Anda di halaman 1dari 12

8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

Akuntasni Telusuri situs ini


Manajemen
Awal Evaluasi Refferensi Peta Situs

Refferensi > Jurnal >

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN


PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE
ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT.
FASTFOOD INDONESIA CABANG MEDAN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN


METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. FASTFOOD INDONESIA CABANG
MEDAN
 
SYAPARUDDIN HARAHAP
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

NALENI INDRA
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

 
 
            The objective of this research is to have a depiction on planning, purchasing, receiving
and controling process policy of merchandise and to study how to determine the number of
merchandise at PT. FastFood Indonesia branch of Medan.
            In the writing of  Thesis, the writer do any direct interview to staff and employee of
company and to collect the reguired data and data analysing by interpretation and analysis of
the collected data.
            Based on the results of research, it is indicated that PT. FastFood Indonesia branch of
Medan did not apply Economic Order Quantity (EOQ) method in planning of temporary
merchandise inventory by the method that can minimize the inventory cost.
 
Keywords :  Planning, Controling, Inventory Management, Economic Order
                     Quantity (EOQ)
 

1. Pendahuluan
 
Translate
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 1/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh semua pihak yang
ada di dalam perusahaan. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen
dalam mengelola perusahaan.  Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan
aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan
berhubungan dengan persediaan.

Pemesanan untuk persediaan barang dagangan yang terlalu besar hanya merupakan
pemborosan dalam bentuk biaya dana yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya
kemungkinan resiko kerusakan juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya
pemeliharaan digudang, turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pemesanan
yang relatif kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan
pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya pada perusahaan. Keadaan ini dapat
menyebabkan pelanggan akan beralih ke perusahaan lain yang melakukan kegiatan sejenis.
Agar perencanaan yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien perlu dilakukan
pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara fisik dengan menjaga barang tidak rusak
atau dicuri,  pengawasan dapat juga dilakukan melalui pengawasan akuntansi dengan melihat
adanya pemisahan fungsi antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan,
bagian pengiriman, dan bagian pencatatan. Selain itu, pengawasan juga perlu untuk menjaga
agar persediaan berada pada tingkat persediaan sesuai dengan kebutuhan agar kelancaran
operasi perusahaan tidak terganggu.

Metode Economic Order Quantity (EOQ) bertujuan untuk menentukan seberapa besar
persediaan barang dagangan yang akan dipesan dan kapan waktu pemesanan akan dilakukan
sehingga dapat mengoptimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.  Bila
persediaan menumpuk terlalu banyak ini berpengaruh pada kualitas barang dan bila
persediaan terlalu sedikit inipun akan berpengaruh pada tingkat penjualan. Persediaan juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan karena pengefisienan biaya
persediaan dapat mengurangi biaya.

2. Telaah Literatur
 

2. 1  Pengertian Persediaan
Pengertian menurut PSAK (IAI 2007:14.1) mendefinisikan persediaan sebagai berikut :

         persediaan adalah aset :

a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal,

b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan dan,

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam


proses produksi atau pemberian jasa.

Sedangkan menurut Skousen, Stice (2004:659)

Kata persediaan (atau barang persediaan) secara umum ditujukan untuk barang-
barang yang dimiliki oleh perusahaan, baik berupa bahasa usaha grosir maupun ritel,
ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada pada saat kondisi untuk dijual. Kata
bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi
(finished goods), untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur.
 

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 2/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan suatu aktiva yang
meliputi barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu kegiatan normal
perusahaan atau bahan-bahan yang masih dalam proses produksi untuk diolah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi atau barang yang masih harus diterima perusahaan dan
semua bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ilmu
akuntansi memberikan pengertian yang amat luas mengenai persediaan yaitu segala sesuatu
yang dapat dikategorikan sebagai persediaan jika memenuhi kriteria sebagaimana yang
disebut diatas. Sifat barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi sesuai
dengan aktivitas perusahaan dan dalam beberapa hal yang meliputi aktiva yang biasanya tidak
dianggap sebagai persediaan.

