Anda di halaman 1dari 87

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa

prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana

secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan

dengan trimester pertama dan kedua kehamilan.

Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama

anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi

lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering

diidentikkan dengan anemia gizi besi

(http://ridawanamiruddin.wordpress.com/2009/05/24/studi-kasus-

kontrol-anemia-ibu-hamil-jurnal-medika-unhas/).

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi

masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut

“potensial danger to mother and child” (potensial

membahayakan ibu dan anak) merupakan perhatian serius dari

semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada line

terdepan (Manuaba I.B.G 1998,hal 29).

Penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran

Udayana di Bali menunjukkan 46% ibu hamil terkena anemia.


2

Secara umum di Indonesia sekitar 20% wanita, 50% wan ita

hamil, dan 3% pria kekurangan zat besi.

(http://www.depkes.co.id).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sulawesi

Selatan pada tahun 2009 tercatat 91.020 (87,29%) ibu hamil

yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang

memeriksakan diri, diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu

anemia ringan 45.510 (50%), anemia sedang 42.043 (46,19%),

dan anemia berat 3.467 (3,81%) (Profil Dinas Kesehatan

Sulawesi Selatan, 2010).

Data yang dikumpulkan berdasarkan laporan dari Bidang

Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Makassar dari 28.561

orang Ibu Hamil, sebesar 153 orang Ibu hamil menderita anemia.

Dengan meberikan 90 tablet Fe kepada ibu selama hamil diharapkan

dapat menurunkan resiko yang mungkin timbul bagi Ibu Hamil di masa

persalinannya akibat anemia (Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar).

Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian

Antenatal Care ( ANC ) di Puskesmas Bara-baraya dari bulan

Januari sampai Desember 2010 jumlah ibu hamil yang

menderita anemia tercatat 109 orang (88.99%) dari 1450 ibu

hamil yang memeriksakan kehamilan. Yang menderita anemia

ringan (Hb 9-10 gram %) adalah 97 orang (10.09%),anemia

sedang (Hb 7-8 gram %) adalah 11 orang (0.91%) dan anemia


3

berat (Hb < 7 gram % ) adalah 1 orang (0%) (Medical Record

Puskesmas bara-baraya Makassar).

Berdasarkan data di atas bahwa masih tingginya angka

kejadian anemia di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan,

mendorong penulis untuk mengkaji permasalahan dan

memaparkannya lewat karya tulis ilmiah dengan judul

”Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “A” Gestasi 35

minggu 6 hari dengan “anemia sedang” sebagai wujud

perhatian dan tanggung jawab penulis dalam memberikan

konstribusi pemikiran pada berbagai pihak yang berkompeten

dengan masalah tersebut guna mencari solusi terbaik atas

permasalahan diatas.

B. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup dalam penulisan karya tulis

ilmiah adalah “ Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “A”

Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia sedang di Puskesmas

Bara-baraya Makassar.

C. Tujuan Penulisan

a) Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan

Kebidanan Pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan

Anemia Sedang di Puskesmas Bara-baraya Makassar


4

dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan

sesuai dengan wewenang bidan.

b) Tujuan Khusus

1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada

Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia Sedang

di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

2. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.

“A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia Sedang di

Puskesmas Bara-baraya Makassar.

3. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada

Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia Sedang

di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

4. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan

kolaborasi pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan

Anemia Sedang di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

5. Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan

pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia

Sedang di Puskesmas Bara-baraya Makassar.

6. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang

telah disusun pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari

dengan Anemia Sedang di Puskesmas Bara-baraya

Makassar.
5

7. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilaksanakan pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari

dengan Anemia Sedang di Puskesmas Bara-baraya

Makassar.

8. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan

yang telah diberikan pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6

hari dengan Anemia Sedang di Puskesmas Bara-baraya

Makassar.

c) Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :

1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma III Kebidanan Universitas Muslim

Indonesia.

2. Manfaat program, sebagai salah satu sumber informasi bagi

Dinas Kesehatan dalam menentukan kebijakan khususnya

dalam penanganan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.

“A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia Sedang.

3. Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan

penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.

4. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk

memperluas dan menambah wawasan dalam asuhan

kebidanan.
6

d) Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini, metode yang digunakan adalah:

1. Studi Kepustakaan

Mempelajari buku-buku/literatur, mengambil data dari

internet, membaca buku yang berkaitan dengan anemia.

2. Studi Kasus

Dengan menggunakan metode pendekatan masalah

dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan

analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan

potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta

mendokumentasikan.

Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian

menggunakan teknik:

a. Anamnese/wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan

keluarganya guna mendapatkan data yang diperlukan

untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien

tersebut.

b. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada

klien dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi

dan pemeriksaan penunjang (laboratorium), serta


7

pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan

format pengkajian.

c. Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual

Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual meliputi

status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami

serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas

kesehatan dan lingkungannya, keadaan ekonomi dan

hubungan klien dengan Tuhan.

3. Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien

yang bersumber dari catatan dokter/bidan maupun dari hasil

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya yang

berkaitan dengan anemia sedang.

4. Diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau

dokter yang menangani langsung klien tersebut dan dosen

pembimbing karya tulis ilmiah.

e) Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis

karya tulis ini terdiri dari :

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Ruang Lingkup
8

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Diagnosis Kehamilan

3. Perubahan Fisiologi yang terjadi dalam

Kehamilan

4. Perubahan Psikologi Wanita Hamil

B. Tinjauan Tentang Antenatal

1. Pengertian Antenatal

2. Pelayanan Antenatal

3. Tujuan Asuhan Antenatal

4. Standar Asuhan Antenatal

5. Informasi Penting untuk setiap Kunjungan

Antenatal.

6. Kebutuhan gizi ibu hamil

C. Tinjauan Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia
9

2. Patofisiologi Anemia

3. Macam-macam Anemia

4. Tanda dan Gejala Anemia

5. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

6. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan

7. Pencegahan dan Penangan Anemia

D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

E. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB III. STUDI KASUS

Langkah 1 : Identifikasi Data Dasar

Langkah 2 : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Langkah 3 : MerumuskanDiagnosa/Masalah Potensial

Langkah 4 : Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/

Kolaborasi Asuhan Kebidanan

Langkah 5 : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Langkah 6 : Pelaksanaan Tindakan Asuhan

Kebidanan

Langkah 7 : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan.

BAB IV. PEMBAHASAN


10

Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara

teori dan fakta yang didapatkan sesuai dengan proses

manajemen kebidanan.

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

Hadits ini menjelaskan bahwa selama seratus dua

puluh hari, janin mengalami tiga kali perubahan. Perubahan -

perubahan tersebut terjadi setiap empat puluh hari. Empat puluh

hari pertama janin masih berbentuk nuthfah, percampuran

antara sperma dan sel telur wanita, empat puluh hari berikutnya

berbentuk gumpalan darah, dan empat puluh hari berikutnya

menjadi segumpal daging. Setelah seratus dua puluh hari,

Malaikat kemudian meniupkan ruh ke dalamnya, dan pada saat

itulah ditetapkan bagi janin tersebut beberapa kalimat

(ketentuan). Berbagai perubahan janin ini juga diisyaratkan

Allah dalam ayatnya:


12

Artinya : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang

kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami

telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,

kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging

yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar

Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,

apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan”

(QS. al-Hajj: 5)

Dalam firman-Nya yang lain:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu

saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air

mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air

mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami

jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan

tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka

Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. al-Mukminun:

12-14)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan tiga tahapan lainnya dari

empat tahap penciptaan manusia yang sudah disebutkan dalam

hadits di atas, sehingga menjadi tujuh tahapan. Karena itulah


13

Ibnu Abbas ra. berkata: “Anak Adam diciptakan dari tujuh (tujuh

tahapan).” Kemudian ia membaca ayat di atas

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah

280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Saifuddin A.B 2006, 89).

2. Diagnosis Kehamilan

Menurut Kusmiyati (2009, 93-97) untuk dapat

menegakkan kehamilan dengan melakukan penilaian

terhadap beberapa tanda dan gejala hamil :

A. Tanda yang tidak pasti (probable signs)/ tanda mungkin

kehamilan

1) Amenore ( tidak dapat haid)

Bila seorang wanita dalam masa mampu

hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid,

maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan

stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula

mengakibatkan terlambat haid

2) Mual dan muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum,

mulai dari rasa yang tidak enak sampai muntah yang


14

berkepanjangan, biasanya terjadi pada bulan – bulan

pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.

3) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit

pada payudara disebabkan payudara membesar.

Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus

berproliferasi karena pengaruh estrogen dan

progesterone.

