Akuntasni Manajemen
Akuntasni Manajemen
NALENI INDRA
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
The objective of this research is to have a depiction on planning, purchasing, receiving
and controling process policy of merchandise and to study how to determine the number of
merchandise at PT. FastFood Indonesia branch of Medan.
In the writing of Thesis, the writer do any direct interview to staff and employee of
company and to collect the reguired data and data analysing by interpretation and analysis of
the collected data.
Based on the results of research, it is indicated that PT. FastFood Indonesia branch of
Medan did not apply Economic Order Quantity (EOQ) method in planning of temporary
merchandise inventory by the method that can minimize the inventory cost.
Keywords : Planning, Controling, Inventory Management, Economic Order
Quantity (EOQ)
1. Pendahuluan
Translate
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 1/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh semua pihak yang
ada di dalam perusahaan. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaan. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan
aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan
berhubungan dengan persediaan.
Pemesanan untuk persediaan barang dagangan yang terlalu besar hanya merupakan
pemborosan dalam bentuk biaya dana yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya
kemungkinan resiko kerusakan juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya
pemeliharaan digudang, turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pemesanan
yang relatif kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan
pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya pada perusahaan. Keadaan ini dapat
menyebabkan pelanggan akan beralih ke perusahaan lain yang melakukan kegiatan sejenis.
Agar perencanaan yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien perlu dilakukan
pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara fisik dengan menjaga barang tidak rusak
atau dicuri, pengawasan dapat juga dilakukan melalui pengawasan akuntansi dengan melihat
adanya pemisahan fungsi antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan,
bagian pengiriman, dan bagian pencatatan. Selain itu, pengawasan juga perlu untuk menjaga
agar persediaan berada pada tingkat persediaan sesuai dengan kebutuhan agar kelancaran
operasi perusahaan tidak terganggu.
Metode Economic Order Quantity (EOQ) bertujuan untuk menentukan seberapa besar
persediaan barang dagangan yang akan dipesan dan kapan waktu pemesanan akan dilakukan
sehingga dapat mengoptimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan. Bila
persediaan menumpuk terlalu banyak ini berpengaruh pada kualitas barang dan bila
persediaan terlalu sedikit inipun akan berpengaruh pada tingkat penjualan. Persediaan juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan karena pengefisienan biaya
persediaan dapat mengurangi biaya.
2. Telaah Literatur
2. 1 Pengertian Persediaan
Pengertian menurut PSAK (IAI 2007:14.1) mendefinisikan persediaan sebagai berikut :
Kata persediaan (atau barang persediaan) secara umum ditujukan untuk barang-
barang yang dimiliki oleh perusahaan, baik berupa bahasa usaha grosir maupun ritel,
ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada pada saat kondisi untuk dijual. Kata
bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi
(finished goods), untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur.
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 2/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan suatu aktiva yang
meliputi barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu kegiatan normal
perusahaan atau bahan-bahan yang masih dalam proses produksi untuk diolah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi atau barang yang masih harus diterima perusahaan dan
semua bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ilmu
akuntansi memberikan pengertian yang amat luas mengenai persediaan yaitu segala sesuatu
yang dapat dikategorikan sebagai persediaan jika memenuhi kriteria sebagaimana yang
disebut diatas. Sifat barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi sesuai
dengan aktivitas perusahaan dan dalam beberapa hal yang meliputi aktiva yang biasanya tidak
dianggap sebagai persediaan.
2.3 Pengawasan Persediaan
Menurut Supriyono (2000:257) pengertian dari pengawasan persediaan bahan adalah :
Ahyari (1999:56) menambahkan cara melakukan pengawasan fisik terhadap persediaan
barang adalah :
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 3/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
b. penulisan identitas yang jelas bagi masing-masing gudang dan isinya untuk
mencegah terjadinya kekeliruan atau pencampuran bahan baku
e. untuk bahan baku yang punya batas waktu penggunaan, maka batas waktu
tersebut harus ditulis agar bahan tidak kadaluarsa
2.4 Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
Menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi. Beberapa hal yang dianggap penting menurut Ahyari dalam bukunya
efisiensi persediaan bahan (1999:48) yaitu : “waktu rata-rata yang diperlukan untuk memesan,
pemakaian rata-rata dalam waktu rata-rata, biaya untuk menyimpan apabila ada persediaan
yang berlebih, dan kerugian yang mungkin bila persediaan berkurang.”
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model
EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan
biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering
dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
c. harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang
akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk
menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut
dipertimbangkan dalam pemesanan barang,
d. pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus
menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang,
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 4/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
e. pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan
biaya kualitas barang,
Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen
(2005:472) Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Rumus EOQ :
TC = D x C + x S + x H
D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu,
H = Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun (Rp/unit/tahun)
Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana
pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah
jumlah yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode.
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 5/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
1) menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama
lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang
setiap harinya adalah 3 unit/hari.
= 18 + 9
2) dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan
tinggal 30 unit.
2. 6 Kerangka Konseptual
PT. FASTFOOD INDONESIA
CABANG MEDAN
o Persediaan
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 6/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Pengaman
o Penggunaan
Persediaan Perhari
o Waktu tunggu
o Anggaran Persediaan
o Biaya Penyimpanan
o Biaya Pemesanan
Sumber Penulis, 2009 Gambar . 2. 2
3. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis terdiri dari dokumentasi, wawancara
dan kepustakaan.