2.2  Perencanaan Persediaan


Perencanaan persediaan ini akan disajikan dalam sebuah anggaran. Ahyari
mengemukakan dalam bukunya efisiensi persediaan bahan (1999:35) tujuan dari anggaran
bahan baku ini adalah :

a. memperkirakan jumlah bahan baku,

b. memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan,

c. sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk


membeli bahan baku,

d. sebagai dasar penyusunan product costing yakni memperkirakan komponen


harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi,

e. sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.

Dari definisi diatas perencanaan persediaan harus mampu memecahkan masalah


terhadap keperluan persediaan. Perencanaan persediaan mempunyai tujuan pokok agar
persediaan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan proses produksi atau
permintaan langganan dan dengan biaya terendah.

 
2.3  Pengawasan Persediaan
Menurut Supriyono (2000:257) pengertian dari pengawasan persediaan bahan adalah :

Sebagai suatu fungsi terkoordinasi dalam organisasi yang terus menerus


disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku
dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal
yang menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu
transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.

 
Ahyari (1999:56) menambahkan cara melakukan pengawasan fisik terhadap persediaan
barang adalah :

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 3/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

a. setelah bahan baku diterima, pada umumnya segera dimasukkan kedalam


gudang fasilitas penyimpanan bahan baku

b. penulisan identitas yang jelas bagi masing-masing gudang dan isinya untuk
mencegah terjadinya kekeliruan atau pencampuran bahan baku

c. pembungkusan/pengepakan yang cukup baik agar tidak terjadi kerusakan


selama masa tunggu

d. pengadaan bahan untuk mencegah terjadinya penungguan yang tidak merata

e. untuk bahan baku yang punya batas waktu penggunaan, maka batas waktu
tersebut harus ditulis agar bahan tidak kadaluarsa

f. mengadakan pemeriksaan gudang atau perhitungan fisik (stock opname) secara


berkala, misal sebulan sekali atau akhir periode.

Dari pengertian pengawasan persediaan diatas, dapat dilihat bahwa pengawasan


persediaan bahan tidak hanya meliputi pengawasan terhadap fisik bahan tersebut saja, tetapi
juga meliputi pengawasan akuntansi yakni menyangkut semua prosedur, dokumen, dan
catatan pengawasan bahan baku serta dapat dipercayanya catatan keuangan yang mendukung
kebenaran nilai transaksi tersebut.

 
2.4  Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
Menghindari kekurangan dan kelebihan persediaan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi. Beberapa hal yang dianggap penting menurut Ahyari dalam bukunya
efisiensi persediaan bahan (1999:48) yaitu : “waktu rata-rata yang diperlukan untuk memesan,
pemakaian rata-rata dalam waktu rata-rata, biaya untuk menyimpan apabila ada persediaan
yang berlebih, dan kerugian yang mungkin bila persediaan berkurang.”

Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model
EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan
biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering
dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa


karakteristik antara lain :

a. jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan,

b. permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara


pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan
bersifat konstan,

c. harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang
akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk
menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut
dipertimbangkan dalam pemesanan barang,

d. pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat.  Oleh karena itu, manajemen harus
menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang,

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 4/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

e. pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan
biaya kualitas barang,

f. biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen
(2005:472) Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Rumus  EOQ :

EOQ  =                  


Atau  ;

EOQ  =                   


   

TC     =          D x C +  x S +  x H
 

TC     =          Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan  

D       =          Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu,

                      misalnya satu tahun.

S        =          Biaya pesanan setiap kali pesan.

C       =          Harga pembelian per unit yang dibayar.

I         =          Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam

                      persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.

H       =          Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun (Rp/unit/tahun)

     =          Jumlah (berapa kali) pesanan periode waktu (jumlah/pesanan/tahun)

     =          Persediaan rata-rata

                      Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana
pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah
jumlah yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode.

2. 5  Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP)


Reorder Point ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa
sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana
persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dalam penentuan/penetapan Reorder Point
haruslah kita memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 5/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

a. penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead


time),

b. besarnya safety stock.

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :
1) menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama
lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang
setiap harinya adalah 3 unit/hari.