4) Quickening

Queckening adalah persepsi gerakan janin

pertama, biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan

18-20 minggu.

5) Keluhan kencing

Pada bulan-bulan pertama kehamilan,

kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai

membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini

hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus

gravidus keluar dari rongga panggul, keluahan sering

kencing akan timbul lagi pada kehamilan tua karena

kandung kencing mulai tertekan lagi oleh bagian

terbesar janin

.
15

6) Konstipasi

Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone

atau dapat juga karena perubahan pola makan.

7) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi

penurunan berat badan, karena nafsu makan yang

menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya

berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm.

8) Perubahan temperature basal

Kenaikan temperature basal lebih dari 3

minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya

kehamilan.

9) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain chloasma pada

dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.

Pada daerah areola payudara akan menjadi lebih hitam.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh stimulasi

MSH (Melanocyte Stimulating Hormone).pada kulit

daerah abdomen dan payudara dapat mengalami

perubahan yang disebut striae gravidum yaitu

perubahan warna seperti jaringan perut.


16

10) Perubahan payudara

Akibat stimulating prolaktin dan HPL, payudara

mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan

lebih dari 16 minggu.

11) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran,

bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak,

bentuknya globular.

12) Tanda pisckacek’s

Terjadi pertumbuhan yang asimetris pada

bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.

13) Perubahan-perubahan pada serviks

a) Tanda Hegar

Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus

uteri, sehingga pada daerah tersebut pada

penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus

mudah difleksikan.

b) Tanda Goodell’s

Serviks terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi

juga dapat meberikan dampak ini.

c) Tanda Chadwick

Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-

biruan.
17

d) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks dapat lebih mudah

difleksikan satu sama lain dan tergantung pada

lunak atau tidaknya jaringan isthmus.

e) Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut jadi nyata setelah minggu ke-16,

karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga

pelvis dan menjadi organ rongga perut.

f) Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

perutnhya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana

kemungkinan positi palsu

B. Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu:

1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau

diraba, juga bagian- bagian janin

2) Denyut jantung janin

a. Didengar dengan stetoskop- monoral Laennec

b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

c. Dicatat dengan feto- elektro kardiogram

d. Dilihat pada ultrasonografi

3) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto- rontgen.


18

3. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan

Menurut Wiknjosastro. (2007, 89-100) pada

kehamilan tedapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia eksterna, interna, dan

payudara (mamma). Perubahan yang terdapat pada wanita

hamil antara lain :

a. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan

pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron

yang kadarnya meningkat. Berat uterus normal lebih

kurang 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat

1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu) dengan

panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5

cm. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi

menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti

pembesaran rahim karena pertumbuhan.

b. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami

perubahan karena hormone estrogen. Jika korpus uteri

mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks

lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10 %

jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak

mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat,


19

dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi

serviks menjadi lunak.

Kelenjar-kelenjar di serfiks akan berfungsi lebih

dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-

kadang wanita hamil mengeluh mengeluarkan sekresi per

vaginam lebih banyak.

c. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan

pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen

sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda

chadwick).

d. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung corpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur

kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan

hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya akan

diambil alih oleh plasenta.

e. Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat

hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron,

akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Payudara

mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk


20

persiapan laktasi. Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem

saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan

menambah jumlah sel asinus. Sedangkan somatomam-

motropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk

membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta

merangsang pengeluaran kolostrum. Papilla mamma akan

membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam karena

hiperpigmentasi.

f. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan

pembuluh—pembuluh darah yang membesar pula.

Volume darah semakin meningkat secara fisiologi dengan

adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Sel darah

merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan

peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi

yang disertai anemia fisiologis.

g. Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem

respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O 2 disamping

itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang


21

membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas

sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.

h. Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam

lambung meningkat sehingga menyebabkan hipersalivasi,

morning sickness, muntah dan lambung terasa panas.

Hormon progesteron menyebabkan gerakan usus makin

berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

i. Sistem perkemihan

Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang membesar sehingga timbul

sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya

kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke

bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing akan

timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan

kembali.

j. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini

disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating

Hormone (MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa

terjadi pada striae gravidarum, areola mammae linea


22

nigra, dan pipi (cloasma gravidarum). Linea alba menjadi

hitam pada kehamila, dikenal sebagai linea grisea.

k. Metabolisme dalam kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh

mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan

nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI. Metabolisme Basal naik

sebesar 15-20% terutama pada trimester ketiga. Berat

badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 – 16,5 kg atau

terjadi kenaikan berat badan sekitar seperdua kilogram

tiap minggu.

4. Perubahan Psikologi Wanita Hamil

Menurut Kusmiyati, dkk (2009; 68-79) beberapa

perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi

selama masa kehamilan

a. Perubahan Pada Trimester Pertama.

Trimester awal biasa disebut masa penentuan.

Penetuan untuk membuktikan bahwa dirinya hamil. Pada

saat inilah tugas psikologis ibu pertama sebagai calon

ibu untuk dapat menerima kenyataan akan

kehamilannya.

Selain itu akibat dari meningkatnya hormone

estrogen dan progesterone pada tubuh ibu hamil akan


23

mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak

ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan, dan kesedihan.

b. Perubahan Pada Trimester Kedua.

Pada trimester ini biasa disebut sebagai periode

pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Trimester

kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah

terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi. Ibu dapat

menerima kehamilannya dan menggunakan pikiran serta

energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan

belum menyebabkan ketidaknyamanan. Pada trimester ini

ibu merasakan gerakan janinnya pertama kali,

pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta

kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan

calon ibu memiliki dorongan psikologi yang besar.

c. Perubahan Pada Trimester Ketiga.

Trimester ketiga ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan

ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan

depresi, ketika janin membesar dan ketidaknyamanan

bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan

sebagian wanita hamil mulai mengalami perasaan

senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara


24

umum tergantung pada persiapan dan persepsinya.

Terhadap kejadian ini, diharapkan suami dapat memberi

rasa aman dan mendukung istri dalam melakukan

berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul rasa

percaya diri sehingga sang istri akan memiliki mental

yang kuat untuk menghadapi persalinannya. Selain suami,

dukungan keluarga juga sangat berarti

B. Tinjauan Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medic

pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan

dan persalinan yang aman dan memuaskan. (Mufdlilah.

2009; 7)

2. Pelayanan Antenatal Care

Antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medic

pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan

dan persalinan yang aman dan memuaskan. Asyhan ini

mencakup pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis

atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan


25

kegawatdaruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam

konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya pada

perempuan tapi juga pada keluarga dan masyarakat.

(Mudlilah. 2009;7)

3. Tujuan Pengawasan Antenatal

a. Tujuan Umum

Untuk memantau kemajuan kehamilan dan

memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi,

juga untuk meningkatkan dan mempertahankan

kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. (Mifdlilah,

2009;23)

b. Tujuan Khusus

Menurut Mufdlilah (2009;9-10) tujuan khusus Antenatal

Care yaitu :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental dan sosial ibu dan janin.

c) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

dan pembedahan.
26

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan

dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma

seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal

dan pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

normal.

4. Standar Asuhan Antenatal

1. Kunjngan Ante-natal Care (ANC) minimal:

a. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13

minggu)

b. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27

minggu)

c. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40

minggu)

2. Pelayanan standar, yaitu 10T

a. Timbang berat badan

b. Ukur Tekanan darah

c. Ukur Tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi TT lengkap


27

e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet

selama kehamilan dengan dosis satu tablet setiap

harinya

f. Tes penyakit menular seksual (PMS)

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

h. Tentukan ukuran lingkar lengan atas dan status gizi

i. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung

Janin

j. Tes laboratorium

5. Informasi yang diberikan ketika memberikan asuhan

kebidanan

Menurut sulistyawati (2009;5-6) informasi yang

diberikan ketika melakukan asuhan kebidanan pad :

a. Trimester I

1) Menjaling hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya antara pasien dan bidan

mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan

penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan dapat

sesuai dengan data yang disampaikan pasien secara

jujur.

2) Deteksi masalah

Bidan harus melakukan deteksi masalah atau

komplikasi yang muncul dengan melakukan


28

penapisan-penapisan. Beberapa diantaranya adalah

penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien

dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, pre-

eklamsi, hipertensi dalam kehamilan, infeksi dan

sebagainya.

3) Mencegah masalah (TT dan anemia)

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas

utama yang harus dilakukan oleh bidan Karena

anemia merupakan penyebab utama perdarahan

postpartum.

4) Periapan persalinan dan komplikasi

Bidan harus menyampaikan informasi persalinan

sedini mungkin sehingga pasien dan keluarga sudah

mempunyai gambaran mengenai apa yang harus

direncanakan.