4. Hasil Analisis
Jumlah penggunaan Pepsi Cola selama 1 tahun = 1100 BIB
Biaya pemesanan setiap kali pesan = Rp. 4.625,-
Harga pembelian per unit yang dibayar = Rp. 70.650,-
Biaya penyimpanan setiap tahunnya (70.650 x 25%) = Rp. 17.662,5,-
Diketahui ;
EOQ =
Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan Pepsi Cola yang paling ekonomis yang
dibutuhkan dalam 1 tahun adalah :
TC = D x C + x S + x H
TC24 = (1100 x 70.650) + x 4.625 + x 17.662,5
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 8/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Ini berarti, cara pemesanan yang paling ekonomis ialah pemesanan Pepsi Cola sebanyak
24 BIB setiap kali pesan, yang ini berarti bahwa kebutuhan akan Pepsi Cola sebanyak 1100 BIB
selama 1 tahun akan dipenuhi dengan 46 kali pesanan dengan jumlah pesanan 24 BIB. Pada
jumlah pesanan inilah tercapainya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang minimal.
Dari hasil perhitungan diatas penulis akan mencoba menganalisa hasil perhitungannya,
apakah total biaya persediaan tersebut merupakan biaya yang paling rendah, apabila setiap
kali pesan jumlah persediaan Pepsi Cola yang dipesan di bawah atau diatas EOQ (24 BIB).
Dari data diatas, terlihat bahwa perhitungan pesanan persediaan barang dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) akan meminimalkan pengeluaran biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan. Total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang
juga dapat digunakan seefisien mungkin dan menghindarkan terjadinya persediaan yang
menumpuk dan mengantisipasi kekurangan persediaan. Dari contoh Pepsi Cola diatas, total
biaya pada pesanan 20 BIB Rp. 78.146.000,- lebih rendah Rp. 7.071,- (Rp. 78.146.000 - Rp.
78.138.929) dari total biaya pada pesanan 27 BIB Rp. 78.141.870,- juga lebih rendah Rp.
2.941,- (Rp. 78.141.870 - Rp. 78.138.929). Artinya bahwa jumlah pesanan sebanyak 24 BIB
dan dengan 46 kali pesanan dalam 1 tahun dengan total biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan sebesar Rp. 78.138.929,- akan meminimalkan biaya – biaya
persediaan, dimana barang yang dipesan sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
4.2 Penentuan Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Persediaan Barang Dagangan
Dilihat dari contoh masalah pada PT. FastFood Indonesia cabang Medan, diketahui juga
bahwa permintaan persediaan Pepsi Cola setiap penggunaannya di asumsikan 3 BIB dan waktu
tunggunya adalah 5 hari, maka titik pemesanan ulangnya dapat ditentukan yaitu :
d = 3 BIB
L = 5 hari
Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
a. menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 60% dari penggunaan selama
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 9/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 5 hari, sedangkan kebutuhan barang
setiap harinya adalah 3 BIB/hari.
= 15 + 9
b. dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari,
Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 27 BIB, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan
tinggal 27 BIB. Untuk titik pemesanan ulang atau Reorder Point seperti pembahasan diatas
yaitu pada saat Pepsi Cola tinggal 27 BIB artinya adalah pesanan persediaan barang akan
dilakukan kembali ketika tingkat persediaan Pepsi Cola tersisa 27 BIB.
1. Dilihat dari total biaya pada pemesanan persediaan Pepsi Cola untuk tahun 2008
sebesar Rp. 78.146.000,- dengan 20 BIB setiap kali pesan dan frekwensi pemesanannya
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 10/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
sebanyak 55 kali dalam setahun, sedangkan pada perhitungan Metode Economic Order
Quantity (EOQ) jumlah pemesanan Ekonomis Persediaan Pepsi Cola sebanyak 24 BIB
setiap kali pesan dan frekwensi pemesanannya sebanyak 46 kali dalam setahun dengan
total biaya pemesanan sebesar Rp. 78.138.929,- dapat menghemat biaya sebesar Rp.
7.071,-. Hal ini menunjukkan bahwa teknik perencanaan persediaan yang diterapkan
perusahaan kurang efektif dan kurang efisien dalam meminimalkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan dan upaya mengurangi resiko penumpukan atau kekurangan
persediaan,
Saran
Dari kesimpulan – kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka penulis memberikan
beberapa saran yang mungkin akan berguna bagi perusahaan.
REFERENCES
Ahyari, Agus, 1999. Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 35, 56
dan 48.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi 2004. Buku Petunjuk
Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Garrison, Ray., Noreen, Eric., 2000. Akuntansi Manajerial, Edisi Pertama, Jilid Dua,
Buku Satu, Penerjemah Totok Budisantoso, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 3.
Hansen, Don R,. Mowen, Maryjanne M., 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketujuh,
Cetakan Pertama, Buku 2, Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, hal 472.
Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Per September 2007,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 14.1.
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 11/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …
Rangkuty, Freddy, 2004. Manajemen Persediaan, Edisi Dua, Cetakan Keenam, Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 9.
Usry, Milton F., Lawrence, H. Hammer., 2004. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan
Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait
dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 25.
Comments
Sign in | Recent Site Activity | Report Abuse | Print Page | Powered By Google Sites
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 12/12