ROP          =    (6 x 3) + 50% (6 x 3)

                        =    18 +  9

                        =    27 unit,

2) dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.

ROP          =    (6 x 3)  +  (4 x 3)

                        =    18  +  12

                        =    30 unit

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 30 unit, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan
tinggal 30 unit.

2. 6  Kerangka Konseptual
           
   
 
PT. FASTFOOD INDONESIA
CABANG MEDAN               
   
   
 
 
 
 
 

o Persediaan

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 6/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

Pengaman

o Penggunaan
Persediaan Perhari

o Waktu tunggu

o Anggaran Persediaan

o Biaya Penyimpanan

o Biaya Pemesanan

 
 
                                                      
 
 Sumber Penulis, 2009              Gambar . 2. 2

     Kerangka Konseptual

Perusahaan ini merupakan perusahan dagang yang memiliki perencanaan dan


pengawasan dalam mengelola persediaan. Namun dalam penentuan jumlah pesanan penulis
menggunakan Metode Economic Order Quantity untuk mengetahui biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan yang paling ekonomis. Dalam pemesanan kembali (Reorder Point) untuk
memperoleh persediaan pengaman yang optimal, penggunaan persediaan perhari dan waktu
tunggu yang efektif dan efisien.

3. Metode Penelitian
 

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis terdiri dari dokumentasi, wawancara
dan kepustakaan.

a. Dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan melakukan pendataan langsung


terhadap dokumen-dokumen yang ada pada PT. FastFood Indonesia Cabang Medan seperti
bukti biaya pemesanan, bukti biaya penyimpanan barang dan lain sebagainya,

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara


lisan dan diskusi langsung kepada pihak perusahaan. Seperti : Bagian Logistik, Bagian
Akuntansi, dan Bagian Keuangan.

c. Kepustakaan, penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dengan


membaca dan mempelajari dari buku-buku dan teori yang berkaitan dengan judul.

Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode


deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dimana data yang telah diperoleh dari hasil
https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 7/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

penelitian dikumpulkan, disusun, di interpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan


keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi, hasilnya kemudian
dibandingkan dengan kebijakan  yang diterapkan perusahaan, jika perusahaan menggunakan
Metode Economic Order Quantity terhadap Perencanaan dan Pengawasan Persediaan untuk
diambil kesimpulan dan saran.

4. Hasil Analisis
 

4.1 Penentuan Pemesanan Persediaan Barang Dagangan dengan Metode  Economic


Order Quantity (EOQ)
Pada bagian ini akan dibahas mengenai perhitungan persediaan barang dagangan
dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) yang dapat meminimalkan biaya persediaan
nantinya untuk barang Pepsi Cola.

a. Penentuan Pemesanan Persediaan Barang dagangan dengan Metode EOQ terhadap


Pepsi Cola.

Perhitungan Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) Pepsi Cola adalah ;

Jumlah penggunaan Pepsi Cola selama 1 tahun                   =    1100 BIB

BIB adalah Bag In the Box  (1 BIB  =  23,55 kg)

Biaya pemesanan setiap kali pesan                                     =   Rp.   4.625,-

Harga pembelian per unit yang dibayar                   =   Rp. 70.650,-

Biaya penyimpanan setiap tahunnya (70.650 x 25%)          =   Rp. 17.662,5,-

Diketahui ;

D         =          1100 BIB

S          =          Rp.   4.625,-

C         =          Rp. 70.650,-

H         =          Rp. 17.662,5,-  (70.650 x 25%)

Jawaban ;         EOQ    =                 

EOQ    =         

                                    =                        =            BIB

Pemesanan Pepsi Cola dalam 1 tahun :      =        45,8     =        kali

          Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan Pepsi Cola yang paling ekonomis yang
dibutuhkan dalam 1 tahun adalah :

TC     =          D x C +  x S +  x H
TC24   =          (1100 x 70.650)  +   x 4.625  +   x 17.662,5

          =          Rp. 77.715.000  +  Rp. 211.979  +  Rp. 211.950

          =          Rp.                