5) Perilaku sehat

Bidan harus menyampaikan materi perilaku hidup

sehat karena aspek ini sangat menentukan kualitas

kesehatan ibu hamil.

b. Trimester II

Pada trimester II bidan memberikan informasi

yang berkaitan dengan pre-eklamsi ringan. Bidan

mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam


29

memantau kemungkinan gejala-gejala kemungkinan pre-

eklamsi ringan dalam kehamilan.

c. Trimester III

1) Gemeli (28-36 minggu)

Pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan,

salah satunya adalah janin tunggal atau ganda.

2) Letak janin (> 36 minggu)

Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan

salah satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan

keluarga pada akhir masa kehamilan. Ibu akan lebih

siap jika diberikan gambaran mengenai proses

persalianan secara lengkap.

6. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Ada beberapa yang perlu diperhatikan selama

kehamilan, yaitu diantaranya kebutuhan selama hamil yang

berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi

oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya,

kekurangan pada salah satu zat akan mengakibatkan

kebutuhan terhadap sesuatu nutrient terganggu dan

kebutuhan yang tidak konstan selama kehamilan.

1) Kebutuhan energi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan

kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan


30

laju metabolic basal dan penambahan berat badan yang

akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas.

Sumber energy bias didapat dengan mengkonsumsi

beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan

sagu.

2) Karbohidrat

Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang

akan digunakan sebagai sumber energy. Glukosa sangat

dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak,

glikogen, dan pembentukan struktur polisakarida.

Karbohiudrat berfungsih sebagai sumber energy. Bahan

makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah

serelei (padi-padian) dan produk olahannya, juga

kentang, umbi dan jagung.

3) Protein dan asam amino

Protein digunakan untuk proses pertumbuhan

dan perkembangan janin. Sumber protein biasa didapat

melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani

meliputi daging, ikan, unggas, telur dan kerang.

Sedangkan untuk protein hewani bias didapatkan dari

daging sapi, ikan, unggas. Bahan makanan sumber

protein nabati adlah kacang-kacangan seperti tahu,

tempe, oncom dan selai kacang.


31

4) Lemak

Lemak dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk

membentuk energy dan serta perkembengan system

syaraf. Lemak ini tidak dapat dubuat oleh tubuh dan

harus diperoleh dari makanan. Asam lemak esensial

adalah asam lemak linoleat, yaitu suatu asam lemak

tidak jenuh, Omega 3. Turunan asam lemak Omega 3

adalah DHA (Asam Dokosa Heksanoat) yang mempunyai

peranan penting antara lain pada tumbuh kembang

jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan

sumber asam lemak Omega 3 antara lain kacang-

kacangan dan hasil olahannya, serta jenis ikan laut

lainnya, terutama ikan laut dalam. Asam lemak esensial

lainnya adalah Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6

adalah asam arakhidonat yang penting untuk otak janin

dan jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain

kacang-kacangan, biji-bijian, dan hasil olahannya.

5) Vitamin

a. Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk membantu proses

pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata. Rambut,

kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya


32

adalah wortel, labu kuning, bayam, kangkung dan

buah-buahan berwarna kemerah-merahan.

b. Vitamin D

Kebutuhan vitamin D selama kehamilan

belum diketahui secara pasti tetapi diperkirakan 10

mg/hari, sedangkan asupan yang disarankan

menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil pada

usia 25 tahun atau lebih

c. Vitamin E

Untuk tetap menjaga pertumbuhan dan

perkembangan fetus yang baik diperlukan Vitamin E

yaitu sebanyak 2 mg/hari. Pada waktu ahmil terjadi

peningkatan 25%. Untuk ibu hamil kebutuhannya

sekitar 15 mg dan ibu menyusui sekitar 19 mg.

d. Vitamin K fungsinya belum begitu optimal pada masa

kehamilan di dalam fetus.

Vitamin yang larut dalam air

a. Vitamin C

Asupan vitamin C dapat mencegah anemia, selain

ituuntuk membangun kekuatan plasenta

b. Thiamin

Kebutuhan thiamine meningkat selama kehamilan

yaitu sebanyak 25%


33

c. Niasin dan Ribovlavin

Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2

mg/hari dan 0,3 mg/hari dari riboflavin.

d. Vitamin B6

Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam amino.

Vitamin B6 juga dibutuhkan oleh tubuh untuk

mengatasi mual dan muntah.

e. Asam folat

Asam folat penting untuk perkembangan tulang,

jaringan tisu, dan darah karena ketiadaan amino cuka

mencegah bayi mengalami kelainan. Sumber vitamin

B adalah hasil ternak dan hasil olahannya, seperti

daging, hati, telur, keju, susu, kacang-kacangan dan

sayur-sayuran.

6) Mineral

a. Kalsium

Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum

hamil yaitu sekitar 900 mg. Sumber kalsium adalah

susu dan produk susu lainnya, seperti keju, yoghurt,

teri, udang kecil, dan kacang-kacangan

b. Magnesium

Magnesium dibutuhkan untuk mendukung

pertumbuhan dari jaringan lunak


34

c. Phosphor

Kebutuhan phosphor untuk wanita yang tidak hamil

yaitu 1250 mg/hari untuk wanita hamil dibahwah 19

tahun dan 700 mg/hari untuk wanita yang lebih dari

19 tahun.

d. Seng

Seng juga diperlukan untuk jaringan tisu, terutama

otak dan jenis kelamin.

e. Sodium

Selama kehamilan naik 5000-10000 Meq/hari

sehubungan dengan peningkatan volume darah

maternal.

7) Elemen sisa

Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak

diatasi maka akan menyebabkan ibu hamil menderita

anemia. Kebutuhan itu dapat terpenuhi dari makanan

yang kaya akan besi seperti daging berwarna merah,

hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-

kacangan, tempe, roti, dan sereal.


35

Tabel 1. Kebutuhan gizi ibu hami

Kebutuhan

Zat Gizi Wanita Sumber makanan

Hamil

Padi-padian, jagung, umbi-umbian,


Energy (kalori) + 300
mi, roti

Daging, ikan, telur, kacang-


Protein (gram) + 10
kacangan, tahu, tempe

Susu, ikan teri, kacang-kacangan,


Kalsium (mg) + 0,6
sayuran hijau

Zat Besi (mg) +2 Daging, hati sayuran hijau

Hati, kuning telur, sayuran dan

Vit. A (SI) + 500 buah berwarna hijau dan kuning

kemerahan

Biji-bijian, padi-padian, kacang-


Vit. B1 (mg) + 0,2
kacangan, daging

Vit. B2 (mg) + 0,2 Hati, telur, sayur, kacang-kacangan

Hati, daging, ikan, biji-bijian, kacang-


Vit. B6 (mg) +2
kacangan

Vit. C (mg) + 20 Buah dan sayur

Sumber : Proverawati 2009, 45


36

C. Tinjauan Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia

a. Anemia adalah kondisi dimana kadar Hb kurang dari

normal (< 11 gr%). (Purwitasari, 2009;80)

b. Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan

kadar haemoglobin kurang dari 11 g/dl selam kehamilan

pada trimester 1 dan ke-3 dan kurang dari 10 g/dl selama

masa postpartum dan trimester 2. (Proverawati, 2009; 76 )

c. Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar

haemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah

dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

(Arisman 2007, 144)

2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Wiknjosastro H, (2007; 451-458)

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah

anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena

kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan

resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang

keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik,

malnutrisi dan infeksi yang kronik.


37

c. Anemia Hipoplastik

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia Hemolitik

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah

merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita

dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia

hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat.

Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan

krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak

menderita anemia

3. Klasifikasi anemia :

1) Menurut WHO

a. Hb 11 gr% : tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : Anemia berat

2) Menurut Depkes
a. Normal > 10,5 gr%.
b. Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c. Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d. Anemia Berat < 7,5 gr%
4. Patofisiologi Anemia

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan

karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah


38

dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan

sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam

kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.

Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan

dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah

(hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebaga i

berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat

meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih

berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan

cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan

apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang

pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada

perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang

hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu

tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah

mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai

puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.

(Wiknjosastro H 2006, 448).

5. Tanda dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah

sebagai berikut : keluhan lemah, pucat, mudah pingsan,


39

sementara tensi masih dalam batas normal (perlu dicurigai

anemia difisiensi), mengalami mal nutrisi, cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek

(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat

pada hamil muda (Proverawati 2009, 78).

6. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan dan janin

Menurut Manuaba (1998, 31-32) pengaruh anemia

terhadap kehamilan dan janin yaitu :

a. Bahaya selama kehamilan

1) Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai

manifestasi kliniknya.

2) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.

3) Menimbulkan plasenta previa.

4) Dapat menimbulkan solusio plasenta.

b. Bahaya terhadap persalinan

1) Persalinan berlangsung lama.

2) Sering terjadi fetal distress.

3) Persalinan dengan tindakan operasi.

4) Terjadi emboli air ketuban.

c. Bahaya selama post partum

1) Terjadi perdarahan post partum.

2) Mudah terjadi infeksi puerperium.


40

3) Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.

4) Subinfolusi uteri.

5) Bayi lahir dengan anemia.

d. Bahaya terhadap janin

1) Abortus.

2) Terjadi kematian intra uterin.

3) Persalinan prematuritas tinggi.

4) Berat badan lahir rendah.

5) Kelahiran dengan anemia.

6) Dapat terjadi cacat bawaan.

7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian

perinatal.

8) Intelegensia rendah.

7. Diagnosis Anemia pada Kehamilan

a. Anamnese

Dengan anamnese akan didapatkan keluhan

cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan

keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda.

(Manuaba I.B.G, hal.30).

b. Pemeriksaan Fisik

Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi

masih dalam batas normal, mengalami mal nutrisi, cepat

lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang pucat pada


41

membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya

sel darah merah pada pembuluh darah kapiler serta pucat

pada kuku dan jari tangan (Proverawati 2009, 78).

c. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan labolatorium yang dilakukan adalah

penentuan derajat anemia dan pengujian defisiensi zat

besi. Penetuan derajat anemia dapat ditentukan melalui

pemeriksaan darah rutin, seperti pemeriksaan Hb, Ht,

hitung jumlah RBC, bentuk RBC, jumlah retikulosit

sementara uji defisiensi zat besi melalui pemeriksaan

feritin serum, kejenuhan transferin, dan protoporfirin

eritrosit. (Arisman 2007, 148)

8. Pencegahan dan Penanganan Anemia

a. Pencegahan Anemia menurut Arisman (2007, 151-152)

Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan

anemia, yaitu

1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi

Dosis suplementatis yang dianjurkan dalam satu hari

adalah 1 tablet sehari

2) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan

peningkatan asupan zat besi melalui makanan

3) Pengawasan penyakit infeksi


42

Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya

kesehatan masyarakat pencegahan, sepert; penyediaan

air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan

kebersihan perorangan.

4) Fotifikasi makanan pokok dengan zat besi

b. Penanganan Anemia

1) Anemia Ringan

Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih

dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan

kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat

peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, hal.150-151).

2) Anemia Sedang

Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat

besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari.

(Arisman, 2004, 150).

3) Anemia Berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan

fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau

2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah kehamilan

lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan

mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Sarwono

Prawirohardjo 2007, 125)


43

D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian

tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus

pada klien (Wildan 2008, 34).

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Menurut Muslihatun (2009, 136-146), proses

penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang

dapat digunakan dalam menejemen kebidanan. Hal ini dapat

dijadikan dasar dalam perencanaak kebidanan selanjutnya.

Langkah-langkah dalam proses manajemen adalah sebahai

berikut :

a) Langkah I. Pengkajian data

Data yang harus dikumpulkan pada ibu haml,

meliputi: biodata/identitas baik ibu maupun suami, data

subjektif dan data objektif berupa pemeriksaan fisik,

pemeriksaan panggul dan pemeriksaan

labolatorium/penunjang lainnya
44

b) Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual

Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan

masalah yang diputuskan berdasarkan identifikasi yang

didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan

diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional

sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa

kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman

keselamatan hidup klien.

c) Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang

mungkin akan terjadi pada klien jika tidak mendapatkan

penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui

pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala

sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera ditangani

dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga

mengancam kehidupan klien.

d) Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera

dan Kolaborasi

Menentukan intervensi yang harus segera

dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan. Hal ini terjadi

pada penderita gawat darurat yang membutuhkan

kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang

lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan


45

dapat melakukan tindakan emergency sesuai

kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk

menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan

mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan

tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain. Bila klien dalam keadaan

normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.

e) Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Mengembangkan tindakan komprehensif yang

ditentukan pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi

diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif

yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan

diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi

berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh

dikerjakan atau tidak oleh bidan.

f) Langkah VI. Impelementasi

Implentasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh

bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan

harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,

konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang efisien

akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta

meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.


46

g) Langkah VII. Evaluasi

Langkah akhir manajemen kebidanan adalah

evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus mengetahui sejauh

mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan

kepada klien.

E. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Menurut Muslihatun (2009, 123-124) pendokumtesaian

atau catatan menajemen kebidanan dapat diterapkan dengan

metode SOAP. Merupakan catatan yang bersifat sedehana,

jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini

merupakan pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.

a) S (Data Subjektif)

Merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif

ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis.
47

b) O (Data Objektif)

Merupakan pendokumentasian yang diperoleh dari

hasil observasi yang jujur, dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan labolatorium/pemeriksaan diagnostic lain.

c) A (Assesment)

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi data subjekti dan objektif. Dalam

pendokumentasian manajemen kebidanan, karena pasien

yang setiap saat bias mengalami perubahan, dan akan

ditemukan informasi baru daalam data subjektif maupun data

objektif, maka proses pengkajian data akan sangat dinamis.

d) P (Planning)

Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan

datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisa

dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk

mengusahakan tercapainya kondisi seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya.
48

Tabel 2. Alur fikir bidan

Alur Fikir Bidan Pencatatan dari asuhan kebidanan

proses Pendokumentasian
manajemen asuhan kebidanan
kebidanan

5 langkah
7 langkah Varney (kompetensi SOAP NOTES
bidan)
Subjektif
1. Pengumpulan data
Data (hasil Anamnesis)
dasar
Objektif (pemeriksaan)
2. Identifikasi
diagnosa/masalah
aktual.
3.Antisipasi diagnosa/
Identifikasi
Masalah potensial Assesment/ diagnose
diagnosa masalah
4. Menilai perlunya
tindakan segera/
konsultasi/rujukan
5. Menyusun rencana Planning/rencana
tindakan asuhan Membuat rencana tindakan
kebidanan a. Konsultasi rujuk
6. Implementasi b. Penarikan diagnosis
Implementasi c. Pemberian
asuhan
pengobatan
d. Pendidikan
kesehatan dan
7. Evaluasi Evaluasi
konseling kesehatan
e. Follow up kesehatan

Sumber : Dokumentasi kebidanan. 2009, 125


49

BAB III
STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY. ”A” GESTASI


35 MINGGU 6 HARI DENGAN ANEMIA SEDANG
DI PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR
TANGGAL 7-9 JUNI 2011

No. Register : 07-11-79

Tanggal Kunjungan : 07 Juli 2011, Pukul 10.30

Tanggal Pengkajian : 07 Juli 2011, Pukul 10.40

Langkah I. Identifikasi Data Dasar

A. Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny ”A” / Tn ”A”

Umur : 18 Thn / 20 Thn

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Buruh Harian

Nikah/Lamanya : 1 kali / 1 tahun

Alamat : Jl. Musyawarah No. 46

B. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah

keguguran.

2. HPHT tanggal ? -11-2010


50

3. Ibu sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali di

Puskesmas Bara-Baraya Makassar

Tanggal TD BB
U.K Pemeriksaan
kunjungan (mmHg) (Kg)

27/6/2011 110/80 45 30-32 minggu PUKI

04/7/2011 90/60 45 32-34 minggu PUKI

07/7/2011 90/60 45 34-36 minggu PUKI

4. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 8 bulan.

5. Ibu merasakan pergerakan janinnya pertama kali pada bulan

Maret 2011

6. Pergerakan janin dirasakan ibu terutama pada perut sebelah

kanan.

7. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut selama hamil.

8. Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri dan mudah

lelah setelah beraktifitas.

9. Ibu khawatir dengan kehamilannya sekarang.

10. Ibu mendapatkan imunisasi TT 1 kali di Puskesmas Bara-

Baraya Makassar pada tanggal 27 Juni 2011

C. Riwayat Kesehatan/Penyakit Lalu

1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan

diabetes melitus.

2. Tidak pernah menderita penyakit kelamin.

3. Tidak ada riwayat penyakit kulit dan alergi.


51

4. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol.

5. Tidak pernah di operasi dan tranfusi darah.

D. Riwayat Reproduksi

2. Menarche umur 14 tahun.

3. Siklus haid 28-30 hari.

4. Lamanya haid 7 hari.

5. Tidak ada rasa nyeri waktu haid.

E. Riwayat Psikososial, Ekonomi dan Spiritual

1. Suami dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ibu.

2. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.

