

Sakit merupakan keadaan yang tidak keseimbangan antara bio, psiko, sosial, dan
spiritual. sebagai respons tubuh terhadap interaksinya dengan lingkungan sekitar baik
lingkungan internal maupun eksternal. Respons ini menyebabkan tergangunya individu untuk
melangkah lebih baik dalam pemenuhan kebutuhab dasar sesuai dengan tingkat tumbuh
kembang. Respons yang tidak adekuat terhadap lingkungan dapat disebabkan oleh karena
ketidak tahuan, ketidak mauan, dan ketidak mampuan.

C. Lingkungan

Lingkungan adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik
faktor dari dalam ( internal ) maupun dari luar ( eksteren ). Lingkungan internal meliputi aspek
– aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh serta psikologis. Sedangkan lingkungan eksternal
meliputi lingkungan sekitar manusia, baik lingkungan fisik, bilogis, sosial, cultural dan
spiritual. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhisikap dan prilaku manusia
termasuk perspsinya tentang sehat, sakit, cara – cara memelihara dan mempertahankan
kesehatan serta menanggulangi penyakit.

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai hubungan yang diamis dengan


lingkungannya dan tidak dapat dipesahkan dari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
kemempuan untuk merespons secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat
mempertahankan kesehatan.

Ketidakmampuan manusia merespons pengaruh lingkungan internal maupun eksternal


akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam terntang
sehat dan sakit.

VII. Praktik Keperawatan Profesional

Kelompok kerja keperawatan – konsorsium ilmu kesehatan (1992) mengdefinisikan


Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawar peofesional melalui kerjasama
bersifat kolaborasi dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab.
v Karakteristik Praktik Keperawatan Profesional :

1. Otoritas (autority)

Yaitu memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan memengaruhi proses
asuhan melalui peran professional.

2. Akuntabilitas (accountability)

Yaitu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien diri sendiri dan profesi serta
mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.

3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making)

Yaitu sesuai dengan kewenangannya yang dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan
menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat keputusan pada setiap tahap
proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien.

4. Kolaborasi (collaboration)

Yaitu dapat bekerjasama baik lintas program maupun lintas sector dengan mengadakan
hubungan klien dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien.

5. Pembelaan / dukungan (advocacy)

Yaitu bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan
mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya
serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang lebih luas (system at large).

6. Fasilitas (facilitas)

Yaitu mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya


dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien – keluarga (client –
family system) dalam asuhan (chaskailggo).
VIII. Tindakan Mandiri Perawat Profesional (Independen)

Adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas inisiatifperawat itu sendiri dengan
dasar pengetahuan dan keterampilannya, mundinger (1985) menyebutnya sebagai
“Autonomous nursing practice to independent nursing” menuliskan bahwa mengenai, bahwa,
kapan, dan bagaimana posisi serta kondisi klien dan melaksanakan suatu tindakan dengan
keterampilan penuh adalah fungsi dari terapi “autonomous” dalam hal ini perawat menentukan
bahwa klien membutuhkan intervensi keperawat yang pasti, salah satunya adalah membantu
memecahkan masalah yang dihadapi atay mendelegasikan pada anggota keperawatan yang
lain dan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya (akuntabilitas) contoh dari
tindakan keperawatan mandiri adalah seorang perawat merencanakan dan mempersiapkan
perawatan khusus pada mulut klien setelah mengkaji keadaan mulut.

IX. Kerjasama dengan Klien dan Tenaga Kesehatan lain.

Kerjasama dengan klien salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua info dan upaya kesehatan yang
diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.

Tindakan kep kolaboratif interdependen adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerja
sama dengan pihak lain / tim kesehatan lain. Terkadang tindakan ini menimbulkan adanya
tumpang tindih pertanggung jawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung
kolega antara profesi kesehatan.

X. Tanggung Jawaban Perawat.

1. Meningkatkan kesehatan

2. mencegah penyakit
3. memulihkan kesehatan

4. mengurangi penderitaan

XI. Kewenangan Perawatan

1. Melakukan pengajian keperawatan

2. Merumuskan diagnosis keperawatan


3. Menyusun rencana tindakan keperawatan

4. Melaksanakan tindakan keperawatan

5. Melaksanakan evalusi terhadap tindakan

6. Mendokumentasi hasil keperawatan

7. Melakukan kegiatan keseling kesehatan kepada system klien

8. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan kemampun

9. Melakukan tindakan diluar kewenangan dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa
sesuai ketentuan yang berlaku disarana kesehatan.

10. Dalam kondisi tertentu, dimana tindakan ada tenaga yang kompeten. Perawat berwenang
melaksanakan tindakan diluar kewenangan.

Anda mungkin juga menyukai