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 8/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

          Ini berarti, cara pemesanan yang paling ekonomis ialah pemesanan Pepsi Cola sebanyak
24 BIB setiap kali pesan, yang ini berarti bahwa kebutuhan akan Pepsi Cola sebanyak 1100 BIB
selama 1 tahun akan dipenuhi dengan 46 kali pesanan dengan jumlah pesanan 24 BIB. Pada
jumlah pesanan inilah tercapainya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang minimal.

          Dari hasil perhitungan diatas penulis akan mencoba menganalisa hasil perhitungannya,
apakah total biaya persediaan tersebut merupakan biaya yang paling rendah, apabila setiap
kali pesan jumlah persediaan Pepsi Cola yang dipesan di bawah atau diatas EOQ (24 BIB).

Jika, Perhitungan TC pada pemesanan Pepsi Cola =  20 BIB

TC20   =          (1100 x 70.650)  +   x 4.625  +   x 17.662,5

          =          Rp. 77.715.000  +  Rp. 254.375  +  Rp. 176.625

          =          Rp.

Jika, Perhitungan TC pada pemesanan Pepsi Cola =  27 BIB

TC27   =          (1100 x 70.650)  +   x 4.625  +   x 17.662,5

          =          Rp. 77.715.000  +  Rp. 188.426  +  Rp. 238.444

          =          Rp.

                  Dari data diatas, terlihat bahwa perhitungan pesanan persediaan barang dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) akan meminimalkan pengeluaran biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan. Total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang
juga dapat digunakan seefisien mungkin dan menghindarkan terjadinya persediaan yang
menumpuk dan mengantisipasi kekurangan persediaan. Dari contoh Pepsi Cola diatas, total
biaya pada pesanan 20 BIB Rp. 78.146.000,- lebih rendah Rp. 7.071,- (Rp. 78.146.000  -  Rp.
78.138.929) dari total biaya pada pesanan 27 BIB  Rp. 78.141.870,-  juga lebih rendah Rp.
2.941,-  (Rp. 78.141.870  -  Rp. 78.138.929). Artinya bahwa  jumlah pesanan sebanyak 24 BIB
dan dengan 46 kali pesanan dalam 1 tahun dengan total biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan sebesar Rp. 78.138.929,-  akan meminimalkan biaya – biaya
persediaan, dimana barang yang dipesan sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.

 
 
4.2 Penentuan Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Persediaan Barang Dagangan
Dilihat dari contoh masalah pada PT. FastFood Indonesia cabang Medan, diketahui juga
bahwa permintaan persediaan Pepsi Cola setiap penggunaannya di asumsikan 3 BIB dan waktu
tunggunya adalah 5 hari, maka titik pemesanan ulangnya dapat ditentukan yaitu :

d          =  3 BIB

L          =  5 hari

Reorder Point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan :

a. menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase
tertentu. Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 60% dari penggunaan selama

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-denga… 9/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

lead time dan dtetapkan bahwa lead timenya adalah 5 hari, sedangkan kebutuhan barang
setiap harinya adalah 3 BIB/hari.

ROP          =    (5 x 3) + 60% (5 x 3)

                        =    15 +  9

                        =    24 BIB

b. dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari,

ROP          =    (5 x 3)  +  (4 x 3)

                        =    15  +  12

                        =    27 BIB

Dari contoh yang terakhir ini dapatlah dikatakan bahwa “reorder point”-nya adalah pada
jumlah 27 BIB, ini berarti bahwa pesanan harus dilakukan pada waktu jumlah persediaan
tinggal 27 BIB. Untuk titik pemesanan ulang atau Reorder Point seperti pembahasan diatas
yaitu pada saat Pepsi Cola tinggal 27 BIB artinya adalah pesanan persediaan barang akan
dilakukan kembali ketika tingkat persediaan Pepsi Cola tersisa 27 BIB.