3. Ibu mengerjakan urusan rumah tangga sendiri

4. Ibu dan keluarga taat menjalankan ibadah.

F. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Kebutuhan Nutrisi

1) Frekuensi makan : 2 x sehari, porsi makan dihabiskan.

2) Kebutuhan minum : 7-8 gelas sehari.

3) Pola makan : nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran.

b. Kebutuhan Eliminasi

1) BAK

Frekuensi 6-7 x sehari, warna kuning muda, bau amoniak.

2) BAB

Frekuensi 1 x sehari, warna kuning muda, konsistensi

lembek.
52

c. Personal Hygiene

1) Mandi 2 x sehari menggunakan sabun mandi, keramas 2-3

x seminggu menggunakan shampoo.

2) Menyikat gigi 2 x sehari setiap selesai makan

menggunakan pasta gigi.

d. Kebutuhan istirahat dan tidur

1) Tidur siang + 2 Jam.

2) Tidur malam jam + 8 Jam.

G. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum baik.

a. Kesadaran : Composmentis.

b. Berat badan sekarang 45 kg (sebelum hamil 44 kg).

c. Tinggi badan 149 cm.

d. Lila 22,5 cm.

e. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Nadi : 80 x /i.

Suhu badan : 36,8 0 C

Pernapasan : 20 x /menit.

2. Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi

a. Kepala dan rambut

Rambut tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada oedema.


53

b. Wajah

Simetris kiri dan kanan, tidak ada kloasma gravidarum,

tidak ada oedema.

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva agak pucat, sklera

putih tidak ikterus.

d. Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret , tidak ada nyeri

tekan, tidak ada polip.

e. Mulut dan gigi

Bibir lembab tidak pecah-pecah, gigi tampak bersih, ada

caries, gusi warna merah muda, lidah bersih

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, bersih tidak ada serumen.

g. Leher

Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

h. Payudara

Simetris kiri dan kanan, tampak hiperpigmentasi pada

areola mammae, puting susu terbentuk, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada benjolan, kolustrum ada bila puting susu

dipencet.
54

i. Abdomen

Tampak striae livide dan linea nigra, otot perut masih

tegang.

Palpasi abdomen menurut Leopold :

Leopold I : 3 jari di bawah prosessus xipideus (32 cm)

Leopold II : Punggung kanan.

Leopold III : Presentasi kepala.

Leopold IV : BDP (Divergen).

Auskultasi Djj 132 x /menit, terdengar jelas dan teratur

pada kuadran kiri.

j. Panggul

Pengukuran panggul luar

1. Distansia Spinarum : 23 cm (Normal : 23-26 cm)

2. Distansia Cristarum : 24 cm. (Normal : 26-29 cm )

3. Boudelouge : 20 cm (Normal : 18-20 cm)

4. Dustansia Posterior : 9 cm (Normal : 8-10 cm)

k. Vulva dan genetalia

Vulva dan vagina tampak bersih, tidak ada oedema/

varices.

l. Ekstremitas bawah

Simetris kiri dan kanan, tidak varices, tidak ada oedema,

reflekx patella kiri dan kanan (+)


55

m. Pemeriksaan laboratorium tanggal 27 Juni 2011.

Darah Hb : 8,4 gr%.

Urine : Albumin dan reduksi negatif

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

G1 P0 A0, Gestasi 35 minggu 6 hari,situs memanjang, punggung

kiri, presentase kepala, BDP(Divergen), intra uteri, tunggal, hidup,

keadaan janin baik, ibu dengan anemia sedang.

1. G1 PO AO

a. Data Subjektif

Kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran.

b. Data Objektif

1) Tampak striae livide.

2) Dinding perut masih tegang.

c. Analisis dan Interpretasi Data

Pada primigravida tampak striae livide, hal ini terjadi karena

pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit. Otot

perut masih tegang karena belum pernah ada peregangan

sebelumnya.(Mochtar R, 1999, hal.36).

2. Gestasi 35 minggu 6 hari.

a. Data Subjektif

1) HPHT tanggal ? November 2010.


56

2) Umur kehamilan 8 bulan lebih.

b. Data Objektif

1) TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus (32 cm)

2) TP tanggal ? Agustus 2011

c. Analisis dan Interpretasi Data :

1. Membesarnya uterus disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen dan progesteron yang menyebabkan hipertropi,

hyperplasia sel uterus dan hipervaskularisasi pembuluh

darah.(Wiknjosastro H, 2006, hal.89).

2. Menurut rumus Neagle dari HPHT tanggal ? November

2010 sampai dengan 7 Juli 211, masa gestasi adalah 35

minggu 6 hari (Mochtar R, 1999, hal.48).

3. Situs Memanjang

a. Ds : Ibu merasakan janinnya bergerak kuat, terutama pada

sisi kanan.

b. Do : Palpasi abdomen menurut Leopold :

Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus

Leopold II : Punggung kiri.

Leopold III : Presentasi kepala.

Leopold IV : BDP (Divergen).


57

c. Analisa dan Interpretasi Data

Janin dalam kehamilan sesuai dengan sumbu Ibu dimana

sumbu panjang janin memanjang terhadap sumbu panjang

Ibu. (Obstetri Fisiologi, UNPAN, hal 186).

4. Punggung Kiri

a. Data Subjektif

Pergerakan janin dirasakan terutama pada kuadran kanan

perut ibu.

b. Data Objektif

Palpasi Leopold II teraba punggung kiri.

c. Analisis dan Interpretasi Data

Palpasi Leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan

dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur

dari atas ke bawah menghubungkan bokong dan kepala.

Pada palpasi teraba tahanan keras lebar seperti papan pada

sisi kiri perut ibu dan pada sisi kanan teraba bagian -bagian

kecil yang menunjukkan bahwa punggung kiri (Wiknjosastro

H, 2006, hal.156).

5. Presentasi Kepala

a. Ds : -

b. Do : Palpasi abdomen menurut Leopold :

Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus

Leopold II : Punggung kiri.


58

Leopold III : Presentasi kepala.

Leopold IV : BDP (Divergen).

c. Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi leopold III pada daerah sympisis teraba bagian

bulat keras dan mudah digerakkan dan melenting, ini

menandakan bahwa janin dalam keadaan letak memanjang

dengan bagian terendah adalah kepala (Mansjoer A, dkk,

1999, hal.256).

6. Bergerak Dalam Panggul (BDP) Divergen

a. Ds : Ibu mengatakan sering BAK

b. Do : Palpasi abdomen menurut Leopold :

Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus

Leopold II : Punggung kiri.

Leopold III : Presentasi kepala.

Leopold IV : BDP (Divergen).

c. Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi Leopold IV bagian-bagian terendah janin sudah

tidak dapat terdorong ke atas dan jari-jari pemeriksa (kedua

tangan) sudah tidak dapat bertemu satu sama lain

menandakan bagian terendah janin bergerak dalam panggul.

(Ruth Johson, Windy Taylor, Buku ajar Praktik Kebidanan,

EGC, 2004 hal 8-9)


59

7. Intra Uterin

a. Data Subjektif

1. Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan tidak ada nyeri

perut.

2. TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus (32 cm)

b. Data Objektif

Pada saat dilakukan palpasi ibu tidak merasa nyeri.

c. Analisis dan Interpretasi Data

Salah satu tanda kehamilan intra uterin adalah terasa

gerakan janin dalam rahim, tidak terasa nyeri saat palpasi

dan perkembangan rahim sesuai dengan tuanya kehamilan

(Wiknjosastro H, 2006, hal.89).

8. Tunggal

a. Data Subjektif

Ibu merasakan janinnya bergerak kuat pada perut sebelah

kanan.

b. Data Objektif

DJJ terdengar lebih jelas pada perut sebelah kiri kuadran

bawah dengan frekuensi 132 x /menit.

c. Analisis dan Interpretasi Data

1. Pada palpasi hanya teraba 2 bagian besar janin yaitu

kepala pada bagian bawah abdomen dan bokong pada


60

fundus uteri, ini menandakan kehamilan tunggal.

(Manuaba I.B.G 2000,137).

2. Auskultasi DJJ pada hamil tunggal akan terdengar pada

satu sisi, sedangkan pada kehamilan ganda terdengar

DJJ pada dua lokasi dengan perbedaan kurang lebih 10

denyutan. (Manuaba I.B.G 2000, 153).

9. Hidup

a. Data Subjektif

Ibu merasakan janinnya bergerak kuat.

b. Data Objektif

DJJ terdengar kuat dan teratur di sebelah kiri dengan

frekuensi 132 x /menit.

c. Analisis dan Interpretasi

1) Adanya gerakan janin dan DJJ merupakan tanda bahwa

janin hidup. Gerakan janin pada primigravida dapat

dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu sedangkan

pada multigravida umur kehamilan 16 minggu. DJJ dapat

didengar dengan leanec pada umur kehamilan 18 sampai

20 minggu (Wiknjosastro 2006, 129).

2) Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur

dan frekuensinya antara 120-160 x /menit (Manuaba I.B.G

2000, 136).
61

10. Keadaan Janin Baik

a. Data Subjektif

Ibu merasakan pergerakan janin kuat.

b. Data Objektif

- DJJ 132 x /menit jelas dan teratur.

c. Analisis dan Interpretasi Data

Janin bergerak kuat, bunyi jantung teratur menandakan janin

dalam keadaan baik (Wiknjosastro H 2006, 154).

11. Ibu Dengan Anemia Sedang

a. Data Subjektif

Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri dan mudah

lelah setelah beraktifitas.

b. Data Objektif

Konjungtiva agak pucat dan kadar Hb 8,4 gr%.

c. Analisis dan Interpretasi

1) Dalam kehamilan kebutuhan meningkat sementara

viskositas darah menurun sehingga kerja jantung

meningkat yang menyebabkan sel darah merah dalam

perifer berkurang sehingga nampak pucat pada

konjungtiva. (Wiknjosastro H 2006, 448).

2) Volume plasma dan sel darah merah mulai meningkat

pada umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya

pada umur kehamilan 32 dan 36 minggu dengan


62

peningkatan volume plasma rata-rata 30-40%, tetapi

penambahan volume jauh lebih besar dari peningkaan sel

darah merah sehingga terjadi hemodilusi serta konsentrasi

hemoglobin dalam darah lebih rendah sehingga ibu

menunjukkan tanda-tanda anemia (Wiknjosastro H 2006,

448).

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

1. Potensial terjadinya Anemia Berat

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri.

2) Mudah lelah setelah melakukan aktifitas.

b. Data Objektif

Konjungtiva agak pucat dan kadar Hb 8,4 gr%.

c. Analisis dan Interpretasi

Volume plasma dan sel darah mulai meningkat pada umur

kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada umur

kehamilan 32 dan 36 minggu. Sehingga pada umur kehamilan

34-36 minggu dengan kadar Hb 8,4 gr% jika tidak segera

diantisipasi oleh tenaga kesehatan maka memungkinkan

terjadinya anemia berat. (Wiknjosastro H 2006, 448).


63

2. Potensial terjadi partus prematur.

a. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri dari

tempat duduknya.

2) Ibu mudah lelah terutama setelah melakukan aktivitas.

3) Ibu mengatakan hamil 8 bulan lebih.

b. Data Objektif

1) Conjungtiva pucat.

2) Hb 8,4 gr%.

3) Umur kehamilan 35 minggu 6 hari

c. Analisis dan Interpretasi

Adanya anemia dalam kehamilan mengakibatkan kurangnya

kemampuan sel darah merah mengangkut zat-zat makanan

dan O 2 ke uterus, hal ini mendorong terjadinya insufisiensi

plasenta dan merupakan faktor pencetus terjadinya partus

prematurus. (Varney H dkk 1999, 90).

Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera Dan Kolaborasi

Tidak ada data yang menunjang perlunya tin dakan

emegency/kolaborasi
64

Langkah V. Rencana Tindakan

Tanggal 7 Juli 2011 Pukul 10.10 Wita

1. Tujuan

a. Kehamilan dapat berlangsung normal sampai aterm.

b. Keadaan ibu dan janin baik.

c. Anemia teratasi.

2. Kriteria Keberhasilan

a. TFU sesuai dengan umur kehamilan

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

1) Tekanan darah : 90/60 – 140/90 mmHg

2) Nadi : 60 – 100 x /menit.

3) Suhu badan : 36,5 – 37,5 0 C

4) Pernapasan : 16 – 20 x /menit

c. Keadaan janin sehat dengan kriteria:

1) DJJ dalam batas normal 120-160 X /menit

2) TBJ ≥ 2500 gram.

d. Hemoglobin ≥ 11 gr%.

e. Konjungtiva tidak pucat.

f. Keluhan ibu berkurang atau hilang mengenai rasa pusing dan

tidak mudah lelah.

3. Rencana Tindakan

a. Sapa ibu dengan 5s : Senyum, sapa, salam, sopan, santun

dan menjelaskan prosedur yang akan di lakukan pada ibu


65

Rasional : Dengan 5s dapat membuat ibu merasa nyaman

dan mau bekerja sama dengan petugas, ibu

mengerti mengenai prosedur yang akan di lakukan.

b. Observasi keadaan umum dan TTV.

Rasional : Keadaan umum dan TTV adalah patokan dalam

menilai perkembangan kesehatan klien dan

mengetahui gejala komplikasi secara dini sehingga

petugas dapat memberikan tindakan secara cepat

dan tepat untuk menghindari hal – hal yang tidak di

inginkan.

c. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

Rasional : Dengan penyampaian dan penjelasan hasil

pemeriksaan kepada ibu dan keluarga sangat

penting agar ibu dan keluarga mengetahui

keadaan kehamilan.

d. Jelaskan Health Education(penyuluhan) kepada ibu tentang :

1. Gizi pada ibu hamil

Rasional : Ibu dapat mengerti tentang makanan yang

mengandung gizi yang diperlukan selama hamil.

2. Hygiene dalam kehamilan

Rasional : Dengan menjaga hygiene dalam kehamilan

dapat mencegah terjadinya infeksi.


66

3. Istirahat

Rasional : Dengan adanya peningkatan fungsi fisiologi di

dalam tubuh maka diperlukan istirahat yang

cukup untuk memberi relaksasi otot tubuh serta

mengurangi beban kerja jantung.

e. Jelaskan tanda bahaya kehamilan

Rasional : Dengan mendiskusikan tanda bahaya maka ibu

mengerti dan melaksanakan anjuran bidan untuk

segera ke rumah sakit jika ibu mengalami satu dari

tanda bahaya kehamilan sehingga terhindar dari

3T (terlambat dalam pengambilan keputusan,

terlambat dalam merujuk, dan terlambat di

tangani).

f. Diskusikan tentang persiapan jika timbul komplikasi

Rasional : Jika timbul komplikasi maka setiap ibu hamil harus

siap untuk mengantisipasinya dengan pertolongan

segera dan “BERDOA” (Bersama, donor, ongkos,

angkutan).

g. Beri dukungan moril dan spiritual pada ibu.

Rasional : Agar ibu tidak cemas dan mempunyai semangat

yang besar atas kehamilannya.


67

h. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan

Rasional :Ibu mempunyai persiapan yang matang dalam

menghadapi proses persalinan baik fisik, psikis,.

serta tempat di mana ibu melahirkan.

i. Penatalaksanaan pemberian obat-obatan seperti:

1) Fe (sulfat ferosus)

Rasional : Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume

plasma diikuti oleh peningkatan sel darah

merah, akan tetapi peningkatan volume plasma

jauh lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan

konsentrasi Hb berkurang, untuk mencegah

turunnya Hb biasanya diberikan tablet zat besi

(Fe) sebanyak 250 mg secara rutin dalam

kehamilan.

2) Vitamin C

Rasional : Vitamin C (75 mg/ perhari) diberikan agar Fe

yang diberikan sebagai zat pembentuk

hemoglobin mudah di absorbsi.

3) B complex

Rasional : Pemberian B complex diberikan sebanyak 250

mg agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu

hamil karena selain dapat menambah nafsu

makan juga untuk proses metabolisme tubuh.


68

4) Calsium Laktat

Rasional : Pemberian calsim laktat sebanyak 900 mg agar

dapat memenuhi kebutuhan kalsium klien.

j. Anjurkan ibu untuk datang kembali kepuskesmas tanggal 14

Juli 2011 untuk mengetahui apakah anemianya sudah

teratasi.

Rasional : Dengan penjelasan kepada ibu kapan ia harus

kembali maka ibu mengadakan kesepakatan dengan

bidan sehingga tujuan asuhan dapat dicapai secara

efisien dan efektif

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Tanggal 07 Juli 2011 pukul 10.30 Wita

1. Sapa ibu dengan 5s : Senyum, sapa, salam, sopan, santun

menjelaskan prosedur yang akan di lakukan kepada ibu

Hasil : Dengan 5s dapat membuat ibu merasa nyaman dan mau

bekerja sama dengan petugas, ibu mengerti mengenai

prosedur yang akan di lakukan.

2. Mengobservasi keadaan umum, TTV, dan gejala – gejala

komplikasi dini

Hasil :

Keadaan umum baik, dengan TTV :

Tekanan darah : 90/70 mmHg Suhu badan : 36,8 0 C

Nadi : 80 x /i Pernapasan : 20 x /menit


69

3. Memberikan He (Health Education) tentang :

a. Gizi pada ibu hamil

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi makanan

yang dianjurkan.

b. Hygiene dalam kehamilan

Hasil : Ibu cukup kooperatif dengan penjelasan kami dan akan

melakukannya.

c. Istirahat

Hasil : Ibu mengerti dan melakukannya

6. Mendiskusikan tanda-tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan dari jalan lahir.

b. Sakit kepala yang hebat.

c. Penurunan gerakan janin.

d. Ketuban pecah sebelum waktunya.

e. Gangguan penglihatan.

f. Demam.

g. Muntah terus menerus

h. Nyeri abdomen.

i. Kejang.

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan dan akan segera ke

petugas kesehatan jika merasakan tanda-tanda bahaya

kehamilan
70

4. Memberikan dukungan moril dan spiritual pada ibu.

Hasil : ibu kelihatan bersemangat dan optimis menjalani masa

kehamilannya.

5. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan mengenai pemilihan

tempat persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya

persalinan dengan mengingat “SURGA” (Serahkan urusan rumah

tangga pada keluarga) dan “BERDOA” (Bersama, donor, ongkos,

angkutan).

Hasil : Ibu mau melahirkan di Puskesmas Bara-barayaa, ditolong

oleh bidan dan sudah mempersiapkan biaya

persalinannya

6. Penatalaksanaan pemberian Vitamin.

Hasil : ibu sedang mengkonsumsi vitamin sesuai dengan dosis

yang diberikan petugas kesehatan, yaitu :

a. Sf 500 mg : 1 x 1 (90 tablet)

b. Vitamin C 25 mg :3x1

c. B com 250 mg :3x1

d. Calsium laktat 500 mg :1x1

7. Menganjurkan ibu untuk datang kembali untuk kontrol KU, TTV,

TFU,DJJ dan Hb.

Hasil : ibu bersedia datang kembali ke puskesmas

8. Menganjurkan ibu untuk menghitung pergerakan janinnya untuk

memastikan keadaannya dalam keadaan baik.


71

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya.

Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Tanggal 07 Juli 2011 Jam 10.50 Wita

1. Kehamilan berlangsung normal.

a. TFU 3 jari di bawah prosessus xipideus (32 cm)

b. Tanda-tanda vital :

TD : 90/70 mmHg

N : 80 x /menit

S : 36,8 0 C

P : 20 x /menit

2. Bayi dalam kondisi yang baik dan DJJ terdengar jelas di perut

sebelah kanan dengan frekuensi 132 x /menit.

3. Keadaan ibu anemia sedang dengan Hb 8,4 gr%


72

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

No. Register : 07-11-79

Tanggal Kunjungan : 07 Juli 2011, Pukul 10.30

Tanggal Pengkajian : 07 Juli 2011, Pukul 10.40

Identitas Ibu/Suami

Nama : Ny ”A” / Tn ”A”

Umur : 18 Thn / 20 Thn

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Buruh Harian

Nikah/Lamanya : 1 kali / 1 tahun

Alamat : Jl. Musyawarah No. 46

Data Subjektif (S) :

1. Kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran.

2. HPHT tanggaL ? November 2010

3. Umur kehamilan 8 bulan lebih

4. Janin bergerak kuat dan tidak ada rasa nyeri.

5. Pergerakan janin dirasakan ibu terutama pada perut sebelah

kanan.

6. Ibu mengeluh sering pusing pada saat mau berdiri.


73

7. Ibu merasa cepat lelah setelah beraktifitas.

8. Ibu mendapatkan suntikan TT1 di Puskesmas Bara-Baraya

Makassar pada tanggal 27 Juni 2011

Data Objektif (O) :

1. Tafsiran persalinan tanggal ? Agustus 2011.

2. Keadaan umum baik dan tanda-tanda vital:

a. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 90/70 mmHg

Nadi : 80 x /menit

Suhu badan : 36,8 0 C

Pernapasan : 20 x /menit

b. Keadaan emosi stabil dapat berkomunikasi dengan baik.

c. Berat badan 45 kg (sebelum hamil 44 kg).

d. Lila 22,5 cm

3. Tidak ada oedema pada wajah.

4. Konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterus.

5. Tampak striae gravidarum dan linea nigra, otot perut tampak

tegang.

6. Pemeriksaan abdomen (palpasi) menurut Leopold

a. Leopold I :TFU 3 jari di bawah prosessus

xipideus (32 cm)

b. Leopold II : Punggung kiri


74

c. Leopold III : Presentasi kepala.

d. Leopold IV : (BDP) Divergen

7. DJJ : 132 x /menit.

8. Tidak ada oedema dan varices pada kedua tungkai

9. Reflek patella positif (+/+).

10. Pemeriksaan laboratorium tanggal 27 Juni 2011.

1) Hb : 8,4 gr%.

2) Urine : Albumin dan reduksi negatif.

Assesment (A) :

a. G1 P0 A0, gestasi `35 minggu 6 hari, situs memanjang,

punggung kiri, presentase kepala, BDP (Divergen), intra uterin,

tunggal, hidup, keadaan janin baik dan keadaan ibu anemia

sedang

b. Potensial terjadi anemia berat

Planning (P) :

Tanggal 07 Juli 2011,Pukul 10.40 wita

1. Memberitahu tentang hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

kehamilan normal, ibu dalam keadaan anemia sedang dan ibu

sudah mengerti keadaan kehamilannya.

2. Memberi He tentang :

a. Gizi pada ibu hamil


75

1) Kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat sebesar

300 kalori per hari yang diperoleh dari kacang-kacangan,

buah segar, beras merah, sayur-sayuran, kentang.

2) Kebutuhan protein sebesar 60 gr per hari. Protein dapat

diperoleh dari tahu, tempe, daging, ikan, susu, telu r.

3) Kebutuhan kalsium sebesar 900 mg perhari. Sumber

kalsium yaitu susu, tahu, brokoli, kacang-kacangan.

4) Zat besi diperlukan sebesar 56 mg perhari. Sumber zat

besi yaitu bayam, daging segar, hati, ikan, telur dan

kedelai.

5) Kebutuhan asam folat (vitamin B) disarankan 300 mg per

hari. Sumber asam folat yaitu orange juice, bayam, brokoli,

stroberi juga roti.

6) Vitamin C diperlukan sebanyak 75 mg perhari yang dapat

diperoleh dari buah apel, jeruk manis.

Hasil : Ibu sudah mengerti tentang penyuluhan yang diberikan

dan ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang

dianjurkan.

b. Hygiene dalam kehamilan

Menganjurkan ibu untuk mandi 2 kali sehari dan mengganti

pakaian setiap selesai mandi dan ibu sudah mengerti.

Hasil : Ibu mengerti tentang pentingnya personal Hygiene .


76

c. Istirahat

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang

1-2 jam dan 6-8 jam pada malam hari dan ibu sudah

mengerti.

3. Mendiskusikan tanda bahaya dalam kehamilan

a. Perdarahan dari jalan lahir.

b. Sakit kepala yang hebat.

c. Penurunan gerakan janin.

d. Ketuban pecah sebelum waktunya.

e. Gangguan penglihatan.

f. Demam.

g. Muntah terus menerus.

h. Nyeri abdomen.

i. Kejang.

Hasil : Ibu sudah mengerti dan bersedia menghubungi bidan jika

mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan

4. Memberikan dukungan moril dan spiritual pada ibu.

a. Menyerahkan urusan rumah tangga kepada keluarga.

b. Selalu berdoa kepada Allah SWT, agar dimudahkan dalam

proses persalinan.

Hasil : Ibu lebih tenang dalam menghadapi kehamilannya.


77

5. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan mengenai pemilihan

tempat persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya

persalianan dengan mengingat “SURGA: (Serahkan Urusan

Rumah Tangga pada Keluarga) dan “BERDOA” (Bersama,

Donor, Ongkos, Angkutan) dan ibu sudah mengerti.

Hasil : Ibu mau melahirkan di Puskesmas Bara-Baraya

Makassar, ditolong oleh bidan dan sudah

mempersiapkan biaya persalinannya

6. Penatalaksanaan pemberian obat, yaitu :

1. Sf 500 mg : 1 x 1 (90 tablet)

2. Vitamin C 25 mg :3x1

3. B com 250 mg :3x1

4. Calsium laktat 500 mg :2x1

Hasil : Ibu mau minum obat sesuai resep yang dianjurkan.

7. Menganjurkan ibu datang kembali tanggal 14 Juni 2011 untuk

kontrol KU, TTV, TFU, DJJ, tetapi jika ada keluahan datang

kapan saja.