Apabila ditinjau kembali untuk proses perencanaan dan pengawasan persediaan


barang dagang yang diterapkan oleh PT. FastFood Indonesia cabang Medan yaitu penentuan
jumlah pesanan persediaan barang dagangan didasarkan oleh apabila persediaan barang akan
habis atau berdasarkan kebutuhan pada waktu sebelumnya tanpa mempertimbangkan secara
khusus jumlah biaya – biaya persediaan yang akan terjadi untuk mendapatkan persediaan
barang dagangan yang dapat memenuhi permintaan konsumen. Hal ini akan menimbulkan
masalah dalam operasional perusahaan, karena fluktuasi permintaan dan harga barang tidak
selalu sama dari waktu kewaktu.

5. Kesimpulan dan Saran


 
5.1   Kesimpulan
Berdasarkan penyajian dan hasil penelitian yang disampaikan oleh penulis pada bab
sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan memcoba menarik kesimpulan dan memberikan
saran-saran sebagai masukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

1. Dilihat dari total biaya pada pemesanan persediaan Pepsi Cola untuk tahun 2008
sebesar Rp. 78.146.000,- dengan 20 BIB setiap kali pesan dan frekwensi pemesanannya

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 10/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

sebanyak 55 kali dalam setahun, sedangkan pada perhitungan Metode Economic Order
Quantity (EOQ) jumlah pemesanan Ekonomis Persediaan Pepsi Cola sebanyak 24 BIB
setiap kali pesan dan frekwensi pemesanannya sebanyak 46 kali dalam setahun dengan
total biaya pemesanan sebesar Rp. 78.138.929,-  dapat menghemat biaya sebesar Rp.
7.071,-. Hal ini menunjukkan bahwa teknik perencanaan persediaan yang diterapkan
perusahaan kurang efektif dan kurang efisien dalam meminimalkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan dan upaya mengurangi resiko penumpukan atau kekurangan
persediaan,

2. PT. FastFood Indonesia cabang Medan sering tidak memperhitungkan batas


persediaan minimum. Hal ini akan mengakibatkan resiko fatal akibat kehilangan
penjualan apabila tidak dievaluasi,

3. Dalam hal pengadaan persediaan biaya-biaya yang diperhitungkan oleh perusahaan


adalah biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost).

Saran
Dari kesimpulan – kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka penulis memberikan
beberapa saran yang mungkin akan berguna bagi perusahaan.

1. Menurut penulis ada baiknya perusahaan menggunakan Metode Economic Order


Quantity (EOQ) ataupun metode persediaan lain untuk melaksanakan perencanaan
persediaannya. Sistem tradisional sudah dapat ditinggalkan. Apabila sistem tradisional ini
terus - menerus digunakan, biaya persediaan akan semakin besar sehingga efisiensi
biaya perusahaan tidak dapat tercapai,

REFERENCES
 

Ahyari, Agus, 1999. Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 35, 56
dan 48.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi 2004. Buku Petunjuk
Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
             

Garrison, Ray., Noreen, Eric., 2000. Akuntansi Manajerial, Edisi Pertama, Jilid Dua,
Buku Satu, Penerjemah Totok Budisantoso, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 3.

Hansen, Don R,. Mowen, Maryjanne M., 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketujuh,
Cetakan Pertama, Buku 2, Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, hal 472.

Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Per September  2007,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 14.1.

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 11/12
8/30/2019 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER …

Niswonger, C. Rollin E,Fees, Carl S Warren, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi


Kesembilanbelas, Cetakan Pertama, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda
Gunawan,   Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 359.

Rangkuty, Freddy, 2004. Manajemen Persediaan, Edisi Dua, Cetakan Keenam, Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 9.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,


Cetakan  Ketujuh, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, hal 78.

Smith, Jay M., Skousen, K. Fred., 2001. Intermediate Accounting, Edisi


Kesembilanbelas, Cetakan Keempat, Jilid 1, Buku Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 326.

Supriyono, A. R, 2000. Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan


Keputusan, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 257.

Usry, Milton F., Lawrence, H. Hammer., 2004. Akuntansi Biaya Perencanaan  Dan
Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait
dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 25.

Comments

Sign in | Recent Site Activity | Report Abuse | Print Page | Powered By Google Sites

https://sites.google.com/site/akuntasnimanajemen/refferensi/jurnal/analisis-perencanaan-dan-pengawasan-persediaan-barang-dagangan-deng… 12/12

Anda mungkin juga menyukai