Hasil : Ibu bersedia datng kembali pada tanggal yang

dijadwalkan dan jika ada keluhan.


78

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

antara konsep dasar dengan penerapan manajemen asuhan

kebidanan pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia

sedang di Puskesmas Bara-Baraya Makassar pada tanggal 7 Juli

dan 14 Juli 2011.

Pembahasan ini disusun berdasarakan teori dan alasan nyata

dengan pendekatan manajemen kebidanan yang terdirih dari 7

langkah.

Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data

dasar yang meliputi identitas klien, data biologis, data psikologis,

sosial, ekonomi dan spiritual. Informasi yang diperoleh mengenai

data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan

wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian

bersumber dari pemeriksaan fisik. Data lainnya diperoleh dari

petugas kesehatan yang menangani klien. Dalam mengumpulkan

informasi ini penulis tidak mendapatkan hambatan yang berarti

karena sikap serta respon klien dan keluarga cukup terbuka.

Dalam tinjauan pustaka sdikatakan bahwa tanda dan gejala

anemia meliputi lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk,

pandangan berkunang-kunang terutama bila mau berdiri dan


79

konjungtiva tampak pucat. Pada kasus Ny. “A” data yang diperoleh

menunjukkan adanya persamaan gejala yang terdapat pada tinjauan

pustaka yaitu cepat lelah, pusing, konjungtiva pucat serta ditunjang

oleh pemeriksaan darah Hb klien 8,4 gr%.

Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan

suatu diagnosa/masalah kebidanan harus berdasarkan pada

pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh

beberapa data baik data subjektif maupun data objektif.

Adapun diagnosa masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada

Ny. “A” adalah G1 P0 A0, Gestasi 35 minggu 6 hari, situs

memanjang, punggung kiri, presentase kepala, divergen, intra

uterin, tunggal, hidup, keadaan janin baik, ibu dengan anemia

sedang.

Langkah III. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial

yang mungkin terjadi pada Ny. “A” berdasarkan pengumpulan data,

pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian

dievaluasi apakah terdapat kondisi yang abnormal dan apabila tidak

mendapatkan penanganan yang akurat dapat menimbulkan keadaan

yang berbahaya sehingga mengancam kehidupan ibu dan janin.


80

Dalam penanganan kasus anemia ringan di lahan praktek pada

kasus ini menunjukkan adanya kesamaan dengan tinjauan asuhan

kebidanan sehingga memudahkan penulis dalam melanjutkan

proses asuhan ke langkah berikutnya. Pada kasus anemia sedang

diagnosa atau masalah potensial yang bisa terjadi adalah potensial

terjadi anemia berat.

Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan

Kolaborasi

Dalam kasus ini penulis tidak melaksanakan tindakan segera

maupun tindakan lain yang bersifat emergensi. Oleh karena itu tidak

ada diagnosa atau masalah yang memerlukan tindakan segera pada

kasus ini.

Langkah V. Rencana Tindakan

Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana atau

tindakan berdasarkan identifikasi masalah saat ini serta diagnosa

dan masalah lain yang mungkin terjadi. Perencanaan tindakan

berdasarkan tujuan yang akan dicapai disertai kriteria

keberhasilannya.

Adapun rencana tindakan pada kasus Ny. “A” adalah :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu.


81

2. Berikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil, hygiene

dalam kehamilan serta istirahat.

3. Diskusikan tanda bahaya kehamilan.

4. Diskusikan tentang persiapan jika timbul komplikasi.

5. Memberikan dukungan moril dan spiritual pada ibu.

6. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan.

7. Pemberian obat yaitu Fe, Biosanbe, B complex,kalk dan

Vitamin C

8. Anjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang

ditetapkan atau bila ada keluhan.

Dari tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pada Ny. “A”

berdasarkan pada rencana tindakan, ditemukaan adanya

persamaan antara apa yang ada diteori dengan yang dilakukan di

lahan praktek.

Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai

rencana dan pada tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

ini, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya

kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang

kooperatif dan adanya sarana dan fasilitas yang mendukung dalam

pelaksanaan tindakan.
82

Langkah VII. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen

asuhan kebidanan dimana pada tahap ini dinilai adanya kemajuan

dan keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh

klien. Dalam evaluasi selama 2 kali pemeriksaan tanggal 7 Juli dan

14 Juli 2011 pada Ny. “A” yang telah dilakukan untuk menangani

anemia diperoleh hasil yang belum menunjukkan adanya

perubahan.
83

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang Manajemen Asuahan

Kebidanan Pada Ny ”A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan Anemia

Sedang berdasarkan landasan teori dan penerapan manajemen

asuhan kebidanan maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan

saran-saran yang bertitik tolak pada pembahasan.

A. Kesimpulan

1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny.

“A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia sedang di

Puskesmas Bara-Baraya Makassar tanggal 7 Juli 2011

2. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny. “A”

Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia sedang di

Puskesmas Bara-Baraya Makassar tanggal 7 Juli 2011

3. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada pada

Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia sedang di

Puskesmas Bara-Baraya Makassar tanggal 7 Juli 2011

4. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan

kolaborasi pada pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari

dengan anemia sedang di Puskesmas Bara-Baraya

Makassar tanggal 7 Juli 2011

5. Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan

pada pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia


84

sedang di Puskesmas Bara-Baraya Makassar tanggal 7 Juli

2011

6. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah

disusun pada pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan

anemia sedang di Puskesmas Bara-Baraya Makassar

tanggal 7 Juli 2011

7. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah di laksanakan

pada pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu 6 hari dengan anemia

sedang di Puskesmas Bara-Baraya Makassar tanggal 7 Juli

2011

8. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan

yang telah di berikan pada pada Ny. “A” Gestasi 35 minggu

6 hari dengan anemia sedang di Puskesmas Bara-Baraya

Makassar tanggal 7 Juli 2011

B. Saran

1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

a. Segera memeriksakan diri kesarana kesehatan sedini

mungkin setelah terlambat haid agar dapat di tangani

dengan segera bila ada kelainan kehamilan sehingga

tersedia cukup waktu untuk penanganan masalah yang di

hadapi.

b. Membiasakan diri untuki mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung zat besi selama kehamilan.


85

c. Mengkonsumsi dengan teratur tablet. Sulfat ferosus ya ng

diberikan oleh petugas kesehatan.

2. Bagi pelaksana pelayanan kesehatan :

a. Melakukan pemeriksaan kadar HB dengan metode sahli

bagi ibu hamil pertama kontak dengan tenaga kesehatan.

b. Melaksanakan penyuluhan kepada ibu hamil secara

berkesinambungan tentang peningkatan makanan bergizi

bagi kesehatan

c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan senantiasa memberikan

informasi kepada ibu hamil dan keluarga untuk mengenal

tanda- tanda kehamlian beresiko

d. Diharapkan agar petugas kesehatan dapat mengenal dan

mendetaksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya

resiko komlikasi dan dapat memberikan pelayanan sedini

mungkin pada setiap ibu hamil yang bermasalah,

khususnya pada kasus anemia sedang.

3. Bagi institusi pendidikan agar penerapan manajemen

kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan

dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat bermanfaat

dan membina tenaga Bidan guna menciptakan sumber daya

manusia yang berpotensi dan professional.


86

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Tujuh Dari 10 Wanita Terkena Anemia.


http://www.depkes.co.id. 31 Oktober 2009.
http://www.depkes.co.id/tujuh-dari-10-wanita-terkena-
anemia. (10 Juni 2011).

Arisman. 2003. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.
EGC: Jakarta.

Johson, Ruth.2004. Buku Ajar Praktek Kebidanan. EGC: Jakarta

Kusmiyati, Yuni, dkk.2008. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya:


Yogyakarta.

Manuaba, Ida Ayu Candranita, dkk. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandunngan & Keluarga Berencanauntuk Pendidikan
Bidan. EGC: Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta.

Mufdlilah. 2009. Antenatal Care Focused. Nuha Medika:


Yogyakarta.

Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan.


Fitramaya: Yogyakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Proverawati, Atikah, dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk
Kebidanan. Nuha Medika: Yogyakarta.

Purwatasari, Desi, dan Dwi Maryanti. 2009. Buku Ajar Gizi dalam
Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta.

Ridawanamiruddin. 2009. Studi Kasus Control Anemia Ibu Hamil.


www.wordpress.com. 24 Mei 2009.
http://ridawanamiruddin.wordpress.com/2009/05/24/studi-
kasus-kontrol-anemia-ibu-hamil-jurnal-medika-unhas/ (10
Juli 2011)
87

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.


Salemba medika: Jakarta.

Wildan, Moh., dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Dokumentasi


Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai